PENGETAHUAN GURU TENTANG GIZI DAN KECACINGAN Dl EMPAT SEKOLAA DASAR PENERIMA PMT-AS Dl DESA IDT BENGKULU Oleh : Trinlrin 7: Murljianto ABSTRACT m e study on kn&dge of nutriiion and worm infestah'on among elementav school teachers wos conducied in four IDT schools in Bengkulu Utam Dislrid Total of 23 teachers w s involved as respondents, the daia co1le~'onswas held 6 month a m PMT-AS be in^ implemmtaied Daia u knowledge of food utilization and nutrient content and worm infestahonon prevenfion of the teachers were colleded The most important resuli of the study shows t h d almost all of the respondents have low knowledge on food utilization and nutriiion conteni and worm infestation preveniion, as w l l . (Penel Gizi M A a n 1998.21: 1-10]. Key word :nutrition knowledge. wr~rminfistation, schoolfieding program pMT-AS). PENDAHULUAN P rogram Makanan Tambahan kepada sarana penwluhan gizi atau pendidikan gizi(3). Anak Sekolah Dasar (PMT-AS) secara Dalam Juknis Pelahanaan Kegiatan PMT-AS nasional dimula~ nhun 1996 di desa- hag; p r u disehufkan, pada saat makonan untuk luar Iawa dan Bali, yang disajikan guru menjelaskan lentang manfaat mencakup serkitar I6 ribu S D N I dengan jajanan .vang sedang dimakan hapi kesehatan sasaran sekitar 2 juta siswa (I). Tujuan dari anak menurut ilmu gizi (4). Pengetahuan guru PMT-AS adalah meningkatkan ketahanan fisik tentang gizi dan bahan makanan mutlak anak S D M negeri dan swasta melalui diperlukan untuk &pat menjelaskan kepada perbaikan keadaan murid desa IDT kesehatan. memberikan gizi Perbaikan dan gizi peningkatan dengan cara makanan jajan setempat yang manfaat makanan jajan yang dibagikannya. Demikian pula ddam pemberian obat cacing. guru perlu mempunyai mengandung energi sekitar 300 kalori clan 5 pengetahuan tentang pencegahan kecacingan. gram protein tiap an& dalam satu hari. agar Peningkatan kesehatan an& khususnya dalam memberantas kecacingan pada murid . obat yang diberikan dapat efektif mengatasi gangguan infeksi kecacingan dengan Penelitian ini bertujuan untuk mendapat cara memberikan obat cacing setiap 6 bulan gambaran mengenai pengetahuan guru SD sekali (2). tentang gizi dan kecacingan yang berkaitan Menurut Kodyat, prinsip dasar kegiatan dengan pelaksanaan PMT-AS.Hasil penelitian PMT- AS pada hakekatnya adalah merupakan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan PGM 1998.21: 1-10 bagi Pengetahuan Guru Tentang Gizi dan Kecacingan perbaikan pelaksanaan PMT-AS Trintrin T.Mudjianto HASIL DAN BAHASAN khususnya. ataupun dalam upaya meningkatkan pengetahuan gum SD di daerah IDT. Gambaran umum responden BAAAN DAN CARA Responden adalah semua guru wali kelas di empat SD yang diteliti. Jumlah gum yang Secara purposive provinsi Bengkulu yang termasuk pelaksana PMT-AS dipilih sebagai lokasi penelitian. Selanjutnya dipilih dengan sengaja 4 Sekolah Dasar penerima PMT-AS sejak tahun 1996 di Kecarnatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara, yaitu SD Tanjung menjadi responden sebanyak 23 orang, 2 orang gum tidak dapat ditemui karena sedang cuti melahirkanlmengikuti kursus. Responden terdiri dari 1I orang gum laki-laki dan 12 orang gum perempuan. Umur responden berkisar antara 24- Putus. SD Tanjung Genting, SD Lubuk Balam 52 tahun. dan 74% diantaranya berusia antara dan SD Talang Pasak. Sekolah-sekolah yang 25-35 diteliti terletak di desa yang berbeda, nama desa umumnya adalah SPG tamat yaitu sebanyak sesuai dengan nama SD tersebut. 61%. selain itu adalah tamatan PGA, IKLP, D2 Pengumpulan rsponden pada Pendidikan Gum SD dan Kursus Pendidikan kecacingan Gum (KPG)yang setara dengan SPG. Untuk dilakukan setelah enam bulan PMT-AS berjalan lebih jelasnya gambaran umum responden dapat di empat SD tersebut. Gum yang menjadi dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. PMT-AS. pengetahuan Pendidkin gum tentang data tahun. gizi dan responden adalah semua gum wali kelas, dengan alasan gum tersebut yang akan memberikan penjelasan manfaat makanan pada saat makanan tambahan dibagikan kepada murid di kelas. Pengumpulan data dilakukan secara .wl/ enumeration, yaitu dengan membagikan kuesioner kepada gum kemudian diisi oleh gum yang bersangkutan. Pertanyaan diajukan dalam bentuk pilihan Tabel 1 Gamharan Umum Respanden di Empat SD-IDT Bengkulu ganda. Pengisian kuesioner dilakukan oleh guru di depan peneliti. Hasil penelitian disajikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran keadaan pengetahuan gum SD di daerah IDT &lam ha1 gizi dan kecacingan kaitannva dengan PMT-AS. ldentitw Responden Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Umur < 25 tahun 25-35 tahun > 35 tahun Pcndi&kan SPG SGA PGA KPG D2PGSD IKIP Jumlah % II 12 47.8 52.2 1 17 5 4.3 73.9 21.7 14 1 4 2 1 1 60.9 4.3 17.4 8.7 4.3 4.3 Trintrin T.Mudjianto Pengetahuan Guru Tentang Gizi don Kecacin~an PGM 1998.21: 1-10 Pengetahuan PMT-AS Pengetahuan PMT-AS adalah pemahaman sebagian besar responden menyatakan tujuan PMT-AS. PMT-AS adalah untuk meningkatkan keadaarf Sebagian besar (83%) responden mengerti gizi murid (83%), 65% menyatakan untuk dengan tepat tentang pengertian PMT-AS yaitu menanamkan sikap dan perilaku Aku Cinta gum tentang mjuan dan kegiatan pemberian makanan tambahan bempa makanan Makanan Indonesia (ACMI). kebiasaan makan jajan kepada siswa/siswi S D M di sekolah. yang sehat dan hidup bersih: Selain itu 17% lainnya menyatakan bahwa menyatakan pemberian makanan tambahan bempa makanan mendorong 74% masyarakat dalam anak dengan jajan sebagai pengganti konsumsi di mmah. ha1 pelaksanaan ini melupakan pengertian yang tidak tepat. memperhatikan kesehatan dan keadaan gizinya. Kepada mengenal responden diajukan tujuan-tujuan Tujuan-tujuan penanyaan PMT-AS. pendidikan dan PMT-AS lainnva kurang difahami responden (lihat Tabel2). ternyata Tahel 2 Pengetahurn GUN Tentang Tujuan PMT-AS Tidak tahu Tahu Tujuan PMT-AS Jumlah n YO n OO / n Meningkatkan keadaan gizi murid S D M 19 82.6 4 17.4 23 100 Menqtasi gangpan infestad cacing 7 30.4 16 69.6 23. 100 Mendomng produksi pertanian desa 8 34.8 15 65.2 23 100 MeMnamkan sikap dan perilaku ACMI, kebiasaan makan s e h t clan hidup hersih 15 65.2 8 34.8 23 100 17 73.9 6 26.1 23 100 Mendomng kesebatan dan o'? dalam m d i k a n anak n=23 Kegiatan dalam PMT-AS menurut lebih sebagian responden menyatakan pemanfaat dari 50% repmckn adalah pemberion makanan pekarangan sekolah merupakan kegiatan &lam fomhnhnn: pendidikan kesehdan don pis;: dan PMT-AS. ternvata dari empat SD yang diteliti pemanfaatan pekarangan sekolak. Walaupun kegiatan kebun sekolah hanva terdapat di SD PGM 1998.21: 1-10 Pengetahuan Guru Tentang Gizi dan Kecacingm Trintrin T.Mudjianto ha1 ini Talang Pasak, yaitu menanam sayur-sayuran tidak diketahui oleh responden, dan buah-buahan. Bibit tanaman diperoleh dari kemungkinan karena selama program berjalan bantuan Dinas Pertanian Kecamatan setempat. kegiatan tersebut belum dilaksanakan (lihat Kegiatan pemberian ohat cacing umumnya Tabel 3). Tabel 3 Pengetahurn GUN Tentang Keljatm PMT-AS I Tidak Tlhu n I % Kegiatan PMT-AS Pembaianmalalnan tambahan ~ ~ o t s t c a c i n g PeMiidikan gizi & kesehatan PemanfaatanpekarangansekoLah 20 7 13 12 Jenis makanan tambahan dalam PMT-AS I ] Jumllh n 070 ' 87.0 30.4 56.5 52.2 yang kedua cara mengenai mencegah yang boleh diberikan kepada murid adalah kecacingan. Selama penelitian dilaksanakan bempa makanan jajan dari bahan lokal, kedua poster belum temdia di sekolah. pengenian tersebut dipahami oleh 96% Dalam Petnnjuk Telcnis (Juknis) susu atau Pelaksanaan Kegiatan PMT-AS bagi guru (4). makanan buatan pabrik tidak boleh diberikan disebntkan bahwa pada mat makanan disajikan responden. Roti, mie, biskuit, dalam PMT-AS, ha1 tersebut dipahami oleh selnruh responden. Waktu pemberian makanan tambahan selnmh mengetahuinya, yaitu responden (100%) paling sedikit 3 kali dalam seminggu selama 9 bulan guru menjelaskan tentang nama makanan, - bahan makanan .van^- digunakan manfaat makanan tersebut bagi gizi dan kkhatan anak. llmu tentang bahan makanan dan gizi dapat dijelaskan s Pengetahuan g k i m lebih nyata melalui makanan yang diberikan. Di empat SD yang diteliti, selama penelitian dilaksanakan pendidikan gizi Pmdidikan gizi don kuehrrtmt dalam pada waktu penyajian makanan tambahan PMT-AS kepada Pendidikan gizi dan kesehatan dalam PMT- siswa/siswi tidak dilakukan. Berdasarkan wawancara kepada responden, AS dibantu dengan 2 poster yang akan dipasang pendidikan gizi seperti dimaksud dalam Juknis di dalam kelas. Kedua poster tersebut yang diatas tidak diketahui dan tidak pemah pertama adalah mmgenai gizi seimbang dan dilaksanakan oleh responden. Ciji Efek Toksisitas Tepung Singkonx Pahit PGM 1998.21: 1-10 Pmgdahuan W a h dalam gizi Jenis S u ~ a n aP.; . dkk bahan makanan pokok yang paling banyak diketahui sebagai sumber zat tenaga bagi Istilah makanan seimbang dan penganeka- ragaman pangan sudah diienal oleh sebagian respoden. lstilah hari terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk. sayur dan buah dalam jumlah yang sesuai kebutuhan" responden. ragaman dipahami Sedangkan pangan responden. Jenis bahan makanan pokok lain makanan .seimhang yang diartikan sebagai "konsumsi makanan sehari- dengan tubuh adalah beras, vaitu disebutkan oleh 83% yang istilah 82% oleh penganeko- diartikan sebagai konsumsi makanan sehari-hari terdiri dari mnknnan pokok, lauk-pauk, snvur don buah sebagai sumber 7at tenaga hanya disebutkan oleh sekitar responden. 40-50% Namun demikian terdapat 48% responden menyebutkan gula sebagai sumber at tenaga. dan tidak seorangpun dari responden vang menyatakan minyak sebagai sumber 7at tenaga. Lauk-pauk mempakan kelompok makanan sumbcr /at pcmhangun. bahan ternyata yong macamnva berganti-ganti, dipahami oleh hanya 56% respnnden. 26-3Sn/@ responden yang menyatakan bahan makanan golongan lauk pauk sebagai sumber Tat pembangun. Selain itu sebagian Pmgdahuan guna makanan bagi tubuh responden ada yang menvatakan beberapa jenis bahan makanan pokok, sayrran. buah. gula. Pengetahuan guna makanan bagi tubuh adalah pemahaman responden tenlang berbagai minyak dan kelapa sebagai sumbcr zat pembangun. jenis bahan makanan yang berguna b a g tubuh Sayur-sayumn dan buah-buahan mempakan sebagai sumher rat tenago, zot pemhangun dan kelompok bahan makanan sumber at pengatur zat pengatur. Makanan yang diionsumsi seharihari mempunyai kegunaan bagi tubuh sebagai bagi tubrlh. Pengetahuan tersebut umumnya belum dipahami oleh sebagian besar responden. Hanya 13-30% responden yang menyebutkan zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur jenis sa>ur-sayuran dan buah-buahan sebagai disebutkan oleh lebih dari 70% responden. Namun responden respnnden menyatakan berbagai jenis bahan tentang kegunaan masing-masing jenis-jenis makanan selain sayur-sayuran dan buah-buahan bahan makanan bagi tubuh masih kurang. sebagai slimber zat pengatur (lihat Tabel 4). demikian pemahaman sumber ?at pengatur. Selain ihl sebagian Pengetahuan Guru Tentang Gizi d m Kecacingan PGM 1998.21: 1-10 yang menyatakan kacang ijo sebagai sumber vitamin 65%. sebanyak Hal t&ut kemungkinan sesuai dengan pengertian umum yang menganggap k a w g hijau sebagai makanan benitamin walaupun tidak tahu pasti Trintrin T.Mudjianto (87%). dan tidak seorangpun dari responden yang dapat menyebutkan pemberian obat cacing 2 kali dalam setahun (lihat Tabel 6). Tabel 6 Pengetahom GUN Tentmg Frekuensi Pemberim Obat Cacing kandungan vitaminnya. Pemahaman makanan sumber Fmkuensi Pemherian Obat Cacing responden tentang bahan mineral n % sangat kurang. 1 kaliltahun 2 kaliltahun 1 kalilbulan Tidak tahu Berbagai jenis say-sayuran dan buah-buah kurang dipahami sebagai sumber mineral, hanya 26% responden yang menyebutkan sayur- 4.3 sayuran dan buah-buahan sebagai sumbet mineral. Lebih dari 30% responden menyalakan telur, ikan dan kacang hijau sebagai sumber mineral. dan pemahaman ini tidak tepat. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah penyalat kecacingan, diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun sebelum makan atau setelah dari jamban, merebus air Penge.tahuan tentang kecacingan adalah pemahaman responden tentang upaya sebelum diminum, menggunakan alas kaki dan buang air besar di jamban. Sebagian besar pencegahan kecacingan, diantaranya waktu responden (83%) memahami bahwa lujnan pemberian &at cacing, tujuan anjuran mencuci mencuci tangan dengan sabun adalah untuk tangan dengan sabun. anjuran memasak air mencegah penyakit kecacingan, Memasak air minum, anjuran penggunaan alas kaki dan unhlk tujuan agar air terbebas dari cacing atau anjuran buang air besar dijamban. telur Dalam pemberian PMT-AS &at cacing terdapat kegiatan dengan 'ekuensi cacing telah dipahami oleh 91% responden. Namun demikian temyata tidak seorangpuu dari responden pemberian setiap enam bulan sekali. Pada waktu penggunaan penelitian dilaksanakan walaupun PMT-AS masuknya cacing dalam tubuh, responden hanya telah berjalan selama selama enam bulan menlahami ha1 te~~ebut sA p a i upaya mmjaga pemberian obat cacing belum dilakukan. agar kaki tetap bersih. Responden umumnya kurang memahami urn alas yang memahami kaki dapat mencegah penoegahan pempbaran frekuensi pemberian obat cacing yang benar. kecumgan yang lain adalah dmgdn buang air Wada besar tidak semhangan, s e p t i di sungai di umumnya responden menyalakan pemberian obat cacing adalah satu tahuu sekali kebun atau ditempal terbuka lainnya. Pen* PGM 1998.21: 1-10 tersbut umumnya Pengetohurn Guru Tentang Gizi dan Kecacingan behnn dipabami Trintrin T.Mudjianto buang air besar di jiunban &a@ upaya mncegdh okh responden~49/0raspondenyang~~ *Pwit-ngan Tabel 7 Pengetahan GUN Teatlag Kecacingan Tidaktrbn Tahu Upaya pencegahan kecacingm Cuci tangan pakai sabun Memasak air minum Menggunakan alas kaki Buang air besar di jamban 19 21 0 1 82.6 91.3 0 4.3 4 2 23 22 Jtlml.h % n ./. 17.4 8.7 23 23 23 23 100 100 95.7 100 100 100 n=23 Pengetahm responden tentang guna makanan bagi tubuh sera zit gizi dalam makanan masih mdah, ha1 ini akan menghambat tercapainya tujnan PMT-AS dalam pelaksanaan pendidikan gizi bagi murid seperti disebutkan dalam Juknis bagi guru &lam pelaksanaan PMT-AS. Rendahnya tingkat pengetahuan gizi guru &pat disebabkan kare.na belum lengkapnya sumberpengetahuan tersebut. Menurut gari-garis besar program pengajaran dengan Program PMT-AS disamping adanya poster. Demikian pula rendahnya pmgctahuan guru tentang kecacingan akan menghambat keberhasilan pemberian h t cacing dalam Program PMT-AS. Tanpa ada penjelasan tentang penoegahan kecacingan dari guru, tidak mustahil pemberian obat cacing pa& murid kurang memberikan hasil yang positif karena murid terinfeksi kmbali. (GBPP) kurikulum Sekolah Dasar (3,terdapat materi pengetahuan gizi yang diajarkan kepada murid SD, yaitu melalui mata ajaran Penjaskes ( P e n d i h Jasmani dan Kesehatan), Agama, P A (ilmu pengetahuan dam), dan KTK (Kemjinan Tangan dan Ksenian). Walaupun 1. menoegah kecacingan sebagai alat bantu pendidikan gizi dan keschatan dalam PMTAS belum tcrsedia di kecmpat SD yang materi gizi ada dalam pelajaran SD, dari hasil penelitian nampaknya materi gizi tersebut belum dapat dikuasai oleh guru. Guru perlu mempelajari lebih lanjut materi gizi yang ada, dan tentu akan lebih terarah bila ada buku yang berisi pengetahuan gizi praktis khusus berkaitan Poster gizi seimbang dan poster cara diteliti. 2. Pengetahwan guru tentang lumdungan zat gizi -gai jenis bahan makanan sclta kegu-naannya bagi h~buhmasih kurang. , l'engelahuan Gunr Tetilnng Gizi don Kecacingan PGM 1998.21: 1-10 3. Pada waktu makanan tambahan disajikan Putus. Tanjung Genting. Lubuk B a l m dan kepada siswalsiswi. gum tidak memberikan Talang Pasak yang telah membantu selama penjelasan tentang penelitian dilaksanakan sehingga dapat tejalin makanan yang kegunaan menjadi bahan bahan baku kejasama yang baik di lapangan. Ucapan terima kasih disampaikan pula makanan jajan bagi gizi dan kesehatan 4 Trintrin T.Mud.jinnto tubnh. Selama PMT-AS bejalan (6 bulan) belnm kepada DR. Djoko Susanto. SKM atas masukkannya dalam penulisan makalab ini. ada pemberian obat cacing bagi siswa/siswi. 5. Pengetahuan guru tentang pencegahan RUJUKAN penvakit kecacingan masih kurang. 1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (ioris hesor penvelenpraan SARAN program makanon tnmhahan anok sekolah da.~ar(P.4!T-.TS).Penjelasan Menteri Negara Untuk mennnjang keberhasilan pendidikan Perencanaan Pembangunan Nasional Pada gizi dan pemberantasan kecacingan pada murid SD. perlu ada upaya peningkatan pengetahuan gurung tentang gizi dan kecacingan. Mengingat Rapat Kej a Gubernur Seluruh Indonesia di Jakarta. 1996. 3. Indonesia. Pedoman 2. umum program redahnya pengetahuan guru dalam materi makanan lamhahan kemda anak sekolah tenebut. Poster sebagai sarana pendidikan gizi ( P m - A S ) lahap 1 tahun 1996/1997 di desa dan kecacingan tidak akan cukup menjadi bekal terringgol di luar .Jma don Bali. Jakarta: bagi guru untuk menjelaskan Bappenas-Depdagri, 1996. Kodyat, Benny A. Pengalaman pelaksanaan 4. Phff'-AS oleh DepKes. Semiloka Peran pengetahuan kepada murid. Untuk itu perlu dibuat buku pengetahuan gizi das kecacingan yang berkaitan dengan PMT-AS sebagai panduan bagi guru, serta pelatihan bagi pemahaman pergunran tinggi dalam' mendukung Program makanan tambahan kepada anak materi dan pelaksanaan kegiatan sekolah pendidikan gizi dan kesehatan dalam program tersebut. dan Ditjen Dikti Depdikbud. 1996. 7. UCAPAN TERlMA KAWA Ucapan terima kasih disampakan kepada dr. Wahvoe (Kepala Seksi Gizi Kanwil Provinsi Bengkulu). Dokabu Dati I1 Kabupaten Bengkulu Utara. Sdr Herman Prambudi BSc (Ahli Gizi Dinkes Dati 11 Kabupaten Bengkulu Utara). Kepala Sekolah dan GUN-guru SDN Tanjung (PMT-AS). Bogor : Faperta IPB Indonesia. Pehrnjuk teknis guru dalam pelak.~onnan program makannn tamhohan anok cekolah (PMI-AS) tahap I tahun 19961997 di desa terlinggal di lunr .lawn Bali. Jakarta: Bappenas-Depdagri. 1996. 6. Indonesia. pengojaron Jakarta: Gnris-garis hesar kurikulurn Sekolah Departemen Kebudavaan, 1994. program Peudidikan Dasar. dan