Uploaded by User124994

Makalah Kelompok 1 PAK

advertisement
MAKALAH
Isu Akuntansi Keuangan, Kualitas Akuntasi,
Convergence of International Financial Reporting Standards and Practices
Dosen Pengampu : Dr. Novita Indrawati, SE, M.Si, Ak, CA
Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pelaporan Akuntansi Keuangan
Disusun oleh :
KELOMPOK 1
JUSNALA YANTI
2110246889
SHAVIRA MAULYDIA
2110246989
TUMPAL PANDIANGAN
2110247008
RIYAN HIDAYAT
2110246760
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..............................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN .......................................................................
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Isu Akuntansi ......................................................................
4
2.2
Pengertian dan Manfaat Akuntansi ...................................... 10
2.3
Kualitas Akuntansi .............................................................. 11
2.4
Convergence of International Financial Reporting
Standards (IFRS) ................................................................. 13
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Pro Kontra Konvergensi IFRS ............................................. 21
3.2
Contoh Kasus ..................................................................... 25
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pelaporan keuangan merupakan sebuah wujud pertanggungjawaban
manajemen atas pengelolaan sumberdaya perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Sedangkan laporan keuangan itu sendiri
merupakan salah satu sumber informasi keuangan perusahaan yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan. Pelaporan keuangan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suatu perusahaan. Pelaporan
keuangan menyediakan berbagai informasi yang berkaitan dengan perusahaan,
seperti posisi keuangan maupun kinerja dari perusahaan. Pelaporan keuangan ini
berasal dari proses akuntansi yang meliputi pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan dan sarana komunikasi ekonomi. Pelaporan keuangan perusahaan
terdiri dari Neraca, Pelaporan Laba Rugi, Pelaporan Perubahan Ekuitas,
Pelaporan Arus Kas, dan Catatan atas Pelaporan Keuangan.
Keputusan dan perilaku para investor dipengaruhi oleh seberapa baik
pelaporan keuangan perusahaan yang menjadi dasar keputusannya. Pelaporan
keuangan yang baik dan berkualitas akan memberikan gambaran kinerja
perusahaan dan prospek perusahaan di masa datang yang jelas kepada investor,
sehingga kualitas dari suatu laporan keuangan sangat dipertaruhkan dalam
perusahaan, karena menyangkut keberlangsungan umur perusahaan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Isu Akuntansi
Artikel Wallman, Steven M H tentang The Future of Accounting and
Disclosure in An Evolving World: The Need for Dramatic Change ini
membahas tentang perdebatan akuntansi mengenai opsi saham yang disertai
dengan langkah atau pendekatan dalam bentuk solusi yang diambil oleh FASB.
Dengan diangkatnya berbagai isu akuntansi yang terjadi terkait dengan
pengungkapan perusahaan dan pelaporan akuntansi yang menjadi perhatian
khusus oleh sejumlah kalangan. Akuntan sebagai profesi yang turut serta
membantu SEC dalam tanggungjawabnya untuk mengadopsi standar akuntansi
untuk perusahaan publik dan menyebarluaskan standar audit dengan tujuan agar
informasi yang berkualitas tinggi dapat diperoleh. Tanpa akuntan untuk menjamin
kualitas dan integritas informasi keuangan, pasar modal akan jauh kurang efisien,
biaya modal akan jauh lebih tinggi, dan standar hidup kita akan lebih rendah. Hal
inilah yang menyebabkan akuntan dikatakan sebagai penjaga gerbang pasar
keuangan. Profesi akuntansi telah melakukan fungsi yang menjanjikan masyarakat
sejumlah manfaat, termasuk risiko investasi yang lebih rendah dan alokasi sumber
daya yang lebih baik.
Pelaporan keuangan perusahaan dan pengungkapan perusahaan yang ada
dalam konteks yang dinamis, terus berubah sejalan dengan dunia bisnis. Kondisi
demikian menuntut perusahaan agar mampu beradaptasi dengan struktur
perusahaan, pemanfaatan, dan pengembangan instrumen yang canggih. Para analis
mencoba mengetahui atau memprediksi laba atau arus kas yang memerlukan
informasi berbeda dari manajer dalam meninjau alokasi dan pemanfaatan aset.
Investor mencoba untuk menggunakan langkah-langkah yang relatif baru seperti
nilai tambah ekonomis. Keragaman pengguna mempersulit tugas mengintip ke
masa depan. Hal ini sangat penting bagi kita yang terlibat dalam bisnis
pengungkapan keuangan. Jika kita tidak mengembangkan sistem dan mekanisme
yang inovatif dan canggih, maka kita akan menghadapi risiko sebagai profesional
4
pengungkapan yang terpinggirkan, secara mekanis melakukan hal yang sama kita
lakukan sebelumnya karena kita tidak mampu, atau tidak mampu melakukan apa
pun dan menghasilkan produk yang semakin kurang berguna dan kurang berharga.
Akibatnya, kita akan merugikan orang-orang yang mengandalkan kita sebagai
peserta di pasar keuangan, manajemen, regulator, dan lain-lain yang harus
membuat keputusan berdasarkan informasi keuangan.
Terdapat empat isu akuntansi dan pengungkapan yang luas yang mungkin
sangat penting untuk masa depan pelaporan keuangan :
1. Pengakuan dan pengukuran manfaat dan kewajiban bisnis, dengan kata lain,
apa yang kita harus laporkan dalam laporan keuangan suatu perusahaan;
2. Ketepatan waktu pelaporan keuangan, dengan kata lain, kapan harus diakui
item yang akan dilaporkan;
3. Konsep perusahaan, dengan kata lain, apa yang kita ukur; dan
4. Saluran distribusi dan menengah, dengan kata lain, di mana dan bagaimana
kita mendistribusikan informasi ini.
Berikut penjelasan mengenai isu akuntansi :
A. Pengakuan dan Pengukuran
Sebagian besar aset yang "berwujud" dan dengan pengecualian tertentu
diakui pada nilai wajar saat ini. Tentu saja, nilai tercatat beberapa aset seperti
tanah atau sumber daya alam (misalnya, kayu, tambang, minyak dan gas) bisa
secara signifikan tidak sinkron dengan nilai saat ini, tetapi gagasan penilaian
triwulanan atau tahunan dipandang tidak praktis. Demikian pula, mengukur
nilai aset menggunakan indeks perubahan spesifik aset kategori harga atau nilai
pasar jika diketahui ide yang telah direview di masa lalu dan hal tersebut perlu
digali lagi, dan masih dipandang tidak praktis.
Keprihatinan yang kemudian timbul, adalah bahwa ada sejumlah besar
pengukuran aset yang buruk melalui akuntansi biaya historis dan, yang lebih
penting, bahwa kita memiliki seluruh kategori aset yang tidak diakui sama
sekali. Dan masalahnya semakin parah. Secara khusus, itu adalah kelompok
terakhir dari aset - mereka yang bahkan tidak diakui - yang merupakan
5
pertumbuhan tercepat dan paling penting bagian dari sebagian besar
perusahaan baru kami. Dalam beberapa tahun terakhir, misalnya, perusahaan
jasa terdiri dari segmen dengan pertumbuhan tercepat dari perekonomian kita.
Satu ide perlu ditelusuri untuk membuat laporan keuangan lebih relevan,
sementara mengakui ketidakpastian yang berkaitan dengan pengukuran aset
tidak berwujud, akan mengungkapkan pengukuran seperti di lokasi di luar
laporan keuangan tradisional.
B. Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
Percepatan peristiwa yang mempengaruhi perusahaan secara signifikan
telah mulai membuat sistem audit tahunan kami dan laporan triwulanan agak
usang. Sekali lagi, jika seseorang memiliki beberapa tahun laporan keuangan
tahunan yang telah diaudit, ada kemungkinan yang baik untuk dapat
memprediksi, setidaknya dalam rentang yang wajar, kinerja selama tahun
depan. Dan dengan laporan keuangan tahun depan, orang bisa memprediksi,
sekali lagi dalam beberapa rentang yang wajar, kinerja keuangan tahun
berikutnya.
Laporan
tahunan
dan
kuartalan
bahkan
tidak
menangkap
dan
mengkomunikasikan perkembangan materi dalam waktu yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi pasar. Siklus produk telah diperpendek dan
produk perusahaan secara keseluruhan menjadi usang jauh lebih cepat
dibandingkan
sebelumnya.
Sebagai
contoh,
kita
telah
menyaksikan
perkembangan pesat derivatif tertentu yang mungkin terkena fluktuasi pasar
bulanan, mingguan, dan bahkan harian yang signifikan. Instrumen ini dapat
menyebabkan pergeseran material dalam nilai portofolio perusahaan dan
bahkan mungkin membahayakan seluruh modal suatu perusahaan dalam
hitungan beberapa bulan atau kurang. Konsep mark-to-market dapat membantu
dalam mengkomunikasikan risiko bisnis dalam konteks ini dan jenis
pengungkapan nilai risiko mungkin bisa lebih berguna, tetapi bahkan
perkembangan ini dibatasi oleh sejauh mana mereka diungkapkan secara tepat
waktu.
6
Pengembangan sistem yang memenuhi kebutuhan akan informasi
keuangan yang tepat waktu sangat diperlukan dalam hal ini. Dengan kata lain,
dalam menilai masa depan akuntansi harus menurunkan biaya modal dengan
mengurangi risiko dan menuntut pengembalian. Itu dilakukan, sebagian,
dengan meningkatkan aliran informasi yang relevan ke pasar pada waktu yang
tepat.
C. Konsep Perusahaan
Ada perusahaan publik dengan beberapa anak perusahaan publik, masingmasing dengan joint venture, perjanjian lisensi, dan afiliasi lainnya. Semakin
longgar afiliasi perusahaan dalam usaha patungan atau hubungan pelangganpemasok yang meniru bentuk perusahaan terintegrasi dan larut dalam hitungan
bulan atau bahkan minggu. Ini akan menjadi tantangan untuk menentukan
bagaimana seseorang untuk menjelaskan perusahaan-perusahaan virtual dalam
cara yang tepat waktu akurat dan adil atas ukuran pendapatan, arus kas, dan
aset riil dan yang membuat rasa sedikit dari perspektif pengguna laporan
keuangan. Saat GAAP dan SEC bekerja sama untuk membuat persyaratan
pelaporan untuk mengikuti perubahan yang cepat dalam struktur dan fungsi
perusahaan yang telah terjadi pada kita. Kami telah memulai perencanaan yang
diperlukan untuk mengantisipasi bagaimana mengatasi perkembangan masa
depan.
Revolusi informasi bergerak ke dataran tinggi baru di mana bisnis dapat
beroperasi, misalnya di perusahaan-perusahaan virtual jauh lebih fleksibel,
cepat, dan dengan kelincahan yang lebih besar daripada sebelumnya. Dan
perubahan ini, menemukan kebebasan baru, bukan satu tahap, tetapi jenis.
Pelaporan keuangan harus diperiksa pada tingkat konseptual dan perubahan
yang diperlukan dalam pelaporan tersebut untuk mengakomodasi perubahan
yang terjadi dalam bisnis yang mungkin terjadi di dasar pelaporan keuangan itu
sendiri.
7
D. Informasi Saluran Distribusi
Untuk
memastikan
kegunaan
lanjutan
pelaporan
keuangan
dan
pengungkapan, kita harus mengakui bahwa saluran distribusi saat ini dan
metode diseminasi dan analisis memiliki banyak hubungannya dengan apa
yang dilaporkan sesuai konsep dasar yang ditentukan GAAP. Secara tradisional
kami bergantung pada SEC dan laporan berkala kepada pemegang saham,
analis, dan lain-lain untuk menginformasikan pasar tentang kesehatan
keuangan perusahaan. Hanya baru-baru ini kami membuat kemajuan dalam hal
mengembangkan sistem komputerisasi untuk mendistribusikan informasi ini,
seperti melalui Electronic Data Gathering and Retrieval System (EDGAR) atau
melalui vendor komersial, seperti Lexis / Nexis.
Sudah tidak praktis secara fisik untuk memberikan banyak informasi
terpilah karena belum ada mekanisme yang wajar untuk mendistribusikan
seperti sejumlah besar informasi dan yang lebih penting, belum ada mekanisme
yang wajar untuk menganalisis itu. Sederhananya, pengguna membutuhkan
informasi agregat karena tanpa itu, informasi yang terpilah itu tak terduga.
Pengguna informasi tertentu sudah memiliki sarana untuk melakukan
analisis tingkat tinggi pada informasi yang dipilah. Analis sering menghabiskan
banyak waktu dan usaha mencoba untuk menguraikan informasi dikumpulkan
oleh akuntan dan persyaratan akuntansi. Di masa depan, pengguna akhir jelas
akan memiliki akses ke analisis dan database elektronik yang akan membuat
informasi ini sangat berguna dan tepat waktu kepada mereka - jika disediakan.
Satu bayangan dari sebuah dunia di mana informasi ini dapat diberikan melalui
akses on-line langsung untuk memilih bagian-bagian dari sistem informasi
manajemen perusahaan, sehingga memungkinkan pengguna akhir untuk
mengambil dan menganalisis data untuk keperluan internal mereka sendiri dan
tiba pada keputusan lebih dekat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Keempat isu diatas merupakan suatu problematik akuntansi yang dihadapi
sejumlah kalangan karena berbagai kondisi atas tuntutan dari gejala perubahan
strutur bisnis yang dinamis. Hal ini dapat dilihat dari saat pengakuan dan
pengukuran suatu aset dianggap tidak paktis dimana dilain pihak tuntutan atas
8
laporan keuangan yang besifat relevan, reliabel, dan tepat waktu sangat diperlukan
dalam dunia bisnis. Selain itu laporan keuangan diharapkan untuk mampu
menangkap dan mengkomunikasikan perkembangan materi dalam waktu yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi pasar. Ini merupakan suatu tantangan
dalam ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dengan adanya kemajuan dalam hal
sistem komputerisasi untuk mendistribusikan informasi, seperti melalui Electronic
Electronic Data Gathering and Retrieval System (EDGAR) atau melalui vendor
komersial, seperti Lexis/Nexis dapat membantu para pengguna informasi untuk
mendapatkan informasi agregat karena sudah tidak praktis lagi untuk memberikan
informasi yang terpilah.
Lembaga AICPA dalam mengatasi beberapa masalah akuntansi telah
melakukan 2 upaya antara lain Upaya pertama adalah oleh Komite Jenkins
(Pansus
AICPA
tentang
Pelaporan
Keuangan)
yang
didakwa
dengan
mengidentifikasi informasi perusahaan harus memberikan kepada para investor
dan kreditur sejauh mana auditor harus dikaitkan dengan informasi tersebut.
Perubahan tersebut akan menyebabkan meningkatnya ketergantungan pada
kontrol internal dan keputusan akuntansi perusahaan itu sendiri. Akuntansi
kemudian akan memberikan, lebih dari sebelumnya, nilai tambah yang
memungkinkan alokasi sumber daya yang efisien yang mendorong kapitalisme
dan mendasari demokrasi kita.
Dengan adanya gejolak bisnis yang dramatis maka tindakan yang sebaiknya
diambil adalah bagaimana pihak-pihak terkait berani mengambil suatu tindakan
dalam rangka memenuhi dan menciptakan pelaporan keuangan dan pengungkapan
yang relevan dalam dunia bisnis. Kemajuan dalam ketersediaan informasi yang
efisien, likuid, handal dalam pasar modal sangat diperlukan agar terhindar dari
ketertinggalan perkembangan dunia bisnis yang semakin kompleks dan berbagai
kondisi yang tidak diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari tidak hanya para investor,
kreditur, maupun stakeholders yang membutuhkan informasi akuntansi yang
handal dalam siklus pelaporan dan investasi di pasar modal. Oleh karena itu
kemajuan untuk mendukung laju pertumbuhan pelaporan dan pengungkapan
perusahaan dalam perkembangan dunia bisnis.
9
2.2 Pengertian dan Manfaat Akuntansi
Pengertian akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur,
mencatat, dan menyajikan informasi keuangan secara jelas dan sistematis dari
data keuangan perusahaan atau perorangan yang dinyatakan dalam satuan mata
uang untuk mengambil keputusan, seperti yang didefinisikan oleh Akuntansi
Indonesia. Namun ada juga pengertian lain mengenai akuntasi yaitu dari
organisasi American Institute of Certified Public Accounting (AICPA), akuntansi
adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan
dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi, serta kejadian-kejadian yang bersifat
finansial dan penafsiran hasil-hasilnya. Financial Accounting Standards Board
(FASB) juga mendefinisikan apa itu akuntansi. Menurut FASB akuntansi
diartikan sebagai kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif
yang kemudian digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi.
Berbicara mengenai manfaat ilmu akuntansi tentunya tidak lepas dari
informasi laporan keuangan yang disajikan perusahaan dalam pengambilan
keputusan. Manfaat yang akan kita peroleh jika data yang disajikan sesuai prinsip
dan akurat, maka para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan
dengan tepat, dan sebagai alat pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik
perusahaan, serta dapat mengetahui perkembangan suatu perusahaan dari tahun
ketahun.
Disamping manfaat umun informasi akuntansi, juga terdapat manfaat khusus
akuntansi, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya berkaitan dengan
perubahan harta, kewajiban dan modal suatu perusahaan yang dihasilkan akibat
kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan.
2. Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan
keuangan untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam memperoleh
keuntungan.
3. Memberikan informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan seperti
informasi tentang kebijakan yang dijalankan perusahaan.
10
4. Memberikan informasi penting seperti kegiatan pembiayaan, transaksi dan
investasi.
2.3 Kualitas Akuntansi
Terdapat karakteristik mengenai laporan keuangan yang harus ada dalam
setiap jati diri para akuntan agar hasil laporan keuangan yang dibukukan sesuai
dengan kenyataan mutlaknya, sehingga pemimpin perusahaan dapat mengambil
keputusan dengan tepat.
Berikut Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan menurut PSAK (2017)
adalah sebagai berikut :
1.
Dapat dipahami
Informasi dalam laporan keuangan dianggap berkualitas jika memiliki
kemudahan untuk dipahami pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi,
serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2.
Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebuuthan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Kualitas informasi harus dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa
lalu.
3.
Materiality
Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keungan.
4.
Keandalan
Informasi memilki kualitas yang handal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya
disajikan secara wajar diharapkan dapat di sajikan.
11
5.
Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari
resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari pada apa yang seharusnya
digambarkan.
6.
Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya
bentuk hukum. Subtansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten
dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.
7.
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugi.
8.
Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidak pastian suatu
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dengan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul.
9.
Kelengkapan
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laoran keuangan harus lengkap dalam
batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat Dibandingkan
Pemakai dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
Dengan laporan keuangan yang berkualitas, maka sangat membantu para
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Baik bagi perusahaan
12
yang menyediakan laporan keuangan (pihak internal) maupun pengguna laporan
keuangan tersebut (pihak eksternal). Biasanya laporan keuangan sering juga
disebut sebagai produk akhir dari proses akuntansi. Tujuan disusunnya laporan
keuangan untuk dapat menyediakan sebuah informasi mengenai posisi keuangan
dalam format laporan keuangan, kinerja suatu perusahaan serta perubahan yang
terjadi pada keuangan suatu perusahaan yang memiliki manfaat untuk pemakai
laporan keuangan dalam suatu pengambil keputusan atau kebijakan.
Dengan laporan keuangan yang berkualitas, maka akan menjamin
keberlangsungan hidup perusahaan.
2.4 Convergence of International Financial Reporting Standards (IFRS)
Konvergensi IFRS
Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik
pertemuan atau memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah
penyamaan bahasa bisnis. Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar
pelaporan keuangan. Indonesia memiliki Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) sebagai satusatunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis” perusahaan-perusahaan di
Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board (FASB). Uni
Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya. Setiap negara
menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu
dengan yang lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang
disajikan di antara negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan
bahasa yang sama. Perbedaan standar ini pada ujungnya akan menghambat para
pelaku bisnis internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya.
Standar akuntansi yang kurang baik dan berbeda-beda mengakibatkan
informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan, tidak relevan, tidak transparan bagi semua stakeholder. Kebutuhan
akan likuiditas pasar uang dan modal dihampir semua negara dalam
13
mensejahterakan rakyatnya menuntun mereka kepada kesatuan standar tunggal
pelaporan akuntansi berkualitas tinggi dan kerangka akuntansi berbasiskan
prinsip, yang meliputi penilaian profesional yang kuat dengan disclosures yang
jelas dan transparan mengenai substansi ekonomi transaksi, penjelasan hingga
mencapai kesimpulan tertentu, dan akuntansi terkait transaksi tersebut. Dengan
demikian, pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah mem-bandingkan
informasi keuangan entitas antarnegara di berbagai belahan dunia.
Permasalahan akan kebutuhan standar yang berkualitas tersebut menuntun
akan pengadopsian IFRS (International Financial Reporting Standard) yang
berdasar atas adanya peningkatan kualitas akuntansi dan keseragaman standar
internasional. Hal tersebut yang melatar-belakangi perlunya adopsi IFRS.
Pengadopsian standar akuntansi inter-nasional ke dalam standar akuntansi
domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki tingkat
kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan semakin tinggi
sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula, manajemen akan memiliki
tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan
perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan laporan
keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi yang
valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan (Petreski,
2006).
IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan
dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk
dibandingkan dengan SAK negara lain. Program konvergensi PSAK ke IFRS
telah dicanangkan IAI pada Desember 2007. Konvergensi IFRS di Indonesia
dilakukan secara bertahap dan ditargetkan akan selesai pada tahun 2012
(BAPEPAM–LK,2012). Pemerintah Indonesia sangat mendukung program
konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan kesepakatan antara negaranegara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah untuk menciptakan
satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara internasional.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mencanangkan bahwa Standar akuntansi
14
internasional (IFRS) akan mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2012 secara
keseluruhan atau full adoption (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2012).
Perbandingan antara IFRS dan PSAK menurut IAI
Sumber: www.iaiglobal.or.id
IFRS (International Financial Reporting Standards) merupakan standar
akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard
Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional (International Accounting
Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar
Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi
Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal
(IFAC). International Accounting Standard Board (IASB) merupakan lembaga
independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini memiliki tujuan
mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi global yang
berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan.
Penggunaan IFRS sebagai standar akuntansi internasional semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat, saat ini lebih dari 142 negara sudah
melakukan konvergensi ke IFRS. Dan diperkirakan akan semakin banyak negara
15
di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar modalnya sudah
mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris, Perancis,
Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk Amerika
Serikat sudah melakukan konvergensi ke IFRS. Untuk Indonesia, sejak revisi
PSAK tahun 1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar
PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi
yang ditujukan dalam bentuk konvergensi. Sebagai langkah awal, Dewan Standar
Akuntansi
Keuangan
Ikatan
Akuntan
Indonesia
(DASK-IAI)
mengkonvergensikan PSAK secara penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu
tahap adopsi, persiapan akhir, dan implementasi. Tahap adopsi dilakukan pada
periode 2008-2011, meliputi aktivitas adopsi seluruh PSAK ke IFRS, persiapan
infrastruktur, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku. Dengan demikian,
konvergensi PSAK diharapkan dapat meningkatkan kualitas standar akuntansi
keuangan dan mengurangi biaya penyusunan, meningkatkan kredibilitas dan
kegunaan laporan keuangan melalui peningkatan kualitas dan daya banding serta
menyelaraskan dengan pengaturan yang berlaku secara internasional.
Sasaran konvergensi yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah
merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009,
yang berlaku efektif tahun 2011/2012. Skema menuju konvergensi penuh dengan
IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut (1) Pada akhir 2010,
diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK, (2) Tahun 2011
merupakan tahun penyiapan seluruh struktur pendukung untuk implementasi
PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS, dan (3) Tahun 2012 merupakan
tahun implementasi, di mana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh
perusahaan-perusahan yang memiliki akuntabilitas publik.
16
Roadmap konvergensi IFRS dapat dilihat sebagai berikut :
Sumber: www.iaiglobal.or.id
Dengan diimplementasikannya IFRS untuk menggantikan PSAK yang
terdahulu, maka timbul dampak terhadap sistem akuntansi dan pelaporan sebagai
berikut.
Pertama,
penyajian
laporan
keuangan,
yaitu
konsep
Other
Comprehensive Income (OCI) di dalam laba rugi komprehensif; perubahan
definisi-definisi seperti kewajiban (liabilitas) dan hak minoritas menjadi bagian
non pengendali (non-controlling interest); pos luar biasa tidak lagi diperbolehkan;
klasifikasi instrumen keuangan; dan perubahan nama laporan keuangan. Kedua,
pengukuran laporan keuangan, yaitu peningkatan penggunaan nilai wajar (fair
value); standar IFRS lebih condong kepada penggunaan nilai wajar, terutama
untuk properti investasi, beberapa aset tak berwujud, aset keuangan, dan aset
biologis. Dengan demikian, diperlukan sumber daya yang kompeten untuk
menghitung nilai wajar atau bahkan perlu menyewa jasa konsultan penilai,
terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif; penggunaan
estimasi dan “judgement”; akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip,
akan lebih banyak dibutuhkan “judgement” untuk menentukan bagaimana suatu
17
transaksi
keuangan
dicatat.
Ketiga,
pengungkapan,
yaitu
persyaratan
pengungkapan yang lebih banyak dan lebih rinci; IFRS mensyaratkan
pengungkapan berbagai informasi tentang risiko, baik kualitatif maupun
kuantitatif; dan pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan data
/informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh
manajemen.
Konvergensi IFRS di Indonesia
Pada tahun 2008 pemerintah mencanangkan standar internasional, yaitu
IFRS sebagai standar akuntansi Indonesia yang baru dengan perkiraan penerapan
secara penuh akan terjadi pada tahun 2012. Pemerintah, melalui Bapepam-LK
(saat ini OJK) dan Kementrian Keuangan sangat mendukung program
konvergensi PSAK ke IFRS karena hal tersebut dinilai sejalan dengan salah satu
kesepakatan pemimpin negara-negara yang tergabung dalam G20, yaitu
menciptakan satu set standar akuntansi berkualitas yang berlaku secara
internasional. Pengadopsian standar akuntansi internasional kedalam standar
akuntansi domestik bertujuan menghasilkan laporan keuangan yang memiliki
tingkat kredibilitas tinggi, persyaratan akan item-item pengungkapan akan
semakin tinggi sehingga nilai perusahaan akan semakin tinggi pula. Manajemen
akan memiliki tingkat akuntabilitas tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan
keuangan perusahaan menghasilkan informasi yang lebih relevan dan akurat, dan
laporan keuangan akan lebih dapat diperbandingkan dan menghasilkan informasi
yang valid untuk aktiva, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan
(Peterski, 2006).
Tujuan Adopsi IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan
keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
1. Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan (comparable)
sepanjang periode yang disajikan.
18
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada
IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
Manfaat Adopsi IFRS
Adopsi standar akuntansi dan pelaporan keuangan telah di anggap sebagai
suatu hal yang mendesak yang harus dilakukan oleh setiap negara termasuk
Indonesia sebagai negara berkembang. Melakukan perubahan ke IFRS, artinya
mengadopsi bahasa pelaporan global, yang akan membuat pelaporan keuangan
perusahaan dimengerti oleh global market (pasar dunia). Dengan Indonesia
mengadopsi penuh IFRS, maka laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK
tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan
IFRS. Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan menggunakan SAK
yang dikenal secara internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar
modal global secara global.
4. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi
kesempatan untuk melakukan earning management. (Zamzami, 2011)
Kendala dalam Konvergensi IFRS
Dalam melakukan konvergensi IFRS, tidak selamanya berjalan mudah, tapi
juga
ada kendala-kendala yang dihadapi, diantaranya:
1.
Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumberdaya.
2.
IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS
masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
19
3.
Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4.
Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak
metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5.
Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke
IFRS.
6.
Support pemerintah terhadap issue konvergensi.
7.
Biaya yang cukup tinggi untuk mengadopsi IFRS. (Zamzani, 2011)
20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pro-Kontra dan Dampak Konvergensi IFRS
IFRS telah digunakan lebih dari 150-an Negara, termasuk Jepang,China,
Kanada dan 27 negara Uni Eropa. Bagi perusahaan yang Go-International
meang tidak ada pilihan lain selain menerapkan IFRS. Jika sebuah Negara
beralih ke IFRS, artinya Negara tersebut sedang mengadopsi sistem
penginformasian / pelaporan keuangan global yang membuat bisnsisnya dapat
dimengerti oleh dunia. Namun beralih ke IFRS bukanlah sekedar angka, tapi
juga mengubah pola pikir dan tata cara semua elemen di dalam perusahaan.
IFRS dibuat oeh IASC, lembaga khusus menangani masalah standar
akuntansi global yang mana tujuannya untuk memastikan bahwa laporan
keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam
laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
 Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang
periode yang disajikan.
 Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan
IFRS.
 Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna.
Dengan beberapa latar belakang tersebut maka banyak Negar didunia
telah melakukan upaya untuk menghadapi IFRS, yang mana langkah tersebut
disebut Konvergensi. Indonesia sebagai salah satu Negara Asia yang sudah
dikatakan maju juga telah melihat permasalahan ini pada tahun 2006-2008.
Indonesia melakukan adopsi tidak penuh, karena adanya perbedaan sifat
bisnis dan regulasi di Indonesia. Oleh karena itu SAK milik Indonesia
sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan konvergensi
IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan
dengan Negara-negara G-20. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
21
transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Namun pada zaman
itu ternyata kondisi Indonesia belum berpihak untuk adopsi di tahun 2008 dan
mengalami kemunduran menjadi tahun 2012. Hal ini dikarenakan beberapa
hal kondisi politik juga banyak pihak yang terpecah belah pendapatnya
mengenai adopsi IFRS ini menjadi pihak pro dan kontra.
Pendapat Pro datang dari Negara penganut IFRS yang menyatakan
kesatuan standar menjadi satu untuk Negara-negara seduni akan mempunyai
banyak manfaat, yaitu :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi dapat bergerak di seluruh
dunia tanpa hambatan. Standar pelaporan keuangan berkualitas tinggi yang
digunakan secara konsisten di seluruh dunia akan memperbaiki efisiensi
alokasi lokal.
2. Investor dapat membuat keputusan lebih baik
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses pengambilan keputusan
mengenai merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas pembuatan standar dapat
disebaran dalam mengembangkan standar global yang berkualitas tinggi.
Secara spesifik mereka juga menjelaskan kualitas manfaat dari diterapkannya
IFRS :
1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Mengurangi biaya SAK
3. Meningkatkan kreadibilitas dan kegunaan laporan keuangan
4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5. Meningkatkan transparansi keuangan
6. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan
7. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana
melalui pasar modal.
Sedangkan pihak kontra menilai bahwa IFRS adalah cara licik beberapa
Negara dan KAP besar untuk meraup keuntungan untuk diri mereka sendiri.
Dari perpecahan pro dan kontra ini sampai saat ini ada banyak Negara yang
22
belum adopsi IFRS, lalu muncullah istilah Negara sukarela dan tidak. Negara
sukarela umumnya Negara yang maju dalam bidang regulasi dan kondisi
lingkungan yang baik sehingga memungkinkannya adopsi IFRS secara
langsung dan cepat. Berbeda dengan Negara yang tidak sukarela, yang
umumnya masih berkembang dan dalam lingkungan regulasi standar
akuntansinya belum sebaik Negara sukarela lainnya.
Meskipun demikian, tetap saja Negara-negara lain terus berminat untuk
adopsi IFRS. Terbukti dalam penelitian Kim Dan Ski dalam jurnal
Christensen,H. B. (2012) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS oleh Negaranegara
di
dunia
mengalami
peningkatan
secara
bertahap.
Menurut
penelitiannya hal itu disebutkan dari temuannya tentang pengaruh IFRS
terhadap harga saham perusahaan yang menerapkan standar tersebut. Terbukti
bahwa 59% saham Negara adopsi IFRS secara sukarela meningkat dan hal
tersebut mengindikasikan lingkungan yang mendukung untuk masuknya arus
investasi oleh investor. Dari penjelasan sebelumnya diketahui bahwa memang
benar selain jurnal Kim dan Shi, banyak jurnal lagi yang mendukung bukti
tersebut dan menyatakan bahwa adopsi IFRS mengarah ke manfaat pasar
modal yang signifikan.
Kim dan Shi memberikan bukti berdasarkan sampel perusahaan dari 34
negara yang mengadopsi IFRS secara sukarela dari tahun 1998-2004. Mereka
menggunakan sinkroniitas harga saham sebagai inverse ukuran informasi
spesifik perusahaan dalam stok harga dan menunjukkan bahwa harga saham
menggabungkan
informasi
spesifik
perusahaan
lebih
untuk
sukarela
pengadopsi IFRS dari perusahaan GAAP local. Mereka menarik 3 kesimpulan,
yaitu :
1. IFRS meningkatkan lingkungan informasi dengan memfasilitasi aliran
informasi spesifik perusahaan ke pasar, hali ini dapat terlihat dari laporan
keuangan interimnya dalam laporan tahunan
23
2. Lebih baik IFRS segera diterapkan untuk terhindar dari informasi yang tidak
berpihak dari mereka para analis. Dalam beberapa buktinya mereka yang
adopsi IFRS umumnya lebih dipercaya daripada pendapat para analis.
3. Adopsi IFR dapat menggantikan lembaga-lembaga yang lemah, yang artinya
selain peruahaan pengadopsi IFRS menjadi lebih baik, banyak institusi
regulator akan menjadi lebih baik.
Kim dan Shi berpendapat bahwa semakin rendah sinkronitas harga saham
untuk pengadopsi sukarela IFRS konsisten dengan lingkungan informasi yang
ditingkatkan karena adopsi IFRS. Para pendukung IFRS akan menemukan
bukti yang menarik bahwa kapitalisasi pasar komprehensif terhadap standar
akuntansi akan meningkatkan transparansi atas standar akuntansi nasional. Jika
menurut Kim dan Shi memang terdapat kaausalitas yang seimbang antara biaya
dan manfaat, berbeda dengan pendapat (Ball 2006; Daske et al.2011) yang
menjelaskan perbedaan biaya dan manfaat akan terjadi tergantung pada situasi
Negara itu sendiri. Ball dan Daske menjelaskan bahwa Negara dengan
penegakan regulasi yang rendah akan berpandangan bahwa adopsi IFRS
merupakan standar yang akan mengeluarkan banyak biaya daripada manfaat
yang diterima. Lalu bagaimana dengan implementasinya di Indonesia?
Menurut Uun et al.(2016), di Indonesia juga masih terdapat pihak-pihak yang
menentangnya, alasannya adalah pemahaman yang masih kurang karena IFRS
menggunakan full bahasa inggris yang berarti kita harus menerjemahkannnya
secara keseluruhan. Dan anggapan bahawa perubahan ini memerlukan biaya
lumayan besar.
Dampak penerapan IFRS di Indonesia lebih besar dan butuh biaya besar
dalam penerapannnya khususnya dibidang pendidikan seperti :
1. Banyak menggunakan professional judgment
2. Banyak menggunakan vair value accounting
3. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat
berbeda dengan IFRS lain.
4. Semakin meningkatnya ketergantungan ke professional lain.
5. Perubahan text-book dari US GAAP ke IFRS.
24
Terdapat bukti juga biaya yang harus dikeluarkan untuk investasi di
bidang teknologi dan informasi untuk mendukung penerapan IFRS tidak lah
sedikit. Ditambah lagi dengan biaya pelatihan (training) IFRS bagi karyawan
juga tidaklah sedikit. Sekedar informasi, biaya training IFRS berkisar 3-5juta
per orang. Ini bukan biaya yang murah bagi perusahaan menengah.
Dan salah satu perbedaan yang paling menonjol antara PSAK dengan
IFRS adalah perbedaan tentang metode pencatatan laporan keuangan dimana
pada Konsep Dasar Akuntansi Keuangan mengenal istilah Hystorical Cost
yang artinya dimana pada sebuah pembelian sebuah asset maka akan dicatat
sebesar harga perolehan yang kita keluarkan pada saat membeli asset tersebut.
Sedangkan dalam IFRS tidak dikenal Hystorical Cost/Harga Perolehan ini,
dalam IFRS hanya dikenal Fair Value/Nilai saat ini. Perbedaan ini nantinya
akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan suatu perusahaan yang
ujungnya akan berdampak pada pembayaran pajak perusahaan tersebut.
3.2 Contoh Kasus
PT. Surya Pratama adalah perusahaan dibidang furniture yang berdiri
sejak tahun 1991, perusahaan ini sebelumnya hanya perusahaan bertaraf
nasional yang semakin lama semakin maju dan hingga sekarang memiliki
pencapaian omset hingga milyaran rupiah, suatu ketika perusahaan ini ingin
mengembangkan
jangkauan
usahanya
hingga
tingkat
internasional.
Sebelumnya perusahaan ini menggunakan PSAK sebagai standar dalam
pembuatan laporan keuangannya tetapi ketika perusahaan ini ingin Go
Internasional maka mau tidak mau perusahaan ini harus mengubah standar
keuangannya dengan menggunakan IFRS karena IFRS standar laporan
keuangan yang berlaku diseluruh dunia.
Ketika masih menganut PSAK maka PT. Surya Pratama mencatat
pembelian aktiva tetap dalam hal ini contohnya Tanah sebesar harga
perolehan saat membeli tahun 1991 sebesar Rp 5000/meter. Ketika
perusahaan ini berniat untuk Go Internasional maka standar pembuatan
laporan keuangannya pun harus diubah menjadi IFRS, karena dalam IFRS
25
tidak diakui adanya hystorical cost maka nilai asset tanah PT. Surya Pratama
dicatat sebesar nilai/harga tanah saat ini yaitu Rp 5.000.000/meter.
Perubahan metode pencatatan ini akan sangat berpengaruh kepada
pembayaran PBB (pajak bumi dan bangunan). Dengan menggunakan IFRS
maka otomatis pembayaran PBB akan meningkat secara drastis.
Inilah konsekuensi yang harus dipikirkan matang-matang oleh PT.
Surya Pratama ketika menginginkan usahanya bertaraf Internasional. Dengan
kemungkinan pencapaian usaha yang lebih luas maka biaya yang harus
dikeluarkan oleh PT. Surya Pratama pun menjadi meningkat.
Dan dari perbedaan pendapat Chtistensen, Kim, dan Shi serta bukti
empiris dari jurnal dan kondisi nyata di Indonesia menjelaskan bahwa adopsi
sukarela oleh Negara-negara masih diperdebatkan, dan banyak Negara yang
masih ragu menerapkan IFRS. Dalam kasus yang dialami Kim dan Shi
menjelaskan bahwa harga saham Negara adopsi sukarela IFRS tidak
mengalami perbedaan dari tahun-ke tahun(konsisten) dan hal ini mungkin
dikarenakan banyak manajer masih sulit menerapkan IFRS secara tepat dan
benar. Jadi kesimpulannya, harmonisasi IFRS mungkin dapat terjadi, namun
membutuhkan waktu yang tidak singkat.
26
BAB IV
PENUTUP
Demikian pembahasan Overview Mata Ajar, Isu Akuntansi, Kualitas
Akuntansi, Convergence of International Financial Reporting Standards
(IFRS) dan
Pro-Kontra Konvergensi IFRS yang bisa kami sajikan dalam
makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita
serta memberikan perspektif yang luas terhadap materi Pelaporan Akuntansi
Keuangan.
Namun makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami membutuhkan
saran dan masukan dari Ibu Dosen serta teman-teman semua untuk berdiskusi lebih
lanjut terkait pembahasan yang ada dalam makalah ini.
Kepada Allah SWT kami panjatkan rasa syukur serta kepada Ibu Dr. Novita
Indrawati, SE, M.Si, Ak, CA selaku dosen pembimbing mata kuliah Pelaporan
Akuntansi Keuangan dan rekan mahasiswa Magister Akuntansi Angkatan 30 kami
ucapkan terima kasih.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
27
DAFTAR PUSTAKA
Arens. A, Alvin , Randal J. Elder & Mark S. Beasley., 2011. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi, Adaptasi Indonesia, Alih Bahasa:
Amir Abadi Jusuf. Salemba Empat, Jakarta.
Christensen, H. B. (2012). Why do firms rarely adobt IFRS voluntarily?
Academics find significant benefits and the costs appear to be low. Review
of Accounting Studies, 17(3), 518-525.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Edisi Revisi 1
Juli 2009. Jakarta: Salemba 4.
Konrath, Larry F. 2001. Auditing Concepts and Applications, A Risk-Analysis
Approach (5th Edition). New York: South Western Education Publishing.
Muddatstsir dkk. (2016). Perubahan Standar Akuntansi Global. (Karya Ilmiah
Magister
Akuntansi,
Universitas
Airlangga,2015)
diakses
dari
http://www.scribd.com/doc/329433955
Petreski, Marjan. 2006. The Impact of International Accounting Standard on
Firms.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Wallman, SMH (1995), The Future of Accounting and Disclosure in An Evolving
World: The Need for Dramatic Change, Accounting Horizon, Sept, 81-91.
Weygant, Jerry J. & Paul D. Kimmel & Donald E. Kieso. 2010. Financial
Accounting: IFRS Edition, 1st Edition. United States: John Wiley & Sons
Inc.
Zamzani, Faiz. 2011. Perkembangan Konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) di Indonesia
http://www.academia.edu/14523000/Pengaruh_penerapan_IFRS_terhadap_kinerj
a_keuangan_perusahaan diakses tanggal 6 September 2021
http://eprints.mdp.ac.id/1469/1/Jurnal%20Amanda%20Fabiyola%202011210002.
pdf diakses tanggal 6 September 2021
www.iaiglobal.or.id
28
29
Download