BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit cacar air dan campak mungkin sudah tidak asing lagi dan
merupakan penyakit yang mendunia. Penyakit cacar air merupakan penyakit
menular yang dapat menyerang siapa saja, terutama orang – orang yang
belum mendapatkan imunisasi. Di Indonesia tidak banyak data yang mencatat
kasus cacar air secara nasional. Data yang tercatat merupakan data epidemic
cacar air pada daerah tertentu saja.
Hampir setiap orang pernah mengalami cacar air. Penyakit ini memang
tidak pandang bulu, sebab dapat menyerang semua ras, segala umur, laki-laki
atau perempuan, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak,
remaja, orang dewasa, semuanya dapat terkena cacar air. Namun, pada
umumnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak usia 2-8 tahun.
Cacar air bawaan (kongenital) dapat terjadi pada bayi dalam kandungan ibu
yang terserang cacar air. Infeksi cacar air pada bayi yang baru lahir dari
seorang ibu yang sehat, jarang terjadi. (Adhien, 2012).
Cacar air adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus
Varicella-Zoster. Virus ini menyebar dengan mudah dari orang-orang dengan
cacar air kepada orang lain yang tidak pernah memiliki penyakit atau
menerima vaksin cacar. Virus ini menyebar di udara ketika orang yang
terinfeksi batuk atau bersin. Hal ini juga dapat menyebar dengan menyentuh
atau menghirup partikel virus yang berasal dari lepuhan cacar air.
Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak
sehat, ada kalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya
infeksi bakteri pada kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru,
atau radang otak. Orang dewasa yang menderita infeksi cacar air pada
umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar air mungkin
menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu
hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap
golongan usia. Bagi orang dewasa penyakit cacar air ini memiliki masa
2
inkubasi antara 10-21 hari, (Ainina66, 2014) diikuti dengan ruam berbintik
merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa
jam. Bintik-bintik ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang
lain. Banyak orang yang menderita infeksi cacar air mengalami demam dan
merasa kurang sehat dan mungkin merasa gatal sekali. Siapapun yang belum
pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Dan siapapun yang pernah
menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin.
Tidak jauh berbeda dengan cacar air, campak merupakan salah satu
penyakit yang cukup terkenal dan sering kali menyerang tubuh manusia.
Penyakit campak merupakan penyakit endemik di seluruh dunia, artinya,
penyakit ini selalu ada walaupun dalam jumlah yang kecil. Penyebab penyakit
campak adalah Virus Morbili. Virus ini termasuk dalam genus Morbilivirus
dan keluarga Paramyxoviridae. Virus Morbili dapat mati dengan sinar
ultraviolet dan pemanasan, penularan terjadi melalui saluran pernafasan,
kontak langsung dengan cairan tubuh pasien, dan percikan ludah dari hidung,
mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Penyakit ini disebabkan oleh virus campak, dengan gejala berupa ruam
pada kulit dan aktifasi jaringan retikuloendotelial. Etiology penyakit ini
adalah virus Campak, genus Morbillivirus, family Paramyxoviridae. Penyakit
ini di awali dengan infeksi epithel saluran napas bagian atas oleh virus,
menyebar ke kelenjar lympha regional bersama makrofag. Setelah mengalami
replikasi dikelenjar limfa regional, virus menyebar kedalam aliran darah,
terjadilah viremia pertama. Sampailah virus ke sistem reticuloendothelial, dan
disusul dengan proses replikasi. Viremia yang kedua akan mengantar virus
sampai ke “ multiple tissue site “, terjadilah proses infeksi di endothelium
pembuluh darah, epithelium saluran napas dan saluran pencernaan. Virus
menempel pada receptor virus campak pada tempat tertentu, misalnya pada
lapisan lendir saluran nafas , sel otak dan usus. Setelah inkubasi selama 1011 hari, dalam 24 jam kemudian munculah gejala coryza(pilek), conjunctivitis
(radang mata), dan cough (batuk) sebagai gejala periode prodromal. Semua
gejala diatas semakin hari akan semakin parah, sehingga mulai muncul ruam
pada hari ke 4. Beberapa contoh gejala campak yaitu, batuk kering dan bintik-
3
bintik berair didalam mulut (dinding pipi), ruam (hampir) sekujur tubuh, mata
merah, dan sampai mengakibatkan sakit pada tenggorokan. (Ismoedijanto,
2011)
Setiap penyakit yang muncul pada pasien harus diketahui secara jelas agar
dapat ditangani dengan tepat. Tidak terkecuali penyakit kulit yang jenisnya
bermacam-macam tetapi memiliki gejala yang mirip satu sama lain. Pada saat
didiagnosa, tidak jarang gejala yang dirasakan pasien dapat diketahui secara
keseluruhan. Kedua penyakit tersebut dipilih karena memiliki kemiripan
dalam pola infeksi dan gejala yang ditimbulkan seperti ruam dan demam
sehingga orang hawam mengalami kesulitan untuk mengetahui apakah
penyakit yang diderita merupakan gejala cacar air atau campak. Penelitian ini
bertujuan untuk mempermudah masyarakat mengetahui ciri-ciri penyakit
cacar air dan campak, sehingga bisa melakukan pertolongan pertama sebelum
pasien diperiksa oleh dokter secara lebih lanjut. Dan untuk meminimalisir
dampak buruk dari penyakit ini yang bisa membahayakan kesehatan. (Ayu
Maharani, 2015)
Maka penulis akan mengklasifikasikan antara penyakit cacar air dan
campak secara detail. Data yang akan digunakan dalam pengklasifikasian
penyakit ini adalah data gejala yang didapatkan dari literature tentang
penyakit kulit dan kelamin. Dalam pengklasifikasian penyakit ini akan
digunakan metode alur sesuai dengan gejala – gejala yang dialami oleh
penderita. Sebelum melakukan proses klasifikasi, akan dilakukan proses
pengelompokkan menggunakan metode K-Means clustering. Ada dua jenis
data clustering yang sering dipergunakan dalam proses pengelompokan data
yaitu hierarchical (hirarki) data clustering dan non-hierarchical (non hirarki)
data clustering. K-means merupakan salah satu metode clustering non hirarki
yang berusaha mempartisi data yang ada ke dalam bentuk satu atau lebih
cluster. Metode ini mempartisi data ke dalam cluster sehingga data yang
memiliki karakteristik yang sama dikelompokkan ke dalam satu cluster yang
sama dan data yang mempunyai karateristik yang berbeda di kelompokan ke
dalam cluster yang lain.
4
Aturan
dan
metode
algoritma
K-Means
dapat
diterapkan
pada
sebuah program untuk mengelompokkan data-data penyakit cacar air dan
campak. Langkah-langkah algoritma K-Means diterjemahkan ke dalam
bahasa pemrograman untuk melakukan tugas clustering data. Dataset
penyakit ini dimasukkan ke dalam input program, kemudian program
melakukan pengolahan sesuai langkah algoritma
K-Means
dan
hasilnya
berupa cluster data. Hasil berupa cluster data inilah yang digunakan sebagai
acuan gejala-gejala mana saja yang termasuk ke dalam kelompok cacar air
dan campak.
1.2.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan
yaitu:
1. Bagaimana cara mengimplementasikan metode K-Means Clustering
dalam mengklusteringkan penyakit cacar air dan campak berdasarkan
karakteristik gejala penyakit?
2. Bagaimana hasil klasifikasi penyakit yang dihasilkan oleh sistem dari
mendiagnosa gejala yang diderita ?
1.3.
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Dalam pengelompokkan karakteristik penyakit cacar air dan campak
penulis menggunakan metode K-Means Clustering.
2. Untuk menentukan klasifikasi penyakit cacar air dan campak penulis
menggunakan rule (alur) bagaimana penyakit yang dialami oleh
pasien.
3. Sistem
ini
dibangun
berbasis
desktop
menggunakan
bahasa
pemrograman C# dengan Visual Studio dan manajemen database
MySQL.
4. Sistem ini hanya menghasilkan 2 jenis penyakit kulit dengan 13 gejala
yang diperoleh dari studi literature dan merupakan data gejala pasti
dari karakteristik penyakit serta memiliki kedekatan karakteristik
penyakit dengan hasil diagnosis.
5
5. Sistem ini memberikan hak akses yang sama kepada setiap user
(dokter) untuk mendiagnosa penyakit sesuai gejala yang diderita
pasien.
1.4.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang telah
dirumuskan pada perumusan masalah diatas yaitu :
1. Mengimplementasikan
mengklusterkan
metode
penyakit
cacar
K-Means
air
dan
Clustering
campak
dalam
berdasarkan
karakteristik gejala penyakit.
2. Mengetahui klasifikasi penyakit tersebut dari diagnosa gejala yang
diinputkan.
1.5.
Manfaat
Manfaat yang di dapatkan dalam penelitian ini adalah :
1. Kita diharapkan mampu mengetahui gejala dan dampak yang
disebabkan oleh penyakit cacar air dan campak.
2. Sistem ini diharapkan mampu membedakan penyakit cacar air dan
campak.
1.6.
Metodologi Penelitian
Bagian ini menjelaskan mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam Pengklasifikasian Karakteristik Penyakit Cacar Air dan Campak
menggunakan Metode K-Means Clustering.
1.6.1. Desain Penelitian
Penelitian ini mengambil judul Klasifikasi Penyakit Cacar Air dan
Campak Berdasarkan
Karakteristik Diagnosa Penyakit Menggunakan
Metode K-Means Clustering dengan berbasis desktop. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian yang memusatkan perhatian pada studi kasus tertentu dengan
menggunakan individu atau kelompok sebagai bahan studinya (Hasibuan,
2007).
Penelitian ini dapat digambarkan dengan skema berdasarkan tahap-tahap
yang akan diteliti dari penyakit cacar air dan campak yang ditujukan kepada
6
masyarakat untuk mempermudah masyarakat mengetahui ciri-ciri penyakit
cacar air dan campak agar masyarakat dapat mengambil tindakan lebih lanjut
apabila memiliki gejala-gejala yang mendekati penyakit tersebut.
Start
Data Gejala
Penyakit
Proses
K-Means Clustering
Ya
Gejala
Peyakit
(Bintik Berair)
Tidak
Cacar
Air
Campak
Gambar 1. 1 Bagan K-Means Clustering
Bagan diatas menjelaskan tentang proses K-Means Clustering dalam
menentukan gejala penyakit yang diderita.
1.6.2. Pengumpulan Data
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan tujuan, selanjutnya yaitu tahap
pengumpulan data. Pengumpulan data didapatkan dengan mengambil
informasi dari beberapa literature kesehatan dan penyakit kulit maupun
informasi dari bidang kedokteran dan beberapa informasi di internet. Untuk
mengetahui
data
apa
saja
yang
dibutuhkan
untuk
menyelesaikan
permasalahan ini, sebelumnya telah dilakukan studi lapangan dengan cara
penyebaran kuisioner di beberapa masyarakat yang memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda. Data yang didapatkan dari penyebaran
kuisioner ini akan digunakan sebagai bobot gejala penyakit yang akan diolah
pada sistem K-Means untuk menentukan 2 cluster yang berbeda.
7
Kedua penyakit yang didiagnosa pada aplikasi ditandai oleh ruam yang
menyebar pada kulit dan demam yang dirasakan pasien. Kedua penyakit
tersebut dapat dibedakan menurut pola infeksi dan kumpulan gejala tambahan
yang turut menandakan kedua penyakit tersebut.
Gejala
Tabel 1. 1 Gejala Penyakit
Cacar Air
Campak
Demam
Iya
Iya
Batuk
Iya
Iya
Pilek
Iya
Iya
Sakit Tenggorokan
Iya
Iya
Mata merah Meradang
Iya
Iya
Tidak
Iya
Iya
Iya
Tidak
Iya
Ruam kulit
Iya
Iya
Badan Nyeri
Iya
Tidak
Muncul Plentingan
Iya
Tidak
Tidak nafsu makan
Iya
Tidak
Leher atau telinga
Tidak
Tidak
Peka terhadap Sinar
Matahari
Diare
Koplik’s Spot
membengkak
1.6.3. Pengolahan Data
Setelah mendapat data yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan,
tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Data yang didapatkan dari
penyebaran kuisioner adalah gejala penyakit cacar air dan campak yang sudah
dirubah ke dalam data numeric, dimana setiap gejala penyakit tersebut sudah
memiliki nilai bobot yang berbeda-beda. Data yang sudah memiliki bobot
tersebut akan diproses pada sistem. Sistem akan mengelompokkan gejala
penyakit tersebut ke dalam dua cluster yang belum memiliki label, tujuan
pengelompokkan ini dilakukan agar data yang diolah memiliki label yaitu
label cacar air dan label campak. Data yang sudah diketahui labelnya akan
8
diolah lagi oleh sistem untuk mengetahui klasifikasi penyakitnya. Klasifikasi
yang dilakukan sesuai dengan rule penyakit cacar air dengan rule penyakit
campak.
1.6.4. Metode Yang Digunakan
Dari penelitian yang akan diteliti penyakit cacar air dan campak yang
ditujukan kepada masyarakat untuk mempermudah masyarakat mengetahui
ciri-ciri penyakit cacar air dan campak agar masyarakat dapat mengambil
tindakan lebih lanjut apabila memiliki gejala-gejala yang mendekati penyakit
tersebut. Metodologi pada penelitian ini diterapkan menggunakan waterfall
model.
Pada penelitian ini digunakan teknik pengujian sistem, pengujian sistem
merupakan salah satu langkah dalam metodelogi pengembangan SDLC
(System Development Life Cycle). Terdapat beberapa aturan yang berfungsi
sebagai tujuan pengujian perangkat lunak adalah :
1. Pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan pada sistem.
2. Test case yang baik adalah test case yang memiliki probabilitas tinggi
untuk
menemukan
kesalahan
yang
belum
pernah
ditemukan
sebelumnya.
3. Pengujian yang sukses adalah pengujian yang mengungkap semua
kesalahan yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Tujuan utama dari test case adalah untuk mendapatkan serangkaian
pengujian yang memiliki kemungkinan tertinggi dalam memperlihatkan
kesalahan pada sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan 4 kategori
yang berbeda pada tahap desain test case : pengujian white box, pengujian
black box, Integrasi Bottom-Up dan Integrasi Bottom Down.
Untuk pengujian akurasi yang digunakan adalah pengujian Black box
untuk mengetahui bagaimana proses user interface.
1. Pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat
lunak, dengan melakukan test case yang dapat mempartisi domain
input dari suatu program dengan cara pengujian yang lebih spesifik.
Metode pengujian graph-based mengeksplorasi hubungan antara
9
tingkah laku objek-objek program. Partisi ekivalensi membagi domain
input ke dalam kelas data yang mungkin dilakukan untuk fungsi
perangkat lunak tertentu. Analisis nilai batas memeriksa kemampuan
program untuk menangani data pada batas yang dapat diterima.
Metode pengujian yang terspesialisasi meliputi sejumlah luas
kemampuan perangkat lunak dan area aplikasi. GUI, arsitektur client
atau server, dokumentasi dan fasilitas help dan sistem real time
masing-masing membutuhkan pedoman dan tehnik khusus untuk
pengujian perangkat lunak.
Download