Laporan Heritabilitas - Blog UB

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman mampu mewariskan sifatnya kepada keturunannya. Sifat tanaman yang tampak
dipengaruhi oleh faktor genetic dan lingkungan. Sedangkan sifat tanaman
yang dapat
diwariskan berasal dari faktor genetik. Untuk mengetahui seberapa besar faktor genetik yang
menpengaruhi kenampakan sifat tanaman disebut heritabilitas. Jika faktor genetic tanaman
tersebut pengaruhnya lebih banyak sedangkan faktor lingkungan tidak mendukung maka sifat
yang diwariskan tidak akan nampak. Keragaman genotipe mencerminkan besarnya potensi
dan kecepatan dari populasi tersebut untuk menerima perbaikan. Populasi dengan keragaman
genotipe rendah mencirikan bahwa anggota populasi tersebut secara genetis relatif homogen
sehingga seleksi untuk mendapatkan tanaman unggul akan sulit dilakukan. Untuk dapat
menentukan besarnya kergaman genotipe suatu populasi perlu diketahui komponenkomponen yang menyusun keragaan individu tanaman penyusun populasi.
Persilangan akan mengakibatkan timbulnya populasi keturunan yang bersegregasi. Adanya
segregasi ini berarti ada perbedaan genetik pada populasi, sehingga merupakan bahan seleksi,
guna meningkatkan sifat. Generasi keturunan yang bersegresi dapat berbeda karena
perbedaan macam persilangan.
Heritabilitas merupakan suatu tolak ukur untuk mengetahui kemampuan tetua dalam
menurunkan kesamaan sifat kepada keturunannya. Oleh karena itu heritabilitas perlu
diketahui karena dapat membantu para pemulia untuk menghasilkan tanaman dengan sifat
yang diinginkan.
1.2 Tujuan
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya heritabilitas arti
luas beberapa sifat pada tanaman kedelai.
1.3 Manfaat
Mempelajari cara penafsiran besarnya keragaman genotipe dan heretabilitas dari sifatsifat tanaman kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Heretabilitas
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman total
(yang diukur dengan raga) dari suatu sifat yang diakibatkan oleh pengaruh genetik. Secara
statisitik merupakan reaksi observed fenotifik variance, yang disebabkan perbadaan hereditas
diantara gen dan kombinasi gen genotype individu-individu sebagai suatu unit.
(Warwick, dkk, 1983)
Ada dua pengertian haritabilitas, yaitu heritabilitas dalam arti luas dan dalam arti sempit,
akan tetapi yang digunakan secara umum adalah dalam arti sempit. Heritabilitas dalam arti
luas adalah total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant dan epistasis dibagi
dengan total atau penjumlahan antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan.
Sedangkan heritabilitas dalam arti sempit yaitu : Ragam genetik per total atau penjumlahan
antara ragam genetik, dominant, epistasis, dan lingkungan.
(Firman, 2011)
Heritability is the proportion of variation in a phenotype (trait, characteristic or physical
feature) that is thought to be caused by genetic variation among individuals. The remaining
variation is usually attributed to environmental factors. Studies of heritability typically
estimate the proportional contribution of genetic and environmental factors to a particular
trait or feature.
Heretabilitas adalah perbandingan variasi dalam penampakan fenotip (sifat, karakteristik atau
ciri-ciri fisik) hal itu menyebabkkan variasi genetic antar individu. Variasi lainnya biasanya
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Studi tentang heretabilitas memperkirakan perbandingan
kontribusi faktor genetic dan lingkungan adalah faktor utama menentukan sifat atau ciri-ciri
fisiknya.
(Fehr, W.R., 1987)
2.3 Kegunaan atau Manfaat Heretabilitas
Terdapat beberapa manfaat atau kegunaan dari heretabilitas, diantaranya adalah :
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari ragam lingkungan, ragam genotip,
dan ragam fenotipnya.
b. Untuk mengetahui ada tidaknya kemajuan seleksi (genetic gain) dari populasi hasil
seleksi
c. Untuk menentukan metode seleksi yang akan digunakan
Apabila nilai heretabilitas tinggi, maka dengan seleksi sederhana mungkin sudah
berhasil, misalnya dengan seleksi massa.
d. Untuk menentukan waktu pelaksanaan seleksi pada generasi awal atau generasi
tertentu
Apabila heretabilitas tinggi dapat diseleksi sejak awal (pedigree), generasi 2 atau
generasi 3.
Apabila heretabilitas rendah, seleksi dilakukan pada generasi kemudian (Bulk)
(Kuswanto, 2012)
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Heretabilitas
Dilihat dari rumus heretabilitas sendiri, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
heretabilitas ada tiga, yaitu : ragam genotip, ragam fenotip, dan ragam lingkungan.
Ragam fenotipik merupakan fungsi penjumlahan dari ragam genetik, ragam lingkungan dan
ragam interaksi genotipe x lingkungan. Ragam genetik merupakan ragam yang disebabkan
oleh keragaman genetik. Ragam lingkungan adalah ragam yang ditimbulkan akibat
lingkungan yang berbeda. Ragam interaksi genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada
antar genotipe yan sama dalam lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam interaksi dan
ragam genetik tersebut sangat menentukan apakah suatu genotipe mempunyai daya adaptasi
yang luas atau sempit. Genotipe yang mempunyai ragam genetik lebih kecil dibandingkan
ragam interaksi genotipe dan lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil karena
penampilannya
akhirnya
pengaruh
lingkungan
lebih
berkontribusi
mempengaruhi
penampilannya.
(Mangoendidjojo, 2003)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan (+ fungsi)
 Benih
 Penggaris
: Bahan Uji
: Untuk mengukur tinggi tanaman
 Jangka sorong : Untuk mengukur lebar daun
 Modul
 Alat tulis
 Ember
 Kamera
: Pustaka untuk teknik persilangan
: Untuk mencatat hasil
: Untuk menampung air
: alat dokumentasi
3.2 Waktu dan Tempat Praktikum
Waktu penanaman
Tempat
: Hari senin , 25 Maret 2013
: Kebun Praktikum Jurusan Budidaya Pertanian FP UB
3.3 Alur Kerja
 Masing-masing kelas menentukan komoditi yang akan diamati
(harus tersedia minimal 3 varitas tiap komoditi).
 Masing-masing kelompok menentukan karakter yang akan
diamati.
 Menanam dan memelihara komoditi yang bersangkutan pada
bedeng-bedeng yang telah disediakan dengan jarak tanam dan
cara budidaya sesuai dengan rekomendasi serta dibuat 3
ulangan.
 Melakukan pengamatan sesuai dengan karakter yang telah
ditentukan dengan mengambil tanaman sampel 5 tanaman untuk
tiap baris/petak.
 Menentukan nilai heritabilitas setiap karakter pengamatan dengan
nilai taksiran kuadrat dari rancangan acak kelompok.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1. Hasil Pengamatan
Nama komoditi
: Kedelai
Varietas
: 1. Anjasmoro
2. Tanggamus
3. Willis
Luas tanam
: 2x1 meter
Jumlah populasi
: 33 lubang
Tanggal tanam
: 12 April 2013
Tanggal pengamatan
: 16 April 2013
a. Tabel Pengamatan

Varietas: Anjasmoro
Karakter: Tinggi tanaman
Genotipe Ulangan
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
V1
U1
1
27
28
28,5
30
33
V1
U1
2
26
28
29
31
34
V1
U1
3
25
28
30
30,5
33
V1
U1
4
24
26
28
29,5
35
V1
U1
5
22
26
29
30
32
V1
U2
1
24
32
35
37
38
V1
U2
2
25
26
29
35
39
V1
U2
3
24
27
34
37
34
V1
U2
4
23
26
35
37
32
V1
U2
5
22
26
mati
mati
mati
V1
U3
1
28
35
41
45
47
V1
U3
2
30
32
33
38
41
V1
U3
3
28
31
32
36
40
V1
U3
4
30
34
35
39
43
V1
U3
5
29,5
32
33
38
42
Karakter: Jumlah Daun
Genotipe Ulangan
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
V1
U1
1
3
4
5
22
24
V1
U1
2
4
6
8
33
35
V1
U1
3
3
6
8
28
32
V1
U1
4
4
8
10
37
40
V1
U1
5
3
5
5
25
29
V1
U2
1
3
5
6
8
8
V1
U2
2
3
4
5
6
7
V1
U2
3
3
5
6
7
8
V1
U2
4
3
3
5
7
8
V1
U2
5
3
3
mati
mati
mati
V1
U3
1
1
2
8
10
5
V1
U3
2
1
2
5
6
3
V1
U3
3
1
2
5
6
4
V1
U3
4
1
1
6
8
4
V1
U3
5
1
1
5
7
4
Karakter: Jumlah Bunga
Genotipe Ulangan
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
V1
U1
1
0
0
2
4
7
V1
U1
2
0
0
0
2
5
V1
U1
3
0
0
0
3
6
V1
U1
4
0
0
3
6
8
V1
U1
5
0
0
0
2
4
V1
U2
1
0
0
0
3
5
V1
U2
2
0
0
0
5
7
V1
U2
3
0
0
0
1
3
V1
U2
4
0
0
0
4
6
V1
U2
5
0
0
0
5
9
V1
U3
1
0
0
3
4
7
V1
U3
2
0
0
3
4
6
V1
U3
3
0
0
0
1
3
V1
U3
4
0
0
2
3
5
V1
U3
5
0
0
3
4
6

Varietas: Tanggamus
Karakter: Tinggi Tanaman
Genotipe
Ulangan
V2
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
U1
1
22
25
44
42
52
V2
U1
2
24
26
40
44
53
V2
U1
3
23
30
38
39
54
V2
U1
4
24
28
42
37
56
V2
U1
5
21
25
41
44
48
V2
U2
1
32
46
42
29,2
-
V2
U2
2
27,5
35
28
15
-
V2
U2
3
26
38
29
28
-
V2
U2
4
36
41
36,5
25
-
V2
U2
5
24
36
36
32
-
V2
U3
1
24
32
43
47
50
V2
U3
2
24
34
45
46,5
48
V2
U3
3
25,5
36
45,5
44,5
46,5
V2
U3
4
23
30
44
45,5
49
V2
U3
5
23
31,2
44
46
48,5
Karakter: Jumlah Daun
Genotipe Ulangan
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
V2
U1
1
5
8
8
13
10
V2
U1
2
4
6
10
13
11
V2
U1
3
5
8
10
12
11
V2
U1
4
4
6
6
13
24
V2
U1
5
3
4
7
19
26
V2
U2
1
2
4
5
13
-
V2
U2
2
2
4
10
12
-
V2
U2
3
1
3
7
11
-
V2
U2
4
2
2
6
7
-
V2
U2
5
2
2
4
3
-
V2
U3
1
4
6
14
16
V2
U3
2
4
6
8
16
17
V2
U3
3
4
6
9
15
16
V2
U3
4
4
6
9
11
13
V2
U3
5
4
6
9
10
13

11
Varietas: Wilis
Karakter: Tinggi Tanaman
Genotipe
Ulangan
V3
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
U1
1
-
-
23
23
21
V3
U1
2
-
-
20,5
22,5
22,5
V3
U1
3
-
-
16,5
20,5
26
V3
U1
4
-
-
11,5
16
21,5
V3
U1
5
-
-
19
19
22
V3
U2
1
17
21
25
30
39
V3
U2
2
21
24
27
33
40
V3
U2
3
15
20
24
28
38
V3
U2
4
20
23
25
30
37
V3
U2
5
20
22
26
31
41
V3
U3
1
18
20
22
28
39
V3
U3
2
16
18
20
37
41
V3
U3
3
20
23
21
40
44
V3
U3
4
18
21
24
40
51
V3
U3
5
19
22
26
47
44
Karakter: Jumlah Daun
Genotipe
Ulangan
V3
Pengamatan ke-
No.
Tanaman
I
II
III
IV
V
U1
1
-
-
15
21
18
V3
U1
2
-
-
15
18
18
V3
U1
3
-
-
12
13
24
V3
U1
4
-
-
12
21
27
V3
U1
5
-
-
9
15
15
V3
U2
1
3
3
4
5
7
V3
U2
2
4
4
5
7
9
V3
U2
3
3
3
5
6
9
V3
U2
4
3
4
4
5
7
V3
U2
5
3
4
5
7
10
V3
U3
1
4
4
6
7
9
V3
U3
2
6
6
8
9
10
V3
U3
3
5
6
8
8
9
V3
U3
4
3
3
5
7
8
V3
U3
5
5
6
7
8
9
b. Tabel Rerata Pengamatan

Karakter tinggi tanaman
Ulangan
Genotip
Total
1
3
V1
26.8
27.4
32.8
87
V2
26.8
39.2
32.64
98.64
V3
0
22
20.8
42.8
53.6
88.6
86.24
228.4
Total

2
Karakter: jumlah daun
Ulangan
Genotip

Total
1
2
3
V1
5.8
4
1.6
11.4
V2
6.4
3
6
15.4
V3
0
3.6
5.6
9.2
Total
36.4
24
27
87.4
Karakter: jumlah bunga
Ulangan
Genotip
Total
1
2
3
V1
0
0
0
0
V2
0
0
0
0
V3
0
0
0
0
Total
0
0
0
0
c. Perhitungan Heritabilitas

Tinggi tanaman
FK (Faktor Koreksi) = (Grand total)2/(jumlah ulangan × Jumlah genotip)
Sehingga  FK= (228.4)2/(3x3) = 5796.284
JKT (JK Total)
= Kuadrat masing-masing nilai genotip dan ulangan – FK
Sehingga  JKT =(26.82 + 27.42 32.82 + 26.82 + 39.22 +32.642 +0+222+20.82)- 5796.284 =
985.4456
JKg (JK genotip)
= {(Nilai total genotip masing-masing ulangan)2 /ulangan)} – FK
Sehingga  JKg = (872 +98.642+42.82 )/3) -5796.284 = 580.6125
JKu (JK ulangan)
= {jumlah (Nilai total masing-masing ulangan)2 /genotip)} – FK
Sehingga  JKu = = (53.62+88.62+86.242)/3) - 5796.284 = 257.1352
JKe (JK eror) = JKT - JKg – Jku = 147.6979
2g
= (KTg – KTe) : u
=JKg/db (genotip)) - (JKe/db (eror)) : 3
=(580.6125/2) - (147.6979/4) : 3
=(290.3063 - 36.92447) : 3
=253.3818 :3
= 84.4606
²e
= KTe
=36.92447
²p
= ²g + ²e
=121.3851
h2 =
0.695807
(
h > 0,5= heritabilitas tinggi )

Jumlah Daun
FK (Faktor Koreksi) = (Grand total)2/(jumlah ulangan × Jumlah genotip)
Sehingga  FK= (87.4)2/(3x3) = 848.7511
JKT (JK Total)
= Kuadrat masing-masing nilai genotip dan ulangan – FK
Sehingga  JKT= (5.82 + 42 +1.62 + 6.42 + 32 +62 +0+3.62+5.62)- 848.7511= -663.711
JKg (JK genotip)
= {(Nilai total genotip masing-masing ulangan)2 /ulangan)} – FK
Sehingga  JKg = (11.42 +15.42+9.22 )/3) -848.7511= -698.164
JKu (JK ulangan)
= {jumlah (Nilai total masing-masing ulangan)2 /genotip)} – FK
Sehingga  JKu = = (36.42+242+272)/3) -848.7511 = 27.90222
JKe (JK eror) = JKT - JKg – Jku = 6.551111
2g
= (KTg – KTe) : u
= (JKg/db (genotip)) – ( JKe/db (eror) ) : 3
= (-698.164/2) – ( 6.551111/4) : 3
= (-349.082- 1.637778) : 3
=-350.72 : 3
= -116.907
²e
= KTe
=1.637778
²p
= ²g + ²e
= -115.269
h2 =
1.014208
( h > 0,5
= heritabilitas tinggi )
4.3 Pembahasan Hasil Pengamatan
4.3.1 Ragam yang Terjadi dalam Populasi
Berdasarkan data yang didapati setelah melakukan pengamatan, ragam yang
terjadi dalam populasi timbul dikarenakan oleh faktor genetik, dimana ragam
diwariskan kepada keturunannya. Ragam genetik dapat terjadi karena adanya
percampuran material pemuliaan, rekombinasi genetik, sebagai akibat adanya
persilangan–persilangan, dan adanya mutasi ataupun poliploidisasi. Ragam yang
timbul ada yang langsung dapat dilihat, misalnya perbedaan warna bunga, daun, dan
bentuk biji. Dari data pengamatan keragaman pada populasi dapat dilihat dari data
pengukuran tinggi dan penghitungan jumlah daun yang terdapat pada setiap varietas
per populasi yang diamati. Terjadi keragaman karakter tinggi dan jumlah daun
dalam setiap populasi pada setiap varietas tanaman. Dapat dilihat dari tabel
pengamatan di atas. Ragam genotip Kedelai lokal yang terdiri dari : Anjasmoro,
Tanggamus, dan Willis berdasarkan parameter pengamatan kualitatif (tinggi
tanaman dan jumlah daun) menunjukkan ragam heritabilitasnya tinggi. Dengan nilai
heritabilitas untuk ragam fenotip tinggi tanaman yakni 0.695807 dan ragam fenotip
untuk jumlah daun yakni 1.014208.
4.3.2 Perbandingan Nilai Heritabilitas antar Varietas
Menurut Stansfield (1983), nilai heritabilitas dibagi dalam beberapa
kategori yakni nilai heritabilitas rendah jika nilai heritabilitasnya < 0,2; tergolong
sedang jika nilai heritabilitasnya 0,2-0,5;
dan tergolong tinggi jika nilai
heritabilitasnya > 0,5. Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan nilai
heritabilitas didapati hasil yakni untuk variabel pengamatan dengan karakter
tinggi tanaman adalah 0.695807, menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya
tergolong tinggi. Untuk variabel pengamatan dengan karakter jumlah daun sebesar
1.014208, menunjukkan bahawa nilai heritabilitasnya tinggi.
Nilai dugaan heritabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa faktor genetik
lebih berperan dibandingkan faktor lingkungan, sedang nilai heritabilitas yang
rendah adalah sebaliknya. Semua variabael pengamatan berdasarkan karakter
masing-masing tanaman menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong
tinggi, karena kisaran nilainya >0,5. Hasil ini menunjukkan bahwa peran genetik
terhadap 2 variabel pengamatan Kedelai tersebut besar. Namun untuk nilai
heritabilitas tertinggi dimiliki oleh variabel pengamatan berdasarkan karakter
jumlah daun.
4.3.3
Hubungan antara taksiran nilai heritabilitas dengan seleksi yang digunakan untuk
program pemuliaan
Nilai taksiran suatau karakter penting diketahui kaitannya dengan seleksi
yang digunakan untuk program pemuliaan tanaman. Nilai tersebut digunakan
untuk menduga kemajuan dari suatu seleksi, apakah karakter yang diamati banyak
dipengaruhi oleh faktor genetik ataupun lingkungan. Berdasarkan kriteria dari Mc.
Whirter (1979), nilai heritabilitas karakter tinggi tanaman termasuk tinggi yakni
0.695807 dan untuk karakter jumlah daun nilai heritabilitasnya lebih tinggi lagi
yakni 1.014208.
Karakter tanaman yang memiliki nilai duga heritabilitas sedang hingga
tinggi, menunjukkan bahwa peran lingkungan tidak berpengaruh terhadap
penampilan suatu karakter tersebut (Mc. Whirter, 1979 dalam Susanto,G.W.A,
2004). Pada kondisi demikian, umumnya seleksi dapat dilakukan pada generasi
awal (Mardjono et al 1991 dalam Susanto,G.W.A, 2004). Sebaliknya karakter
dengan nilai heritabilitas rendah sebagai akibat penampilan fenotifnya tidak
konsisten secara genetik, maka seleksi dapat dilakukan pada generasi lanjut
(Kuntjiyati,1991 dalam Susanto,G.W.A, 2004). Basuki (2005), menjelaskan
hubungan antara heritabilitas dengan penentuan metode seleki sebagai brikut: (1)
Bila heritabilitas dalam arti sempit maka metode seleksi yang digunakan adalah
seleksi massa.Sebaliknya bila rendah digunakan seleksi silsilah, uji kekerabatan
(sibtest), dan uji keturunan(progeny test), (2) bila heritabilitas dalam arti luas
dengan nilai heritabilitas yang tinggi maka metode seleksi tidak langsung yang
digunakan.
Menurut Fehr (1987) dalam Susanto, G.W.A, (2004) mengemukakan jika
pengaruh lingkungan lebih berperan dibanding pengaruh genetik terhadap
penampilan suatu karakter tanaman, maka seleksi pada populasi tersebut tidak
akan membawa perubahan secara genetik dan dapat memperkecil kemajuan
genetik. Karena hasil dari perhitungan nilai heritabilitas menunjukkan kriteria
heritabilitas yang tinggi, maka dalam hal ini peran genetik yang berpengaruh serta
seleksi dapat dilakukan pada generasi awal. Berdasarkan heritabilitas tinggi maka
diterapkan metode seleksi tidak langsung untuk memilih genotip terbaik diihat
dari sifat fenotif yang tampak yakni tinggi tanaman dan jumlah daun. Penerapan
seleksi tidak langsung ini berdasarkan nilai korelasi nyata dan didukung oleh nilai
heritabilitas yang tinggi. Korelasi nyata digunakan untuk melihat pengaruh
langsung dan tidak langsung dari suatu karakter terhadap karakter lainnya yang
menjadi kriteria seleksi. Pembakuan nilai karater selanjutnya untuk mendapatkan
inividu dengan nila karakter tertinggi untuk dijadikan tanaman induk unggul.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Heritabilitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bagian dari keragaman
total (yang diukur dengan raga).
Berdasarkan data yang didapati setelah melakukan pengamatan, ragam yang terjadi
dalam populasi timbul dikarenakan oleh faktor genetik, dimana ragam diwariskan kepada
keturunannya. Dari data pengamatan keragaman pada populasi dapat di lihat dari data
pengukuran tinggi dan penghitungan jumlah daun yang terdapat pada setiap varietas per
populasi yang diamati. Terjadi keragaman karakter tinggi dan jumlah daun dalam setiap
populasi pada setiap varietas tanaman.
Berdasarkan data pengamatan dan perhitungan nilai heritabilitas di dapati hasil yakni
untuk variabel pengamatan dengan karakter tinggi tanaman adalah 0.695807,
menunjukkan bahwa nilai heritabilitasnya tergolong tinggi. Untuk variabel pengamatan
dengan karakter
jumlah daun sebesar
heritabilitasnya tinggi.
1.014208, menunjukkan
bahawa nilai
DAFTAR PUSTAKA
Fehr, W.R., 1987. Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.
Firman, 2011. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kuswanto, 2012. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Bengkulu.
Mangoendidjojo, 2003. k. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Warwick, dkk, 1983. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga.
G.W.A. Susanto. 2004. Variasi genetik karak-ter kuantitatif galur galur kedelai F 5. Dalam A.Kasno,
D.M.Arsyad, Kuswanto, M.M.Adie, M. Anwari, N.Nugrahaeni, N. Sasuki, Rustidja,
St. A. Rahayuningsih, Suwarno dan Trustinah (eds). Proseding Lokakarya
Perhimpunan Ilmu Pemulia-an Indonesia VII. Dukungan Pemuliaan Terhadap
Industri Perbenihan pada Era Pertanian Kompotitif. Peripi dan Balit-kabi Malang.
2004. Hal 252 – 258
Basuki, Nur. 2005. Genetika Kuantitatif. Fakultas Pertnian Universitas Brawijaya. Malang
Standfield WD. 1983. Thery and Problems of Genetic. 2nd Ed. New York: McGraw-Hill.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Gambar1. Pengamatan Jumlah Daun
Gamba 2. Pengamatan Tinggi Tanaman
Gambar 3. Pengamatan Jumlah Bunga
Download