Memantau efektifitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik

advertisement
TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
Prinsipprinsip
• Keterbukaan (transparency)
• Akuntabilitas (accountability)
• Pertanggungjawaban
(responsibility)
• Kemandirian (independency)
• Kesetaraan dan kewajaran
(fairness)
TUJUAN
Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemangku
kepentingan
Meningkatkan pengelolaan perusahaan secara
profesional, efektif, dan efisien,
Meningkatkan kepatuhan organ perusahaan dan
DPS serta jajaran di bawahnya
Mewujudkan perusahaan yang lebih sehat, dapat
diandalkan, amanah, dan kompetitif, dan
Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam
perekonomian nasional.
Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS)
Wajib diselenggarakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan
yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
PEMEGANG SAHAM
Pemegang Saham Pengendali (PSP) wajib memenuhi
ketentuan penilaian kemampuan dan kepatutan
Pemegang Saham harus memastikan
bahwa perusahaan dijalankan berdasarkan
praktik usaha pembiayaan yang sehat dan
harus memiliki komitmen terhadap
pengembangan operasional perusahaan
DIREKSI
Aset > 200
miliar rupiah
•Jumlah Min. 3
Orang
Aset < 200
miliar rupiah
•Jumlah Min. 2
Orang
Anggota Direksi wajib berdomisili dan berkewarganegaraan Indonesia, apabila:
• Seluruh pemegang sahamnya merupakan WNI dan berbadan hukum indonesia ;
• Terdapat kepemilikan asing baik secara langsung maupun tidak langsung ,wajib
memiliki paling sedikit 50% anggota direksi yang merupakan WNI.
LANJ. DIREKSI
Anggota Direksi dilarang melakukan rangkap
jabatan sebagai Direksi pada perusahaan lain
kecuali sebagai anggota Dewan Komisaris paling
banyak pada 3 Perusahaan lain
Perusahaan wajib memiliki anggota
Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan, yang bertugas untuk
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan,
sistem, prosedur, kegiatan usaha yang
dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
LANJ. DIREKSI
Kewajiban Direksi
Mematuhi peraturan perundangan, anggaran dasar, dan peraturan internal
perusahaan dalam melaksanakan tugasnya;
Mengelola perusahaan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya;
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada RUPS;
Memastikan agar perusahaan memperhatikan kepentingan semua pihak (debitur,
kreditur dan pemangku kepentingan lainnya);
Memastikan agar informasi mengenai perusahaan diberikan kepada Dewan
komisaris dan DPS secara tepat dan lengkap;
Membantu dan menyediakan fasilitas dan/atau sumber daya untuk kelancaran
pelaksanaan tugas dan wewenang organ perusahaan dan DPS;
Menyelenggarakan rapat direksi secara berkala paling sedikit 1 kali dalam 1 bulan
dan wajib dituangkan dalam risalah rapat serta didokumentasikan dengan baik
(Anggota direksi yang hadir maupun tidak hadir dalam rapat berhak menerima
salinan risalah rapat tersebut);
Menghadiri rapat Direksi paling sedikit 50% dari jumlah rapat Direksi dalam
periode 1 (satu) tahun.
LANJ. DIREKSI
Larangan Bagi Direksi
Melakukan transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan dengan kegiatan perusahaan;
Memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan perusahaan;
Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi selain
remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan berdasarkan
keputusan RUPS;
Memenuhi permintaan pemegang saham terkait dengan
kegiatan operasional perusahaan.
DEWAN KOMISARIS
Perusahaan dengan Aset > 200 Milyar Rupiah
wajib memiliki :
1
Dewan
Komisaris
Dewan Komisaris paling sedikit 2 orang dan
salah satunya wajib berdomisili di Indonesia
serta dilarang melakukan rangkap jabatan
sebagai Dewan Komisaris pada lebih dari 3
perusahaan lain
LANJ. DEWAN KOMISARIS
Kewajiban Dewan
Komisaris
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi;
Mengawasi Direksi dalam menjaga keseimbangan kepentingan semua
pihak;
Menyusun laporan kegiatan Dewan Komisaris yang merupakan bagian dari
laporan penerapan tata kelola perusahaan yang baik;
Memantau efektifitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik;
Memberikan persetujuan dalam hal DPS memerlukan bantuan anggota
komite yang struktur organisasinya berada dibawah Dewan Komisaris;
Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari audit internal, audit eksternal, hasil pengawasan otoritas
berwenang;
Menyelenggarakan rapat Dewan komisaris paling sedikit 1 kali dalam 3
bulan dan hasil rapat tersebut wajib dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik; dan
Menghadiri rapat Dewan komisaris paling sedikit 75% dari jumlah rapat
yang diselenggarakan dalam 1 tahun (Anggota Dewan Komisaris yang hadir
maupun yang tidak hadir berhak menerima salinan risalah rapat).
LANJ. DEWAN KOMISARIS
Larangan Dewan
Komisaris
Melakukan transaksi yang mempunyai benturan
kepentingan dengan kegiatan perusahaan;
Memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan perusahaan;
Mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi
selain remunerasi dan fasilitas yang ditetapkan
berdasarkan keputusan RUPS;
Mencampuri kegiatan operasional perusahaan yang
menjadi tanggung jawab Direksi.
2
Dewan Komisaris
Independen
Memiliki paling sedikit 1 orang Komisaris
Independen
Syarat Komisaris
Independen
Tidak mempunyai hubungan Afiliasi dengan anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, anggota DPS, atau pemegang saham;
Tidak pernah menjadi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris,
anggota DPS atau menduduki jabatan 1 tingkat di bawah Direksi
pada perusahaan yang sama atau afiliasi dengan perusahaan
tersebut dalam kurun waktu 2 tahun terakhir;
Memahami peraturan perundang-undangan di bidang pembiayaan
dan peraturan lain yang relevan;
Memiliki pengetahuan yang baik mengenai kondisi keuangan
perusahaan;
Memiliki kewarganegaraan indonesia; dan
Berdomisili di Indonesia
3
Komite
Audit
Komite audit bertugas memantau dan memastikan
efektifitas sistem pengendalian internal dan
pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal.
Komisaris Independen berkedudukan sebagai ketua
komite.
DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS)
Perusahaan pembiayaan dan UUS wajib memiliki DPS min. 1
orang atau lebih yang diangkat dalam RUPS dan dituangkan
dalam akta notaris atas rekomendasi DSN MUI. Tugas dan
wewenang DPS : memberikan nasihat dan saran kepada Direksi,
mengawasi aspek syariah kegiatan operasional perusahaan dan
sebagai wakil perusahaan pada DSN MUI
Kriteria
DPS :
Mampu bertindak dengan itikad baik, jujur dan profesional;
Mampu bertindak untuk kepentingan perusahaan;
Mendahulukan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi;
Mampu mengambil keputusan berdasarkan penilaian independen dan
objektif untuk kepentingan perusahaan;
Mampu menghindarkan penyalahgunaan kewenangannya yang tidak
semestinya dan menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
AUDITOR
EKSTERNAL
Ditunjuk oleh RUPS yang diajukan oleh Dewan
Komisaris berdasarkan usulan komite audit (jika
ada)
Kebijakan
Remunerasi
Perusahaan wajib menerapkan kebijakan remunerasi
bagi Direksi, Dewan komisaris, DPS dan pegawai ,
dengan memperhatikan :
 Kinerja keuangan dan pemenuhan kewajiban
perusahaan sesuai perundang;
 Prestasi kerja individual;
 Kewajaran; dan
 Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang
perusahaan.
TATA KELOLA PEMBIAYAAN
Perusahaan wajib menyusun kebijakan dan rencana
pembiayaan yang dituangkan dalam rencana bisnis
tahunan perusahaan. Perusahaan wajib memiliki
satuan kerja yang bertanggung jawab atas:
1. Fungsi pemasaran, penerapan prinsip mengenal
nasabah, analisa pembiayaan, pemantauan kualitas
piutang pembiayaan, penagihan, penganganan
pengaduan debitur;
2. Penyusunan dan penerapan standar dan prosedur
operasional pembiayaan;
3. Penyusunan dan penerapan standar dan prosedur
pengendalian internal.
MANAJEMEN RESIKO DAN
PENGENDALIAN INTERNAL
Perusahaan wajib menerapkan manajemen
risiko dengan mengidentifikasi, menilai, dan
memantau resiko usaha secara efektif
Direksi wajib menetapkan pengendalian internal yang
efektif dan efisien, meliputi:
 Lingkungan pengendalian internal yang disiplin dan
terstruktur;
Pengkajian dan pengelolaan risiko usaha;
Aktivitas pengendalian;
Sistem informasi dan komunikasi;
Tata cara monitoring; dan
Mekanisme pelaporan kepada Direksi dengan
tembusan kepada komite audit dalam hal terjadi
penyimpangan.
RENCANA BISNIS TAHUNAN
Perusahaan wajib menyusun rencana bisnis tahunan
dan wajib disampaikan kepada OJK paling lambat
pada tanggal 30 Januari tahun berikutnya
Keterbukaan
Informasi
Perusahaan wajib memiliki sistem pelaporan keuangan
keperluan pengawasan dan pemangku kepentingan
lain
Etika Bisnis
Perusahaan wajib membuat pedoman tentang perilaku
etis, yang membuat nilai etika perusahaan
PELAPORAN
Perusahaan wajib melakukan penilaian sendiri (self
assessment) atas penerapan tata kelola perusahaan
yang baik, yang memuat :
 Aspek pelaksanaan prinsip tata kelola perusahaan
yang baik;
Self assessment atas penerapan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik;
Action plan yang meliputi tindakan korektif
(corrective action) yang diperlukan dan waktu
penyelesaian serta kendala/hambatan penyelesainnya
apabila masih terdapat kekurangan dalam penerapan
tata kelola perusahaan yang baik
TERIMA KASIH
Download