PROGRAM MEGISTER PROGRAM PASCASARJANA SEKOLAH TINGGI ILMU PEMERINTAHAN ABDI NEGARA YAYASAN PENDIDIKAN ABDI NEGARA NUSANTARA UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) Nama Mata Kuliah Dosen Angkatan/ Kelas Hari / Tanggal : RISNO TEDI SUKARDI : GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI : Prof. Dr. Drs. ERMAYA. S. SH, MS, MH. : XII B : Selasa, 19 Januari 2021 Jawaban 1. Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” berasal dari bahasa yunani politeia berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia politik dalam arti politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud negara kepulauan berlandaskan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945. Pentingnya geopilitik bagi Indonesia adalah untuk dapat mempertahankan negara dan berperan penting dalam pembinaan kerja sama dan penyelesaian konflik antar negara yang mungkin muncul dalam proses pencapaian tujuan. Geostrategi berasal dari kata Geo dan Strategi. Geografi merujuk pada ruang hidup nasional wadah atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi diartikan sebagai ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam keadaan perang maupun damai. Dengan demikian, geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya. Geostrategi Indonesia merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional Indonesia. Geopolitik adalah system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu Negara yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara. Geostrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai factor utamanya. Disamping itu dalam merumuskan strategi perlu memperhatikan kondisi social, budaya, penduduk, sumber daya alam, lingkungan regional maupun internasional. 2. Menurut saya : Issuess actual tentang kepemimpinan politik saat Pandemi Covid-19 tahun 2020-2021, seorang pemimpin akan diuji kepiawaiannya ketika menghadapi situasi yang tidak familiar. Perubahan situasi ini akan membuat pemimpin ‘beranjak’ dari zona nyaman dan ‘dipaksa’ untuk menghadapi perubahan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Tantangan ini menimbulkan permasalahan dan bahkan bisa mengancam posisi pemimpin. Namun satu hal yang pasti, semua orang pasti bergantung pada pemimpinnya dan seorang pemimpin harus mencari cara agar memenuhi banyaknya ekspektasi terhadap dirinya. Termasuk ketika mengalami permasalahan seperti pandemi COVID-19. Pandemi COVID19 telah menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh negara di dunia. Di satu sisi, banyak pemimpin negara berusaha merumuskan resep jitu dalam menangkal penyebaran wabah ini. Di sisi lain banyak pula pemimpin yang gagal dalam merumuskan strategi mitigasi, dan hal ini berimbas pada trust issues antara pemerintah dengan masyarakat, tak terkecuali di Indonesia. Perlu diingat kembali bahwa tidak ada satu rumusan yang ‘paling benar’ untuk memenangkan pertempuran ini. Kali ini ‘lawan’ pemerintah adalah virus yang terus berkembang dan untuk itu diperlukan pendekatan yang sesuai untuk mengatasinya. Peran sentral kepemimpinan adaptif atau adaptive leadership sebagai model kepemimpinan di tengah ketidakpastian atau uncertainty, serta pemerintahan adaptif atau adaptive governance sebagai bentuk institusionalisasi dari kepemimpinan adaptif tersebut. 4. Dalam mempelajari Geopolitik dan Geostrategi dibutuhkan dalil kehidupan Negara, Keberlangsungan hidup dan eksistensi suatu bangsa, sangat dipengaruhi oleh kemampuan bangsa tersebut dalam memahami dan menguasai kondisi geografi serta lingkungan sekitarnya. Tumbuh kembangnya atau berkurangnya ruang hidup bangsa, juga dipengaruhi oleh pandangan geopolitik yang diyakini oleh entitas suatu bangsa. Menurut Sophie Chautard dalam bukunya La Geopolitique, “Geopolitik bukan ilmu pengetahuan murni, melainkan sebuah multidisiplin ilmu yang mempelajari hubungan antar ruang dan politik, antara teritorial dan individu. Meletakkan semua masalah pada aspek geografi yang memungkinkan kita menganalisa kondisi saat ini, memahami hubungan satu kejadian dengan kejadian lainnya”. Pandangan Gearoid O’ Tuathail menyatakan bahwa “Geopolitik tidak memiliki makna atau identitas tunggal yang mencakup segala hal. Geopolitik merupakan suatu wacana, yaitu suatu cara penggambaran, perwakilan dan penulisan tentang geografi dan politik internasional yang sangat beragam secara kultural dan politik.” Dalam pidato peresmian Lemhannas RI tahun 1965, Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, menegaskan bahwa pertahanan nasional hanya dapat dilaksanakan secara sempurna, bila suatu bangsa mendasarkan pertahanan nasional atas pengetahuan geopolitik. Pengetahuan geopolitik yang dimaksud adalah geopolitik Indonesia yang dikembangkan berdasarkan tiga faktor yang membentuk karakter bangsa indonesia, yaitu sejarah lahirnya negara, bangsa dan tanah air, serta cita – cita dan ideologi bangsa. Berdasarkan ketiga hal tersebut, bangsa indonesia telah mengembangkan pandangan geopolitik yang bersumber pada nilai – nilai kesejarahan yang sudah dimulai sejak era prakolonialisme hingga era kemerdekaan RI. Pandangan yang bersumber pada kesamaan pengalaman pahit sejarah, pada akhirnya menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara sebagai pandangan geopolitik yang memandang wilayah nusantara sebagai ruang hidup yang harus dipertahankan dan dikelola sebagai sumber kehidupan bangsa indonesia dalam mencapai tujuan dan cita – cita nasional. Secara formal, Wawasan Nusantara dipahami dan dimengerti sebagai cara pandang bangsa indonesia tentang diri dan lingkungan keberadaanya dalam memanfaatkan kondisi dan konstelasi geografi dengan menciptakan tanggungjawab dan motivasi atau dorongan bagi seluruh bangsa indonesia untuk mencapai tujuan nasional. Sebagai wawasan nasional, konsepsi Wawasan Nusantara menganut filosofi dasar geopolitik Indonesia yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa. Sebagai hasil perenungan filsafat tentang diri dan lingkungannya, Wawasan Nusantara mencerminkan pula dimensi pemikiran mendasar bangsa Indonesia yang mencakup dimensi kewilayahan sebagai suatu realitas serta dimensi kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai suatu fenomena hidup. Kedua dimensi pemikiran tersebut merupakan keterpaduan pemikiran dalam dinamika kehidupan pada seluruh aspek kehidupan nasional yang berlandaskan Pancasila. Dengan prinsip inilah, seyogyanya setiap komponen dan anak bangsa harus mampu memandang, menyikapi serta mengelola sifat dan karakter geografis lingkungannya yang sarat dengan potensi dan risiko ancaman. Pola pikir, pola sikap dan pola tindak bangsa Indonesia harus paham, akrab dan menyatu dengan perilaku geografis kepulauan indonesia sebagai ruang, alat dan kondisi juang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Ketahanan Nasional. Pada hakikatnya Ketahanan Nasional merupakan kondisi sekaligus konsepsi pembangunan nasional dalam pencapaian tujuan dan cita – cita bangsa. Sebagai suatu kondisi, Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis bangsa yang berisi ketangguhan serta keuletan dan kemampuan bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sebagai kondisi, Ketahanan Nasional merupakan kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan dan dibina secara dini, terus menerus, terpadu dan sinergis. Sebagai konsepsi, Ketahanan Nasional merupakan landasan konsepsional strategis yang sekaligus merupakan pisau analisis untuk memecahkan berbagai permasalahan strategis bangsa melalui pendekatan 8 (delapan) aspek kehidupan nasional (asta gatra) yang terdiri dari 3 (tiga) aspek alamiah (tri gatra) yang bersifat statis dan 5 (lima) aspek kehidupan (panca gatra) yang bersifat dinamis. Peran dan hubungan diantara kedelapan gatra saling terkait dan saling tergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam kehidupan nasional. Dalam implementasinya, ketahanan nasional diselenggarakan dengan mengutamakan pendekatan kesejahteraan (prosperity approach) dan pendekatan keamanan (security approach) yang serasi, selaras dan seimbang. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah, dan jasmaniah. Sementara itu, keamanan harus dipahami sebagai kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar dan dari dalam, termasuk di dalamnya melindungi pancasila sebagai dasar negara (philosophi gronslag). Dalam perspektif Ketahanan Nasional, pertahanan negara Indonesia tidak terlepas dari pengaruh dan dinamika kondisi yang terkait dengan delapan aspek kehidupan nasional di atas. Konsep keseimbangan dan saling keterkaitan antar satu gatra dengan gatra lainnya serta sistem pertahanan negara yang bersifat kesemestaan, mencerminkan adanya keterhubungan yang kuat antara kondisi Ketahanan Nasional dengan Pertahanan Negara secara menyeluruh. 5. Mempelajari konsep dan teori etika pemerintahan dan geopilitik Indonesia dapat memahami prilaku manusia karena pada salah satu objek formal geografi terdapat aspek keligkungan dan aspek kehidupan yang pada kedua aspek tersebut adalah aspek geografi yang mempelajari tentang pola kehidupan manusia berdasarkan tempat Atau wilayah kehidupan nya. Adapun 7 prilaku manusia setelah mempelajari teori etika pemerintahan dan geopolitik 1. Ikut serta dalam politik 2. Ikut mengkritik atau menurunkan para pelaku politik yang berotoritas 3. Berkewajiban untuk melakukan hak dan kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. 4. 5. 6. 7. Mengevalukasi kinerja pelayan negara dan perwakilan rakyat Mengikuti pemilihan umum Bergabung dengan parpol Mengadakan simposium dan konfersi dalam memajukan negara 6. Etika adalah menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Istilah etika sering dikaitkan dengan moralitas seseorang dalam kehidupan sosial di masyarakat. Orang yang tidak memiliki etika yang baik sering disebut tidak bermoral karena tindakan dan perkataan yang diambil tidak melalui pertimbangan baik dan buruk. Etika berasal dari kata ethos yang merupakan bentuk tunggal bahasa Yunani kuno, yang memiliki beberapa arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan bentuk jamak dari ethos adalah ta etha yang memiliki arti adat kebiasaan. Makna dari bentuk jamak ta etha yang lebih mendekati istilah etika. Dengan demikian, secara etimologi pengertian etika secara umum adalah ilmu mengenai perbuatan, sikap yang biasa dilakukan atau ilmu kajian tentang adat kebiasaan.