Uploaded by Novhiesaria

lp-ketidakstabilan-kadar-glukosa-darah

advertisement
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGGUAN NUTRISI DAN CAIRAN
(KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH)
A. Pengertian
Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia. Glukosa
dibentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot (Lestari, 2013). Gula darah terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan galaktosa. Glukosa merupakan monosakarida yang paling
dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat pada diet buah yang banyal, dan
galaktosa darah akan meningkat pada saat hamil dan laktasi. Sebagian besar
karbohidrat yang dapat dicerna di dalam makanan akan membentuk glukosa,
yang kemudian akan dialirkan ke dalam darah, dan gula lain akan dirubah
menjadi glukosa di hati (Kasengke,2015).
Sumber : http://repository.unimus.ac.id/566/3/BAB%20II.pdf
Ketidakstabilan kada glukosa darah adalah variasi kadar glukosa darah
naik/ turun dari rentang normal (SDKI). Ketidakstabilan kadar glukosa darah
adalah variasi dimana kadar glukosa darah mengalami kenaikan atau penurunan
dari rentang normal yaitu mengalami hiperglikemi atau hipoglikemi (PPNI,
2016).
Sumber : http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/705/3/BAB%20II_2.pdf
Ketidakstabilan kadar glukosa darah meliputi :
1. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah lebih dari
normal, bilamana dengan kadar glukosa darah sesaat ≥ 200 mg/dL
dan kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dL merupakan kriteria DM
(ADA, 2011). Pada keadaan normal, glukosa darah berfungsi sebagai
stimulator terhadap sel β pankreas dalam produksi insulin. Glukosa
ekstraseluler akan masuk ke dalam sel β dengan bantuan GLUT 2,
kemudian glukosa akan mengalami fosforilasi dan glikolisis untuk
membentuk adenosin triphosphate (ATP). ATP akan menyebabkan
menutupnya kanal ion K+ sehingga terjadi depolarisasi pada
pankreas, yang diikuti masuknya Ca2 ke dalam sel β pankreas,
sehingga menyebabkan peningkatan sekresi insulin (Sunaryo et al,
2014).
Sumber
:
http://eprints.umm.ac.id/41080/3/jiptummpp-gdl-
tesayovipr-47135-3-bab2.pdf
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam
darah dibawah normal (<70mg/dl) (ADA, 2016). Hipoglikemia
adalah efek samping yang sering terjadi akibat terapi penurunan
glukosa darah pada pasien DM dan pengontrolan glukosa darah
secara intensif selalu meningkat risiko terjadinya hipoglikemia berat
(Gruden et al., 2012). Pada pasien DM, hipoglikemia merpakan
factor penghambat utama mencapai sasaran kendali glukosa darah
normal. Hipoglikemia yang terjadi pada DM merupakan suatu
keadaan yang terjadi ketika insulin dan glukosa darah dalam keadaan
tidak seimbang. Hal ini dapat terjadi setelah menggunakan insulin
atau obat anti diabetic lainnya, tidak cukup makan atau waktu jeda
antar makan yang lama (biasanya pada tengah malam), latihan fisik
tanpa asupan makanan yang cukup sebelumnya, atau tidak cukup
konsumsi karbohidrat (ADA, 2012).
Sumber : http://scholar.unand.ac.id/5050/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf
B. Penyebab
a) Hiperglikemia
1. Disfungsi pakreas
2. Resistensi insulin
3. Gangguan toleransi glukosa darah
4. Gangguan glukosa darah puasa
b) Hipoglikemia
1. Penggunaan insulin atau obat glikemik oral
2. Hyperinsulinemia (mis. Insulinoma)
3. Endokrinopati (mis. Kerusakan adrenal atau pituitary)
4. Disfungsi hati
5. Disfungsi ginjal kronis
6. Efek agen farmakologis
7. Tindakan pembedahan neoplasma
8. Gangguan metabolic bawaan (mis. Gangguan penyimpanan lisosomal,
galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen).
C. Gejala dan Tanda
 Mayor
1. Hiperglikemia
a) Subjektif :
1) Lelah atau lesu
b) Objektif :
1) Kadar glukosa dalam darah/urine tinggi
2. Hipoglikemia
a) Subjektif :
1) Mengantuk
2) Pusing
b) Objektif :
1. Gangguan koordinasi
2. Kadar glukosa dalam darah/ urine tinggi
 Minor
1. Hiperglikemia
a) Subjektif :
1) Mulut kering
2) Haus meningkat
b) Objektif :
1) Jumlah urine meningkat
2. Hipoglikemia
a) Subjektif :
1) Palpitasi
2) Mengeluh lapar
b) Objektif :
1) Gemetar
2) Kesadaran menurun
3) Perilaku aneh
4) Sulit bicara
5) Berkeringat.
D. Pohon Masalah (Pathway)
Sumber : SDKI
Riwayat DM
Disfungsi
pankreas
Penggunaan
insulin atau obat
glikemik oral
Resistensi insulin
Gangguan
koordinasi
Kadar glukosa
dalam darah/
urin tinggi
Kadar glukosa
dalam darah/
urin rendah
Jumlah urine
meningkat
Kesadaran
menurun
Mengantuk
Lelah atau lesu
Hipoglikemia
Hiperglikemia
Ketidakstabilan kadar
glukosa darah
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa darah sewaktu
DM
Plasma vena
>200
Darah kapiler
>200
Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)
Kadar glukosa darah puasa
DM
Plasma vena
>200
Darah kapiler
>110
Belum pasti DM
100-200
80-100
Belum pasti DM
110-120
90-110
2. Kriteria diagnostic WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
 Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
 Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
 Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2jam post prandial (pp) >200
mg/dl).
3. Tes Laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes
pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes Saring
Tes-tes saring pada DM yaitu :
a) GDP
b) GDS
c) Tes glukosa urin :
-
Tes konvensional (metode reduksi/ benedict)
-
Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)
5. Tes monitoring terapi
Tes-tes monitoring terapi DM adalah :
a) GDP : Plasma vena, darah kapiler
b) GD2 PP : Plasma vena
c) Alc : darah vena, darah kapiler
6. Tes untuk mendeteksi komplikasi
a) Mikroalbuminuria : urin
b) Ureum, kreatinin, asam urat
c) Kolesterol total : plasma vena (puasa)
d) Kolesterol LDL : plasma vena ( puasa)
e) Kolesterol HDL (plasma vena (puasa)
f) Trigliserida : plasma vena (puasa)
F. Penatalaksanaan
1. Hiperglikemia
Penatalaksanaan hiperglikemia dimulai dengan diet, latihan, jasmani,
penyuluhan dan terapi insulin atau obat oral. Diet dilakukan untuk mencegah
terjadinya peningkatan glukosa pada tubuh. Manfaat latihan jasmani adalah
untuk mengurangi resistensi insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin.
2. Hipoglikemia
Pasien yang mengalami hipoglikemia harus cepat mendapat penanganan.
Lakukan pengecekan kadar glukosa terlebih dahulu untuk memastikan klien
benar mengalami hipoglikemia. Apabila kadar glukosa darah klien rendah
dan jika klien masih sadar dapat dilakukan sendiri oleh klien yaitu minum
larutan gula 10-30 gram. Untuk pasien tidak sadar dilakukan pemberian
injeksi bolus dekstrosa 15-25 gram. Bila hipoglikemia terjadi pada klien
yang mendapat terapi insulin maka selain menggunakan dekstrosa dapat
juga menggunakaan injeksi glucagon 1 mg intramuscular.
G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah langkah utama dan dasar utama dari proses keperawatan
yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
1) Anamnesa
a) Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk RS dan diagnosa medis.
b) Keluhan utama
Adanya rasa kesemutan pada ekstremitas bawah, rasa raba yang
menurun, adanya luka yang tidak sembuh-sembuh dan berbau, adanya
nyeri pada luka.
c) Riwayat kesehatan sekarang
Isinya mengenai kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta
upaya yang telah dilakukan oleh klien untuk mengatasinya.
d) Riwayat kesehatan dahulu
Adanya penyakit DM atau penyakit yang ada kaitannya dengan
defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas, jantung, obesitas, tindakan
medis dan obat-obatan yang pernah di dapat.
e) Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat salah satu keluarga yang menderita DM atau penyakit
keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin
misalnya hipertensi.
2) Pemeriksaan Fisik
a) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan klien, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda-tanda vital.
b) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,
kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
c) System pernapasan
Ada sesak, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah terjadi
infeksi.
d) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
e) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
f) System urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
g) System musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahan tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstremitas.
h) System neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, letargi, mengantuk, reflex
lambat, kacau mental.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi GDS > 200 mg/dl. Gula darah puasa > 126
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b) Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urin.
c) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang
sesuai dengan jenis kuman.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar glukosa
peningkatan insulin pada reseptor
darah
berhubungan
dengan
Penurunan
I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
(menurut SDKI)
Ketidakstabilan
kadar
darah
Setelah dilakukan asuhan Intervensi
glukosa keperawatan
....x…
utama
:
selama manajemen
jam
kesetabilan
1. mengetahui
nilai
normal
maka hiperglikemia
kadar glukosa
kadar -Observasi :
darah.
glukosa darah meningkat 1. monitor kadar glukosa
dengan Kriteria hasil :
1. Koordinasi
meningkat.
2. Tingkat
2. memberikan
darah, jika perlu.
tindakan
2. monitor tanda dan
medis
gejala
tepat.
hiperglikemia
yang
(mis.
Polyuria,
3. memenuhi
kesadaran
polydipsia,
polifagia,
kebutuhan
meningkat.
kelemahan,
malaise,
3. Mengantuk
pandangan kabur, sakit
menurun.
kepala)
4. Pusing menurun
5. Lelah/
menurun.
6. Rasa
menurun.
7. Gemetar
menurun.
tubuh
pasien.
4. agar
- Terapeutik :
tidak
terjadi
lesu 3. berikan asupan cairan
oral
lapar 4.
cairan
komlikasi
akibat
konsultasi
dengan
medis jika tanda dan
dari
hiperglikemia
5. agar
pasien
gejala
hiperglikemia
dapat
tetap
ada
mengontrol
atau
8. Berkeringat
memburuk.
kadar
menurun.
- Edukasi :
darahnya
9. Mulut
menurun.
10. Rasa
menurun.
11. Perilaku
kering 5.
anjurkan
kadar
glukosa
monitor
darah
haus secara mandiri.
diet
saat.
Dan
mengetahui
6. anjurkan kepatuhan
aneh terhadap
setiap
gula
dan
kadar
normal
gula
menurun.
12. Kesulitan
menurun.
13. Kadar
dalam
membaik.
14. Kadar
dalam
membaik.
15. Palpitasi
membaik.
16. Jumlah
membaik.
olahraga.
6. mengonrol
bicara - Kolaborasi :
keseimbangan
7. kolaborasi pemberian
glukosa insulin, jika perlu
darah Intervensi
zat gizi dalam
tubuh
utama
:
manajemen hipoglikemia
glukosa -Observasi :
dan
memulai
hidup sehat.
7. mengatur
urine 1. identifikasi tanda dan
gejala hipoglikemia
kadar
gula
dalam darah
- Terapeutik
2. berikan karbohidrat
urin ,jika perlu
3. Berikan glucagon, jika
pelu.
- Edukasi :
4.
anjurkan
1. memberikan
monitor
tindakan
kadar glukosa darah.
medis
5.
perawatan
tepat.
mencegah
2. Mencegah
ajarkan
mandiri
yang
hipoglikemia.
gula
darah
- Kolaborasi :
turun
terlalu
6. kolaborasi pemberian
rendah
deksrose, jika perlu.
3. Menangani
kondisi kadar
gula
darah
rendah
4. agar
pasien
dapat
mengontrol
kadar
gula
darahnya
setiap
baik
saat
rendah
maupun
tinggi.
5. Agar
pasien
dapat
mencegah
hipoglikemia.
6. Menyediakan
cairan
yang
membawa
gula ke dalam
tubuh
saat
pasien
tidak
dapat
meminum
cairan
cukup.
yang
Referensi
Lutyaini. 2014 .http://lutfyaini.blogspot.com/2014/09/laporan-pendahuluan-danaskep-
diabetes.html. Diakses : 30 September 2019
Academia. 2018.https://www.academia.edu/9208861/asuhan_keperawatan_DM.
Diakses : 30 September 2019
Eprints.2014.http://eprints.umm.ac.id/41080/3/jiptummpp-gdl-tesayovipr-47135-
3-bab2.pdf.diaskes 30 September 2019
Scholar.2011.http://scholar.unand.ac.id/5050/2/BAB%201%20Pendahuluan.pdf.
Diakses tanggal 30 September 2019
Tim Pokja PPNI.2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP
PPNI
Tim Pokja PPNI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Jakarta:DPP
PPNI
Tim
Pokja
PPNI.2018.Standar
Indonesia.Jakarta:DPP PPNI
Diagnosa
Intervensi
Keperawatan
Download