Kemitraan

advertisement
Perampasan Kedaulatan dan
Kemandirian Ekonomi



Penyiapan produk hukum
(legalisasi) yang tidak mendasarkan
pada kepentingan nasional
Pembelokan makna/pasal-pasal
hukum
Penutupan peluang koreksi secara
legal
Struktur Industri di Indonesia
KEBIJAKAN EKONOMI ORDE BARU
MENGHASILKAN
EKONOMI PERKONCOAN
USAHA SKALA BESAR
(Konglomerat, konco, BUMN)
Quasi-monopoli /oligopolistik
Hambatan masuk tinggi:
Tarif, Non-tarif, Modal, dll.
June 1998
Perlakuan khusus :
Proteksi, Lisensi, Tataniaga, Quota
Kredit murah, dll
Margin keuntungan tinggi
Akumulasi modal cepat
USAHA SKALA MENENGAH & KECIL
Hambatan masuk rendah
Sangat kompetitif
Tingkat drop-out tinggi
Margin keuntungan rendah
Akumulasi modal lambat
Keterkaitan Industri Kecil Dengan Industri
Menengah/Dengan Industri Besar Sangat Rendah
Food Processing (L/M)
Food Processing (S/C)
Textiles (L/M)
Textiles (S/C)
Leather Products (L/M)
Leather Products (S/C)
Small Industry Input
Plywood & Furniture (L/M)
Plywood & Furniture (S/C)
Pulp & Paper (L/M)
Pulp & Paper (S/C)
Chemicals (L/M)
Chemicals (S/C)
Coal Product (L/M)
IMedium and Large Industry Input
Coal Product (S/C)
Rubber Product (L/M)
Rubber Product (S/C)
Cement & Ceramics (L/M)
Cement & Ceramics (S/C)
Iron & Steel (L/M)
Nonferrous Metal (L/M)
Metal Product (L/M)
Metal Product (S/C)
General Machinery (L/M)
General Machinery (S/C)
Electrical Machinery (L/M)
Electrical Machinery (S/C)
Transport Machinery (L/M)
Transport Machinery (S/C)
Precision Machinery (L/M)
Precision Machinery (S/C)
Other Manufacturing (L/M)
Other Manufacturing (S/C)
 ECONITAdvisory Group 0
20
40
Percentage 60
80
100
Kesenjangan Wilayah:
PDRB Jawa Bali Terhadap PDB (2005)
19%
Luar Jawa
Bali
Jawa Bali
81%
Kepemilikan Modal
No
Bidang
Batasan Kepemilikan Modal Asing
1
Jasa pengeboran minyak dan gas bumi di
lepas pantai di luar kawasan Indonesia
bagian timur
Maksimal 95%
2
Jasa Pengeboran Minyak dan gas bumi
darat
Maksimal 95%
3
Pembangkit tenaga listrik
Maksimal 95%
4
Distribusi tenaga listrik
Maksimal 95%
5
Galeri seni
Maksimal 50%
6
Hotel Melati
Maksimal 50%
7
Bar/Cafe/Singing Room (karaoke)
Maksimal 50%
8
Penangkaran tumbuhan dan satwa liar
Maksimal 49%
9
Penangkaran/budidaya koral
Maksimal 49%
10
Pengusahaan jalan tol
Maksimal 95%
Kepemilikan Modal
No
Bidang
Batasan Kepemilikan Modal Asing
11
Pengusahaan air minum
Maksimal 95%
12
Pendidikan non formal
Maksimal 49%
13
Pemliharaan dan reparasi mobil
Maksimal 49%
14
Usaha perkebunan dengan luas 25Ha atau lebih
sampai luasan tertentu sesuai Permentan No.26
Th 2007, tanpa unit pengolahan
Maksimal 95%
15
Usaha industri pengolahan hasil perkebunan
(dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas
tertentu sesuai permentan n0. 26 Th 2007
Maksimal 95%
Kemitraan (Linkages) Harus Didasari
Alasan Bisnis

Kemitraan dalam line business (jenis
usaha) yang sama.


Contoh: sub contracting dalam industri
komponen kendaraan bermotor, garmen, dll
Kemitraan dalam line business (jenis
usaha) yang berbeda

Contoh: kemitraan antara industri komponen
kendaraan bermotor dengan industri
pendukung (packaging, dll)
Pemilihan Bidang Usaha Dalam Program
Kemitraan




Bidang usaha strategis
Bidang usaha dimana usaha kecil sudah
mampu efektif dan atau efisien namun akan
lebih berkembang dengan kerjasama dan
dukungan modal, manajemen dan teknologi
dari usaha menengah dan besar
Bidang usaha dimana usaha kecil memiliki
keunggulan skill dibanding usaha menengah
atau besar
dll
Pemilihan Bidang Usaha Kemitraan Yang Saat
Ini Terjadi





Bidang usaha yang tidak memiliki business linkage
(backward maupun forward)
Bidang usaha yang tidak memiliki prospek pasar
Bidang usaha yang memasuki siklus declining
Bidang usaha yang didominasi usaha kecil tetapi
tidak diminati usaha menengah dan besar
dll
Beberapa Contoh Sektor Yang Harus
Melalui Usaha Kemitraan
•Pengusahaan perlebahan
•Pengusahaan bambu
•Pengusahaan gaharu
•Pengusahaan tanaman pangan alternatif (sagu)
•Pengusahaan Damar
•Pengusahaan Minyak Atsiri
•Pembesaran Ikan Air Payau
•Industri permanisan-pengasinan buah-buahan dan
sayur-sayuran
•Indsutri barang dari tanah lait untuk bahan bangunan,
industri barang dari kapur dan industri barang-barang
dari semen
•Indusutri perhiasan dari perak
Kewajiban Modal Dalam Negeri 100%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pembuatan Film
Distribusi Film (ekspor, impor, dan pengedaran)
Penayangan: bioskop/gedung teater film
Studio rekaman (Cassette, VCD, DVD, dll)
Usaha industri obat tradisional
Jasa pelayanan penunjang kesehatan (Ambulance services)
Jasa rumah sakit lainnya
Lembaga penyiaran swasta (LPS)
Lembaga penyiaran berlangganan (LPB)
Perdagangan eceran:
a. eceran kaki lima
b. eceran keliling
c. eceran di luar/selain di luar supermarket, department store, toserba
dan sejenisnya
d. community store
e. convenience store
f. mini market
g. Eceran melalui media dan sejenisnya
Penutupan Peluang Koreksi
Salah satu contoh:
UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Pasal 7
Ayat 1 Pemerintah tidak akan melakukan tindakan
nasionalisasi
Ayat 2 Bila akan dilakukan nasionalisasi kompensasi
ditetapkan berdasarkan harga pasar
Ayat 3 Jika tidak tercapai kesewpakatan maka
penyelesaian dilakukan melalui arbitrasi
Pembelokan Makna dan Aturan Hukum
Salah satu contoh:
UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Pasal 7
Ayat 1 Pemerintah tidak akan melakukan tindakan
nasionalisasi
Ayat 2 Bila akan dilakukan nasionalisasi kompensasi
ditetapkan berdasarkan harga pasar
Ayat 3 Jika tidak tercapai kesewpakatan maka
penyelesaian dilakukan melalui arbitrasi
Solusi
Menolak paradigma neoliberal
Menyusun strategi dan kebijakan ekonomi mandiri
dan berpihak kepada kepentingan nasional
(kembalikan pada amanah UUD 1945) yang antara
lain diikuti dengan menyiapkan industrial policy
Melakukan desakan kepada DPR untuk melakukan
judicial review terhadap berbagai peraturan
perundangan yg menghambat tujuan menuju
kemandirian ekonomi dan kesejahteraan rakyat
Download