PEMICU 3 Kelompok 19 & 20 Tutor : dr. Fenny Yunita, M.Si, Ph.D Cotton Bud Membawa Masalah Seorang pasien laki-laki berusia 18 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan telinga kanan gatal, sakit dan keluar cairan yang sudah dialaminya sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya pasien merasa telinganya terasa penuh dan gatal sehingga dia korek dengan cotton bud dan saat ini dia juga merasakan nyeri dan agak bengkak hingga ke belakang telinga kanannya. Riwayat batuk pilek juga dialami 1 minggu yang lalu. Sewaktu kecil pasien pernah keluar cairan dari telinga kanan sehingga mata kanannya tidak bisa menutup. Pasien juga menginformasikan bahwa sejak bayi terdapat lubang di depan telinga kirinya yang pernah bengkak tapi kemudian sembuh sendiri. Dia juga menanyakan apakah keadaan ini berbahaya. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter kemudian memberikan resep kepada pasien. Apakah yang dapat Anda pelajari dari kasus tersebut? MIND MAP LEARNING ISSUES 1. 2. Anatomi, Histologi, Fisiologi Telinga Kelainan Telinga Luar (definisi, etiologi, faktor resiko, patof, klasifikasi, tanda dan gejala, PF, PP, tatalaksana, komplikasi, prognosis) Kongenital : Fistula Periaurikular Infeksi Telinga : a. Serumen Prop b. Inflamasi Auricular c. Otitis Eksterna d. Benda Asing e. Herpes Zoster Otikus f. Trauma Aurikular 3. Kelainan Telinga Tengah (definisi, etiologi, faktor resiko, patof, klasifikasi, tanda dan gejala, PF, PP, tatalaksana, komplikasi, prognosis) Otitis media akut, serosa dan kronik Mastoiditis Meringitis Bulosa Perforasi Membran Timpani Abses Benzold Timpanosklerosis Kolesteatoma 4. Penulisan resep gangguan telinga luar dan telinga tengah TELINGA LUAR ANATOMI TELINGA • • • Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Daun telinga (pinna) Meatus acusticus externus Membrana tympanica Daun telinga (pinna) Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Meatus Acusticus Externus Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Membrana Tympanica Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. TELINGA TENGAH • Cavum tympani • Recessus epitympanicus Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Auditor Ossicles Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. TELINGA DALAM • Labyrinthus osseus • Labyrinthus membranaceus Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Labyrinthus osseus Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Cochlea Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Membranous labyrinth Sobotta. Atlas anatomi manusia. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2007. Embriologi Langman’s Medical Embryology 13th Edition Langman’s Medical Embryology 13th Edition Langman’s Medical Embryology 13th Edition Langman’s Medical Embryology 13th Edition HISTOLOGI TELINGA Telinga Luar ● ● ● Auricula: tersusun dari lempengan kartilago elastisberbentuk ireguler. Kartilagonya berhubungan langsung dgn lapisan kartilago meatus acusticus externus Meatus Acusticus Externus: Kanal yg ekstensi dari pinna ke arah membran timpani. Bagian superfisial terdiri darikartilago yg akan digantikan oleh os temporal pada 2/3 bagian dalam kanal. Dilapisi oleh kulit yg mengandung folikel rambut, kelenjar sebasea & ceruminous glands yg memproduksi serumen Membrana tympanica: Permukaan external terdiri dariepidermis tipis yg berasal dari ectoderm, sedangkan permukaan internal terdiri dari epitel skuamosa hinggakuboidal yg berasal dari endoderm. Lapisan tipis elemen mesoderm seperti serat kolagen, serat elastin & fibroblast tersebar diantara kedua lapisan epitel. Telinga Tengah (Cavitas Tympani) ● ● ● ● ● ● ● Ruang berisi udara yg terletak di pars petrosa os temporal Bagian posterior terhubung dgn mastoid air cells & bagian anterior terhubung dgn laring (melalui tuba eustachia) Terdapat tulang ossicles: os malleus, os incus & os stapes Bagian superior dilapisi epitel skuamosa, sisanya dilapisi pseudostratified ciliated columnar epithelium Lamina propria diatas tulang tidak mengandung kelenjar, sedangkan lamina propria diatas kartilago mengandung banyak kelenjar mukosa yg duktusnya mengarah ke lumen cavitas tympani. Pada 2/3 dalam, bagian tulang dari cavitas tympani berubah menjadi cartilage saat mendekati tuba eustachia Dibagian media terdapat foramen ovale & foramen rotundum Telinga Dalam: Labirin Tulang ● ● ● ● ● Terdiri dari kanalis semisirkularis, vestibulum & koklea yg dilapisi endosteum & dipisahkan dari labirin membranosa oleh perilymphatic space Perilympatic space berisi cairan perilymph yg komposisinya mirip cairan ekstraseluler Ketiga kanalis semisirkularis (superior, posterior, lateral) tersusun 90° dari satu sama lainnya, pada tiap ujungnya terdapat bagian yg melebar (ampulla), didalam kanalis terdapat ductus semisirkularis Dinding lateral vestibulum terdapat foramen ovale(fenestra vestibuli) yg tertutup membrane & tempat melekatnya basis stapedis; & foramen rotundum (fenestra cochlea) yg tertutup membrane Vestibulum juga memiliki bagian dari labirinmembranosa, yaitu utriculus & sacculus Telinga Dalam: Labirin Membranosa ● Terdiri dari epitel yg berasal dari ectoderm yg menginvasi os temporal & membentuk utriculus, sacculus, ductus semisirkularis & ductus cochlearis ● Endolymph bersirkulasi didalam labirin membranosa, terdiri daricairan viscous yg mirip sitosol (cairan intraseluler) ● Helaian tipis jaringan ikat dari endosteum labirin tulang melewatiperilymph & masuk kedalam labirin membranosa ● Jaringan ikat tersebut berfungsi menopang & mengandung pembuluh darah untuk nutrisi labirin membranosa Telinga Dalam: Labirin Membranosa UTRICULUS & SACCULUS ● ● ● ● ● Dihubungkan oleh ductus utriculosaccularis, yg kemudianbergabung membentuk ductus endolympathicus, bagianujungnya disebut Saccus endolymphaticus Dinding utriculus & sacculus terdiri dari lapisan luar berupa jaringan ikat vascular & lapisan dalam epitel skuamosa hingga kuboid Epitel nonreseptor utriculus & sacculus terdiri dari sel gelap & terang Sel terang punya sedikit mikrovili & sitoplasma mengandung sedikit vesikel piositotik, ribosom & mitokondria Sel gelap mengandung banyak coated vesicles, smooth vesicles, lipid droplets & mitokondira Panjang, nucleus ireguler & terletak diapikal Telinga Dalam: Labirin Membranosa ● ● ● ● Macula merupakan bagian epitel yg menebal (diameter 2-3 mm), terdiri dari sel neuro epitelial yg disebut sel rambut tipe I & tipe II serta sel penyokong di lamina basalis Sel rambut tipe I: sel dgn dasar bular yg menyempit ke arah leher, sitoplasma mengandung RER, badan golgi & vesikel kecil. Tiap stereosilium merupakan microvillus Panjang dengan banyak filamen aktin yg disambungkan oleh fibrin. Sel rambut tipe II: stereosilia & kinosilia mirip dengan tipe I, bentuk sel lebih kolumnar, sitoplasma mengandung badan golgi yg lebih besar & lebih banyak vesikel Stereosilia sel rambut dilapisi oleh membrane otolithic yg tebal, gelatinous & teridiri dari glikoprotein. Permukaannya mengandung kristal karbonat kecil ygdisebut otolith atau otoconia Telinga Dalam: Labirin Membranosa DUKTUS SEMISIRKULARIS ● ● ● ● ● Ampulla mengandung crista ampullare yg merupakan area reseptor Tiap krista ampullare terdiri dari penonjolan yg permukaan bebasnya tertutup sel rambut & selpenyokong Sel penyokong berada di lamina basalis, dengan sel rambut tersebar diantara sel penyokong Sel rambut pada daerah ini mirip dengan sel rambut pada macula Crista ampullaris dilapisi masa glikoprotein gelatinous berbentuk kerucut yg disebut cupula Telinga Dalam: Labirin Membranosa Scala Media (Cochlear Duct) and Organ of Corti ● ● Atap skala media merupakan membrane vestibularis (Reissner) sedangkan dasarnya merupakan membrane basilaris Kompartemen berisi perilymph diatas membrana vestibularis disebut skala vestibuli, sedangkan kompartemen berisi perilymph dibawah membrana basilaris disebut skala tympani. Kedua kompartemen berisi perilymph akan bergabung di helicotrema di dekat apex cochlea Telinga Dalam: Labirin Membranosa ● ● Membrana vestibularis terdiri dari 2 lapis sel epitel yg dipisahkan oleh lamina basilaris Lapisan dalam sel pelapis skala media, sedangkan lapisan luar sel pelapis skala vestibuli ● Membrana basilaris menyokong organ corti & teridir dari 2 zona ● Zona arcuata lebih tipis, terletak lebih medial & menyokong organ korti ● Zona pectinata mirip meshwork fibrosa & mengandung beberapa fibroblast ● ● ● Dinding lateral ductus cochlearis dilapisi pseudostratified epithelium yg disebut stria vascularis Stria vascularis terdiri dari sel marginal, basal & intermediet Pada bagian tersempit ductus cochlearis, periosteum melebar ke scala media & membentuk limbus of the spiral lamina (spiral limbus; limbus) FISIOLOGI TELINGA Sumber: Yudhanto D. Penatalaksanaan Sinus Preaurikular Kongenital. Jurnal Kedokteran. 2017 Nov 14;6(1). Sumber: Yudhanto D. Penatalaksanaan Sinus Preaurikular Kongenital. Jurnal Kedokteran. 2017 Nov 14;6(1). Serumen prop ● ● Serumen: dibentuk kel di dasar hair follicle Kulit yang terdeskuamasi akan terlepas dan menyatu dengan serumen membentuk wax ● Wax dapat keluar dengan sendirinya dari canalis externa ● Wax plug dapat terbentuk akibat: ○ ○ ○ ○ ● Produksi wax yang berlebihan Produksi wax yang keras Gangguan pengeluaran wax Penggunaan cotton tip swabs Tatalaksana: ○ Wax softening ○ Ear toilet: ○ ■ Syringing ■ Mopping ■ Microscopic ear toilet Jangan menggunakan wax candle karena tidak aman Inflamasi Auricular Perikondritis ● ● ● Definisi: infeksi atau inflamasi pd perikondrium telinga eksterna (aurikula & canalis auditori externa) Dapat terjadi infeksi pada bagian kulit (erysipelas), soft tissue (cellulitis), perikondritis atau kondritis (kartilago) Infeksi biasanya terjadi sekunder terhadap trauma. Trauma dapat terjadi karena : ○ ○ ● ● Kulit pada aurikula tipis Jaringan subkutan tipis Etiologi: Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus ● Tanda dan gejala: Patologi: ○ ○ ○ ○ ○ Hiperplasia lapisan dermis Penebalan jaringan subkutan Infiltrasi leukosit Penebalan perikondrium Destruksi kartilago oleh fagosit ○ ○ ○ ● Nyeri tumpul pada bagian kartilago pinna Bengkak Riwayat trauma pada telinga eksterna DD: ○ ○ Polikondritis → terhadap gangguan kartilago di berbagai bagian Limfoma non Hodgkin pada pinna ● Tatalaksana: ○ ○ ○ ○ Antibiotik topical dan oral Jika terdapat abses → drainase → kultur dan uji sensitivitas antibiotic → antibiotic broad spectrum dosis tinggi IV (saat menunggu hasil kultur) → terapi sesuai sensitivitas microorganism Insisi abses subperikondrial harus menunggu abses berfluktuasi, jika insisi premature bisa menyebabkan penyebaran infeksi lebih lanjut Pada kasus yg resisten (inflamasi persisten): ■ Eksisi kartilago, jaringan dan kulit yg mengalami nekrosis dan debridement → menyebabkan deformitas ■ Alternatif lain dengan irigasi menggunakan antibiotic dan steroid 2x sehari (aminoglikosida + cortisone) ● Pencegahan: ○ ○ ○ Tdk menindik bagian kartilago pinna Hematoma auricular harus didrainase dengan teknik aseptic Jika terdapat luka bakar pada telinga, beri profilaksis antibiotic u/ bakteri gram negative dan bersihkan krusta ● Prognosis: ○ Jika tdk diterapi bisa menyebabkan abses → nekrosis avascular → deformitas pinna ∙ Otitis Eksterna Tanda dan gejala: o Nyeri o Gatal o Edema dan eritema + otorrhoea purulent dan debris di meatus ∙ Definisi: kondisi menyeluruh kulit kanal auditori eksterna yang ditandai dengan edema, eritema, gatal, nyeri, dan discharge ∙ Patologi: o Stage 1: Pre-inflamasi ▪ Protective lipid/keseimbangan asam (pH N: 4-5) hilang dan stratum korneum edema dan menghalangi sebasea dan kelenjar apokrin produk telinga penuh dan gatal ▪ Edema dan scratching lapisan epitel rusak invasi organisme o Stage 2: Inflamasi akut ▪ Eksudat menebal progresif, edema, lumen menghilang, dan peningkatan nyeri ▪ Perubahan auricular dan linfadenopati. Setelah 6 bulan otitis eksterna kronik o Stage 3: inflamasi kronik ▪ Penebalan kulit kanal eksternal atresia telinga external didapat Scott-Brown's otorhinolarnygology and head and neck surgery vol 2 • • • • Diagnosis : ∙ • Berdasarkan gejalan dan tanda : nyeri, gatal, edema, eritema saluran pendengaran eksternal dgn otorea purulent dan debris pada meatus Epidemiologi : • Prevalensi : 0,4%/ tahun • 10% populasi mengalami selama masa hidupnya. Etiologi : • Segala kondisi yang menyebabkan gangguan pada keseimbagan asam/lipid pelindung pada telinga • Kelembapan dan air dapat menyebabkan perubahan dair gram positive flora kulit menjadi gram negatif Hasil dan komplikasi: o Sembuh spontan ketika pertahanan epitel kembali, piloapokrin produksi normal secret dan pH menjadi normal o Jika inflamasi lebih cepat disbanding penyembuhan peningkatan nyeri, otorrhoea, edema o Limfadenopati dan infeksi jaringan lunak berjalan cepat perikondritis, kondritis, selulitis, parotitis, erysipelas o Immunokompromaise otitis externa maligna (periostitis/osteomyelitis dasar tengkorak) Tatalaksana: o Pengobatan topical pada kanal euditori eksterna dengan/tanpa sumbu o Analgesic oral untuk kasus sedang dan berat NSAIDs paling bagus o Regional/sistemik antibiotic o Pencegahan etiologi o Toilet aural yang teliti dan teratur irigasi kanal untuk o o o o o o o menghilangkan debris Pengobatan aural menyebabkan stinging atau burning Gliserol dan ichthammol (90:10%) + sumbu aural untuk kasus sedang dan berat dehidrasi, anti inflamasi, dan antibakteri terhadap Streptococcus dan Staphylococcus (jelek pada Pseudomonas). Dehidrasi mengurangi edema dan nyeri Cotton wool + petroleum jelly Neoprene head bandages Tetes telinga alcohol Blow-dryers Rekuren karena alat bantu dengar konvensional, alat bantu dengar yang dimasukkan ke tulang berlabuh memiliki resolusi yang memuaskan Scott-Brown's otorhinolarnygology and head and neck surgery vol 2 Benda asing (korpus alineum) → sumbatan pada telinga luar karena benda asing, baik mati maupun hidup eg. serangga, cotton bud, manik, kacang, logam, baterai, tumbuhan. Tatalaksana: → irigasi (NaCl 0,9%), pastikan suhunya hangat, dan membran timpani intak → posisikan pasien dalam posisi diam → serangga > matikan dulu (alcohol, lidocaine, mineral oil, H2O2, epinefrin) → benda bulat, cotton bud > pakai pengait serumen → benda lunak > aligator / forceps bayonet Herpes Zoster Oticus Definisi: Vesicular rash pd konka, kanalis auditoris eksterna atauu pinna dg lower motor neuron palsy pd nervus fascialis ipsilateral Patologi: tjd krn reaktivasi infeksi varicella zoster yg sebelumnya dorman pd ganglion genikulata nervus fascialis dan ganglia vestibular N VIII tiga sindrom neurologis - hanya satu yang melibatkan saraf wajah dan telinga Tatalaksana: ● ● Early treatment (sblm vesikel muncul) dpt menurunkan prevalensi post-herpetic neuralgia Prognosis: ● Nomenklatur : Untuk lebih akuratnya, herpes zoster oticus sebenarnya harus disebut sindrom Ramsay Hunt tipe 1 karena Hunt sebenarnya menggambarkan Asiklovir (5 x 800mg) + prednisolone (1mg/kg/day) dlm 3 hari onset gejala ● ● Jika tdk diterapi, dapat menyebabkan paralisis fasial dlm seminggu Prognosis lebih buruk pd ps usia tua → fs N VII tdk bisa kembali normal Complete fascial palsy prognosis buruk Trauma Aurikular Hematoma ● Komplikasi dari trauma telinga bagian luar yang menyebabkan akumulasi darah di perikondrium ● Pembuluh darah perikondrium yang robek → avascular kartilago → tidak segera ditangani → deformitas (cauliflower ear) ● Diagnosis : • Ultrasonografi • CT scan atau MRI ● Tatalaksana : • Insisi • Aspirasi jarum Otitis Media Akut (Dewasa) Definisi: Infeksi virus atau bakteri pada lapisan mukosa telinga tengah dan mastoid air-cell sistem Etiologi : Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Diagnosis o History : 1 atau lebih keluhan dipertimbangkan adanya OMA Gejala lokal: sakit telinga, gangguan pendengaran, otorrhea, tinnitus Gejala umum: demam, irritability, agitasi nokturnal, tanda gastrointestinal (sakit perut, diare, muntah, anoreksia) Terdapat infeksi saluran pernapasan / mengalami keluhan o Physical examination Inspeksi pada kedua membran timpani dan bandingkan Cerumen or detritus dapat dihilangkan dengan Q-tips soaked in oil, a cerumen loop atau vacuum aspirator Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. PF o Membran timpani normal berwarna abuabu mutiara dan transparan, dengan refleks cahaya o Diagnosis OMA jika : Hiperemis Bulging (krn adanya cairan pda telinga tengah) Perforasi membran timpani Ottorhea Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd Snow, Wackym.2009. Ballenger’s othorhinolaryngology head and neck surgery 17th Ed.Connecticut : BC Decker Inc Otitis Media Akut (Anak) • Etiologi : Respiratory syncytial virus (RSV), Influenza A virus, Parainfluenza viruses, Human rhinovirus, Adenoviruses. Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Patofisiologi ● Tiga rute potensial : o Tuba Eustachius o Perforasi membran timpani paling sering dikaitkan dengan paparan air o Hematogen Faktor Risiko o Faktor genetik ketika satu anggota keluarga memiliki OMA, risiko meningkat untuk anggota keluarga lainnya o Faktor imun Penundaan maturasi antibodi anti-pneumokokus (IgGl dan IgG2) menjadi predisposisi untuk OMA o Faktor lingkungan Status sosial ekonomi yang buruk terkait dengan perumahan yang buruk dan kepadatan penduduk yang berlebihan Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Tanda Gejala o o o o o o o o o o o o Rapid onset of otalgia Hearing loss Otorrhoea mucopurulent and may be blood-stained Fever Excessive crying Irritability Coryzal symptoms Vomiting Poor feeding Ear-pulling and clumsiness Tympanic membrane bulging the tympanic membrane is usually opaque. It is most commonly yellow, or yellowish pink in colour, being red in only 18-19 % Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Tatalaksana o Sebagian besar anak akan mendapat manfaat dari analgesik sederhana dan antipyrexial, di lingkungan yang mendukung yang tenang. Parasetamol dan ibuprofen paling sering digunakan di Inggris. o Amoxicillin (80 mg / kg / hari). o Untuk yg persisten amoxicillin-clavulonate or cefuroxime axetil orally, or intramuscular ceftriaxone. o Myringotomy untuk kasus-kasus berat di mana komplikasi hadir/dicurigai. Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd. Tatalaksana Snow, Wackym.2009. Ballenger’s othorhinolaryngology head and neck surgery 17th Ed.Connecticut : BC Decker Inc Tatalaksana Snow, Wackym.2009. Ballenger’s othorhinolaryngology head and neck surgery 17th Ed.Connecticut : BC Decker Inc Komplikasi Ekstrakranial o Perforasi membran timpani o Mastoiditis akut o Petrositis o Facial nerve palsy o Labirinthitis Intrakranial o Meningitis → pada anak o Extradural abscess o Subdural empyema o Sigmoid sinus thrombosis o Abses otak o Focal otitic encephalitis (cerebritis) Gleeson M et al. 2008. Scott-Brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery. London: Edward Arnold (Publishers) Ltd Snow, Wackym.2009. Ballenger’s othorhinolaryngology head and neck surgery 17th Ed.Connecticut : BC Decker Inc Otitis Media Kronik Definisi Definisi WHO/CIBA (1996): ● Suatu tahapan penyakit pada telinga yang merupakan infeksi kronik pada middle ear cleft, yaitu tuba eustachius, telinga tengah dan mastoid, dan pada membran timpani yang tidak intak (perforasi atau tuba timpanostomi) dan terdapat discharge (otorrhoea). Otorrhoea harus tampak ≥ 2 minggu. ● Otitis kronik media juga termasuk otitis media supuratif kronik dan perforasi kronik dari membran timpani New classification: •A pathological term only, → Inflamasi kronis pada telinga tengah •Dapat disertai bermacam komplikasi yang patologik yang mengubah struktur middle ear cleft, termasuk perforasi membran timpani, tympanic membrane retraction pockets, kolesteatoma, ossicular defect, timpanosklerosis, miringitis. Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Otitis Media Kronik Etiologi Otitis media akut, otitis media akut efusi → mengakibatkan perubahan pada membran timpani genetik, ras, lingkungan, disfungsi tuba eustachius, refluks gastroesophageal, penyakit autoimun Klasifikasi •Active (ada inflamasi dan produksi pus) 1. Mucosal (perforasi dengan otorhea) 2. Squamous (kolesteatoma) •Inactive (ada potensi menjadi aktif) 1. Mucosal (dry perforation) 2. Squamous (retraksi, atelektasis epidermizartion) •Healed (permanen abnormalitas, tidak potensi menjadi aktif lagi karena hasil akhir dari pembedahan) 1. Tympanosclerosis, healed perforation Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Otitis Media Kronik INACTIVE MUCOSAL (dry perforation) ● Perforasi permanen pada pars tensa, dapat meluas ke annulus/terkepung oleh pars tensa ● Tidak inflamasi ● Tympanoplasti (eksisi epitel skuamosa yang masih tumbuh) INACTIVE SQUAMOUS EPITHELIAL ● Tekanan negatif statis pada telinga tengah → retraksi (atelektasis) membran timpani → retraction pocket ● Epidermisasi (pergantian mukosa telinga tengah dgn keratin tanpa retensi debris keratin) ACTIVE MUCOSAL (perforasi dengan otorrhea) ● Terdapat inflamasi kronik pada telinga tengah ● Perubahan mukosa membentuk “aural polyps” (menonjol melalui defek pada membran timpani) Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Otitis Media Kronik ACTIVE SQUAMOUS EPITHELIAL ● Ada retensi debris keratin (keratoma) ● Koleostoma dapat kering (tertutup keratin) atau disertai infeksi bakteri → otorrhea yg berbau busuk ● Koleostatoma dapat berbahaya karena memicu resorpsi tulang HEALED ● Healed perforation (akibat proses penyembuhan yg gagal → membentuk “dimeric membrane” (terdiri dari epidermis dan mukosa saja), cenderung retraksi akibat tekanan negatif) ● Tympanosclerosis (terdapat deposit hyalin (white plaques di timpani membran atau white nodular di lapisan submukosa), hasil akhir dari proses penyembuhan, dapat menyebabkan imobilitas tulang pendengaran) ● Fibrosistik dan fibro-oseus sklerosis (penyembuhan → formasi fibrosis dan kista → fibrooseus sklerosis → neoosteogenesis → conductive hearing loss), bersifat non progresif, kontraindikasi terhadap tympanoplasty Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Otitis Media Kronik Diagnosis Diagnosis : Otoscopy → Gold standard diagnosis COM Vestibular assesment CT Scan Bakteriologi Tatalaksana ● ● ● Infected perforation → antibiotik topikal dan menjaga kebersihan telinga Topical ketoconazole, cresylate otic drops and aluminum acetate drops → efektif untuk mengeradikasi jamur Surgical Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Ballengers, Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery Otitis Media Serosa Definisi Akumulasi mukus di telinga bagian tengah dan terkadang di sistem udara sel mastoid yang bersifat kronik Etiologi -Infeksi → disfungsi tuba eustasia -Alergi → patologi di nasofaringeal Gejala Klinis -Kehilangan pendengaran -Telinga terasa penuh -Pulsatile/ crackling tinnitus -Nyeri di telinga dan pusing Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Otitis Media Serosa Diagnosis Komplikasi - timpanometri MRI Clinical •Atelectasis of the tympanic membrane •Serious intracranial complications : meningitis coexisting with OME •Sensorineural hearing lose <- Chronic OME Terapi •Autoinflasi •Medikasi •Operasi •Hearing aids Scott-brown’s otorhinolaryngology, head and neck surgery, volume 3, 7th edition Miringitis Bullosa Keadaan dimana ditemukannya vesikel di lapisan superfisial drari membran timpani Disebabkan oleh infeksi virus influenza atau oleh Mycoplasma pneumoniae (tetapi blm ada bukti pasti) Sering mengenai anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Gejala: onset mendadak yang parah, biasanya unilateral, nyeri berdenyut di telinga. Tanda: membran timpani utuh, cairan di telinga tengah, gangguan pendengaran. Scott-Brown's Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery 7th edition vol 3 Perforasi Membran Timpani Definisi: adalah ketika membran timpani pecah, menciptakan lubang antara telinga luar dan telinga tengah Etiologi: komplikasi infeksi (otitis media akut), barotrauma dari ledakan, scuba diving, perjalanan udara, tekanan negatif mendadak, trauma kepala, trauma kebisingan, iatrogenik saat mencoba mengeluarkan benda asing atau serumen Patofisiologi: tergantung pada etiologi ruptur ● Barotrauma (scuba diving): tekanan di telinga tengah tidak sama dengan tekanan di saluran pendengaran eksternal → tekanan udara → pecahnya gendang telinga ● Benda asing/pembersihan telinga: penetrasi langsung ke gendang telinga itu sendiri; biasanya pada daerah pars tensa (daerah terbesar dan tertipis membran timpani → mudah robek) ● Otitis media: nekrosis dan iskemia membran timpani → kerusakan dan ruptur Tanda dan gejala: nyeri mendadak, gangguan pendengaran, otorrhea (discharge telinga berasal dari membran timpani) vertigo atau tinnitus Pemeriksaan fisik: otoskopi untuk visualisasi langsung dan penilaian fungsi vestibular dan pendengaran Pemeriksaan penunjang: di diagnosa secara klinis; otoskopi pneumatik dan timpanometri dapat menilai perforasi tersembunyi Tatalaksana: ● Suportif, perforasi TM sembuh secara spontan ● Telinga harus dijaga agar tetap kering ● Perforasi yang disebabkan oleh trauma tembus atau terjadi kurang dari dua bulan → pembedahan Prognosis: sangat baik; perforasi TM kecil kemungkinan penutupan spontan 3-4 minggu Abses Bezold Merupakan komplikasi intratemporal dari mastoiditis koalesen, dimana infeksi mengikis melalui media korteks mastoid lateral perlekatan M. Sternokleidomastoid. Etiologi : - Aerob gram (+) : Streptococcus, Staphylococcus, Enterococcus - Aerob gram (-) : Klebsiella, Pseudomonas, Proteus - Anaerob : Peptostreptococcus, Fusobacterium Tanda-tanda klinis : - - Sakit leher Pembengkakan di leher lateral Nyeri tekan postauricular diatas tulang mastoid yang terkena Otalgia Otore Gangguan pendengaran Evaluasi : CT-Scan Tatalaksana : - Antibiotik spektrum luas IV Mastoidektomi Komplikasi : - Sinus sigmoid Sinus transversal Meningen https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436004/ Timpanosklerosis ● Merupakan degenerasi hyalin dan penumpukan kalsium pada membran timpani ● Etiologi: komplikasi dari otitis media, pasca operasi (ventilation tube surgery) ● Seringkali tidak bergejala ● Pemeriksaan: penilaian fungsi pendengaran, otoskopi Scott-Brown’s Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, Volume 2 Rensink, Michael J. MD Through the Otoscope: The mysterious tympanosclerosis Kolesteatoma • Epitel skuamosa dan akumulasi keratinosit berada di dalam ruang telinga tengah • Klasifikasi 1. Congenital cholesteatoma 2. Acquired cholesteatoma 3. Iatrogenic cholesteatoma • Tanda dan Gejala ▪ Discharge atau hilangnya pendengaran atau keduanya pada telinga yang sakit ▪ Hanya 1 dari 8 anak mengeluhkan nyeri ▪ Pusing jarang ditemukan pada anak • Epidemiologi ▪ Usia → puncak insiden pada dekade kedua kehidupan ▪ Jenis kelamin → Laki-laki:Perempuan = 3:2 ▪ Anatomic feature of cholesteatoma - Anak → lebih sering pars tensa - Dewasa → lebih sering attic ▪ Extent of kolesteatoma - Anak → lebih sering melibatkan tuba eustachius, anterior mesotymparum, area retrolabyrinthine, dan mastoid tip - Dewasa → lebih sering melibatkan anterior epitymparum Scott Brown's Otorhinolaryngology, Head & Neck Surgery 7th Ed Klasifikasi 1. Congenital cholesteatoma • Disebabkan karena adanya kelainan perkembangan • Terdapat kista epidermis yang biasanya ditemukan medial dari membran timpani yang intak disebut kongenital apabila memenuhi kriteria Derlaki dan Clemis: ▪ Massa putih medial ke membran timpani utuh ▪ Pars tensa dan flaccida normal ▪ Tidak ada riwayat pengeluaran cairan telinga, perforasi atau prosedur otologis sebelumnya ▪ Telah diusulkan bahwa serangan sebelumnya otitis media akut bukan merupakan alasan untuk tidak termasuk kemungkinan kolesteatoma kongenital karena sangat jarang bagi seorang anak untuk tidak memiliki episode otitis media dalam lima tahun pertama. • Kolesteatoma kongenital dapat berasal dari struktur vestigial pada anterior epitympanum, melalui proses lain seperti invaginasi epitel skuamosa dari kanal telinga yang sedang berkembang atau ingesti elemen skuamosa dalam cairan amnion dan dari proses metaplastik. 2. Acquired cholesteatoma • Terdapat akumulasi keratin dalam divertikulum epitel skuamosa membran timpani yang meluas sampai telinga tengah • Beberapa mekanisme yang menyebabkan : ▪ Immigrasi: migrasi epitel skuamosa ke telinga tengah akibat defek pada membran timpani ▪ Retraksi: retraksi progresif membran timpani baik pada pars flasida maupun atrofi pars tensa ▪ Hiperplasia sel basal: proliferasi lapisan basal epitel pars flasida 3. Iatrogenic cholesteatoma • Trauma tajam/tumpul pada membran timpani yang menyebabkan implantasi epitel menyebabkan kolesteatoma skuamosa dapat • Kegagalan untuk mengeluarkan semua epitel skuamosa dari telinga tengah pada kolesteatoma dapat meneyababkan penyakitnya kembali lagi residual kolesteatoma • Apabila muncul secara de novo setelah operasi recurrent kolesteatoma Scott Brown's Otorhinolaryngology, Head & Neck Surgery 7th Ed • Pemeriksaan ▪ Inspeksi : untuk menilai membran timpani. ▪ Audiologi : kemampuan mendengar mungkin bisa berubah (baik/buruk) ▪ Pemeriksaan dengan anestesi : untuk periksa bagian atap membran timpani. • Tatalaksana ▪ Surgical removal → dengan tujuan : – Membuang semua cholesteatoma – Mencegah cholesteatoma yg akan • Pemeriksaan penunjang ▪ Pemeriksaan laboratorium: Leukosit me↑, Tanda/sel radang me↑ ▪ Kultur bakteri ▪ Pemeriksaan Radiologi: X-ray, ultrasound scanning, CT Scan ▪ ▪ ▪ ▪ datang – Untuk mendapatkan telinga yang tetap kering dan bebas dari infeksi setelah terpapar dengan air. – Mengembalikan pendengaran. AB sebelum dilakukan kultur Pilihan utama : IV penisilin/amoksisilin + as. Klavulanat atau metronidazol Drainase Intubasi endotrakea, trakeostomi (ggn sal. Napas) Scott Brown's Otorhinolaryngology, Head & Neck Surgery 7th Ed https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436004/ RESEP OTITIS MEDIA AKUT (Dewasa) Dr. Scott B Jl. Taman S Parman 12345678 Jakarta, 17 September 2020 R/ Amoxicilin tab 500 mg No. XV S 3 dd 1 tab p.c (Habiskan) ------------------------------------------------------& Pro : Ny. A Usia : 30 tahun RESEP OTITIS EKSTERNA