PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN ( TODDLER) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 HAK DESI SIAGIAN DESY SELVIA RAHMAWATI DEWA AYU RAHMA W.S. DWI NOVITA SARI ERFANDY HABIBI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukurpun sekali lagi kami haturkan kehadirat Tuhan ALLAH SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Proposal yang berjudul ”TERAPI BERMAIN ANAK USIA ( 1-3 TAHUN )” disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah Keperawatan Anak I dijurusan keperawatan Tanjung Karang.Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Nurhayati HK,S.Pd.,M.Pd. selaku koordinator mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini. 2. Ibu Purwati,S.Pd,MAP. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan demi terselesaikannya makalah ini. 3. Rekan- rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca. Bandar Lampung, Mei 2013 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. B. Tujuan Terapi Bermain 1. Tujuan Umum Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi. 2. Tujuan Khusus a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas anak b. Meningkatkan keterampilan anak c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu d. Memberikan kesenangan dan kepuasan anak C. Manfaat Terapi Bermain 1. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit. 2. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain. BAB II TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN A. Definisi Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anakanak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. B. Fungsi Bermain Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi. 1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan pengobatan. 2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. 3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit. 4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri. 5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain. 6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah dilakukan. 7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain. C. Tujuan Bermain 1. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit. 2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya. 3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah. 4. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain 1. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak 2. Jenis kelamin anak 3. Lingkungan yang tidak mendukung 4. Status kesehatan anak 5. Tahap perkembangan E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain 1. Alat permainan 2. Pengetahuan cara bermain 3. Perlu energi ekstra 4. Ruang untuk bermain 5. Teman bermain 6. Waktu yang cukup F. Klasifikasi Bermain 1. Berdasarkan isi permainan a. Sosial Affective Play Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau orang lain. b. Sense of Pleasure Play Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak. Misalnya, bermain dengan pasir. c. Skill Play Permainan ini meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda kecil, anak akan terampil bermain sepeda. d. Games atau Permainan Jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang menggunakan perhitungan atau skor. Misalnya, ular tangga, puzzle,. e. Unoccupied Behaviour Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, memainkan kursi, meja atau apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak tampak senang dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut. f. Dramatic Play Dalam permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui permainannya. Misalnya, anak memerankan sebagai ibu guru, ayahnya atau ibunya. 2. Ditinjau dari karakter a. Social anlooker play Anak hanya akan mengamati temannya yang sedang bermain tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. b. Solitary play Pada pemainan ini anak tampak berada dalam kelompok permaian, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya yang berbeda dengan teman yang lain, tidak ada kerja sama atau komunikasi dengan teman sepermainannya. c. Paralel play Anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara anak satu dengan anak yang lain tidak terjadi kontak. Biasanya permainan ini dilakukan pada usia toddler. d. Associative play pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak yang lain tetapi tidak terorganisir, tidak ada pemimpin dan tujuan permainan tidak jelas.Misalnya, bermain boneka atau masak-masakan. e. Cooperative play Aturan permaian dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga tujuan dan pemimpin permainan. Misalnya, bermain sepak bola. BAB III PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN ANAK USIA 1-3 TAHUN A.Pelaksanaan Kegiatan 1. Pembukaan (15 menit) a. Penyuluh memberi salam dan mengingatkan kontrak yang telah disepakati. b. Penyuluhan menjelaskan pokok bahasan yang akan diberikan. 2. Kegiatan inti (30 menit) a. Penyuluh menjelaskan tentang tata cara terapi bermain. b. Mengajak anak untuk bermain. c. Menfasilitasi anak untuk bermain 3. Penutup (15menit ) a. Mengevaluasi sasaran dengan cara bertanya apakah mereka merasa senang dengan kegiatan ini. b. Membuat keilmuan bersama tentang terapi bermain yang telah dilaksanakan. B. Tata Cara Bermain 1. Leader Tugas : a. Membuka acara, memperkenalkan nama-nama terapis b. Menjelaskan tujuan terapi bermain c. Menjelaskan aturan terapi permainan d. Memperkenalkan nama-nama anak yang ikut terapi bermain 2. Co Leader Tugas : a. Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan b. Menyampaikan jalannya kegiatan c. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader dan sebaliknya 3. Observer Tugas: a. Mengamati, mengobservasi, dan melporkan jalannya kegiatan serta perilaku yang diharapkan. b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama berlangsungnya kegiatan. 4. Fasilitator Tugas : a. Memfasilitasi kegiatan yang diharapkan b. Memotivasi peserta yang kurang aktif agar mengikuti kegiatan dengan baik c. Sebagai role model selama kegiatan C. Permainan 1. Membedakan warna berdasarkan gambar Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus. Cara bermain : a. Letakkan potongan-potongan disamping papan secara acak b. Ajaklah si anak untuk mengambil gambar dengan meletakkan potongan yang telah disediakan c. Lalu minta anak untuk menyebutkan warna dan membedakannya d. Beri reinforcement positif 2. Melempar Bola Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus. Cara bermain : a. Leader membagikan bola kepada masing-masing anak b. Minta anak untuk mengambil bola c. Lalu minta anak untuk melempar bola tersebut d. Beri reinforcement positif D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan Hari, tanggal : Jumat, 31 Mei 2013 Waktu : 08.00 WIB s/d selesai Tempat : Ruang Demonstrasi (Demonstration Room) Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjung Karang E. Pengorganisasian 1. Leader : Erfandy Habibi 2. Co. Leader : Denny Achsanul Hak 3. Observer : a. Desi Siagian b. Dwi Novita Sari 4. Fasilitator : a. Ridho Panasea b. Leni Dawati Paulina I.D c. Dewa Ayu Rahma W.S d. Desy Selvia Rahmawati F. Sasaran Anak usia 1-3 tahun sejumlah 4-8 orang anak G. Media 1. Potongan-potongan gambar berwarna 2.Bola H. Metode Demonstrasi atau peragaan I. Kriteria Hasil 1. Evaluasi Struktur a. Peralatan bermain seperti puzzle, buku gambar dan pensil warna sudah tersedia b. Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain c. Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu d. Jumlah terapis 10 orang 2. Evaluasi Proses a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur b. Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik c. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan d. 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir 3. Evaluasi Hasil a. 100 % anak merasa senang dan puas. b. 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan c. 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bermain merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit. Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu anak untuk dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di Rumah Sakit. B. Saran 1. Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan fasilitas bermain yang menunjang dan memberikan efek terapi bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit. 2. Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit. DAFTAR PUSTAKA Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk perawat dan bidan). Jakarta :Salemba Medika Depkes RI. Pedoman Hidup Sehat Seri Anak Balita. Jakarta. 2000 Wong. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC. 2002 Soetningsih. 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC