Uploaded by User149302

TUGAS MAKALAH PENELITIAN KELOMPOK 3 (1)

advertisement
MAKALAH LAPORAN HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN
PADA JUDUL PENGARUH POLA TANAM DAN PEMANGKASAN TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA
Disusun Oleh:
Kelompok 3
1.
Gebrina Amanda
(230320071)
2.
Salisri
(230320073)
3.
Ezra Khairina Lubis
(230320074)
4.
Zian Ukmul Hafidh
(230320077)
5.
Abby Aditya Ersa Putra
(230320081)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semangka (Citrullus vulgaris Schard) atau dalam bahasa Inggris disebut watermelon
kerabat dekat dengan buah melon (Cucumis melon L.) termasuk dalam keluarga labulabuan (Cucurbitaceae). Tanaman ini berasal dari Afrika Tropik. Buah semangka banyak
digemari orang terutama karena rasanya manis, daging buah berwarna merah atau kuning,
serta banyak mengandung air. Tingginya minat konsumen dengan buah semangka
membuat kebutuhan semangka terkadang tidak terpenuhi di pasaran (Wihardjo, 2002).
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris), sehingga dibudidayakan secara luas oleh
masyarakat. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani dan pengusaha tanaman
semangka dan dapat meningkatkan perbaikan tata perekonomian Indonesia khususnya
dibidang pertanian. Buah semangka memiliki daging yang tebal, sebagian besar adalah air.
Namun demikian buah ini tetap mempunyai kandungan gizi yang cukup. Dalam 100 gram
buah semangka terdapat sekitar 28 gram kalori, 0,5 gram protein, 0,2 gram lemak, 0,05
thiamin, 0,3 mg abu, 7 mg kalsium, 0,2 mg besi, dan 12 mg fosfor (Agromedia, 2007)
Untuk mendapatkan hasil buah yang sesuai pada tanaman semangka perlu diadakan
pemangkasan cabang. Pemangkasan cabang dilakukan pada cabang wiwilan, sedang yang
dipelihara batang pokok dan cabang primer (Sopartono, 1973).
Pemangkasan cabang dilakukan sedini mungkin arau cabang wiwilan sudah mulai
muncul. Pertumbuhan pada cabang wiwilan leih cepat dibanding cabang pokok dan cabang
primer. Cabang wiwilan akan mengurangi produksi dari buah serta akan menghambat
pertumbuhan cabang pokok badan cabang promer (Anonymous, 1993).
Pada dasarnya pemangkasan itu bertujuan untuk menghilangkan pertumbuhan vegetatif
kearah pertumbuhan generatif yang lebih produktif. Dengan perkataan lain untuk mengatur
tanaman ialah hanya menghasilkan banyak cabang, tetapi menghasilkan tanaman yang
produktif (Anonymous, 1986).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok masalah yang
akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah komposisi media tanam berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanam tanaman semangka?
2. Apakah terdapat interaksi antara komposisi media tanam dan variasi konsentrasi
pupuk organik cair jakaba terhadap pertumbuhan dan hasi ltanaman semangka?
1
BAB II
PEBAHASAN
2.1 Tanaman Tomat
Tanaman semangka (Citrullus lanatus L.) tergolong tanaman semusim yang
memerlukan kondisi kering dengan intensitas penyinaran matahari dalam melangsungkan
pertumbuhan dan kurang menghendaki kondisi udara yang lembab pada lingkungan
budidaya. Tanaman semangka masih tergolong famili Cucurbitacea (labu-labuan) seperti
melon, timun, blewah dan memiliki siklus hidup vegetatif dan generatif hanya satu kali.
Buah semangka juga disukai karena memiliki daging buah manis serta mengandung nilai
gizi yang baik. Tahir dkk (2016) menambahkan bahwa kandungan senyawa antioksidan
yang terkandung di dalam semangka dapat menetralisasi dan mencegah kerusakan yang
ditimbulkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. Tanaman semangka juga memiliki nilai
ekonomis, komersial dan prospek yang cukup baik, sehingga tanaman semangka dipilih
oleh petani dalam menjalankan usaha ataupun bertani mitra dengan perusahaan. Tanaman
semangka tergolong tanaman yang memiliki umur panen sekitar 65-80 HST (tergantung
varietas) dan dapat ditanam didaerah dataran rendah hingga tinggi. Tanaman semangka
terbilang cukup mudah dibudidayakan oleh petani dan memiliki pola penanaman
monokultur, di mana pada satu areal lahan hanya ditanami semangka saja (Syahputra dkk,
2017). Klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut (Billi, 2016)
lengkap sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : Citrullus vulgaris schrad
2.2. Morfologi Tanaman Semangka
a. Akar
Tanaman semangka memiliki akar tunggang dan akar samping (Soerdaya, 2009).
b. Batang
Tanaman semangka memiliki batang tanaman berukuran kecil panjang, bentuknya
persegi, lunak, memiliki rambut pada bagian luar dan sedikit berkayu, warnanya hijau dan
melilit pada daerah sekitarnya. Merambat dengan panjang 1,5-5 m. Kebiasaan petani secara
umum tanaman semangka dijalarkan pada permukaan tanah, tetapi terdapat juga dengan
memakai alat merambat pada atas tanah.
c. Daun
2
Menurut Kalie (2003) tanaman semangka memiliki daun berbulu dan lebar, terbagi
menyerupai jari, dan pucuknya agak tajam. Daun dengan panjang 3-25 cm, lebar 1,5-15
cm. Tangkai dengan panjang 3-7 cm, memiliki warna hijau, tulang daun bentuknya
menyirip dan dengan permukaan memiliki bulu. Daun semangka letaknya bertolak
belakang dengan yang lainnya serta ukurannya lebar. Kadang- kadang ada dedaunan yang
memiliki gerigi yang tidak beraturan dan lapisan bawahnya yang bertulang memiliki
rambut yang rapat.
d. Bunga
Semangka memiliki bunga memiliki kelamin tunggal dan berwarna kuning. Bentuk
bunga jantan menyerupai terompet, dan bentuk bunga betina memiliki bakal buah bulat
seperti kelereng. Bunga keluar dari tiap-tiap sudut daun yang tidak sama. Bunga jantan
memiliki jumlah berlebih dibandingkan bunga betina. Umur 45-60 hst, tanaman semangka
mulai memiliki tumbuh bunga. Bentuk kelopak bunga semangka seperti bell dan terbagi
lima yang panjangnya 6-8 mm. Warna tangkai hijau. Benang sari berwarna putih yang
jumlahnya tiga memiliki panjang 1-2 cm. Tangkai putik silindris memiliki panjangnya 1,5
cm. Warna kepala putik putih yang menyerupai bentuk ginjal. Bentuk mahkota menyerupai
terompet panjangnya 2-3 cm.
e. Buah
Bentuk buah semangka ada yang menyerupai bola dan bulat oval. Ukuran buah
bermacam-macam yang memiliki panjang 20-30 cm dan memiliki diameter 15-20 cm.
Buah semangka memiliki berat berawal dari 4 hingga 20 kg/buah. Kulit buahnya tebal dan
memiliki daging. Lapisan kulit luar buahnya memiliki tekstur licin dan warnanya hijau tua,
kuning keputihan, hijau muda dengan bergaris putih.
f. Daging buah
Daging buah semangka warnanya merah, merah muda, jingga, kuning dan ada juga
yang putih. Tekstur daging buahnya remah, renyah dan kandungan airnya berlebih.
Pemanenan dilakukan jika buah semangka yang sudah masak tapi terlalu lama maka daging
buahnya akan mirip spons dan terasa kosong.
g. Biji
Bentuk biji semangka oval dan pipih. Ada yang warnanya hitam, putih,
kuning/coklat kemerahan.
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
a. Iklim
Menurut Soedarya (2009) iklim kering dan panas sesuai untuk pertumbuhan
tanaman semangka. Tanaman semangka memiliki kebutuhan utama yakni sinar matahari
dan air yang cukup. Penanaman semangka sebaiknya dibudidayakan pada lahan terbuka
3
dan tidak terhalang dari sinar matahari. Suhu terbaik dalam pertumbuhan dan pembuahan
semangka yakni sekitar 20-28°C. Tanaman semangka bisa tumbuh dengan baik jika curah
hujannya sekitar 600 mm/tahun / 40-50 7 mm/bulan. Tanaman semangka dapat ditanam
pada ketinggian berkisar 1 00-300 m dpl.
b. Tanah
Menurut Kalie (2003) berbagai macam tipe tanah tanaman semangka dapat
tumbuh. Tanaman tersebut dapat tumbuh dengan tanah yang gembur dan subur serta
berdrainase baik. Tanaman semangka cocok pada tanah berpasir tanah lempung berpasir.
Tanah yang memiliki pH 6-6,7 bisa untuk pertumbuhan semangka dengan baik. Tetapi
tanaman semangka bisa dibudidayakan pada lahan gambut dan toleran pada tanah asam
oleh karena itu bisa tumbuh dengan pH < 5.
c. Pupuk Grow Max
Pupuk Grow Max ialah POC yang memiliki fungsi seperti ZPT dan berperan
untuk peningkatan mutu dan jumlah hasil panen serta menguatkan bunga dan buah supaya
tidak mudah rontok.
Winarso (2004) tanaman budidaya memiliki kebutuhan khusus akan unsur hara
sangat tinggi disebabkan karena lahan yang sama dibudidayakan tanaman tertentu
memiliki kebutuhan unsur hara yang sama di setiap waktu, tetapi ketersediaan di alam terus
berkurang akibat dari penyerapan oleh tanaman budidaya yang ditanam pada lahan
tersebut. Berikut ialah tiga unsur hara makro penting dalam mendukung tumbuh dan
berkembangnya tanaman oleh karena itu sangat mempengaruhi mutu dan jumlah hasil
produksi tanaman tersebut:
1) Nitrogen
Marsono dan Sigit (2004) pembentukan / pertumbuhan bagian vegetatif tanaman
memerlukan unsur hara Nitrogen seperti daun, batang dan akar; berfungsi untuk
terbentuknya klorofil dalam proses fotosintesis.
2) Phosfor
Lingga dan Marsono (2004) kandungan hara Phosfor memiliki fungsi untuk
perangsangan tumbuhnya akar khususnya akar benih/tanaman muda, tumbuhnya tanaman
muda jadi tanaman dewasa dipercepat dan diperkuat, persentase berhasilnya bunga untuk
jadi buah/biji menjadi meningkat, serta membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus
percepatan berbunganya serta masaknya buah, biji/gabah.
3) Kalium
Fachruddin (2007) unsur hara Kalium berguna dalam. membantu terbentuknya
protein dan karbohidrat dalam tanaman, memperkuat tubuh tanaman dan kerasnya pada
4
ayu tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak gampang rontok, peningkatan daya tahan
tanaman pada kekeringan dan penyakit, serta peningkatan mutu buah/biji.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 . Paramenter Pengantin
3.2.1. Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman diukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh tertinggi dengan
menggunakan meteran. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu satu minggu sekali,
yaitu pada saat tanaman semangka berumur 43, 50 HST. Pengukuran tinggi tanaman
dilakukan 10cm dari permukaan tanah, saat penelitian minggu pertama umur semangka
sudah mencapai 43 HST dan Tinggi pada tanaman semangka mencapai 138cm. Pada
minggu pertama umur semangka sudah mencapai 50 HST dan Tinggi pada tanaman
semangka mencapai 165cm.
3.2.2. Diameter Batang
Pengukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong
dengan cara menjepit batang tanaman semangka yang berjarak 10 cm dari dasar tanah.
pengukuran diameter pada batang tanaman semangka dilakukan dengan interval waktu satu
minggu sekali, yaitu pada saat tanaman semangka berumur 43, 50 HST. Pada penelitian
minggu pertama mencapai diameter batang 5 mm. Lalu pada minggu kedua mencapai
diameter batang 5,5mm.
3.2.4. Jumlah Buah Per Bedengan
5
Pengamatan jumlah buah per bedengan diperoleh dengan cara menghitung jumlah
buah yang dihasilkan pertanaman pada panen pertama sampai panen terakhir.Pada saat
minggu pertama umur 43 Hst tanaman semangka pada satu bedengan dapat menghasilkan
4 buah. Pada saat minggu kedua umur 43 Hst tanaman semangka pada satu bedengan dapat
menghasilkan 5 buah.
3.2.5. Diameter Buah (cm)
Diameter buah dilakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong dengan
cara menjepit bagian tengah buah tomat. Buah yang diukur adalah semua buah yang
dipanen pada setiap tanaman sample. Pengukuran diameter dilakukan setiap kali panen
kemudian dirata-ratakan yaitu pada saat tanaman semangka berumur 43, 50 HST. Pada
penelitian minggu pertama mencapai diameter buah 80 mm. Lalu pada minggu kedua
mencapai diameter buah 110 mm.
3.2.6. Panjang Buah ( cm )
6
Pengukuran panjang buah dilakukan dengan cara mengukur pangkal buah hingga
bagian ujung buah tomat dengan menggunakan meteran. Buah yang diukur adalah semua
buah yang dipanen pada setiap tanaman sampel. Pengukuran panjang buah dilakukan setiap
panen kemudian dirata-ratakan yaitu pada saat tanaman semangka berumur 43, 50 HST.
Pada penelitian minggu pertama Panjang buah mencapai 16 cm. Lalu pada minggu kedua
Panjang buah mencapai 17 cm.
7
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Perlakuan sistem olah tanah berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman semangka
meliputi jumlah bunga, jumlah buah, diameter buah dan berat buah. Perlakuan sitem olah
tanah maksimum memberikan pengaruh produksi terbaik terhadap produksi tanaman
semangka.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 1973. Bercocok Tanam Padi Sawah. Departemen Pertanian. Hal 187-239.
Danusastro, Harjono. 1976. Pohon Buah-buahan Yayasan Pembina Fakultas Pertanian
Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Hal 20-13.
Daryanto. 1986. Bercocok Tanam Buah-buahan. C.V. Aneka Ilmu Semarang. Hal 47-54.
Harjadi, Sri Setyati. 1988. Pengantar Agronomi. Pt. Gramedia. Hal 5-26.
Larasati, Titin. 1987. Bertanam Jeruk. Penebar Swadaya. Hal 5-26.
Loebis, A. Th. 1970. Pengantar Bercocok Tanam Kapas. Surungan Jakarta. Hal 68-72.
Muljana, Wahyu. 1982. Bercocok Tanam Kopi. C.V. Aneka Semarang. Hal 43-50.
Najiati. Sri dan Danarti. 1988. Memilih Dan Merawat Tanamn Buah Di Pekarangan
Sempit. Penebar Swadaya. Hal 55-69.
Prawirohartono, S. 1990. Biologi SMA IB, Erlangga Jakarta. Hal 41-47.
Rismunandar. 1981. Kunci Bercocok Tanam Sayur-sayuran Penting Di Indonesia. Sinat
Baru Bandung. Hal 106-111.
Saptarini, N., Eti Widayati dan Lila Sari. 1988. Membuat Tanaman Cepat Berbuah.
Penebar Swadaya. Hal 61-65.
9
Download