1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam studi kita dalam konduktor dalam elektrostatik, kita berargumen bahwa medan listrik di dalam konduktor pada kondisi kestimbangan elektrostatik harus nol. Jika tidak demikian, muatan-muatan bebas di dalam konduktor akan bergerak. Jika sebuah medan searah dengan gaya, pada muatan positif, maka arah arus searah dengan medan listrik karena arah medan listrik dari daerah potensial tinggi ke daerah potensial yang lebih rendah. Arus dalam suatu segmen kawat sebanding denggan beda potensial yang melewati segmen. Hasil eksperimen ini di kenal sebgai hukum OHM. Resistansi suatu segmen kawat di definisikan sebagai perbandingan antara tegangan juatuh pda segmen dan arus. Dalam material ohmik yang meliputi banyak material, resistansi tidak bergantung pada suatu hasil eksperimen yang di kenal sebagai hukum OHM pada semua material. Beda potensial, arus dan reistansi di hubungkan oleh V=I.R , berdasarkan hukum OHM, tekanan suatu penghantar dapat di definisikan ssebagai perbandingan dari perbedaan tegangan antara kutub-kutub penghantar tersebut dengan arus yang melaluinya, atau dapat di tulis secara matematis. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari praktikum fisika dasar tentang Hukum Ohm ini adalah agar praktikan dapat mengetahui arus dan tegangan yang mengalir. Tujuan dari praktikum fisika dasar tentang Hukum Ohm ini adlah menentukan tahanan suatu penghantar dan kuat arus dan tahanan listrik dalam suatu rangkaian dengan menggunakan prinsip hokum ohm. 1.3 Waktu dan Tempat Praktikum fisika dasar tentang Hukum Ohm ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 10 Oktober 2011, pada pukul 11.30-13.30 WIB, dan bertempat di Labolatorium Ilmu-Ilmu Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. 2 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Hukum Ohm Dalam studi kitta tentang konduktor dalam elektronik, kita berargumen bahwa medan listrikdi dalam konduktor dalam kondisi kestimbangan elektrostatik harus nol. Jika tidak demikian, maka muatan-muatan bebas di dalam konduktor akan bergerak. Jika suatu medan searah dengan gaya pada muatan positif, maka arah arus searah dengan medan listrik karena arah medan listrik dari daerah potensial lebih tinggi ke daerah potensial lebih rendah. Arus dalam suatu segmen kawaqt sebanding dengan beda potensial yang melintasi segmen. Hsil eksperimen ini di kenal sebagai huku OHM (Tipier, 1996). Hukum OHM adalah jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar maka kekuatan arus tersebut adalah sebandinng lurus dengan tegangan listrik yang terdapat di antara ujung penghantar. Hukum OHM memyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor sebandinng dengan beda potensial antara kedua ujung konduktor (Wikipedia, 2011). 2.2. Pengertian Hukum Kirchoff Hukum Kirchoff merupakan jumlah arus menuju satu titik cabang sama dengan jumlah arus yang meninnggalkannya ∑ in : ∑ out (Bagus, 2010). Ada 2 hukum yang berlaku bagi rangkaian yang memiliki arus tetap, kedua hukum ini di sebut hukum Kirchof, yaitu: Pada setiap rangkaian tertutup jimlah aljabar dari beda potensialnya harus sama dengan nol. Pada setia percobaan juklah arus yang masuk melalui titik terrsebut sama dengan arus yang keluar (Tipier, 2001) 2.2.1. Hukum Kirchoff I Hukum ini juga di sebut juga hyukum simpan, karena pada kenyataannya pada potensial dianntara 2 titik dalam suatu rangkaian pada keadaan lurok selalu konstan menurut jika arus listrik yang menuju ke titik cabang disebut positif dan yang berlawanan ke titk cabang disebut negative. Pada dasarnya hukum keua mengyyatakan sosok (Reizt, 1993). integral medan listrik di sekeliling 3 Menurut (Sugandi,2009), di pertengahan abad 19 Gustaf Robert Kirchoff (1824-1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal dengan hokum Kirchoff I berbunyi, “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. I masuk = I keluar atau ∑I masuk = ∑I keluar I masuk = I1 + I2 +I3 2.2.2 Hukum Kirchoff II Menurut (Rheiyeenh,2009) Hukum kirchoff II berbunyi, “ Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Atau energy listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energy listrik bisa digunakan atau diserap. ∑Vtertutup = 0 ∑E + ∑ (I.R) = 0 Arti dari hokum yang pertama jelas jika arus yang menuju ketitik cabang disebut positif maka arus yang berlawanan disebut negative. Pada dasarnya hukum ke dua menyatakan integral medan listrik di sekeliling sosok. 2.3 Rangkaian Seri Menurut (Finn,1994) Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara seri. Gambar rangkaian seri Contoh. Baterai pada senter Lampu neon TL Elemen dari kulkas Saklar 4 R total = R1 + R2 + R3 …… + Rn Jumlah hambatan total rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan tiap-tiap komponen (resistor). 2.4 Rangkaian Paralel Purnomo,2009).Rangkaian parallel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). R1 I R total I R1 R2 Rn I I R2 Rn Jumlah kebalikan hambatan total rangkaian parallel sama dengan jumlah dari kebalikan hambatan tiap-tiap komponen (resistor). 2.5 Manfaat Hukum Ohm di Bidang Perikanan Terbatassanya mistrumrrn dalam dunia perikaan dan kelautan khususnya pendeteksian cahaya matahari, dalam air menyebabkan tidak maksimalnya pemanfaatan sumberdaya perairan di Indonesia. Oleh sebab itu, di perlukannya suatu industri teknolgi untuk menjawab permasalahn tersebut. Cahaya matahari sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup dalam air. Penetrassi matahari adalah salah satu contoh besar factor penentu kecerahan perairan untuk mengetahui zona fotik yang efektif yang under water light (Ieweriato, 2010). Penggunaan alat bantu penangkapan seperti pemikat cahaya berkecup (blinking light altrtactor) pada buubu ceaser dan bubu karang merupakan salah satu alternative untuk mengatasi masalah terrsebut. Telah di ketahui bahwa beberapa jenis ikan dan biota perairan lainnya memiliki sifat fotosintesis positif terhadap cahaya sehingga luight alactractor dapat di manfaatkan sebagai pemikat umpan ( Yaceha, 2010). 5 3.3 Gambar Rangkaian 3.3.1 Rangkaian seri A B C D E Keterangan : A = Power Supply D = Voltmeter B = Resistor E = Bola Lampu C = Amperemeter 3.3.2 Rangkaian paralel A B C D E Keterangan : A = Power Supply D = Voltmeter B = Resistor C = Amperemeter E = Bola Lampu 6 3. METODOLOGI 3.1 Alat dan Fungsi Alat-alaT yang digunakan dalam praktikum Fisika Dasar tentang Hukum Ohm antara lain : o Power Suply : sebagai sumber arus listrik dan mengubah arus AC menjadi DC o Resistor : sebagai hambatan arus listrik o Ampermeter : untuk mengukur kuat arus listrik o Voltmeter : untuk mengukur tegangan arus listrik o Lampu : sebagai indikator adanya arus listrik o Kabel : untuk menghubungkan dan sebagai penghantar arus listrik dari rangkaian 1 ke rangkaian lainnya. o Penjepit Buaya : untuk menjepit kabel dan menghantarkan arus listrik 3.2 Skema Kerja Disiapkan alat-alat seperti penjepit buaya,power suplay, voltmeter, ampermeter, lampu dan resistor Diatur rangkaian seri dan rangkaian paralel Dipastikan stopkontak dalam keadaan on Dinaikan tegangan 9V dan 12V Diatur resistor suatu rangkaian secara berturut-turut dari 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω;1Ω Dicatat nilai yang diberikan oleh ampermeter dan voltmeter Hasil 7 4. PEMBAHASAN 4.1 Data Pengamatan No. Tegangan Lampu I Lampu II sumber (v) Seri Paralel Seri Paralel 1. 9 Redup Terang Redup Redup 2. 9 Redup Terang Redup Redup 3. 9 Redup Terang Redup Redup 4. 9 Redup Redup Redup Redup 5. 9 Redup Redup Redup Redup 1. 12 Terang Terang Terang Terang 2. 12 Terang Terang Terang Terang 3. 12 Terang Terang Terang Terang 4. 12 Terang Terang Terang Terang 5. 12 Terang Terang Terang Redup No. Tegangan Lampu seri Lampu sumber (v) paralel V I V I 1 9 5 2,1 6 2,3 2 9 5 2,1 5,5 2,3 3 9 5 2,0 5 2,2 4 9 4 1,9 5 2,1 5 9 3 1,8 3 1 1 12 8 2,7 8 2,7 2 12 8 2,7 8 2,8 3 12 7,9 2,7 8 2,6 4 12 7,5 2,5 8 2,6 5 12 6,5 2,4 6,5 2,4 8 4.2 Perhitungan Pada rangkaian seri (9V) R1 – R5 No. R ∑|R ∑|R-Ṝ|2 -Ṝ| 1 2,38 - 0,000729 0,027 2 2,38 - 0,000279 0,027 3 2,5 0,093 0,008649 4 2,105 - 0,91204 0,302 5 1,67 0,37 0,1369 ∑=1,059047 ∑R = R1+R2+R3+R4+R5 = 12,035 Ralat mutlak (∆) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) K= 100% - 9,59% = 90,44% HP1=Ṝ + A = 2,407 + 0,230 = 2,637 HP2=Ṝ + A = 2,407 - 0,230 = 2,177 9 Pada rangkaian seri (12V) R1 – R5 No. R ∑|R ∑|R-Ṝ|2 -Ṝ| 1 2,96 0,048 0,0033 2 2,96 0,048 0,0023 3 2,93 0,018 0,0032 4 3 0,088 0,0077 5 2,71 - 0,0408 0,202 ∑=0,0563 ∑R = R1+R2+R3+R4+R5 = 14,56 Ralat mutlak (∆) Ralat Nisbi (I) 10 Keseksamaan (K) K= 100% - 1,82% = 98,18% HP1=Ṝ + ∆ = 2,912 + 0,053 = 2,965 HP2=Ṝ + ∆ = 2,912 - 0,053 = 2,859 Pada rangkaian paralel (9V) R1 – R5 No. R ∑|R ∑|R-Ṝ|2 -Ṝ| 1 2,61 0,35 0,1225 2 2,39 0,13 0,0169 3 2,27 0,01 0,0001 4 2,38 0,12 0,0144 5 1,67 -0,59 0,3481 ∑=0,502 ∑R = R1+R2+R3+R4+R5 =11,32 Ralat mutlak (∆) 11 Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) K= 100% - 6,99% = 93,01 % HP1=Ṝ + ∆ = 2,26 + 0,158 = 2,418 HP2=Ṝ + ∆ = 2,26 - 0,158 = 2,102 Pada rangkaian paralel (12V) R1 – R5 No. R ∑|R ∑|R-Ṝ|2 -Ṝ| 1 2,96 0,02 0,004 2 2,86 -0,08 0,0064 3 3,08 0,14 0,0196 4 3,08 0,14 0,0196 5 2,71 -0,23 0,0259 ∑=0,1025 ∑R = R1+R2+R3+R4+R5 = 14,69 12 Ralat mutlak (∆) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) K= 100% - 24,5% = 76,5 % HP1=Ṝ + ∆ = 2,94 + 0,072 = 3,062 HP2=Ṝ + ∆ = 2,94 - 0,072 =2,868 4.3 Analisa Prosedur Pada percobaan hokum ohm kali ini, langkah yang dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan seperti, power suplay, hambatan (Ω), kuat arus (Ampermeter), Voltmeter sebagai pengukur tegangan listrik, lampu sebagai indicator adanya arus listrik, kabel untuk menghubungkan dan sebagai penghantar arus listrik dari rangkaian satu ke rangkaian yang lain. Penjepit buaya untuk menjepit kabel dan menghantarkan arus listrik. Setelah alat-alat yang akan digunakan disiapkan, langkah selanjutnya adalah merangkai menjadi rangkaian seri dan rangkaian parallel. a) Pada rangkaian seri Dihubungkan dengan sumber arus DC atau power suplay, tahanan geser. Ampermeter dan voltmeter membentuk rangkaian seri, yang dimaksud rangkaian seri adalah bila salah satu kabel pada lampu di lepas maka lampu satunya akan mati juga. Setelah itu menyalakan stop kontak dan pada power suplay dengan memutar knop pada tegangan 9 volt. Kemudian di atur tegangan geser mulai dari 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω maka akan terjadi perubahan diameter angka pada ampermeter dan voltmeter serta diamati pula nyala lampu dan perubahan 13 nyala angka lampu dan dicatat hasilnya. Setelah itu ulangi lagi percobaan di atas dengan mengganti knop pada power suplay pada tegangan (12volt) dan hambatan yang masih sama dengan hambatan 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω. Dalam proses pergantian tegangan / hambatan geser matikan dulu power suplay agar tidak tersengat arus listrik. b) Pada Rangkaian parallel Dihubungkan sumber arus DC/power suplay, tahanan geser, ampermeter dan voltmeter membentuk suatu rangkaian parallel, Rangkaian parallel adalah jika salah satu kabel pada lampu tidak terhubung, maka lampu lain akan tetap menyala. Kemudian stop kontak pada power suplay ditekan tombol on lalu arus tegangan pada power suplay dengan memutar knop pada tegangan 9 volt. Kemudian atur tahanan geser pada 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω. Amati perubahan pada voltmeter dan ampermeter begitu juga nyala lampunya. Setelah itu dicatat hasil pengamatan untuk mengisi data-data. Lalu diulangi percobaan di atas dengan menggunakan tegangan 12 volt dan hambatan yang masih sama. Setelah itu diganti dengan tahanan geser, matikan dulu power suplay agar tidak tersengat arus listrik. 4.4 Analiasa Hasil Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan hasil pada rangkaian seri dengan digunakan tegangan 9 volt dan hambatan 0,1Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere. Tegangan 9 volt pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya terang dan didapatkan hambatan (R) adalah 0,4Ω. Pada hambatan 0,22Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2 ampere, pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup. Pada hambatan 0,33Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2 ampere, pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup. Pada hambatan 0,5Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2 ampere, pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup. Pada hambatan 1Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2 ampere, pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup. Untuk Ṝ nilainya 0,48Ω. Nilai |R-Ṝ|2 = 0,0224. Ralat mutlak ∆ = 0,033. Ralat nisbi sebesar 6,25 % keseksamaan 93,75%, Hp2=0,45 Pada rangkaian seri 12 volt dengan hambatan 0,1Ω diketahui bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere, v = 2v pada lampu 1 nyalanya terang dan lampu 14 2 nyalanya terang. Untuk hambatan 0,22Ω didapatkan bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere, v = 2v pada lampu 1 nyalanya terang dan lampu 2 nyalanya terang. Pada hambatan 0,33Ω didapatkan bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere, v = 2v pada lampu 1 nyalanya terang dan lampu 2 nyalanya terang. Pada hambatan 0,5Ω didapatkan bahwa kuat arus yang mengalir 2,5 ampere, v = 2v pada lampu 1 nyalanya redup dan lampu 2 nyalanya redup. Dengan (R) 0,1Ω dan V = 2 v pada lampu 1 nyalanya sangat redup dan lampu 2 nyalanya sangat redup. Pada rangkaian parallel 9V dengan hambatan 0,1Ω diketahui bawha kuat arus yang mengalir 2,25A pada lampu 1 sangat redup dan lampu 2 redup dengan hambatan 0,3Ω diketahui kuat arus 2A, pada lampu 1 sangat redup dan lampu 2 redup. Dengan hambatan 0,5Ω diketahui kuat arus 2A, pada lampu 1 sangat redup dan lampu 2 redup. dengan hambatan 1Ω diketahui bawha kuat arus yang mengalir 2A pada lampu 1 sangat redup dan lampu 2 sangat redup. Untuk hambatan |Ṝ| = 0,46 sedangkan ∑ |R-Ṝ| adalah 0,012, untuk ralat mutlaknya adalah 0,024, Ralat Nisbi 5,21%. Keseksamaan 94,79% dan untuk hasil pengamatan HP1 = 0,484 dan HP2 = 0,43. Pada rangkaian parallel 12V dengan hambatan 0,1Ω diketahui bawha kuat arus yang mengalir 2,5A pada lampu 1 nyalanya terang dan lampu 2 redup. Dengan hambatan 0,2Ω diketahui kuat arus 2,5A pada lampu 1 redup dan lampu 2 redup. Dengan hambatan 0,3Ω diketahui kuat arus 2A, pada lampu 1 redup dan lampu 2 sangat redup. Dengan hambatan 0,5Ω diketahui kuat arus 2A, pada lampu 1 redup dan lampu 2 sangat redup. Dengan hambatan 1Ω diketahui bawha kuat arus yang mengalir 2A pada lampu 1 sangat redup dan lampu 2 sangat redup. Untuk hambatan |Ṝ| = 0,46 sedangkan ∑ |R-Ṝ| adalah 0,012, untuk ralat mutlaknya adalah 0,024, Ralat Nisbi 5,21%. Keseksamaan 94,79% dan untuk hasil pengamatan HP1 = 0,484 dan HP2 = 0,43. 15 5.PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum hokum ohm ini adalah: Hubungan V=I.R dikenal sebagai Hukum Ohm Hukum kirchoff I berbunyi : “jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Hukum kirchoff II berbunyi, “ Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol”. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : power suplay, voltmeter, ampermeter, lampu, resistor, kabel, penghubung dan penjepit buaya. Pada tegangan 9V pada rangkaian seri pada hambatan (R)= seri pada hambatan (R)= pada hambatan (R)= 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω adalah 0,4Ω Pada tegangan 12V pada rangkaian 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω adalah 0,8Ω Pada tegangan 9V pada rangkaian paralel 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω adalah 0,4Ω Pada tegangan 12V pada rangkaian paralel pada hambatan (R)= 0,1Ω;0,22Ω;0,33Ω;0,5Ω dan 1Ω adalah 0,4Ω 5.2 Saran Pada praktikum kali ini asisten praktikum diharapkan untuk lebih memantau dan mengawasi praktikan agar tidak terjadi kesalahan. Dan untuk praktikan diharapkan sebelum melaksanakan praktikum sebaiknya dipelajari dahulu buku panduan praktikumnya. 16 DAFTAR PUSTAKA Anton. 2009. Hukum OHM. http://anton 128’s webbog.com. Diakses pada tanggal 12 oktober 2011 pukul 12:15 WIB. Bagas,RiIshadi.2009.Law Of OHM. http://irsyadi/bagas/4all.blogspot.com/2009/ os/hukumkirchoff.html. Diakses pada tanggal 17 oktober 2011 pukul 18:30 WIB. Borowitz.1980.Essentials Of Phisich Sidney.addition Wisey Publishing Company: Sidney Reitz,johon.1993. dasar teori listrik/magnet.edisi 3 itb:bandung. Tippler,paula.2001.fisika untuk sains dan listrik.erlangga:Jakarta.