B17 -BENITOKET TTH (4A) EPILEPSI (3A) DEFINISI nyeri kepala episodik (frequent/infrequent), bilateral, rasanya seper ditekan atau mengikat (dari kepala s.d occiput dan leher), intensitas ringansedang, berlangsung beberapa menit sampai hari. Tidak bertambah nyeri pada ak vitas ru n dan dak didapatkan mual, tapi bisa terjadi fotofobia atau fonofobia ETIOLOGI Sebenarnya masih idiopa k, cuman kalau dari PPGK itu tuh bisa karena kontraksi otot leher dan kulit kepala Keadaan yang ditandai adanya bangkitan epilepsi berulang selama lebih dari 24 jam yang mbul tanpa provokasi Bangkitan epilepsi merupakan manifestasi klinik yang disebabkan oleh ak vitas listrik abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron di otak - Idiopa k - Trauma - Infeksi - Perdarahan - Kelainan kongenital MENINGITIS PURULENTA (3B) G. DARURAT Inflamasi yang perjadi pada meningens terutama pada spa um subarachnoid (antara arachnoid mater dan pia mater) yang disebabkan adanya invasi bakteri ke ruangan subarachnoid Terdapat (LCS): - Bakteri penyebab - peningkatan PMN - - Bacterialis Streptococcus pneumonia Neisseria meningi dis Haemofilus influenza Mycobacterium tuberculosis (masuknya M.Tb) Viral Hiv Eipstein barr virus Herpes simplex virus Enterovirus STROKE SUBARACHNOID (3B) G. DARURAT - STROKE Gangguan neurologis fokal dan bisa global yang mbul cepat dan mendadak dan berlangsung lebih dari 24 jam/meninggal, sifatnya vaskular -PSA Perdarahan yang disebabkan adanya akumulasi darah pada spa um subarachnoid - - Infark Sumbatan pembuluh darah Gangguan triad virchow Hypoxia Perdarahan Aneurisma Hipertensi kronis Trauma kepala Malformasi pembuluh darah MYASTHENIA GRAVIS (3B) G. DARURAT Gangguan autoimun yang mempengaruhi neuromuscular junc on. Kelemahan otot umum yang melibatkan otot pernapasan dan dapat menyebabkan krisis myasthenia (komplikasi dari MG) yang merupakan keadaan darurat medis - - Kurangnya jumlah acethylcoline receptor (AchR) dan Muscle Spesific Kinase (MuSk) ada an bodi (idiopa k) terhadap reseptor tersebut, mengganggu transmisi neuromuscular junc on Abnormalitas thymus dan kelainan thymus lain B17 -BENITO- - FAKTOR RISIKO - EPIDEMIOLOGI - Jamur Cryptococcus neoformis Candida sp. Histoplasma capsulatum Parasit Toxoplasma gondii Taenia solium Schistosoma Malaria Stress Alkohol Kafein berlebih Kelaparan, dehidrasi Hipotensi dan anemia Kurang dur - Kurang dur Kelelahan Alkohol Stress Hormonal Olahraga ekstrim Air api Kilatan cahaya demam riwayat kejang/bangkitan - Infeksi Alkohol Trauma kepala Tidak vaksin Penyakit kronis Immunokompromis Lingkungan padat Laki-laki - TTH adalah nyeri kepala primer paling umum, prevalensi 1 tahun sekitar 38-74% - Insidensi di negara berkembang (68.7/100.000 orang) - Insidensi dunia sekitar 20 kasus per 100 ribu orang Ter nggi di afrika sub sahara (endemik) E ologi terbanyak pada S.pneumoniae - - - Tidak dapat dimodifikasi Usia Jenis kelamin Gene k Dapat dimodifikasi Hipertensi DM Dislipidemia Sedentary lifestyle Merokok Obesitas Penyakit jantung Stress se ap tahun 15 juta orang (dunia) yang terkena stroke, terdapat 5 juta orang meninggal karena stroke, 5 juta orang lainnya cacat permanen - - Infeksi Imunisasi Obat-obatan (amiglikosida, quinine, MgSo4) Operasi Stress Gene k Perburukan penyakit kronis Indisensi global: 30 per 1 jt orang/thn Prevalensi amerika: 20/100.000 per penduduk Rasio: B17 -BENITO- KLASIFIKASI TTh dapat menyerang segala usia Usia terbanyak adalah 25-30 tahun Wanita:Pria 5:4 78% orang dewasa pernah TTH se daknya sekali seumur hidup - Sedikit meningkat pada laki-laki - WHO: prevalensi ak f 8.2/1000 orang - 75% penderita epilepsi mengalami status epilep kus sebagai gejala pertama epilepsi - TTH Episodik Klasifikasi Bangkitan (ILAE 2017) secara klinis Infrequent - Bangkitan dengan 10 episode onset (awitan) serangan dengan fokal rata-rata <1 - Berdasarkan hari/bulan (<12 kesadarannya hari/tahun) Pasien sadar Frequent (aware) 10 episode serangan dalam 1 Pasien 14 hari/bulan mengalami berlangsung >3 gangguan bulan awareness - TTH Kronik ( dak sadar / Timbul >= 15 dak hari/bulan, nyambung) berlangsung >3bula - Berdasarkan ada n (>= 180 daknya onset hari/tahun) motorik - Probable TTH - (37%) di usia >20 tahun (1.1/100,000 orang) Tinggi pada pria Mortality rate 20% meskipun terdapat an bio k Bersadarkan e ologi saja - wanita:pria 1.3:1 Insidensi global PSA aneurisma: 7.9/100.000 orang/tahun Finlandia: PSA ter nggi, idiopa k 96% stroke di usia >= 45 tahun UMUM - Iskemik (sumbatan) Emboli trombo k - Hemorrhagic (perdarahan) LOKASI - Sistem caro s - Vertebrobasilar GAMBAR KLINIS DAN WAKTU - Worsening - Improving - Stable PSA (WFNS) - Derajat 1 GCS normal, dak defisit fokal - Derajat 2 GCS 13-14, dak defisit fokal - Derajat 3 Pria:wanita (2040) 1:3 Pria:wanita (>50 thn) 3:2 1. Umum - Early onset MG Onset usia <50 Sering: wanita - Late onset MG Kebalikan yang early - Thymoma associated MG - MG dengan an musk an bodi - MG tanpa AchT dan an musk an bodi - Ocular MG gejala sekitar ekstraokular 2. Klinis - Class 1 Gejala di okular, otot lain normal - Class 2 B17 -BENITO Ada 1 kriteria dak terpenuhi Pasien dengan onset motorik Pasien dengan onset non-motorik Bangkitan fokal menjadi tonik-klonik bilateral - Bangkitan dengan onset umum Motorik tonik-klonik atau motorik lain Non motor (absence atau Lena) - Bangkitan dengan onset dak diketahui Motorik : tonik-klonik atau motorik lainnya Non-motor Tidak dapat diklasifikasika n Bangkitan epilep k : berulang (>2x) dalam waktu <24 jam, dak ada GCS 13/14, defisit fokal - Derajat 4 GCS 7-12, dengan atau defisit fokal - Derajat 5 GCS <7, dengan atau tanpa defisit fokal Gejala di okular, gejala ringan di otot lain - Class 2A Gejala dominan di lengan dan otot axial - Class 2B Gejala dominan di otot oropharyngeal B17 -BENITO- GK DAN KRITERIA DIAGNOSIS - Nyeri seper diikat atau ditekan, dak berdenyut faktor yang memprovokasi Diagnosis epilepsi tegak jika seseorang mengalami bangkitan dengan kriteria : 1. >= 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua > 24 jam 2. Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan terjadi bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan >60%. Bila terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/ bangkitan refleks 3. Sudah ditegakan diagnosis sindrom epilepsi - Bangkitan umum - Kaku (tonik) 1. Trias meningi s Demam Nyeri kepala 1. Thunderclap headache 2. Tanda rangsang meningen 1. Otot yang terkena: Seran lintang (mata) B17 -BENITO- Bilateral Ringan-sedang Tidak ada mual Ada photophobia atau phonophobia - Kriteria Diagnosis (di klasifikasi udah jelas kok) PEMERIKSAAN PENUNJANG Kelonjotan (klonik) Defisit neurologis Penurunan kesadaran Paresis todd (lumpuh setelah kejang) Perubahan pendengaran, penglihatan, rasa, bau Afasia pascaiktal Takikardi takipneu Gangguan pernapasan Aspirasi paru EEG (khas pada epilepsi) Spike wave Sharp Single spike Ini ranah sp.N MRI Pungsi lumbal (kalau curiga meningi s) Laboratorium Laboratorium (darah ru n, elektrolit, gula darah) - Fungsi roid - CT-Scan/MRI Singkirkan penyebab sekunder - Analisis LCS Curiga meningi s - Funduskopi Singkirkan penyebab sekunder Kriteria diagnosis - 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Meningeal sign (+) Fotofobia Takikardi Penurunan kesadaran Mual muntah Lelah Anoreksia Hemiparesis 1. Pungsi lumbal (analisis LCS) Kontraindikasi Papil edema Penurunan kesadaran dalam dan progresif Kecurigaan SOL Defisit neurologis fokal 2. Pemeriksaan darah lengkap, kimia klinik, elektrolit 3. Diplopia, ptosis 4. Hemiparesis kontralateral 5. Bangkitan 6. Syncope 7. Tanda-tanda TTIK Cephalgia Muntah proyek l Penurunan kesadaran Cheyne stoke breathing Wajah Bulbar Ekstremitas stadium lanjut 2. Awitan dak jelas, progresivitas berjalan beberapa minggu 3. Ptosis, diplopia, kelemahan otot sesudah ak vitas 4. Berkurang kalau is rahat - - Scoring GCS NIH Stroke Scale - Hematologi ru n - EKG dan foto thorax - EEG - Ct-Scan Peningkatan densitas sulcus cor cal, cysterna basalis, cysterna ambiens, fissura sylvii, fissura interhemisphere - - Tes sederhana (untuk ptosis) Ice pack test kalau ada kontraindikasi terhadap test tensilon Test tensilon Serologi An AchR Ab An MuSk Ab Elektrofisiologis B17 -BENITO- - - >= 2 bangkitan tanpa provokasi atau 2 bangkitan refleks dengan jarak waktu antar bangkitan pertama dan kedua > 24 jam Satu bangkitan tanpa provokasi atau 1 bangkitan refleks dengan kemungkinan terjadi bangkitan berulang dalam 10 tahun kedepan >=60% bila terdapat bangkitan tanpa provokasi / bangkitan refleks Sudah ditegakkan diagnosis sindrom epilepsi Ada gejala dan tanda klinik dalam bentuk bangkitan epilep k sebanyak >= 2 kali yang ditunjang dengan gambaran 3. Kultur LCS 4. CT-Scan/MRI dengan kontras 5. HIV - Laboratorium urine, gula darah, elektrolit - Repe ve Nerve S mula on (RNS) Single-fiber Electromyograph y (SFEMG) X-Ray Thorax EKG CT-Scan Thoraks B17 -BENITOTATALAKSANA NON FARMAKOLOGI - - Modifikasi gaya hidup Is rahat di tempat tenang atau ruangan gelap Peregangan leher dan otot Is rahat 15 menit se ap 1 jam bekerja Edukasi pasien mengenai TTH Terapi psikologis dan penanganan stress Hindari pemakaian obat analge k harian Masase, kompres air dingin/hangat - epilep form pada EEG Penanganan awal saat kejang umum Posisi tubuh miring Longgarkan pakaian ketat Berikan alas kepala Masukan diazepam rectal ke dubur pasien setelah 3 menit kejang kalau masih kejang setelah 5 menit, beri lagi diazepam rectal (ulangi 2x) sembari mempersiapk an dibawa ke RS rujuk Sp.N/Sp.A Oksiden nasal kanul12L/menit - - - Rawat inap Edukasi ke pasien dan keluarga Oksigen 2L/menit (saturasi <95%) Infus NaCl 0.9% 2000cc/24 jam Kateter NGT Diet nggi kalori (1800-2000 kkal/hari) dan nggi protein (1.5 mg/kgBB/hari) Bedrest di elevasi 30 derajat mencegah/menurunka n TTIK Fisioterapi (jika sudah stabil) - - Rawat inap Stablilisasi ABC (airway, breathing, circula on) Intubasi (sturpor, gagal napas, koma) Infus IV RL/NaCl 0.9% kecepatan 20 ml/jam ( dak dikasih cairan saline dan dextrose yang sifatnya hipotonis bisa edema otak) Oksigen nasal kanul 24L/menit Kateter Posisi kepala di nggikan 15-30 derajat (1 bantal) sejajar bahu Turunkan tensi orang normal s.d 160 mmHg Rujuk Sp.N/Sp.S Rujuk Sp.KFR - - Edukasi untuk hindari faktor pencetus dan komplikasi Observasi TTV Airway management dan ven lasi Oksigen <85% Infus RL 2-4L Kateter, NGT (kalau dak sadar) Timektomi kelainan mus Rujuk Sp.S setelah stabilisasi TTV Rujuk ke RS dengan fasilitas ICU B17 -BENITO- TATALAKSANA FARMAKOLOGI - Kalium Diklofenak (NSAID) Tablet 50 mg 2 kali/hari sesudah makan prn (terapi selama 5 hari) - Amitriptyline (An depressan) Tablet 12.5 mg 1x/hari sesudah makan (Numero X) - Eperisone (mucsle relaxant) Tablet 50 mg 3x/hari (Numero X) - Diklofenak gel (muscle relaxant) 20 gr 3x/hari kalau perlu (Numero I) - Amlodipine (Hipertensi) - - Edukasi minum obat teratur dan efek sampinya Edukasi kurangi faktor pencetus Konsultasi teratur Tindakan bedah (tetap kejang setelah terapi OAE kombinasi/ada kontraindikasi) OAE (lini pertama) Anak asam valproat syr 15 mg/kgBB/hari 2x1 Dewasa Asam valproat tab 500 mg 1x1 Obat rumatan (kejang) diazepam rectal tube 5 atau 10 mg/2.5 ml prn Tappering off 6 bulan kalau selama 2-3 bulan bebas serangan 1. Dexamethasone (30 menit pertama sebelum diberi an bio k) 0.15 mg/kgBB (dewasa 10 mg) Se ap 6 jam selama 2-4 hari 2. An bio k Ce riaxone (sefalospirin gen 3) 2gr/12 jam IV Ampicilin (beta laktam) 2gr/4 jam IV 3. Rani dine (H2 blocker) 2x50 mg IV Pelindung gaster 4. An pire k PCT 3x500 mg prn 1. Mencegah oedem cerebri (Kendalikan TTIK) Mannitol 0.5-1 gr/kgBB selama >20 menit/4-6 jam 2. Mengatasi vasospasme Nimodipine tab 30 mg dengan pemberian 6 kali dua tablet/hari diberikan selama 21 hari Nimodipine 1 mg/jam drip IV (jam pertama) lanjut 2 mg/jam drip IV 3. Neuroprotektor Ci coline 2 x 250 mg IV (diberikan 24 1. Berikan piridos gmin Hambat enzim hidrolisis Ach supaya dapat bekerja lebih lama pada NMJ Dose awal: 60 mg/6 jam Maintanance: 60-120 mg/3-8 jam Parenteral: 3-6 mg/4-6 jam/iv 2. Kalau masih belum ada perbaikan, berikan prednisone Regimen Induksi Cepat: 60-100 mg/hari selama 2-4 minggu B17 -BENITO tablet 5/10 mg sekali sehari OAE asam valproat inhibisi GABA transaminase OAE benzodiazepin berikatan dengan reseptor GABA Karbamazepin inhibisi Na channel jam setelah serangan stroke ditangani) Pemulihan Pasca Stroke Pemulihan neurologis → terjadi awal setelah stroke (pemulihan fungsi sel otak) Kemampuan fungsional → 3-6 bulan (harus rajin lakukan rehabilitasi biar max) - - PENCEGAHAN - Manajemen stress Perbaiki pola hidup Is rahat cukup Postur tubuh - Mencegah cedera kepala Perawatan prenatal dan - Vaksinasi Jaga jarak dengan orang terinfeksi - Gaya hidup sehat Primer (yang memiliki risiko nggi) Gaya hidup sehat Kendalikan FR - Regimen Induksi Lambat: 10 mg/hari meningkat 10 mg se ap 5-7 hari Maintanance: 60-100 mg/hari Acth-esterase Inhibitor: Pros gmine 0,51 mg/4 jam/IV Atau Pyridos gmine 15-30 mg/4-6 jam ES: kram perut, diare, peningkatan air liur, mual Kor kosteroid: Prednison 10-45 mg/hari 5 hari ES: osteoporosis, infeksi Menjaga kebersihan Menghindari orang sakit Obat infeksi secepat mungkin B17 -BENITO Olahraga teratur Hindari rokok - KOMPLIKASI - TTH kronik MOH Chronic daily headache Insomnia hiperalgesia - PROGNO Umumnya baik (semuanya ad bonam) perinatal dengan baik Kendalikan FR Vaksinasi dan jaga kebersihan Pemberian profilaksis selama 1 tahun dan dihen kan secara bertahap pada pasien KD dengan status epilep kus/terda pat defisit neurologis Status epilep kus Kema an mendadak pada pasien epilepsi Post-ictal confusion Pneumonia aspirasi Frakur Gangguan tumbuh kembang, belajar, dan perilaku Vitam ad bonam Sisanya dubia ad bonam - - Jaga kebersihan tubuh seper cuci tangan yang benar Gaya hidup sehat Menggunakan masker saat sakit - Epilepsi Hidrosefalus Gangguan penglihatan kebutaan Spas sitas Efusi subdural - DUBIA kalau kesadaran menurun - Mortalitas nggi - - Sekunder Gaya hidup sehat Kendalikan FR Terapi medikamentosa - Neurologik Edema otak Vasospasme Hidrosefalus Herniasi otak Non neurologik BP meningkat Hiperglikemia Kelainan jantung Bronkopneumonia Edema paru - 10% orang meninggal sebelum masuk RS 40% orang meninggal tanpa perbaikan - - Jangan terlalu panas atau dingin Hindari stress dan kelelahan cari metode efek f Myasthenia crisis Cholinergic Crisis Karena tatalaksana: Osteoporosis Hiperglikemia Katarak Acute Respiratory Distress Syndrome Penambahan BB Hipertensi Nekrosis avaskular Umumnya rentang hidup mendeka normal B17 -BENITO- Bisa buat adanya gangguan ak vitas Kalau pengobatan dan penanganan baik dan cepat prognosis bisa ad bonam - Biasanya lumayan buruk Quo ad (tergantung kasus) - Vitam: ad bonam - Func onam: dubia ad bonam - Sana onam: ad bonam - Angka kema an 4,7% Morbiditas: kelemahan otot intermiten pneumonia aspirasi Quo ad - Vitam: dubia ad - Func onam: dubia ad - Sana onam: dubia ad malam PRASYARAT KETERANGAN ANATOMI TTH 1. Anatomi Cranium (28 tulang) - Neurocranium (pelindung otak) - Viscerocranium (pembentuk wajah) Tentang pembuluh darah, lihat yang modul 3 aja 2. Struktur Peka Nyeri - Intrakranial Duramater basis cranii EPILEPSI MENINGITIS BAKTERI Encephalon (otak) 1. Anatomi Meningens - Cerebrum - Dura mater (luar, kuat) 2 hemis Spa um subdurale dan Lobus frontalis epidurale - Arachnoidea mater (laba Lobus parietalis laba) Lobus Vili arachnoidales temporalis untuk alirkan LCS Lobus Spa um subarachnoid occipitalis - Pia mater (dalam) - Cerebellum - Truncus encephali Melekat erat di otak dan medspin Mesencephalon Pons 2. Anatomi ventrikel dan LCS PSA Anatomi Pembuluh Darah Otak - Sistem Caro s A.caro s communis a.caro s interna a.communicans posterior, a.cerebri anterior, a.cerebri media - Sistem vetebrobasilaris A. vertebralis –> a.basilaris a.cerebri posterior - Circulus Willisi Beri darah ke otak kanan dan kiri A. cerebri anterior MYASTHENIA GRAVIS SUSUSAN SARAF ANAT 1. SSP - Otak - Medulla spinalis 2. SST - Nervus Cranial - Nervus spinalis SUSUNAN SARAF FAAL 1. Soma s - Sensoris - Motoris 2. Otonom - Simpa s - Parasimpa s B17 -BENITO A.meningea media Sinus venosus Arteri basis cranii (willisi) N.V, N.VII, N.IX, N.X, S.spinalis C1C3 - Ekstrakranial SCALP Pembuluh darah Mukosa sinus paranasalis, cavum nasi, gigi geligi Mata, telinga 3. Tidak peka - Parenkin - Plexus choroideus - Pia mater - Arachnoid mater - Tengkorak - Sebagian dura mater - Ependym HISTOLOGI - - Medulla oblongata - - - 4 ventrikel V. lateralis V. ter us Aqueductus cererbri V. quartus Aliran LCS: V. lateralis foramen interventriculare V.III aqueductus cerebri V.IV (apertura lateralis dan medialis ventriculi quar i) canalis centralis (medspin) dan spa um subarachnoid vili arachnoidales sinus venous durales v.jugulares interna luar cavum cranii A. caro s interna A.commuicans posterior A. cerebri posterior Gangguan N. Cranial - N.III Ptosis - N.VI Diplopia - N.IX Disfagia - N.X Disfagia Gangguan N. Spinalis - Tetraparesis Tungkai atas C5-T2 Tungkai bawah L5 - Neuromuscular junc on tempat pertemuan/celah antara terminal saraf motorik dan otot skelet, serta B17 -BENITOtempat terjadinya pelepasan ase lkolin untuk menyebabkan kontraksi otot. Motor end plate ujung/akhiran serabut efferen/serabut motoris pada otot skelet. FISIOLOGI Nosisepsi Proses penghantaran informasi kerusakan jaringan saraf ke SSP 1. Transduksi s mulus (energi) dikonversi menjadi impuls listrik saraf (potensial aksi) 2. Transmisi menghantar impuls ke batang otak dan otak 3. Persepsi impuls sampai di korteks serebri, lalu diinterpretasi sebagai rasa nyeri - - - Antara lobus frontalis dan parietalis dipisahkan oleh sulcus centralis Terdapat gyrus precentralis (pusat motorik) dan gyrus postcentralis (pusat somatosensorik) Frontal: motorik Parietal: sensorik Temporalis: pendengaran, bahasa, posisi Occipitalis: penglihatan Insula: sirkuit pengecapan Cortex cerebri subs. Grisea Aliran Darah Otak - Normal: 700-850 ml/menit - Otak menerima darah sekitar 15% dari curah jantung - Terdapat autoregulasi dimana aliran darah otak dipertahankan 60-140 mmHg - Faktor mempengaruhi Cardiac output Tekanan darah Diameter lumen pembuluh darah Viskositas darah Sirkulasi kontralateral pH darah otak - BBB pelinding jaringan otak Jaras Motorik - Tractus cor cospinalis (lateral dan anterior) Cerebrum medspin (UMN) B17 -BENITO4. Modulasi fasilitasi/inhibisi transmisi nosisepsi dari otak pada medulla spinalis Jaras nyeri kepala - Primer - Sekunder - Tersier Jaras sensorik S mulus reseptor sensorik Ordo 1 neuron ordo 2 neuron ordo 3 neuron cortex medulla spinalis serabut motorik efektor - Homonculus sensorik (lobus parietalis) wajah, lidah, bibir - Homonculus motorik (lobus frontalis) jari, lidah, bibir, wajah - Brodmann area membagi fungsi se ap lobus cerebrum - Sampai medulla oblongata, terpecah dua jalur lateralis (menyilang, bentuk decussa o pyramidum) menuju sel motorik di cornu anterior yang sesuai, anterior ( dak menyilang) menuju cornu anterior Sel motorik cornu anterior radix ventral nn.spinales inervasi otot tubuh (LMN) Tractus cor conuclearis Impuls darah cortex nukleus motorik batang otak B17 -BENITOMIKROBIOLOGI BIOKIM - Neurotransmi er Substansi kimiawi yang berperan dalam transportasi sinyal antara sel darah dan antara sel saraf dengan jaringan target Struktur yang berhubungan - Asam amino GABA dan glutamat - Epilepsi: Inhibitornya bermasalah - - - B17 -BENITO- - Glutamat: untukfungsi kogni f. Kalau berlebihan bisa menimbulkan kema an akibat penumpukan glutamat GABA: kontrol motorik, regulasi kecemasan. Kalau berlebihan bisa bikin gangguan motorik dan sedasi Konduksi sinaps (ez) FARKO Analge k (NSAID) MK: Hambat produksi prostaglandin mereduksi inflamasi, nyeri, demam Triptan (Agonis Receptor Serotonin) MK: Vasokonstriksi pembuluh darah stuktur peka nyeri intrakranial B17 -BENITO inhibisi pelepasan neuropep da vasoak f inhibisi proses nosisep ve FAAL MODUL 5 o o SSP diproteksi oleh cranium, columna vertebrae, meninges, dan BBB Pada SST : Sistem saraf sensorik (aferen) → mengirim impuls menuju SSP Sstem saraf motorik (eferen) Somatik : menggerakan otot skelet secara volunter Otonom : mengatur sekresi kelenjar, kerja otot polos dan jantung yang involunter Sistem Saraf Somatik Sistem Saraf Otonom B17 -BENITOInput Sensoris Gerakan Somatik o Taktil o Termal o Nyeri o Propriosepsi Special Senses o Dengar o Rasa o Raba o keseimbangan Volunter Interoreceptor : di pembuluh darah, organ visceral, otot sistem saraf yang memonitor kondisi lingkungan dalam Sebagian dari somatik dan special senses Involunter Neuron Pathway One Neuron Pathway Two Neuron Pathway Neurotransmitter Ach Ach, NE/E Efektor Otot Skelet Otot polos, otot jantung, glandula Respon Kontraksi otot skelet meningkat /Menurun Tipe-Tipe Kelumpuhan B17 -BENITO-