materi tes tulis oprec 2017

advertisement
Materi Tes Tulis Oprec
Oleh :
TIM ASISTEN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB 1
KARBOHIDRAT
DASAR TEORI
Karbohidrat diidentifikasikan sebagai senyawa yang unsur-unsurnya terdiri dari karbon (C), hidrogen (H)
dan oksigen (O), dengan rumus empiris (CH2O)n. Senyawa karbohidrat dibagi dalam tiga golongan utama yang
terdiri dari monosakarida, oligosakarida dan polisakarida.
Monosakarida merupakan suatu senyawa polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksil keton. Pada
umumnya monosakarida bersifat optis aktif, mudah larut dalam air, berupa zat padat putih, bila dipanaskan
akan berbau karamel dan mempunyai sifat mereduksi. Contoh dari senyawa monosakarida yaitu glukosa,
galaktosa, fruktosa dan sebagainya.
Oligosakarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosida.
Senyawa tersebut dapat dihidrolisa dalam suasana asam menghasilkan monosakarida. Contoh dari senyawa ini
antara lain sukrosa, laktosa dan maltosa.
Polisakarida merupakan polimer dari monosakarida. Contoh dari polisakarida ini antara lain amilum,
selulosa, dan glikogen. Amilum merupakan zat tepung dalam tumbuhan yang dapat dijumpai pada beras,
gandum maupun umbi-umbian. Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa mengandung 300 unit
glukosa dengan ikatan α-1,4 glukosidik, sedangkan amilopektin terdiri dari 1000 unit glukosa yang bergabung
membentuk rantai lurus dengan ikatan α-1,4 glukosidik dan pada setiap 25 atau 30 unit glukosa terdapat rantai
cabang dengan ikatan α-1,6 glukosidik. Selulosa terdiri dari ± 6000 unit glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan
β-1,4 glukosidik membentuk rantai linier. Glikogen merupakan karbohidrat cadangan yang hanya
terdapat pada hewan dan manusia, dan mempunyai struktur seperti amilopektin dalam hal unit yang
mendirikan molekul adalah glukosa, jenis ikatan pada rantai dan ikatan pada cabang. Glikogen mempunyai
massa molekul relatif 30.000 dan pada tiap 10 unit glukosa dalam rantai lurus terdapat rantai cabang. Contoh
lain dari polisakarida adalah khitin, hemiselulosa dan pektin.
1.1 UJI BENEDICT
 TUJUAN:
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya gula-gula pereduksi pada suatu
bahan/sampel.
 PRINSIP KERJA:
Gula-gula pereduksi akan mereduksi Reagen benedict (ion kupri) sehingga membentuk senyawa yang
berwarna.
 ALAT:
1. Tabung rekasi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
6. Bunsen dan korek api
7. Penjepit
 BAHAN:
1. Reagen benedict
2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, amilum, sorbitol, fruktosa)
 PROSEDUR :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan reagen benedict sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam tabung reaksi
3. Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml (20 tetes) dalam tabung reaksi
4. Dihomogenkan dan diamati warna sebelum dipanaskan
5. Dipanaskan tabung reaksi pada api bunsen dengan penjepit hingga mendidih
6. Ditaruh pada rak
7. Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan
1.2 UJI IODINE
 TUJUAN:
Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya polisakarida (pati) dalam suatu bahan atau sampel.
 PRINSIP KERJA:
Larutan polisakarida akan mengabsobsi larutan iodine sehingga akan memberikan perubahan warna
tertentu.
 ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
 BAHAN:
1. Larutan iodine
2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)
3. Larutan HCl 2 N
 PROSUDER KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi
3. Diamati warna dan dicatat pada tabel hasil pengamatan
4. Ditambahkan HCl 2 N sebanyak 1 ml
5. Ditambahkan 2-4 tetes larutan iodine
6. Dihomogenkan
7. Diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat pada hasil pengamatan
1.3 UJI SALIWANOFF
 TUJUAN:
Uji saliwanoff bertujuan untuk mengidentifikasikan gugus keton yang ada pada karbohidrat
 PRINSIP KERJA:
Keton lebih mudah membentuk derifat furfural dari pada aldosa
 ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Erlenmeyer
6. Bunsen dan korek api
7. penjepit
 BAHAN :
1. Reagen saliwanoff
2. Larutan karbohidrat 1% (sukrosa, glukosa, fruktosa, amilum, sorbitol)
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan reagen saliwanoff sebanyak 2 ml pada tabung reaksi
3. Ditambahkan sampel larutan karbohidrat 1% sebanyak 2 tetes
4. Dipanaskan dengan api bunsen hingga mendidih
5. Ditaruh pada rak dan diamati perubahan warna yang terjadi
6. Dicatat pada hasil pengamatan
1.4 ISOLASI KARBOHIDRAT
 TUJUAN:
Untuk mengisolasi pati atau amilum dari suatu bahan.
 PRINSIP KERJA:
Mengisolasi pati atau amilum dengan metode homogenisasi, dekantasi, suspensi dan
pengendapan.
 ALAT:
1. Pisau /cutter
2. Timbangan
 BAHAN:
1. Kentang
2. Aquadest
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Blender/mortal
Kain saring
Gelas kimia 500ml
Labu ukur
Sorong buchner
Kertas saring pori-pori besar
3. Air
4. Etanol 95%
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Kupas kentang dan dipotong kecil-kecil kemudian ditimbang 150 – 300 gram
3. Diblender bersama 100 – 200 ml air sampai halus
4. Disaring dengan kain saring dan ditampung pada gelas kimia
5. Ditambah aquadest 50 – 100 ml
6. Dihomogenkan, diendapkan dan didekantasi
7. Pati disuspensikan dengan 50 – 100 ml etanol 95%
8. Ditimbang kertas saring
9. Disaring melalui corong dengan kertas saring
10. Dikeringkan pada suhu kamar
11. Ditimbang
12. Dihitung randemen pati dalam kentang
 HASIL PENGAMATAN:
Randemen pati =
(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑡𝑖 +𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔) – 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
× 100%
BAB II
PROTEIN
DASAR TEORI
Asam amino adalah senyawa organik yang merupakan satuan penyusun protein yang mempunyai gugus
amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-sifat asam maupun basa.
NH2
I
R – CH – COOH
Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organik, tetapi mirip dengan garam-garam
anorganik. Pada umumnya asam amino larut dalam air, tetapi hanya larut sebagian di dalam pelarut organik.
Titik leleh asam-asam amino sangat tinggi untuk senyawa-senyawa organik dengan massa molekul relatif
rendah dan kebanyakan lebih besar dari 200°C. Hal ini dapat dijelaskan karena asam amino di dalam larutan
netral akan membentuk zwitter ion (ion yang bermuatan ganda). Titik leleh yang tinggi dapat pula dijelaskan
dalam hubungannya dengan energi yang dibutuhkan untuk memecahkan ikatan-ikatan ionik dalam kisi
kristalnya.
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini mempengaruhi
karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau bergabung dengan asam amino yang
lain. Pada kenyataannya, sifat muatan dari protein ditentukan banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai
samping asam amino.
Dalam protein, asam amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida (-CONH-). Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus α-COOH dari asam amino yang satu dengan gugus αNH2 dari asam amino yang lain. Protein merupakan polimer dari asam amino yang mana struktur dari protein
ada 4 macam yaitu: struktur primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator organik atau biasa disebut enzim, dan
bagian penting dari nukleoprotein.
2.1 UJI BIURET
 TUJUAN:
Untuk mengidentifikasi atau menganalisa adanya dua atau lebih ikatan peptide (protein) dalam suatu
bahan atau sampel.
 PRINSIP KERJA:
Kupri sulfat dalam suasana basaakan bereaksi dengan ikatan peptide sehingga akan menghasilkan
senyawa kompleks berwarna ungu.
 ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
 BAHAN:
1. Kupri sulfat (CuSO4)
2. NaOH 10N
3. Larutan protein (albumin, kasien, gelatin)
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 mL larutan protein pada tabung reaksi
3. Ditambahkan 5 tetes larutan kupri sulfat
4. Ditambahkan 2 mL NaOH
5. Dihomogenkan
6. Diamati perubahan warna dan dicatat pada hasil pengamatan
2.2 PENGENDAPAN PROTEIN DENGAN LOGAM BERAT
 TUJUAN:
Untuk menganalisa pengendapan protein dengan logam berat
 PRINSIP KERJA:
Protein pada suasana netral atau sedikit basa mempunyai muatan negatif, apabila dinetralkan dengan
penambahan ion logam yang bermuatan positif maka akan mengalami pengendapan.
 ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Rak
 BAHAN:
1. Kupri sulfat (CuSO4)
2. Larutan protein (albumin, kasein, gelatin)
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL
3. Ditambahkan 5 tetes larutan logam berat CuSO4 (kupri sulfat)
4. Dihomogenkan
5. Diamati endapan yang terbentuk
2.3 PENGENDAPAN PROTEIN OLEH ASAM
 TUJUAN:
Untuk menanalisa pengendapan protein dengan asam
 PRINSIP KERJA:
Senyawa asam yang mempunyai muatan negative yang besar dapat menetralkan protein yang
bermuatan positif sehingga akan membentuk endapan.
 ALAT:
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Rak
 BAHAN:
1. HCl 1N
2. HCl 10N
3. Larutan protein (albumin, kasein, gelatin)
 PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan larutan protein sebanyak 2 mL
3. Ditambahkan larutan HCl 1 N dan HCl 10N
4. Dihomogenkan
5. Diamati endapan yang terbentuk dan catat pada hasil pengalaman
2.4 ISOLASI KASEIN DARI SUSU
 TUJUAN:
Untuk mengisolasi kasein dari susu atau untuk mengetahui jumlah kandungan kasein dari susu.
 PRINSIP KERJA:
Kasein akan terpisah (mengendap) dari susu pada titik isoelektriknya.
 ALAT:
1. Gelas kimia 500 mL
2. Beaker glass
3. Termometer
4. Hot plate magnetic stirer
5. Pengaduk
6. Pipet tetes
7. Corong Buchner
8. Labu ukur
 BAHAN :
1. Susu segar
2. Cuka (asam asetat)
3. Aquadest
4. Etanol
5. Etanol-eter
6. Kertas saring
7. Timbangan analitik
 PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan susu 100 mL pada gelas kimia 500 mL
3. Dihangatkan pada hot plate sampai 400C sambil diaduk
4. Ditambahkan cuka (asam asetat) sebanyak 5-10 tetes
5. Diaduk sampai mengumpal
6. Diambil gumpalan dan ditambahkan etanol sebanyak 30 mL
7. Disaring dengan kertas saring melalui corong buchner
8. Dicuci dengan etanol-eter sebanyak 20 mL
9. Dicuci dengan eter sebanyak 50 mL
10. Dikeringkan dan ditimbang
11. Dihitung randemen kasein susu
 HASIL PENGAMATAN :
Randemen kasein = (berat kasein susu + kertas saring) – (berat kertas saring)/ volume susu : 1,028
X 100%
2.5 ISOLASI PROTEIN WHEY
 TUJUAN:
Untuk mengisolasi protein whey dari whey bubuk atau untuk mengetahui kandungan protein whey
dari whey bubuk.
 PRINSIP KERJA:
Dengan sentrifugasi larutan whey pada titik isoelektrik (PH 4,2) maka protein whey akan terpisah
dengan zat lain.
 ALAT:
1. Gelas kimia
2. Beaker glass
3. Erlenmeyer
4. Indicator pH
5. Pipet tetes
6. Sentrifugator
7. Timbangan analitik
 BAHAN:
1. Whey bubuk (susu alemen)
2. Aquadest
3. HCl 1N
4. NaOH 1N
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dilarutkan 50 gram whey bubuk dengan aquadest 100 mL (1:2)
3. Didiamkan hingga terbentuk 3 lapisan
4. Diambil lapisan yang tengah
5. Diatur pada pH 4,2 dengan menambahkan HCl 1 N jika kelebihan di atur dengan menambahkan
NaOH 1 N (digunakan indicator pH)
6. Ditimbang tabung sentrifugator kemudian ditambahkan larutan whey sebanyak 7 gram
7. Disentrifugasi kecepatan 5000 rpm selama 15-30 menit
8. Dibuang larutan (supernatan) dan diambil pellet (endapan)
9. Dioven selam 10-15 menit
10. Ditimbang dan dihitung rendemen protein whey
 HASIL PENGAMATAN :
Rendemen protein whey = (berat endapan + tabung) – (berat tabung kosong) / berat larutan whey
X 100 %
BAB III
LIPID
DASAR TEORI
Lipid adalah golongan senyawa organik yang terdapat di alam, merupakan suatu komponen
makanan untuk makhluk hidup. Lipid penting bagi manusia, sehubungan dengan beberapa vitamin
yang larut dalam lipid (A, D, E dan K) maka lipid dapat digunakan oleh tubuh di samping untuk
memenuhi kebutuhan lemak esensial, juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding
karbohidrat dan protein.
Lipid merupakan senyawa ester dari asam lemak rantai panjang, sehingga lipid bersifat tidak
larut dalam air, tetapi larut di dalam pelarut organik, seperti aseton, alkohol, kloroform atau benzen.
Lipid yang terdapat pada jaringan hewan dan tumbuhan dapat diekstraksi dengan pelarut organik.
Lipid dapat dikelompokkan dalam dua golongan utama, yaitu lipid sederhana dan senyawa lipid
kompleks. Steroid dan vitamin yang larut dalam lipid juga digolongkan dalam turunan lipid. Lemak dan
minyak merupakan lipid sederhana. Lemak pada suhu kamar berbentuk padat, sedangkan minyak pada
suhu kamar berbentuk cair. Lemak dan minyak merupakan bagian terbesar dan terpenting dari bahan
makanan. Lipid terdapat pada hampir semua bahan makanan dengan kandungan yang berbeda-beda.
Lemak adalah ester yang terbentuk oleh kondensasi dari tiga molekul asam lemak dengan satu molekul
trihidroksi alkohol, gliserol. Apabila asam lemak ditulis dengan rumus RCOOH, pembentukan lemak
adalah sebagai berikut:
CH2OH
CH2OOCR
I
I
CHOH + HOOCR
-----------I
I
CH2OH
CH2OOCR
Gliserol asam lemak
Trigliserida
Tiga asam lemak penyusunnya dalam hal ini tidak harus semuanya sama, tiga asam lemak yang
berbeda satu sama lain dapat berkondensasi dengan satu molekul gliserol. Asam lemak yang
terpenting yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan adalah asam butirat, asam kaproat, asam palmitat,
asam stearat dan asam oleat.
3.1 KELARUTAN LIPID
 TUJUAN:
Untuk mengetahui kelarutan berbagai macam lipid dengan berbagai macam pelarut polar maupaun
non-polar.
 PRINSIP KERJA:
Lipid akan larut pada pelarut non-polar, karena lipid bersifat non-polar. Akan terjadi emulsi jika
dilarutkan dengan pelarut polar.
 ALAT:
1. Beaker glass
2. Tabung reaksi
3. Rak
4. Pipet tetes
5. Kertas saring
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 mL sampel lipid pada tabung
reaksi
3. Ditambahkan 2 mL pelarut
4. Dihomogenkan
5. Diamati kelarutan lipid pada pelarut
atau
 BAHAN:
1. Lipid (lemak dan minyak) meliputi minyak goreng, mentega, margarin
2. Pelarut (aquadest, etanol, eter, dan aseton)
1. Diteteskan 1 tetes larutan lipid
diatas kertas saring
2. Dibiarkan kering
3. Diamati pembentukan noda
yg
terjadi
3.2 PENENTUAN ASAM LEMAK BEBAS (FFA)
 TUJUAN:
Menghitung kadar asam lemak bebas pada minyak.
 PRINSIP KERJA:
Minyak yang dilarutkan dengan etanol akan membebaskan asam lemak bebas. Kadar asam lemak
bebas ditentukan dengan jumlah titrasi NaOH yang digunakan.
 ALAT:
1. Timbangan
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Buret dan penyangga
5. Erlenmeyer
 BAHAN:
1. Minyak kelapa (minyak sawit)
2. Etanol 95 %
3. Indicator PP 1 %
4. NaOH 0,1 N
 PROSEDUR KERJA:
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang 10 mL minyak
3. Ditambahkan 10 mL etanol 95%
4.
5.
6.
7.
Ditambahkan 5 tetes pp 1%
Dititrasikan dengan NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda
Dicatat volume NaOH yang digunakan untuk titrasi
Dihitung kadar FFA
 HASIL PENGAMATAN :
Kadar FFA = mL NaOH X N NaOH X BM asam lemak / berat sampel (gram) X 1000 X 100%
BAB IV
ENZIM
DASAR TEORI
Makhluk hidup dapat memperoleh dan menggunakan energi dengan cepat disebabkan adanya enzim
(biokatalisator). Seperti halnya katalis anorganik, enzim dapat mempercepat reaksi, tetapi tidak mempengaruhi
kesetimbangan akhir, untuk transformasi sejumlah besar molekul hanya diperlukan sejumlah kecil enzim.
Perbedaan antara enzim dengan katalis anorganik ialah enzim bekerja hanya pada satu macam reaksi dan
sangat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, pH, suhu dan kofaktor. Apabila dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh enzim, konsentrasi substrat tetap dan dalam jumlah yang besar, maka keadaan awal reaksi
dinyatakan dengan persamaan:
V1 = k1 [S] [E]
[S] = constant, maka V1 = k [E]
jadi kecepatan reaksi sebanding dengan kadar enzim, tapi bila kesetimbangan telah tercapai maka:
[E] [P]
[P]
P = produk
Keq = ------------- = -----E = enzim
[E] [S] [S]
S = substrat
Dari persamaan dapat dilihat, pada saat kesetimbangan reaksi tercapai, enzim tidak berpengaruh lagi.
Penambahan substrat, pada saat kadar substrat masih kecil, akan dapat mempercepat kecepatan reaksi
sampai kecepatan maksimum tercapai yaitu pada saat enzim sudah jenuh. Penambahan substrat selanjutnya
tidak akan dapat meningkatkan kecepatan reaksi.
pH dapat mempengaruhi kerja enzim karena pH akan menyebabkan perubahan struktur intramolekuler
enzim dan apabila perubahan terlalu besar dapat terjadi denaturasi, sehingga enzim akan kehilangan
aktivitasnya. Sesuai dengan hukum kinetika, maka makin tinggi suhu, kecepatan reaksi enzimatik juga semakin
tinggi. Kenaikan kecepatan reaksi akan diikuti penurunan apabila fungsi dan aktivitasnya menurun.
Berdasarkan macam reaksi yang dikatalisis, enzim dapat dikelompokkan ke dalam 6 jenis yaitu:
oksidoreduktase, transferase, hidrolase, liase, isomerase dan ligase.
4.1 UJI KATALASE
 TUJUAN:
1. Untuk menganalisa reaksi enzim katalase pada hati.
2. Untuk menganalisa pengaruh jumlah substrat terhadap aktivitas kerja enzim katalase.
 PRINSIP KERJA:
Aktifitas kerja suatu enzim dipengaruhi oleh jumlah subtrat yang ada.
 Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Cutter
6. Timbangan
 Bahan:
1. Kapas
2. Hati ayam
3. H2O2 0,5%
4. H2O2 1%
5.
7.
8.
9.
10.
Incubator 37°C
Bunsen dan korek api
Lidi
Stopwatch
 PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang hati ayam sebanyak 5 gram dan 10 gram
3. Dimasukkan pada tabung reaksi
4. Ditambahkan H2O20,5 % dan H2O21 % sebanyak 2 mL
5. Ditutup dengan kapas hingga rapat
6. Diincubasi selama 5-10 menit pada incubator 37°C
7. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi
8. Dicatat waktu nyala api
4.2 UJI PEROKSIDASE
 TUJUAN:
Menganalisa aktifitas kerja enzim peroksidase pada susu dengan pengaruh tingkat keasaman subtract
 PRINSIP KERJA:
Keasaman akan mempengaruhi aktifitas kerja enzim.
 Alat:
1. Tabung reaksi
2. Rak
3. Pipet tetes
4. Beaker glass
5. Cutter
6. Timbangan
7. Incubator 37°C
8. Bunsen dan korek api
9. Lidi
10. Stopwatch
 Bahan:
1. Kapas
2. Susu segar
3. H2O2 1%
4. NaOH 1N
5. HCl 1N
 PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan 2 mL susu segar dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan 1 mL NaOH 1 N, HCl 1 N serta tanpa penambahan
4. Ditambahkan 1 mL H2O2 1%
5. Ditutup dengan kapas hingga rapat
6. Diincubasi selama 5-10 menit pada 37°C
7. Dites jumlah oksigen yang terbentuk dengan lama nyala lidi
8. Dicatat waktu nyala api
BAB V
VITAMIN
Vitamin merupakan suatu molekul organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil, berfungsi
sebagai koenzim pada reaksi metabolisme. Vitamin umumnya tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia, karena
itu vitamin harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Khusus untuk vitamin D dapat dibuat di dalam
kulit, asalkan kulit mendapat kesempatan yang cukup untuk terkena sinar matahari.
Vitamin C, salah satu vitamin yang tergolong larut dalam air dapat berbentuk L-asam askorbat dan asam
dehidroaskorbat, yang keduanya mempunyai keaktifan vitamin C. Vitamin C disintesis secara alami baik dalam
tanaman ataupun hewan. Vitamin C mudah teroksidasi, yang dapat dipercepat dengan adanya panas, sinar,
alkali, enzim, oksidator serta katalis tembaga dan besi.
Vitamin C dapat terserap sangat cepat dari alat pencernaan, masuk ke dalam saluran darah dan
dibagikan ke seluruh jaringan tubuh. Kelebihan vitamin C dibuang melalui air kemih. Jeruk sebagai salah satu
sumber vitamin C, dengan kandungan yang berbeda pada buah yang mentah dan buah yang sudah tua.
Semakin tua buah semakin berkurang kandungan vitamin C-nya.
PENENTUAN KADAR VITAMIN C
 TUJUAN:
Untuk menganalisa kadar vitamin C pada suata bahan.
 PRINSIP KERJA:
Penentuan kadar vitamin C dengan iodometri atau titrasi dengan menggunakan iodine.
 ALAT :
1. Pisau atau cutter
2. Timbangan
3. Kain saring
4. Corong
5. Labu ukur
6. Erlenmeyer
7. Beaker glass
8. Buret dan penyangga
 BAHAN :
1. Jeruk atau tomat
2. Aquades
3. Larutan amilum 1%
4. Larutan iodine 0,01 N
 PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipotong dan ditimbang jeruk atau tomat 10-30 gram
3. Diperas jeruk atau tomat dan disaring dengan kain saring melalui corong pada labu ukur
4. Ditambahkan aquadest sampai 100 mL dan dihomogenkan
5.
6.
7.
8.
9.
Diambil 5-25 mL filtrate dimasukkan Erlenmeyer
Ditambahkan dengan 2 mL larutan amilum 1 % dan 20 ml aquades
Dititrasi dengan larutan iodine 0,01 N
Dihitung jumlah larutan iodine yang digunakan
Dihitung kadar vitamin C
 HASIL PENGAMATAN :
Kadar vit C = V (iodine) x N (Iodine) / 0,01 X 0,88 mg = a mg
= 100 X a X 100% / V sampel X berat sampel (mg)
1 mL larutan iodine 0,01 N = 0,88 mg asam askorbat.
Download