MAKALAH Tentang : DISTRIBUSI FREKUENSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistik Dasar Dosen Pengampu : Restilawati Woe Titi Cahyani OLEH : KELOMPOK 4 1. Aprilia Zolanda Ningrum 1701050051 2. Dinar Hadi Adjitomo 1701050055 3. Elva Ni’matul Karimah 1701050100 4. Luthfiana 1701050065 PGMI C SEMESTER 4 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO TAHUN AKADEMIK 2018/2019 i KATA PENGANTAR Assaalamualaikum wr.wb Puji syukur di persembahkan atas kehadirat Allah SWT. Dialah Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya sangat sederhana. Sholawat dan salam selalu tercurah limpahkan kepada rasulullah SAW. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan terimakasih atas kedua orang tua yang telah mendukung dan memberikan fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini. Dengan memahami isi-isinya diharapkan bagi semua pembaca makalah ini dapat memahami pembahasan dan penjelasan mengenai Distribusi Frekuensi dan penjelasan seputar materi tersebut. Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu kami mohon maaf bila ada informasi yang salah dan kurang lengkap kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai makalah ini. Agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Wassalamu’alaikum wr.wb Metro, 16 Februari 2019 Penulis, ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1 C. Tujuan .............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3 A. Pengantar ......................................................................................... 3 B. Pengertian Frekuensi ....................................................................... 5 C. Pengertian Distribusi Frekuensi....................................................... 5 D. Tabel Distribusi Frekuensi .............................................................. 6 E. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi ...................................... 13 BAB III PENUTUP ......................................................................................... 25 A. Kesimpulan ...................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa melaksanakan tugasnya seseorang pendidik akan senantiasa terlibat dalam masalah penilaian atau evaluasi. hasil penilaian itu biasanya dinyatakan dalam berbagai macam cara, namun cara yang paling umum digunakan adalah menyatakan dengan bentuk angka. Penilaian hasil pendidikan yang paling umum itu menggunakan data kuantitatif, maka tidak diragukan lagi statistik memiliki fungsi yang sangat penting. Cara penyajian data statistik pun bermacam-macam, baik melalui tabel atau[un grafik, sehingga muncul istilah “Distribusi Frekuensi” Suatu penyajian atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan gambaran yang cepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung didalam data angka tersebut. Alasan digunakannya distribusi frekuensi adalah mengetahui parameter data yang telah dihitung dan distribusi frekuensi juga bermanfaat dalam kegiatan yang meliputi pengolahan data, PT.Ghozkia Bangun Sarana akan membuat jam tangan dengan terlebih dahulu mengambil sampel mengukur pergelangan tangan manusia sebanyak 30 sampel. Data-data yang telah diamati dan dibuat akan diolah dengan menggunakan perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi pada dasarnya sebagian besar dipergunakan pada perhitungan ukuran pemusatan dan penyebaran. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan Variabel, Frekuensi, dan distribusi frekuensi? 2. Sebutkan macam-macam tabel distribusi frekuensi? 3. Bagaimana cara membuat tabel distribusi frekuensi? C. Tujuan 1 Dari rumusan masalah di atas, penulis mempunyai tujuan penulisan makalah yaitu untuk : 1. Memahami pengertian variabel, frekuensi, dan distribusi frekuensi. 2. Mengetahui macam-macam tabel distribusi frekuensi. 3. Mengetahui cara membuat tabel distribusi frekuensi. 4. Dapat membuat tabel distribusi frekuensi . 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengantar Setiap kali kita melakukan kegiatan pengumpulan data statistik, maka pada umumnya kegiatan tesebut akan menghasilkan kumpulan data angka yang kadaannya tidak teratur, berserakan dan masih, meupakan bahan keterangan yang sifatnya kasara dan mentah. Dikatakan “ kasar” dan “ mentah” sebab kumpulan angka dengan kondisi seperti yang disebutkan di atas belum dapat memberikan informasi secara ringkas dan jelas mengenai ciri atau sifat yang dimiliki oleh kumpulan angka tesebut.1 Oleh kerena itu, agar data angka yang telah berhasil dihimpun itu “dapat berbicara” dan dapat memberikan informasi yang berarti, diperlukan adanya tidak lanjut atau langkah tertentu. Tidak terlepas hubungannya dengan pernyataan di atas, maka salah satu tugas dari statistik sebagai ilmu pengetahuan adalah menyajikan atau mendeskripsikan data angka yang telah berhasil dihimpun itu secara teratur, ringkas, mudah dimengerti, hingga dengan secara jelas dapat memberikan gambaran yang tepat mengenai ciri atau sifat yang terkandung di dalam data angka tersebut. Dengan diketahui ciri atau sifat yang terkandung dalam kumpulan data angka itu berarti kumpulan data angkat tadi telah “ dapat berbicara “ dan karenanya kita berhasil memproleh informasi – informasi yang berguna, sejalan dengan maksud dan tujuan pengumpulan data. Sebuah contoh yang dikemukakan berikut ini kiranya akan memperjelas uraian di atas. Dari sejumlah 80 orang mahasiswa tingkat XI fakultas tarbiyah IAIN sunan kalijaga yogyakarta, berhasil dihimpun data berupa nilai hasil ujian utama semester i tahun akademik 1984/1985 dalam mata kuliah statistik pendidikan, sebagai berikut : 1 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm.33 3 60 69 67 79 65 70 55 80 55 55 55 79 67 67 67 67 60 60 60 60 60 60 60 60 67 80 69 75 75 75 75 75 67 70 69 65 65 65 70 80 67 70 69 65 65 65 70 80 55 80 69 75 75 75 75 75 55 80 69 80 80 80 80 80 60 60 60 60 60 60 60 60 55 55 55 80 80 80 80 80 Dapat kita saksikan dan kita rasakan bersama bahwa data yang berupa kumpulan nilai hasil ujian semester dari 80 orang mahasiswa itu masih sangat sulit bagi kita untuk dapat menjawab dengan cepat pertayaan yang muncul di balik kumpulan data angka itu, seperti : 1. Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi dalam ujian semester tersebut ? 2. Berapa banyak mahasiswa yang memiliki nilai terendah ? 3. Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 60 ? 4. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya kurang dari 60 ? 5. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 60 – 69 ? 6. Berapa banyak mahasiswa yang nilainya berkisar antara 70 – 79 ? 7. Berapa banyak mahasiswa yang memperoleh nilai yang sama ? 8. Dan sebagainya. Tidak dapat disangkal bahwa dari kumpulan data angka di atas, kita dapat memperoleh gambaran mengenai hasil ujian yang dicapai oleh 80 orang mahasiswa tersebut, namun gambaran yang kita proleh itu pada hakikatnya masih besifat kasar, misalnya bahwa “ sebagian kecil dari mahasiswa tersebut nilainya kurang dari 60” atau bahwa mahasiswa yang dapat mencapai nilai diatas 60 banyak sekali “ gambaran yang kasar atau masih bersifat mentah itu pun diperoleh dengan cara meneliti satu – persatu dari dretan angka yang terdiri dari 80 buah angka itu, sehingga memakan waktu cukup lama ? Untuk dapat menjawab butir-butir pertanyaan seperti telah dikemukakan di atas, tindakan pertama yang harus kita lakukan adalah : menghitung frekuensi 4 yang dimiliki oleh tiap - tiap nilai yang berada dalam deretan nilai – nilai tersebut, dan dengan jalan menghitung frekuensi yang dimiliki oleh tiap – tiap nilai itu maka lebih lanjut akan dapat kita ketahui distribusi frekuensi dari nilai – nilai hasil ujian semester yang berhasil di capai oleh 80 orang mahasiswa tadi. A. Pengertian Frekuensi Kata “ frekuensi” yang dalam bahasa inggrisnya adalah frequency berarti : “ kekerapan” “ kekeringan” atau “ jarang – kerapnya” dalam statistik, “ frekuensi” mengandung pengertian ; angka ( bilangan ) yang menunjukan seberapa kali suatu variabel ( yang dilambangkan dengan angka – angka itu ) berulang dalam dertan angka tersebut : atau berapa kalikah suatu variabel ( yang dilambangkan dengan angka itu ) muncul dalam deretang angka tersebut.2 Contoh: Nilai yang berhasil didapat oleh 10 orang siswa dalam tes hasil belajar bidang studi IPA adalah sebagai berikut: 60 50 75 60 80 40 60 70 100 75 Nilai 60 muncul sebanyak 3 kali Artinya frekuensi nilai 60 adalah 3 B. Pengertian Distribusi Frekuensi Distribusi (distribusi bahasa inggris) berarti “penyaluran” pembagian atau pencaran jadi distribusi frekuensi dapat diberi arti “penyaluran fekuensi pembagian frekuensi atau pencaran frekuensi dalam statistic”, “distribusi frekuensi”.3 Kurang lebih mengandung pengertian suatu keadaan yang menggambarkan bagaimana frekuensi dari gejala atau variabel yang dilambangkan dengan angka itu, telah tersalur, terbagi, atau terpencar. 2 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 36 3 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 37 5 Distribusi Frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.4. Distribusi Frekuensi adalah membuat uraian dari suatu hasil penelitian dan menyajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk yang baik, yakni bentuk stastistik popular yang sederhana sehingga kita dapat lebih mudah mendapat gambaran tentang situasi hasil penelitian.5 Distribusi frekuensi adalah susunan data yang berupa angka, yang diurut menurut besarnya atau kategorinya. Susunan data angka tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.6 Penyajian data dalam bentuk daftar distribusi frekuensi, adalah dimaksudkan sebagai upaya menyusun urutan data ke dalam kelas-kelas interval, untuk kemudian ditentukan jumlah (frukuensinya), berdasarkan data yang sesuai denagan batas-batas interval kelasnya.7 C. Tabel Distribusi Frekuensi 1. Pengertian Tabel Distribusi Frekuensi Apa yang dimaksud dengan ”tabel” tidak lain adalah : alat penyajian data statistik yang berbentuk (dituangkan dalam bentuk) kolom dan lajur. Dengan demikian Tabel Distribusi Frekuensi dapat kita beri pengertian sebagai : alat penyajian data statistik yang berbentuk kolom dan lajur, yang didalamnya dimuat angka yang dapat melukiskan atau menggambarkan pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel yang sedang menjadi objek penelitian. Dalam suatu tabel distribusi frekuensi akan kita dapati : (1) variabel, (2) frekuensi, dan (3) jumlah frekuensi. Dalam contoh dimuka, angka-angka 100 ,80 ,75 ,70 ,60 ,50, dan 40 adalah angka yang melambangkan variabelnilai 4 5 6 Kuswanto, 2006 Djarwanto,1982 Setyo, Budiwanto. 2017. “METODE STATISTIK Untuk Mengolah Data Keolahragaan” FIK Univ. Negeri Malang. Hlm 29 7 Andi, Supangat. 2010. Statistika : Dalam Kajian Deskriptif, Interensi, Dan NonParamentrik. Jakarta : Kencana. hlm 25 6 hasil tes, angka 1, 1, 2, 1, 3, 1, dan 1 adalah angka yang menunjukan frekuensi, sedangkan angka 10 adalah jumlah frekuensi. Patut kiranya ditambahkan disini bahwa istilah “Tabel Distribusi Frekuensi“ itu acapkali disingkat menjadi “Tabel Frekuensi’ saja. 2. Tabel Distribusi Frekuensi dan Macamnya Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam Tabel Distribusi Frekuensi, namun dalam buku ini hanya akan dikemukakan sebagian saja, yang dipandang penting dan relevan, yaitu : Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal, Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan, Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif, dan Tabel Distribusi Frekuensi Relatif (Tabel Persentase). a) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal adalah salah satu jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi dari data angka; angka yang ada itu tidak dikelompok-kelompokkan (ungrouped data).8 Contoh tabel distribusi data tunggal Distribusi frekuensi nilai hasil THB dalam bidang studi pendidikan moral pancasila dari 40 siswa MTs N 8 Nilai Frekuensi (X) (f) 8 6 7 9 6 19 5 6 total 40=N Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, PT RajaGrafindo,Jakarta,2011, hlm. 38- 39. 7 Dalam tabel itu, nilai hasil THB dalam bidang studi PMP dari sejumlah 40 orang siswa MTsN berbentuk data tunggal, sebab nilai terebut tidak dikelompokkelompokkan (ungrouped data). b) Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan Tabel distribusi frekuensi data kelompokan adalah salah satu jenis tabel statistik yang didalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka, dimana angka-angka tersebut dikelompok-kelompokkan (dalam tiap unit terdapat sekelompok angka). Data yang disajikan melalui Tabel 2.2 berbentuk Data Kelompokan (Grouped Data). Adapun huruf N Yang terdapat pada lajur “Total” (baik yang terdapat pada Tabel 2.1 maupun yang berarti “jumlah Frekuensi” atau “jumlah hal yang diselidiki”, atau”jumlah individu”.9 Contoh: TABEL 2.2. Distribusi Frekuensi Tentang Usia dari sejumlah 50 Orang Guru Agama Islam yang Bertugas Pada Sekolah Dasar Negeri. Usia Frekuensi (f) 50-54 6 45-49 7 40-44 10 35-39 12 30-34 8 25-29 7 Total 50=N c) Tabel distribusi Frekuensi Kumulatif Dimaksud dengan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif ialah salah satu Jenis Tabel statistik yang didalamnya disajikan frekuensi yang dihitung 9Ibid., Hlm. 39-40 8 terus meningkat atau: selalu ditambah-tambahkan,baik dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah. Contoh: TABEL 2.3 Distribusi Frekuensi Kumulatif Nilai-nilai Hasil THB Bidang Studi PMP dari 40 Orang Siswa MTsN . Nilai F (X) Fk Fk (b) (a) 8 6 40=N 6 7 9 34 15 6 19 25 54 5 6 6 40=6 Total: 40=N - - Tabel di atas, kita namakan Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif Data Tunggal, sebab data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang tidak dikelompok-kelompokan. d) Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Juga dinamakan tabel persentase. Dikatakan “frekuensi Relatif” Sebab frekuensi yang disajikan disini bukanlah frekuensi yang sebenarnya , melainkan frekuensi yang dituangkan dalam bentuk angka persenan.10 TABEL 2.5 Distribusi frekuensi Relatif (Distribusi Presentase) Tentang Nilai-nilai Hasil THB Dalam bidang Studi PMP Dari Sejumlah 40 orang Siswa MTs N. Nilai F (X) 10 Persentase (p) 8 6 15,0 7 9 22,5 6 19 47,5 Ibid., hlm. 41-42 9 5 60 15,0 Total 40=N 100,0= Σ p Keterangan : Untuk Memperoleh frekuensi relatif (angka persenan) sebagaimana tertera pada kolom tabel 2.5, digunakan rumus : P= 𝑓 𝑁 X 100% f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu). P = angka persentase. Jadi, angka persenan sebesar 15,0 itu diperoleh dari: 6 40 9 40 X 100% = 15,0; p sebesar 22,5 diperoleh dari : X 100% = 22,5; demikianlah seterusnya. Jumlah persentase (Σ P) harus selalu sama dengan 100,0. e) Tabel Persentase Kumulatif Seperti Halnya tabel distribusi frekuensi tabel persentase atau tabel distribusi frekuensi relatif pun dapat diubah dalam bentuk tabel persentase kumulatif (tabel Distribusi frekuensi relatif kumulatif). TABEL 2.7 Tabel Persentase Kumulatif Tentang Nilai Hasil PHP Dalam Bidang Studi PMP dari Sejumlah 40 Orang Siswa MTs N. Nilai P PK (X) (t) Pk (a) 8 15,0 100,0 = Σp 15,0 7 22,5 85,0 37,5 6 47,5 62,5 85,0 5 15,0 15,0 100,0 = Σp 10 100,0 = Σp Total: - - 3. Pedoman Untuk membuat tabel distribusi frekuensi Langkah Pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah menentukan kelas interval.dalam menentukan jumlah kelas interval terdapat tiga pedoman yang dapat diikuti yaitu : a. Ditentukan berdasarkan pengalaman. Berdasarkan pengalaman , jumlah kelas interval yang dipergunakan dalam penyusunan tabel distribusi frekuensi berkisar diantara 6-15 kelas. Makin banyak variasi data, maka akan semakin banyak jumlah kelasnya. Namun jumlah kelas tersebut paling banyak adalah 15 kelas, karena kalau sudah lebih dari itu tabel menjadi panjang. b. Ditentukan dengan membaca grafik. c. Ditentukan dengan rumus sturges. 𝑲 = 𝟏 + 𝟑, 𝟑 𝒍𝒐𝒈 𝒏 Dimana: K = Jumlah kelas interval n = Jumlah data observasi log = Logaritma Misal Jumlah data 200, maka jumlah kelasnya (K) : K = 1 + 3,3 log 200 = 1 + 3,3 . 2.30 = 8,59 dapat dibulatkan menjadi 8 atau 9. 4. Contoh menyusun Tabel Distribusi Frekuensi Data berikut ini merupakan nilai ujian mata kuliah statistik dari 150 mahasiswa.11 Penyusunan tabel distrbusi frekuensi adalah sebagai berikut: 27 79 69 40 51 88 55 48 36 61 53 44 93 51 65 42 58 55 69 63 70 48 61 55 60 25 47 78 61 54 57 76 73 62 36 67 40 51 59 68 11 Sugiyono, statistika untuk penelitian, Alfabeta,cv, 2014, hlm. 34. 11 27 46 62 43 54 83 59 13 72 57 82 45 54 52 71 53 82 69 60 35 41 65 62 75 60 42 55 34 49 45 49 64 40 61 73 44 59 46 71 86 43 69 54 31 36 51 75 44 66 53 80 71 53 56 91 60 41 29 56 57 35 54 43 39 56 27 62 44 85 61 59 89 60 51 71 53 58 26 77 68 62 57 48 69 76 52 49 45 54 41 33 61 80 57 42 45 59 44 68 73 55 70 39 59 69 51 85 46 55 67 1. Menghitung Jumlah Kelas Interval K = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 150 = 1 + 3,3 . 2,18 = 8,19 Jadi jumlah kelas interval 8 atau 9. Pada kesempatan ini digunakan 9 kelas. 2. Menghitung Rentang Data Yaitu data terbesar dikurangi data yang terkecil kemudian ditambah 1. Data terbesar = 93 dan terkecil = 13. Jadi 93 – 13 =80 + 1 3. Menghitung Panjang Kelas = Rentang dibagi Jumlah Kelas Yakni: 81 : 9 = 9. Walaupun dari hitungan panjang kelas diperoleh 9, tetapi pada penyusunan tabel ini digunakan panjang kelas 10. Supaya nilai batas bawah semua berakhir nol dan batas atas 9. Hal ini akan lebih komunikatif bila dibandingkan dengan menggunakan panjang kelas 9. 4. Menyusun Interval Kelas Secara teoritis penyusunan kelas interval dimulai dari data yang terkecil, yaitu 13. Tetapi supaya lebih komunikatif, maka dimulai dengan angka 10. 5. Setelah Kelas Interval tersusun, maka untuk memasukkan data guna mengetahui frekuensi pada setiap kelas interval dilakukan dengan menggunakan tally. 6. Cara memasukkan tally yang cepat 12 Adalah dengan cara memberi tanda centang pada setiap angka yang dimasukkan pada, setiap kelas, dan mulai dari data awal. Misalnya data yang paling awal adalah angka 27, maka data 27 itu termasuk pada kelas no.2 yaitu (20-29). Kemudian angka 27 ini diberi tanda centang, yang berarti data tersebut telah dimasukkan ke dalam kelas interval. E. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi 1. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal Sebelum dikemukakan tentang cara pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal, terlebih dahulu perlu dikemukakan bahwa tabel distribusi frekuensi data tunggal itu ada dua macam, yaitu : Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang semua skornya berfrekuensi 1, dan Tabel Frekuensi Data Tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu.12 a. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya Berfrekuensi 1 Misalkan dari 10 orang Mahasiswa yang menempuh Ujian Ulangan secara lisan dalam mata kuliah Statistik Pendidikan, diperoleh nilai sebagai berikut : No. Nama Nilai 1. Syamsuddin 65 2. Margono 30 3. Abdul Wahid 60 4. Dimyati 45 5. Sulistyani 75 6. Fathonah 40 7. Nur Kholis 70 8. Hamdani 55 9. Listiorini 80 10. B. Pramono 50 12 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 46-47 13 Apabila kita perhatikan data di atas, maka dari 10 orang mahasiswa yang menempuh ujian ulangan lisan tersebut, yang berhasil mencapai nilai 80 = 1 orang, nilai 75 = 1 orang, nilai 70 = 1 orang, demikian pula mahasiswa yang mencapai nilai 65, 60, 55, 50, 45, 40, dan 30, masingmasing sebanyak 1 orang. Dengan demikian maka dapat kita katakana bahwa semua skor atau semua nilai yang sedang kita hadapi itu masingmasing berfrekuensi 1. Jika dituangkan penyajiannya dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal, yaitu : Nilai (X) 80 75 70 65 60 55 50 45 40 30 Total f 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 = N Karena semua skor (nilai) hasil ujian tersebut berfrekuensi 1 dan semua skor (nilai) yang ada itu berwujud Data Tunggal, maka tabel di atas dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Semua Skornya Berfrekuensi 1. b. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal yang Sebagian atau Keseluruhan Skornya Berfrekuensi Lebih dari 1 Misalkan dari sejumlah 40 orang murid Madrasah Ibtidaiyah yang menempuh ulangan harian dalam mata pelajaran matematika, diperoleh nilai 14 hasil ulangan sebagai berikut (nama murid tersebut tidak dicantumkan di sini) : 5 8 6 4 6 7 9 6 4 5 3 5 8 6 5 4 6 7 7 10 4 6 5 7 8 9 3 5 6 8 10 4 9 5 3 6 8 6 7 6 Apabila data tersebut akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi, maka langkah yang perlu ditempuh adalah:13 Langkah Pertama Mencari Nilai Tertinggi (Skor Paling Tinggi (Higbest Score) H) dan Nilai Terendah (Skor paling rendah (Lowest score) L). Ternyata H=10 dan L=3. Dengan diketahuinya H dan L maka kta dapat menyusun atau mengatur nilai hasil ulangan harian itu, dati atas ke bawah, mulai dari 10 berturut-turut ke bawah sampai dengan 3. Langkah Kedua Menghitung frekuensi masing-masing nilai yang ada, dengan bantuan jarijari (tallies), hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel dari Tabel Distribusi Frekuensi yang sudah dipersiapkan. Langkah Ketiga Mengubah jari-jari menjadi angka biasa, dituliskan pada kolom 3. Setelah selesai, keseluruhan angka yang menunjukkan frekuensi masing-masing nilai yang ada itu lalu kita jumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi (∑ f) atau Number of Cases=N. Berikut gambar Tabel berdasarkan langkah-langkah yang telah disebutkan di atas : Nilai (X) 10 9 8 13 F Tanda/jari-jari-Tallies II III IIIII 2 3 5 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 49 15 7 6 5 4 3 IIIII IIIII IIIII IIIII II IIIII III Total 5 10 7 5 3 40 = N Catatan : 1. Untuk melambangkan variable (dalam contoh di atas adalah variable nilai), pada umumnya dipergunakan lambang huruf X, Y, atau Z. 2. N adalah singkatan dari Number of Cases, yang menggantikan lambang ∑ f (= jumlah frekuensi), karena dipandang lebih singkat. 2. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi Data Kelompokan Jika penyebaran angka/skor/nilai yang akan kita sajikan dalam bentuk Tabel Distribusi Frekuensi itu demikian luas atau besar, dan penyajiannya dilakukan dengan cara seperti yang telah dikemukakan di atas, maka Tabel Distribusi Frekuensi yang berhasil kita buat akan terlalu panjang dan memakan tempat. Untuk mencegah kejadian yang demikian itu, maka terhadap data statistic (yang berbentuk angka/skor itu) perlu dilakukan pengelompokkan terlebih dahulu, setelah itu barulah dihitung frekuensi masing-masing kelompok nilai.14 Perhatikanlah contoh berikut ini : misalkan dari sejumlah 80 orang siswa kelas III SMA Jurusan Fisika diperoleh nilai hasil EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) dalam bidang studi Biologi, sebagai berikut (nama mereka sengaja tidak dimuat di sini): 65 54 68 70 57 61 58 62 58 60 65 60 50 60 53 74 59 67 47 63 57 60 77 55 71 55 65 53 49 65 56 70 57 60 73 58 65 57 52 66 57 66 59 69 56 64 52 58 78 55 60 54 62 75 51 60 64 62 61 61 55 48 72 56 54 14 61 51 59 61 60 63 59 50 60 65 59 62 67 45 80 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 51 16 Agar data yang berupa deretan angka yang menunjukkan nilai hasil EBTA bidang studi Biologi itu dapat disajikan dalam bentuk Tabel Distribusi yang baik (teratur, ringkas dan jelas), maka perlu ditempuh cara dan langkah sebagai berikut : Langkah Pertama Mencari Higbest Score (H) dan Lowest Score (L); ternyata diperoleh H = 80 dan L = 45. Langkah Kedua Menetapkan luas penyebaran nilai yang ada, atau mencari banyaknya nilai, mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi, yang biasa disebut Total Range atau sering disingkat dengan Range saja dan diberi lambang dengan huruf R, dengan menggunakan rumus : R=H–L+1 R = Total Range H = Higbest Score (Nilai Tertinggi) L = Lowest Score (Nilai Terendah) 1 = Bilangan konstan. Di atas telah kita ketahui: H = 80 dan L = 45, maka dengan mudah dapat diperoleh R = 80 – 45 + 1 = 36. Angka 36 ini mengandung arti bahwa apabila kita menghitung banyaknya nilai mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai tertinggi pada data yang telah dikemukakan di atas, akan diperoleh sebanyak 36 butir nilai. Karena H = 80 dan L = 45, maka kalau kita menderetkan nilai mulai dari 45 sampai dengan 80 akan terdapat 36 nilai; 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80 = 36 butir nilai.15 Langkah Ketiga Menetapkan besar atau luasnya pengelompokkan data untuk masingmasingkelompo data. Yang dimaksud di sini adalah : karena data berupa nilai hasil EBTA itu akan disajikan dalam bentuk data kelompok, maka perlu kita 15 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 52 17 tetapkan dulu, masing-masing kelompokkan data (masing-masing interval) akan terdiri dari beberapa nilai. Untuk menetapkan besar atau luas dari masing-masing interval nilai yang akan kita sajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi, ada beberapa macam cara yang dapay digunakan, salah satunya yaitu : 𝑅 𝑖 sebaiknya menghasilkan bilangan yang besarnya 10 s/d 20 R = Total range i = interval class, yaitu luasnya pengelompokkan data yang dicari, atau kelas interval 10 s.d. 20 maksudnya di sini ialah bahwa jumlah kelompokkan data yang akan disajikan dalam Tabel Distribusi Frekuensi itu sebaiknya tidak kurang dari 10 dan tidak lebih banyak dari 20. Sebagian ahli statistic berpendapat bahwa Tabel Distribusi Frekuensi yang manis dan rapi (sesuai dengan kondisi ukuran standar kertas di dunia ini) adalah Tabel Distribusi Frekuensi yang baris-baris pengelompokkan datanya minimal 10 buah dan 20 buah. Karena R = 36, maka : 36 = 10 → 20 𝑖 Dengan mudah dapat kita tetapkan I sebesar 3 (i = 3), sebab bilangan 36 apabila dibagi dengan bilangan 3 hasilnya = 12, dan bilangan 12 ini terletak antara bilangan 10 sampai 20. Dengan ditetapkannya i sebesar 3 maka kita dapat mengatakan bahwa deretan interval yang akan terdapat dalam tabel Distribusi Frekuensi adalah sebanyak 12 buah. Langkah Keempat Menetapkan bilangan dasar masing-masing interval yang akan dibuat dalam tabel. Bilangan dasar interval ialah bilangan yang merupakan batas antara interval yang satu dengan interval yang lain.16 Dalam menetapkan bilangan dasar masing-masing interval itu, para ahli statistic mengemukakan pedoman sebagai berikut : 16 Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. hlm. 54 18 Pertama : Bilangan dasar interval itu sebaiknya adalah bilangan yang merupakan kelipatan dari i. dengan kata lain, bilangan dar interval itu sebaiknya dipilihkan bilangan yang dapat habis jika dibagi dengan i. kalau pedoman ini kita terapkan pada data yang sedang kita hadapi maka bilangan dasar interval yang memenuhi syarat adalah bilangan : 78, 75, 72, 69, 66, 63, 60, 57, 54, 51, 48, dan 45. Kedua belas bilangan inilah yang akan mengawali tiap-tiap interval dalam tabel distribusi frekuensi yang akan kita buat. Kedua : Dalam menetapkan bilangan dasar interval itu harus diperhatikan sedemikian rupa, sehingga dalam interval yang tertinggi (interval paling atas) harus terkandung Nilai Tertinggi (Higbest Score), dan dalam interval yang terendah (interval paling rendah) harus terkandung Nilai Terendah (Lowest Score). Marilah kita perhatikan data kita : Nilai Tertinggi yang kita miliki adalah = 80, sedang Nilai Terendah = 45. Karena i telah ditetapkan sebesar 3, sedangkan bilangan dasar dari interval yang tertinggi telah kita tetapkan sebesar 78, maka interval tertinggi yang akan tercantum dalam tabel kita nanti adalah: 78-80. Disini kita lihat bahwa Higbest Score sebesar 80 telah terkandung atau tercakup dalam interval paling atas. Demikian pula karena bilangan dasar interval paling bawah sudah kita tetapkan sebesar 45, sedangkan i telah kita tetapkan sebesar 3, berarti interval terendah yang akan dicantumkan dalam tabel nanti adalah: 45 – 47. Disini kita lihat bahwa Lowest Score sebesar 45 sudah terkandung atau tercakup pada interval paling bawah. Dengan demikian kita dapat mengatakan bahwa baik interval class (i) maupun bilangan-bilangan dasar interval yang telah kita pilih atau kita tetapkan itu, telah memenuhi pedoman yang telah digariskan oleh para ahli statistic. Langkah Kelima 19 Mempersiapkan Tabel Distribusi Frekuensinya, yang terdiri dari tiga kolom. Kolom 1 diisi dengan interval nilai yang banyaknya 12 baris (seperti telah kita tetapkan tadi), kolom2 adalah kolom untuk membubuhkan “tanda-tanda” atau “jari-jari” sebagai pertolongan dalam menghitung frekuensi, sedang kolom 3 berisi frekuensi. Perhatikan tabel berikut : Distribusi Frekuensi Nilai Hasil EBTA Dalam Bidang Studi Biologi dari sejumlah 80 orang siswa kelas III SMA Jurusan Fisika. Interval Tanda/Jari-Jari f 78 – 80 II 2 75 – 77 II 2 72 – 74 III 3 69 – 71 IIII 4 66 – 68 IIIII 5 63 – 65 IIIII IIIII 10 60 – 62 IIIII IIIII IIIII II 17 57 – 59 IIIII IIIII IIII 14 54 – 56 IIIII IIIII I 11 51 – 53 IIIII I 6 48 – 50 IIII 4 45 – 47 II 2 Total : 80 = N 20 Langkah Keenam Menghitung frekuensi dari tiap-tiap nilai yang ada, dengan bantuan “tandatanda” atau “jari-jari” seperti terlihat pada kolom 2; setelah hal itu dapat diselesaikan, selanjutnya “jari-jari” itu kita ubah menjadi angka biasa dan kita tuliskan pada kolom 3. Akhirnya menjadi angka biasa dan kita tuliskan pada kolom 3. Akhirnya semua frekuensi yang telah kita tuliskan pada kolom 3 itu kita jumlahkan, sehingga diperoleh f atau N sebesar 80. Catatan Tambahan Para ahli statistic sangat menganjurkan agar dalam menetapkan besarnya interval class (i) sebaiknya dipilih bilangan gasal (bukan bilangan genap), seperti 3, 5, 7, 9, 11, 13, 25, 37, dan sebagainya. Anjuran itu mengandung maksud, agar apabila pada langkah berikutnya akan dilakukan pencarian atau perhitungan nilai rata-rata hitung terhadap data yang kita hadapi –dalam perhitungan ini midpoint akan diperkalikan dengan frekuensi dari masingmasing interval—atau terhadap data tersebut akan dikenai perhitungan untuk memperoleh deviasi standar— dalam perhitungan ini semua midpoint akan diperselisihkan dengan nilai rata-rata hitung, kemudian dikuadratkan dan diperkalikan dengan frekuensinya masing-masing—maka proses perhitungan yang kita lakukan itu akan berjalan dengan lebih cepat dan mudah jika dibandingkan apabila kita menggunakan interval class berupa bilangan genap. Resiko kesalahannya pun lebih ringan. Contoh: 1) Interval 50 – 54 kelas intervalnya (i-nya) adalah 5 (merupakan bilangan gasal). Midpoint atau nilai tengah dari interval 50 – 54 adalah = (50 + 54) : 2 = 52 (midpoint berupa bilangan bulat). 2) Interval 50 – 55 kelas intervalnya adalah 6 (atau: i = 6). Jadi di sini interval classnya berupa bilangan genap. Midpoint dari interval 50 – 55 itu adalah = (50 + 55) : 2 = 52,50 (midpoint berupa pecahan). 21 Jelaslah sekarang bahwa setiap kali kita menetapkan i dengan bilangan genap (seperti: 2, 4, 6, 8, dan seterusnya), maka midpoint-nya akan selalu berupa pecahan. Dan sebaliknya, apabila i kita tetapkan atau kita pilihkan bilangan gasal (seperti : 3, 5, 7, 9, dan seterusnya) maka midpoint-nya akan selalu berupa bilangan bulat. 22 c. Contoh Pembuatan Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal menggunakan software Microsoft Excel Salah satu cara untuk mendeskripsikan data mentah (raw data) adalah dengan menyusunnya kedalam tabel distribusi frekuensi. Dengan tabel distribusi frekuensi ini, akanlebih mudah memahami gambaran data, karena data mentah tersebut sudah dikelompokkelompokkan berdasarkan pengelompokkan tertentu. Salah satu software statistik yang menurut saya cukup bagus dalam menyusun tabel distribusi frekuensi ini adalah Program SPSS. Meskipun demikian, di Excel kita juga menyusun tabel distribusi frekuensi dari data mentah dengan cara yang relatif mudah.17 Untuk latihan, misalnya kita punya data umur dari hasil survai terhadap 20 orang responden sebagai berikut: 20 18 25 30 34 32 35 17 22 21 38 17 28 30 35 36 32 22 30 32 Tempatkan data kita ini mulai pada sel A2 sampai A21 (range A2:A21). Selanjutnya, misalnya kita ingin mengelompokkan atas kelompok umur sebagai berikut: <= 19 20 – 24 25 – 29 30 – 34 35 – 39 Ketikkan angka 19, 24, 29, 34, 39 berturut-turut pada kolom C mulai dari sel C2 sampai C6 (range C2:C6). Setelah itu, di sel D2 ketikkan rumus berikut: =FREQUENCY(A2:A21,C2:C6). Setelah itu, blok range dari D2:D6, kemudian tekan F2 dan tekan CTRL+SHIFT+ENTER bersamaan. Maka hasil distribusi frekuensi kita akan muncul pada range 17 Junaidi, J. (2014). Statistika Deskriptif dengan Microsoft Excel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. Jambi. Hlm. 1 23 D2:D6. Kita juga bisa menambahkan persentase di kolom berikutnya. Jumlahkan terlebih dahulu distribusi frekuensi tersebut dan tempatkan jumlahnya pada sel D7. Kemudian pada sel E2 ketikkan rumus berikut: =(D2/D$7)*100. Selanjutnya, copy rumus tersebut sampai pada sel E6. Hasil pekerjaan kita, terlihat pada tampilan berikut: Dari tampilan tersebut dapat dikemukakan bahwa yang berumur 19 tahun atau kurang sebanyak 2 orang, antara 20 – 24 tahun sebanyak 4 orang, antara 25 – 29 tahun sebanyak 2 orang, dan seterusnya. Jumlahnya sebanyak 20 orang. Selanjutnya di kolom E, dapat kita baca bahwa yang berumur 19 tahun atau kurang sebesar 15,00 persen dari keseluruhan responden, yang berumur 24 – 29 tahun sebesar 20,00 persen dan seterusnya.18 18 Frye, CD. (2007). Step by Step Microfost Office Excel 2007. Washington. Microsoft Press. Hlm 2 24 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Ketika melakukan suatu pengukuran sering dijumpai besar hasil pengukuran yang diperoleh biasanya bervariasi. Apabila kita perhatikan data tersebut, sangatlah sulit bagi kita untuk menarik kesimpulan yang berarti. Untuk memperoleh gambaran yang baik mengenai data tersebut, data tersebut perlu diolah terlebih dahulu. Maka dari sinilah perlunya kita mempelajari namanya distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan banyaknya data dalam setiap kategori., dan setiap data tidak dapat dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori. Distribusi frekuensi adalah susunan data dalam bentuk tunggal atau kelompok menurut kelas-kelas tertentu dalam sebuah daftar. 25 DAFTAR PUSTAKA Anas, Sudijono. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta :PT RajaGrafindo Persada. Andi, Supangat. 2010. Statistika : Dalam Kajian Deskriptif, Interensi, Dan NonParamentrik. Jakarta : Kencana. Budiwanto, Setyo. 2017. “METODE STATISTIK Untuk Mengolah Data Keolahragaan” FIK Univ. Negeri Malang. Frye, CD. (2007). Step by Step Microfost Office Excel 2007. Washington. Microsoft Press. Junaidi, J. (2014). Statistika Deskriptif dengan Microsoft Excel. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi. Jambi Sugiyono. Statistika untuk penelitian. Alfabeta,cv. 2014. 26