ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BPH PENGERTIAN • Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar/jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994:193). • BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat (secara umum pada pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai derajat obstruksi uretral dan pembatasan aliran urinarius (Marilynn, E.D, 2000 : 671). TANDA DAN GEJALA • Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor bulibuli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika. • Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi. • Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing. • Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra. • Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra. • Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas. • Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan. • Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (nocturia) dan pada siang hari. • Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Urinalisis / Sedimen Urin • Pemeriksaan fungsi ginjal • Pemeriksaan PSA (Prostate Specific Antigen) • Foto Polos Abdomen • Pemeriksaan Ultrasonografi Transrektal (TRUS) ASUHAN KEPERAWATAN • Tn Z, 56 tahun datang berobat ke poli bedah dengan keluhan tidak bisa BAK sejak 1 hari, meskipun rasa ingin BAK ada. Sebelumnya riwayat LUTS (Lower Urinary Tractus Syndrom) seperti hesistency, nocturia, urgency, frekuensi, terminal dribbling sering dirasakan sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil Keadaan umum baik, kesadaran CM, TD 130/80 mmHg, nadi 96x/m, RR 20 x/m, suhu 37 oC, regio suprapubic: inspeksi terlihat cembung, palpasi ada nyeri tekan, perkusi redup. Dipasang kateter urin dan keluar urin dengan volume 1000 ml. Kemudian dilakukan pemeriksaan colok dubur dengan hasil: tonus spingter ani baik, prostat teraba membesar dengan pool atas tak teraba, kenyal, permukaan rata, sulkus ditengah, nyeri tekan tidak ada, darah tidak ditemukan pada sarung tangan. Dokter menyarankan untuk diperiksa PSA, USG abdomen dan BNO-IVP.