BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman mampu mewariskan sifatnya kepada keturunannya. Sifat tanaman yang tampak dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan. Sedangkan sifat tanaman yang dapat diwariskan berasal dari faktor genetik. Untuk mengetahui seberapa besar faktor genetik yang menpengaruhi kenampakan sifat tanaman disebut heritabilitas. Jika faktor genetic tanaman tersebut pengaruhnya lebih banyak sedangkan faktor lingkungan tidak mendukung maka sifat yang diwariskan tidak akan nampak. Keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan. Populasi dengan keragaman genotipe rendah mencirikan bahwa anggota populasi tersebut secara genetis relatif homogen sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat menentukan besarnya kergaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponenkomponen yang menyusun keragaan individu tanaman penyusun populasi. Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi, guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena perbedaan macam persilangan. Heritabilitas merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu diketahui karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat yang diinginkan. 1.2 Tujuan Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya heritabilitas arti luas beberapa sifat pada tanaman kedelai. 1.3 Manfaat Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heretabilitas dari sifatsifat tanaman kedelai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Heretabilitas Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Secara statisitik merupakan reaksi observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan hereditas diantara gen dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit. (Warwick, dkk, 1983) Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan dalam arti sempit, akan tetapi yang digunakan secara umum adalah dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti luas adalah total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant dan epistasis dibagi dengan total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam genetik per total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan. (Firman, 2011) Heritability is the proportion of variation in a phenotype (trait, characteristic or physical feature) that is thought to be caused by genetic variation among individuals. The remaining variation is usually attributed to environmental factors. Studies of heritability typically estimate the proportional contribution of genetic and environmental factors to a particular trait or feature. Heretabilitas adalah perbandingan variasi dalam penampakan fenotip (sifat, karakteristik atau ciri-ciri fisik) hal itu menyebabkkan variasi genetic antar individu. Variasi lainnya biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Studi tentang heretabilitas memperkirakan perbandingan kontribusi faktor genetic dan lingkungan adalah faktor utama menentukan sifat atau ciri-ciri fisiknya. (Fehr, W.R., 1987) 2.3 Kegunaan atau Manfaat Heretabilitas Terdapat beberapa manfaat atau kegunaan dari heretabilitas, diantaranya adalah : a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ragam lingkungan, ragam genotip, dan ragam fenotipnya. b. Untuk mengetahui ada tidaknya kemajuan seleksi (genetic gain) dari populasi hasil seleksi c. Untuk menentukan metode seleksi yang akan digunakan Apabila nilai heretabilitas tinggi, maka dengan seleksi sederhana mungkin sudah berhasil, misalnya dengan seleksi massa. d. Untuk menentukan waktu pelaksanaan seleksi pada generasi awal atau generasi tertentu Apabila heretabilitas tinggi dapat diseleksi sejak awal (pedigree), generasi 2 atau generasi 3. Apabila heretabilitas rendah, seleksi dilakukan pada generasi kemudian (Bulk) (Kuswanto, 2012) 2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Heretabilitas Dilihat dari rumus heretabilitas sendiri, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi heretabilitas ada tiga, yaitu : ragam genotip, ragam fenotip, dan ragam lingkungan. Ragam fenotipik merupakan fungsi penjumlahan dari ragam genetik, ragam lingkungan dan ragam interaksi genotipe x lingkungan. Ragam genetik merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik. Ragam lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang berbeda. Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada antar genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam interaksi dan ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu genotipe mempunyai daya adaptasi yang luas atau sempit. Genotipe yang mempunyai ragam genetik lebih kecil dibandingkan ragam interaksi genotipe dan lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena penampilannya akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi mempengaruhi penampilannya. (Mangoendidjojo, 2003) BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan (+ fungsi) Benih Penggaris : Bahan Uji : Untuk mengukur tinggi tanaman Jangka sorong : Untuk mengukur lebar daun Modul Alat tulis Ember Kamera : Pustaka untuk teknik persilangan : Untuk mencatat hasil : Untuk menampung air : alat dokumentasi 3.2 Waktu dan Tempat Praktikum Waktu penanaman Tempat : Hari senin , 25 Maret 2013 : Kebun Praktikum Jurusan Budidaya Pertanian FP UB 3.3 Alur Kerja Masing-masing kelas menentukan komoditi yang akan diamati (harus tersedia minimal 3 varitas tiap komoditi). Masing-masing kelompok menentukan karakter yang akan diamati. Menanam dan memelihara komoditi yang bersangkutan pada bedeng-bedeng yang telah disediakan dengan jarak tanam dan cara budidaya sesuai dengan rekomendasi serta dibuat 3 ulangan. Melakukan pengamatan sesuai dengan karakter yang telah ditentukan dengan mengambil tanaman sampel 5 tanaman untuk tiap baris/petak. Menentukan nilai heritabilitas setiap karakter pengamatan dengan nilai taksiran kuadrat dari rancangan acak kelompok. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Hasil Pengamatan Nama komoditi : Kedelai Varietas : 1. Anjasmoro 2. Tanggamus 3. Willis Luas tanam : 2x1 meter Jumlah populasi : 33 lubang Tanggal tanam : 12 April 2013 Tanggal pengamatan : 16 April 2013 a. Tabel Pengamatan Varietas: Anjasmoro Karakter: Tinggi tanaman Genotipe Ulangan Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V V1 U1 1 27 28 28,5 30 33 V1 U1 2 26 28 29 31 34 V1 U1 3 25 28 30 30,5 33 V1 U1 4 24 26 28 29,5 35 V1 U1 5 22 26 29 30 32 V1 U2 1 24 32 35 37 38 V1 U2 2 25 26 29 35 39 V1 U2 3 24 27 34 37 34 V1 U2 4 23 26 35 37 32 V1 U2 5 22 26 mati mati mati V1 U3 1 28 35 41 45 47 V1 U3 2 30 32 33 38 41 V1 U3 3 28 31 32 36 40 V1 U3 4 30 34 35 39 43 V1 U3 5 29,5 32 33 38 42 Karakter: Jumlah Daun Genotipe Ulangan Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V V1 U1 1 3 4 5 22 24 V1 U1 2 4 6 8 33 35 V1 U1 3 3 6 8 28 32 V1 U1 4 4 8 10 37 40 V1 U1 5 3 5 5 25 29 V1 U2 1 3 5 6 8 8 V1 U2 2 3 4 5 6 7 V1 U2 3 3 5 6 7 8 V1 U2 4 3 3 5 7 8 V1 U2 5 3 3 mati mati mati V1 U3 1 1 2 8 10 5 V1 U3 2 1 2 5 6 3 V1 U3 3 1 2 5 6 4 V1 U3 4 1 1 6 8 4 V1 U3 5 1 1 5 7 4 Karakter: Jumlah Bunga Genotipe Ulangan Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V V1 U1 1 0 0 2 4 7 V1 U1 2 0 0 0 2 5 V1 U1 3 0 0 0 3 6 V1 U1 4 0 0 3 6 8 V1 U1 5 0 0 0 2 4 V1 U2 1 0 0 0 3 5 V1 U2 2 0 0 0 5 7 V1 U2 3 0 0 0 1 3 V1 U2 4 0 0 0 4 6 V1 U2 5 0 0 0 5 9 V1 U3 1 0 0 3 4 7 V1 U3 2 0 0 3 4 6 V1 U3 3 0 0 0 1 3 V1 U3 4 0 0 2 3 5 V1 U3 5 0 0 3 4 6 Varietas: Tanggamus Karakter: Tinggi Tanaman Genotipe Ulangan V2 Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V U1 1 22 25 44 42 52 V2 U1 2 24 26 40 44 53 V2 U1 3 23 30 38 39 54 V2 U1 4 24 28 42 37 56 V2 U1 5 21 25 41 44 48 V2 U2 1 32 46 42 29,2 - V2 U2 2 27,5 35 28 15 - V2 U2 3 26 38 29 28 - V2 U2 4 36 41 36,5 25 - V2 U2 5 24 36 36 32 - V2 U3 1 24 32 43 47 50 V2 U3 2 24 34 45 46,5 48 V2 U3 3 25,5 36 45,5 44,5 46,5 V2 U3 4 23 30 44 45,5 49 V2 U3 5 23 31,2 44 46 48,5 Karakter: Jumlah Daun Genotipe Ulangan Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V V2 U1 1 5 8 8 13 10 V2 U1 2 4 6 10 13 11 V2 U1 3 5 8 10 12 11 V2 U1 4 4 6 6 13 24 V2 U1 5 3 4 7 19 26 V2 U2 1 2 4 5 13 - V2 U2 2 2 4 10 12 - V2 U2 3 1 3 7 11 - V2 U2 4 2 2 6 7 - V2 U2 5 2 2 4 3 - V2 U3 1 4 6 14 16 V2 U3 2 4 6 8 16 17 V2 U3 3 4 6 9 15 16 V2 U3 4 4 6 9 11 13 V2 U3 5 4 6 9 10 13 11 Varietas: Wilis Karakter: Tinggi Tanaman Genotipe Ulangan V3 Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V U1 1 - - 23 23 21 V3 U1 2 - - 20,5 22,5 22,5 V3 U1 3 - - 16,5 20,5 26 V3 U1 4 - - 11,5 16 21,5 V3 U1 5 - - 19 19 22 V3 U2 1 17 21 25 30 39 V3 U2 2 21 24 27 33 40 V3 U2 3 15 20 24 28 38 V3 U2 4 20 23 25 30 37 V3 U2 5 20 22 26 31 41 V3 U3 1 18 20 22 28 39 V3 U3 2 16 18 20 37 41 V3 U3 3 20 23 21 40 44 V3 U3 4 18 21 24 40 51 V3 U3 5 19 22 26 47 44 Karakter: Jumlah Daun Genotipe Ulangan V3 Pengamatan ke- No. Tanaman I II III IV V U1 1 - - 15 21 18 V3 U1 2 - - 15 18 18 V3 U1 3 - - 12 13 24 V3 U1 4 - - 12 21 27 V3 U1 5 - - 9 15 15 V3 U2 1 3 3 4 5 7 V3 U2 2 4 4 5 7 9 V3 U2 3 3 3 5 6 9 V3 U2 4 3 4 4 5 7 V3 U2 5 3 4 5 7 10 V3 U3 1 4 4 6 7 9 V3 U3 2 6 6 8 9 10 V3 U3 3 5 6 8 8 9 V3 U3 4 3 3 5 7 8 V3 U3 5 5 6 7 8 9 b. Tabel Rerata Pengamatan Karakter tinggi tanaman Ulangan Genotip Total 1 3 V1 26.8 27.4 32.8 87 V2 26.8 39.2 32.64 98.64 V3 0 22 20.8 42.8 53.6 88.6 86.24 228.4 Total 2 Karakter: jumlah daun Ulangan Genotip Total 1 2 3 V1 5.8 4 1.6 11.4 V2 6.4 3 6 15.4 V3 0 3.6 5.6 9.2 Total 36.4 24 27 87.4 Karakter: jumlah bunga Ulangan Genotip Total 1 2 3 V1 0 0 0 0 V2 0 0 0 0 V3 0 0 0 0 Total 0 0 0 0 c. Perhitungan Heritabilitas Tinggi tanaman FK (Faktor Koreksi) = (Grand total)2/(jumlah ulangan × Jumlah genotip) Sehingga FK= (228.4)2/(3x3) = 5796.284 JKT (JK Total) = Kuadrat masing-masing nilai genotip dan ulangan – FK Sehingga JKT =(26.82 + 27.42 32.82 + 26.82 + 39.22 +32.642 +0+222+20.82)- 5796.284 = 985.4456 JKg (JK genotip) = {(Nilai total genotip masing-masing ulangan)2 /ulangan)} – FK Sehingga JKg = (872 +98.642+42.82 )/3) -5796.284 = 580.6125 JKu (JK ulangan) = {jumlah (Nilai total masing-masing ulangan)2 /genotip)} – FK Sehingga JKu = = (53.62+88.62+86.242)/3) - 5796.284 = 257.1352 JKe (JK eror) = JKT - JKg – Jku = 147.6979 2g = (KTg – KTe) : u =JKg/db (genotip)) - (JKe/db (eror)) : 3 =(580.6125/2) - (147.6979/4) : 3 =(290.3063 - 36.92447) : 3 =253.3818 :3 = 84.4606 ²e = KTe =36.92447 ²p = ²g + ²e =121.3851 h2 = 0.695807 ( h > 0,5= heritabilitas tinggi ) Jumlah Daun FK (Faktor Koreksi) = (Grand total)2/(jumlah ulangan × Jumlah genotip) Sehingga FK= (87.4)2/(3x3) = 848.7511 JKT (JK Total) = Kuadrat masing-masing nilai genotip dan ulangan – FK Sehingga JKT= (5.82 + 42 +1.62 + 6.42 + 32 +62 +0+3.62+5.62)- 848.7511= -663.711 JKg (JK genotip) = {(Nilai total genotip masing-masing ulangan)2 /ulangan)} – FK Sehingga JKg = (11.42 +15.42+9.22 )/3) -848.7511= -698.164 JKu (JK ulangan) = {jumlah (Nilai total masing-masing ulangan)2 /genotip)} – FK Sehingga JKu = = (36.42+242+272)/3) -848.7511 = 27.90222 JKe (JK eror) = JKT - JKg – Jku = 6.551111 2g = (KTg – KTe) : u = (JKg/db (genotip)) – ( JKe/db (eror) ) : 3 = (-698.164/2) – ( 6.551111/4) : 3 = (-349.082- 1.637778) : 3 =-350.72 : 3 = -116.907 ²e = KTe =1.637778 ²p = ²g + ²e = -115.269 h2 = 1.014208 ( h > 0,5 = heritabilitas tinggi ) 4.3 Pembahasan Hasil Pengamatan 4.3.1 Ragam yang Terjadi dalam Populasi Berdasarkan data yang didapati setelah melakukan pengamatan, ragam yang terjadi dalam populasi timbul dikarenakan oleh faktor genetik, dimana ragam diwariskan kepada keturunannya. Ragam genetik dapat terjadi karena adanya percampuran material pemuliaan, rekombinasi genetik, sebagai akibat adanya persilangan–persilangan, dan adanya mutasi ataupun poliploidisasi. Ragam yang timbul ada yang langsung dapat dilihat, misalnya perbedaan warna bunga, daun, dan bentuk biji. Dari data pengamatan keragaman pada populasi dapat dilihat dari data pengukuran tinggi dan penghitungan jumlah daun yang terdapat pada setiap varietas per populasi yang diamati. Terjadi keragaman karakter tinggi dan jumlah daun dalam setiap populasi pada setiap varietas tanaman. Dapat dilihat dari tabel pengamatan di atas. Ragam genotip Kedelai lokal yang terdiri dari : Anjasmoro, Tanggamus, dan Willis berdasarkan parameter pengamatan kualitatif (tinggi tanaman dan jumlah daun) menunjukkan ragam heritabilitasnya tinggi. Dengan nilai heritabilitas untuk ragam fenotip tinggi tanaman yakni 0.695807 dan ragam fenotip untuk jumlah daun yakni 1.014208. 4.3.2 Perbandingan Nilai Heritabilitas antar Varietas Menurut Stansfield (1983), nilai heritabilitas dibagi dalam beberapa kategori yakni nilai heritabilitas rendah jika nilai heritabilitasnya < 0,2; tergolong sedang jika nilai heritabilitasnya 0,2-0,5; dan tergolong tinggi jika nilai heritabilitasnya > 0,5. Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan nilai heritabilitas didapati hasil yakni untuk variabel pengamatan dengan karakter tinggi tanaman adalah 0.695807, menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong tinggi. Untuk variabel pengamatan dengan karakter jumlah daun sebesar 1.014208, menunjukkan bahawa nilai heritabilitasnya tinggi. Nilai dugaan heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik lebih berperan dibandingkan faktor lingkungan, sedang nilai heritabilitas yang rendah adalah sebaliknya. Semua variabael pengamatan berdasarkan karakter masing-masing tanaman menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong tinggi, karena kisaran nilainya >0,5. Hasil ini menunjukkan bahwa peran genetik terhadap 2 variabel pengamatan Kedelai tersebut besar. Namun untuk nilai heritabilitas tertinggi dimiliki oleh variabel pengamatan berdasarkan karakter jumlah daun. 4.3.3 Hubungan antara taksiran nilai heritabilitas dengan seleksi yang digunakan untuk program pemuliaan Nilai taksiran suatau karakter penting diketahui kaitannya dengan seleksi yang digunakan untuk program pemuliaan tanaman. Nilai tersebut digunakan untuk menduga kemajuan dari suatu seleksi, apakah karakter yang diamati banyak dipengaruhi oleh faktor genetik ataupun lingkungan. Berdasarkan kriteria dari Mc. Whirter (1979), nilai heritabilitas karakter tinggi tanaman termasuk tinggi yakni 0.695807 dan untuk karakter jumlah daun nilai heritabilitasnya lebih tinggi lagi yakni 1.014208. Karakter tanaman yang memiliki nilai duga heritabilitas sedang hingga tinggi, menunjukkan bahwa peran lingkungan tidak berpengaruh terhadap penampilan suatu karakter tersebut (Mc. Whirter, 1979 dalam Susanto,G.W.A, 2004). Pada kondisi demikian, umumnya seleksi dapat dilakukan pada generasi awal (Mardjono et al 1991 dalam Susanto,G.W.A, 2004). Sebaliknya karakter dengan nilai heritabilitas rendah sebagai akibat penampilan fenotifnya tidak konsisten secara genetik, maka seleksi dapat dilakukan pada generasi lanjut (Kuntjiyati,1991 dalam Susanto,G.W.A, 2004). Basuki (2005), menjelaskan hubungan antara heritabilitas dengan penentuan metode seleki sebagai brikut: (1) Bila heritabilitas dalam arti sempit maka metode seleksi yang digunakan adalah seleksi massa.Sebaliknya bila rendah digunakan seleksi silsilah, uji kekerabatan (sibtest), dan uji keturunan(progeny test), (2) bila heritabilitas dalam arti luas dengan nilai heritabilitas yang tinggi maka metode seleksi tidak langsung yang digunakan. Menurut Fehr (1987) dalam Susanto, G.W.A, (2004) mengemukakan jika pengaruh lingkungan lebih berperan dibanding pengaruh genetik terhadap penampilan suatu karakter tanaman, maka seleksi pada populasi tersebut tidak akan membawa perubahan secara genetik dan dapat memperkecil kemajuan genetik. Karena hasil dari perhitungan nilai heritabilitas menunjukkan kriteria heritabilitas yang tinggi, maka dalam hal ini peran genetik yang berpengaruh serta seleksi dapat dilakukan pada generasi awal. Berdasarkan heritabilitas tinggi maka diterapkan metode seleksi tidak langsung untuk memilih genotip terbaik diihat dari sifat fenotif yang tampak yakni tinggi tanaman dan jumlah daun. Penerapan seleksi tidak langsung ini berdasarkan nilai korelasi nyata dan didukung oleh nilai heritabilitas yang tinggi. Korelasi nyata digunakan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak langsung dari suatu karakter terhadap karakter lainnya yang menjadi kriteria seleksi. Pembakuan nilai karater selanjutnya untuk mendapatkan inividu dengan nila karakter tertinggi untuk dijadikan tanaman induk unggul. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman total (yang diukur dengan raga). Berdasarkan data yang didapati setelah melakukan pengamatan, ragam yang terjadi dalam populasi timbul dikarenakan oleh faktor genetik, dimana ragam diwariskan kepada keturunannya. Dari data pengamatan keragaman pada populasi dapat di lihat dari data pengukuran tinggi dan penghitungan jumlah daun yang terdapat pada setiap varietas per populasi yang diamati. Terjadi keragaman karakter tinggi dan jumlah daun dalam setiap populasi pada setiap varietas tanaman. Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan nilai heritabilitas di dapati hasil yakni untuk variabel pengamatan dengan karakter tinggi tanaman adalah 0.695807, menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong tinggi. Untuk variabel pengamatan dengan karakter jumlah daun sebesar heritabilitasnya tinggi. 1.014208, menunjukkan bahawa nilai DAFTAR PUSTAKA Fehr, W.R., 1987. Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta. Firman, 2011. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kuswanto, 2012. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. Mangoendidjojo, 2003. k. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu. Warwick, dkk, 1983. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga. G.W.A. Susanto. 2004. Variasi genetik karak-ter kuantitatif galur galur kedelai F 5. Dalam A.Kasno, D.M.Arsyad, Kuswanto, M.M.Adie, M. Anwari, N.Nugrahaeni, N. Sasuki, Rustidja, St. A. Rahayuningsih, Suwarno dan Trustinah (eds). Proseding Lokakarya Perhimpunan Ilmu Pemulia-an Indonesia VII. Dukungan Pemuliaan Terhadap Industri Perbenihan pada Era Pertanian Kompotitif. Peripi dan Balit-kabi Malang. 2004. Hal 252 – 258 Basuki, Nur. 2005. Genetika Kuantitatif. Fakultas Pertnian Universitas Brawijaya. Malang Standfield WD. 1983. Thery and Problems of Genetic. 2nd Ed. New York: McGraw-Hill. LAMPIRAN Dokumentasi Gambar1. Pengamatan Jumlah Daun Gamba 2. Pengamatan Tinggi Tanaman Gambar 3. Pengamatan Jumlah Bunga