PACEM IN TERRIS “KEADILAN DI DUNIA”

advertisement
VIII
CONVENIENTES EX UNIVERSO
AMANAT SINODE USKUP,
30 DESEMBER 1971 –
CU
KEADILAN DI DUNIA
PENDAHULUAN
Dokumen hasil pertemuan para Uskup sedunia, termasuk
para Uskup Asia, yang dalam Gereja Katolik disebut
Sinode.
Keadilan di Dunia adalah tema sinode, dengan refleksi
tentang “misi Umat Allah dalam memajukan keadilan di
dunia”.
Sinode Umum Kedua ini mempersembahkan dokumen
tersebut kepada Paus Paulus VI karena menganggap
bahwa hal ini “harus diketahui oleh seluruh Gereja
mengingat dampak-dampak menguntungkan yang pasti
terkandung di dalamnya.”
GARIS BESAR “KEADILAN DI DUNIA”
Dalam dokumen ini para uskup menegaskan hak setiap atas
perkembangan yang bersifat pribadi dan secara kultural peka.
Mereka mengajarkan, di samping kesadaran akan struktur-struktur
dosa dan ketidakadilan, terdapat pula kesadaran akan hak atas
perkembangan. Aksi atas nama keadilan dan transformasi dunia
merupakan “matra konstitutif pewartaan Injil”. Gereja harus bersaksi
demi keadilan lewat gaya hidupnya sendiri, kegiatan-kegiatan
pendidikan, serta aksi internasionalnya. Didahului dengan sebuah
pendahuluan singkat, dokumen ini mengetengahkan 4 bagian utama
sebagai berikut :
A. Keadilan dan Masyarakat Dunia
B. Pesan Injil dan Misi Gereja
C. Praktek Keadilan
D. Sepatah Kata Harapan
Sinode Para Uskup
Dokumen ini adalah hasil Sinode
Umum Kedua para Uskup Sedunia, 30
September sampai dengan 6
November 1971. sinode Para Uskup
adalah suatu badan konsultatif dan Sri
Paus dapat sewaktu-waktu
memanggilnya bila dibutuhkan untuk
berkonsultasi mengenai kebutuhan
Gereja pada suatu saat tertentu.
PENDAHULUAN
1. Setelah berkumpul dari seluruh dunia kami telah membaca “tanda-tanda
zaman”, mendengarkan Sabda Alla, menanyakan diri kami sendiri tentang
tugas perutusan Umat Allah untuk memajukan keadilan di dalam dunia. (#1-2)
2. Terdapat sistem-sistem dan struktur-struktur yang tidak adil yang menindas
umat manusia dan mengekang kebebasan, dan mencegah banyak orang dari
usaha mereka membangun dan bekerja sama dalam suatu dunia yang lebih
adil dan bersahabat. (#3,5)
3. Serentak pula muncul suatu kesadaran baru yang melepaskan mereka dari
suatu “kepasrahan yang mematikan”. Kesadaran ini pula mendorong mereka
untuk membebaskan diri dan tanggung jawab atas nasib mereka sendiri. (#4)
4. Panggilan Gereja adalah hadir dalam hati dunia dengan memaklumkan Kabar
Gembira kepada orang miskin, kebebasan kepada yang tertindas, dan sukacita
kepada yang berdukacita. (#5)
5. “Bertindak atas nama keadilan dan berperan serta dalam pengubahan dunia
nampak sepenuhnya bagi kami sebagai matra pokok pewartaan Injil, atau
dengan kata lain, sebagai dimensi utama perutusan Gereja bagi penebusan
umat manusia dan pembebasannya dari setiap situasi yang menindas.” (#6)
A. KEADILAN DAN MASYARAKAT DUNIA
1.
Suatu paradoks dialami dunia dewasa ini :
a) Di satu pihak, adanya kesadaran yang lebih jelas akan martabat
manusiawi dan persamaan mendasar setiap orang, dengan suatu
gerakan yang kuat menuju persatuan dunia; (#7-8)
b) Di pihak lain, kekuatan-kekuatan yang memecah-belah (perlombaan
senjata, ketidak adilan ekonomi, kurangnya peran serta sosial)
semakin kuat. (#9-11)
2.
3.
4.
Berhadapan dengan sistem-sistem penguasaan internasional,
keadilan semakin banyak bergantung pada kemauan yang kuat
untuk berkembang dan tuntutan akan hak-hak seseorang dan
pengungkapan diri. (#13-14)
Nilai pribadi harus ditingkatkan baik bagi pribadi manusia
seutuhnya maupun umat manusia seluruhnya. (#15)
Hak atas perkembangan merupakan hak manusiawi yang
mendasar dari orang-perorangandan bangsa-bangsa. (#15)
5.
6.
7.
8.
9.
Apabila negara-negara dan daerah-daerah sedang berkembang
tidak mencapai pembebasan melalui perkembangan, ada bahaya
besar bahwa kondisi-kondisi kehidupan kolonialisme baru di
mana negara-negara sedang berkembang akan menjadi korban
kekuatan-kekuatan ekonomi internasional. (#16)
Dengan mengendalikan sendiri masa depannya melalui kemauan
yang kuat untuk maju, negara-negara sedang berkembang
menciptakan jati dirinya sendiri. (#17)
Perkembangan sejati terdiri atas pertumbuhan ekonomi dan
peran serta sosial-politis. (#18)
Modernisasi harus melayani kesejahteraan bangsa. Ia pun harus
kreatif dan memiliki kepekaan kultural. (#19)
Orang-orang dan bangsa-bangsa yang menderita ketidakadilan
tidak bersuara dan bersikap diam. Gereja harus siap mengemban
fungsi dan tugas baru dalam masyarakat dunia, demi pengamalan
keadilan yang lebih meluas. (#20)
10.
11.
Beberapa ketidakadilan ini meliputi diskriminasi terhadap kaum
pendatang, pekerja, dan pengungsi; penganiyayaan karena iman
dan asal-usul etnis; pelanggaran hak-hak asasi manusia;
narapidana politik yang tidak melalui proses peradilan;
antikehidupan (pengguguran yang dilegalkan, perang); ditolaknya
orang-orang berusia lanjut, yatim-piatu dan orang sakit. (#21-26)
Pengantaraan lewat dialog perlu untuk pencapaian persatuan
sejati. Kembali kepada nilai-nilai otentik diperlukan, khususnya
dalam mendorong peran serta generasi muda. (#27-28)
B.
1.
PESAN INJIL DAN PERUTUSAN GEREJA
Dalam dunia yang ditandai dengan dosa berat ketidakadilan, kami
mengakui tanggung jawab maupun ketidakmampuan kami untuk
menanggulanginya dengan kekuatan kami sendiri. Kami perlu
mendengarkan Sabda Allah dengan rendah hati sehingga kami dapat
bertindak demi keadilan di dalam dunia. (#29)
Keadilan Allah yang Menyelamatkan melalui Kristus
2.
3.
4.
Dalam Perjanjian Lama Allah menyatakan dirinya sendiri sebagai
pembebas kaum tertindas dan pembela kaum miskin, sambil menuntut
dari kita kepercayaan akan Dia serta keadilan terhadap sesamanya.
(#30)
Dalam Perjanjian Baru Yesus menyerahkan diri-Nya secara total kepada
Allah demi keselamatan dan pembebasan segenap manusia. Ia
menyamakan diri-Nya dengan “saudara-saudara-Nya yang paling hina”.
(#31)
Wafat dan Kebangkitan Kristus merupakan panggilan Allah untuk berbalik
kepada keyakinan akan Kristus dan cinta akan sesama.
5.
6.
7.
Menurut St. Paulus, hidup kristiani adalah iman yang memercikan cinta
kasih dan pelayanan kepada sesama. Kehidupan ini mengarah kepada
pembebasan diri yang sejati serta penyerahan diri bagi kebebasan orang
lain. (#33)
Hubungan manusia dengan sesamanya terkait dengan hubungannya
dengan Allah dalam cinta. “Cinta sesama kristiani dan keadilan tak dapat
dipisahkan.” cinta mengandung tuntutan mutlak akan keadilan. Keadilan
mencapai kepenuhan batinnya hanya dalam cinta. (#34)
Tugas pewartaan Injil menuntut pengabdian diri kita bagi pembebasan
umat manusia dalam dunia ini. Amanat cinta dan keadilan kristiani hanya
akan mendapatkan kepercayaan orang-orang dewasa ini, bilamana kita
menunjukkan kedayagunaannya lewat tindakan demi keadilan dalam
dunia. (#35)
Tugas Gereja, Hirarki, dan Umat Kristiani
8.
Pesan Injil memberikan kepada Gereja hak dan kewajiban untuk
memaklumkan keadilan ditingkat sosial, nasional dan internasional, dan
mencela hal-hal yang tidak adil, bilamana hak-hak asasi manusia dan
keselamatannya menuntut hal itu. Gerejapun berhak dan wajib bersaksi
tentang cinta dan keadilan dalam lembaga-lembaga gerejani dan dalam
kehidupan kita. (#36)
Orang-orang dan bangsa-bangsa yang menderita
ketidakadilan tidak bersuara dan bersikap diam.
Gereja harus siap mengemban fungsi dan tugas baru dalam
Masyarakat dunia demi pengamatan keadilan.
9.
Gereja tidaklah sendirian bertanggung jawab terhadap keadilan di
dunia. Peran Gereja tidak menawarkan pemecahan yang konkret atas
masalah-masalah khusus, tetapi membela serta memajukan martabat
dan hak-hak asasi pribadi manusia. Para anggota gereja mempunyai hak
dan kewajiban yang sama untuk memajukan kesejahteraan umum
sebagaimana warga lainnya. Mereka harus bertindak sebagai ragi di
dalam dunia, di dalam kehidupan keluarga, profesi, sosial, dan politis
mereka. (#36-38)
C.
PRAKTEK KEADILAN
Kesaksian Gereja
1.
2.
Orang kristiani terikat untuk bersaksi
Prioritas utama dari cinta
tentang Injil dengan menunjukkan adanya
kasih ini adalah anti
sumber-sumber kemajuan yang lain
kekerasan dan bekerja di
daripada konflik, yaitu cinta dan hak.
tengah-tengah pendapat
Keunggulan cinta ini menjadi penuntun
umum.
untuk bertindak tanpa kekerasan dan
berkarya di bidang pendapat umum.
(#39)
Siapapun yang memberanikan diri berbicara tentang keadilan haruslah
terlebih dahulu adil dalam dirinya sendiri. Karena itu, gereja sendiri perlu
meneliti caranya bertindak, harta miliknya, serta gaya hidupnya. (#40)
Di dalam gereja sendiri hak-hak haruslah dipertahankan…. Mereka yang
melayani gereja dengan karya mereka, termasuk para imam dan kaum
religius, harus menerima nafkah yang cukup serta memperoleh jaminan
sosial sebagaimana yang biasanya berlaku di daerah mereka. (#41)
Tenaga-tenaga awam harus memperoleh upah serta kenaikan jenjang karir
yang adil. Hendaknya mereka menjalankan fungsi-fungsi yang lebih penting
berkaitan dengan harta milik gereja dan harus dilibatkan dalam
administrasinya. (#41)
5. Kaum wanita harus mendapatkan bagian tanggung jawab dan peran
serta dalam kehidupan bersama masyarakat dan gereja. (#42)
Di dalam gereja pun harus diakui hak atas kebebasan untuk
berbicara dan berpikir, hak atas tata cara hukum yang memadai, dan
haka atas peran serta dalam proses pengambilan keputusan. (#4446)
Gereja wajib hidup dan mengelola barang-barang miliknya
sedemikian rupa sehingga Injil dapat diwartakan kepada kaum
miskin. Tetapi apabila Gereja kelihatan hanya berada di antara kaum
kaya dan berkuasa di dunia ini, kredibilitasnya akan sirna. (#47)
Gaya hidup semua orang (para uskup, imam, religius, umat awam)
harus diteliti. Haruslah dipertanyakan apakah pantas Gereja
menempatkan orang dalam kemiskinan di sebuah pulau yang kaya.
Pola hidup sederhana sangat perlu di kala berjuta orang menderita
kelaparan. (#48)
Pendidikan menuju Keadilan
9.
10.
11.
Sumbangan khusus orang kristiani bagi keadilan adalah kehidupan
sehari-hari orang beriman individual. Jadi, pendidikan haruslah
mengajarkan orang menghayati hidupnya berdasarkan moralitas pribadi
dan sosial yang terungkap dalam kesaksian kristiani. (#49)
Pendidikan dewasa ini, bersama dengan media komunikasi,
memperkokoh individualisme dan membentuk pribadi-pribadi yang
sesuai dengan ukuran-ukuran baku duniawi. (#50)
Pendidikan untuk keadilan :
a) Menuntut suatu pembaruan hati dengan pengakuan akan dosa-dosa
pribadi maupun sosial;
b) Kemajuan pola hidup manusia dalam keadilan, cinta, dan
kesederhanaan;
c) Menciptakan kepekaan kritis untuk menyelami masyarakat serta
nilai-nilainya;
d) Membuat manusia sedia mengingkari nilai-nilai yang melecehkan
keadilan. (#51)
12.
Di negara-negara sedang berkembang, pendidikan :
a) Berusaha membangkitkan kesadaran akan situasi nyata masyarakat;
b) Menyerukan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat. (#51)
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Pendidikan demikian mencegah manipulasi oleh media komunikasi dan
kekuatan-kekuatan politis. (#52)
Pendidikan praktis ini timbul dari aksi, partisipasi, dan kontak dengan
situasi-situasi ketidakadilan. (#53)
Pendidikan untuk keadilan dimulai pertama-tama dalam keluarga,
dibantu oleh gereja, sekolah, dan organisasi-organisasi lain. (#54)
Isi pendidikan ini meliputi penghormatan akan sesama bersama
martabatnya. (#55)
Prinsip-prinsip dasar Injil terdapat dalam pengajaran sosial Gereja
Katolik. (#56)
Tugas perutusan kita menuntut keberanian untuk mencela ketidak adilan,
dengan cinta kasih, kebijaksanaan dan kegigihan, dan dalam dialog yang
jujur dengan semua pihak. (#57)
Liturgi sabda, katekese, dan sakramen-sakramen dapat membantu
pendidikan keadilan. Ekaristi membentuk persekutuan dan
menempatkannya dalam pelayanan kepada sesama manusia. (#58)
Kerja Sama Antargereja Lokal
20.
Kerja sama antargereja di daerah-daerah yang kaya dan yang miskin
melaui persatuan spiritual dan pembagian sumber daya manusia dan
materiil merupakan tanda solidaritas gereja. (#59)
Kerja Sama Ekumenis
21.
Kerja sama ekumenis dengan semua orang yang percaya kepada Allah
dapat dijalin dalam kegiatan yang memperjuangkan martabat dan hakhak asasi manusia, keadilan sosial, perdamaian, dan kebebasan. (#6162)
Aksi Internasional
22.
Sambil mengakui pentingnya kerja
sama internasional untuk
perkembangan sosial dan ekonomi,
Gereja mendesak kita untuk
mempertimbangkan saran-saran
berikut ini :
Tenaga-tenaga awam harus
memperoleh upah serta
kenaikan jenjang karir yang
lebih adil. Hendaknya
mereka fungsi-fungsi yang
lebih penting berkaitan
dengan harta milik gereja
dan harus dilibatkan di
dalam administrasinya.
a) Perlunya retifikasi dan pengamalan Deklarasi PBB tentang Hak-Hak
Asasi Manusia oleh semua pemerintah; (#64)
b) Mendukung upaya PBB untuk menghentikan perlombaan senjata,
perdagangan senjata, dan menyelesaikan konflik dengan cara-cara
damai; (#65)
c) Memajukan tujuan-tujuan Dasawarsa Pembangunan Kedua yang
mencakup pengalihan pendapatan dari negara-negara kaya kepada
negara-negara sedang berkembang, harga yang adil untuk bahan
baku, pembukaan pasar negara-negara kaya, pengutamaan ekspor
dari negara-negara sedang berkembang, perpajakan dengan basis
yang meliputi seluruh dunia; (#66)
d) Merubah pemusatan kekuatan yang memungkinkan peran serta
negara-negara sedang berkembang; (#67)
e) Menekankan pentingnya badan-badan khusus di PBB dalam
penegakan keadilan; (#68)
f) Pemerintah-pemerintah hendaklah meneruskan sumbangansumbangan individual mereka untuk suatu dana pembangunan,
dengan tetap mengikutsertakan tanggung jawab negara-negara
sedang berkembang dalam pengambilan keputusan; (#69)
g) Negara-negara kaya perlu mengurangi sikap materialistis, konsumsi,
serta pemborosan; (#70)
h) Hak atas perkembangan dapat dipenuhi dengan tindakan :
•
Rakyat tidak boleh dirintangi untuk mencapai perkembangan
sesuai kebudayaan mereka sendiri;
•
Melalui kerja sama timbal balik, seluruh rakyat merupakan
arsitek-arsitek utama perkembangan sosial-ekonomi mereka
sendiri;
•
Setiap warga masyarakat harus sanggup bekerja sama demi
kesejahteraan umum dengan dasar berpijak yang sama. (#71)
D.
SEPATAH KATA HARAPAN
1. Umat Allah hadir di tengah-tengah orang miskin
dan mereka yang menderita penindasan dan
penganiyayaan. Mereka menghayati Sengsara
Kristus dan bersaksi tentang Kebangkitan-Nya.
(#73)
Harapan akan datangnya kerajaan itu sudah
mulai berakar di dalam hati manusia. Misteri
Paska Tuhan akanbermakna bilamana kita
mengurangi ketidakadilan, kekerasan dan
kebencian, dan memajukan keadilan, kebebasan,
persaudaraan, dan cinta. (#75)
Download