RANCANG BANGUN ALAT UKUR DETAK

advertisement
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
RANCANG BANGUN ALAT UKUR DETAK JANTUNG DAN
SUHU TUBUH MANUSIA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16
Wahyu Artha Bayu Murthi, Haryanto
STMIK AUB Surakarta
ABSTRACT
Heart rate and body temperature are two important parameters used by paramedics to know the health
condition of a person's physical and mental condition. Because when the heart rate or body temperature is
not normal it is necessary to further efforts in order to avoid the things that are not desirable. As we all know
heart disease is one of the leading causes of death in the world, while the body temperature can indicate
something in the body, for example: there is inflammation, infection and so forth.
Stethoscope and a mercury thermometer, two tools we know this is a common tool used to measure heart rate
and body temperature. Both of these tools is simple and easy to carry, but has very basic shortcomings in
medical science. Lack of it, among other things: require quite a long time because they have to be done over
and over again to achieve the right result, accuracy is relatively low because it requires concentration to
calculate the heart rate and vision from the perspective of the right to know the results.
Keywords : Heart rate, body temperature, stethoscope, thermometer
I. PENDAHULUAN
Detak jantung dan suhu tubuh
merupakan dua parameter penting yang
digunakan oleh
paramedis untuk
mengetahui kondisi kesehatan fisik
maupun
kondisi mental seseorang.
Karena bila detak jantung atau suhu tubuh
tidak normal maka perlu dilakukan upaya
selanjutnya agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan. Seperti diketahui
penyakit jantung merupakan salah satu
penyebab kematian tertinggi didunia,
sedangkan
suhu
tubuh
dapat
mengindikasikan sesuatu dalam tubuh,
misalnya : terjadi radang, infeksi, strees
dan lain sebagainya.
Stetoskop dan termometer air raksa,
dua alat ini diketahui merupakan alat yang
biasa digunakan untuk mengukur detak
jantung dan suhu tubuh. Kedua alat ini
memang sederhana dan mudah dibawa,
tetapi memiliki kekurangan yang sangat
mendasar dalam ilmu kedokteran.
Kekurangan
itu,
antara
lain
:
membutuhkan waktu yang cukup lama
karena harus dilakukan secara berulang
ulang untuk mencapai hasil yang tepat,
keakuratanya relatif rendah karena
membutuhkan
konsentrasi
untuk
menghitung
detak
jantung
dan
pengelihatan dari sudut pandang yang
tepat untuk mengetahui hasilnya.
Dasar inilah kemudian timbul
gagasan untuk mengembangkan dan
merancang alat ukur detak jantung dan
suhu tubuh, dengan alat ini diharapkan
kekurangan tersebut dapat segera diatasi,
baik mengenai kecepatan perolehan data
dan serta kemudahan. Alat yang dirancang
ini mampu memberikan informasi kondisi
kesehatan kepada pengguna, mengenai
kondisi detak jantung dan suhu tubuh.
Cara kerja alat ini adalah dengan
mengambil data hasil pengukuran sensor
detak jantung dan sensor suhu yang kemudian
data akan diolah oleh mikrokontroler
Atmega16 selanjutnya hasil ditampilkan
menggunakan LCD. Pengguna diharapkan
dapat mendeteksi dengan mudah dan lebih
dini mengenai kondisi kesehatanya, sehingga
dapat dengan cepat mengatasi masalah
kesehatanya. Hal itulah yang mendorong
penulis untuk menyusun penelitian dibidang
kesehatan guna membantu memberikan solusi
terhadap masalah yang sedang dihadapi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Skripsi Venti Nuryati, Universitas
Indonesia Depok, 2010, dengan judul ‘’
Rancang Bangun Alat Pendeteksi dan
Penghitung detak jantung dengan Asas
Halaman-18
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Doppler ‘’. Dalam skripsi ini Fetal doppler
digunakan untuk mendeteksi bunyi yang
dihasilkan jantung,band pass filter untuk
memisahkan
frekuensi
noise
dengan
frekuensi
yang
dihasilkan
jantung.
Pengolahan
data
menggunakan
Mikrokontroler AVR Atmega 8535 dan LCD
untuk menampilkan hasil pengukuran.
Skripsi
Iwan
Adi
Mulyono,
Universitas
Katolik
Soegijapranata
Semarang,
2002,
dengan
judul
‘’
Perencanaan Dan Pembuatan Alat pendeteksi
Detak jantung dan suhu tubuh berbasis
komputer ‘’. Dalam skripsi ini Tranduser
digunakan untuk memperoleh detak jantung
dengan cara menempatkan pada tubuh.
Sinyal analog dari transduser disesuaikan
dengan karateristiknya agar dapat diolah oleh
ADC menjadi sinyal digital. Hasil konversi
melalui saluran port LPT1 kemudian diolah
komputer dengan software dan ditampilkan
dimonitor hasilnya
Tugas Akhir Pringadi Dkk. Jurusan
Teknik Elektro-FTI, ITS, Surabaya 2003,
dengan judul ‘’ Perancangan Sistem
Telemonitoring Tiga Parameter (Detak
Jantung, Suhu Tubuh dan Pemakaian Cairan
Infus) Untuk Pasien Rawat Inap di Poliklinik
Pedesaan Melalui Jaringan GSM ‘’. Dalam
skripsi ini Pemantauan kesehatan meliputi tiga
parameter meliputi detak jantung, suhu tubuh
dan level pemakaian cairan infus. Proses
monitoring dilakukan dengan menempatkan
alat (rangkaian slave) di ruang pasien untuk
mengukur detak jantung, suhu tubuh dan
levelpemakaian cairan infus. Data dari ruang
pasien dikirim ke rangkaian master di ruang
perawat secara periodik melalui jalur kabel
menggunakan komunikasi serial RS485 dan
ditampilkan ke monitor komputer. Apabila
dari ketiga parameter tersebut terjadi situasi
pasien memerlukan penanganan maka
rangkaian master di ruang perawat akan
mengirimkan pesan peringatan berupa Short
Message Service (SMS) dan data rekam
pasien dengan voice dial up menggunakan
modulasi Frequency Shift Keying (FSK) ke
handphone (HP) dokter.
Yang membedakan dengan skripsi ini
adalah, alat ini menggunakan stetoskop untuk
mengukur detak jantung, mikrokontroler
Atmega16 sebagai pengolah data hasil
masukan detak jantung dan stetoskop.
Kemudian LCD yang bertugas menampilkan
hasil data yang sudah dimasukan.
2.2. Kelistrikan Otot Jantung
Kelistrikan otot jantung bersumber
dari sel yang merupakan pembangkit potensial
biolektris. Dalam struktur sel, sel terdiri dari
ion-ion konduktor dan protein. Ion-ion
konduktor ini terdapat didalam sel yang
dipisahkan oleh membran sel dari keadaan
sekelilingnya. Membran sel ini bersifat
semipermiable
karena
hanya
dapat
melewatkan ion konduktor. Sel juga
mempunyai kemampuan memindahkan ion
dari satu sisi kesisi yang lain. Kemampuan sel
ini disebut aktivitas kelistrikan sel.
Dalam keadaan normal konsentrasi
ion konduktor lebih besar diluar sel dari pada
didalam sel, sehingga potensial didalam sel
relatif negatif dibanding dengan potensial
diluar sel. Perbedaan potensial antara sel
bagian dalam dengan sel bagian luar
didefinisikan sebagai potensial bioelektris.
Dimana keadaan normal atau keadaan tanpa
rangsangan besarnya 90mV, keadaan ini
disebut polarisasi.
Apabila ada suatu rangsangan
terhadap membran baik itu berupa rangsangan
listrik, mekanik atau zat kimia maka akan
terjadi perubahan pada membran sel sehingga
ion-ion konduktor akan masuk dari luar sel
kedalam sel. Akibatnya didalam sel menjadi
kurang negatif dari pada diluar sel dan ketika
mencapai nilai ambang potensial membran
akan meningkat. Keadaan ini disebut
depolarisasi dengan potensial membran akan
meningkat.
Setelah
seluruh
bagian
sel
dipolarisasi maka berangsur-angsur kembali
pada kondisi awal tanpa suatu rangsangan.
Proses ini disebut repolarisasi, didalam otot
jantung memiliki sel membran berbeda
dengan saraf dan otot bergaris. Pada saraf dan
otot bergaris terjadi proses depolarisasi
diawali dengan suatu rangsangan. Sedangakan
pada sel otot jantung, membran selnya mudah
bocor,
sehingga
setelah
terjadinya
repolarisasi penuh, segera perlahan lahan ionion konduktor masuk kedalam sel sampai
mencapai titik imbang. Akibatnya akan terjadi
gejala depolarisasi spontan tanpa didahului
oleh suatu rangsangan dan hal ini terjadi
secara terus menerus, sehingga otot jantung
Halaman-19
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
dapat berkontraksi secara otomatis dan teratur.
(Pearce, 1995, h:35).
2.3. Suhu Tubuh
Perbedaan antara jumlah panas yang
diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah
panas yang hilang kelingkungan luar. Suhu
tubuh diatur dengan mengimbangi produksi
panas terhadap kehilangan panas yang terjadi.
Bila laju pembentukan panas dalam tubuh
lebih besar dari pada laju hilangnya panas,
timbul panas dalam tubuh dan suhu tubuh
meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas
lebih besar, panas tubuh dan suhu tubuh
menurun.
Suhu tubuh manusia secara umum dibagi
menjadi 2 yaitu : suhu inti dan suhu kulit.
(Ariani, 2007, h:39).
1. Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ
vital. Suhu ini relatif sama. Dengan kata
lain, distribusi panas pada bagian-bagian
tubuh ini cepat, sehingga suhu pada
beberapa tempat yang berbeda hampir
sama. Bagian tersebut secara fisik terletak
di kepala dan dada.
2. Bagian tubuh dimana suhunya tidak
homogen dan bervariasi sepanjang waktu
merupakan bagian dari suhu inti. Suhu
kulit berbeda dengan suhu inti, naik dan
turun sesuai dengan suhu lingkungan.
Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan
tangan. Suhu kulitini biasanya 2-4ºC di
bawah suhu inti.
Setiap saat suhu tubuh manusia berubah
secara fluktuatif. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
1. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan
laju metabolisme, mengakibatkan gesekan
antar komponen otot / organ yang
menghasilkan energi, sehingga dapat
meningkatkan suhu tubuh. Semakin
beratnya exercise maka suhunya akan
meningkat 15x, sedangkan pada atlet dapat
meningkat menjadi 20x dari suhu normal.
(Ariani, 2007, h:44).
2. Lingkungan
Mekanisme kontrol suhu tubuh akan
dipengaruhi oleh suhu disekitar. Walaupun
terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh
mempunyai mekanisme homeostasis yang
dapat dipertahankan dalam rentang normal.
Suhu tubuh yang normal adalah mendekati
suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu
tubuh manusia mengalami perubahan
sebesar 0,5 – 0,7 0 C suhu terendah pada
malam hari dan suhu tertinggi pada siang
hari. Panas yang diproduksikan harus
sesuai dengan panas yang hilang. (Ariani,
2007, h:45).
3. Peradangan
Proses peradangan dan demam dapat
menyebabkan peningkatan metabolisme
sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu
10°C. (Ariani, 2007, h:45).
III. METODE PENELITIAN
Perancangan
secara
keseluruhan
rangkaian alat ukur detak jantung dan suhu
tubuh. Adapun diagram blok dari rangkaian
keseluruhan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Display
LCD
16 x 2
Sensor Detak
Jantung
Penguat
LM311
Mikrokontroler
ATmega16
Sensor
Suhu
LM35
Microphone
Penguat
LM324
Tombol
“Start”
Gambar 1. Diagram Blok
Penjelasan gambar diatas adalah
sebagai berikut. Stetoskop / sensor detak
jantung digunakan untuk mengambil data dari
detak jantung dengan cara menempelkan
stetoskop didada, selanjutnya penguat LM311
akan mengubah detak jantung manusia
menjadi getaran. LM311 digunakan untuk
mendeteksi dan menguatkan jika ada getaran
yang
diterima.
Selanjutnya
LM311
mengirimkan
getaran
ke
microphone
selanjutnya LM324 bertugas menguatkan
tegangan keluaran (output) dari microphone
agar dihasilkan keluaran yang dapat
menggerakan
rangkaian
selanjutnya.
Kemudian mikrokontoler Atmega16 bertugas
menerima
masukan
data,
selanjutnya
mengolah data masukan dan mengirim hasil
data yang sudah diolah untuk ditampilkan.
LCD digunakan untuk menampilkan hasil
pengukuran detak jantung dan suhu tubuh.
Tombol “ Start ” untuk menjalankan seluruh
rangkaian. Mulai memasukan data (input) dari
sensor
detak jantung, sensor
suhu,
Halaman-20
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
mikrokontroler Atmega16 dan LCD yang
akan menampilkan hasil.
Sensor suhu LM35 sebagai sensor yang
digunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Tegangan yang dikeluarkan oleh LM35
merupakan konversi suhu menjadi tegangan,
dimana tegangan keluaran LM35 akan
berubah seiring dengang perubahan suhu
tubuh. ATmega16 bertugas mengubah
tegangan hasil konversi sensor suhu LM35
dan mengirimkan hasil pada LCD untuk
ditampilkan.
3.2. Perancangan Sensor Detak Jantung
Perencanaan
sensor
suhu
yang
digunakan adalah LM35. LM35 merupakan
sensor suhu yang menghasilkan kenaikan
output. Setiap kenaikan temperature / suhu
maka tegangan output yang diperoleh LM35
adalah 360 mV. Dipilihnya jenis sensor ini
karena mudah diperoleh, mudah dikalibrasi,
akurasinya lumayan baik dan memiliki
impedansi kecil.
3.1. Perancangan Sensor Detak Jantung
Perancangan rangkaian pendeteksi
detak jantung ini menggunakan stetoskop
sebagai alat yang menangkap sinyal detak
yang ditimbulkan oleh gerakan jantung.
Sinyal dari detak jantung tersebut masih
kecil, selanjutnya sinyal tersebut harus
dikuatkan. Penguatan disini menggunakan
sensor LM324 sehingga dihasilkan sinyal
yang memiliki besaran yang menghasilkan
output diinginkan.
Gambar 2. Skema Rangkaian Sensor
Detak Jantung
Penjelasan gambar diatas adalah sebagai
berikut. Stetoskop digunakan untuk
mengambil data dari detak jantung dengan
cara menempelkan stetoskop didada tepat
pada jantung dan selanjutnya mengubah
detak jantung manusia menjadi getaran
suara untuk selanjutnya diterima oleh
microphone. LM324 digunakan untuk
menguatkan tegangan keluaran (output)
dari microphone agar dihasilkan keluaran
yang dapat menggerakan rangkaian
selanjutnya. LM311 digunakan untuk
mendeteksi jika ada getaran suara yang
diterima.
Gambar 3. Skema Rangkaian sensor suhu
Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai
berikut. LM35 merupakan sensor suhu dengan
karakteristik bahwa setiap kenaikan 1 °C suhu
yang terukur maka tegangan keluaran akan
bertambah sebesar 10 mV. Keluaran dari
LM35.
3.2. Perancangan ATmega16 dan LCD
Perancangan Atmega16 dan LCD
dugunakan
untuk
menampilkan
hasil
pengukuran detak jantung dan suhu tubuh.
Adapun gambar skema dari rangkaian
Mikrokontroler Atmega16 dan LCD yang
telah dirancang dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Halaman-21
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Gambar 4. Skema Rangkaian ATmega16 dan
LCD
Penjelasan dari gambar diatas adalah
sebagai berikut. Mikrokontroler Atmega16
digunakan untuk mengolah data keluaran dari
sensor suhu LM35 dan sensor detak jantung.
Hasil dari pengolahan data atau masukan oleh
mikrokontroler
ATmega16
selanjutnya
dikirim ke LCD untuk di tampilkan hasilnya.
Diagram alir (flowchart) digunakan
untuk memudahkan dalam pembuatan dan
penggunaan mikrokontroler. Adapun diagram
alir dari mikrokontroler dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Sensor Detak Jantung
Pengujian bertujuan untuk mengetahui
apakah sensor sudah berfungsi atau bekerja
dengan baiks esuai perancangan dan untuk
mengetahui karateristik dari sensor yang
sudah direncanakan. Berikut langkah-langkah
pengujian sensor detak jantung.
1. Hubungkan rangkaian dengan stop kontak
2. Atur sensitifitas. Amati led warna merah
sampai menyala.
jika led merah menyala, Berarti sensor sudah
bekerja dengan baik. Jika led merah tidak
menyala atau padam, berarti rangkaian tidak
bekerja atau terjadi kesalahan.
Tabel 1. Hasil Pengujian Sensor
Detak Jantung
Indikator
Indikator
Led Merah
Rangkaian
Led
Bekerja
Menyala
Menyala
Tidak Bekerja
Padam
Padam
Pada saat komponen bekerja maka indikator
led merah akan menyala dan bila alat tidak
bekerja led akan padam. Sehingga led merah
dapat digunakan menjadi indikator berkerja
atau tidaknya komponen itu. Karena sensor
jantung yang dihubungkan dengan stetoskop
sangat sensitif dengan suara, gesekan dan
pergerakan, jadi sangat mudah untuk
mengetahui bekerja tidaknya rangkaian itu.
Gambar 5. Diagram Alir Mikrokontroler
Halaman-22
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
4.2. Pengujian Sensor Suhu
Pengujian bertujuan untuk mengetahui
komponen sensor Suhu LM35 apakah sudah
berfungsi atau bekerja dengan baik, sesuai
perencanaan atau belum dan untuk
mengetahui karateristik dari rangkaian sensor
suhu yang sudah direncanakan. Berikut
langkah-langkah pengujian sensor suhu /
LM35.
1. Hubungkan rangkaian dengan stop kontak
2. Atur sensitifitas. Amati dan pastikan led
kuning menyala berkedip.
Jika led kuning menyala, berarti sensor suhu
sudah bekerja dengan baik. Jika led kuning
tidak menyala atau padam, berarti rangkain
yang direncanakan tidak bekerja atau ada
indikasi terjadi kesalahan.
Hasil pengujian sensor suhu yang sudah
direncanakan dan dilakukan, dapat dilihat
pada dibawah ini.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sensor Suhu
Indikator
Indikator Led Kuning
Rangkaian
Led
Bekerja
Menyala
Menyala
Tidak
Padam
Padam
Bekerja
Pada saat komponen bekerja maka indikator
led kuning akan menyala dan bila rangkaian
tidak bekerja led kuning akan padam.
Sehingga led kuning digunakan menjadi
indikator berkerja atau tidaknya rangkaian
komponen itu.
4.3. Hasil Pengujian Detak Jantung
Data hasil pengujian keseluruhan pada
gambar 4.9 - 4.10 - 4.11 membandingkan
hasil detak jantung normal dengan hasil
pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat
pada tabel 4.6 – 4.7 – 4.8 dibawah ini.
Tabel 3. Data Hasil Pengujian
Sampling Time 20 detik
Hasil
Hasil
Umur Detak
Ket
Normal Pengujian Pengujian
(Manual)
(Alat)
2th
80–140
88
84
Normal
6th
13th
23th
36th
24th
70–110
70– 90
60 – 90
60 – 90
60 – 90
78
80
62
68
72
80
84
63
66
77
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 4. Data Hasil Pengujian
Sampling Time 30 detik
Umur Detak
Hasil
Hasil
Normal Pengujian Pengujian
(Manual)
(Alat)
Ket
2th
80–140
83
99
Normal
6th
13th
23th
36th
24th
70–110
70– 90
60 – 90
60 – 90
60 – 90
75
74
75
72
78
72
76
80
74
77
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tabel 5. Data Hasil Pengujian Dengan
Sampling Time 60 detik
Hasil
Hasil
Umur Detak
Ket
Normal Pengujian Pengujian
(Manual)
(Alat)
2th
6th
13th
23th
36th
24th
80–140
70–110
70– 90
60 – 90
60 – 90
60 – 90
90
75
74
64
62
61
99
78
82
61
66
62
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
4.4. Analisa Pengujian Detak Jantung
Berdasarkan data hasil percobaan, dapat
dilihat bahwa detak jantung normal pada
orang dewasa sekitar 60-90 detak permenit.
Akan tetapi, detak jantung seseorang pun akan
sangat bervariasi tergantung dari kondisi,
aktifitas dan tingkat stress, selama pengukuran
disarankan dalam keadaan tenang atau dalam
keadaan bergerak saat pengukuran atau
pengujian berlangsung hasilnya akan sangat
bervariasi. Dari data pengukuran dengan
sampling time yaitu 20 detik, 30 detik dan 60
detik. Dapat disimpulkan dalam pengujian
detak jantung yang sudah dilakukan
prosentasenya normal.
4.5. Hasil Pengujian Suhu Tubuh
Pengujian ini dilakukan untuk menjalankan
alat ukur secara keseluruhan, pengujian ini
dilakukan dengan cara mengambil data
langsung dengan sensor suhu LM35 dan LCD
bertugas untuk menampilkan hasil pengujian.
Halaman-23
JURNAL ILMIAH GO INFOTECH
Volume 20 No. 1, Juni 2014
ISSN : 1693-590x
Tabel 6. Data Hasil Pengujian Suhu Tubuh.
Usia
Suhu
Normal
2th
6th
13th
23th
36th
23th
24th
31 - 37,4°C
31 - 37,4°C
30 - 36,4°C
30 - 36,4°C
30 - 36,4°C
30 - 36,4°C
30 - 36,4°C
Hasil
Hasil
Pengujian Pengujian
Termometer
Alat
32°C
33°C
33°C
33°C
33°C
32°C
34°C
32°C
32°C
33°C
32°C
32°C
35°C
31°C
Ket
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
4.6. Analisa Pengujian Suhu Tubuh
Berdasarkan data hasil percobaan, dapat
dilihat bahwa suhu tubuh normal pada orang
dewasa sekitar 30 – 37.4°C. Akan tetapi, suhu
tubuh seseorang pun akan sangat bervariasi
tergantung dari kondisi, aktifitas dan tingkat
stress selama pengukuran seperti dalam
keadaan tenang atau dalam keadaan bergerak
saat pengukuran atau pengujian berlangsung
hasilnya akan sangat bervariasi.
V. KESIMPULAN
Dari hasil pemaparan yang telah
ditulis pada bab maka dapat diambil
kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil pengujian alat, jika ada
perbedaan antara hasil pengukuran dengan
alat dengan detak jantung dan suhu tubuh
normal atau pengujian secara manual, hal
ini bisa disebabkan pada perbedaan
kondisi, aktifitas dan penempatan sensor
yang tidak tepat.
2. Alat yang dibuat sangat sensitif dengan
pergerakan dan suara. Usahakan lakukan
pengujian ditempat yang tenang
Jogiyanto.
1990.”
Sistem
Teknologi
Informasi”. Andi, Yogyakarta.
Mulyono, Iwan Adi, 2002 ‘’ Perencanaan
Dan Pembuatan Alat pendeteksi Detak
jantung dan suhu tubuh berbasis
komputer ‘’ Skripsi, Universitas
Katolik Soegijapranata Semarang.
Nasir . Moh, 1988. “ Metodologi Penelitian
”. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nuryati, Venti 2010, ‘’ Rancang Bangun
Alat Pendeteksi dan Penghitung detak
jantung dengan Asas Doppler ‘’
Skripsi, Universitas Indonesia Depok.
Pearce, Evelyn C. “ Anatomi dan Fisiologi
Untuk Paramedis ”, Gramedia, Jakarta,
1995.
Pringadi, dkk, 2003, ‘’ Perancangan Sistem
Telemonitoring
Tiga
Parameter
(Detak Jantung, Suhu Tubuh dan
Pemakaian Cairan Infus) untuk
Pasien Rawat Inap di Poliklinik
Pedesaan Melalui Jaringan GSM ‘’
TA, FTI. ITS, Surabaya.
Riyadi, 2009, “ Mengenal Macam Macam
Sensor ” Gremedia Jakarta.
Soedjono, H Hartanto, 2002 ‘’ Merakit
Elektronika ‘’ Effhar Semarang.
Sugiri. 2004. “ Elektronika Dasar dan
Peripheral
Komputer
“.
Andi,
Yogyakarta.
Setiawan, Sulhan. 2006 “ Karakteristik LCD
dan LED “. Andi Yogyakarta.
www.atmel.comDatasheet AVR ATMega16.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, 2007, “ Pendeteksian ECG, Heart
Rate dan Suhu Tubuh Menggunakan
Mikrokontroler ”. PENSITS: Surabaya.
Hwin,
Hadi, Mokh. Sholihul, 2008, “ Mengenal
Mikrokontroler
ATMega
16
”
Gremedia Jakarta.
http://andasites.blogspot.com/2012/10/sejarah
-dan-cara-kerjastetoskop.html.
Kwik, 2007 “ Pemrograman
Mikrokontroler PIC16f84A ’’ Andi
Yogyakarta.
Halaman-24
Download