Uploaded by User149097

Perbaikan PPT Kelompok 2

advertisement
Presented by: Kelompok II
• Darma Kharisma Rauf (A 241 21 016)
• Andini Rizki Damayanti (A 241 21 049)
• S Muh Vikram Al Idrus (A 241 21 095)
• Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh pemerintah
dan/atau lembaga mandiri yang berwenang. untuk menentukan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
• Akreditasi sekolah secara sistematis dan komprehensif
melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi)
untuk menentukan kelayakan dan kinerja sekolah. Yang
menjadi rasional atau alasan kebijakan akreditasi sekolah di
Indonesia adalah bahwa setiap warga negara berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu.
1. Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudhatul Atfal (RA).
2. Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah
Ibtidaiyah(MI).
3. Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs).
4. Sekolah Menengah Atas
(SMA)/Madrasah Aliyah
(MA).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) yang terdiri dari
Taman Kanak-kanak Luar Biasa
(TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB),
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Luar Biasa (SLTPLB), dan Sekolah Menengah
Luar Biasa (SMLB).
5. Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK)/Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK).
1. Memberikan informasi tentang
kelayakan Sekolah/Madrasah atau
program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat
kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang
penjaminan mutu pendidikan kepada
program
dan/atau satuan pendidikan yang
diakreditasi dan pihak terkait.
4. Memberikan informasi bahwa sebuah
sekolah atau program telah memenuhi
standar kelayakan dan kinerja yang
telah ditentukan
5. Membimbing calon peserta
didik,orang tua dan masyarakat untuk
mengidentifikasi
sekolah bermutu yang dapat memenuhi
kebutuhan individu terhadap
pendidikan termasuk mengidentifikasi
sekolah yang memiliki prestasi dala
suatu bidang tertentu.
6. Memperoleh gambaran tentang
kinerja sekolah yang dapat
digunakan sebagai alat penbinaan,
pengembangan dan peningkatan
mutu.
7. Menentukan tingkat kelayakan
dan kinerja suatu sekolah dalam
penyelenggaraan pelayanan
Pendidikan
1. Dapat dijadikan sebagai
acuan dalam upaya
peningkatan mutu
Sekolah/Madrasah
dan rencana
pengembangan
Sekolah/Madrasah.
2. Dapat dijadikan sebagai
motivator agar Sekolah/Madrasah
terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap,
terencana, dan kompetitif baik di
tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional bahkan regional dan
internasional.
3. Dapat dijadikan umpan
balik dalam usaha
pemberdayaan dan
pengembangan kinerja
warga Sekolah/Madrasah
dalam rangka menerapkan
visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program
Sekolah/Madrasah.
4. Membantu
mengidentifikasi
Sekolah/Madrasah dan
program dalam rangka
pemberian bantuan
pemerintah, investasi dana
swasta dan donatur atau
bentuk bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi
Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat
belajar untuk meningkatkan dukungan
dari pemerintah, masy, maupun sektor
swasta dalam hal profesionalisme, moral,
tenaga, dan dana.
6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam
menentukan dan mempermudah
kepindahan peserta didik dari satu sekolah
ke sekolah lain, pertukaran guru, dan
kerjasama yang saling menguntungkan.
1. Penyusunan Rencana
Jumlah dan Alokasi
Sekolah/Madrasah
2. Pengumuman Secara
Terbuka kepada
Sekolah/Madrasah
3. Pengusulan Daftar
Sekolah/Madrasah
4. Pengiriman Perangkat
Akreditasi ke
Sekolah/Madrasah
5. Pengisian Instrumen
Akreditasi dan
Instrumen Pendukung
6. Pengiriman
Instrumen Akreditasi
dan Instrumen
Pendukung
7. Penentuan Kelayakan
Visitasi
8. Penugasan Tim
Asesor
9. Pelaksanaan
Visitasi
10. Verifikasi Hasil
Visitasi Asesor
11. Penetapan Hasil
Akreditasi
Sekolah/Madrasah
12. Penerbitan
Sertifikat
13. Pelaporan Hasil
Akreditasi
a. Sekolah mengajukan permohonan akreditasi kepada Badan Akreditasi
Propinsi (BAP)-S/M untuk SLB, SMA, SMK dan SMP atau kepada Unit
Pelaksana Akreditasi (UPA) Kabupaten/Kota untuk TK dan SD Pengajuan
akreditasi yang dilakukan oleh sekolah harus mendapat persetujuan atau
rekomendasi dari Dinas Pendidikan;
b. Setelah menerima instrumen evaluasi diri, sekolah perlu memahami
bagaimana menggunakan instrumen dan melaksanakan evaluasi diri.
Apabila belum memahami, sekolah dapat melakukan konsultasi kepada
BAN-SM mengenai pelaksanaan dan penggunaan instrumen tersebut;
c. Mengingat jumlah data dan informasi yang diperlukan dalam proses
evaluasi diri cukup banyak, maka sebelum pengisian instrumen evaluasi
diri, perlu dilakukan pengumpulan berbagai dokumen yang diperlukan
sebagai sumber data dan informasi.
Laporan tim asesor yang memuat hasil visitasi, catatan verifikasi, dan
rumusan saran bersama dengan hasil evaluasi diri akan diolah oleh
BAN-S/M untuk menetapkan nilai akhir dan peringkat akreditasi
sekolah sesuai dengan kondisi nyata di sekolah. Penetapan nilai akhir
dan peringkat akreditasi dilakukan melalui rapat pleno BAN-SM sesuai
dengan kewenangannya.
Dengan adanya akreditasi sekolah akan memacu sekolah untuk terus
melakukan perbaikan terus menerus baik sekolah yang telah
terakreditasi baik maupun yang masih rendah, perbaikan tersebuat
meliputi semua aspek antara lain kurikulum, administrasi, pembiyayaan,
sarana dan prasarana, hasil belajar peserta didik dan lain- lain. Dengan
demikian apa yang diharapkan olah sekolah dapat terwujud dan dapat
meningkatnya mutu pendidikan disekolah tersebut dan mencapai tujuan
pendidikan nasional indonesia.
• Penanya: Laras Laksita
• Pertanyaan: Bagaimana hubungan antara akreditasi sekolah dengan peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran?
• Jawaban:
Hubungan antara akreditasi sekolah dengan peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran sangat erat. Beberapa hal yang dapat dijelaskan
terkait hal ini adalah:
1. Standar Kualitas: Proses akreditasi sekolah mempertimbangkan berbagai standar kualitas yang meliputi pengajaran, pembelajaran,
kurikulum, fasilitas, dan manajemen sekolah. Dengan adanya standar ini, sekolah akan didorong untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan
pembelajaran agar memenuhi atau bahkan melebihi standar yang ditetapkan.
2. Evaluasi Diri: Proses akreditasi sering kali melibatkan evaluasi diri oleh sekolah terkait kinerja mereka dalam berbagai aspek pendidikan.
Evaluasi ini mencakup pengajaran dan pembelajaran. Dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, sekolah dapat mengambil langkahlangkah perbaikan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran.
3. Pelatihan dan Pengembangan: Untuk memenuhi standar akreditasi, sekolah seringkali memberikan pelatihan dan pengembangan kepada
staf pengajar mereka. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam menyampaikan materi pelajaran, merancang
pembelajaran yang efektif, dan mengelola kelas dengan baik.
4. Penggunaan Data: Proses akreditasi sering memerlukan pengumpulan dan analisis data terkait kinerja sekolah, termasuk hasil tes siswa dan
umpan balik dari siswa dan orang tua. Data ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang efektivitas pengajaran dan pembelajaran
di sekolah, sehingga memungkinkan untuk adopsi strategi yang lebih tepat untuk peningkatan kualitasnya.
Dengan demikian, akreditasi sekolah dapat dianggap sebagai mekanisme penting yang mendorong sekolah untuk terus meningkatkan kualitas
pengajaran dan pembelajaran demi memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswa.
• Penanya: Moh. Fajrin
• Pertanyaan: Bagaiamana pendapat kalian mengenai tentang sekolah yang Akreditas nya sudah A tetapi fasilitasnya masih di
bilang belum memenuhi akreditasi dan apakah ada solusi?
• Jawaban:
Penting untuk diingat bahwa akreditasi sekolah tidak hanya mencakup fasilitas fisik, tetapi juga mencakup kurikulum, pengajaran,
manajemen sekolah, dan berbagai aspek lainnya. Jadi, meskipun fasilitasnya belum memenuhi standar, sekolah masih bisa
memiliki akreditasi yang baik jika memenuhi kriteria lainnya.
Solusi untuk masalah ini bisa beragam, tergantung pada penyebabnya. Beberapa solusi yang mungkin termasuk:
1.Memperbarui atau meningkatkan fasilitas fisik yang kurang memadai.
2.Menyediakan pelatihan atau pengembangan profesional bagi staf untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
3.Memperbarui kurikulum agar sesuai dengan standar akreditasi.
4.Melibatkan komunitas sekolah dan pihak terkait untuk mendapatkan dukungan atau sumber daya tambahan.
Yang penting adalah sekolah dan semua pihak terlibat bekerja sama untuk menemukan solusi yang sesuai untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan memenuhi standar akreditasi.
• Penanya: Nur Nisva Oktaviani
• Pertanyaan: Bagaimana proses pengumpulan dan analisis data dalam konteks
akreditasi sekolah dapat memengaruhi penilaian kualitas pendidikan?
• Jawaban:
Proses pengumpulan dan analisis data dalam konteks akreditasi sekolah melibatkan
pengumpulan informasi terkait kriteria-kriteria penilaian, seperti kurikulum, sarana
prasarana, dan manajemen sekolah. Tim akreditasi akan mengevaluasi data ini untuk
memastikan bahwa sekolah memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga akreditasi.
Hasil analisis ini membantu mendapatkan gambaran holistik tentang kualitas pendidikan di
sekolah, memungkinkan identifikasi kekuatan dan area yang perlu perbaikan. Sehingga,
upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan yang disediakan oleh sekolah
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
• Penanya: Olivia Waenggo
• Pertanyaan: Hal-hal apa saja yang perluh dipersiapkan agar nilai akreditasi baik meningkat?
• Jawaban:
Untuk meningkatkan nilai akreditasi, Anda perlu memperhatikan beberapa hal, seperti:
1. Menjaga kualitas pengajaran dan pembelajaran.
2. Memperbaiki fasilitas dan sarana pendidikan.
3. Mengoptimalkan penilaian dan evaluasi siswa.
4. Memastikan keberlanjutan program pembelajaran.
5. Meningkatkan kompetensi guru dan staf.
6. Melibatkan aktifitas ekstrakurikuler.
7. Memperhatikan tata kelola sekolah dan manajemen administrasi.
8. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan.
9. Memastikan kepatuhan terhadap peraturan pendidikan.
10.Melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkelanjutan.
• Penanya: Olivia Waenggo
• Pertanyaan: Dan mengapa akreditasi ini sangat di perlukan dalam pendidikan?
• Jawaban:
Akreditasi dalam pendidikan penting karena:
1. Jaminan Kualitas: Akreditasi memastikan lembaga pendidikan memenuhi standar kualitas tertentu, memastikan bahwa pendidikan
yang diberikan berkualitas dan relevan.
2. Pengakuan Legitimasi: Lembaga yang diakreditasi mendapatkan pengakuan resmi, memberikan keyakinan kepada siswa, orang tua,
dan pemangku kepentingan lainnya bahwa lembaga tersebut telah melewati evaluasi ketat.
3. Transfer Kredit: Akreditasi memudahkan transfer kredit antar lembaga, membantu siswa yang ingin melanjutkan studi di tempat lain
tanpa kehilangan kredit yang sudah diperoleh.
4. Kepercayaan Masyarakat: Masyarakat umumnya lebih percaya pada lembaga yang telah diakreditasi, karena menandakan bahwa
lembaga tersebut memenuhi standar pendidikan yang ditetapkan.
5. Peningkatan Kualitas: Proses akreditasi mendorong lembaga untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan mereka melalui evaluasi
berkala dan pembaruan.
6. Pengawasan Pemerintah: Akreditasi membantu pemerintah dalam mengawasi dan mengelola sistem pendidikan dengan memastikan
lembaga-lembaga tersebut sesuai dengan kebijakan dan regulasi.
Secara keseluruhan, akreditasi membantu menciptakan lingkungan pendidikan yang berkualitas, transparan, dan dapat dipercaya bagi
semua pihak yang terlibat.
• Penanya: Olivia Waenggo
• Pertanyaan: Serta bagaimana jika ada seorang siswa yang sudah lulus dari sebuah sekolah yang belum terakreditasi, bagaimana
cara pandang anda terkait dengan masalah ini?
• Jawaban:
Jika seorang siswa telah lulus dari sebuah sekolah yang belum terakreditasi, perspektif terkait masalah ini dapat bervariasi. Beberapa
poin pandangan yang mungkin:
1. Prestasi Pribadi: Jika siswa tersebut telah berhasil menunjukkan prestasi akademis dan kemampuan lainnya, itu bisa menjadi
indikasi bahwa mereka mungkin telah mengatasi kendala sistem pendidikan yang belum terakreditasi.
2. Pentingnya Akreditasi: Meskipun prestasi individu bisa positif, akreditasi tetap penting karena memberikan jaminan kualitas
sistem pendidikan secara menyeluruh, dan kekurangan akreditasi dapat mempengaruhi persepsi keseluruhan lembaga.
3. Tantangan Pemindahan: Siswa yang lulus dari sekolah non-akreditasi mungkin menghadapi tantangan ketika mencoba
melanjutkan studi atau bekerja di lembaga yang mengutamakan akreditasi sebagai standar.
4. Perubahan dalam Persepsi Masyarakat: Masyarakat umumnya lebih percaya pada lulusan dari lembaga yang diakreditasi,
sehingga siswa mungkin perlu mengatasi stereotip atau prasangka yang mungkin muncul.
5. Pentingnya Evaluasi Individu: Penting untuk menilai setiap siswa secara individu, mempertimbangkan pencapaian, kemampuan,
dan potensi mereka tanpa hanya berdasarkan status akreditasi sekolah.
Meskipun demikian, dalam jangka panjang, upaya menuju akreditasi dapat meningkatkan mutu pendidikan dan membuka lebih
banyak peluang bagi siswa di masa depan.
Download