Kelas A & B Jonh Fredrik Ulysses [email protected] STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Pendahuluan Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut dengan rantai (chain). Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut dengan forward chaining. Cara lain menggambarkannya dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa disebut tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkannya adalah dalam hal tujuan yang dapat di penuhi dengan pemenuhan sub tujuannya. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Contoh kasus 1: Misalkan dari Jogjakarta kita akan ke Bangkok, maka terdapat 2 cara penyelesaian Mencari semua penerbangan yang menuju ke Bangkok (berbasis tujuan) - backward Mencari semua penerbangan yang meninggalkan Jogja (berbasis data) - forward STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Contoh sederhana dari forward dan backward chaining seperti berikut ini : misalkan anda sedang mengemudi dan tiba-tiba anda melihat mobil polisi dengan cahaya kelap-kelip dan bunyi sirine. Dengan forward chaining mungkin anda akan berkesimpulan bahwa polisi ingin anda atau seseorang untuk berhenti. Itu adalah fakta awal yang mendukung dua kemungkinan konklusi. Jika mobil polisi membuntuti di belakang anda atau polisi melambaikan tangan memberhentikan anda, maka kesimpulan lebih lanjut adalah polisi ingin anda yang berhenti. Dengan mengadopsi ini sebagai suatu kerja hipotesis, maka anda dapat menggunakan backward chaining untuk alasan “mengapa?”. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Forward Chaining Metode ini melakukan pemrosesan berawal dari sekumpulan data untuk kemudian dilakukan inferensi sesuai dengan aturan yang diterapkan hingga diketemukan kesimpulan yang optimal. Mesin inferensi akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai hasil keputusan yang sesuai. Kelebihan metode forward chaining ini adalah data baru dapat dimasukkan ke dalam tabel database inferensi dan kemungkinan untuk melakukan perubahan inference rules. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Contoh : Studi kasus mencari kesimpulan warna dari jaket Levis. Basis aturan (rule base) terdiri dari 4 aturan if-then : If X terbuat dari bahan kulit - Then X adalah jaket Levis If X terbuat dari bahan parasut - Then X adalah jaket sport If X adalah jaket Levis - Then X berwarna hitam If X adalah jaket sport - Then X berwarna putih Pada contoh studi kasus di atas, "If X terbuat dari bahan kulit" direpresentasikan sebagai anteseden (antecedent), sedangkan "Then X adalah jaket kulit" direpresentasikan sebagai konsekuen (consequent). Sehingga dari aturan tersebut diatas, didapatkan bahwa warna jaket Levis adalah hitam. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Backward Chaining Menggunakan pendekatan goal-driven, dimulai dari harapan apa yang akan terjadi (hipotesis) dan kemudian mencari bukti yang mendukung (atau berlawanan) dengan harapan kita. Sering hal ini memerlukan perumusan dan pengujian hipotesis sementara. Pada metode inferensi dengan backward chaining akan mencari aturan atau rule yang memiliki konsekuen (Then klausa ..) yang mengarah kepada tujuan yang di skenariokan/di inginkan. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Contoh : Misalkan terdapat suatu sistem dengan tujuan : Goal_1. Untuk mencapai tujuan Goal_1 tersebut dibutuhkan fakta A yang bernilai 1 dan fakta B yang bernilai 1. (Asumsi nilai fakta adalah boolean 1 dan 0). Fakta A sendiri akan diperoleh jika ada fakta C yang bernilai 1. Bagaimanan rancangan sistem pakar dan aturan yang akan dibuat: Langkah 1 : Buat aturan standar untuk menyatakan Goal 1 If A=1 and B=1 Then Goal 1 Langkah 2 : Buat aturan yang menyatakan bahwa jika C bernilai 1 maka A If C=1 Then A=1 Terlihat bahwa konsekuen (Then..) tidak harus mengarah kepada Goal 1, akan tetapi ditujukan kepada antisendent yang dalam hal ini adalah A. Dengan demikian sistem akan mengetahui bahwa antisendent C akan ditanyakan dengan anisendent B untuk menghasilkan Goal 1. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Karakteristik forward dan backward chaining Forward chaining Perencanaan, monitoring, control Backward chaining diagnosis Disajikan untuk masa depan disajikan untuk masa lalu Antecedent ke konsekuen konsekuen ke antecedent Data memandu, penalaran dari bawah ke tujuan memandu, penalaran dari atas ke atas bawah Bekerja ke depan untuk mendapatkan bekerja ke belakang untuk mendapatkan solusi apa yang yang mengikuti fakta fakta yang mendukung hipotesis Breadth first search dimudahkan depth first search dimudahkan Antecedent menentukan pencarian konsekuen menentukan pencarian Penjelasan tidak difasilitasi penjelasan difasilitasi STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Kapan Forward/Backward? Bergantung pada tujuan dari penalaran itu sendiri Untuk mengetahui segala konsekuensi dari fakta maka forward lebih dianjurkan Untuk pencapaian tujuan, backward lebih dianjurkan Forward biasa digunakan untuk masalah pengendalian dan peramalan Backward biasa digunakan untuk masalah diagnosis STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Kekurangan Kekurangan dari pendekatan ini adalah efisiensi. System backward chaining memudahkan pencarian depth first, sementara itu forward chaining memudahkan pencarian breadth first. Walaupun anda dapat menuliskan aplikasi backward chaining ke sistem forward chaining dan sebaliknya, sistem tersebut tidak akan efisien dalam hal pencarian penyelesaiannya. Kesulitan yang kedua adalah konseptual. Pengetahuan diperoleh dari pakar yang harus diubah untuk mengimbangi permintaan dari mesin inferensi. STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Proses Forward/Backward Chaining Keputusan investasi A=Memiliki 100juta B= < 30 tahun C=Pendidikan Sarjana D=Pendapatan tahunan <=400juta E=Investasi di saham F=Investasi di saham pertumbuhan G=Investasi di saham IBM Fakta yg diketahui: Seseorang memiliki 100juta dan berumur 25 tahun, ingin meminta saran apakah sebaiknya dia berinvestasi di saham IBM atau tidak STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Proses Forward/Backward Chaining Dalam basis pengetahuan terdapat aturan sebagai berikut: A1: JIKA seseorang memiliki 100juta dan memiliki gelar sarjana MAKA dia sebaiknya berinvestasi melalui saham A2: JIKA pendapatan tahunan <=400juta dan memiliki gelar sarjana MAKA dia sebaiknya berinvestasi di saham pertumbuhan A3: JIKA seseorang < 30 tahun dan berinvestasi di saham MAKA sebaiknya berinvestasi di saham pertumbuhan A4: JIKA seseorang <30 tahun MAKA dia adalah sarjana A5:JIKA sesorang ingin berinvestasi di saham pertumbuhan MAKA dia sebaiknya berinvestasi di saham IBM STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Proses Forward/Backward Chaining Aturan diatas dapat juga dituliskan sebagai berikut: A1: JIKA A dan C, MAKA E A2: JIKA D dan C, MAKA F A3: JIKA B dan E, MAKA F A4: JIKA B, MAKA C A5: JIKA F, MAKA G STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Proses Forward Chaining D B F C B A B E C STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 G Solusi dengan Forward Chaining Step I : IF A and C Then E = R1 Step II : IF B then C A,B,C -> True = R4 Step III : If A and C then E A,B,C -> True = R2 Step IV : If B ad E then F A,B,C,E,F -> true = R3 step V : if F then G. G->True STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Solusi dengan Backward Chaining Kebalikan dari Forward Chaining STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 Proses Backward Chaining D B F C B A B E C STMIK PALANGKARAYA - JFU - 2012 G