ppt hukum perdata - M. Hamidi Masykur

advertisement
HUKUM PERDATA
PENGANTAR
ASAS HUKUM TENTANG ORANG
ASAS HUKUM KELUARGA
ASAS HUKUM BENDA
ASAS HUKUM PEWARISAN
ASAS HUKUM PERIKATAN
2
PENGANTAR
3
PEMBIDANGAN HUKUM PERDATA
Hukum Perdata
Materiil
 aturan/norma
yang mengatur
kepentingan
perorangan yang
pelaksanaannya
terserah kepada
yang
berkepentingan
4
Hukum Perdata
Formil/hukum
proses/hukum
acara
 ketentuan yang
mengatur tata cara
mempertahankan
Hukum Perdata
Materiil dalam
proses acara di
pengadilan
SUMBER HUKUM PERDATA TERTULIS
BW
(KUHPerdata)
Wvk
(KUHD)
5
HUKUM PERDATA MATERIIL
DI INDONESIA
Ps. 163 &
131 I.S.
Hukum Perdata Adat
Sifat
Pluralisme
Hukum Perdata
Hukum Perdata Barat
6
SISTEMATIKA HUKUM PERDATA
SISTEMATIKA
HK. PERDATA
Ilmu Pengetahuan Hukum :
KUHPerdata :
Hukum Perorangan
Buku I Tentang Orang
Hukum Keluarga
Buku II Tentang Benda
Hukum Kekayaan
Buku III Tentang Perikatan
Hukum Waris
7
Buku IV Tentang Pembuktian
dan Daluwarsa
ASAS HUKUM
TENTANG ORANG
8
SUBYEK HUKUM
Manusia
Manusia
(Naturlijke Persoon)
sebagai subyek hukum :
 Sejak lahir sampai
meninggal dunia
 Perkecualian Ps. 2 (1)
BW
Badan
Hukum
Badan Hukum sebagai
subyek hukum
 Adalah himpunan orang
atau obyek organisasi
kepada siapa diberikan
sifat sebagai badan
9
hukum
secara tegas
ORANG – ORANG YANG TIDAK CAKAP
TIAP MANUSIA MEMPUNYAI KEWENANGAN
UNTUK MEMPUNYAI HAK (BEVOEGD)
TIDAK SEMUA MANUSIA CAKAP UNTUK
BERTINDAK (HANDELINGS BEEKWAAM)
PS. 330 KUHPERDATA 
“BELUM DEWASA ADALAH MEREKA YG
BELUM GENAP 21 TH DAN BELUM
MENIKAH”
10
TEMPAT TINGGAL (DOMICILIE)
BW membedakan antara tempat
tinggal dengan tempat kediaman
11
definisi
TEMPAT TINGGAL
Menurut RUU Hukum Acara Perdata 
tempat dimana seseorang secara resmi
menetap dan tercatat sebagai penduduk
di tempat itu, dalam hal dibuktikan
dengan kartu penduduk
TEMPAT KEDIAMAN
Menurut RUU Hukum Acara Perdata 
tempat dimana seseorang menurut
kenyataannya berdiam tanpa dapat
dikatakan bahwa ia secara resmi
menetap disitu
Menurut Soetojo Prawirohamidjojo 
tempat dimana seseorang dianggap
selalu hadir berhubungan dengan hal,
melakukan hak-haknya dan mengenai
kewajiban-kewajiban meskipun
seandainya ia tinggal di tempat lain
Menurut Ps. 17 BW  tempat dimana ia
menempatkan pusat kegiatannya
12
Macam – macam Domicilie
Tempat tinggal
yg sesungguhnya
Terdiri dari :
1. Tempat tinggal sukarela / mandiri 
Ps. 17 (2) BW
2. Tempat tinggal wajib / berkelanjutan
 tempat tinggal yg tdk bergantung
pd keadaan-keadaan orang yg
bersangkutan, melainkan
bergantung pd keadaan-keadaan
orang lain.
 yg dianggap mempunyai tempat
tinggal wajib :
• istri mengikuti suami  Ps. 21 BW
• buruh mengikuti majikan 
Ps. 22 BW
Tempat tinggal
yg dipilih
• Ps. 20 BW  petugas jawatan Jawatan umum mengikuti
jawatannya
• Ps. 23 BW  rumah kematian
• Ps. 24 BW  domisili hukum
13
ASAS
HUKUM
KELUARGA
14
EMPAT MACAM ANAK MENURUT HUKUM
1.
2.
3.
4.
ANAK SAH  DILAHIRKAN DALAM ATAU
SEBAGAI AKIBAT PERKAWINAN YG SAH  PS.
42 UU NO. 1 TH. 1974, PS. 250 KUHPERDATA
ANAK LUAR KAWIN  TERDIRI DARI : ALK YG
DIAKUI & ALK YG TDK DIAKUI
ANAK ZINA  DILAHIRKAN DR HUB. KELAMIN
DIMANA SALAH 1 ATAU KEDUANYA TERIKAT
DALAM PERKAWINAN YG SAH  TDK DIAKUI
HUKUM, TDK MEMPUNYAI HAK WARIS
ANAK SUMBANG  DILAHIRKAN DR HUB.
KELAMIN ANTARA 2 ORANG YG MEMPUNYAI
HUB. KEKERABATAN YG TERLALU DEKAT 
TDK DIAKUI HUKUM, TDK MEMPUNYAI HAK
WARIS
15
KEKUASAAN ORANG TUA
(Ouderlijke Macht)
PS. 45 – 49 UU NO. 1 TH. 1974
• HANYA ORTU YG DAPAT MENJALANKAN
KEKUASAAN ORTU
• SYARAT KEKUASAAN ORTU :
1. BELUM 18 TH
2. BELUM KAWIN
• ISI/TUGAS KEKUASAAN ORTU :
1. MENGURUS KEPENTINGAN DIRI ANAK
2. MENGURUS HARTA KEKAYAAN ANAK
• BERAKHIRNYA KEKUASAAN ORTU :
1. PENCABUTAN, DALAM HAL LALAI DAN
BERKELAKUAN BURUK
2. PEMBEBASAN
16
PERWALIAN (Voogdij)
•
•
•
•
PS. 50 – 54 UU NO. 1 TH. 1974
SYARAT PERWALIAN :
1. BELUM 18 TH
2. BELUM KAWIN
3. TDK BERADA DALAM KEKUASAAN ORANG TUA
3 MACAM PERWALIAN :
1. BAPAK/IBU YG HIDUP TERLAMA
2. DENGAN WASIAT
3. DIANGKAT OLEH HAKIM
ISI/TUGAS PERWALIAN :
1. MENGURUS KEPENTINGAN DIRI ANAK
2. MENGURUS HARTA KEKAYAAN ANAK
KEKUASAAN WALI DICABUT DALAM HAL :
1. LALAI
2. BERKELAKUAN BURUK
17
HUKUM PERKAWINAN
UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
PP No. 9 Tahun 1975 tentang
Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan
SUMBER
HUKUM
PERKAWINAN
PP No. 10 Tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan dan Perceraian Bagi PNS
jo. PP No. 45 Tahun 1990 tentang
Perubahan atas PP No. 10
Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan
dan Perceraian Bagi PNS
18
ASAS
HUKUM
TENTANG
BENDA
19
MATERI BUKU II KUHPerdata
HUKUM
WARIS
HUKUM
BENDA
Pasal 528 KUHPerdata  hak waris identik dgn hak kebendaan
Pasal 584 KUHPerdata  “waris” mrpk salah satu cara
memperoleh hak kebendaan
20
PENGERTIAN BENDA
•
•
PROF. SOEBEKTI → DLM ARTI SEMPIT → DPT DILIHAT SAJA
→ DLM ARTI LUAS → SEGALA SESUATU DPT
DI HAKI (OBJEK HUKUM)
PROF. MARIAM DARUS → DLM KUHPERDATA ADA 2 ISTILAH :
1. ZAAK (BENDA) → BENDA DLM ARTI LUAS MELIPUTI
BARANG
& HAK (PS 499 KUHPERDATA)
“ZAAK” → SEGALA SESUATU YG “DPT” DIKUASAI
MANUSIA
“DPT” → MEMBUKA KEMUNGKINAN UNTUK
MEMASUKKAN “SESUATU” YG SEBELUMNYA
TDK MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI OBJEK
HUKUM
MISAL : ALIRAN LISTRIK, PROGRAM
KOMPUTER
HAK → SEGALA SESUATU YG TDK BERWUJUD
2. GOED (BARANG) → SEGALA SESUATU YG BERWUJUD
21
MACAM - MACAM BENDA
1.
2.
3.
4.
5.
BENDA MATERIIL & IMATERIIL
BENDA BERGERAK & BENDA TIDAK
BERGERAK
BENDA YG DAPAT DIPERDAGANGKAN
& YG TIDAK DAPAT DIPERDAGANGKAN
BENDA YG DAPAT DIBAGI & YG TIDAK
DAPAT DIBAGI
BENDA YG DAPAT DIGANTI & YG TIDAK
DAPAT DIGANTI
22
HAK KEBENDAAN
a.
b.
PENGERTIAN  HAK YG MEMBERIKAN KEKUASAAN
LANGSUNG ATAS SUATU BENDA DAN DAPAT
DIPERTAHANKAN THD SETIAP ORANG
CIRI – CIRI/SIFAT HAK KEBENDAAN
a. BERSIFAT “MUTLAK”, DAPAT DIPERTAHANKAN THD
SIAPAPUN
b. “ZAAK GEVOLG” (DROIT DE SUITE), MENGIKUTI
BENDA DIMANAPUN BERADA
c. DROIT DE PREFERENCE, HAK UNTUK DIDAHULUKAN
HAK YG TERJADI DAHULU DIDAHULUKAN
e. GUGATAN BISA DILAKUKAN KEPADA SIAPAPUN
YANG MENGGANGGU HAKNYA (GUGAT KEBENDAAN)
f. KEMUNGKINAN UNTUK MEMINDAHKAN HAK
KEBENDAAN ITU DAPAT SEPENUHNYA DILAKUKAN
HAK KEBENDAAN BERBEDA DGN HAK PERORANGAN
d.
c.
23
HAK KEBENDAAN DALAM KUHPerdata
Ps. 528 KUHPerdata
1. Bezit (kedudukan yg
berkuasa)
2. Hak milik
3. Hak waris
4. Hak menikmati hasil
(pakai hasil)
5. Hak pengabdian
tanah (servituut)
6. Hak gadai
7. Hipotik
Buku II KUHPerdata
8. Hak opstal
9. Hak erfpacht
10. Hak memakai dan
mendiami
11. Hak bunga tanah
24
Buku II KUHPerdata tentang benda (zaak)
menganut sistem tertutup
(gesloten systeem)
Maksudnya ……
bahwa orang tidak dapat
mengadakan hak-hak kebendaan
(zakelijk recht) lain, selain yang
ditetapkan oleh undang – undang
25
Hak Kebendaan → absolut
a
Hak Perorangan → relatif
Hak Kebendaan → terdapat hubungan langsung antara
subjek hukum (orang) dgn objek hukum (benda)
b
Hak Perorangan → menimbulkan hubungan hukum antara
2 pihak atau lebih, yg berkaitan dgn benda atau hal tertentu
Perbedaan
Hak
Kebendaan
&
Hak
Perorangan
Hak Kebendaan → preferent
c
Hak Perorangan → keseimbangan antara 2 pihak
d
Hak Kebendaan → terdapat hak → gugat kebendaan thd
siapa saja
Hak Perorangan → gugat perorangan antara para pihak
dlm perjanjian
Hak Kebendaan → pemindahan hak sepenuhnya
e
Hak Perorangan → pemindahan hak terbatas
Hak Kebendaan → berlaku asas perlindungan thd “bezitter”
f
26
Hak Perorangan → tdk berlaku asas dlm pasal 1977
KUHPerdata
HUBUNGAN BUKU II KUHPerdata dengan UUPA
Hak Kebendaan (zakelijk recht) sepanjang
menyangkut mengenai bumi, air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, yang diatur dalam
Buku II KUHPerdata, kecuali mengenai hipotik
telah dicabut oleh
UU No. 5 Th. 1960 tentang UUPA
27
HAK ATAS TANAH MENURUT Ps. 16 UUPA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hak Milik
Hak Guna Usaha
Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Hak sewa
Hak membuka tanah
Hak memungut hasil hutan
Hak lain yang tidak termasuk hak-hak tsb di atas yg
akan ditetapkan dgn UU serta hak-hak yg sifatnya
sementara, dan diusahakan hapus dalam waktu yg
singkat, yaitu hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak
menumpang, dan hak sewa tanah pertanian
Selain itu terdapat hak-hak atas air & ruang angkasa, yaitu:
1. Hak guna air
2. Hak pemeliharaan & penangkapan ikan
3. Hak guna ruang 28
angkasa
HUBUNGAN BUKU II KUHPerdata dengan UUHT
Hipotik atas tanah telah
dicabut oleh
UU No. 4 Th. 1996
tentang Hak Tanggungan
29
ASAS
HUKUM PEWARISAN
30
ASAS – ASAS HUKUM WARIS
1.
APABILA SESEORANG MENINGGAL, MAKA
SEKETIKA ITU JUGA SEGALA HAK DAN
KEWAJIBANNYA BERALIH PADA SEKALIAN AHLI
WARISNYA  “ASAS LE MORT SAISIT LE VIF”
2.
TIAP ORANG, MESKIPUN BAYI YG BARU LAHIR,
ADALAH CAKAP UNTUK MEWARISI, KECUALI
APABILA ORANG TSB ONWAARDIG (TIDAK
PATUT MENERIMA WARISAN).
31
CARA MEMPEROLEH WARISAN
1.
MENURUT KETENTUAN UU  PEWARISAN “AB
INTESTATO”
2.
DITUNJUK DALAM SURAT WASIAT  PEWARISAN
“TESTAMENTAIR”
32
AHLI WARIS “Ab Intestato”
1.
A.W. GOLONGAN I  ANAK-ANAK BESERTA TURUNAN-TURUNAN DALAM
GURUS LURUS KE BAWAH DAN SUAMI/ISTRI PEWARIS (PS. 852 KUHPDT)
2.
A.W. GOLONGAN II  ORANG TUA DAN SAUDARA-SAUDARA KANDUNG
SI PEWARIS (PS. 854 KUHPDT)
3.
A.W. GOLONGAN III  SEKALIAN KELUARGA SEDARAH DALAM GARIS
LURUS KE ATAS, BAIK DARI GARIS AYAH MAUPUN IBU (PS. 853 KUHPDT)
4.
A.W. GOLONGAN IV  SEKALIAN KELUARGA SEDARAH DALAM GARIS
MENYIMPANG / MENYAMPING, BAIK DARI GARIS AYAH MAUPUN IBU (PS.
858 KUHPDT)
33
Lanjutan … AHLI WARIS “Ab Intestato”
•
CARA MEWARIS DALAM PEWARISAN
AB INTESTATO :
1. MEWARIS BERDASARKAN HAKNYA
SENDIRI
2. MEWARIS BERDASARKAN
PENGGANTIAN
TEMPAT
(PLAATSVERVULLING)
34
AHLI WARIS “Testamentair”
•
WASIAT (TESTAMEN)  SUATU PERNYATAAN DR SESEORANG TENTANG APA YG DIKEHENDAKI
SETELAHNYA IA MENINGGAL.
•
ISI TESTAMENT TDK HARUS TERBATAS PD HAL-HAL MENGENAI HARTA KEKAYAAN SAJA, TAPI BISA
BERUPA PENUNJUKAN SORANG WALI U/ ANAK-ANAK PEWARIS, PENGAKUAN ALK ATAU
PENGANGKATAN SEORANG EXECUTEURTESTAMENTAIR (YAITU SOERANG YG DIKUASAKAN U/
MENGAWASI & MENGATUR PELAKSANAAN TESTAMENT)
•
ISI TESTAMENT DAPAT BERUPA :
1. ERFSTELLING  PENUNJUKAN 1 / BEBERAPA ORANG MJD A.W. YG AKAN MENDAPAT
SELURUH ATAU SEBAGIAN WARISAN
•
2. LEGAAT  SUATU PEMBERIAN KPD SESEORANG
TERHADAP SUATU ERFSTELLING ATAU LEGAAT, DPT DISERTAI/DIGANTUNGKAN SUATU :
1. BEBAN (LAST);
2. SYARAT (VOORWAARDE)
•
3. KETETAPAN WAKTU
MACAM-MACAM TESTAMENT :
1. OPENBAAR TESTAMENT
2. OLOGRAPHIS TESTAMENT
3. TESTAMENT TERTUTUP / RAHASIA
35
MENERIMA atau MENOLAK WARISAN
JIKA TERBUKA SUATU WARISAN, A.W. DAPAT MEMILIH U/ :
•
MENERIMA WARISAN
•
MENOLAK WARISAN
•
MENERIMA DENGAN PEMBATASAN (PENERIMAAN
BENEFICIAIR)
AKIBAT DR PENERIMAAN BENEFICIAIR : KEWAJIBAN A.W.
U/ MELUNASI HUTANG-HUTANG DAN BEBAN-BEBAN
LAINNYA DIBATASI SEDEMIKIAN RUPA, SEHINGGA A.W.
TDK AKAN MENANGGUNG PELUNASAN HUTANG-HUTANG
DGN KEKAYAANNYA SENDIRI, MELAINKAN HANYA
DILAKUKAN MENURUT KEKUATAN WARISAN
dgn suatu pernyataan yg ditujukan kpd
2
3
Panitera PN setempat dimana warisan tsb
telah terbuka
36
ASAS
HUKUM PERIKATAN
37
PENGERTIAN PERIKATAN
• TIDAK TERDAPAT ISTILAH “PERIKATAN” DALAM B.W.
• HUKUM PERIKATAN (VERBINTENIS RECHT)
MENURUT PROF. NIEUWENHUIS, ADALAH
INSTRUMEN HUKUM YANG MENGATUR HUBUNGAN
HUKUM DALAM BIDANG HARTA KEKAYAAN ANTARA 2
PIHAK/LEBIH, DIMANA PIHAK YANG SATU BERHAK
ATAS PRESTASI DAN PIHAK YANG LAIN WAJIB UNTUK
MEMENUHI SUATU PRESTASI.
38
UNSUR PERIKATAN
1.
HUBUNGAN HUKUM  HUBUNGAN YANG DAPAT MENIMBULKAN
AKIBAT HUKUM BERUPA HAK DAN KEWAJIBAN, YANG MANA
APABILA AKIBAT HUKUM TERSEBUT TIDAK DIPENUHI, MAKA
DAPAT DIAJUKAN TUNTUTAN
2.
BIDANG HUKUM KEKAYAAN (PATRIMONIAL LAW)  PERIKATAN
MEMPUNYAI NILAI EKONOMIS
3.
4.
PARA PIHAK  2 PIHAK / LEBIH
PRESTASI
WUJUD PRESTASI ADA 3 MACAM (PS. 1234 KUHPERDATA) :
A. MEMBERIKAN SESUATU  PERIKATAN POSITIF
B. BERBUAT SESUATU  PERIKATAN POSITIF
C. TIDAK BERBUAT SESUATU  PERIKATAN NEGATIF
39
SUMBER – SUMBER PERIKATAN
UU saja
Ps. 104, 321,
625
Undang-Undang
Ps. 1352
Verbintenis
Ps. 1233
Perjanjian
Ps. 1313
UU &
Perbuatan
Manusia
Ps. 1353
40
Sesuai Hukum
Ps. 1354 – 1357,
Ps. 1359 (1) & (2)
Melawan Hukum
Ps. 1365
Perikatan-perikatan yang lahir dari UU
•
•
PERIKATAN YG LAHIR DARI UU SAJA :
PERIKATAN U/ MEMBERI NAFKAH  PS. 321
PERIKATAN YG LAHIR DARI UU KARENA PERBUATAN MANUSIA YANG :
1.
SESUAI HUKUM, A.L. :
A. MENGURUS KEPENTINGAN ORANG LAIN
(ZAAKWAARNEMING)  PS. 1354 –1357
B. PEMBAYARAN UTANG YG TDK DIWAJIBKAN
(ONVERSCHULSDIGDE BETALING)  PS. 1359 (1)
C. PERIKATAN WAJAR (NATURLIJKE VERBINTENIS)
 PS. 1359 (2)
2.
MELAWAN HUKUM (ONRECHTMATIGDAAD) – PS. 1365
41
Perikatan-perikatan yang lahir dari Perjanjian
•
•
•
DEFINISI PERJANJIAN (PS. 1313) : SUATU PERBUATAN SATU ORANG/LEBIH
MENGIKATKAN DIRINYA TERHADAP SATU ORANG LAIN/LEBIH
JENIS-JENIS PERJANJIAN :
1.
PERJANJIAN CUMA-CUMA DAN PERJANJIAN ATAS BEBAN;
2.
PERJANJIAN SEPIHAK DAN PERJANJIAN TIMBAL BALIK;
3.
PERJANJIAN BERNAMA DAN PERJANJIAN TIDAK BERNAMA;
4.
PERJANJIAN KONSENSUIL DAN PERJANJIAN RIIL;
5.
PERJANJIAN KEBENDAAN;
6.
PERJANJIAN LIBERATOIR;
7.
PERJANJIAN OBLIGATOIR;
8.
PERJANJIAN PEMBUKTIAN.
SYARAT SAH PERJANJIAN (PS. 1320) :
SYARAT SUBYEKTIF  SEPAKAT DAN CAKAP
SYARAT OBYEKTIF  HAL TERTENTU DAN CAUSA HALAL
42
MACAM – MACAM PERIKATAN
•
•
•
•
•
•
PERIKATAN BERSYARAT (VOORWAARDELIJK);
PERIKATAN DENGAN KETETAPAN WAKTU (TIJDSBEPALING);
PERIKATAN ALTERNATIF;
PERIKATAN TANGGUNG MENANGGUNG / TANGGUNG
RENTENG (HOOFDELIJK / SOLIDAIR);
PERIKATAN YANG DAPAT DIBAGI DAN YANG TIDAK DAPAT
DIBAGI;
PERIKATAN DENGAN ANCAMAN HUKUMAN (STRAFBEDING).
43
HAPUSNYA PERIKATAN
• PEMBAYARAN;
• PENAWARAN PEMBAYARAN TUNAI DIIKUTI
DENGAN PENYIMPANAN ATAU PENITIPAN;
• PEMBAHARUAN UTANG (NOVASI);
• PERJUMPAAN UTANG (KOMPENSASI);
• PERCAMPURAN UTANG;
• PEMBEBASAN UTANG;
• MUSNAHNYA BARANG YANG TERUTANG;
• KEBATALAN ATAU PEMBATALAN;
• BERLAKUNYA SYARAT BATAL;
• KEDALUWARSA.
44
Download