listrik dinamis

advertisement
KELOMPOK 2
YOKO GERY BACHTIAR
RIKI GUNAWAN
HERI MARTIN
IBNU FAHRUROZI
HAMONGSO
kuat arus pada rangkaian bercabang
Kuat arus pada rangkaian bercabang
sama dengan kuata arus yang masuk
sama dengan kuat arus yang keluar.
sedangkan pada rangkaian seri kuat
arus tetap sama disetiap ujung-ujung
hambatan. Sebaliknya tegangan
berbeda pada hambatan.
pada rangkaian seri tegangan sangat
tergantung pada hambatan, tetapi
pada rangkaian bercabang tegangan
tidak berpengaruh pada hambatan.
semua itu telah dikemukakan oleh
hukum kirchoff yang berbunyi "jumlah
kuat arus listrik yang masuk sama
dengan jumlah kuat arus listrik yang
keluar”.
berdasarkan hukum ohm dapat
disimpulkan cara mengukur tegangan
listrik adalah kuat arus × hambatan.
Hambatan nilainya selalu sama karena
tegangan sebanding dengan kuat arus.
tegangan memiliki satuan volt(V) dan
kuat arus adalah ampere (A) serta
hambatan adalah ohm.
Aliran arus listrik dalam suatu rangkaian
tidak berakhir pada alat listrik. tetapi
melingkar kernbali ke sumber arus. Pada
dasarnya alat listrik bersifat
menghambat alus listrik. Hubungan
antara arus listrik, tegangan, dan
hambatan dapat diibaratkan seperti air
yang mengalir pada suatu saluran.
Orang yang pertama kali meneliti
hubungan antara arus listrik, tegangan.
dan hambatan adalah Georg Simon
Ohm (1787-1854) seorang ahli fisika
Jerman.
Jika hambatan listrik dilambangkan
dengan R. beda potensial V, dan kuat
arus I, hubungan antara R, V, dan I
secara matematis dapat ditulis:
Arus listrik yang melalui suatu penghantar dapat kita
pandang sebagai aliran air sungai. Jika sungai
tidak bercabang, jumlah air di setiap tempat pada
sungai tersebut sama. Demikian halnya dengan
arus listrik.
VAC = IR1 + IR2
I R1 = I(R1 + R2)
R1 = R1 + R2 ; R1 = hambatan total
Rangkaian seperti di atas disebut rangkaian
seri. Selanjutnya, R1 ditulis Rs (R seri)
sehingga Rs = R1 + R2 +...+Rn, dengan n =
jumlah resistor. Jadi, jika beberapa buah
hambatan dirangkai secara seri, nilai
hambatannya bertambah besar.
Akibatnya, kuat arus yang mengalir makin
kecil.
Mengingat hukum Ohm: I = V/R dan I = I1+ I2, maka
Pada rangkaian seperti di atas (rangkaian
bercabang), V AB =V1 = V2 = V. Dengan demikian,
diperoleh persamaan
Rangkaian yang menghasilkan persamaan
seperti di atas disebut rangkaian paralel. Oleh
karena itu, selanjutnya Rt ditulis Rp (Rp = R paralel).
Dengan demikian, diperoleh persamaan
Berdasarkan persamaan di atas, dapat
disimpulkan bahwa dalam rangkaian paralel,
nilai hambatan total (Rp) lebih kecil dari pada
nilai masing-masing hambatan penyusunnya
(R1 dan R2). Oleh karena itu, beberapa lampu
yang disusun secara paralel sama terangnya
dengan lampu pada intensitas normal (tidak
mengalami penurunan). Jika salah satu lampu
mati (putus), lampu yang lain tetap menyala.
SAYONARA WATASHI NO
TOMODACHI DES!!!!
Download