Uploaded by common.user150636

Potensi Pendayagunaan Wakaf di Indonesia: Makalah Ekonomi Syariah

advertisement
MAKALAH
“Potensi Pendayagunaan Wakaf Di Indonesia”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen pengampu : Dr. Putri Apria Ningsih, S.E.I., M.A
Disusun Oleh:
Kelompok 14
1. Elsa Devita
2. Deby Novitri
3. Danang Nur Wahyudin
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2025
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah Bisnis Industri Halal dengan judul “Potensi Pendayagunaan Wakaf Di
Indonesia”. Sholawat dan salam selalu tercurahkan dan dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Pemakalah menyadari tanpa bantuan dari semua pihak, penulisan makalah ini
mungkin tidak dapat terlaksana. Oleh karena itu, pemakalah mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah yakni Dr. Putri Apria Ningsih,S.E.I., M.A
2. Teman-teman semuanya yang telah memberikan motivasinya serta semua pihak
yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Pemakalah menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang pemakalah miliki. Oleh
karena itu, pemakalah mohon kritik dan sarannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semuanya.
Jambi,
Penulis
i
Juni 2025
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ............................................... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ......................................................... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
A. Defenisi Pendayagunaan Wakaf ..................................................................................... 3
B. Potensi Pendayagunaan Wakaf ....................................................................................... 4
C. Strategi pemberdayaan wakaf ......................................................................................... 6
D. Optimalisasi pemberdayaan Wakaf. ............................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah sosial adalah jenis ibadah yang lebih berorientasi pada hobl minannas,
hubungan manusia dengan lingkungannya, atau biasa juga disebut kesalehan sosial.
Ini adalah salah satu paket dalam kesempurnaan ibadah seseorang hamba disamping
kesalehan dalam ibadah vertical, hablum minallah. Dalam pandangan agama, wakaf
adalah bentuk amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir hingga hari akhir,
meski orang telah tutup usia. Wakaf sebagai salah satu sumber modal bagi ummat islam
dan salah satu instrument yang amat krusial ekistensinya.1
Lembaga wakaf merupakan sumber asset yang memberikan kemanfaatan
sepanjang masa, juga sebagai penata keagamaan yang memiliki kaitan secara
fungsional dengan upaya pemecahan masalah kemiskinan dan kepincangan sosial.
Dengan pendayagunaan wakaf yang diarahkan sebagai Instrumen untuk
membengun taraf kehidupan umat terutama melalui pemberdayaan untuk penyediaan
sarana dan prasarana ibadah, fasilitas pelayanan masyarakat dan pemberdayaan
ekonomi yang manfaaatnya tidak habis. Badan wakaf al-Quran sebagai salah satu
lembaga wakaf yang mengembangkan potensi wakaf sesuai Syariah untuk
kemaslahatan ummat. Melalui program-program yang unik da riil untuk membantu
komunitas individu yang membutuhkan sesuai dengan persoalannya. Manajemen
pendayagunaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan pendayagunaan
dana wakaf yang efektif dan efisien. Namun sebagian besar lembaga wakaf di Indonesia
masih menggunakan system manajemen tradisional dan masih sedikit Lembaga wakaf
yang menyentuh pengelolaan pendayagunaan dana wakaf modern.2
Dikutip dari Jakarta pusat, kominfo potensi sektor perwakafan di Indonesia,
terutama wakaf uang ditaksir dapat menembus angka 180 trilliun rupiah pertahun.
Badan Wakaf Indonesia (BWI) mencatat perolehan wakaf uang per maret 2022
mencapai 1,4 trilliun rupiah, angka ini mengalami kenaikan jika dibandingkan
perolehan wakaf uang yang telah terkumpul sepanjang 2018 hingga 2021 senilai 855
Milliar Rupiah. Namun, perolehan wakaf tersebut hanya sekitar setengah persen (%)
1
Murni, manajemen pendayagunaan dana wakaf untuk pembangunan sarana prasarana desa terpencil pada
badan wakaf Al-Qur`an Jakarta, Jakarta: (2014) , h.2
2
Ibid
1
dari total potensi yang ada.3
Kalau kita melihat kenyataan di masyarakat apa yang diharapkan oleh
pemerintah tersebut sampai saat ini masih jauh dari kenyataan yang ada di
masyarakat. Selama ini tanah wakaf yang diberdayakan secara produktif hanya
berpusat di perkotaan, sedangkan tanah wakaf yang ada di daerah masih kurang
diberdayakan secara produktif. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan
dan pengeloaan wakaf secara produktif masih kurang maksimal.4
Agar wakaf dapat berperan sebagai penyokong ekonomi masyarakat,
pemerintah perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mengembangkan dan
memberdayakan lembaga wakaf dan memberdayakan potensinya sehingga berdampak
positif pada terhadap kehidupan ekonomi, sosial, pendidikan dan budaya masyarakat.
Salah satu langkah strategis adalah mengembangkan suatu sistem pengelolaan dan
pemberdayaan wakaf yang sesuai dengan perkembangan zaman dan situasi kekinian
dengan mendapat sokongan dan dukungan yang kuat dari pemerintah.5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa defenisi pendayagunaan wakaf?
2. Bagaimana potensi pendayagunaan wakaf?
3. Bagaimana strategi pemberdayaan wakaf?
4. Bagaimana pengoptimalisasian pemberdayaan wakaf?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi pendayagunaan wakaf?
2. Untuk mengetahui potensi pendayagunaan wakaf?
3. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan wakaf?
4. Untuk mengetahui pengoptimalisasian pemberdayaan wakaf?
3
https://www.kominfo.go.id
Akhmad Sirojuddin Munir, optimalisasi pemberdayaan wakaf secara produktif, Jurnal Ummul Quro: (2015), h.
96
5
Ahmad atabik, strategi pendayagunaan dan pengelolaan wakaf tunai di Indonesia, jurnal wakaf dan zakat:
(2014), h. 316
4
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Pendayagunaan Wakaf
Pendayagunaan berasal dari kata guna yang berarti manfaat dan daya berarti
kemampuan mendatangkan manfaat atau hasil yang dicapai. 6 Sedangkan menurut
KBBI yaitu pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil dan manfaat.7
Pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis
dan secara strategis mendorong keterlibatan semua potensi secara evolutif. Sedangkan
pemberdaayaan dalam konteks masyarakat adalah kemampuan anatara individu satu
dan individu lainnya dalam upaya membangun keberdayaan masyarakat yang meliputi
meningkatkan harkat martabat lapisan masyarakat yang berada pada kondisi tidak
mampu, keterbelakangan, atau berada dalam kemiskinan untuk memampukan dan
memandirikan dirinya dan kelompoknya. Pemberdayaan dalam pandangan Islam
didefiniskan dengan kata tamkin yang dapat diartikan sebagai pemberdayaan yang
berkelanjutan. Individu dikatakan tamkin atau berdaya apabila terpenuhinya unsur
maddi (materi) dan unsur ma’nawi (non materi).8
Pemberdayaan wakaf menjadi salah satu upaya pemanfaatan hasil wakaf
yang berkelanjutan dan startegis bagi peruntukan wakaf. Upaya pemberdayaan wakaf
produktif merupakan sebuah upaya memberdayakan masyarakat yang menjadi sasaran
melalui hasil dari wakaf produktif seperti wakaf tanah ataupun wakaf tunai atau wakaf
uang. Upaya tersebut tidak hanya bertumpu pada aset wakafnya sendiri, namun juga
pada kemampuan dan kualitas nazir wakaf dalam mengelola, memprdoduktifkan atau
mengembangkan aset wakaf serta pada program-program penyaluran hasil wakaf
tersebut. Sesuai dengan konsep pemberdayaan, adanya partisipasi, kelembagaan dan
kelompok merupakan aspek penting yang harus dilaksanakan.9
Pendayagunaan wakaf merupakan suatu aktivitas guna melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan pengoordinasian pengawasan dalam tujuan untuk mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan wakaf. Kegiatan tersebut telah diatur dalam
6
Trisno wardi putra, Manajemen Wakaf, Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung, (2022)
Murni Himawati, Manajemen Pendayagunaan dana wakaf untuk pembangunan sarana prasarana desa terpencil
pada badan wakaf Al-Qur’an, (Jakarta: 2014)., h.17
8
Faizatu Almas Hadyantari, pemberdayaan wakaf produktif: upaya strategi untuk kesejahteraan ekonomi
masyarakat, jurnal middle east and Islamic studies: (2018), h. 5-6
9
Ibid, h.11
7
3
Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dan dijalankan oleh Badan
Wakaf Indonesia.10
B. Potensi Pendayagunaan Wakaf
Hasil dari penggalangan dana wakaf dapat dimanfaatkan secara luas dalam
rangka kesejahteraan masyarakat banyak. Jika selama ini aspek kesejahteraan
masyarakat kurang atau bahkan tidak tertangani secara memadai oleh Lembaga nadzir
wakaf, dana-dana yang di hasilkan dari pengelola wakaf dapat membantu meringankan
tugas-tugas pemerintah, minimal untuk kalangan umat islam sendiri. Hasil dari
penggalangan dana wakaf yang didapatkan dari hasil pendayagunaan wakaf tersebut
tidak hanya untuk kepentingan yang selalu terkait dengan ibadah, secara sempit
seperti bangunan, masjid, mushollah, makam, pondok pesantren, dan lain-lain. Tapi
juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial yang lebih luas dan menyeluruh.
Karena aspek kesejahteraan masyarakat itu sendiri memiliki variabel yang
sangat luas, maka dari itu variabel-variabel dalam pendayagunaan dana wakaf
tersebut meliputi :
a. Dalam bidang Pendidikan
Cermati anggaran Pendidikan yang disediakan oleh APBN sampai saat ini
sangat memprihatinkan. Hal ini membuktikan pemerintah belum secara serius
menggara sektor Pendidikan. Pendayagunaan dana wakaf dapat digunakan
misalnya dalam pengembangan pesantren, madrasah, perguruan tinggi, Lembaga
riset untuk masyrakat, perpustakaan dan lain-lain.
b. Dalam bidang kesehatan dan fasilitas rumah sakit
Keberadaan wakaf juga terbukti bnyak membantu bagi pengembangan ilmuilmu medis melalui penyediaan fasilitas-fasilitas public dibidang kesehatan dan
Pendidikan. Untuk itu agar sektor kesehatan masyarakat mendapatkan perhatian
lebih serius, perlu adanya upaya dari semua pihak. Pendayagunaan dana wakaf
yang sudah dikembangkan bias menjadi alternative yang sangat menjanjikan.
Misalnya dalam pembangunan rumah sakit dan poliklinik, dengan melakukan
program pengobatan gratis, jaminan kesehatan bagi kaum dhuafa, membangun
apotik dan alat-alat medis. Juga melakukan pengembangan dan pemberdayaan
10
M Miftakhuddin,dkk, pendayagunaan wakaf ditengah pendemi covid-19 dalam perspektif maqasyih Al-
Syariah, jurnal ilmiah Ekonomi Kita: (2021), h.83
4
dalam hal pengembangan SDM kesehatan, dan meningkatkan riset bidang
kesehatan.
c. Dalam bidang pelayanan sosial
Harus diakui, bahwa sarana pelayanan social di Indonesia terkenal kurang
baik. Hal tersebut terkait dengan sumber pendanaan pemerintah yang masih
sangat minim. Jika tersedia, sarana pelayanan social terlihat sangat tidak terawat,
atau bahkan tidak bias digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak, seperti
jembatan, jalan rusak, rumah sakit yang kotor, pembuangan sampah kacau dan
lain-lain. Oleh karena itu dengan adanya pendayagunaan dana wakaf diharapkan
dapat menunjang hal-hal yang terkait dengan pembangunan fasilitas umum yang
lebih memadai dan manusiawi, pembangunan tempat-tempat ibadah dan Lembaga
keagamaan yang repsentatif.11
Berdasarkan UU No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan sosial
dijelaskan bahwa kesejaheraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Sedangkan
penyelenggaraan Kesejahteraan sosial adalah upaya yang terarah, terpadu, dan
berkelanjutan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga
negara yang meliputi, rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan
perlindungan sosial. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan
kesejahteraan antara lain:
1. Mengembangkan dan meningkatkan sumber daya manusia, baik melalui
lembaga formal maupun informal.
2. Mengembangkan model pemberdayaan ekonomi pada masyarakat misalnya
meningkatkan upaya kewirausahaan.
3. Memberikan
kemudahan
dalam mengkases modal upaya pemberdayaan
serta bagi masyarakat tingkat bawah.
4. Memperluas akses masyarakat pada sumber daya pembangunan dan
menciptakan peluang bagi masyarakat tingkat bawah untuk turut menjadi
11
Murni Himawati, Manajemen pendayagunaan dana wakaf untuk pembangunan sarana prasarana desa
terpencil pada badan wakaf Al-Qur’an, (Jakarta: 2014), h.24-25.
5
bagian dalam proses pembangunan sehingga masyarakat tersebut dapat
mengatasi kesulitas serta memperkuat daya saing perekonomiannya.12
Chapra menjelaskan bahwa terdapat lima kebijakan yang berorientasi pada
kesejahteraan yang berkeadilan yaitu : 13
1. menghidupkan faktor kemanusiaan.
2. mengurangi konsentrasi kekayaan.
3. Melakukan rekstrukturisasi ekonomi.
4. resrukturisasi keuangan.
5. perencanaan kebijakan strategi.
Kebijakan tersebut dapat diterapkan dalam konsep pemberdayaan wakaf secara
produktif sehingga dampaknya lebih optimal.
C. Strategi pemberdayaan wakaf
Salah satu diantara pemberdayaan wakaf adalah dengan optimalisasi peran
wakaf agar lebih produktif. Menurut saim dan lim dalam penelitiannya ada lima ada 5
(lima) langkah strategi untuk memberdayakan wakaf agar menjadi wakaf produktif,
yaitu:
1. Mengenali potensi perputaran harta wakaf dengan melihat sejarah atau model
wakaf yang sudah berjalan dan melakukan pembaruan pada sistem wakaf.
2. Memfasilitasi pengembangan model wakaf modern dengan menerapkan teknik
manajemen modern pada wakaf, sepanjang tujuannya tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syari’ah.
3. Mempromosikan filantropi Islam melalui wakaf, sehingga wakaf dapat menjadi
tulang punggung bagi masyarakat dan berpotensi memainkan peran penting dalam
pelayanan masyarakat. Disamping itu, wakaf produktif dapat menjadi alternatif
pada masa krisis ketika pemerintah sudah tidak sanggup lagi memenuhi kebutuhan
masyarakat.
4. Memodernisasi administrasi wakaf, sehingga struktur manajemen wakaf dapat
menjadi lebih efisien, transparan dan responsif serta menjalin kerjasama teknis
dan bertukar pengalaman dengan lembaga pendidikan, organisasi internasional dan
negara lain untuk mengembangkan isvestasi wakaf.
12
13
Chapra, M. U. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press, (2000).
6
5. Memproduktifkan wakaf yang sebelumnya tidak produktif dengan membangkitkan
komitmen dari wakif, nadzir, investor dan masyarakat sekitarnya yang mengetahui
benefit dari wakaf tersebut.14
D. Optimalisasi pemberdayaan Wakaf.
Optimalisasi pemberdayan wakaf produktif dilakukan melalui dua aspek yaitu
aspek pengelolaan wakaf dan aspek penyaluran atau pemanfaatan hasil wakaf.
1. Pada aspek pengelolaan wakaf.
Pada praktik pemberdayaan wakaf produktif, nazir wakaf dapat mengelola aset
wakafnya berdasarkan jenis harta benda wakaf itu sendiri. Berdasarkan jenis harta
benda yang diwakafkan, inovasi model pemberdayaan yang dapat dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pemberdayaan wakaf pada benda tak bergerak
Wakaf benda tak bergerak antara lain tanah, bangunan atau rumah.
Pertama, di bidang pertanian atau perkebunan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan lahan mati atau tidak terurus atau lahan milik masyarakat untuk
pengelolaan wakaf secara terpadu. Wakaf terpadu merupakan model
pengelolaan wakaf gabungan antara pertanian/perkebunan dan peternakan yang
berjalan beriringan baik dari sisi produksi dan distribusi. Hasil dari pengelolaan
wakaf tersebut digunakan untuk membiayai pemberdayaan masyarakat
kurang mampu atau terkena bencana alam. Tidak hanya mendapatkan
keuntungan berupa materi, masyarakat tersebut mendapatkan pembinaan dan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan yang dimiliki sehingga mereka
nantinya mereka dapat kembali hidup sejahtera dan mandiri.
Sebagai negara agraris, konsep pemberdayaan seperti ini akan
membantu masyarakat kurang mampu untuk dapat memproduksi sumber daya
yang ada secara mandiri, sehingga masyarakat tersebut dapat memenuhi
kebutuhan sehari-hari tanpa harus bergantung pada bantuan- bantuan langsung
lainnya. Harapannya jika program pengelolaan wakaf terpadu ini berkembang
pesat di masyarakat maka dapat membantu negara dalam mengurangi produk
impor, dan dapat meningkatkan ekspor.Salah satu upaya yang dapat diterapkan
adalah menggunakan konsep muzaraah. Konsep muzaraah merupakan konsep
14
Abdurrohmaan Kasdi, pergeseran makna dan pemberdayaan wakaf (dari konsumtif ke produktif), jurnal wakaf
dan zakat : (2016), h.12-13.
7
perjanjian antara dua belah pihak, yaitu pemerintah daerah sebagai pengelola
wakaf tanah dan petani sebagai pihak yang mengolah tanah dari awal hingga
masa panen dengan ketentuan bagi hasil atau pembagian sesuai kesepakatan.
Pemberdayaan wakaf melalui muzaraah seperti ini selain diberikan bantuan
modal berupa tanah, juga bisa berupa bantuan mesin atau bahkan bantuan
pelatihan. Sesuai dengan kebutuhan atau sumber daya yaang ada.
Kedua, pengelolaan aset wakaf
berupa
bangunan
atau
rumah
susun/toko dapat dilakukan dengan mendirikan lembaga-lembaga yang
bermanfaat seperti untuk koperasi syariah, lembaga ZISWAF, klinik, lembaga
pendidikan serta lembaga lain dapat membuka akses dan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat. Selain dapat mengurangi jumlah pengangguran, adanya aset
wakaf yang dikelola untuk pendidikan atau kesehatan dapat membantu
masyarakat yang tidak mampu mengakses hal-hal tertentu.
Ketiga, memanfaatkan masjid atau tempat ibadah lainnya yang
merupakan hasil wakaf tidak hanya untuk beribadah. Namun, digunakan
sebagai pusat dakwah syiar dan pendidikan Islam serta kegiatan produktif
lainnya sehingga berdampak pada masyarakat yang tinggal disekitar tempat
ibadah tersebut.
b. Pemberdayaan wakaf pada benda bergerak
Salah satu benda wakaf bergerak yang banyak dipraktikkan adalah
wakaf tunai. Potensi wakaf tunai yang cukup besar menjadi salah satu peluang
besar. Beberapa keunggulannya antara lain antara lain besaran untuk wakaf
yang bervariasi, sehingga memudahkan seseorang untuk melakukan wakaf
apabila terkendala pendapatan terbatas, serta menjadi salah satu alternatif
pembiayaan pada segala bidang bahkan infrastruktur negara pun dapat dibiayai
melalui wakaf tunai tersebut. Melalui pemberdayaan wakaf tersebut, upaya
distribusi kekayaan dapat berjalan dengan maksimal.
Adanya produk sertifikat wakaf tunai bertujuan untuk menggalang
gabungan sosial dan mentransformasikan tabungan sosial menjadi modal sosial,
meningkatkan investasi sosial, menyisihkan sebagian keuntungan, menciptakan
kesadaran bagi yang memiliki harta berlebih untuk berbagi kepada yang kurang
mampu, dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Pengelolaan wakaf melalui
aset atau harta benda bergerak dapat menjadi salah satu instrumen dalam
8
pembangunan infrastruktur negara. Upaya tersebut tentunya akan menjadi salah
satu solusi bagi permasalahan pendanaan berbagai proyek pembangunan.15
2. Pada aspek penyaluran wakaf
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Menentukan maukuf alaih atau penerima wakaf secara matang dan terkonsep
2. menyiapkan lokasi serta sasaran yang akan menjadi program pemberdayaan
secara tepat sasaran
3. menyiapkan mekanisme program pemberdayaan wakaf yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran
4. kemampuan nazir wakaf, serta melakukan pengawasan dan evaluasi program
secara berkala.
Penyaluran hasil wakaf dengan mendirikan berbagai lembaga seperti sekolah
Islam atau pesantren, rumah sakit, perumahan, pertokoan dan infrastruktur lainnya
sesuai dengan tujuan wakaf itu sendiri. Selain pembangunan infrastruktur, pemanfaatan
hasil wakaf tersebut dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kualitas
sumber daya manusia secara optimal berupa peningkatan skill melalui pembinaanpembinaan, dan pengembangan pendidikan dan teknologi baru sehingga terciptalah
human capital yang berkualitas dan siap diterjunkan di lapangan.16
15
Faizatu Almas Hadyantari, pemberdayaan wakaf produktif : upaya strategi untuk kesejahteraan
ekonomi masyarakat, jurnal middle east and Islamic studies: (2018), h.13-15
16
Suhaimi, F. M., & Rahman, Asmak A., & Marican, S. The Role of Share Waqf in The Socio-Economic
Development of the Muslim Community: the Malaysian Experince. Humanomics,30(3), (2014), h. 227-254.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberdayaan wakaf menjadi salah satu upaya pemanfaatan hasil wakaf yang
berkelanjutan dan startegis bagi peruntukan wakaf. Upaya pemberdayaan wakaf
produktif merupakan sebuah upaya memberdayakan masyarakat yang menjadi
sasaran melalui hasil dari wakaf produktif seperti wakaf tanah ataupun wakaf
tunai atau wakaf uang. Upaya tersebut tidak hanya bertumpu pada aset wakafnya
sendiri, namun juga pada kemampuan dan kualitas nazir wakaf dalam mengelola,
memprdoduktifkan atau mengembangkan aset wakaf serta pada program-program
penyaluran hasil wakaf tersebut. Sesuai dengan konsep pemberdayaan, adanya
partisipasi, kelembagaan dan kelompok merupakan aspek penting yang harus
dilaksanakan. Pemberdayaan dana wakaf dapat difungsikan dalam bidang Pendidikan,
bidang kesehatan dan fasilitas rumah sakit, dan dalam bidang pelayanan sosial dengan
beberapa strategi dan diharapkan dapat dioptimalisasikan.
B. Saran
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan di
harapkan bagi para pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk mendukung
perbaikan makalah ini, terkait pembahasan secara spesifik sudah dirangkum di dalam
setiap sumber yang ada namun sedikit banyaknya diharapkan dapat menjadi ilmu yang
bermanfaat bagi pembaca di masa ini dan masa mendatang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Atabik,Ahmad, strategi pendayagunaan dan pengelolaan wakaf tunai di Indonesia, jurnal
wakaf dan zakat, (2014).
Chapra, M. U. Islam dan Pembangunan Ekonomi. (Jakarta: Gema Insani Press 2000).
Hadyantari, Faizatu Almas, pemberdayaan wakaf produktif: upaya strategi untuk
kesejahteraan ekonomi masyarakat, jurnal middle east and Islamic studies, (2018).
Himawati, Murni, manajemen pendayagunaan dana wakaf untuk pembangunan sarana
prasarana desa terpencil pada badan wakaf Al-Qur`an Jakarta, ( Jakarta:,2014).
https://www.kominfo.go.id.
Kasdi, Abdurrohmaan, pergeseran makna dan pemberdayaan wakaf (dari konsumtif ke
produktif), jurnal wakaf dan zakat, (2016).
Miftakhuddin, M,dkk, pendayagunaan wakaf ditengah pendemi covid-19 dalam perspektif
maqasyih Al-Syariah, jurnal ilmiah Ekonomi Kita, (2021).
Munir, Akhmad Sirojuddinr, optimalisasi pemberdayaan wakaf secara produktif, Jurnal
Ummul Quro, Vol 4 No 2 , (2015).
Suhaimi, F. M., & Rahman, Asmak A., & Marican, S. The Role of Share Waqf in The SocioEconomic Development of the Muslim Community: the Malaysian Experince.
Humanomics,30, (2014).
Putra, Trisno wardi, buku ajar Manajemen Wakaf, Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung,
(2022).
11
Download