Uploaded by User147994

ArtikelHipertensidanPeriodontitis BuletinPenelitianKes. 2020

advertisement
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/349000122
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal
(Periodontitis) pada Masyarakat Indonesia (Data Riskesdas 2018)
Article in Buletin Penelitian Kesehatan · December 2020
DOI: 10.22435/bpk.v48i4.3516
CITATIONS
READS
3
2,663
1 author:
Made Ayu Lely Suratri
National Research and Innovation Agency
25 PUBLICATIONS 103 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Made Ayu Lely Suratri on 26 December 2022.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
https://doi.org/10.22435/bpk.v48i4.3516
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan
Periodontal (Periodontitis) pada Masyarakat Indonesia(Data
Riskesdas 2018)
THE INFLUENCE OF HYPERTENSION ON THE INCIDENCE PERIODONTAL TISSUE
DISEASE IN INDONESIAN COMMUNITY (ANALYSIS OF BASIC HEALTH
RESEARCH DATA, 2018)
Made Ayu Lely Suratri1*, Tince A. Jovina1, Lelly Andayasari1, Vebby Amelia Edwin2,
dan Galih Ajeng Kencana Ayu1
1
Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Jl. Percetakan Negara No 29
Jakarta Pusat 10560, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia
2
Institut Kesehatan Indonesia, Jakarta Jl. Boulevard Barat Raya No.2, RT.2/RW.9
Klp. Gading Jakarta Utara 14240 Indonesia
* Email : [email protected]
Submitted : 05-08-2020, Revised : 28-09-2020, Revised : 16-10-2020, Accepted : 03-11-2020
Abstract
Periodontitis is a disease of periodontal tissue that has affected the supporting tissues of teeth due to
plaque accumulation. The prevalence of periodontitis in people aged ≥ 15 years according to the data
Riskesdas 2018 is 67.8%, this means that of ten Indonesians as many as 7 people who suffer from
periodontitis. The prevalence of hypertension in the world continues to increase, and is a risk factor for
various diseases including cardiovascular disease (CVD), stroke, peripheral vascular disease, and kidney
failure. The results of the Riskesdas 2018 showed an increase in hypertension prevalence from 25.8% in
2013 to 34.1% in 2018. Reported periodontal disease can cause an increased risk of non-communicable
diseases including hypertension. The purpose of this study was to determine the effect of hypertension on
the incidence of periodontal tissue disease (periodontitis) in Indonesian community. The research method
is a further analysis of the data Riskesdas 2018 with cross sectional design and non-intervention. The
research sample is all household members in selected households. The sample analyzed was household
members aged 15 years and over who did the right habit of brushing their teeth. The dental and oral health
data collection was carried out through interviews and examinations on the periodontal tissue status,
while for hypertension by blood pressure measurement. Further analysis of this data was carried out
univariate, bivariate and multivariate. The results showed that respondents in the 26-45 years age group
had a significant relationship with periodontitis, with a p-value<0.05(p=0.046). There was no significant
relationship between hypertension and periodontal tissue disease (periodontitis), with a p-value> 0.005 (p
= 0.926). Conclusion, that periodontal disease is mostly found at a young age, it is known that more women
than men, more respondents who work and who live in urban areas. There is no significant relationship
between periodontal disease and hypertension. Hypertension has no effect on the incidence of periodontal
tissue disease in respondents who brush their teeth correctly.
Keywards: influence, hypertension, periodontitis, community
Abstrak
Periodontitis merupakan penyakit pada jaringan periodontal yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi
akibat akumulasi plak. Prevalensi periodontitis pada masyarakat usia ≥ 15 tahun menurut data Riskesdas
2018 adalah 67,8% ini berarti dari sepuluh orang penduduk Indonesia sebanyak 7 orang yang menderita
periodontitis. Prevalensi hipertensi di dunia terus meningkat, dan merupakan faktor risiko berbagai
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234
penyakit antara lain cardiovascular disease (CVD), stroke, peripheral vascular disease, dan penyakit gagal
ginjal. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan terjadi kenaikan prevalensi hipertensi dari 25,8 % pada tahun
2013 menjadi 34,1 % pada tahun 2018. Dilaporkan penyakit periodontal dapat menyebabkan peningkatan
risiko penyakit tidak menular termasuk hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
hipertensi terhadap kejadian penyakit jaringan periodontal (periodontitis) pada masyarakat di Indonesia.
Metode penelitian merupakan analisis lanjut data Riskesdas 2018 dengan disain potong lintang (cross
sectional) dan non intervensi. Sampel penelitian adalah seluruh anggota rumah tangga (ART) dalam
rumah tangga terpilih. Sampel yang dianalisis adalah anggota rumah tangga berusia 15 tahun keatas yang
melakukan kebiasaan menggosok gigi dengan benar. Pelaksanaan pengumpulan data kesehatan gigi dan
mulut dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan pada status jaringan periodontal, sedangkan untuk
hipertensi dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Analisis lanjut data ini dilakukan secara univariat,
bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada kelompok umur 26-45
tahun terdapat hubungan yang signikan dengan periodontitis, dengan p-value < 0,05 (p=0,046). Tidak ada
hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis), dengan
p-value > 0,005 (p=0,926). Kesimpulan, penyakit periodontal banyak ditemukan pada usia muda, diketahui
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, lebih banyak pada responden yang bekerja dan yang tinggal di
perkotaan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan penyakit periodontal. Hipertensi
tidak berpengaruh terhadap kejadian penyakit jaringan periodontal pada responden yang mengosok gigi
dengan benar.
Kata kunci: pengaruh,hipertensi,periodontitis, masyarakat
PENDAHULUAN
Salah satu tujuan Oral Health tahun 2020
yang telah disepakati oleh WHO, FDI (Word
Dental Federation atau Federasi Kedokteran
Gigi Internasional) dan IADR (International
Association for Dental Research) untuk penyakit
periodontal adalah mengurangi kehilangan gigi
akibat penyakit tersebut pada usia 18 tahun,
35 - 44 tahun dan 65 - 74 tahun terutama untuk
kasus kebersihan mulut yang buruk, penyakit
sistemik, merokok dan stress.1 Kehilangan gigi
merupakann suatu keadaan lepasnya satu atau
lebih gigi dari soketnya atau tempatnya, yang
terjadi karena disebabkan oleh penyakit pada
jaringan periodontal. Jaringan periodontal adalah
jaringan yang mengelilingi dan mendukung
gigi. Yang termasuk jaringan periodontal adalah
gingiva atau jaringan gusi, sementum atau lapisan
luar akar gigi, tulang alveolar, atau tulang soket
tempat gigi berada, ligament periodontal, yang
merupakan jaringan ikat antara sementum dan
tulang alveolar.2 Penyakit periodontal berbeda
dengan karies gigi, pada penyakit periodontal
ini sifatnya lebih kronis dan tidak menimbulkan
rasa sakit hebat, pada kondisi dini, tidak
ada keluhan rasa sakit. Penyakit periodontal
ditandai oleh peradangan jaringan pendukung
gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.3
Penyakit periodontal yang banyak dijumpai
adalah keradangan gusi atau gingivitis dan
periodontitis.4 Periodontitis merupakan penyakit
pada jaringan periodontal yang sudah mengenai
jaringan pendukung gigi akibat akumulasi plak.
Berdasarkan data dari Riskesdas 2018,
penduduk Indonesia yang bermasalah dengan
gigi dan mulutnya sebesar 57,6%. Dimana yang
menerima perawatan dan pengobatan oleh tenaga
medis gigi sebesar 10,2%, sementara yang lainnya
89,2% tidak memperoleh perawatan. Prevalensi
periodontitis pada masyarakat usia ≥ 15 tahu
menurut data Riskesdas 2018 adalah 67,8% ini
berarti dari sepuluh orang enduduk Indonesia
sebanyak 7 orang yang menderita periodontitis.
Masyarakat yang.5
Penyakit Tidak Menular merupakan salah
satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
memperlihatkan adanya kenaikan angka penyakit
tidak menular. Beberapa diantaranya adalah
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung,
stroke, dan penyakit ginjal kronis. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan masalah
klasik di seluruh dunia dan tetap menjadi beban
utama kesehatan global.6 Tiga faktor risiko utama
yang menyebabkan peningkatan angka penyakit
tidak menular. Yang pertama adalah masalah
terkait diet atau makanan, yang kedua adalah
perilaku, dan yang ketiga terkait lingkungan
seperti polusi udara. Gaya hidup masyarakat
yang buruk menjadi salah satu pemicu kenaikan
penyakit tidak menular yang menyebabkan 70%
kematian.
Prevalensi hipertensi di dunia terus
meningkat, dan merupakan faktor risiko berbagai
penyakit antara lain cardiovascular disease
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
(CVD), stroke, peripheral vascular disease, dan
penyakit gagal ginjal.6,7 Hipertensi merupakan
masalah dan sebagai faktor penyebab kematian
yang disebabkan oleh penyakit jantung dan
pembuluh darah. Dilaporkan bahwa tingginya
prevalensi hipertensi pada penderita diabetes
berisiko 4-5 kali sebagai penyebab kematian pada
pasien jantung koroner dan stroke.8 Banyak studi
yang membuktikan bahwa hipertensi berkaitan
dengan pola hidup, yang seharusnya dapat
dicegah.9 Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan
bahwa prevalensi hipertensi naik dari 25,8 %
pada 2013 menjadi 34,1 % pada 2018.5
Hasil studi retrospektif yang dilakukan
di Hospital Universiti Sains Malaysia, telah
membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
kehilangan jaringan periodontal (periodontitis)
dengan hipertensi.10 Yang dimaksud dengan
penyakit jaringan periodontal (periodontitis)
adalah penyakit pada jaringan pendukung
gigi termasuk gingivitis dengan tanda tanda
antara lain: gusi berdarah, adanya
karang
gigi, dan adanya pocket periodontal (kantung
gusi). Menurut Vancouver penyakit jaringan
periodontal dapat mempengaruhi hilangnya
gigi, yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan
pendukung gigi yang apabila tidak dirawat
menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan
resesi gingiva sehingga menyebabkan lepasnya
gigi dari soketnya. Menurut Vancouver11 bahwa
kehilangan gigi berhubungan secara signifikan
dengan hipertensi yang parah pada orang
Tionghoa dewasa atau yang lebih tua, sedangkan
hasil penelitian lain di Malaysia diketahui bahwa
kehilangan gigi pada orang berumur 18 tahun
ke atas tidak berhubungan dengan hipertensi.12
Dilaporkan bahwa rerata tekanan darah sistolik
lebih tinggi pada orang yang kehilangan gigi
secara menyeluruh daripada yang kehilangan
gigi sebagian, namun tidak ada hubungan yang
signifikan antara kehilangan gigi dan tekanan
darah sistolik dan tekanan darah diastolik.13
Pada Riskesdas 2018 tersedia data
periodontitis (penyakit jaringan periodontal) dan
data hipertensi dan juga data karakteristik seperti
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
lokasi tempat tinggal dan status ekonomi, serta
perilaku makan makanan yang manis dan minum
minuman yang manis sehingga dimungkinkan
untuk dilakukan analisis lanjut bagaimana
hubungan antara penyakit periodontal dengan
hipertensi di masyarakat Indonesia. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
hipertensi terhadap kejadian penyakit pada
jaringan periodontal (periodontitis) pada
masyarakat di Indonesia.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan analisis lanjut
data Riskesdas 2018 dari Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan. Riskesdas 2018 merupakan riset
dengan disain potong lintang (cross sectional)
dan non intervensi. Populasi Riskesdas 2018
adalah seluruh penduduk Indonesia yang
meliputi 34 provinsi, 497 kabupaten/kota yang
dilakukan pada tahun 2018. Sampel penelitian
Riskesdas 2018 adalah seluruh anggota rumah
tangga (ART) dalam rumah tangga terpilih.
Sampel yang dianalisis adalah anggota rumah
tangga berusia 15 tahun ke atas yang melakukan
kebiasaan menggosok gigi dengan benar.
Pelaksanaan pengumpulan data kesehatan gigi
dan mulut (untuk perilaku atau kebiasaan)
dilakukan melalui wawancara sedangkan untuk
data hipertensi dengan melakukan pemeriksaan
tekanan darah. Untuk mengetahui penyakit
pada jaringan periodontal dengan melakukan
pemeriksaan pada status jaringan periodontal
dengan menggunakan instrumen kaca mulut,
dental probe dengan bantuan penerangan listrik,
atau sinar matahari (lampu senter) dilakukan
pada semua gigi.5
Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan oleh
dokter gigi yang sebelumnya telah melakukan
penyamaan persepsi tentang cara pemeriksaan
gigi dan mulut. Variabel dependen adalah
kesehatan jaringan periodontal. Sedangkan
variable independen meliputi hipertensi,
menyikat gigi dengan benar, dan makan makanan
yang manis.
Analisis lanjut data ini dilakukan secara
univariat, bivariat dan multivariat. Analisis
univariat meliputi distribusi frekuensi variabel
independen dan dependen. Analisis bivariat
untuk melihat hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, dengan
kesehatan jaringan periodontal dengan Chisquare menggunakan SPSS software (Sutrisno,
229
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234
2010).
Analisis ini bertujuan untuk menguji
perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok
sampel. Sedangkan untuk melihat pengaruh
variabel independen secara bersama-sama
terhadap penyakit jaringan periodontal dilakukan
analisis multivariat dengan pendekatan complex
sample. Analisis multivariat logistik regresi
bertujuan untuk melihat atau mempelajari
hubungan beberapa variabel independen dengan
satu variabel dependen pada waktu yang
bersamaan. Dari analisis multivariat ini dapat
diketahui variable independen mana yang paling
besar pengaruhnya terhadap variable dependen.14
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia No. LB.02.01/2/
KE.024/2018 Tanggal 24 Januari 2018.
Gambar 1, Menunjukkan kerangka
konsep yang digunakan dalam analisis data ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit pada jaringan
periodontal (periodontitis). Adapun faktor
predisposisi adalah karakteristik responden
yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, dan lokasi tempat tinggal. Selain
itu ada juga faktor-faktor yang merupakan
faktor risiko yaitu: hipertensi, makan makanan
yang manis, dan minum minuman yang manis.
Jaringan Periodontal sehat (tidak periodontitis)
bila ditemukan hanya gigi yang berjejal, tapi
jaringan periodontal berwarna merah muda,
tidak mudah berdarah, dan konsistensinya
kenyal.
HASIL
Jumlah responden yang melakukan gosok
gigi dengan benar, usia ≥ 15 tahun, yang dilakukan
wawancara, pemeriksaan tekanan darah dan
pemeriksaan jaringan periodontal sebanyak 774
orang. Responden laki laki sebanyak 257 orang
(44,2%) dan perempuan sebanyak 517 orang
(66,8%).
Pada Tabel 2, diketahui bahwa hanya
pada kelompok umur terdapat hubungan yang
signifikan dengan periodontitis, dengan p-value
<0,05 (p=0,046). Perempuan lebih banyak yang
menderita periodontitis dibandingkan lakilaki, dan pendidikan rendah lebih banyak yang
menderita periodontitis dibandingkan lakilaki, sedangkan responden yang tidak bekerja
lebih banyak yang menderita periodontitis
dibandingkan yang bekerja.
Kerangka Konsep
Karakteristik
Responden
Kerangka Konsep
-Umur
-Jenis Kelamin
-Pendidikan
- Pekerjaan
- Lokasi Tempat Tinggal
Penyakit JaringanPe riodontal
(Periodontitis)
Faktor Risiko
-Hipertenisi
-Makan makanan yang manis
-Minum minuman yang manis
Gambar 1. Kerangka Konsep
230
Penyakit Jaringan Periodontal
(Periodontitis)
-Ya
-Tidak
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Usia ≥ 15 tahun yang Menggosok Gigi dengan Benar
(Riskesdas, 2018)
Variabel
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
n
%
Kelompok Umur
15 – 25 tahun
119
15,4
26 – 45 tahun
317
41,0
46 – 65 tahun
280
36,2
> 65 tahun
58
7,5
Laki-laki
257
33,2
Perempuan
517
66,8
Rendah
411
53,1
Tinggi
363
46,9
Tidak bekerja
323
41,7
Bekerja
451
58,3
Perkotaan
446
57,6
Perdesaan
328
42,4
Ya
542
70,0
Tidak
232
30,0
Ya
310
40,1
Tidak
464
59,9
Ya
724
93,5
Tidak
50
6,5
Ya
714
92,2
Tidak
60
7,8
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Tempat Tinggal
Periodontitis
Hipertensi
Makan makanan manis
Minum minuman manis
Pada Tabel 3, menunjukkan
bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara
hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal
(periodontitis), dengan p-value>0,005 (p=0,926),
ini artinya tidak ada hubungan secara bermakna.
Proporsi responden yang tidak hipertensi
dan menderita periodontitis lebih banyak
dibandingkan dengan yang menderita hipertensi.
Untuk kebiasaan makan makanan yang manis
dan minum minuman yang manis dengan
periodontitis juga tidak terdapat hubungan
yang signifikan p-value >0,05. Responden yang
mempunyai kebiasaan makan makanan yang
manis dan minum minuman yang manis lebih
banyak menderita periodontis dibandingkan
yang tidak makan makanan yang manis dan
minum minuman yang manis.
Pada Tabel 4, menunjukkan bahwa
hanya variabel umur yang berhubungan secara
signifikan dengan p-value <0,05 (p= 0,04),
sedangkan variable jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan tempat tinggal, makan dan minum
yang manis, serta hipertensi tidak berhubungan
secara signifikan dengan penyakit jaringan
periodontal (periodontitis), dengan p-value
>0,005, ini artinya tidak bermakna.
Dari hasil uji multivariat, 8 variabel yang
dimasukkan dalam model regresi logistik, tinggal
hanya 3 variabel pada model akhir, yaitu variabel
kelompok umur, variabel makan makanan manis,
dan variabel minum minuman manis. Terdapat
pengaruh terhadap penyakit jaringan periodontal
(periodontitis) yaitu hanya pada kelompok umur,
p-value= 0,043 (p<0,05).
231
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234
Tabel 5. Model Akhir Faktor Faktor yang
(Periodontitis)
Variabel
Memengaruhi Penyakit Jaringan Periodontal
Odds Ratio
SE
p-Value
B
95% CI
26 – 45 tahun
0,630
0,23
46 – 65 tahun
0,650
0,23
-0,463
0,400-0,980
-0.437
0,410-1,020
> 65 tahun
1,040
0,33
0,043
0,540-2,003
1,420
0,34
0,304
0,3480,730 – 2,750
1,280
0,32
0,427
Kelompok Umur
15 – 25 tahun
0,043
Makan makanan manis
Ya
Tidak
Minum minuman manis
Ya
Tidak
PEMBAHASAN
Penyakit periodontal adalah penyakit
radang kronis, yang melibatkan jaringan lunak
dan jaringan tulang rahang yang mengelilingi
gigi, atau dikenal sebagai periodontium.
Termasuk penyakit periodontal adalah gingivitis
dan periodontitis.15 Gingivitis adalah kondisi
reversible yang sangat umum, dengan manifestasi
pada jaringan periodontal berwarna kemerahan,
ada pembengkakan pada gusi, dan terjadi
perdarahan pada waktu menyikat gigi. Gingivitis
dapat berkembang menjadi periodontitis dengan
kerusakan lebih lanjut pada ligamen jaringan
periodontal dan tulang alveolar jika dibiarkan
tanpa perawatan yang tepat. Gigi dapat menjadi
goyah dan akhirnya lepas setelah berkurangnya
jaringan pendukung periodontal.16
Hipertensi merupakan penyakit kronik
yang paling sering terjadi di dunia. Di Amerika
Serikat sekitar 31,0% atau sekitar 75 juta populasi
dewasa mengalami hipertensi.17,18 Prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% pada
tahun 2018, mulai dari populasi usia 18 tahun
ke atas.5 Prevalensi hipertensi meningkat dengan
pertambahan usia. Hipertensi merupakan faktor
risiko utama terjadinya stroke, gagal jantung,
penyakit ginjal kronik.
Pada Tabel 2, memperlihatkan proporsi
periodontitis paling banyak pada responden
kelompok umur 26-45 tahun. Penyakit
periodontal (periodontitis) banyak dijumpai pada
usia muda, ini sesuai dengan hasil penelitian, yang
menyebutkan bahwa penyakit periodontal banyak
dijumpai pada usia muda yaitu kira-kira berusia
232
0,250
0,690– 2,380
di bawah 45 tahun. Proporsi pada perempuan
(70,6%) lebih banyak daripada proporsi laki-laki
(68,9%) dan proporsi periodontitis pada yang
berpendidikan rendah (71,5%) lebih banyak
daripada pendidikan tinggi (68,5%), proporsi
periodontitis yang tidak bekerja (72,4%) lebih
banyak daripada yang bekerja (68,3%), serta
proporsi periodontitis yang terjadi di area
perkotaan lebih banyak dibandingkan pedesaan.5
Faktor faktor yang berperan terhadap terjadinya
penyakit periodontal seperti pendidikan,
pekerjaan, aktivitas fisik, sosial ekonomi,
merokok, hipertensi, dan stres. Responden yang
bekerja cenderung memiliki jaringan periodontal
lebih baik dibanding responden yang tidak
bekerja.19
Pada Tabel 3, menunjukkan
bahwa
tidak ada hubungan yang signifikan antara
hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal
(periodontitis) dengan p-value> 0,005 pada
penduduk usia ≥15 tahun. Hasil Riskesdas
201319, diketahui bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara hipertensi dengan jaringan
periodontal, pada subjek yang bukan hipertensi,
ditemukan jaringan periodontal yang lebih sehat
dibandingkan dengan yang hipertensi. Adanya
perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena
pada tahun 2018 hasil Riskesdas yang dianalisis
adalah responden yang berumur ≥15 tahun yang
menggosok gigi dengan benar. Jadi faktor perilaku
menggosok gigi yang benar berpengaruh terhadap
hipertensi dengan kejadian penyakit periodontal.
Peneliti lain mengatakan bahwa hipertensi tidak
mungkin dapat menyebabkan penyakit jaringan
periodontal, hanya kemungkinan ada hubungan
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
kuat antara kesehatan periodontal dan kontrol
tekanan darah, memiliki dampak kesehatan yang
besar di kalangan lansia.20
Beberapa peneliti menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara penyakit periodontal
dan hipertensi. Hasil penelitian dari M. S. Tonetti
dan T. E. Van Dyke, data dari studi cross- sectional,
menunjukkan ada hubungan antara hipertensi
dan periodontitis, namun, tidak ada bukti yang
kuat menunjukkan ada hubungan sebab akibat.21
Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara hipertensi
dengan penyakit jaringan periodontal, pada
subjek yang bukan hipertensi, ditemukan
jaringan periodontal lebih sehat dibanding pada
subjek yang hipertensi.19 Menurut Sumali R, et al.
(2010), hipertensi dapat menyebabkan disfungsi
mikrosirkulasi pada jaringan periodontal
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kelainan pada jaringan periodontal.22 Penelitian
lain menunjukkan bahwa ada hubungan antara
penyakit jaringan periodontal dan hipertensi
pada pasien di Senegal. Dilaporkan juga pada
orang dengan tekanan sistolik dan diastolik yang
lebih tinggi pada periodontitis dari pada yang
tidak periodontitis.23 Hasil penelitian di Puerto
Rico, America dilaporkan bahwa penyakit
periodontal berat dikaitkan dengan tekanan darah
yang tinggi, dimana orang dengan tekanan darah
tinggi mempunyai peluang 3 kali menderita
periodontitis dibandingkan dengan yang tekanan
darah normal.20
KESIMPULAN
Penyakit periodontal banyak ditemukan
pada usia muda yaitu 45 tahun ke bawah, dan
diketahui bahwa perempuan lebih banyak
menderita periodontitis daripada laki-laki.
Periontitis banyak dijumpai pada orang yang
bekerja dan tinggal diperkotaan. Hipertensi tidak
berpengaruh terhadap kejadian penyakit jaringan
periodontal (periodontitis), pada masyarakat
yang menyikat gigi dengan benar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Badan Litbang Kesehatan,
Kesehatan RI yang telah memberikan izin untuk
membuat artikel menggunakan Data Riskesdas
2018. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Kepala Puslitbang Sumber Daya dan
Pelayanan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
DAFTAR RUJUKAN
1. Hobdell M, Global Goals for Oral Health
2020. International Dental Journal. 2003; 53:
285-288.
2. Darout IA, Oral Bacterial Interactions in
Periodontal Health and Disease, Academic
Journals, Journal of Dentistry and Oral
Hygiene, Saudi Arabia, 2014; 6 (5):51-57.
3. Leong XF, Yi Ng C, Badiah B, Das S. Association Between Hypertension and Periodontitis: Possible Mechanisms. Scientific World
Journal. 2014. doi:10.1155/2014/768237.
4. Carranza F.A., Glickman‟s Clinical Periodontology, 11thEdition. Philadelphia.W.B .
Saunders Company, Philadelphia. Eley BM,
Soory M, Manson JD, Periodontics. 2012.
Sixth Edition. Elsevier Saunders,2010.
5. Kementerian Kesehatan RI. Pokok Pokok
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI;
2019.
6. Goncharove A, Bloom M, Pavik M, Birman
I, and Carpenter DO. Blood pressure and
hypertension inrelation tolevels of serum
polychlorinated dbiphenyl inresident ofAnnist
on Alabama. Journal of Hypertension.2010;
28 (10): 2053-2060.
7. Akanda MAK, Chondury KN, Ali MZ,
Sayami LA, and Huda RM. Study of Lipid
Profile in Newly Diagnosed Hypertensive
Patients. Cardiovasc Journal. 2014; 6(2):112115.
8. Azrimaidaliza. Asupan zat gizi dan penyakit
diabetes
mellitus.
Jurnal
Kesehatan
Masyarakat.2011;(1): 36-41.
9. Ayuza D. Diabetes Mellitus Tipe 2 dan
Hipertensi Tahap 2 pada Pria Lansia
dengan Pola Makan yang Tidak Sehat. J.
MedulaUnila. 2016; 4(3): 22-29.
10. Wan Majdiah WM., Siti Norsuryani S.,
Azelinda A., Haslina T. Hypertension and
its association with periodontal parameters
in chronic periodontitis.Health and the
Environment Journal. 2017; 8 ( 1):1-9.
11. Peres MA, Tsakos G, Barbato PR, Silva
DAS, Peres KG, “Tooth loss is associated
233
Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234
with increased blood pressure in adults: a
multidisciplinary population-based study,”
Journal of Clinical Periodontology. 2012; 39
(9):824–833.
12. Naidu, BM, Mohd Yusoff MF, S Abdullah S,
Musa KI, Yaacob NM, Mohamad MS, et.al.
Factors associated with the severity of
hypertension among Malaysian adults.
Jurnal PMC. 2019. doi: 10.1371/journal.
pone.0207472. Published online 2019 Jan3.
13. Hosadunga R, KyawSoe, HH, Peck Lim, AT,
Abdul Adl, Mathew M. Association between
tooth loss and hypertension: A cross-sectional
study. Journal of Family Medicine and
Primary Care. 2020; 9(2): 925-932.
14. Hastomo S.P. Analisis Data Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia. Jakarta : FKM UI; 2007.
15. LeongXF,NgCY,BadiahB,DasS.Association
between hypertension and periodontitis:
Possible mechanisms ? Scientific World
Journal. 2014. doi:10.1155/2014/768237.
16. Tonetti, MS, Van Dyke TE. “Periodontitis
and atherosclerotic cardiovascular disease:
consensus report of the Joint EFP/AAP
Workshop on Periodontitis and Systemic
Diseases,” Journal of Periodontology. 2013;
84(4), supplement:S24–29.
17. Madhur MS, Riaz K, Dreishbach AW,
Harisson DG, Maron DJ. Hypertension.
Medscape Refference; 2014.
18. Tambuwun, PGJ, Suling, PL, Mintjelungan,
234
CN. Gambaran Keluhan di Rongga Mulut
pada Pengguna Obat Anti hipertensi di
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit
Tingkat III Robert Wolter Monginsidi,
Manado. Jurnal e-GiGi (eG). 2015; 3(2):
241-245.
19. Indirawati TN, Sihombing M. Faktor Risiko
pada Penyakit Jaringan Periodontal Ggigi
di Indonesia (Riskesdas 2013). Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. 2015; 18 (1):
87–94.
20. Tumanyan SR, Campos M, Zevallos
JC, Joshipura KJ. Periodontaldisease,
hypertension and blood pressure among older
adults in Puerto Rico. J. Periodontal. 2013;
84 (2):203-211.
21. M.S.Tonetti, T. E. Van Dyke, “Periodontitis
and atherosclerotic cardiovascular disease:
consensus report of the Joint EFP/AAP
Workshop on Periodontitis and Systemic
Diseases,” Journal of Periodontology. 2013;
Vol. 84 (4), supplement, pp.:S24–29.
22. Sumali R, Masulili SRC, Lessang R, Sukardi
I. Peran hipertensi terhadap mediatar
peradangan dalam perkembangan penyakit
periodontal dan jantung koroner. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia. 2010; 17(1): 1-6.
23. Macedo-Paizan LM, Vilela-Martin JF. Is
There an Association between Periodontitis
and Hypertension? Curr Cardio Rev. 2014;
10 (4): 355-361.
Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al)
INDEKS PENULIS BULETIN PENELITIAN KESEHATAN
VOLUME 48 TAHUN 2020
Ika Saptarini
Anissa Rizkianti
Prisca Petty Arfines
Sri Poedji Hastoety
Rika Rachmalina
Irlina Raswanti Irawan
Febriani
Devana Doanaresta
Enny Probosari
Rachma Purwanti
Lukman Prayitno
Yuyun Yuniar
Tita Rosita
Aniska Novita Sari
Inge Oktaviani
Fitriana Fitriana
Dyah Subositi
Choirun Nisa
Ratna Dwi Wulandari
Putri Reno Intan
Tati Febrianti
Rita Marleta Dewi
Sogandi
Mega Fitrianingrum
Astari Thursina
Wening Widjajanti
Revi Rosavika Kinansi
Riyani Setiyaningsih
Mega Tyas Prihatin
Zaenal Adi Susanto
Wahyu Siswandari
Lantip Rujito
Maria Magdalena
Oster Suriani Simarmata
Dina Bisara Lolong
Putri Septyarini
Praba Ginandjar
1
1
1
11
11
11
11
19
19
19
31
31
31
43
43
43
43
51
51
63
63
63
73
73
73
83
83
83
83
91
91
91
99
109
109
123
123
Lintang Dian Saraswati
Bagoes Widjanarko
Yustisia Imaninditya P.W.
Izzatul Arifah
Kusuma Estu Werdani
Arif Ismail
Mohammad Dede
Millary Agung Widiawaty
Ruben Wadu Wila
Tri Baskoro Tunggul Satoto
Mujiyanto
Revi Rosavika Kinansi
Tri Wurisastuti
Bunga Ch Rosha
Andi Susilowati
Nurillah Amaliah
Yurista Permanasari
Mugi Wahidin
Aan Kurniawan
Sendy Agita
Arief Nugroho
Arum Triyas Wardani
Rendro Wianto
Ahmad Erlan
Junus Widjaja
Anis Nur Widayati
Malonda Maksud
Intan Tolistiawaty
Murni
Hasrida Mustafa
Ningsi
Indri Yunita Suryaputri
Bunga Christitha Rosha
Dwi Anggraini Puspitasari
Yekti Widodo
Majematang Mading
Ruben Wadu Willa
123
123
131
131
131
139
139
139
147
147
147
157
157
169
169
169
169
183
183
183
191
191
191
199
199
199
199
199
199
199
199
209
209
209
209
219
219
235
Made Ayu Lely Suratri
Tince A. Jovina
Lelly Andayasari
Vebby Amelia
Edwin
Galih Ajeng Kencana Ayu
Endang Indriasih
Tita Rosita
Anni Yulianti
Rozana Ika Agustiya
Risqa Novita
Tyas Friska Dewi
227
227
227
227
227
227
235
235
235
235
243
253
Tofan Aries Mana
Iin Dwi Puji Lestari
Tantut Susanto
Latifa Aini Susumaningrum
Ni Putu Rosmadewi
Ni Made Utami Dwipayanti
Ni Ketut Sutiari
Meilya Farika Indah
Norsita Agustina
Edy Ariyanto
Oktarina
Rukmini
253
263
263
263
271
271
271
281
281
281
291
291
UCAPAN TERIMA KASIH
DISAMPAIKAN KEPADA REVIEWER YANG TELAH MENELAAH
NASKAHBULETIN PENELITIAN KESEHATAN VOLUME 48 TAHUN 2020
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
Prof. Dr. Mohammad Sudomo
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo
Prof. Dr. dr.Kusharisupeni, MSc
Prof. Dr. dr.Ernie Hernawati Purwaningsih, MS
Prof.dr.Emiliana Tjitra, M.Sc, Ph.D
Prof.Dr. dr. Julianti Pradono, MS.Sp.OK
Prof.Dr.Astuti Lamid, MCN
Prof. Sri Irianti, M.Phil, Ph.D
Dr. dr.Sri Idaiani, Sp.KJ
Dra. Lucie Widowati, Apt, Msi
dr. Lusianawaty Tana, Sp.OK
Dr. drg. Tati Suryati, MARS
Dr. dr. Christina Safira Whinie Lestari, M. Kes
Nunik Kusumawardani, MSc,PH
drh. Rita Marleta Dewi, M.Kes
Dr. dr. Vivi Setiawaty, M. Biomed
drh. Sahat Ompusunggu, MSc
Dr. Dwi Hapsari Tjandrarini, M.Kes
Rini Sasanti Handayani, Apt., M.Kes
Dr. dr. Christina Safira Whinie Lestari, M. Kes
Atmarita, MPH, Dr PH
Siti Sundari, MPH, D.Sc
Dr.Roselinda, M,Epid
Dra.Rachmalina Prasodjo, MSc.PH
Dr.Ir.Inswiasri, M.Kes
dr.Reny Herman, M.Biomed
Nanang Yunarto, M.Si, Apt
Pandji Wibawa Dewantara, S.Si, MIL
PETUNJUK PENULISAN BULETIN PENELITIAN KESEHATAN
KETENTUAN:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Buletin Penelitian Kesehatan hanya menerima manuskrip yang belum pernah dan tidak akan dipublikasikan pada media lain
berupa hasil penelitian, kajian/review di bidang kesehatan, meliputi Iptekkes dasar, Iptekkes terapan, perilaku kesehatan dan
epidemiologi yang dapat digunakan sebagai masukan kebijakan program kesehatan, mempunyai nilai kebaruan dan aplikatif.
Manuskrip yang diserahkan belum pernah dipublikasikan, tidak sedang dalam proses review di jurnal /media lain, dan
selama dalam proses penerbitan di Buletin Penelitian Kesehatan tidak akan dicabut/dialihkan ke jurnal/media yang lain. Hal
ini dinyatakan dengan Surat Pernyataan yang ditandatangani di atas materai oleh semua penulis.
Hak cipta seluruh isi naskah yang telah dimuat beralih kepada penerbit jurnal dan seluruh isinya tidak dapat dilakukan
reproduksi dalam bentuk apapun tanpa izin penerbit.
Manuskrip mengenai penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek dan memanfaatkan hewan coba harus
melampirkan Lolos Kaji Etik (Ethical Clearance).
Seluruh pernyataan dalam artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Manuskrip dalam bentuk hardcopy rangkap tiga disertai lembar pernyataan etik penulis, fotocopy ethical clearance penelitian,
formulir copyright transfer dan softcopy manuskrip dikirim kepada:
Redaksi Buletin Penelitian Kesehatan
Sub Bagian Dokumentasi, Perpustakaan
dan Publikasi
Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat 10560
Telp.: (021) 4261088 ext. 306
Fax. : (021) 4243933
7.
Manuskrip yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki / dilengkapi sebelum diproses
lebih lanjut
8. Tiap manuskrip akan ditelaah oleh paling sedikit dua orang anggota dewan redaksi. Manuskrip yang diterima dapat disunting
atau dipersingkat oleh redaksi tanpa mengurangi makna dan isi.
9. Manuskrip yang tidak memenuhi ketentuan dan tidak dapat diperbaiki oleh redaksi akan diinformasikan kepada penulis.
10. Artikel yang diterbitkan tidak dikenakan biaya
SISTEMATIKA PENULISAN
1.
Manuskrip diketik dengan program Mirosoft Word versi 2003-2007 dan yang terkini, huruf Arial berukuran 12 point, jarak 2
spasi, diberi line numbers (continues), ukuran A4, dengan garis tepi 3 cm, maksimal 16 halaman termasuk abstrak, gambar/
tabel olahan.
2. Sistematika penulisan manuskrip hasil penelitian meliputi: judul, nama penulis (lengkap tanpa singkatan), instansi dan
alamat, korespondensi penulis (e-mail dan nomor kontak penulis), abstrak disertai kata kunci, pendahuluan (tanpa sub judul,
memuat latar belakang, justifikasi, dan tujuan penelitian), bahan, dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan
terimakasih, daftar rujukan (minimal 10, tidak lebih dari 10 tahun terakhir).
3. Sistematika penulisan manuskrip kajian/review meliputi: judul, nama penulis (lengkap tanpa singkatan), instansi dan alamat,
korespondensi penulis (e-mail dan nomor kontak penulis), abstrak disertai kata kunci, pendahuluan, subjudul- subjudul
(sesuai kebutuhan), metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terimakasih, daftar pustaka (min. 25 rujukan,
tidak lebih dari 10 tahun terakhir).
4. Judul ditulis singkat, jelas, informatif, tidak menggunakan singkatan, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maksimal
18 kata, bila terlalu panjang bisa dipotong menjadi anak judul.
5. Nama penulis ditulis lengkap tanpa singkatan, jika lebih dari satu instansi bedakan dengan nomor.
6. Cantumkan alamat email untuk korespondensi. Beri tanda bintang pada nama penulis yang digunakan sebagai koresponden.
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, berkisar antara 150- 200 kata, tanpa sub judul, diketik mengalir
dalam 1 alinea, menggunakan 1 spasi dan dilengkapi dengan 3-5 kata kunci (keywords). Abstrak berisi informasi tentang
justifikasi/alasan dilakukan penelitian/kajian, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan.
8. Pendahuluan tanpa sub judul memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka yang terkait masalah, dan masalah/tujuan
penelitian.
9. Bahan dan Metode untuk manuskrip hasil penelitian menjelaskan tentang materi/komponen/objek yang diteliti, desain,
sampel, metode sampling, teknik analisis.
10. Metode untuk manuskrip kajian berisi tentang strategi pencarian literature, kriteria inklusi/eksklusi, cara memperoleh artikel,
metode review (klasifikasi artikel, lembar pencatatan data), presentasi data, hasil berisi temuan penelitian /kajian.
11. Tabel, grafik dan gambar disisipkan dalam naskah, tidak terpisah di halaman tersendiri, maksimal 5 tabel dan 3 grafik/
gambar, dengan resolusi minimal 300 dpi. Beri nomor dan keterangan yang jelas di atas tabel dan di bawah gambar/grafik.
12. Pembahasan berisi bahasan tentang temuan termasuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengupas hal-hal terkait dengan
tujuan penelitian dibandingkan/diselaraskan dengan hasil penelitian lain. Tidak mengulang hasil/keterangan tabel/gambar
di butir 11 .
13. Kesimpulan berasal dari pembahasan berisi tentang pernyataan ringkas terkait dengan hasil untuk menjawab tujuan umum
penelitian, dibuat dalam bentuk narasi paragraph, bukan poin-poin.
14. Saran diarahkan untuk menyelesaikan masalah sesuai temuan dan masukan kepada pemangku kepentingan.
15. Ucapan terimakasih disampaikan kepada lembaga dan/atau pihak yang membantu penelitian dan pemberi dana penelitian.
16. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor pemunculan dalam teks, tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun terakhir, 80%
berupa acuan primer (dari artikel jurnal) menggunakan sistem Vancouver/American dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Artikel yang bersumber dari jurnal
•
•
•
•
•
•
•
•
1.
Nama penulis. Judul artikel. Singkatan nama jurnal. Tahun, bulan (bila ada), tanggal (bila ada), volume, nomor, halaman.
Nama penulis disebutkan nama keluarga lalu (tanpa koma) singkatan inisial nama diri dan (given name) nama panjang
(middle name) yang tidak dipisahkan spasi. Misal: Halpern SD, Ubel PA. Halpern adalah nama keluarga, SD adalah
singkatan inisial nama depan dan nama panjang.
Bila penulis jumlahnya 6, maka semua nama dicantumkan. Bila jumlahnya melebihi 6,maka hanya 6 pertama yang
dicantumkan, selanjutnya dituliskan sebagai et al.
Gunakan huruf besar seminim mungkin, hanya pada huruf pertama maupun kata–kata yang memang harus menggunakan
huruf besar.
Gunakan singkatan nama jurnal yang dibakukan pada situs web NLM (National Library of Medicine), di
https://www.nlm.nih.gov/ tanpa titik di akhir setiap singkatan, kecuali di akhir.
Singkatan bulan jurnal diterbitkan adalah tiga huruf pertama
Gunakan tanda semicolon tanpa spasi setelah pencantuman tanggal atau tahun (bila tidak ada tangga/bulan), dan colon
setelah volume dan nomor.
Gunakan rentang jumlah halaman, yaitu halaman pertama dan terakhir tanpa pengulangan angka yang tidak ada gunanya.
Misal: 284–7 dan bukan 284–287. Contoh:
Artikel jurnal secara umum
Misal:
1.
2.
Kasapis C, Thompson PD. The effects of physical activity on serum C–reactive protein and inflammatory markers. A
systematic review. J Am Coll Cardiol.2005;45(10):1563–9.
Atau (bila jurnal tersebut memiliki paginasi yang berkesinambungan)
Misal:
1.
3.
Halpern SD, Ubel PA, Caplan AL. Solid organ transplantation in HIV–infected patients. N Engl J Med. 2002;347:284–7.
Penulis lebih dari 6 orang:
Misal:
1.
Ennis JL, Chung KK, Renz EM, Barillo DJ, Albrecht MC, Jones JA, et al. Joint theater trauma system implementation
of burn resuscitation guidelines improves outcomes in severely burned military casualties. J Trauma. 2008;64:S146–
S152
4.
Bila terdapat identifikasi unik, maka informasi tersebut dapat dicantumkan pada daftar pustaka:
1. Halpern SD, Ubel PA, Caplan AL. Solid organ transplantation in HIV–infected patients. N Engl J Med. 2002;347:284–
7. PubMed PMID: 12140307.
5.
Untuk jurnal yang penulisnya adalah suatu organisasi:
Misal:
1. EAST Practice Guideline Committee. Resuscitation endpoints. J Trauma. 2004;57(4):898–912
b. Artikel yang bersumber dari buku:
•
•
•
•
•
•
Sebagaimana artikel pada jurnal, bila jumlah penulis lebih dari 6 orang, maka penulis ke 6 dan seterusnya dicantumkan
sebagai et al.
Bila penulisnya adalah suatu organisasi, dituliskan dengan tatacara sebagaimana penulisan daftar pustaka pada artikel.
Judul buku ditulis dengan huruf besar minimal sebagaimana penulisan daftar pustaka pada artikel.
Nomor edisi hanya dicantumkan untuk edisi kedua dan atau seterusnya.
Titik hanya dicantumkan di akhir singkatan inisial nama depan dan nama panjang penulis terakhir, setelah judul buku,
setelah nomor edisi, dan di akhir penulisan halaman.
Personal author(s) dituliskan sebagai berikut. Penulis, judul buku, edisi (bila ada, dan bukan yang pertama), kota, tahun
diterbitkan.
Misal:
1. Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical microbiology. 4th ed. St.Louis: Mosby; 2002.
c. Artikel yang bersumber dari suatu bab dalam buku:
•
Penulis yang artikelnya disitasi, judul bab, editor, judul buku, tempat diterbitkan, penerbit, tahun, volume (bila ada) dan
halaman. Catatan: halaman menggunakan p. (untuk page atau pages); tidak digunakan pada artikel jurnal.
Misal:
1.
Salyapongse AN, Billiar TR. Nitric oxide as a modulator of sepsis: therapeutic possibilities. In: Baue AE, Faist E, Fry
DE, editors. Multiple organ failure: pathophysiology, prevention and therapy. New York: Springer; 2000. p. 176–87.
d. Artikel yang bersumber dari suatu thesis/disertasi:
•
Penulis, judul thesis/disertasi diikuti jenisnya dalam kurung kotak, kota, nama universitas, tahun.
Misal:
1.
Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly‟s access and utilization [dissertation]. St. Louis (MO):
Washington Univ.; 1995.
e. Artikel yang bersumber dari surat kabar
•
•
•
Penulis (bila ada), judul artikel, judul surat kabar, tahun, bulan, tanggal, section (bila ada), halaman, kolom.
Singkatan baku untuk surat kabar: Sect. untuk section, col. untuk kolom, untuk bulan digunakan singkatan tiga huruf
pertama.
Tanggal diikuti semicolon (tanpa spasi sesudahnya) dan section diakhiri dengan colon (tanpa spasi sesudahnya).
Misal:
1.
Tynan T. Medical improvements lower homicide rate: study sees drops in assault rate. The Washington Post. 2002
Aug 12;Sect. A:2 (col. 4).
f. Artikel yang bersumber dari audiovisual
•
Untuk referensi audiovisual seperti pita rekaman, kaset video, slides dan film, ikuti format seperti pada buku dengan
mencantumkan media (jenis material) dalam kurung kotak setelah judul.
Misal:
1.
2.
Chason KW, Sallustio S. Hospital preparedness for bioterrorism [videocassette]. Secausus (NJ): Network for
Continuing Medical Education; 2002.
Artikel yang bersumber dari media elektronik
1. Internet
•
Untuk referensi artikel yang dipublikasi di internet, ikuti detil bibiliografi sebagai jurnal yang dicetak dengan tambahan
sebagai berikut:
-
Setelah judul jurnal (dalam singkatan), tambahkan internet dalam kurung kotak.
Tanggal melakukan sitasi materi bersangkutan dengan tahun, bulan tanggal (dalam singkatan) dalam kurung kotaktanpa
tanda titik dan diikuti oleh semicolon [cited 2002 Aug12];
Setelah volume dan nomor issue, tambahkan jumlah halaman layar dalam kurung kotak [about 1p.].
Gunakan kalimat „available from:‟yang diikuti URL (alamat web)
Misal:
1. Abood S. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs [internet].
2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102(6):[about 1p.]. Available from http://www.nursingworld.org/AJN/2002/June/
Wawatch.htm
-
2. Artikel dengan identifikasi digital (digital object identifier, DOI)
•
Untuk artikel yang memiliki DOI, maka informasi tersrbut harus dicantumkan setelah halaman.
Misal:
1. Roberts I, Alderson P, Bunn F, Chinnock P, Ker K, Schierhout G. Colloids versus rystalloids for fluid resuscitation in
critically ill patients. Cochrane Database of Systematic Reviews 2004, Issue 4. Art. No: CD000567. DOI:
0.1002/14651858.CD000567.pub2.
3. Home page / situs web
•
Referensi dari situs web harus menyertakan home page / situs web diikuti [internet], nama dan lokasi organisasi, beserta
tanggal dan masa berlakunya copyright. Tanggal update dan saat materi disitasi dicantumkan dalam kurung kotak. URL
dicantumkan setelah „Available from:‟
Misal:
1. Cancer–Pain.org [internet]. New York: Association of Cancer Online Resources, In.;c2000–01 [updated 2002 May
16; cited 2002 Jul 9]. Available from: http://www.cancer–pain.org/
Contoh lebih detil untuk referensi menurut sistem Vancouver dapat ditelusuri pada situs web: http://www.nlm.nih.gov/bsd/uniform_requirements.html.
Disarankan untuk menyusun Daftar Pustaka/referensi menggunakan aplikasi seperti Mendeley, End Note, Zotero, dll.
SURAT PERNYATAAN ETIKA PENULIS
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
:
(Sebagai penulis pertama/kedua/ketiga )
Judul Artikel
:
No. HP/Telp.
:
Alamat Email
:
Alamat Kantor
:
Konstribusi penulis
:
Menyatakan bahwa :
1. Penulis bertanggung jawab atas publikasi artikel terlampir
2. Penulis telah menyetujui artikel untuk diterbitkan sesuai format jurnal Buletin
Penelitian Kesehatan
3. Artikel belum pernah dipublikasikan di jurnal/media lain, dan selama dalam proses di
jurnal Buletin Penelitian Kesehatan tidak akan saya cabut/dialihkan ke jurnal/media
lain
4. Artikel telah diserahkan atas sepengetahuan dan ijin dari instansi/lembaga yang
bersangkutan
5. Demikian surat pernyataan ini akan saya pertanggungjawabkan dan digunakan
sebagaimana mestinya.
..............................................
Penulis 1/2/3
dst. Materai Rp.
6000,-
(...........................................)
Catatan :
1. Surat Pernyataan ini dibuat rangkap sebanyak penulis yang tercantum
dalam artikel (tiap penulis masing-masing membuat surat pernyataan ini)
2. Melampirkan Surat Persetujuan Etik (Ethical Approval)
Buletin Penelitian Kesehatan
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, 10560, Indonesia
Telp : (62-21) 4261088 ext. 306
Fax : (62-21) 4243933
Email : [email protected]
Formulir Pengalihan Hak Cipta
(Copyright Transfer Form)
Hak Cipta dari tulisan yang tertera di bawah ini dialihkan kepada jurnal Buletin Penelitian Kesehatan dan
berlaku efektif sejak tulisan diterima untuk dipublikasikan. Pengalihan Hak Cipta mencakup hak eksklusif
untuk mencetak kembali dan mendistrisibusikan tulisan, termasuk menerjemahkan, reproduksi fotografi,
bentuk elektronik atau bentuk reproduksi lainnya.
Penulis menjamin tulisan ini adalah karya asli, belum pernah dipublikasikan dan/atau tidak sedang dalam
proses pengajuan di jurnal lain, dan penulis mempunyai wewenang penuh untuk mengalihkan Hak Cipta dan
bertanggung jawab atas kemungkinan konflik kepentingan dalam artikel ini. Penulis utama menandatangani
dan menerima tanggung jawab untuk memberikan tulisan ini.
Judul Tulisan : ...................................................................................................................................................
……….......................................................................................................................................
Penulis (sebutkan semua) :
1) ........................................................................................................................................................................
2) ........................................................................................................................................................................
3) ........................................................................................................................................................................
4) ........................................................................................................................................................................
5) ........................................................................................................................................................................
6) ........................................................................................................................................................................
Tanggal
Tanda Tangan Penulis Utama
Untuk diisi oleh Pimpinan Redaksi
Diterbitkan pada Volume.................,Nomor....................., Tahun................
*) Surat ini dapat difotokopi
View publication stats
Download