FUNGSI POLITIK DAN KONSEP KEBIJAKAN POLITIK DISUSUN OLEH: ADJI MAS AGUNG PRAWIRA (J1A121239) AFIFAH AZHARI DZULZAHABIYAH ANZELIA SIMARMATA (J1A121243) WIDHY MARCHIKA SARIFUDIN (J1A121229) WULAN ENDANG SARI (J1A121231) YEYEN MEILANY SAPUTRI HENRI (J1A121233) ZAHRA NAFADILAH (J1A121235) ZUL CITRA HANDAYANI ADSYAH (J1A121237) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Wawasan KemaritimanYang berjudul fungsi politik dan konsep kebijakan politik Wawasan Kemaritiman. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yangtelah membantu terwujudnya makalah ini. saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas inimasih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya mengharapkan kritikan dan saran yangm e m b a n g u n d a r i p e m b a c a d e m i p e n ye m p u r n a a n t u g a s i n i , s e m o g a t u g a s i n i d a p a t dimanfaatkan sebagaimana mestinya. i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................i DAFTAR ISI........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1 1.1 Latar Belakang............................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................2 1.3. Tujuan.............................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3 2.1 Fungsi politik...................................................................................................3 Bidang kemaritiman..........................................................................3 Bidang kesehatan...................................................................................6 Bidang ekonomi....................................................................................8 2.2 konsep kebijakan politik................................................................................8 BAB III PENUTUP.............................................................................................13 3.1 Kesimpulan...................................................................................................13 3.2 Saran...............................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................15 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya terdiri atas lautan dan kaya akan sumberdaya alam laut. Kita sering melihat atau mendengar istilah kelautan dan kemaritiman. Ada yang menganggap bahwa istilah kemaritiman dan kelautan mempunyai arti yang sama, tetapi sementara ada pendapat bahwa pengertian kelautan mempunyai arti yang lebih luas daripada pengertian kemaritiman, sehingga masyarakat masih banyak yang belum memahami tentang kelautan dan kemaritiman itusendiri. Salah satu tujuan utama berpolitik adalah untuk menggapai kesejahteraan bagi khalayak. Setiap insan yang berperan dalam bidang politik senantiasa berkewajiban untuk memberikan kontribusi kepada rakyat, bangsa, dan negara. Sehingga setiap insan dapat merasakan manisnya kesejahteraan yang dibangun oleh suatu kekuatan politik dengan cara memaksimalkan potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada di negeri ini. Indonesia merupakan sebuah negara yang sangat kaya. Sumber Daya Alam yang begitu melimpah menjadikan negeri ini, negeri impian bagi berbagai bangsa. Terlebih Sumber Daya Alam yang tersimpan di laut Indonesia, yang kaya akan mineral dan keanekaragaman hayati dan hewani yang terkandung di dalamnya. Potensi laut Indonesia yang begitu istimewa, seharusnya menjadi salah satu indikator utama dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Ketika seharusnya potensi maritim negeri ini yang begitu istimewa dimaksimalkan, maka banyak permasalahan bangsa akan teratasi. Berbagai macam kajian politik dalam konteks mensejahterakan masyarakat menjadi acuan bahwa konsep politik maritim haruslah dikaji lebih dalam, sehingga pemberdayaan maritim di Indonesia bisa dioptimalisasi dan tidak lain tujuaanya adalah menjadikan Indonesia menjadi negara yang sejahtera dengan kemaritimannya 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja fungsi politik? 2. Apa yang dimaksud dengan konsep kebijakan politik? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari politik 2. Untuk mengetahui konsep kebijakan politik 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Fungsi Politik Fungsi Politik dalam Kemaritiman : Pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden JokoWidodo melalui Peraturan Presiden Nomor178 Tahun 2014, mendirikan Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang sebelumnya bernama Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Hal ini menarik untuk dibahas, karena selama ini di Indonesia menganut sistem multi-agen yang merupakan sistem kelembagaan dimana terdapat lebih dari 1(satu) institusi/lembaga yang berinteraksi secara bersamasama untuk mencapai atau untuk menyelesaikan masalah yang sama. 3 Secara teroritis, aktor utama yang memiliki kewenangan dalam kemaritiman untuk melakukan kontrol atas arus lintas maritim adalah Polisi Perairan (Polair), Petugas Imigrasi, dan Petugas Bea Cukai. Polair, tugas utamanya adalah pencegahan dan penindakan terhadap aktifitas arus lintas barang dan orang yang bersifat illegal, pendeteksian ancaman keamanan, serta pengontrolan terhadap orang dan barang di titik awal hingga tujuan, penyelidikan dan penyidikan tindak kejahatan atau pun peristiwa kecelakaan/insiden. Petugas Imigrasi bertanggung jawab untuk melakukan kontrol persyaratan dan pelarangan masuk barang dan orang, menjamin legalitas dari dokumen perjalanan, mengidentikasi dan menginvestigasi tindak kejahatan, dan membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Petugas bea cukai pada dasar hari untuk mengatur barang dan jasa. Fungsinya adalah memfasilitasi perdagangan sesuai persyaratan yang ditentukan tentang keluar masuk barang, memastikan bea dan pajak masuk, serta melindungi kesehatan arus lintas manusia, hewan dan binatang. Namun, pada kenyataannya di Indonesia terdapat 12 (dua belas) instansi yang melakukan penegakan hukum dan peraturan tentang laut secara bersamasama. Lembaga-lembaga tersebut mempunyai landasan hukum masing-masing yang isinya hampir bersinggungan. Meski bersinggungan, dalam menjalankan fungsinya sebagai penegak hukum di wilayah laut Indonesia, sehingga pengamanan dan penegakan hukum belum berjalan maksimal. Masing-masing instansi/kementerian terkait mempunyai kebijakan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang berbeda-beda, berdasarkan tugas pokok dan fungsinya yang telah ditentukan. Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, mencoba merubah sistem kelembagaan multi agent menjadi single agent untuk penegakan hukum di laut Indonesia. Bakorkamla, yang awalnya hanya sebagai koordinator direvitalisasi pada tanggal 8 Desember 2014 menjadi Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) dengan wewenang yang lebih luas sampai dengan kewenangan untuk menindak segala bentuk kejahatan di laut. Hal ini menimbulkan pro dan kontra, 4 karena persoalan utama yang terjadi adalah kurangnya koordinasi antar lembaga, bukan membuat lembaga baru. Lembaga yang sudah ada memang dijalankan sesuai tupoksi masing-masing dan ini mengindikasikan peran spesifik dari masing-masing lembaga (spesialisasi). Peran spesialiasi inilah yang harus diperkuat melalui fungsi koordinasi. Misalnya Kementerian Perhubungan, khususnya Ditjen Perhubungan Laut (dulunya Jawatan Pelayaran). Tugasnya adalah memelihara keamanan, keselamatan navigasi dan menjaga marine pollution. Armada KPLP (Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bertugas sebagai penjaga pantai dan penegakan hukum di laut. Ada dasar hukumnya dan diakui oleh hukum internasional. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (P2) bertugas mengawasi lalu lintas barang masuk dan keluar NKRI umumnya, pelanggaran khususnya, lebih khusus lagi adalah tugas mendeteksi dan menangkap penyelundupan di wilayah perairan Indonesia. Kementerian Perhubungan dibantu Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertugas meningkatkan efektivitas dan efisiensi perhubungan antar pulau, hubungan laut dan udara, terutama pengangkutan hasil laut ke pasar luar/antar pulau dengan landasan dan pesawat kecil. Kementerian bertugas membongkar berbagai hambatan “tol laut” dalam sebuah rangkaian dari pulau Sumatera sampai Papua. KKP bertugas mengamankan kekayaan laut dan perikanan melalui moratorium (larangan sementara, izin masuk zona tangkap bersyarat khusus) penangkapan ikan pada wilayah over fishing, seleksi ulang izin usaha, pengetatan persyaratan dan perizinan usaha penangkapan ikan, aturan bongkar muat di tengah laut, mengembangkan angkutan hasil laut lewat udara, sistem satelit penginderaan jauh VMS dan MCS, sosialisasi pertahanan sipil, pembinaan masyarakat nelayan, dan pemeriksaan kapal di pelabuhan sebelum dan setelah melaut. Kementerian ESDM bertugas mengawasi pekerjaan usaha pertambangan dan pengawasan hasil pertambahan di perairan Indonesia. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bertugas mengawasi dan melindungi cagar budaya, keselamatan wisatawan, kelestarian kualitas lingkungan di perairan Indonesia. 5 Kementerian Hukum, HAM, dan Perundangan bertugas melakukan pengawasan, penyelenggaraan keimigrasian, dan penyidikan tindak pidana keimigrasian. Kementerian Pertanian bertugas melakukan karantina hewan, ikan dan tumbuh-tumbuhan. Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup bertugas melakukan pengawasan terhadap ilegal logging, abrasi daratan akibat penggundulan hutan, serta di bidang lingkungan hidup pada wilayah perairan Indonesia umumnya, kualitas air, hutan bakau, dan taman karang khususnya. Kementerian Kesehatan bertugas melakukan pengawasan atau pemeriksaan kapal, awak kapal, penumpang, hewan, barang, dan jenis muatan kapal yang lain. Kementerian Dalam Negeri bertugas melaksanakan otonomi daerah bidang perairan tiap Pemda di Indonesia. Sedangkan Polair yang merupakan bagian dari Polri, jelas merupakan institusi berdasarkan undangundang menjalankan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana kejahatan dengan dukungan forensik, dan diakui oleh hukum internasional. Fungsi kontrol dalam kemaritiman memang perlu dilaksanakan melalui pendekatan integratif antar aktor yang berwenang. Hal ini dengan mempertimbangkan bentang laut seharusnya terdapat mekanisme koordinatif pembagian kerja antara patroli laut, pengamanan keluar masuk arus manusia dan barang di sejumlah pelabuhan melalui kontrol dokumen perjalanan dan kebijakan bea serta dukungan sistem pengawasan (surveillance). Namun, sentimen sektoral dan minimnya dukungan anggaran seringkali menjadi hambatan untuk pengembangan fungsi koordinatif seperti sudah disebutkan di atas. Sehingga aktor yang seharusnya bertanggung jawab melakukan fungsi kontrol melalui kerja koordinatif, akhirnya berjalan sendiri-sendiri dengan semangat ego sektoral. Adapun fungsi Politik dibidang lain yaitu : 1. Fungsi politik di bidang kesehatan yaitu : Memberikan anggaran kesehatan untuk rakyat dengan sangat besar tentunya sesuai dengan proporsi kebjutuhan dengan mengingat kebutuhan akan kesehatan sangat besar,Karena pemerintah tentu tidak 6 ingin rakyatnya sakit oleh karena itu alokasi anggaran kesehatan tersebut juga membutuhkan lobi politik agar kebijakan pemerintah dapat di laksanakan o Membuat undang undang Tembakau,meningkatkan cukai rokok agar dapat menekan jumlah konsumsi rokok di indonesia.Karena penanganan rokok ini harus signifikan mengingat mengurangi jumlah perokok jika hanya dengan pembuatan undang undang maka di rasa kurang sekali,perlu adanya Perda Kawasan Tanpa Rokok untuk melimitasi perokok aktif dan menekan jumlah perokok pasif dan dampak yang di timbulkan. 7 2. Fungsi politik di bidang ekonomi yaitu : Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintahan dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum, pertahanan, dan keamanan Fungsi Alokasi, yakin fungsi pemerintahan sebagai penyedia barang dan jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telpon Fungsi distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung. Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi, peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian sebagai pengendali mekanisme pasar. 2.2 Konsep Kebijakan Politik Definisi kebijakan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Pusat Bahasa Depdiknas, 2005: 149) adalah 1) kepandaian; kemahiran; kebijaksanaan; 2) rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dsb); pernyataan citacita, tujuan, prinsip,atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran. 8 Kebijakan adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pengambilan keputusan. Menurut Ealau dan Prewitt, kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan itu). Titmuss mendefinisian kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu (Suharto, 2010: 7). Definisi lain menjelaskan bahwa kebijakan merupakan keputusankeputusan publik yang diambil oleh negara dan dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Kebijakan ini tentunya merupakan sebuah proses politik yang kompleks. Prosesnya meliputi tujuan-tujuan negara dan cara pengambilan keputusannya, orang-orang atau kelompok-kelompok yang dilibatkan, dan bagaimana kebijakan ini dilaksanakan oleh aparat birokrasi (Budiman, 2002:89). Menurut Miriam Budiardjo (2008: 20), kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Kebijakan politik adalah segala sesuatu hasil keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah/pemilik wewenang berupa sistem konsep resmi yang menjadi landasan berperilaku politik dalam suatu negara. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah seperangkat tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pejabat, tindakan tersebut berkaitan dengan pengambilan keputusan dan mengandung tujuan politik serta dilaksanakan oleh aparat birokrasi. Kebijakan yang dimaksud disini disepadankan dengan kata bahasa Inggris yaitu policy yang berbeda dengan kata kebijaksanaan.Adapun dalam kajian teori ini megambil pengertian kebijakan politik. Dalam mengartikan kebijakan politik tidak dapat terlepas dari kebijakan publik atau public policy. Kebijakan politik yang dimaksud disini adalahbagian bidang dari kajian kebijakan publik. Menurut Thomas Dye, kebijakan publik adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan. Sedangkan James E. Anderson mengartikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh badan-badan dan aparat pemerintah (Subarsono, 2005: 2). Sependapat dengan dua pendapat tersebut, 9 kebijakan publik dipahami sebagai pilihan kebijakan yang dibuat oleh pejabat atau badan pemerintahan dalam bidang tertentu. Bidang tertentu yang dimaksud tersebut adalah bidang politik, sehingga kebijakan politik yang dimaksud disni berupa, keputusan Presiden Intruksi presiden dan berbagai peraturan pemerintah. Dalam proses perumusan kebijakan, faktor-fakor yang mempengaruhi pembuatan kebijakan (Suharno, 2010:52), antara lain: 1) adanya pengaruh tekanan-tekanan dari luar 2) adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatifme) 3) adanya pengaruh sifat-sifat pribadi 4) adanya pengaruh dari kelompok luar 5) adanya pengaruh keadaan masa lalu David Easton (Suharno, 2010: 69) dalam Political System menguraikan model sistem politik dalam perumusan kebijakan. Model ini didasarkan pada konsepkonsep teori informasi (inputs, withinputs, dan feedback) dan memandang kebijakan publik sebagai respons suatu sistem politik terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, geografis dan sebagainya, yang ada disekitarnya. Dengan demikian, dalam model ini kebijakan publik dapat dipandang sebagai hasil (output) dari sistem politik. Konsep sistem politik mempunyai arti bahwa sejumlah lembaga-lembaga dan aktivitas politik dalam masyarakat yang berfungsi mengubah masukan (inputs) yang berupa tuntutantuntutan (demands), dukungan-dukungan (supports) dan sumber-sumber (resources) menjadi keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan yang otoritatif bagi seluruh anggota masyarakat (outputs). Secara singkat, sistem politik berfungsi mengubah inputs menjadi outputs. Contoh kebijakan politik dalam negeri orde baru : 1. Pembentukan kabinet Kabinet Republik Indonesia pertama menganut sistem pemerintahan presidensil dengan Ir.Soekarno sebagai presiden dan Drs.Mohammad Hatta sebagai wakil presiden. Kabinet ini terdiri dari 12 menteri pemimpin departemen 10 dan 4 menteri negara, kemudian diangkat pula Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Sekretaris Negara, dan Juru Bicara Negara. Pada bulan Oktober 1945 Kelompok Sosialis dalam KNIP dibawah pimpinan Sutan Syahrir berhasil menyusun kekuatan didalam KNIP yang mendorong dibentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP). Langkah berikutnya Badan Pekerja KNIP mengirim surat kepada Presiden Soekarno agar diadakan perubahan pemerintahan,baik mengenai personalianya maupun sifatnya, yang ternyata mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Oleh karena itu sejak tanggal 14 November 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah tentang pertanggungjawaban menteri kepada DPR(saat itu masih KNIP). Dengan demikian lahirlah sistem pemerintahan kebinet parlementer untuk mengganti sistem pemerintahan kabinet presidensil. Sebagai Perdana Menteri RI pertama dijabat oleh Sutan Syahrir. 2. Pelaksanaan pemilu Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden 3. Penyederhanaan parpol. Penyederhanaan partai politik merupakan pelaksanaan dari maksud mempertahankan kekuasaan, bahwa ketika kebebasan berpartisipasi dalam politik sebagai hak salah satu utama warga negara mampu dipersempit oleh penguasa, kekuasaan menjadi aman. Proses penyederhanaan partai ini dilakukan dengan mengorbankan kebebasan masyarakat. Pada masa Orde Baru pemerintah melakukan penyederhaan dan penggabungan (fusi) partai- partai politik menjadi tiga kekuatan social politik, 11 yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan (PPP), merupakan gabungan dari NU, Parmusi, PSII, dan PERTI, 2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI), merupakan gabungan dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI, dan Parkindo, 3. Golongan Karya. Penggabungan partai-partai politik tersebut tidak didasarkan pada kesamaan ideology, tetapi lebih atas persamaan program. Penyederhanaan partai-partai politik ini dilakukan pemerintah Orde Baru dalam upaya menciptakan stabilitas kehidupan berbangsa dan bernegara. 12 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Bangsa ini sudah memiliki dua presiden yang berorientasi sekaligus berani menempatkan Indonesia sebagai negara pemain daripada sekadar negara penonton dalam konstelasi pergerakan politik dan pertahanan keamanan kawasan dan dunia. Kedua presiden tersebut adalah Soekarno dan Joko Widodo (Jokowi). Indonesiasebagai negara kepulauan dan bangsa maritim yang kuat. Dari pertanyaan pertama terlihat, Poros maritim dunia merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjaminkonektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Berbagai kemunculan poros maririm dunia, baik poros maritim klasik maupun poros maritim modern. Keberlangsungan porosmaritim Nusantara hingga masa modern dibandingkan poros maritim lain di dunia menunjukkan bahwa kawasan Asia Tenggara merupakan kawasan yang sangat strategis dan berperan dalam menentukan kegiatanpelayaran dan perdagangan dunia. Untuk mengoptimalkan pembangunan maritim di tingkat nasional, regional dan global, dan khususnya dalam mencapai Poros Maritim Dunia dibutuhkan arah, orientasi, strategi dan antisipasi pembangunan yang efektif, konsisten dan berkelanjutan. Hal ini sudah dilalui selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo-JusufKallamelalui visi dan misiserta nawacitanya. Kebijakan poros maritim pada visi dan misi Presiden menunjukkan orientasi kebijakan luar negeri Jokowi pada geopolitik maritim. Presiden Joko Widodo memaparkan cita-cita Indonesiamenjadi Poros Maritim Dunia,cita-cita dan agenda tersebut menjadi fokus Indonesia di abad ke-21sehingga Indonesia akan menjadi Poros Maritim Dunia. Indonesia mampu memanfaatkan posisi strategis dalam kemaritiman dunia hingga saat ini. Dikaitkan dengan pertanyaan kedua dalam implementasinya terlihat bahwa kebijakan Poros Maritim Dunia Pemerintah Joko Widodo tetap dijalankan untuk mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim 13 dunia, dimana didalam implementasinya sudah terlihat adanya gerakan penanggulangan perikanan ilegal telah berhasil dan ini sudah diakui dunia internasional, menurunkan dwalling time, penambahan trayek angkutan laut perintis, dan penurunan harga sejumlah komoditas. Berbagai kebijakan strategis dibidang maritim ini juga memerlukan penataan fungsi kelembagaan yang baik, termasuk penguatan dan perbaikan koordinasi dan sinergi antar lembaga, terutama dalam internal kementerian harus ada koordinasi antara Kementerian Luar Negeri dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan apabila terjadi resistensi akibat penegakan hukum laut Indonesia oleh negara-negara lain. Dengan demikian, dalam mengarahkan pelaksanaan kebijakan kedaulatan maritim yang dilaksanakan melalui hubungan politik internasional ini juga harus sesuai dengan kepentingan nasional, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga stabilitas politik dan keamanan. Perwujudan kedaulatan maritim yang ideal selayaknya menjadi acuan bagi penyusunan strategi ke depan. Indikator kedaulatan maritim yang ideal adalah tata kelola potensi maritim yang diolah secara maksimal dan memperhatikan aspek lingkungan keberlanjutan, Armada keamanan dan pertahanan laut yang semakin mapan, serta kemampuan hubungan diplomasi politik yang bertimbal-balik dan tidak merugikan. 3.2 Saran Agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi utamanya dilengkapi pembahasannya agar pembaca dapat lebih mengerti.Selain itu,kami selaku penulis dan penyusun makalah ini mengharapkan kritik dan saran. 14 DAFTAR PUSTAKA http://kesmas-id.com/pentingnya-memahami-politik-kesehatan/ https://123dok.com/document/q7x6vvry-sejarah-dan-politik-maritimindonesia.html https://brainly.co.id/tugas/14172839 https://brainly.co.id/tugas/28051753 https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/dejure/article/view/688/pdf_1 https://images.app.goo.gl/f5ov5ev3TvrsqudH9 https://images.app.goo.gl/pz3QynzATSCtA5iH6 https://images.app.goo.gl/ycjACdHK1aTM92JW8 https://jurnal.dpr.go.id/index.php/politica/article/view/302 https://sukasada.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/kebijakan-pemerintahdalam-bidang-ekonomi-59 https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/read/2020/10/16/1506210 69/peran-dan-fungsi-lembaga-politik https://www.slideshare.net/samsir07/kemaritiman-indonesia 15