Judul: "Mengenal dan Memahami Iman Katolik dari Dasar hingga Mendalam" Bagian-bagian utama: 1. Apa itu Katolik? o Arti kata "Katolik" o Sejarah ringkas Gereja Katolik o Bukti bahwa Katolik berasal dari Yesus Kristus (Mat 16:18-19) 2. Struktur Gereja Katolik o Paus, Uskup, Imam, Diakon o Magisterium: wewenang mengajar o Sumber ajaran: Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium 3. Kitab Suci dan Kanon Katolik o Perbedaan Alkitab Katolik dan Protestan o Daftar Kitab Suci Katolik (73 kitab) o Ayat kunci: 2 Timotius 3:16 4. Sakramen-sakramen dalam Gereja o Penjelasan 7 Sakramen o Mengapa Sakramen penting o Ayat-ayat: Yoh 3:5 (Baptisan), Yoh 6:53-56 (Ekaristi), dll. 5. Doa dan Liturgi o Penjelasan Misa Katolik o Struktur Misa dan maknanya o Respons umat dan doa-doa pokok 6. Iman dan Ajaran Moral o Dosa ringan dan berat o Sepuluh Perintah Allah o Beato dan Santo: siapa mereka? 7. Maria dan Para Kudus o Mengapa Katolik menghormati Maria o Dogma Maria: Perawan Suci, Dikandung Tanpa Noda, dll. o Ayat: Lukas 1:28, Lukas 1:48 8. Kepercayaan tentang Akhirat o Surga, Neraka, Api Penyucian o Penghakiman pribadi dan akhir o Ayat: 1 Korintus 3:15, Matius 25:31-46 9. Sejarah Gereja Katolik o Gereja awal abad 1–3 o Konsili-konsili penting (Nicea, Trente, Vatikan II) o Perpecahan Barat-Timur dan Reformasi Protestan 10. Perbedaan Katolik dan Protestan o Sumber ajaran o Otoritas Gereja o Tradisi vs Sola Scriptura 11. Mengapa tetap Katolik o Kebenaran yang utuh o Kesaksian sejarah dan para martir o Janji Kristus tentang Gereja yang takkan binasa (Mat 28:20) 12. Lampiran o Doa-doa Katolik dasar (Salam Maria, Bapa Kami, Syahadat, dll.) o Kalender liturgi o Panduan memilih Santo Pelindung Kata "Kristen" mengacu pada pengikut Yesus Kristus, yaitu mereka yang percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat. Istilah ini memiliki akar yang sangat dalam baik secara sejarah, budaya, maupun teologis. Mari kita bahas secara lengkap dan runtut: 🔹 1. Arti Kata "Kristen" Kata "Kristen" berasal dari bahasa Yunani Χριστιανός (Christianós), yang berarti "pengikut Kristus". Kata ini muncul pertama kali dalam Kisah Para Rasul 11:26: “... Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” ➡️ Jadi, sebutan "Kristen" awalnya diberikan oleh orang-orang luar kepada para pengikut Yesus di Antiokhia (Siria saat ini). 🔹 2. Siapa Itu Kristus? "Kristus" berasal dari bahasa Yunani Christos, yang berarti "Yang Diurapi", terjemahan dari bahasa Ibrani "Mesias". ➡️ Dalam iman Kristen, Yesus dari Nazaret diyakini sebagai Mesias yang dijanjikan oleh Allah dalam Perjanjian Lama. 🔹 3. Asal Usul Agama Kristen a. Berakar dari Yudaisme Yesus lahir sebagai orang Yahudi dan hidup dalam konteks Yudaisme abad pertama. Ia mengajarkan Kerajaan Allah, melakukan mukjizat, dan menafsirkan ulang hukum Taurat. b. Kematian dan Kebangkitan Yesus Sekitar tahun 30 M, Yesus disalibkan di Yerusalem oleh otoritas Romawi atas tuduhan menghasut. Para pengikut-Nya percaya bahwa Ia bangkit dari kematian pada hari ketiga. Ini menjadi dasar utama iman Kristen (lih. 1 Korintus 15:3-4): “... bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” c. Penyebaran Melalui Para Rasul Para Rasul (murid-murid Yesus) seperti Petrus, Yohanes, dan Paulus menyebarkan ajaran Yesus ke seluruh Kekaisaran Romawi. Paulus sangat berperan penting dalam memperluas kekristenan ke luar komunitas Yahudi. 🔹 4. Sejarah Awal Gereja Kristen Periode Peristiwa Penting 30–100 M Penyebaran Injil oleh para rasul 64 M Penganiayaan oleh Kaisar Nero (Roma) 70 M Kehancuran Bait Suci Yerusalem 313 M Edik Milan: Kekristenan diakui secara legal oleh Kaisar Konstantinus 325 M Konsili Nicea I: Pengakuan iman pertama ditetapkan 380 M Kekristenan jadi agama resmi Kekaisaran Romawi (oleh Kaisar Theodosius) 🔹 5. Pembagian Utama dalam Sejarah Kristen 1. Gereja Perdana (abad 1–5) o Dipimpin oleh para uskup dan para martir o Konsili-konsili Ekumenis awal (Nicea, Konstantinopel, Efesus, Kalsedon) 2. Gereja Katolik dan Ortodoks Timur o Tahun 1054: terjadi Skisma Besar → pemisahan antara Gereja Barat (Katolik Roma) dan Gereja Timur (Ortodoks Timur). 3. Reformasi Protestan (abad ke-16) o Tahun 1517: Martin Luther memulai Reformasi → lahirlah kelompok Protestan o Pemisahan ini melahirkan berbagai denominasi baru seperti Lutheran, Calvinis, Anglikan, Baptis, dll. 🔹 6. Aliran Utama dalam Kekristenan Saat Ini Aliran Ciri-ciri Katolik Roma Mengakui Paus sebagai pemimpin, tujuh sakramen, Tradisi Suci Ortodoks Timur Liturgi Timur, tidak mengakui Paus, mempertahankan tradisi kuno Protestan Beragam denominasi, menekankan Alkitab sebagai satu-satunya otoritas iman Anglikan Campuran antara Katolik dan Protestan, lahir dari Inggris 🔹 7. Inti Iman Kristen (Semua Aliran Sepakat) 1. 2. 3. 4. 5. Yesus adalah Anak Allah dan Juruselamat dunia Kematian dan Kebangkitan-Nya membawa keselamatan Alkitab adalah Firman Allah Iman dan kasih menjadi dasar hidup Kristen Baptisan sebagai tanda awal hidup baru dalam Kristus ASAL MULA GEREJA KRISTEN DAN GEREJA KATOLIK 1. Kabar dari Malaikat kepada Elisabet dan Maria a. Kabar kepada Zakharia (suami Elisabet) – Lukas 1:5–25 Tahun: Sekitar 5–6 SM Tempat: Yerusalem, di dalam Bait Allah Zakharia, seorang imam, mendapat kabar dari malaikat Gabriel bahwa istrinya Elisabet akan melahirkan seorang anak laki-laki, meskipun sudah lanjut usia. Ayat: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes." (Luk 1:13) b. Kabar kepada Maria – Lukas 1:26–38 Waktu: 6 bulan setelah kabar kepada Zakharia Tempat: Nazaret, Galilea Gabriel memberi kabar kepada Maria bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Ayat: "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus." (Luk 1:31) c. Maria mengunjungi Elisabet – Lukas 1:39–45 Tempat: Pegunungan Yudea Saat Maria menyapa Elisabet, bayi dalam kandungan Elisabet melonjak. Elisabet berseru: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu." (Luk 1:42) Makna Rohani: Perjumpaan dua perempuan ini menjadi pertemuan dua zaman – zaman nubuat dan zaman penggenapan. Yohanes melonjak sebagai respons Roh terhadap kedatangan Yesus. Elisabet, dipenuhi Roh Kudus, mengenali Maria sebagai Bunda Tuhan. 2. Kelahiran Yohanes dan Yesus a. Yohanes Pembaptis – Lukas 1:57–80 Lahir sekitar 6 bulan sebelum Yesus Tempat: Yudea b. Yesus – Matius 1–2; Lukas 2 Tahun: Sekitar 4–6 SM (menurut sejarah Herodes) Tempat: Betlehem Dinyatakan sebagai Mesias, anak Allah Makna Rohani: Yohanes lahir sebagai pembuka jalan, sedangkan Yesus lahir sebagai Sang Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6). Kelahiran mereka menandai pemenuhan janji keselamatan Allah yang telah lama dinantikan. 3. Yohanes Pembaptis – Matius 3 Tempat: Padang gurun Yudea dan Sungai Yordan Yohanes menyerukan pertobatan dan membaptis orang sebagai persiapan kedatangan Mesias. Ayat: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" (Mat 3:2) Yohanes bukan murid Yesus, tetapi nabi yang mempersiapkan jalan bagi-Nya (Yes 40:3) Makna Rohani: Yohanes adalah suara di padang gurun yang menyiapkan hati umat bagi kedatangan Yesus. Baptisannya adalah tanda pertobatan, tetapi Yesus membawa pembaptisan dalam Roh Kudus dan api (Mat 3:11). 4. Baptisan Yesus dan Awal Pelayanan – Matius 3–4 Yesus dibaptis oleh Yohanes – Mat 3:13–17 Ayat: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Mat 3:17) Setelah dicobai di padang gurun, Yesus mulai pelayanan di Galilea – Mat 4:17 Ayat: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!" (Mat 4:17) 5. Pemanggilan Murid-Murid – Matius 4 dan 10 Pemanggilan awal – Matius 4:18–22 Tempat: Dekat Danau Galilea 4 murid pertama: o Simon Petrus dan Andreas (bersaudara) o Yakobus dan Yohanes anak Zebedeus (bersaudara) Daftar lengkap 12 rasul – Matius 10:2–4 1. Simon yang disebut Petrus 2. Andreas, saudaranya 3. Yakobus anak Zebedeus 4. Yohanes, saudaranya 5. Filipus 6. Bartolomeus 7. Tomas 8. Matius pemungut cukai 9. Yakobus anak Alfeus 10. Tadeus (Yudas anak Yakobus) 11. Simon orang Zelot 12. Yudas Iskariot (kemudian digantikan oleh Matias – Kis 1:26) Catatan: Yohanes anak Elisabet (Yohanes Pembaptis) bukan murid Yesus, tetapi nabi dan pendahulu Mesias (Mat 11:11). 6. Pelayanan dan Mukjizat Yesus (sekitar 27–30 M) Contoh mukjizat dan ajaran Yesus: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Air menjadi anggur – Yoh 2:1–11 (Kana, Galilea) Menyembuhkan orang sakit – Mat 8 Mengusir roh jahat – Mat 8:28–34 Memberi makan 5.000 orang – Mat 14:13–21 Berjalan di atas air – Mat 14:22–33 Membangkitkan orang mati – Mat 9:18–26 Transfigurasi – Mat 17:1–9 (Gunung Tabor) o Yesus berubah rupa di hadapan Petrus, Yakobus, dan Yohanes o Musa dan Elia menampakkan diri o Suara dari surga: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia." Pengajaran terkenal: Khotbah di bukit – Mat 5–7 Perumpamaan tentang Kerajaan Allah – Mat 13 7. Yesus Masuk Yerusalem – Minggu Palma – Matius 21:1–11 Waktu: Sepekan sebelum Paskah Yahudi Tempat: Yerusalem Yesus masuk Yerusalem dengan keledai, disambut dengan daun palma dan sorakan "Hosana!" Tanda Mesias yang datang dengan damai (Zakh 9:9) Makna: Menyatakan penggenapan nubuat dan awal dari penderitaan (Pekan Suci) 8. Perjamuan Terakhir – Matius 26:17–30 (Kamis Putih) Waktu: Malam sebelum penyaliban (sekitar tahun 30 M) Tempat: Yerusalem Yesus menetapkan Ekaristi: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." (Mat 26:26) "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku..." (Mat 26:27–28) Apa itu Ekaristi: Sakramen yang merayakan tubuh dan darah Kristus dalam rupa roti dan anggur Tanda perjanjian baru dan cinta pengorbanan Yesus untuk umat manusia Dirayakan setiap Kamis Putih sebagai awal Tritunggal Suci Asal usul Kamis Putih: Merupakan bagian dari perayaan Paskah Yahudi oleh Yesus bersama murid-Nya Dikenang sebagai hari institusi Ekaristi dan penetapan imamat Perjamuan Terakhir adalah perayaan Paskah Yahudi. Yesus mengubah maknanya menjadi Ekaristi, yaitu pemberian Tubuh dan Darah-Nya sebagai perjanjian baru. Ekaristi pertama terjadi saat perjamuan Paskah Yahudi, dan sejak saat itu Gereja merayakannya dalam Misa Kudus. 9. Penyaliban dan Kebangkitan – Matius 27–28 Peristiwa penting: Yudas mengkhianati Yesus – Mat 26:14–16 Petrus menyangkal Yesus – Mat 26:69–75 Yesus disalibkan di Golgota – Mat 27:33–50 Dikuburkan – Mat 27:57–61 Bangkit pada hari ketiga – Mat 28:1–10 Amanat Agung – Mat 28:19–20: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." 10. Hari Pentakosta – Kisah Para Rasul 2 Waktu: 50 hari setelah Paskah Tempat: Yerusalem Roh Kudus turun atas para murid Petrus berkhotbah → 3.000 orang dibaptis Khotbah Petrus – Kis 2:14–36: Menyatakan bahwa Yesus yang disalibkan telah bangkit dan adalah Mesias Mengajak bertobat dan dibaptis dalam nama Yesus Kristus Ini dianggap sebagai kelahiran Gereja pertama 11. Murid-murid Disebut Kristen – Kisah Para Rasul 11:25–26 Tempat: Antiokhia (Suriah) Waktu: Sekitar tahun 40-an M Barnabas mencari Saulus, dan bersama-sama mengajar jemaat di Antiokhia selama satu tahun. "Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen." 12. Dari Gereja Kristen Menjadi Katolik 1. "Katolik" berarti universal o Istilah ini menegaskan bahwa Gereja Yesus bersifat untuk semua bangsa, bukan hanya untuk orang Yahudi. 2. Istilah "Katolik" pertama kali digunakan oleh St. Ignatius dari Antiokhia (~107 M) o Ia menulis: "Di mana ada Yesus Kristus, di situlah Gereja Katolik." 3. Gereja Katolik berdiri atas ajaran Yesus dan para rasul o Berdasarkan pengajaran Yesus sendiri (Mat 28:19–20) o Melalui kesaksian para rasul (Kisah Para Rasul) 4. Petrus sebagai Paus pertama – Matius 16:18–19 o Yesus berkata: "Engkau adalah Petrus dan di atas batu ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga..." 5. Suksesi Apostolik: Paus setelah Santo Petrus o Para Paus adalah penerus Petrus yang memimpin Gereja dari Roma. o Berikut Paus awal sesudah Petrus: Paus Kedua: St. Linus (67–76 M) Paus Ketiga: St. Anacletus (atau Cletus) (76–88 M) Paus Keempat: St. Klemens I (88–97 M) Ia menulis "Surat kepada Jemaat di Korintus", yang menjadi salah satu bukti awal otoritas Paus dalam memimpin Gereja universal. 6. Gereja Katolik menjaga Tradisi Suci dan Kitab Suci o Ajaran tidak hanya bersumber dari Kitab Suci, tapi juga Tradisi Apostolik (2 Tes 2:15) 7. Gereja Katolik berkembang dari Yerusalem ke seluruh dunia o Yerusalem → Antiokhia → Roma → seluruh Kekaisaran Romawi dan dunia o Misi para rasul menyebar ke berbagai daerah (contoh: Tomas ke India, Markus ke Mesir) 13. Konsili Ekumenis dan Magisterium Konsili Ekumenis: Pertemuan seluruh uskup sedunia dalam persatuan dengan Paus untuk menetapkan ajaran iman o Contoh: Konsili Nicea (325 M): Menetapkan keilahian Yesus Konsili Efesus (431 M): Menegaskan Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos) Konsili Trente (1545–1563): Menanggapi Reformasi Protestan Magisterium: Wewenang mengajar resmi Gereja Katolik yang dipegang oleh Paus dan para uskup dalam persatuan dengannya 14. Paskah Yahudi dan Pekan Suci Paskah Yahudi (Pesach): Memperingati pembebasan Israel dari perbudakan Mesir (Kel 12) Dirayakan dengan makan malam Paskah (Seder), termasuk roti tidak beragi dan domba Paskah Yesus merayakan ini bersama murid-Nya sebelum disalib Pekan Suci dan Maknanya: Minggu Palma: Yesus masuk Yerusalem Rabu Abu: Awal masa tobat (40 hari sebelum Paskah) Kamis Putih: Institusi Ekaristi Jumat Agung: Wafat Yesus Sabtu Suci: Hari hening, Yesus di dalam makam Vigili Paskah (Sabtu malam): Liturgi cahaya, Sabda, pembaptisan, dan Ekaristi Kebangkitan Hari Raya Paskah: Kebangkitan Yesus 15. Apa itu Gereja, Kristen, dan Katolik Gereja: Umat Allah yang berkumpul dalam iman dan sakramen Tubuh mistik Kristus (Ef 1:22–23) Kristen: Pengikut Kristus (Kis 11:26) Katolik: Gereja yang satu, kudus, katolik (universal), dan apostolik Berasal dari pewartaan para rasul, berpusat di Roma, dipimpin oleh Paus 16. Munculnya Protestan Abad ke-16: Reformasi oleh Martin Luther (1517) Menolak sebagian ajaran dan praktik Gereja Katolik Menekankan sola scriptura (hanya Kitab Suci) dan sola fide (hanya iman) Menyebabkan perpecahan dan munculnya berbagai denominasi Kristen non-Katolik (Protestan) 17. Perkembangan Gereja Katolik Setelah Abad Pertama a. Penganiayaan Awal (Abad 1–4) Kaisar Roma menganiaya umat Kristen (misalnya Kaisar Nero, Diokletianus). Banyak martir Kristen: Petrus, Paulus, Perpetua, Agatha, dsb. Keyakinan diteguhkan dalam penderitaan (lih. 1 Ptr 4:16). b. Pengakuan Resmi – Edik Milan (313 M) Kaisar Konstantinus mengeluarkan Edik Milan: Kekristenan diakui dan bebas dipraktikkan. Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi (Theodosius, 380 M). c. Konsili-Konsili Awal Gereja Konsili Nicea (325 M): Menegaskan keilahian Yesus (melawan Arianisme). Konsili Konstantinopel (381 M): Roh Kudus adalah Allah, Trinitas diteguhkan. Konsili Efesus (431 M): Maria adalah Theotokos (Bunda Allah). Konsili Khalsedon (451 M): Yesus satu pribadi, dua kodrat (ilahi dan manusiawi). d. Pembentukan Alkitab Kanonik Daftar kitab-kitab Alkitab dirumuskan oleh Gereja. Sinode Roma (382 M), Konsili Hippo (393 M), Konsili Kartago (397 & 419 M). 73 Kitab dalam Alkitab Katolik (46 PL, 27 PB) diteguhkan dalam Konsili Trente (1546). 18. Skisma Besar (1054 M) Pemisahan antara Gereja Barat (Katolik Roma) dan Gereja Timur (Ortodoks). Penyebab: perbedaan teologis, liturgi, dan otoritas Paus. Gereja Katolik tetap bersatu di bawah Paus di Roma. Gereja Ortodoks menolak otoritas Paus, tapi tetap menjaga suksesi apostolik. 19. Konsili Trente (1545–1563) Tanggapan terhadap Reformasi Protestan. Menegaskan: o Kitab Suci & Tradisi sebagai sumber wahyu (2 Tes 2:15) o Tujuh Sakramen o Transubstansiasi dalam Ekaristi o Peran iman dan perbuatan Pembaruan moral dalam Gereja (reformasi batin internal) 20. Konsili Vatikan II (1962–1965) Paus Yohanes XXIII dan Paus Paulus VI Tujuan: aggiornamento (pembaruan) Hasil: o Liturgi dalam bahasa lokal o Keterbukaan terhadap dunia modern o Dialog ekumenis (persatuan antar umat Kristen) o Peran awam lebih aktif Dokumen penting: Lumen Gentium (Gereja), Dei Verbum (Wahyu), Sacrosanctum Concilium (Liturgi), Gaudium et Spes (Gereja di Dunia Modern) 21. Paus dan Suksesi Apostolik Paus: Uskup Roma, penerus Santo Petrus Suksesi apostolik: rantai penumpangan tangan tak terputus sejak rasul Daftar Paus dari Petrus (wafat ~67 M) hingga saat ini Paus saat ini (2025): Paus Fransiskus (sejak 2013) Kronologi dan Lokasi Penting: Tahun Peristiwa Lokasi ~6 SM Kabar kepada Zakharia & Maria Yerusalem & Nazaret ~5 SM Kelahiran Yohanes & Yesus Yudea & Betlehem 27 M Baptisan & pelayanan Yesus Yordan & Galilea 30 M Penyaliban & kebangkitan Yerusalem 30 M Pentakosta, lahirnya Gereja Yerusalem ~40 M Disebut Kristen pertama kali Antiokhia ~67 M Petrus wafat, Paus Linus menggantikan Roma ~107 M Disebut Katolik oleh Ignatius Antiokhia 313 Edik Milan, Kristen diakui resmi Roma 325 Konsili Nicea I Nicea 1054 Skisma Besar Roma & Konstantinopel 1517 Reformasi Protestan Wittenberg, Jerman 1545–1563 Konsili Trente Trente, Italia 1962–1965 Konsili Vatikan II Vatikan DASAR IMAN KATOLIK 1. Apa itu Katolik? Katolik berasal dari bahasa Yunani katholikos yang berarti universal atau menyeluruh. Istilah ini digunakan pertama kali oleh St. Ignatius dari Antiokhia, seorang uskup dan martir Gereja awal yang hidup sekitar tahun 35–107 M. Ia adalah murid dari Rasul Yohanes dan menjadi Uskup Antiokhia setelah Petrus. Dalam suratnya kepada jemaat di Smirna, ia menulis: “Di mana ada Yesus Kristus, di situ ada Gereja Katolik.” — St. Ignatius dari Antiokhia, Surat kepada Smirna, bab 8 (sekitar tahun 107 M) Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri atas dasar para rasul, terutama Petrus, dan memiliki ciri: Satu: Satu iman, satu baptisan, satu Tuhan (Efesus 4:5) Kudus: Ditegakkan oleh Kristus dan dikuduskan oleh Roh Kudus Katolik (Universal): Untuk semua orang di segala tempat dan waktu Apostolik: Berdiri di atas dasar para rasul (Efesus 2:20) Mengapa Gereja Katolik diyakini didirikan oleh Yesus? Karena Yesus sendiri berkata: "Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18) Meskipun Yesus tidak menyebut kata "Katolik" secara langsung, namun kata Gereja-Ku menunjuk pada satu komunitas nyata yang didirikan-Nya, dan yang terus berlanjut melalui para rasul. Kata "Katolik" kemudian dipakai oleh umat perdana seperti St. Ignatius untuk menggambarkan sifat Gereja tersebut: universal, apostolik, dan bersatu dalam Kristus. Jadi, Gereja Katolik adalah kelanjutan langsung dari Gereja yang didirikan oleh Yesus. 2. Apa itu Iman? Iman adalah tanggapan manusia terhadap pewahyuan Allah. Dalam Ibrani 11:1 disebutkan: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Iman dalam Katolik adalah: Percaya akan Allah Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh Kudus Menerima seluruh kebenaran yang diwahyukan Allah Dipelihara dan diteruskan oleh Gereja Allah Tritunggal (Trinitas) Allah adalah satu, namun memiliki tiga pribadi ilahi: Allah Bapa – Pencipta langit dan bumi (Kejadian 1:1) Allah Putra (Yesus Kristus) – Firman yang menjadi manusia, Penebus (Yohanes 1:1, 14) Allah Roh Kudus – Pengudus, yang diutus oleh Bapa dan Putra (Yohanes 14:26, Kisah Para Rasul 1:8) "Karena ada tiga yang memberi kesaksian di surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu." (1 Yohanes 5:7, versi Vulgata) "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus." (Matius 28:19) "Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air, dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari surga yang berkata: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'" (Matius 3:16–17) "Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu semua." (2 Korintus 13:13) Analogi untuk memahami Tritunggal: 1. Air (H₂O) – Air bisa berbentuk cair, uap, dan es. Ketiganya berbeda dalam bentuk, tetapi tetap satu zat yang sama. 2. Matahari – Satu matahari menghasilkan cahaya, panas, dan energi. Tiga hal berbeda, tetapi berasal dari satu sumber. 3. Manusia – Seorang manusia dapat memiliki akal, kehendak, dan jiwa. Tiga dimensi dalam satu pribadi. Meskipun analogi ini tidak sempurna, mereka membantu memahami bahwa Tritunggal bukan tiga Allah, melainkan satu Allah yang hidup dalam tiga pribadi, yang saling mengasihi dan bekerja dalam keselamatan manusia: Bapa mencipta Putra menebus Roh Kudus menguduskan Namun ini tidak berarti bahwa Bapa hanya mencipta, Putra hanya menebus, atau Roh Kudus hanya menguduskan secara terpisah. Ketiga Pribadi Tritunggal selalu bekerja bersama, karena mereka adalah satu Allah. Misalnya: Dalam penciptaan, Bapa mencipta, tetapi Putra (Firman) juga berkarya (Yohanes 1:13), dan Roh Allah melayang-layang di atas air (Kejadian 1:2). Dalam penebusan, Yesus disalibkan, tetapi Bapa yang mengutus-Nya (Yohanes 3:16), dan Roh Kudus membimbing-Nya (Lukas 4:1). Dalam pengudusan, Roh Kudus bekerja, tetapi dalam nama Bapa dan Putra (Yohanes 14:26). Tiga nada dalam satu akor musik – Seperti C-E-G dalam satu akor C mayor: tiga suara, satu harmoni. Ini menggambarkan kesatuan dalam keberbedaan. Jadi, dalam setiap karya ilahi, ketiganya hadir dan bersatu, meski secara khas tampak satu pribadi lebih dominan. 3. Sumber Iman Katolik Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman berasal dari Wahyu Ilahi yang diteruskan dalam: a. Kitab Suci (Alkitab) Firman Allah yang ditulis di bawah inspirasi Roh Kudus "Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16) b. Tradisi Suci Ajaran yang disampaikan secara lisan oleh para rasul dan diteruskan dalam hidup Gereja “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan maupun secara tertulis.” (2 Tesalonika 2:15) c. Magisterium (Wewenang Mengajar Gereja) Tugas mengajar Gereja yang dilaksanakan oleh Paus dan para Uskup dalam kesatuan dengan Paus Mereka menjaga, menjelaskan, dan mengajarkan iman dengan setia Apa itu Konsili? Konsili adalah pertemuan resmi para uskup Gereja Katolik, bersama Paus (atau di bawah otoritasnya), untuk membahas dan menetapkan ajaran iman dan moral serta kebijakan pastoral. 🔶 Bagaimana Proses Pengajuan Suatu Hal untuk Dilakukan Konsili? 1. Adanya Masalah atau Krisis Konsili biasanya diadakan ketika muncul persoalan besar yang: Menyebabkan kebingungan di antara umat (seperti ajaran sesat / bidat) Membahayakan kesatuan iman dan moral umat Berkaitan dengan doktrin penting yang belum pernah dijelaskan secara definitif Menuntut klarifikasi dalam menghadapi perubahan zaman atau konteks global (seperti dunia modern dalam Vatikan II) Contoh: Konsili Nicea I diadakan karena ajaran Arius yang menyangkal keilahian Yesus. Konsili Trente diadakan untuk menjawab tantangan Reformasi Protestan. 2. Permintaan dari Para Uskup Para uskup atau sinode lokal bisa mengusulkan kepada Paus agar diadakan konsili untuk membahas suatu isu besar. Uskup-uskup dari berbagai negara bisa juga menyampaikan keprihatinan bersama mereka kepada Tahta Suci. 3. Penilaian oleh Paus Paus akan mempertimbangkan apakah masalah tersebut memang memerlukan pembahasan dalam skala seluruh Gereja. Paus dapat berkonsultasi dengan para teolog, kardinal, dan kongregasi Roma (seperti Kongregasi Ajaran Iman). 4. Paus Mengumumkan Konsili Hanya Paus yang memiliki wewenang untuk memanggil dan membuka Konsili Ekumenis (seluruh dunia). Paus akan mengirim undangan kepada semua uskup dan pemimpin Gereja Katolik dari seluruh dunia untuk hadir. Bagaimana Proses Terlaksananya Sebuah Konsili? 1. Alasan diadakannya konsili: Konsili biasanya diselenggarakan karena adanya: Ajaran sesat (heresy) yang menyebar luas, seperti Arianisme, Nestorianisme, dll. Kebutuhan klarifikasi doktrin, misalnya tentang siapa Yesus atau makna Ekaristi. Masalah disiplin Gereja, seperti penyimpangan moral atau tata tertib Gereja. Konteks sosial atau budaya tertentu, seperti dampak modernisme, sekularisme, atau hubungan antaragama. 2. Siapa yang memutuskan konsili? Hanya Paus yang berwenang memanggil konsili ekumenis (untuk seluruh Gereja). Paus menetapkan agenda, lokasi, dan peserta resmi (biasanya para uskup sedunia). 3. Proses Selama Konsili 1. Sesi-Sesi Diskusi dan Debat o Uskup-uskup berkumpul dalam sesi resmi dan terbuka. o Teolog, ahli Kitab Suci, dan pengamat juga bisa diundang untuk membantu klarifikasi. o Isu-isu dibahas secara mendalam, disaring, dan dirumuskan. 2. Penyusunan dan Pemungutan Suara o Setelah diskusi, dokumen dirumuskan. o Para uskup melakukan pemungutan suara atas dokumen tersebut. 3. Persetujuan Paus o o Dokumen yang disetujui para uskup belum menjadi ajaran resmi sampai Paus menyetujui dan menetapkannya. Ini mencerminkan bahwa Magisterium tetap bersatu di bawah Paus sebagai pemegang kunci kesatuan Gereja. Bagaimana Hasil Konsili Ditindaklanjuti? 1. Hasil konsili dapat berupa: Dogma: ajaran iman yang didefinisikan secara resmi dan wajib dipercayai. Kanun (canon): aturan hukum Gereja atau kebijakan pastoral. Dokumen Konsili: penjelasan iman, moral, liturgi, hubungan antaragama, dll. 2. Penerimaan umat: Hasil konsili diumumkan kepada seluruh umat melalui para uskup. Diterapkan dalam liturgi, pengajaran, dan hukum Gereja. Kadang dibutuhkan waktu lama agar semua umat mengerti dan menerapkannya, misalnya hasil Konsili Vatikan II. 3. Perlindungan dari kesalahan: Gereja Katolik percaya bahwa konsili ekumenis tidak bisa salah dalam hal iman dan moral, karena dijaga oleh Roh Kudus sesuai janji Yesus: “Roh Kebenaran akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (Yohanes 16:13) Konsili Ekumenis (Seluruh Gereja) Nama Konsili Tahun Tempat Nicea I 325 Nicea Penyebab Arianisme (menolak keilahian Yesus) Konstantinopel I Efesus 381 Khalkedon 451 Konstantinopel II Konstantinopel III 553 Konstantinopel Monofisitisme 680– 681 Nicea II 787 Konstantinopel Monotelitisme (Yesus hanya punya satu kehendak) Nicea Ikonoklasme (larangan 431 Konstantinopel Klarifikasi Tritunggal & Roh Kudus Efesus Nestorianisme (menolak Maria sebagai Bunda Allah) Khalkedon Eutychianisme (Yesus hanya ilahi) Hasil Penting Rumusan Credo Nicea: Yesus adalah Allah sejati dari Allah sejati Penegasan keilahian Roh Kudus Maria adalah Theotokos (Bunda Allah) Kristus satu pribadi dua kodrat (ilahi dan manusiawi) Penegasan ajaran Khalkedon Kristus memiliki dua kehendak (ilahi & manusiawi) Penghormatan terhadap ikon dibenarkan penggunaan gambar kudus) Reformasi Gereja dan ajaran Ekaristi Lateran IV 1215 Roma Lyon II 1274 Lyon Persatuan dengan Gereja Timur Florence 1431– 1449 1545– 1563 Florence Persatuan TimurBarat Reformasi Protestan Vatikan I 1869– 1870 Vatikan Rasionalisme & otoritas Paus Vatikan II 1962– 1965 Vatikan Pembaruan pastoral & dunia modern Trente Trento Definisi transubstansiasi, pengakuan dosa wajib tahunan Pengakuan primasi Paus (tidak sepenuhnya berhasil) Upaya penyatuan (tidak permanen) Penegasan Kitab Suci dan Tradisi, kanon Alkitab Katolik Dogma infalibilitas Paus saat mengajar ex cathedra Pembaruan liturgi, ekumenisme, dialog antaragama Konsili Lokal Konsili-konsili yang bersifat regional atau terbatas wilayah, contohnya: Konsili Kartago (397 M): Menetapkan daftar kitab-kitab Alkitab. Bagaimana Suatu Ajaran Menjadi Dogma Dogma adalah kebenaran iman yang bersumber dari wahyu ilahi (Kitab Suci dan Tradisi), dan ditetapkan secara resmi oleh Magisterium Gereja untuk diyakini oleh seluruh umat Katolik. Dogma bukan ciptaan baru, tetapi penegasan atas kebenaran yang telah ada dalam iman Gereja. Proses Suatu Ajaran Menjadi Dogma: 1. Sudah diyakini oleh umat beriman sejak awal Ajaran tersebut telah menjadi bagian dari iman umat Kristen awal, meski belum diformalkan secara resmi. 2. Didukung oleh Tradisi dan Kitab Suci Walaupun tidak selalu eksplisit tertulis dalam Alkitab, namun ajaran ini bisa dijelaskan berdasarkan prinsip Kitab Suci dan dihidupi dalam Tradisi Gereja. 3. Menjadi bahan refleksi teologis Para Bapa Gereja dan teolog membahas serta mengembangkan pemahaman tentang ajaran tersebut sepanjang abad. 4. Muncul kebutuhan untuk klarifikasi Jika terjadi ajaran sesat (heresy) atau kebingungan umat, Gereja merasa perlu menanggapi secara resmi. 5. Dibahas dalam Konsili atau melalui pernyataan Paus Ajaran tersebut diteliti oleh para uskup dan teolog dalam Konsili Ekumenis, atau oleh Paus secara pribadi (ex cathedra). 6. Didefinisikan secara resmi sebagai dogma Jika telah dipastikan sebagai bagian dari wahyu ilahi dan sangat penting untuk keselamatan iman, maka dideklarasikan sebagai dogma. Contoh Penetapan Dogma Dogma Maria dikandung tanpa noda dosa: o Sudah diyakini sejak lama o Didukung Tradisi dan liturgi o Ditetapkan oleh Paus Pius IX (1854) Dogma Maria diangkat ke surga: o Dihayati dalam ibadat umat o Didefinisikan oleh Paus Pius XII (1950) Sumber dan Wewenang Konsili Ekumenis bersama Paus Paus secara pribadi (ex cathedra), misalnya dalam dokumen apostolik. "Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26) Kategori Dogma Katolik (disederhanakan) Dogma Katolik dapat dikelompokkan dalam beberapa bidang: 1. Dogma tentang Allah Tritunggal Allah itu satu dan esa. Allah ada dalam tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketiga pribadi memiliki kodrat ilahi yang sama. 2. Dogma tentang Yesus Kristus (Kristologi) Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia (Konsili Khalkedon, 451). Inkarnasi: Putra Allah menjadi manusia (Yoh 1:14). Dikandung oleh Perawan Maria melalui kuasa Roh Kudus. Wafat di salib, bangkit pada hari ketiga, naik ke surga. Akan datang kembali untuk menghakimi orang hidup dan mati. 3. Dogma tentang Bunda Maria Maria Bunda Allah (Theotokos) – Konsili Efesus (431) Perawan yang kekal – sebelum, selama, dan sesudah melahirkan Yesus. Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal (Immaculata) – 1854 oleh Paus Pius IX. Maria Diangkat ke Surga (Assumpta) – 1950 oleh Paus Pius XII. 4. Dogma tentang Gereja dan Sakramen Gereja didirikan oleh Kristus dan bersifat satu, kudus, katolik, dan apostolik. Tujuh sakramen didirikan oleh Kristus: Baptisan, Ekaristi, Penguatan, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Imamat, dan Perkawinan. 5. Dogma tentang Keselamatan dan Akhir Zaman (Eschatologi) Adanya dosa asal. Manusia ditebus oleh rahmat Kristus. Adanya surga, neraka, dan api penyucian. Kebangkitan badan pada akhir zaman. Penghakiman terakhir. Mengapa Dogma Maria Dikandung Tanpa Dosa Perlu Ditetapkan? Dogma Immaculata Conceptio (Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal) adalah ajaran bahwa Maria sejak saat pertama dikandung dalam rahim ibunya, Anna, sudah dijaga bebas dari dosa asal karena rahmat Allah dan demi jasa Yesus Kristus, Penebus umat manusia. Alasan Penetapan Dogma: 1. Sudah lama diyakini oleh umat beriman dan para Bapa Gereja o Sejak abad-abad awal, umat Kristen sudah menghormati Maria sebagai “yang kudus”, “yang penuh rahmat”, dan “Bunda Allah”. o Bapa Gereja seperti St. Efrem (abad ke-4) menyebut Maria sebagai “murni dan tak ternoda”. 2. Didukung oleh refleksi teologis o Teolog seperti Duns Scotus (abad ke-13) menjelaskan bahwa Maria ditebus secara istimewa dan preventif, bukan setelah jatuh dalam dosa, tetapi dijaga agar tidak pernah jatuh. 3. Makin berkembangnya devosi umat dan liturgi o Perayaan Maria Dikandung Tanpa Dosa telah dirayakan secara lokal di beberapa keuskupan sebelum resmi menjadi dogma. o Umat semakin yakin akan kesucian istimewa Maria, sebagai Bunda dari Putra Allah yang Kudus. 4. Perlu kejelasan ajaran di tengah perdebatan teologis o Ada diskusi panjang antara para teolog pro dan kontra (misalnya antara Dominikan dan Fransiskan), sehingga Gereja perlu memberi penegasan resmi. 5. Akhirnya didefinisikan sebagai dogma oleh Paus Pius IX o Melalui bulla Ineffabilis Deus, tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX menyatakan secara infalibel bahwa: "Bahwa Perawan Maria yang Terberkati, sejak saat pertama dikandungnya, oleh rahmat dan anugerah Allah yang Mahakuasa, dan demi jasa Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dijaga dari segala noda dosa asal." 6. Didukung oleh penampakan Bunda Maria sendiri o Empat tahun setelah dogma ini ditetapkan, Maria menampakkan diri kepada Santa Bernadette di Lourdes (1858) dan memperkenalkan diri sebagai: “Akulah yang Dikandung Tanpa Noda.” Dasar Kitab Suci (implisit): Lukas 1:28 — “Salam, hai engkau yang penuh rahmat” (kecharitomene): bentuk ini menunjukkan rahmat sempurna yang telah diberikan sejak awal. Kejadian 3:15 — “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini…” → Maria sebagai “Hawa baru” yang sepenuhnya menentang dosa. Kesimpulan: Dogma ini bukan menambah ajaran baru, tetapi menegaskan kebenaran yang telah diimani umat selama berabad-abad, dan bertujuan memperjelas serta melindungi iman Gereja terhadap Maria sebagai Bunda Kristus yang suci sempurna sejak awal. 📜 Dogma Maria yang didefinisikan secara eks katedra oleh Paus: Dogma Tahun Maria Bunda Allah (Theotokos) Maria Tetap Perawan Dikandung Tanpa Dosa (Immaculata) Diangkat ke Surga (Assumpta) 431 649 1854 Ditetapkan Oleh Konsili Efesus Konsili Lateran Paus Pius IX 1950 Paus Pius XII Sumber/Peristiwa Melawan ajaran Nestorius Dipertegas oleh Paus Martin I Bulla Ineffabilis Deus Konstitusi Munificentissimus Deus 📚 Total Dogma Gereja Katolik Jumlah dogma yang telah didefinisikan secara formal (eks katedra) oleh Paus secara langsung relatif sedikit (kurang dari 10), namun ajaran yang wajib diimani (de fide) jumlahnya mencapai lebih dari 250 menurut teolog-teolog seperti Ludwig Ott dalam Fundamentals of Catholic Dogma. Semua itu mencakup hal-hal pokok iman dan moral berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi. 4. Suksesi Apostolik: Uskup Setelah Petrus Yesus memberikan kuasa khusus kepada Petrus: “Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan Gereja-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga; apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” (Matius 16:18–19) Petrus menjadi uskup pertama di Roma. Setelah wafatnya, para penerusnya dikenal sebagai Paus (Uskup Roma), dan inilah awal dari suksesi apostolik: 1. St. Petrus (33–64/67 M) 2. 3. 4. 5. 6. 7. St. Linus (67–76 M) St. Anacletus (Cletus) (76–88 M) St. Klemens I (88–97 M) St. Evaristus (97–105 M) St. Aleksander I (105–115 M) St. Sixtus I (115–125 M) ...dan seterusnya hingga Paus Fransiskus saat ini (ke-266). Suksesi ini menjaga kesinambungan ajaran Kristus tanpa terputus sejak zaman para rasul. 5. Struktur Gereja Katolik Gereja Katolik memiliki struktur hierarkis yang jelas dan berakar pada ajaran para rasul. Struktur ini mencerminkan kesatuan, keteraturan, dan kesinambungan dalam memelihara iman serta pelayanan kepada umat. Berikut adalah penjelasan mengenai struktur Gereja Katolik dari tingkat tertinggi hingga umat awam: 1. Paus (Uskup Roma) Paus adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Ia adalah penerus Santo Petrus, yang telah ditunjuk langsung oleh Yesus (Matius 16:18–19). Paus memiliki otoritas penuh dalam mengajar, menguduskan, dan memimpin Gereja Universal. Paus juga merupakan kepala Negara Kota Vatikan. 2. Kardinal Kardinal adalah para uskup senior yang dipilih oleh Paus untuk membantunya. Mereka membentuk Kolegium Kardinal, yang tugas utamanya adalah memilih Paus baru dalam konklaf jika Paus wafat atau mengundurkan diri. Banyak kardinal juga menjabat sebagai pemimpin kongregasi atau dewan di Kuria Roma (pemerintahan pusat Gereja). 3. Uskup Agung dan Uskup Uskup adalah penerus para rasul dan bertanggung jawab atas suatu keuskupan (wilayah gerejawi). Uskup Agung memimpin keuskupan agung dan dapat memiliki wewenang tambahan atas beberapa keuskupan lain dalam wilayah provinsi gerejawi. Mereka bertugas mengajar iman, merayakan sakramen (terutama Krisma dan Tahbisan), dan memimpin umat. 4. Imam (Pastor) Imam ditahbiskan oleh Uskup untuk melayani umat di paroki atau komunitas tertentu. Tugas utama imam adalah mempersembahkan Ekaristi, mengajarkan Sabda Allah, memberi sakramen, dan menggembalakan umat. Imam juga menjalankan misi pastoral seperti bimbingan rohani, pelayanan sosial, dan pengajaran iman. 5. Diakon Diakon adalah pelayan tahbisan tingkat pertama, yang bisa menikah (jika ditahbiskan sebagai diakon permanen). Diakon membantu imam dan uskup, terutama dalam pelayanan sabda, liturgi, dan karitatif. Ia dapat memberkati perkawinan, membaptis, memimpin ibadat sabda, dan menyampaikan homili. 6. Frater dan Bruder Frater adalah pria yang sedang menjalani masa pendidikan dan formasi religius atau calon imam dalam tarekat tertentu. Bruder adalah pria religius yang mengucapkan kaul, tetapi bukan imam. Mereka biasanya terlibat dalam karya pendidikan, pelayanan sosial, atau karya kerasulan lain. Frater dan bruder hidup dalam komunitas religius dan mengikuti spiritualitas tarekat mereka. 7. Kaum Religius: Ordo dan Kongregasi Kelompok-kelompok religius pria dan wanita yang hidup menurut spiritualitas tertentu: Benediktin: Mengikuti aturan Santo Benediktus, hidup monastik, berpusat pada doa, kerja, dan kesunyian. Moto mereka: Ora et Labora (Berdoa dan Bekerja). Fransiskan: Didirikan oleh Santo Fransiskus dari Assisi, menekankan hidup sederhana, kemiskinan, dan cinta kepada semua makhluk ciptaan. Dominikan: Didirikan oleh Santo Dominikus, fokus pada pewartaan Sabda dan pendidikan. Dikenal sebagai "Anjing Tuhan" (Domini-canes). Salesian: Didirikan oleh Santo Yohanes Don Bosco, fokus pada pendidikan dan pembinaan kaum muda, khususnya yang miskin dan terlantar. Suster: Wanita religius yang mengucapkan kaul dan melayani dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, karya sosial, atau doa kontemplatif. Ada suster dari berbagai kongregasi seperti Suster Carolus, Suster Fransiskanes, Suster PBHK, dll. Bagaimana Terbentuknya Kaum Religius Kaum religius terbentuk dari panggilan khusus untuk mengikuti Kristus secara lebih radikal melalui kehidupan bakti. Mereka hidup dalam komunitas dan mengucapkan kaul-kaul (nasihat Injili) yaitu: Kaul kemiskinan (hidup sederhana dan tidak memiliki harta pribadi), Kaul ketaatan (taat kepada pemimpin komunitas dalam terang kehendak Allah), Kaul kemurnian/selibat (tidak menikah demi Kerajaan Allah). Proses Terbentuknya Kaum Religius: 1. Panggilan pribadi: Seseorang merasa dipanggil oleh Tuhan untuk hidup membaktikan diri sepenuhnya dalam pelayanan dan doa. 2. Masuk masa pembinaan: o Postulat: Masa awal mengenal kehidupan religius. o Novisiat: Masa pembinaan rohani yang lebih mendalam, biasanya 1–2 tahun. 3. Kaul pertama: Mengucapkan kaul sementara (biasanya 3 tahun), menjadi anggota resmi dalam tarekat. 4. Kaul kekal: Setelah masa formasi, mereka mengucapkan kaul seumur hidup sebagai tanda pengabdian penuh kepada Tuhan dan tarekatnya. Tarekat dan Ordo Religius Tarekat atau ordo adalah komunitas hidup religius yang memiliki spiritualitas, misi, dan aturan hidup tertentu. Contohnya: Ordo Benediktin: hidup kontemplatif di biara. Ordo Fransiskan dan Dominikan: hidup aktif dalam pewartaan, pendidikan, dan pelayanan sosial. Kongregasi Salesian: fokus pada pembinaan remaja dan anak muda. Kaum religius bisa terdiri dari: Imam religius: frater yang ditahbiskan menjadi imam. Bruder dan suster: yang tetap sebagai awam tetapi mengucapkan kaul religius. 8. Umat Awam Semua orang yang telah dibaptis dan bukan bagian dari tahbisan disebut umat awam. Mereka dipanggil untuk menguduskan dunia lewat hidup dan pekerjaan mereka seharihari. Umat awam juga berperan aktif dalam hidup menggereja melalui pelayanan liturgi, katekese, kegiatan sosial, dan berbagai bentuk pelayanan lainnya. Struktur ini mencerminkan tubuh Kristus yang satu, di mana setiap bagian memiliki peran dan karunia tersendiri. "Ada berbagai karunia, tetapi satu Roh. Dan ada berbagai pelayanan, tetapi satu Tuhan." (1 Korintus 12:4–5) Dengan struktur ini, Gereja Katolik tetap setia menjaga ajaran para rasul, memelihara kesatuan iman, dan melayani seluruh umat Allah di dunia. Siapa yang Boleh Menikah? Diakon permanen: boleh menikah sebelum ditahbiskan. Jika sudah menikah sebelum tahbisan, mereka tetap hidup berkeluarga. Imam dan uskup di Gereja Katolik ritus Latin tidak boleh menikah (selibat). Namun, dalam beberapa ritus Timur Katolik, imam boleh menikah sebelum ditahbiskan. Frater, bruder, dan suster yang hidup dalam kaul religius tidak menikah karena mereka telah mengucapkan kaul kemurnian (selibat) sebagai tanda penyerahan diri total kepada Tuhan. Di Mana Mereka Belajar? Frater calon imam belajar di seminari tinggi (filsafat dan teologi), biasanya 6–8 tahun. Diakon permanen mengikuti program formasi diakonat, biasanya sambil tetap bekerja dan berkeluarga. Bruder dan suster belajar dalam novisiat dan formasi religius, sesuai dengan tarekat masing-masing. Imam juga biasanya melalui tahapan: calon → frater → ditahbiskan sebagai diakon → ditahbiskan menjadi imam. Apakah Mereka Memberi Persembahan dalam Misa? Imam dan diakon yang memimpin misa tidak memberikan persembahan uang, karena mereka mempersembahkan diri dan tugas pelayanan mereka. Frater, bruder, dan suster (jika hadir sebagai umat) dapat memberi persembahan seperti umat lainnya. Yang terutama dalam misa bukanlah persembahan uang, tapi persembahan diri, yang dilambangkan juga dalam persembahan roti dan anggur. 6. Tujuh Sakramen Sakramen adalah tanda dan sarana rahmat Allah yang kelihatan, yang ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja. Melalui sakramen, kehidupan ilahi dilimpahkan kepada umat. SAKRAMEN DALAM GEREJA KATOLIK Apa Itu Sakramen? Sakramen berasal dari kata Latin sacramentum, yang berarti "sumpah suci" atau "tanda suci". Dalam Gereja Katolik, sakramen adalah tanda dan sarana rahmat Allah yang kelihatan, yang ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja untuk memberikan rahmat ilahi. "Sakramen adalah tanda-tanda yang kelihatan dari rahmat yang tidak kelihatan, yang ditetapkan oleh Yesus Kristus untuk menguduskan kita" (Katekismus Gereja Katolik/KGK 1131). Sakramen menjadi jalan bagi umat Katolik untuk mengalami kehadiran dan karya Allah dalam hidup nyata melalui tanda-tanda konkret yang dapat dilihat, disentuh, dan dirasakan. Sejarah Sakramen Pada masa Gereja Perdana, para rasul dan murid Yesus sudah melaksanakan sakramen sebagai perintah langsung dari Kristus: Pembaptisan: "Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka..." (Matius 28:19) Ekaristi: "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku" (Lukas 22:19) Pengampunan Dosa: "Terimalah Roh Kudus. Jika kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni..." (Yohanes 20:22-23) Gereja kemudian, melalui refleksi teologis dan Konsili-konsili, merumuskan bahwa ada tujuh sakramen yang secara eksplisit ditetapkan oleh Kristus. Tujuh Sakramen Gereja Katolik 1. Sakramen Baptis o Menghapus dosa asal dan menjadikan seseorang anggota Gereja. o Ditetapkan oleh Yesus (Matius 28:19). 2. Sakramen Ekaristi o Tubuh dan Darah Kristus sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur. o Perjamuan Terakhir adalah institusi pertama (Lukas 22:19-20). 3. Sakramen Krisma (Penguatan) o Menerima kepenuhan Roh Kudus seperti para rasul di hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2). o Meneguhkan iman dan memberi kekuatan menjadi saksi Kristus. 4. Sakramen Tobat (Pengakuan Dosa) o Menerima pengampunan dosa melalui absolusi dari imam. o Dasarnya: Yohanes 20:22-23 dan 2 Korintus 5:18. 5. Sakramen Pengurapan Orang Sakit o Memberi kekuatan, penghiburan, dan jika Allah kehendaki, kesembuhan. o Dasar Kitab Suci: Yakobus 5:14-15. 6. Sakramen Imamat (Tahbisan Suci) o Menetapkan pria sebagai diakon, imam, atau uskup. o Institusi: Yesus menetapkan para rasul sebagai imam pada Perjamuan Terakhir. 7. Sakramen Perkawinan o Ikatan suami-istri yang diberkati Allah, tak terceraikan. o Dasarnya: Matius 19:5-6 dan Efesus 5:25-32. Kategori Sakramen Sakramen Inisiasi: Baptis, Krisma, Ekaristi. Sakramen Penyembuhan: Tobat, Pengurapan Orang Sakit. Sakramen Pelayanan: Imamat, Perkawinan. Siapa yang Menyampaikan Sakramen? Imam atau Uskup: Umumnya semua sakramen disampaikan oleh imam atau uskup. Diakon: Bisa menyampaikan Baptis dan Perkawinan. Umat awam: Dalam keadaan darurat, umat awam dapat membaptis. Mengapa Hanya Tujuh Sakramen? Gereja Katolik mengakui hanya tujuh sakramen karena: 1. Semuanya memiliki dasar dalam Kitab Suci dan tradisi apostolik. 2. Ditetapkan langsung oleh Kristus. 3. Diakui secara konsisten oleh Gereja sejak abad awal. Penutup Sakramen adalah cara Allah menyentuh hidup manusia secara nyata dan sakral. Melalui sakramen, umat Katolik mengalami kehadiran Allah, bertumbuh dalam iman, dan disiapkan menuju keselamatan kekal. "Ada satu tubuh dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu. Satu Tuhan, satu iman, satu baptisan." (Efesus 4:4-5) 7. Kehidupan Iman Katolik Iman Katolik bukan sekadar kepercayaan dalam hati, tetapi diwujudkan dalam hidup seharihari: melalui doa, perayaan liturgi, kasih kepada sesama, serta kesatuan dengan Gereja. a. Doa Doa adalah nafas hidup rohani. Jenis-jenis doa: Doa pujian Doa permohonan Doa syukur Doa tobat "Berdoalah tanpa henti." (1 Tesalonika 5:17) Doa penting lainnya dalam Gereja Katolik: Doa Bapa Kami, Salam Maria, Rosario, Doa Syukur, dan Doa Tobat. b. Liturgi dan Misa Liturgi adalah ibadah resmi Gereja, puncaknya adalah Perayaan Ekaristi (Misa). Di dalam Misa: Sabda Allah diwartakan Tubuh dan Darah Kristus dihadirkan Umat bersatu dengan pengorbanan Kristus "Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." (Lukas 22:19) c. Hidup Menurut Sepuluh Perintah Allah dan Ajaran Gereja Menjalani hidup sebagai murid Kristus dengan menaati: Sepuluh Perintah Allah (Keluaran 20:1–17) Sabda Bahagia (Matius 5:1–12) Ajaran moral Gereja d. Kehidupan Kudus dan Para Kudus Umat Katolik dipanggil untuk hidup kudus, meneladan Yesus dan para kudus: "Sebab itu, kuduslah kamu, sebab Aku ini kudus." (1 Petrus 1:16) Para kudus adalah orang-orang yang telah hidup setia sampai akhir dan kini berada di surga. Mereka menjadi teladan dan pendoa bagi kita. 8. KITAB SUCI DAN KANON KATOLIK 1. Pengertian Kitab Suci Kitab Suci atau Alkitab adalah firman Allah yang ditulis oleh manusia di bawah ilham Roh Kudus (lih. 2 Timotius 3:16). Kitab Suci menjadi salah satu sumber utama iman Katolik, bersama dengan Tradisi Suci dan Magisterium. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16) 2. Struktur Kitab Suci Katolik Kitab Suci Katolik terdiri dari: Perjanjian Lama: 46 kitab Perjanjian Baru: 27 kitab Total: 73 kitab. Perbedaannya dengan Alkitab Protestan adalah pada Perjanjian Lama: Protestan hanya mengakui 39 kitab, sedangkan Katolik mengakui tambahan 7 kitab yang disebut Deuterokanonika. Deuterokanonika oleh Katolik, dan disebut Apokrif oleh Protestan. Alasannya: Reformator seperti Martin Luther (abad ke-16) mengacu hanya pada kitab-kitab Ibrani yang digunakan oleh orang Yahudi setelah tahun 90 M, yaitu Kanon Ibrani Palestina, yang tidak memasukkan kitab Deuterokanonika. Gereja Katolik berpegang pada Kanon Septuaginta (terjemahan Yunani dari kitab suci Yahudi), yang digunakan oleh Yesus dan para rasul, dan mencakup Deuterokanonika. Deutero = "kedua" Kanonika = "daftar kitab yang diakui" Jadi, Deuterokanonika berarti "kanon kedua", bukan karena lebih rendah atau kurang penting, tetapi karena pengakuannya sebagai kitab suci oleh seluruh Gereja terjadi lebih lambat daripada "Protokanonika" (kitab yang sejak awal diakui secara universal). � Konsili-konsili Gereja yang menegaskan Deuterokanonika sebagai bagian resmi Alkitab Katolik: Konsili Hippo (393 M) Konsili Kartago (397 M dan 419 M) Konsili Trente (1546 M) → Penegasan definitif terhadap 73 kitab Alkitab Katolik. Tujuh kitab yang termasuk Deuterokanonika: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tobit Yudit Kebijaksanaan Salomo Yesus bin Sirakh (Sirakh atau Ecclesiasticus) Barukh 1 Makabe 2 Makabe ➕ Tambahan bagian dalam kitab: Tambahan dalam Ester Tambahan dalam Daniel: (Doa Azarya, Nyanyian Ketiga Pemuda, Susana, Bel dan Naga) Dalam Alkitab Katolik, kitab-kitab Deuterokanonika tidak diletakkan di belakang secara terpisah, melainkan disusun bersama kitab-kitab lainnya secara tematik, sesuai bagian Perjanjian Lama: Contoh urutannya: Setelah kitab Ezra dan Nehemia, muncul Tobit dan Yudit Setelah Amsal dan Pengkhotbah, muncul Kebijaksanaan dan Sirakh Setelah Ratapan, muncul Barukh Setelah Zakharia, muncul 1 dan 2 Makabe Tambahan Ester ada dalam kitab Ester itu sendiri Tambahan Daniel dimasukkan dalam teks Daniel Jadi susunannya terintegrasi dalam keseluruhan Perjanjian Lama Katolik, bukan dipisah atau ditaruh di belakang. 3. Apa Itu Kanon? A. Apa Itu Kanon? Kanon Kitab Suci adalah daftar kitab-kitab yang diakui oleh Gereja sebagai diilhamkan oleh Allah (Firman Allah) dan menjadi bagian resmi dari Alkitab. Gereja Katolik memiliki satu kanon, yaitu kanon 73 kitab: 46 Perjanjian Lama (termasuk Deuterokanonika) + 27 Perjanjian Baru. Kata "kanon" sendiri berasal dari bahasa Yunani kanōn yang berarti "pengukur", "patokan", atau "standar". B. Berapa Banyak Kanon? Hanya ada satu kanon Kitab Suci Katolik yang diakui secara resmi dan tetap sejak Konsili Trente (1546). Namun: sebelum itu, terjadi beberapa varian lokal atau regional dalam daftar kitab yang dipakai oleh umat Kristen. Inilah mengapa Gereja merasa perlu menetapkannya secara pasti melalui konsili. 4. Bagaimana Pembentukan Kanon? Pembentukan kanon Kitab Suci tidak terjadi dalam satu waktu, tetapi melalui proses panjang dan bertahap, dimulai dari Tradisi Lisan hingga pengumpulan kitab-kitab yang diakui sebagai ilham Allah. Berikut tahapannya: 1. Tradisi Lisan: Sebelum ditulis, sabda Allah disampaikan secara lisan oleh para nabi dan Yesus sendiri. 2. Penulisan Kitab: Para penulis suci, diilhami oleh Roh Kudus, menulis pengalaman iman umat Allah. 3. Penggunaan dalam Liturgi: Kitab-kitab yang dibaca secara luas dalam liturgi dan diterima oleh jemaat menjadi rujukan. 4. Pemeriksaan Gereja Perdana: Gereja memeriksa keaslian, kesesuaian teologis, dan hubungan kitab-kitab tersebut dengan ajaran para rasul. 5. Pengesahan oleh Konsili Gereja: Daftar kitab yang dianggap ilham ilahi ditegaskan dalam berbagai konsili. 5. Kapan Kanon Ditetapkan? Kanon Perjanjian Lama: o Berdasarkan Septuaginta (LXX) — terjemahan Yunani Kitab Suci yang mencakup 46 kitab, termasuk Deuterokanonika. o Digunakan luas oleh umat Kristen awal, termasuk oleh Yesus dan para rasul. Kanon Perjanjian Baru: o Berjumlah 27 kitab, ditulis antara tahun 50–100 M. o Disaring oleh Gereja berdasarkan asal usul apostolik, kesesuaian doktrin, dan penggunaan liturgis. o Daftar 27 kitab yang kita kenal sekarang disebut dalam surat St. Athanasius (367 M). Konsili yang Menetapkan Kanon 73 Kitab: o Konsili Hippo (393 M) – daftar awal kanon 73 kitab. o Konsili Kartago III (397 M) – mengulangi dan mengesahkan daftar tersebut. o Konsili Florence (1442 M) – menyebut daftar kanon dalam konteks persatuan dengan Gereja Timur. o Konsili Trente (1546 M) – menegaskan secara dogmatis bahwa kanon terdiri dari 73 kitab sebagai respons terhadap tantangan Reformasi. Apa Itu Septuaginta? Septuaginta (LXX) adalah terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani, yang dilakukan di kota Aleksandria, Mesir, pada abad ke-3 hingga ke-2 SM. Disebut "Septuaginta" (dari bahasa Latin untuk tujuh puluh) karena menurut tradisi, 70 atau 72 sarjana Yahudi menerjemahkan Kitab Suci dari bahasa Ibrani ke Yunani dalam waktu yang sama secara ajaib. Septuaginta termasuk kitab-kitab yang tidak terdapat dalam kanon Yahudi Palestina, seperti Tobit, Yudit, Kebijaksanaan, Sirakh, Barukh, 1-2 Makabe, dan tambahan pada Ester dan Daniel. Kenapa Penting untuk Katolik? 1. Septuaginta adalah versi Kitab Suci yang digunakan secara luas oleh umat Yahudi di diaspora, termasuk pada masa Yesus dan para rasul. 2. Yesus dan para penulis Perjanjian Baru sering mengutip dari Septuaginta, bukan dari teks Ibrani Masoret (versi Yahudi yang kemudian diakui). o Contoh: Ibrani 10:5 mengutip Mazmur 40:6 dari versi Septuaginta, bukan dari teks Ibrani. 3. Karena itu, Gereja Katolik menganggap Septuaginta sebagai Kitab Suci yang sah, termasuk kitab-kitab Deuterokanonika di dalamnya. Singkatnya: “Berdasarkan Septuaginta” berarti bahwa Gereja Katolik menerima daftar kitab yang terdapat dalam Septuaginta sebagai bagian dari kanon Kitab Suci, bukan hanya yang ada dalam versi Ibrani Yahudi (yang digunakan oleh Protestan). Apa Maksud “Bukan dari Teks Ibrani”? Kitab Suci Perjanjian Lama awalnya ditulis dalam bahasa Ibrani (dan sebagian Aram), dan inilah yang dipegang oleh komunitas Yahudi di wilayah Palestina. Namun, di luar Palestina — khususnya di daerah diaspora seperti Aleksandria (Mesir) — banyak orang Yahudi tidak lagi fasih berbahasa Ibrani, melainkan berbahasa Yunani. Karena itu, sekitar abad ke-3 sampai ke-2 SM, Kitab Suci diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Terjemahan inilah yang disebut Septuaginta. Nah, Septuaginta memuat kitab-kitab tambahan (yang sekarang disebut Deuterokanonika) yang tidak ada dalam teks Ibrani yang digunakan oleh orang Yahudi di Palestina. Jadi ketika kita bilang “tidak dari teks Ibrani”, artinya kitab-kitab seperti Tobit, Yudit, Kebijaksanaan, 1-2 Makabe, dsb., tidak termasuk dalam Alkitab Yahudi versi Ibrani, tetapi termasuk dalam versi Septuaginta Yunani. Aspek Dasar Kitab Suci PL Jumlah Kitab PL Mengakui Deuterokanonika? Penegasan Kanon Katolik Septuaginta (Yunani) 46 Ya Konsili Trente (1546) Protestan Teks Ibrani Yahudi 39 Tidak Reformasi (Abad ke-16) Mengapa Deuterokanonika Ditolak oleh Protestan? 1. Bahasa dan Tradisi Kitab-kitab Deuterokanonika ditulis dalam bahasa Yunani dan tidak ditemukan dalam teks Ibrani Tanakh (Alkitab Ibrani yang digunakan oleh orang Yahudi). Reformator Protestan, seperti Martin Luther, berpendapat bahwa kanon Perjanjian Lama seharusnya hanya mencakup kitab-kitab yang diakui dalam bahasa Ibrani oleh orang Yahudi pada abad pertama. � Catatan penting: Yesus dan para rasul sering menggunakan Septuaginta, terjemahan Yunani dari Kitab Suci Yahudi, yang mencakup Deuterokanonika. Maka, umat Kristen awal memakai kitab-kitab ini dalam kehidupan beriman mereka. 2. Pandangan Martin Luther Martin Luther pada abad ke-16 menolak Deuterokanonika karena: o Tidak ada dalam Alkitab Ibrani. o Ia menganggap isinya tidak setara dengan kitab-kitab lain dalam hal "ilham ilahi." o Beberapa ayat mendukung ajaran Katolik yang ia tolak (misalnya, 2 Makabe 12:45 tentang doa untuk orang mati, yang mendukung api penyucian). 3. Konsili Yahudi Jamnia (sekitar tahun 90 M) Beberapa cendekiawan menyebut bahwa para rabi Yahudi menetapkan kanon Ibrani di Jamnia, tidak memasukkan Deuterokanonika. Reformator Protestan mengikuti kanon ini, bukan Septuaginta. 4. Konsili Katolik Menegaskan Kanon Gereja Katolik mengakui kitab-kitab ini karena digunakan dalam liturgi awal Gereja, dan diakui oleh para Bapa Gereja serta konsili-konsili awal seperti: o Hippo (393 M) dan Kartago (397 M) o Konsili Trente (1546 M) secara definitif menegaskan bahwa Deuterokanonika adalah bagian dari Kitab Suci. � Tapi, Mengapa Perjanjian Baru dalam Bahasa Yunani Diterima oleh Protestan? Karena: Tidak ada versi Ibrani dari Perjanjian Baru. Semua tulisan Perjanjian Baru ditulis langsung dalam bahasa Yunani Koine, dan diakui secara universal oleh seluruh Gereja. Tidak ada kontroversi besar tentang bahasa asli Perjanjian Baru. 📘 Kesimpulan Topik Katolik Protestan Deuterokanonika Diakui sebagai bagian dari Kitab Suci Tidak diakui, dianggap apokrif Bahasa acuan Yunani (Septuaginta) Ibrani (Tanakh Yahudi) Jumlah kitab 73 kitab 66 kitab 4. Mengapa K itab Deuterokanonika Diterima oleh Katolik? 1. 2. 3. 4. Digunakan secara luas oleh Gereja perdana. Termasuk dalam Septuaginta (terjemahan Yunani dari Kitab Suci Ibrani). Dikutip dalam tulisan-tulisan para Bapa Gereja. Didukung oleh Konsili-konsili awal Gereja dan akhirnya ditegaskan di Konsili Trente. 5. Mengapa Deuterokanonika Ditolak oleh Protestan? 1. Tidak termasuk dalam Kitab Suci Ibrani (Tanakh) yang digunakan oleh komunitas Yahudi pada abad pertama. 2. Martin Luther dan para Reformator mengikuti kanon Yahudi dan menolak kitab yang tidak tertulis dalam bahasa Ibrani. 3. Beberapa isi Deuterokanonika dipandang bertentangan dengan ajaran Protestan, contohnya: 2 Makabe 12:45: o "Sungguh suatu pikiran yang mulia dan saleh, bahwa mereka mendoakan orangorang mati, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka." → Bertentangan dengan doktrin Protestan yang menolak api penyucian dan doa untuk orang mati. Tobit 12:9: o "Karena sedekah menyelamatkan dari maut dan menyucikan segala dosa." → Dianggap bertentangan dengan ajaran Protestan tentang pembenaran hanya oleh iman (sola fide). Sirakh 3:30: o "Air memadamkan api yang menyala, dan sedekah memadamkan dosa." → Lagi-lagi dianggap mendukung gagasan bahwa amal perbuatan dapat menghapus dosa, yang ditolak oleh teologi Protestan. 4. Kitab-kitab ini tidak diakui oleh semua komunitas Yahudi dan dianggap tidak memiliki otoritas yang sama. Api Penyucian adalah suatu keadaan atau proses penyucian setelah kematian bagi jiwa-jiwa orang beriman yang meninggal dalam kasih karunia Allah, namun masih memerlukan penyucian dari dosa ringan atau akibat dosa yang belum dibersihkan secara tuntas. 1. Pengertian Api Penyucian Gereja Katolik mengajarkan bahwa: Orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat, tetapi belum sepenuhnya suci, akan mengalami penyucian sebelum masuk surga. Mereka tidak dihukum kekal (neraka), tetapi mengalami proses pemurnian. Hal ini dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1030-1031: "Mereka yang mati dalam kasih karunia dan persahabatan dengan Allah, tetapi belum sepenuhnya dimurnikan, sungguh dijamin akan keselamatan kekal mereka; tetapi setelah mati mereka mengalami penyucian, agar mencapai kekudusan yang diperlukan untuk masuk ke dalam sukacita surga." 2. Dasar Alkitabiah Beberapa ayat Kitab Suci yang mendukung ajaran ini: 1 Korintus 3:13-15: "Pekerjaan masing-masing orang akan nampak; karena hari Tuhan akan menyatakannya... Jika pekerjaan seseorang terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." Matius 12:32: "Apabila seorang mengatakan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang." → Menunjukkan bahwa ada pengampunan di dunia yang akan datang, yang tidak mungkin terjadi di surga maupun neraka, melainkan menunjukkan adanya keadaan ketiga: api penyucian. 2 Makabe 12:44-46 (Deuterokanonika): "Adalah suatu pikiran yang kudus dan saleh untuk berdoa bagi orang mati, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka." → Menjadi salah satu dasar praktik doa untuk arwah dalam Katolik. 3. Mengapa Penting Menyatakan keadilan dan belas kasih Allah: Allah ingin semua orang disucikan sepenuhnya. Mendorong umat untuk hidup kudus dan bertobat selama hidup. Menggambarkan kesatuan Gereja: umat di dunia mendoakan saudara yang telah wafat. 4. Bukan Neraka atau Surga Api penyucian bukan tempat siksaan kekal seperti neraka. Bukan juga keadaan surga, karena masih ada penderitaan karena penyucian. Tapi semua jiwa di dalamnya pasti masuk surga setelah dimurnikan. Apa Arti "Meninggal dalam Keadaan Rahmat"? "Keadaan rahmat" berarti seseorang meninggal dalam persahabatan dengan Allah, yaitu dalam keadaan tidak berdosa berat, atau dosa beratnya sudah diampuni melalui pertobatan dan Sakramen Tobat. Mereka mungkin masih memiliki dosa ringan atau akibat dosa (hukuman sementara karena dosa), tetapi karena mereka tetap bersatu dengan Allah, keselamatan kekal dijamin. Jiwa-jiwa inilah yang mengalami api penyucian, bukan neraka. Contoh: Seorang Katolik yang rajin mengikuti misa, berdoa, dan mengaku dosa namun meninggal sebelum sempat membayar sepenuhnya akibat dosa (hukuman temporal) tetap diselamatkan, tapi disucikan dahulu di api penyucian. Bagaimana dengan yang Meninggal dalam Keadaan Tidak dalam Rahmat? Jika seseorang meninggal dalam keadaan dosa berat dan tidak bertobat, maka ia menolak kasih karunia Allah secara sadar. Keadaan ini disebut "mati dalam keadaan dosa berat yang tidak diampuni". Orang seperti ini, menurut ajaran Gereja, akan masuk neraka, karena ia menolak Allah secara bebas. Referensi: 1 Yohanes 5:16-17: Ada dosa yang membawa maut (dosa berat). Galatia 5:19-21: "Barangsiapa melakukan hal-hal itu, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." Ringkasan: Tiga Keadaan Jiwa Setelah Kematian Menurut Katolik Keadaan Jiwa Dalam rahmat & suci Penjelasan Bebas dari dosa berat dan ringan Dalam rahmat tetapi belum suci sempurna Dalam dosa berat & tidak bertobat Bebas dari dosa berat, masih ada dosa ringan/akibat dosa Terpisah dari Allah secara sadar Akibat Kekal Langsung masuk surga Disucikan di api penyucian Masuk neraka 5. Kitab Suci dalam Liturgi dan Kehidupan Umat Dibacakan setiap hari dalam Misa (Bacaan I, Mazmur, Bacaan II, Injil). Dijadikan dasar doa, renungan, dan pembinaan iman. Mendorong umat untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci setiap hari. "Firman-Mu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazmur 119:105) 6. Penutup Kitab Suci adalah Sabda Allah yang hidup dan kekal. Dalam terang Roh Kudus, Gereja Katolik menjaga, mengajarkan, dan meneruskan Sabda ini agar umat beriman semakin mengenal dan mencintai Allah yang menyelamatkan. 9. KEHIDUPAN SESUDAH KEMATIAN MENURUT IMAN KATOLIK 1. Tiga Keadaan Jiwa Setelah Kematian Menurut ajaran Gereja Katolik, setelah seseorang meninggal dunia, jiwanya akan mengalami salah satu dari tiga keadaan kekal: Keadaan Jiwa Dalam rahmat & suci Penjelasan Bebas dari dosa berat dan ringan Dalam rahmat, belum suci sempurna Dalam dosa berat & tidak bertobat Bebas dari dosa berat, masih ada dosa ringan atau akibat dosa Mati dalam keadaan dosa berat yang tidak diampuni, terpisah dari Allah secara sadar Akibat Kekal Langsung masuk Surga Disucikan di Api Penyucian Masuk Neraka 2. Apa Itu "Keadaan Rahmat"? "Keadaan rahmat" berarti seseorang meninggal dalam persahabatan dengan Allah, yaitu tidak memiliki dosa berat, atau dosa beratnya telah diampuni melalui pertobatan dan Sakramen Tobat. Ini berarti orang tersebut berada dalam keadaan kasih karunia Allah, walau belum sempurna. "Barangsiapa tetap di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak..." (Yohanes 15:5) Jiwa yang berada dalam rahmat namun masih memiliki dosa ringan atau akibat dosa harus terlebih dahulu mengalami penyucian sebelum menikmati kebahagiaan abadi bersama Allah. 3. Apa Itu Api Penyucian? Api penyucian adalah proses penyucian jiwa setelah kematian bagi mereka yang meninggal dalam rahmat tetapi belum sepenuhnya suci. Ini adalah tanda belas kasih Allah karena Ia tidak ingin siapa pun binasa, melainkan semua orang disucikan terlebih dahulu sebelum bertemu dengan-Nya. "Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." (1 Korintus 3:15) "Oleh sebab itu Yusuf Makkabeus... mengadakan persembahan silih karena orang-orang yang telah meninggal itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka." (2 Makabe 12:45) Gereja mendorong umat untuk mendoakan arwah orang mati agar mereka disucikan dan segera bersatu dengan Allah. 4. Apa yang Terjadi Jika Seseorang Mati dalam Dosa Berat? Jika seseorang mati dalam keadaan dosa berat yang tidak diampuni (tanpa pertobatan), maka ia menolak kasih karunia Allah secara sadar dan penuh kehendak. Keadaan ini membawa kepada kematian kekal atau neraka. "Perbuatan daging telah nyata... bahwa barangsiapa melakukan hal-hal itu, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Galatia 5:19-21) "Mereka akan mengalami hukuman kebinasaan kekal, jauh dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya." (2 Tesalonika 1:9) 5. Kasih Karunia Allah dan Pilihan Bebas Manusia Allah menghendaki semua orang diselamatkan (1 Timotius 2:4), namun Ia juga menghormati kebebasan manusia. Setiap orang memilih untuk menerima atau menolak kasih-Nya. Surga, api penyucian, dan neraka adalah konsekuensi dari pilihan bebas manusia terhadap kasih Allah. "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya..." (Wahyu 3:20) 6. Kesimpulan Kehidupan di dunia ini adalah waktu rahmat, saat Allah memanggil setiap manusia untuk bertobat dan hidup suci. Sesudah kematian, tidak ada kesempatan untuk memilih kembali. Oleh karena itu, hidup dalam rahmat, bertobat dari dosa, dan mempersembahkan hidup kepada Allah adalah jalan menuju keselamatan kekal. DOA DAN LITURGI KATOLIK 1. Apa Itu Misa? Misa adalah perayaan liturgis utama dalam Gereja Katolik, di mana umat berkumpul untuk memuji Allah, mendengarkan sabda-Nya, dan mengambil bagian dalam Kurban Ekaristi. Misa merupakan puncak dan sumber kehidupan rohani umat Katolik, karena di dalamnya Yesus Kristus hadir secara nyata. "Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku." (Lukas 22:19) 2. Apa Itu Ekaristi? Ekaristi adalah sakramen di mana roti dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ekaristi merupakan inti dari Misa. Kata "Ekaristi" berasal dari bahasa Yunani eucharistia yang berarti "ucapan syukur". 3. Apa Itu Komuni? Komuni adalah tindakan menerima Tubuh dan Darah Kristus dalam bentuk roti dan anggur yang telah dikonsekrasi (diubah menjadi tubuh dan darah Kristus). Komuni berarti "bersatu" dengan Kristus dan Gereja-Nya. 4. Apa Itu Hosti? Hosti adalah roti tak beragi yang dipakai dalam Ekaristi dan yang setelah dikonsekrasi menjadi Tubuh Kristus. Hosti berasal dari kata Latin hostia yang berarti persembahan. 5. Hubungan antara Misa, Ekaristi, Komuni, dan Hosti Misa adalah keseluruhan perayaan liturgi. Dalam Misa, inti utamanya adalah Ekaristi, yaitu pengorbanan Yesus yang dihadirkan kembali secara tanpa darah. Dalam Ekaristi, roti (hosti) dan anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Umat menerima Komuni Suci, yakni Tubuh Kristus dalam rupa hosti. 6. Struktur Misa Katolik dan Respons Umat Ritus Pembuka Tanda Salib o Pastor: "Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus." o Umat: "Amin." Salam o Pastor: "Tuhan bersamamu." o Umat: "Dan bersama rohmu." Tobat (umat menunduk/menundukkan kepala dan menyesal) o o Semua: "Saya mengaku kepada Allah Yang Mahakuasa..." Menepuk dada 3x saat berkata: "...melalui salahku, melalui salahku, melalui kesalahanku yang amat besar." Gloria (pada hari Minggu dan pesta) Semua: "Kemuliaan kepada Allah di tempat yang mahatinggi..." Doa Pembuka Liturgi Sabda Bacaan I Mazmur Tanggapan (umat menjawab tiap bait) Bacaan II (pada hari Minggu dan pesta) Bait Pengantar Injil Injil (umat berdiri) o Pastor: "Inilah Injil Yesus Kristus menurut..." o Umat: "Dimuliakanlah Tuhan." Homili (khotbah) Syahadat (Credo) o Semua: "Aku percaya akan Allah..." Doa Umat (umat menjawab: "Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.") Liturgi Ekaristi Persiapan Persembahan o Umat boleh maju membawa persembahan Doa Syukur Agung Kudus (Sanctus) o Semua: "Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan..." Doa Epiklesis (pemanggilan Roh Kudus) Konsekrasi (roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus) Doa Bapa Kami o Semua: "Bapa kami yang ada di surga..." Salam Damai Pemecahan Roti o Semua: "Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia..." Komuni (umat maju, tangan bersilang di dada jika tidak menerima) o Pastor: "Tubuh Kristus." o Umat: "Amin." Ritus Penutup Pengumuman (jika ada) Berkat Penutup o Pastor: "Semoga Allah memberkati Saudara sekalian..." o Umat: "Amin." Pengutusan o Pastor: "Misa sudah selesai, pergilah, kita diutus." o Umat: "Syukur kepada Allah." 8. Lagu-Lagu Liturgi Lagu dalam liturgi mendukung suasana ibadah dan menggambarkan iman umat. Jenis lagu: Lagu Pembuka: menyambut misa Tuhan Kasihanilah Kami (Kyrie) Kemuliaan (Gloria) Alleluya: sebelum Injil Lagu Persembahan Kudus (Sanctus) Anak Domba Allah (Agnus Dei) Lagu Komuni Lagu Penutup 9. Warna Liturgi Warna liturgi menunjukkan suasana dan makna perayaan: Warna Putih Merah Hijau Ungu Merah Muda Hitam Makna/Perayaan Sukacita, Natal, Paskah, Santo non-martir Martir, Roh Kudus, Jumat Agung Masa Biasa Masa Tobat: Adven, Prapaskah Minggu sukacita (Gaudete, Laetare) Misa arwah (opsional) Warna-warna ini ditentukan dalam Pedoman Umum Misale Romawi dan mengikuti jenis perayaan serta masa liturgi. 10. Tahun Liturgi Tahun Liturgi adalah siklus tahunan perayaan iman: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Adven: persiapan menyambut kelahiran Kristus Natal: kelahiran Tuhan Masa Biasa I Prapaskah: masa tobat dan puasa Pekan Suci: Minggu Palma sampai Sabtu Suci Paskah: kebangkitan Kristus (50 hari) Masa Biasa II Tahun Liturgi dimulai pada Minggu Adven (sekitar akhir November atau awal Desember). Pembagian Minggu dan Siklus Bacaan: Tahun liturgi dibagi menjadi 52 minggu, dan setiap minggunya memiliki bacaan khusus. Gereja Katolik menggunakan Siklus Bacaan 3 Tahunan untuk bacaan Injil dan Kitab Suci: Tahun A B C Fokus Injil Matius Markus Lukas Yohanes digunakan pada masa-masa khusus seperti Paskah, Jumat Agung, dan lainnya. Siklus bacaan dibuat untuk memberi umat kesempatan merenungkan hampir seluruh Kitab Suci dalam 3 tahun. Siklus ini diatur oleh Gereja berdasarkan Liturgi Sabda agar tidak monoton dan membentuk pemahaman Kitab Suci yang menyeluruh. Injil Sinoptik Tiga Injil pertama—Matius, Markus, dan Lukas—disebut Injil Sinoptik karena: Mereka memiliki struktur, isi, dan urutan peristiwa yang serupa. Kata “Sinoptik” berasal dari bahasa Yunani: syn (bersama) + opsis (melihat), artinya "melihat bersama." Artinya, ketiganya bisa dilihat secara paralel karena menceritakan banyak peristiwa yang sama dari sudut pandang yang mirip. Mengapa Hanya Empat Injil? Gereja Katolik dan seluruh kekristenan arus utama hanya mengakui empat Injil kanonik: 1. 2. 3. 4. Matius Markus Lukas Yohanes Keempatnya diakui sebagai wahyu ilahi karena: Ditulis oleh atau atas otoritas para Rasul atau orang yang dekat dengan mereka. Diakui dan digunakan secara luas oleh komunitas Kristen awal. Memuat ajaran yang selaras dengan iman Gereja. Injil-injil lain (seperti Injil Tomas, Injil Yudas, dll.) ditolak karena: Ditulis jauh lebih lambat (abad ke-2 atau ke-3). Tidak berasal dari tradisi Apostolik. Mengandung ajaran yang bertentangan (biasanya Gnostik). Hubungannya dengan Kitab Suci Injil hanyalah bagian dari Perjanjian Baru. Kitab Suci Katolik terdiri dari Perjanjian Lama (46 kitab) dan Perjanjian Baru (27 kitab). Injil adalah pusat Perjanjian Baru karena menceritakan langsung kehidupan, ajaran, wafat, dan kebangkitan Yesus Kristus. 11. Doa-Doa Pokok Umat Katolik Apa Itu Doa Pokok? Doa-doa pokok adalah doa-doa dasar yang diajarkan oleh Gereja Katolik kepada semua umat, biasanya sejak kecil, dan merupakan dasar dalam kehidupan doa pribadi maupun bersama. Tujuan dan Makna Sebagai pengakuan iman dan komunikasi dengan Allah. Menjadi pijakan dalam kehidupan rohani. Menyampaikan pujian, permohonan, pengampunan, dan syukur. Sumber kekuatan dalam liturgi maupun doa harian. Asal Usul Beberapa doa berasal dari Yesus sendiri (contoh: Doa Bapa Kami dari Matius 6:9-13), dan yang lainnya dari tradisi apostolik, konsili Gereja, atau doa-doa para kudus yang diresmikan dan diajarkan secara turun-temurun. Doa-Doa Utama: a. Tanda Salib Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. b. Doa Bapa Kami (Matius 6:9-13) Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami, dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin. c. Salam Maria (Lukas 1:28, 42) Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan sertamu, terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah buah tubuhmu, Yesus. Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin. d. Kemuliaan Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin. e. Aku Percaya (Syahadat Singkat) Aku percaya akan Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi. Dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati; yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa; dari situ Ia akan datang mengadili orang hidup dan mati. Aku percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus, persekutuan para kudus, pengampunan dosa, kebangkitan badan, kehidupan kekal. Amin. f. Doa Tobat (Aku Mengaku) Saya mengaku kepada Allah Yang Mahakuasa dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus, dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya kepada Allah Tuhan kita. Amin. g. Doa Malaikat Tuhan (Angelus) (Didoakan pagi, siang, dan sore — pukul 6, 12, dan 18) Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan, dan ia mengandung dari Roh Kudus. Salam Maria... Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu. Salam Maria... Sabda telah menjadi daging, dan tinggal di antara kita. Salam Maria... Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah, supaya kami layak menerima janji Kristus. Marilah berdoa: Ya Allah, karena kabar Malaikat kami mengetahui bahwa Yesus Kristus, Putra-Mu, telah menjadi manusia; curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin. h. Doa Rosario Doa Rosario adalah salah satu devosi utama dalam Gereja Katolik yang merenungkan peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan Yesus Kristus dan Bunda Maria. Berikut adalah urutan doa Rosario: 1. Tanda Salib: "Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus. Amin." 2. Doa Pembuka: Biasanya mencakup Doa Aku Percaya, satu kali Bapa Kami, tiga kali Salam Maria (untuk iman, harapan, dan kasih), dan satu kali Kemuliaan. 3. Peristiwa Rosario: Terdiri dari empat kelompok peristiwa: o Peristiwa Gembira (Senin dan Sabtu) o Peristiwa Terang (Kamis) o Peristiwa Sedih (Selasa dan Jumat) o Peristiwa Mulia (Rabu dan Minggu) Setiap kelompok memiliki lima peristiwa yang direnungkan. 4. Pada setiap peristiwa: o Doa Bapa Kami satu kali o o o Salam Maria sepuluh kali Kemuliaan satu kali Doa Fatima (opsional): "Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami..." 5. Doa Penutup: Setelah lima peristiwa, biasanya didoakan Doa Salam, ya Ratu, Litani Santa Perawan Maria, dan doa penutup lainnya. g.Doa kepada Santo Pelindung Setiap individu Katolik sering memiliki Santo atau Santa pelindung yang menjadi panutan dalam kehidupan rohani. Berikut adalah contoh doa kepada Santo/Santa pelindung: "Santo/Santa [Nama Santo/Santa], sejak dibaptis, aku telah berlindung padamu. Terima kasih aku boleh menyandang nama kudus yang dulu menjadi namamu, nama yang dihormati di kalangan kaum beriman baik di dunia maupun di surga karena kebajikan hidupmu. Terima kasih pula karena engkau berkenan menjadi pelindung dan penuntun bagiku. Doakanlah aku agar dapat meneladani kebajikan hidupmu dan setia dalam iman hingga akhir hayat. Amin." h. Doa Pribadi Harian Doa pribadi harian adalah komunikasi langsung dengan Tuhan yang mencerminkan kebutuhan, rasa syukur, dan permohonan pribadi. Berikut adalah beberapa contoh doa harian: Doa Pagi: "Allah yang Mahakuasa, aku bersyukur atas hari baru yang Kau berikan. Bimbinglah langkahku hari ini agar sesuai dengan kehendak-Mu. Amin." Doa Malam: "Tuhan yang penuh kasih, terima kasih atas penyertaan-Mu sepanjang hari ini. Ampunilah segala kesalahanku dan berkatilah istirahatku malam ini. Amin." Doa Sebelum Makan: "Ya Tuhan, terima kasih atas rezeki yang Kau berikan. Berkatilah makanan ini agar menjadi kekuatan bagi tubuh kami. Amin." IMAN DAN AJARAN MORAL