BAB 11 doc ak mudharabah-ok

advertisement
BAB 11
AKUNTANSI MUDHARABAH
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami:
1. karakteristik mudharabah
2. pengakuan dan pengukuran transaksi mudharabah
3. pengakuan dan pengukuran mudharabah musytarakah
4. penyajian transaksi mudharabah di laporan keuangan
1. KARAKTERISTIK
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa mudharabah adalah akad kerjasama
usaha antara shahibul maal (pemilik dana) dan mudharib (pengelola dana) dengan nisbah
bagi hasil menurut kesepakatan di muka, jika usaha mengalami kerugian maka seluruh
kerugian ditanggung oleh pemilik dana, kecuali jika ditemukan adanya kelalaian atau
kesalahan oleh pengelola dana, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan
dana.
Dalam pelaksanaannya mudharabah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
mudharabah muthlaqah (investasi tidak terikat) dan mudharabah maqayyadah (investasi
terikat). Mudharabah muthlaqah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi, sedangkan
mudharabah muqayyadah adalah akad mudharabah dimana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola dana mengenai tempat, cara, dan obyek investasi.
Dalam operasional mudharabah, entitas syariah dapat bertindak sebagai pemilik
dana maupun pengelola dana. Apabila bank bertindak sebagai pemilik dana maka dana
yang disalurkan disebut investasi mudharabah. Apabila entitas syariah sebagai pengelola
dana maka :
(a) dalam akad mudharabah muqayyadah, dana yang diterima disajikan dalam laporan
perubahan investasi terikat sebagai investasi terikat dari nasabah;
(b) dalam akad mudharabah muthlaqah, dana yang diterima disajikan dalam neraca
sebagai dana syirkah temporer. Mengenai pengembalian pembiayaan mudharabah
‘12
1
Akuntansi Syariah
Drs. Slamet Wiyono, Ak. MBA.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
mudharabah menderita rugi normal, bukan kelalaian pengelola, maka kerugian
menjadi tanggungan pemilik dana (shahibul maal). Keuntungan yang dibagi
didasarkan pada nisbah yang telah disepakati pada awal akad disepakati ke dua
belah pihak, misal: 40:60, yaitu 40% untuk pengelola dana mudaharabah dan 60%
untuk pemilik dana mudharabah.
Berdasarkan contoh di atas, bila kita menggunakan gross profit sharing sebagai
dasar bagi hasil dan nisbah bagi hasil adalah 40:60, yaitu 40% untuk pengelola dana
mudaharabah dan 60% untuk pemilik dana mudharabah, maka bagian bagi hasil
untuk:
Pengelola dana = 40% X Rp 35,- = Rp 14,Pemilik dana = 60% X Rp 35,- = Rp 21,-
3.
AKUNTANSI UNTUK PEMILIK DANA (SHAHIBUL MAAL)
3.1. Pengakuan dan Pengukuran Invesatasi Mudharabah
PSAK No. 105 (2007) mengatur pengakuan pembiayaan mudharabah sebagai berikut:
1) Dana mudharabah yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi
mudharabah
pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset
nonkas kepada
pengelola dana.
2) Pengukuran invesatasi mudharabah diatur sebagai berikut:
a) Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan;
b) Investasi mudharabah dalam bentuk aset nonkas diukur sebesar nilai wajar aset
non kas pada saat penyerahan:
(i)
Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka
selisihnya diakui sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi
sesuai jangka waktu akad mudharabah;
(ii)
Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, maka selisihnya
diakui sebagai kerugian. (paragraph 12 dan 13, PSAK 105,2007).
Atas dasar penguturan di atas, maka pemilik dana akan membuat jurnal untuk
mencatat transaksi mudharabah sebagai berikut:
‘12
3
Akuntansi Syariah
Drs. Slamet Wiyono, Ak. MBA.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
1)
Jika nilai investasi mudharabah turun sebelum usaha dimulai disebabkan rusak,
hilang atau factor lain yang bukan kelalaian atau kesalahan pihak pengelola dana,
maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah. (paragraph 14, PSAK 105,2007).
Untuk kondisi ini, maka pemilik dana harus membuat jurnal untuk mengakui
terjadinya kerugian karena terjadinya penurunan nilai investasi mudharabah, sebagai
berikut:
Kerugian Investasi Mudharabah
Rp xxx
Investasi Mudharabah
---
Rp xxx
Jika sebagian investasi mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya
2)
kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian tersebut diperhitungkan
pada saat bagi hasil. (paragraph 15, PSAK 105,2007). Umpamakan, pada 2008
pemilik dana memperoleh bagi hasil Rp 30.000.000,- dan pada 2008 terjadi
kehilangan modal mudharabah di pengelola dana sebesar Rp 5.000.000,-, maka
modal mudharabah yang hilang diperhitungkan sebagai pengurang bagih hasil yang
akan diterimanya. Bila tidak ada dana mudharabah yang hilang, pemilik dana
mudharabah akan menerima bagi hasil sebesar Rp 30.000.000,-; karena pada 2008
terjadi kehilangan dana yang bukan kelalaian pengelola dana, maka bagi hasil yang
akan diterima berkurang dengan Rp 5.000.000,--. Untuk kasus ini, jurnal yang akan
dibuat oleh pemilik dana adalah sebagai berikut:
Des
Piutang Bagi Hasil
31
Mudharabah
Investasi
Rp 25.000.000,-
Kerugian Penurunan Nilai
Investasi Mudharabah
---
5.000.000,-
Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah
--
Rp 30.000.000,-
3) Dalam investasi mudharabah yang diberikan dalam aset nonkas dan aset nonkas
tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
‘12
5
Akuntansi Syariah
Drs. Slamet Wiyono, Ak. MBA.
Pusat Bahan Ajar dan Elearning
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download