See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/349000122 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) pada Masyarakat Indonesia (Data Riskesdas 2018) Article in Buletin Penelitian Kesehatan · December 2020 DOI: 10.22435/bpk.v48i4.3516 CITATIONS READS 3 2,663 1 author: Made Ayu Lely Suratri National Research and Innovation Agency 25 PUBLICATIONS 103 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Made Ayu Lely Suratri on 26 December 2022. The user has requested enhancement of the downloaded file. Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) https://doi.org/10.22435/bpk.v48i4.3516 Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) pada Masyarakat Indonesia(Data Riskesdas 2018) THE INFLUENCE OF HYPERTENSION ON THE INCIDENCE PERIODONTAL TISSUE DISEASE IN INDONESIAN COMMUNITY (ANALYSIS OF BASIC HEALTH RESEARCH DATA, 2018) Made Ayu Lely Suratri1*, Tince A. Jovina1, Lelly Andayasari1, Vebby Amelia Edwin2, dan Galih Ajeng Kencana Ayu1 1 Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Jl. Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat 10560, Badan Litbang Kesehatan, Indonesia 2 Institut Kesehatan Indonesia, Jakarta Jl. Boulevard Barat Raya No.2, RT.2/RW.9 Klp. Gading Jakarta Utara 14240 Indonesia * Email : [email protected] Submitted : 05-08-2020, Revised : 28-09-2020, Revised : 16-10-2020, Accepted : 03-11-2020 Abstract Periodontitis is a disease of periodontal tissue that has affected the supporting tissues of teeth due to plaque accumulation. The prevalence of periodontitis in people aged ≥ 15 years according to the data Riskesdas 2018 is 67.8%, this means that of ten Indonesians as many as 7 people who suffer from periodontitis. The prevalence of hypertension in the world continues to increase, and is a risk factor for various diseases including cardiovascular disease (CVD), stroke, peripheral vascular disease, and kidney failure. The results of the Riskesdas 2018 showed an increase in hypertension prevalence from 25.8% in 2013 to 34.1% in 2018. Reported periodontal disease can cause an increased risk of non-communicable diseases including hypertension. The purpose of this study was to determine the effect of hypertension on the incidence of periodontal tissue disease (periodontitis) in Indonesian community. The research method is a further analysis of the data Riskesdas 2018 with cross sectional design and non-intervention. The research sample is all household members in selected households. The sample analyzed was household members aged 15 years and over who did the right habit of brushing their teeth. The dental and oral health data collection was carried out through interviews and examinations on the periodontal tissue status, while for hypertension by blood pressure measurement. Further analysis of this data was carried out univariate, bivariate and multivariate. The results showed that respondents in the 26-45 years age group had a significant relationship with periodontitis, with a p-value<0.05(p=0.046). There was no significant relationship between hypertension and periodontal tissue disease (periodontitis), with a p-value> 0.005 (p = 0.926). Conclusion, that periodontal disease is mostly found at a young age, it is known that more women than men, more respondents who work and who live in urban areas. There is no significant relationship between periodontal disease and hypertension. Hypertension has no effect on the incidence of periodontal tissue disease in respondents who brush their teeth correctly. Keywards: influence, hypertension, periodontitis, community Abstrak Periodontitis merupakan penyakit pada jaringan periodontal yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi akibat akumulasi plak. Prevalensi periodontitis pada masyarakat usia ≥ 15 tahun menurut data Riskesdas 2018 adalah 67,8% ini berarti dari sepuluh orang penduduk Indonesia sebanyak 7 orang yang menderita periodontitis. Prevalensi hipertensi di dunia terus meningkat, dan merupakan faktor risiko berbagai Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234 penyakit antara lain cardiovascular disease (CVD), stroke, peripheral vascular disease, dan penyakit gagal ginjal. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan terjadi kenaikan prevalensi hipertensi dari 25,8 % pada tahun 2013 menjadi 34,1 % pada tahun 2018. Dilaporkan penyakit periodontal dapat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak menular termasuk hipertensi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hipertensi terhadap kejadian penyakit jaringan periodontal (periodontitis) pada masyarakat di Indonesia. Metode penelitian merupakan analisis lanjut data Riskesdas 2018 dengan disain potong lintang (cross sectional) dan non intervensi. Sampel penelitian adalah seluruh anggota rumah tangga (ART) dalam rumah tangga terpilih. Sampel yang dianalisis adalah anggota rumah tangga berusia 15 tahun keatas yang melakukan kebiasaan menggosok gigi dengan benar. Pelaksanaan pengumpulan data kesehatan gigi dan mulut dilakukan melalui wawancara dan pemeriksaan pada status jaringan periodontal, sedangkan untuk hipertensi dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Analisis lanjut data ini dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pada kelompok umur 26-45 tahun terdapat hubungan yang signikan dengan periodontitis, dengan p-value < 0,05 (p=0,046). Tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis), dengan p-value > 0,005 (p=0,926). Kesimpulan, penyakit periodontal banyak ditemukan pada usia muda, diketahui perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, lebih banyak pada responden yang bekerja dan yang tinggal di perkotaan. Tidak ada hubungan yang bermakna antara hipertensi dengan penyakit periodontal. Hipertensi tidak berpengaruh terhadap kejadian penyakit jaringan periodontal pada responden yang mengosok gigi dengan benar. Kata kunci: pengaruh,hipertensi,periodontitis, masyarakat PENDAHULUAN Salah satu tujuan Oral Health tahun 2020 yang telah disepakati oleh WHO, FDI (Word Dental Federation atau Federasi Kedokteran Gigi Internasional) dan IADR (International Association for Dental Research) untuk penyakit periodontal adalah mengurangi kehilangan gigi akibat penyakit tersebut pada usia 18 tahun, 35 - 44 tahun dan 65 - 74 tahun terutama untuk kasus kebersihan mulut yang buruk, penyakit sistemik, merokok dan stress.1 Kehilangan gigi merupakann suatu keadaan lepasnya satu atau lebih gigi dari soketnya atau tempatnya, yang terjadi karena disebabkan oleh penyakit pada jaringan periodontal. Jaringan periodontal adalah jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi. Yang termasuk jaringan periodontal adalah gingiva atau jaringan gusi, sementum atau lapisan luar akar gigi, tulang alveolar, atau tulang soket tempat gigi berada, ligament periodontal, yang merupakan jaringan ikat antara sementum dan tulang alveolar.2 Penyakit periodontal berbeda dengan karies gigi, pada penyakit periodontal ini sifatnya lebih kronis dan tidak menimbulkan rasa sakit hebat, pada kondisi dini, tidak ada keluhan rasa sakit. Penyakit periodontal ditandai oleh peradangan jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri.3 Penyakit periodontal yang banyak dijumpai adalah keradangan gusi atau gingivitis dan periodontitis.4 Periodontitis merupakan penyakit pada jaringan periodontal yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi akibat akumulasi plak. Berdasarkan data dari Riskesdas 2018, penduduk Indonesia yang bermasalah dengan gigi dan mulutnya sebesar 57,6%. Dimana yang menerima perawatan dan pengobatan oleh tenaga medis gigi sebesar 10,2%, sementara yang lainnya 89,2% tidak memperoleh perawatan. Prevalensi periodontitis pada masyarakat usia ≥ 15 tahu menurut data Riskesdas 2018 adalah 67,8% ini berarti dari sepuluh orang enduduk Indonesia sebanyak 7 orang yang menderita periodontitis. Masyarakat yang.5 Penyakit Tidak Menular merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan adanya kenaikan angka penyakit tidak menular. Beberapa diantaranya adalah hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal kronis. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah klasik di seluruh dunia dan tetap menjadi beban utama kesehatan global.6 Tiga faktor risiko utama yang menyebabkan peningkatan angka penyakit tidak menular. Yang pertama adalah masalah terkait diet atau makanan, yang kedua adalah perilaku, dan yang ketiga terkait lingkungan seperti polusi udara. Gaya hidup masyarakat yang buruk menjadi salah satu pemicu kenaikan penyakit tidak menular yang menyebabkan 70% kematian. Prevalensi hipertensi di dunia terus meningkat, dan merupakan faktor risiko berbagai penyakit antara lain cardiovascular disease Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) (CVD), stroke, peripheral vascular disease, dan penyakit gagal ginjal.6,7 Hipertensi merupakan masalah dan sebagai faktor penyebab kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Dilaporkan bahwa tingginya prevalensi hipertensi pada penderita diabetes berisiko 4-5 kali sebagai penyebab kematian pada pasien jantung koroner dan stroke.8 Banyak studi yang membuktikan bahwa hipertensi berkaitan dengan pola hidup, yang seharusnya dapat dicegah.9 Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi naik dari 25,8 % pada 2013 menjadi 34,1 % pada 2018.5 Hasil studi retrospektif yang dilakukan di Hospital Universiti Sains Malaysia, telah membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kehilangan jaringan periodontal (periodontitis) dengan hipertensi.10 Yang dimaksud dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis) adalah penyakit pada jaringan pendukung gigi termasuk gingivitis dengan tanda tanda antara lain: gusi berdarah, adanya karang gigi, dan adanya pocket periodontal (kantung gusi). Menurut Vancouver penyakit jaringan periodontal dapat mempengaruhi hilangnya gigi, yang disebabkan oleh infeksi pada jaringan pendukung gigi yang apabila tidak dirawat menyebabkan resorbsi tulang alveolar dan resesi gingiva sehingga menyebabkan lepasnya gigi dari soketnya. Menurut Vancouver11 bahwa kehilangan gigi berhubungan secara signifikan dengan hipertensi yang parah pada orang Tionghoa dewasa atau yang lebih tua, sedangkan hasil penelitian lain di Malaysia diketahui bahwa kehilangan gigi pada orang berumur 18 tahun ke atas tidak berhubungan dengan hipertensi.12 Dilaporkan bahwa rerata tekanan darah sistolik lebih tinggi pada orang yang kehilangan gigi secara menyeluruh daripada yang kehilangan gigi sebagian, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara kehilangan gigi dan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.13 Pada Riskesdas 2018 tersedia data periodontitis (penyakit jaringan periodontal) dan data hipertensi dan juga data karakteristik seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lokasi tempat tinggal dan status ekonomi, serta perilaku makan makanan yang manis dan minum minuman yang manis sehingga dimungkinkan untuk dilakukan analisis lanjut bagaimana hubungan antara penyakit periodontal dengan hipertensi di masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh hipertensi terhadap kejadian penyakit pada jaringan periodontal (periodontitis) pada masyarakat di Indonesia. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan analisis lanjut data Riskesdas 2018 dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Riskesdas 2018 merupakan riset dengan disain potong lintang (cross sectional) dan non intervensi. Populasi Riskesdas 2018 adalah seluruh penduduk Indonesia yang meliputi 34 provinsi, 497 kabupaten/kota yang dilakukan pada tahun 2018. Sampel penelitian Riskesdas 2018 adalah seluruh anggota rumah tangga (ART) dalam rumah tangga terpilih. Sampel yang dianalisis adalah anggota rumah tangga berusia 15 tahun ke atas yang melakukan kebiasaan menggosok gigi dengan benar. Pelaksanaan pengumpulan data kesehatan gigi dan mulut (untuk perilaku atau kebiasaan) dilakukan melalui wawancara sedangkan untuk data hipertensi dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah. Untuk mengetahui penyakit pada jaringan periodontal dengan melakukan pemeriksaan pada status jaringan periodontal dengan menggunakan instrumen kaca mulut, dental probe dengan bantuan penerangan listrik, atau sinar matahari (lampu senter) dilakukan pada semua gigi.5 Pemeriksaan gigi dan mulut dilakukan oleh dokter gigi yang sebelumnya telah melakukan penyamaan persepsi tentang cara pemeriksaan gigi dan mulut. Variabel dependen adalah kesehatan jaringan periodontal. Sedangkan variable independen meliputi hipertensi, menyikat gigi dengan benar, dan makan makanan yang manis. Analisis lanjut data ini dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis univariat meliputi distribusi frekuensi variabel independen dan dependen. Analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan kesehatan jaringan periodontal dengan Chisquare menggunakan SPSS software (Sutrisno, 229 Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234 2010). Analisis ini bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel. Sedangkan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap penyakit jaringan periodontal dilakukan analisis multivariat dengan pendekatan complex sample. Analisis multivariat logistik regresi bertujuan untuk melihat atau mempelajari hubungan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen pada waktu yang bersamaan. Dari analisis multivariat ini dapat diketahui variable independen mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variable dependen.14 Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. LB.02.01/2/ KE.024/2018 Tanggal 24 Januari 2018. Gambar 1, Menunjukkan kerangka konsep yang digunakan dalam analisis data ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit pada jaringan periodontal (periodontitis). Adapun faktor predisposisi adalah karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan lokasi tempat tinggal. Selain itu ada juga faktor-faktor yang merupakan faktor risiko yaitu: hipertensi, makan makanan yang manis, dan minum minuman yang manis. Jaringan Periodontal sehat (tidak periodontitis) bila ditemukan hanya gigi yang berjejal, tapi jaringan periodontal berwarna merah muda, tidak mudah berdarah, dan konsistensinya kenyal. HASIL Jumlah responden yang melakukan gosok gigi dengan benar, usia ≥ 15 tahun, yang dilakukan wawancara, pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan jaringan periodontal sebanyak 774 orang. Responden laki laki sebanyak 257 orang (44,2%) dan perempuan sebanyak 517 orang (66,8%). Pada Tabel 2, diketahui bahwa hanya pada kelompok umur terdapat hubungan yang signifikan dengan periodontitis, dengan p-value <0,05 (p=0,046). Perempuan lebih banyak yang menderita periodontitis dibandingkan lakilaki, dan pendidikan rendah lebih banyak yang menderita periodontitis dibandingkan lakilaki, sedangkan responden yang tidak bekerja lebih banyak yang menderita periodontitis dibandingkan yang bekerja. Kerangka Konsep Karakteristik Responden Kerangka Konsep -Umur -Jenis Kelamin -Pendidikan - Pekerjaan - Lokasi Tempat Tinggal Penyakit JaringanPe riodontal (Periodontitis) Faktor Risiko -Hipertenisi -Makan makanan yang manis -Minum minuman yang manis Gambar 1. Kerangka Konsep 230 Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) -Ya -Tidak Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Usia ≥ 15 tahun yang Menggosok Gigi dengan Benar (Riskesdas, 2018) Variabel No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 n % Kelompok Umur 15 – 25 tahun 119 15,4 26 – 45 tahun 317 41,0 46 – 65 tahun 280 36,2 > 65 tahun 58 7,5 Laki-laki 257 33,2 Perempuan 517 66,8 Rendah 411 53,1 Tinggi 363 46,9 Tidak bekerja 323 41,7 Bekerja 451 58,3 Perkotaan 446 57,6 Perdesaan 328 42,4 Ya 542 70,0 Tidak 232 30,0 Ya 310 40,1 Tidak 464 59,9 Ya 724 93,5 Tidak 50 6,5 Ya 714 92,2 Tidak 60 7,8 Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Tempat Tinggal Periodontitis Hipertensi Makan makanan manis Minum minuman manis Pada Tabel 3, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis), dengan p-value>0,005 (p=0,926), ini artinya tidak ada hubungan secara bermakna. Proporsi responden yang tidak hipertensi dan menderita periodontitis lebih banyak dibandingkan dengan yang menderita hipertensi. Untuk kebiasaan makan makanan yang manis dan minum minuman yang manis dengan periodontitis juga tidak terdapat hubungan yang signifikan p-value >0,05. Responden yang mempunyai kebiasaan makan makanan yang manis dan minum minuman yang manis lebih banyak menderita periodontis dibandingkan yang tidak makan makanan yang manis dan minum minuman yang manis. Pada Tabel 4, menunjukkan bahwa hanya variabel umur yang berhubungan secara signifikan dengan p-value <0,05 (p= 0,04), sedangkan variable jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan tempat tinggal, makan dan minum yang manis, serta hipertensi tidak berhubungan secara signifikan dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis), dengan p-value >0,005, ini artinya tidak bermakna. Dari hasil uji multivariat, 8 variabel yang dimasukkan dalam model regresi logistik, tinggal hanya 3 variabel pada model akhir, yaitu variabel kelompok umur, variabel makan makanan manis, dan variabel minum minuman manis. Terdapat pengaruh terhadap penyakit jaringan periodontal (periodontitis) yaitu hanya pada kelompok umur, p-value= 0,043 (p<0,05). 231 Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234 Tabel 5. Model Akhir Faktor Faktor yang (Periodontitis) Variabel Memengaruhi Penyakit Jaringan Periodontal Odds Ratio SE p-Value B 95% CI 26 – 45 tahun 0,630 0,23 46 – 65 tahun 0,650 0,23 -0,463 0,400-0,980 -0.437 0,410-1,020 > 65 tahun 1,040 0,33 0,043 0,540-2,003 1,420 0,34 0,304 0,3480,730 – 2,750 1,280 0,32 0,427 Kelompok Umur 15 – 25 tahun 0,043 Makan makanan manis Ya Tidak Minum minuman manis Ya Tidak PEMBAHASAN Penyakit periodontal adalah penyakit radang kronis, yang melibatkan jaringan lunak dan jaringan tulang rahang yang mengelilingi gigi, atau dikenal sebagai periodontium. Termasuk penyakit periodontal adalah gingivitis dan periodontitis.15 Gingivitis adalah kondisi reversible yang sangat umum, dengan manifestasi pada jaringan periodontal berwarna kemerahan, ada pembengkakan pada gusi, dan terjadi perdarahan pada waktu menyikat gigi. Gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis dengan kerusakan lebih lanjut pada ligamen jaringan periodontal dan tulang alveolar jika dibiarkan tanpa perawatan yang tepat. Gigi dapat menjadi goyah dan akhirnya lepas setelah berkurangnya jaringan pendukung periodontal.16 Hipertensi merupakan penyakit kronik yang paling sering terjadi di dunia. Di Amerika Serikat sekitar 31,0% atau sekitar 75 juta populasi dewasa mengalami hipertensi.17,18 Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,1% pada tahun 2018, mulai dari populasi usia 18 tahun ke atas.5 Prevalensi hipertensi meningkat dengan pertambahan usia. Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke, gagal jantung, penyakit ginjal kronik. Pada Tabel 2, memperlihatkan proporsi periodontitis paling banyak pada responden kelompok umur 26-45 tahun. Penyakit periodontal (periodontitis) banyak dijumpai pada usia muda, ini sesuai dengan hasil penelitian, yang menyebutkan bahwa penyakit periodontal banyak dijumpai pada usia muda yaitu kira-kira berusia 232 0,250 0,690– 2,380 di bawah 45 tahun. Proporsi pada perempuan (70,6%) lebih banyak daripada proporsi laki-laki (68,9%) dan proporsi periodontitis pada yang berpendidikan rendah (71,5%) lebih banyak daripada pendidikan tinggi (68,5%), proporsi periodontitis yang tidak bekerja (72,4%) lebih banyak daripada yang bekerja (68,3%), serta proporsi periodontitis yang terjadi di area perkotaan lebih banyak dibandingkan pedesaan.5 Faktor faktor yang berperan terhadap terjadinya penyakit periodontal seperti pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, sosial ekonomi, merokok, hipertensi, dan stres. Responden yang bekerja cenderung memiliki jaringan periodontal lebih baik dibanding responden yang tidak bekerja.19 Pada Tabel 3, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal (periodontitis) dengan p-value> 0,005 pada penduduk usia ≥15 tahun. Hasil Riskesdas 201319, diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan jaringan periodontal, pada subjek yang bukan hipertensi, ditemukan jaringan periodontal yang lebih sehat dibandingkan dengan yang hipertensi. Adanya perbedaan ini kemungkinan disebabkan karena pada tahun 2018 hasil Riskesdas yang dianalisis adalah responden yang berumur ≥15 tahun yang menggosok gigi dengan benar. Jadi faktor perilaku menggosok gigi yang benar berpengaruh terhadap hipertensi dengan kejadian penyakit periodontal. Peneliti lain mengatakan bahwa hipertensi tidak mungkin dapat menyebabkan penyakit jaringan periodontal, hanya kemungkinan ada hubungan Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) kuat antara kesehatan periodontal dan kontrol tekanan darah, memiliki dampak kesehatan yang besar di kalangan lansia.20 Beberapa peneliti menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penyakit periodontal dan hipertensi. Hasil penelitian dari M. S. Tonetti dan T. E. Van Dyke, data dari studi cross- sectional, menunjukkan ada hubungan antara hipertensi dan periodontitis, namun, tidak ada bukti yang kuat menunjukkan ada hubungan sebab akibat.21 Hasil Riskesdas 2013, menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan penyakit jaringan periodontal, pada subjek yang bukan hipertensi, ditemukan jaringan periodontal lebih sehat dibanding pada subjek yang hipertensi.19 Menurut Sumali R, et al. (2010), hipertensi dapat menyebabkan disfungsi mikrosirkulasi pada jaringan periodontal sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelainan pada jaringan periodontal.22 Penelitian lain menunjukkan bahwa ada hubungan antara penyakit jaringan periodontal dan hipertensi pada pasien di Senegal. Dilaporkan juga pada orang dengan tekanan sistolik dan diastolik yang lebih tinggi pada periodontitis dari pada yang tidak periodontitis.23 Hasil penelitian di Puerto Rico, America dilaporkan bahwa penyakit periodontal berat dikaitkan dengan tekanan darah yang tinggi, dimana orang dengan tekanan darah tinggi mempunyai peluang 3 kali menderita periodontitis dibandingkan dengan yang tekanan darah normal.20 KESIMPULAN Penyakit periodontal banyak ditemukan pada usia muda yaitu 45 tahun ke bawah, dan diketahui bahwa perempuan lebih banyak menderita periodontitis daripada laki-laki. Periontitis banyak dijumpai pada orang yang bekerja dan tinggal diperkotaan. Hipertensi tidak berpengaruh terhadap kejadian penyakit jaringan periodontal (periodontitis), pada masyarakat yang menyikat gigi dengan benar. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Litbang Kesehatan, Kesehatan RI yang telah memberikan izin untuk membuat artikel menggunakan Data Riskesdas 2018. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI. DAFTAR RUJUKAN 1. Hobdell M, Global Goals for Oral Health 2020. International Dental Journal. 2003; 53: 285-288. 2. Darout IA, Oral Bacterial Interactions in Periodontal Health and Disease, Academic Journals, Journal of Dentistry and Oral Hygiene, Saudi Arabia, 2014; 6 (5):51-57. 3. Leong XF, Yi Ng C, Badiah B, Das S. Association Between Hypertension and Periodontitis: Possible Mechanisms. Scientific World Journal. 2014. doi:10.1155/2014/768237. 4. Carranza F.A., Glickman‟s Clinical Periodontology, 11thEdition. Philadelphia.W.B . Saunders Company, Philadelphia. Eley BM, Soory M, Manson JD, Periodontics. 2012. Sixth Edition. Elsevier Saunders,2010. 5. Kementerian Kesehatan RI. Pokok Pokok Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2019. 6. Goncharove A, Bloom M, Pavik M, Birman I, and Carpenter DO. Blood pressure and hypertension inrelation tolevels of serum polychlorinated dbiphenyl inresident ofAnnist on Alabama. Journal of Hypertension.2010; 28 (10): 2053-2060. 7. Akanda MAK, Chondury KN, Ali MZ, Sayami LA, and Huda RM. Study of Lipid Profile in Newly Diagnosed Hypertensive Patients. Cardiovasc Journal. 2014; 6(2):112115. 8. Azrimaidaliza. Asupan zat gizi dan penyakit diabetes mellitus. Jurnal Kesehatan Masyarakat.2011;(1): 36-41. 9. Ayuza D. Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Hipertensi Tahap 2 pada Pria Lansia dengan Pola Makan yang Tidak Sehat. J. MedulaUnila. 2016; 4(3): 22-29. 10. Wan Majdiah WM., Siti Norsuryani S., Azelinda A., Haslina T. Hypertension and its association with periodontal parameters in chronic periodontitis.Health and the Environment Journal. 2017; 8 ( 1):1-9. 11. Peres MA, Tsakos G, Barbato PR, Silva DAS, Peres KG, “Tooth loss is associated 233 Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 48, No. 4, Desember 2020 : 227 - 234 with increased blood pressure in adults: a multidisciplinary population-based study,” Journal of Clinical Periodontology. 2012; 39 (9):824–833. 12. Naidu, BM, Mohd Yusoff MF, S Abdullah S, Musa KI, Yaacob NM, Mohamad MS, et.al. Factors associated with the severity of hypertension among Malaysian adults. Jurnal PMC. 2019. doi: 10.1371/journal. pone.0207472. Published online 2019 Jan3. 13. Hosadunga R, KyawSoe, HH, Peck Lim, AT, Abdul Adl, Mathew M. Association between tooth loss and hypertension: A cross-sectional study. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2020; 9(2): 925-932. 14. Hastomo S.P. Analisis Data Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Jakarta : FKM UI; 2007. 15. LeongXF,NgCY,BadiahB,DasS.Association between hypertension and periodontitis: Possible mechanisms ? Scientific World Journal. 2014. doi:10.1155/2014/768237. 16. Tonetti, MS, Van Dyke TE. “Periodontitis and atherosclerotic cardiovascular disease: consensus report of the Joint EFP/AAP Workshop on Periodontitis and Systemic Diseases,” Journal of Periodontology. 2013; 84(4), supplement:S24–29. 17. Madhur MS, Riaz K, Dreishbach AW, Harisson DG, Maron DJ. Hypertension. Medscape Refference; 2014. 18. Tambuwun, PGJ, Suling, PL, Mintjelungan, 234 CN. Gambaran Keluhan di Rongga Mulut pada Pengguna Obat Anti hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Tingkat III Robert Wolter Monginsidi, Manado. Jurnal e-GiGi (eG). 2015; 3(2): 241-245. 19. Indirawati TN, Sihombing M. Faktor Risiko pada Penyakit Jaringan Periodontal Ggigi di Indonesia (Riskesdas 2013). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2015; 18 (1): 87–94. 20. Tumanyan SR, Campos M, Zevallos JC, Joshipura KJ. Periodontaldisease, hypertension and blood pressure among older adults in Puerto Rico. J. Periodontal. 2013; 84 (2):203-211. 21. M.S.Tonetti, T. E. Van Dyke, “Periodontitis and atherosclerotic cardiovascular disease: consensus report of the Joint EFP/AAP Workshop on Periodontitis and Systemic Diseases,” Journal of Periodontology. 2013; Vol. 84 (4), supplement, pp.:S24–29. 22. Sumali R, Masulili SRC, Lessang R, Sukardi I. Peran hipertensi terhadap mediatar peradangan dalam perkembangan penyakit periodontal dan jantung koroner. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia. 2010; 17(1): 1-6. 23. Macedo-Paizan LM, Vilela-Martin JF. Is There an Association between Periodontitis and Hypertension? Curr Cardio Rev. 2014; 10 (4): 355-361. Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jaringan Periodontal (Periodontitis) ... (Made Ayu Lely Suratri. at al) INDEKS PENULIS BULETIN PENELITIAN KESEHATAN VOLUME 48 TAHUN 2020 Ika Saptarini Anissa Rizkianti Prisca Petty Arfines Sri Poedji Hastoety Rika Rachmalina Irlina Raswanti Irawan Febriani Devana Doanaresta Enny Probosari Rachma Purwanti Lukman Prayitno Yuyun Yuniar Tita Rosita Aniska Novita Sari Inge Oktaviani Fitriana Fitriana Dyah Subositi Choirun Nisa Ratna Dwi Wulandari Putri Reno Intan Tati Febrianti Rita Marleta Dewi Sogandi Mega Fitrianingrum Astari Thursina Wening Widjajanti Revi Rosavika Kinansi Riyani Setiyaningsih Mega Tyas Prihatin Zaenal Adi Susanto Wahyu Siswandari Lantip Rujito Maria Magdalena Oster Suriani Simarmata Dina Bisara Lolong Putri Septyarini Praba Ginandjar 1 1 1 11 11 11 11 19 19 19 31 31 31 43 43 43 43 51 51 63 63 63 73 73 73 83 83 83 83 91 91 91 99 109 109 123 123 Lintang Dian Saraswati Bagoes Widjanarko Yustisia Imaninditya P.W. Izzatul Arifah Kusuma Estu Werdani Arif Ismail Mohammad Dede Millary Agung Widiawaty Ruben Wadu Wila Tri Baskoro Tunggul Satoto Mujiyanto Revi Rosavika Kinansi Tri Wurisastuti Bunga Ch Rosha Andi Susilowati Nurillah Amaliah Yurista Permanasari Mugi Wahidin Aan Kurniawan Sendy Agita Arief Nugroho Arum Triyas Wardani Rendro Wianto Ahmad Erlan Junus Widjaja Anis Nur Widayati Malonda Maksud Intan Tolistiawaty Murni Hasrida Mustafa Ningsi Indri Yunita Suryaputri Bunga Christitha Rosha Dwi Anggraini Puspitasari Yekti Widodo Majematang Mading Ruben Wadu Willa 123 123 131 131 131 139 139 139 147 147 147 157 157 169 169 169 169 183 183 183 191 191 191 199 199 199 199 199 199 199 199 209 209 209 209 219 219 235 Made Ayu Lely Suratri Tince A. Jovina Lelly Andayasari Vebby Amelia Edwin Galih Ajeng Kencana Ayu Endang Indriasih Tita Rosita Anni Yulianti Rozana Ika Agustiya Risqa Novita Tyas Friska Dewi 227 227 227 227 227 227 235 235 235 235 243 253 Tofan Aries Mana Iin Dwi Puji Lestari Tantut Susanto Latifa Aini Susumaningrum Ni Putu Rosmadewi Ni Made Utami Dwipayanti Ni Ketut Sutiari Meilya Farika Indah Norsita Agustina Edy Ariyanto Oktarina Rukmini 253 263 263 263 271 271 271 281 281 281 291 291 UCAPAN TERIMA KASIH DISAMPAIKAN KEPADA REVIEWER YANG TELAH MENELAAH NASKAHBULETIN PENELITIAN KESEHATAN VOLUME 48 TAHUN 2020 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Prof. Dr. Mohammad Sudomo Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo Prof. Dr. dr.Kusharisupeni, MSc Prof. Dr. dr.Ernie Hernawati Purwaningsih, MS Prof.dr.Emiliana Tjitra, M.Sc, Ph.D Prof.Dr. dr. Julianti Pradono, MS.Sp.OK Prof.Dr.Astuti Lamid, MCN Prof. Sri Irianti, M.Phil, Ph.D Dr. dr.Sri Idaiani, Sp.KJ Dra. Lucie Widowati, Apt, Msi dr. Lusianawaty Tana, Sp.OK Dr. drg. Tati Suryati, MARS Dr. dr. Christina Safira Whinie Lestari, M. Kes Nunik Kusumawardani, MSc,PH drh. Rita Marleta Dewi, M.Kes Dr. dr. Vivi Setiawaty, M. Biomed drh. Sahat Ompusunggu, MSc Dr. Dwi Hapsari Tjandrarini, M.Kes Rini Sasanti Handayani, Apt., M.Kes Dr. dr. Christina Safira Whinie Lestari, M. Kes Atmarita, MPH, Dr PH Siti Sundari, MPH, D.Sc Dr.Roselinda, M,Epid Dra.Rachmalina Prasodjo, MSc.PH Dr.Ir.Inswiasri, M.Kes dr.Reny Herman, M.Biomed Nanang Yunarto, M.Si, Apt Pandji Wibawa Dewantara, S.Si, MIL PETUNJUK PENULISAN BULETIN PENELITIAN KESEHATAN KETENTUAN: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Buletin Penelitian Kesehatan hanya menerima manuskrip yang belum pernah dan tidak akan dipublikasikan pada media lain berupa hasil penelitian, kajian/review di bidang kesehatan, meliputi Iptekkes dasar, Iptekkes terapan, perilaku kesehatan dan epidemiologi yang dapat digunakan sebagai masukan kebijakan program kesehatan, mempunyai nilai kebaruan dan aplikatif. Manuskrip yang diserahkan belum pernah dipublikasikan, tidak sedang dalam proses review di jurnal /media lain, dan selama dalam proses penerbitan di Buletin Penelitian Kesehatan tidak akan dicabut/dialihkan ke jurnal/media yang lain. Hal ini dinyatakan dengan Surat Pernyataan yang ditandatangani di atas materai oleh semua penulis. Hak cipta seluruh isi naskah yang telah dimuat beralih kepada penerbit jurnal dan seluruh isinya tidak dapat dilakukan reproduksi dalam bentuk apapun tanpa izin penerbit. Manuskrip mengenai penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek dan memanfaatkan hewan coba harus melampirkan Lolos Kaji Etik (Ethical Clearance). Seluruh pernyataan dalam artikel menjadi tanggung jawab penulis. Manuskrip dalam bentuk hardcopy rangkap tiga disertai lembar pernyataan etik penulis, fotocopy ethical clearance penelitian, formulir copyright transfer dan softcopy manuskrip dikirim kepada: Redaksi Buletin Penelitian Kesehatan Sub Bagian Dokumentasi, Perpustakaan dan Publikasi Jl. Percetakan Negara No.23 Jakarta Pusat 10560 Telp.: (021) 4261088 ext. 306 Fax. : (021) 4243933 7. Manuskrip yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki / dilengkapi sebelum diproses lebih lanjut 8. Tiap manuskrip akan ditelaah oleh paling sedikit dua orang anggota dewan redaksi. Manuskrip yang diterima dapat disunting atau dipersingkat oleh redaksi tanpa mengurangi makna dan isi. 9. Manuskrip yang tidak memenuhi ketentuan dan tidak dapat diperbaiki oleh redaksi akan diinformasikan kepada penulis. 10. Artikel yang diterbitkan tidak dikenakan biaya SISTEMATIKA PENULISAN 1. Manuskrip diketik dengan program Mirosoft Word versi 2003-2007 dan yang terkini, huruf Arial berukuran 12 point, jarak 2 spasi, diberi line numbers (continues), ukuran A4, dengan garis tepi 3 cm, maksimal 16 halaman termasuk abstrak, gambar/ tabel olahan. 2. Sistematika penulisan manuskrip hasil penelitian meliputi: judul, nama penulis (lengkap tanpa singkatan), instansi dan alamat, korespondensi penulis (e-mail dan nomor kontak penulis), abstrak disertai kata kunci, pendahuluan (tanpa sub judul, memuat latar belakang, justifikasi, dan tujuan penelitian), bahan, dan metode, hasil, pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terimakasih, daftar rujukan (minimal 10, tidak lebih dari 10 tahun terakhir). 3. Sistematika penulisan manuskrip kajian/review meliputi: judul, nama penulis (lengkap tanpa singkatan), instansi dan alamat, korespondensi penulis (e-mail dan nomor kontak penulis), abstrak disertai kata kunci, pendahuluan, subjudul- subjudul (sesuai kebutuhan), metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran, ucapan terimakasih, daftar pustaka (min. 25 rujukan, tidak lebih dari 10 tahun terakhir). 4. Judul ditulis singkat, jelas, informatif, tidak menggunakan singkatan, dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Maksimal 18 kata, bila terlalu panjang bisa dipotong menjadi anak judul. 5. Nama penulis ditulis lengkap tanpa singkatan, jika lebih dari satu instansi bedakan dengan nomor. 6. Cantumkan alamat email untuk korespondensi. Beri tanda bintang pada nama penulis yang digunakan sebagai koresponden. 7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, berkisar antara 150- 200 kata, tanpa sub judul, diketik mengalir dalam 1 alinea, menggunakan 1 spasi dan dilengkapi dengan 3-5 kata kunci (keywords). Abstrak berisi informasi tentang justifikasi/alasan dilakukan penelitian/kajian, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. 8. Pendahuluan tanpa sub judul memuat latar belakang masalah, tinjauan pustaka yang terkait masalah, dan masalah/tujuan penelitian. 9. Bahan dan Metode untuk manuskrip hasil penelitian menjelaskan tentang materi/komponen/objek yang diteliti, desain, sampel, metode sampling, teknik analisis. 10. Metode untuk manuskrip kajian berisi tentang strategi pencarian literature, kriteria inklusi/eksklusi, cara memperoleh artikel, metode review (klasifikasi artikel, lembar pencatatan data), presentasi data, hasil berisi temuan penelitian /kajian. 11. Tabel, grafik dan gambar disisipkan dalam naskah, tidak terpisah di halaman tersendiri, maksimal 5 tabel dan 3 grafik/ gambar, dengan resolusi minimal 300 dpi. Beri nomor dan keterangan yang jelas di atas tabel dan di bawah gambar/grafik. 12. Pembahasan berisi bahasan tentang temuan termasuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengupas hal-hal terkait dengan tujuan penelitian dibandingkan/diselaraskan dengan hasil penelitian lain. Tidak mengulang hasil/keterangan tabel/gambar di butir 11 . 13. Kesimpulan berasal dari pembahasan berisi tentang pernyataan ringkas terkait dengan hasil untuk menjawab tujuan umum penelitian, dibuat dalam bentuk narasi paragraph, bukan poin-poin. 14. Saran diarahkan untuk menyelesaikan masalah sesuai temuan dan masukan kepada pemangku kepentingan. 15. Ucapan terimakasih disampaikan kepada lembaga dan/atau pihak yang membantu penelitian dan pemberi dana penelitian. 16. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan nomor pemunculan dalam teks, tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun terakhir, 80% berupa acuan primer (dari artikel jurnal) menggunakan sistem Vancouver/American dengan penjelasan sebagai berikut: a. Artikel yang bersumber dari jurnal • • • • • • • • 1. Nama penulis. Judul artikel. Singkatan nama jurnal. Tahun, bulan (bila ada), tanggal (bila ada), volume, nomor, halaman. Nama penulis disebutkan nama keluarga lalu (tanpa koma) singkatan inisial nama diri dan (given name) nama panjang (middle name) yang tidak dipisahkan spasi. Misal: Halpern SD, Ubel PA. Halpern adalah nama keluarga, SD adalah singkatan inisial nama depan dan nama panjang. Bila penulis jumlahnya 6, maka semua nama dicantumkan. Bila jumlahnya melebihi 6,maka hanya 6 pertama yang dicantumkan, selanjutnya dituliskan sebagai et al. Gunakan huruf besar seminim mungkin, hanya pada huruf pertama maupun kata–kata yang memang harus menggunakan huruf besar. Gunakan singkatan nama jurnal yang dibakukan pada situs web NLM (National Library of Medicine), di https://www.nlm.nih.gov/ tanpa titik di akhir setiap singkatan, kecuali di akhir. Singkatan bulan jurnal diterbitkan adalah tiga huruf pertama Gunakan tanda semicolon tanpa spasi setelah pencantuman tanggal atau tahun (bila tidak ada tangga/bulan), dan colon setelah volume dan nomor. Gunakan rentang jumlah halaman, yaitu halaman pertama dan terakhir tanpa pengulangan angka yang tidak ada gunanya. Misal: 284–7 dan bukan 284–287. Contoh: Artikel jurnal secara umum Misal: 1. 2. Kasapis C, Thompson PD. The effects of physical activity on serum C–reactive protein and inflammatory markers. A systematic review. J Am Coll Cardiol.2005;45(10):1563–9. Atau (bila jurnal tersebut memiliki paginasi yang berkesinambungan) Misal: 1. 3. Halpern SD, Ubel PA, Caplan AL. Solid organ transplantation in HIV–infected patients. N Engl J Med. 2002;347:284–7. Penulis lebih dari 6 orang: Misal: 1. Ennis JL, Chung KK, Renz EM, Barillo DJ, Albrecht MC, Jones JA, et al. Joint theater trauma system implementation of burn resuscitation guidelines improves outcomes in severely burned military casualties. J Trauma. 2008;64:S146– S152 4. Bila terdapat identifikasi unik, maka informasi tersebut dapat dicantumkan pada daftar pustaka: 1. Halpern SD, Ubel PA, Caplan AL. Solid organ transplantation in HIV–infected patients. N Engl J Med. 2002;347:284– 7. PubMed PMID: 12140307. 5. Untuk jurnal yang penulisnya adalah suatu organisasi: Misal: 1. EAST Practice Guideline Committee. Resuscitation endpoints. J Trauma. 2004;57(4):898–912 b. Artikel yang bersumber dari buku: • • • • • • Sebagaimana artikel pada jurnal, bila jumlah penulis lebih dari 6 orang, maka penulis ke 6 dan seterusnya dicantumkan sebagai et al. Bila penulisnya adalah suatu organisasi, dituliskan dengan tatacara sebagaimana penulisan daftar pustaka pada artikel. Judul buku ditulis dengan huruf besar minimal sebagaimana penulisan daftar pustaka pada artikel. Nomor edisi hanya dicantumkan untuk edisi kedua dan atau seterusnya. Titik hanya dicantumkan di akhir singkatan inisial nama depan dan nama panjang penulis terakhir, setelah judul buku, setelah nomor edisi, dan di akhir penulisan halaman. Personal author(s) dituliskan sebagai berikut. Penulis, judul buku, edisi (bila ada, dan bukan yang pertama), kota, tahun diterbitkan. Misal: 1. Murray PR, Rosenthal KS, Kobayashi GS, Pfaller MA. Medical microbiology. 4th ed. St.Louis: Mosby; 2002. c. Artikel yang bersumber dari suatu bab dalam buku: • Penulis yang artikelnya disitasi, judul bab, editor, judul buku, tempat diterbitkan, penerbit, tahun, volume (bila ada) dan halaman. Catatan: halaman menggunakan p. (untuk page atau pages); tidak digunakan pada artikel jurnal. Misal: 1. Salyapongse AN, Billiar TR. Nitric oxide as a modulator of sepsis: therapeutic possibilities. In: Baue AE, Faist E, Fry DE, editors. Multiple organ failure: pathophysiology, prevention and therapy. New York: Springer; 2000. p. 176–87. d. Artikel yang bersumber dari suatu thesis/disertasi: • Penulis, judul thesis/disertasi diikuti jenisnya dalam kurung kotak, kota, nama universitas, tahun. Misal: 1. Kaplan SJ. Post-hospital home health care: the elderly‟s access and utilization [dissertation]. St. Louis (MO): Washington Univ.; 1995. e. Artikel yang bersumber dari surat kabar • • • Penulis (bila ada), judul artikel, judul surat kabar, tahun, bulan, tanggal, section (bila ada), halaman, kolom. Singkatan baku untuk surat kabar: Sect. untuk section, col. untuk kolom, untuk bulan digunakan singkatan tiga huruf pertama. Tanggal diikuti semicolon (tanpa spasi sesudahnya) dan section diakhiri dengan colon (tanpa spasi sesudahnya). Misal: 1. Tynan T. Medical improvements lower homicide rate: study sees drops in assault rate. The Washington Post. 2002 Aug 12;Sect. A:2 (col. 4). f. Artikel yang bersumber dari audiovisual • Untuk referensi audiovisual seperti pita rekaman, kaset video, slides dan film, ikuti format seperti pada buku dengan mencantumkan media (jenis material) dalam kurung kotak setelah judul. Misal: 1. 2. Chason KW, Sallustio S. Hospital preparedness for bioterrorism [videocassette]. Secausus (NJ): Network for Continuing Medical Education; 2002. Artikel yang bersumber dari media elektronik 1. Internet • Untuk referensi artikel yang dipublikasi di internet, ikuti detil bibiliografi sebagai jurnal yang dicetak dengan tambahan sebagai berikut: - Setelah judul jurnal (dalam singkatan), tambahkan internet dalam kurung kotak. Tanggal melakukan sitasi materi bersangkutan dengan tahun, bulan tanggal (dalam singkatan) dalam kurung kotaktanpa tanda titik dan diikuti oleh semicolon [cited 2002 Aug12]; Setelah volume dan nomor issue, tambahkan jumlah halaman layar dalam kurung kotak [about 1p.]. Gunakan kalimat „available from:‟yang diikuti URL (alamat web) Misal: 1. Abood S. Quality improvement initiative in nursing homes: the ANA acts in an advisory role. Am J Nurs [internet]. 2002 Jun [cited 2002 Aug 12]; 102(6):[about 1p.]. Available from http://www.nursingworld.org/AJN/2002/June/ Wawatch.htm - 2. Artikel dengan identifikasi digital (digital object identifier, DOI) • Untuk artikel yang memiliki DOI, maka informasi tersrbut harus dicantumkan setelah halaman. Misal: 1. Roberts I, Alderson P, Bunn F, Chinnock P, Ker K, Schierhout G. Colloids versus rystalloids for fluid resuscitation in critically ill patients. Cochrane Database of Systematic Reviews 2004, Issue 4. Art. No: CD000567. DOI: 0.1002/14651858.CD000567.pub2. 3. Home page / situs web • Referensi dari situs web harus menyertakan home page / situs web diikuti [internet], nama dan lokasi organisasi, beserta tanggal dan masa berlakunya copyright. Tanggal update dan saat materi disitasi dicantumkan dalam kurung kotak. URL dicantumkan setelah „Available from:‟ Misal: 1. Cancer–Pain.org [internet]. New York: Association of Cancer Online Resources, In.;c2000–01 [updated 2002 May 16; cited 2002 Jul 9]. Available from: http://www.cancer–pain.org/ Contoh lebih detil untuk referensi menurut sistem Vancouver dapat ditelusuri pada situs web: http://www.nlm.nih.gov/bsd/uniform_requirements.html. Disarankan untuk menyusun Daftar Pustaka/referensi menggunakan aplikasi seperti Mendeley, End Note, Zotero, dll. SURAT PERNYATAAN ETIKA PENULIS Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : (Sebagai penulis pertama/kedua/ketiga ) Judul Artikel : No. HP/Telp. : Alamat Email : Alamat Kantor : Konstribusi penulis : Menyatakan bahwa : 1. Penulis bertanggung jawab atas publikasi artikel terlampir 2. Penulis telah menyetujui artikel untuk diterbitkan sesuai format jurnal Buletin Penelitian Kesehatan 3. Artikel belum pernah dipublikasikan di jurnal/media lain, dan selama dalam proses di jurnal Buletin Penelitian Kesehatan tidak akan saya cabut/dialihkan ke jurnal/media lain 4. Artikel telah diserahkan atas sepengetahuan dan ijin dari instansi/lembaga yang bersangkutan 5. Demikian surat pernyataan ini akan saya pertanggungjawabkan dan digunakan sebagaimana mestinya. .............................................. Penulis 1/2/3 dst. Materai Rp. 6000,- (...........................................) Catatan : 1. Surat Pernyataan ini dibuat rangkap sebanyak penulis yang tercantum dalam artikel (tiap penulis masing-masing membuat surat pernyataan ini) 2. Melampirkan Surat Persetujuan Etik (Ethical Approval) Buletin Penelitian Kesehatan Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat, 10560, Indonesia Telp : (62-21) 4261088 ext. 306 Fax : (62-21) 4243933 Email : [email protected] Formulir Pengalihan Hak Cipta (Copyright Transfer Form) Hak Cipta dari tulisan yang tertera di bawah ini dialihkan kepada jurnal Buletin Penelitian Kesehatan dan berlaku efektif sejak tulisan diterima untuk dipublikasikan. Pengalihan Hak Cipta mencakup hak eksklusif untuk mencetak kembali dan mendistrisibusikan tulisan, termasuk menerjemahkan, reproduksi fotografi, bentuk elektronik atau bentuk reproduksi lainnya. Penulis menjamin tulisan ini adalah karya asli, belum pernah dipublikasikan dan/atau tidak sedang dalam proses pengajuan di jurnal lain, dan penulis mempunyai wewenang penuh untuk mengalihkan Hak Cipta dan bertanggung jawab atas kemungkinan konflik kepentingan dalam artikel ini. Penulis utama menandatangani dan menerima tanggung jawab untuk memberikan tulisan ini. Judul Tulisan : ................................................................................................................................................... ………....................................................................................................................................... Penulis (sebutkan semua) : 1) ........................................................................................................................................................................ 2) ........................................................................................................................................................................ 3) ........................................................................................................................................................................ 4) ........................................................................................................................................................................ 5) ........................................................................................................................................................................ 6) ........................................................................................................................................................................ Tanggal Tanda Tangan Penulis Utama Untuk diisi oleh Pimpinan Redaksi Diterbitkan pada Volume.................,Nomor....................., Tahun................ *) Surat ini dapat difotokopi View publication stats