Niluh Ita P | Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat [ARTIKEL PENELITIAN] Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa Kelas 4, 5 dan 6 dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat 1) Niluh Ita Pasyanti1), Fitria Saftarina2), Evi Kurniawaty2) 2) MahasiswaFakultasKedokteran, Universitas Lampung, FakultasKedokteran, Universitas Lampung Abstrak Kejadian kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) di dunia masih relatif tinggi. Di Indonesia pada tahun 2011 prevalensi di Sumatera mencapai 78% dan diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita infeksi cacing. Kurangnya pengetahuan tentang kebersihan diri, lingkungan, serta infeksi cacing memudahkan anak terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan siswa kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 2 Keteguhan Teluk Betung Barat. Desain penelitian ini ialah eksperimen semu atau quasi eksperiment dengan rancangan pretest-posttest grup desain pada 69 siswa di bulan November 2014. Promosi kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan pembagian leftlet. Data analisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji McNemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hasil pengetahuan sesudah dilakukan promosi kesehatan, nilai p = 0,001. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. Kata kunci: Pengetahuan, Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH). The Effect of Health Promotion to The Knowledge of 4, 5 and 6 Grade Student in The Prevention Effort of Worm Infection in SDN 2 Keteguhan TelukBetung Barat Abstract The Soil Transmitted helminths (STH) infection in the world were still relatively high. Indonesia in 2011, prevalence in Sumatera reached 78% and is estimated more than 60% of elementary school children in Indonesia suffered STH infections. The lack of knowledge about personal hygiene, environment, as well as that wormy infection made children easily got infected.This study was aimed to determine the effect of health promotion of the knowledge of students in grade 4, 5 and 6 in Keteguhan 2 Elementary School in West Teluk Betung. The study design was quasi-experimental (quasi experiment) with pretest-posttest design group to 69 students in November 2014. Health promotion was done with the lecture method and gave some leflet. Data was analyzed in univariate and bivariate analysis using the McNemar test. The results showed that there was an increased in knowledge after doing the health promotion, the p value = 0.001. Based on these results it can be concluded that health promotion can increase student’s knowledge in the effort of preventing the STH infection. Keywords: Knowledge, Soil Transmitted Helminthiases helminths (STH). Korespondensi : Niluh Ita Pasyanti ([email protected]) J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 |35 Niluh Ita P | Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN2 Keteguhan Teluk Betung Barat Pendahuluan Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH). Di Indonesia sendiri prevalensi kecacingan tahun 2012 menunjukkan angka diatas 20%. Infeksi kecacingan ini mengalami penurunan dimana pada tahun 2011 dilakukan survei di berbagai Provinsi. Prevalensi di Sumatera mencapai 78%, Kalimantan 79%, Sulawesi 88%, Nusa Tenggara Barat 92% dan Jawa barat 90%. Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya.2Infeksi kecacingan yang disebabkan oleh STH merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Infeksi kecacingan tergolong penyakit necleted diseaseyang kurang diperhatikan. Penyakit kecacingan ini bersifat kronis tanpa menimbulkan gejala klinis yang jelas.Dampak yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka panjang seperti kekurangan gizi, gangguan tumbuh kembang dan gangguan kognitif pada anak.2 Penyebab dari infeksi kecacingan ini adalah Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Necator americanus, Trichuris trichiura dan Strongyloides stercoralis.3Penyakit kecacingan atau biasa disebut cacingan masih dianggap sebagai hal sepele oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal jika dilihat dampak jangka panjangnya, kecacingan menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi penderita dan keluarganya. Kecacingan dapat menyebabkan anemia, lesu dan prestasi belajar menurun. Pengetahuan merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku. Kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan juga sangat berperan dalam penularan kecacingan.4 Infeksi cacing pada manusia dipengaruhi oleh perilaku, lingkungan tempat tinggal, dan manipulasi terhadap lingkungan. Tidak tersedianya air bersih dan tempat pembuangan tinja yang memenuhi syarat J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | 36 kesehatan menjadi salah satu faktor yang 5 mendukung. Prevalensi kecacingandi SD Negeri II Keteguhan Teluk betung Barat sebesar 47,4%6. Ujipendahuluan dilakukan pada tanggal 15 oktober 2014. Didapatkan data bahwa sebagian dari anak Sekolah Dasar ini masih memiliki kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai. Maka dari penelitian ini perlu dilakukan promosi kesehatan guna meningkatkan pengetahuan siswa mengenai penyakit kecacingan. Tingginya infeksi cacing disebabkan oleh beberapa faktor. Seperti rendahnya tingkat sanitasi pribadi atau perilaku hidup bersih sehatmisalnya kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan setelah BAB. Selain itu kebersihan kuku, perilaku jajan di sembarang tempat yang kebersihannya tidak dapat dikontrol, perilaku BAB tidakdi kakus yang menyebabkan pencemaran tanah dan lingkungan oleh feses yang mengandung telur cacing serta ketersediaan sumber air bersih.7 Dampak infeksi kecacingan ini banyak dilaporkan oleh peneliti.Beberapa yang dilaporkan yakni anak usia sekolah merupakan golongan yang paling sering terinfeksi cacing karena sering berhubungan dengan tanah.8,9 Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dari infeksi ini yaitu menurunnya status gizi. Dampak dari kecacingan ini dapat memperburuk kesehatan masyarakat terutama siswasekolah yang merupakan sumber daya manusia dikemudian hari.8,10 Mengingat kerugian yang ditimbulkan dari infeksi kecacingan, maka perlu dilakukan promosi kesehatan tentang infeksi cacing usus STH dalam upaya pencegahan infeksi kecacingan. Metode Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan pretestposttest group design.Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini hanya siswa kelas 4, 5 dan 6 SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat Niluh Ita P | Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat yang berjumlah 69 siswa. Variabel bebasnya adalah promosi kesehatan, sementara variabel terikatnya adalah tingkat pengetahuan siswa. Penghitungan statistik yang dilakukan dengan tingkat kemaknaan 95% ataup<0,05. Analisis statistik yang digunakan untuk penguji perbedaan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan adalah dengan uji McNemar.11,12 Hasil Hasil penelitian didapatkan dari 69 responden hanya sebanyak 14 atau 20,3% siswa berpengetahuan baik sebelum dilakukan promosi kesehatan. Sementara 55 atau 79,7%siswa berpengetahuan kurang baik tentang kecacingan. Distribusi tingkat pengetahuan responden mengenai kecacingan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Responden Pengetahuan n % Baik Kurang baik Total 14 55 69 20,3% 79,7% 100% Hasil analisis pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan siswa mengenai kecacingan diperoleh bahwa terjadi peningkatan pengetahuan siswa sesudah dilakukan promosi kesehatan. Sebelum dilakukannya promosi kesehatan sebagian besar siswa kelas 4, 5 dan 6 memiliki pengetahuan kurang. Hanya 14 siswa dengan pengetahuan baik dari 69 siswa. Dari 69 siswa yang mendapatkan promosi kesehatan mengenai kecacingan didapatkan peningkatan pengetahuan. Sebanyak 62 atau 89,9% siswa kini memiliki pengetahuan baik dan sisanya sebanyak 7 atau 10,1% memiliki pengetahuan kurang baik tentang kecacingan. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value =0,001 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara promosi kesehatan dengan tingkat pengetahuan. Tabulasi silang tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah promosi kesehatan dapat dilihat pada tabel 3. Pengambilan data dari 69 responden didapatkan bahwa setelah dilakukan promosi kesehatan terdapat peningkatan pengetahuan. Sebanyak 62 atau 89,9% responden berpengetahuan baik dan 7 atau 10,1% responden berpengetahuan kurang baik. Tabel 2 menunjukkan distribusi pengetahuan responden setelah dilakukan promosi kesehatan. Tabel 2. Distribusi Pengetahuan Sesudah Promosi Kesehatan Pengetahuan n % Baik Kuarang baik Total 62 7 69 89,9% 10,1% 100% J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 |37 Niluh Ita P | Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat Tabel 3. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Promosi Kesehatan Pengetahuan sesudah promkes Pengetahuan sebelum promkes Total p (<0,05) 0,001 Kurang baik Baik Kurang baik 7 48 55 Baik 0 14 14 7 62 69 Total Diskusi Soil Transmitted Helminths (STH) adalah sekelompok cacing parasit kelas Nematoda yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan telur atau larva parasit itu sendiri yang berkembang di tanah yang lembab danterdapat di negara yang beriklim tropis maupun subtropis.13,14 Soil Transmitted Helminths yang paling sering ditemui di dunia meliputi Ascaris lumbricoidesyaitu cacing gelang atau roundworm, Trichuris trichiura yaitu cacing cambuk atau whipworm,Necator americanus, dan Ancylostoma duodenaleyaitu cacing tambang atau hookworm.3,15 Diperkirakan lebih dari 60% anak sekolah dasar di Indonesia menderita suatu infeksi cacing, rendahnya mutu sanitasi menjadi penyebabnya. 2,16,17 Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai p-value = 0,001. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang bermakna antara promosi kesehatan terhadap tinngkat pengetahuan siswa mengenai kecacingan. Tingkat pengetahuan yang rendah berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak beresiko rendah.4,18 Promosi kesehatan yang dilakukan disini dimaksudkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 | 38 masyarakat terutama siswa sekolah dasar mengenai infeksi kecacingan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wantini pada tahun 2011 bertempat di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat didapatkan sebanyak 47,4% siswa terinfeksi STH. Hal ini berhubungan dengan pengetahuan dan perilaku siswa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Diketahui pula bahwa pengetahuan akan mampu menjelaskan aspekaspek penting dalam kehidupan dan dapat memperhitungkan hal-hal yang akan terjadi.16,18 Seperti yang dijelaskan oleh Green pada faktor predisposisi bahwa penyuluhan atau pendidikan kesehatan akan menggugah kesadaran. Serta memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya, keluarga maupun masyarakat. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau 4,18,19 keluarganya. Orang akan melakukan pencegahan tentang kecacingan apabila ia tahu apa tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya. Serta mengetahui apa bahayabahayanya jika ia tidak melakukan pencegahan tersebut. Oleh sebab itu terjadi peningkatan pengetahuan tentang penyakit kecacingan setelah dilakukan promosi kesehatan. Karena tercapainya indikator-indikator tentang tingkat pengetahuan tentang kecacingan.20 Niluh Ita P | Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Siswa-Siswi dalam Upaya Pencegahan Kecacingan di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat Hal ini dapat dilihat dari hasil post test yang mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan. Jika dilihat dari lingkungan sekitar sekolah, kebersihan serta penggunaan air bersih sangat minim. Kebiasaan menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan BAB disungai masih ditemui diwilayah ini. Hal ini tentu dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat sekitar dan ketidaksediaan sarana dan prasarana. Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif maka tidak akan berlangsung lama. 18 8. 9. 10. 11. 12. Simpulan Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswa di SDN 2 Keteguhan Teluk Betung Barat dengan p-value = 0,001. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. World Health Organization. Soil Transmitted Helminth Infections. 2013.[diakses 29 September 2014].Tersedia di http://www.int/mediacentre/factsheets/fs366/e n/. Sutanto I, Ismid S, Syarifudin P, Saleha S.. Parasitologi Kedokteran, edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008. hlm 6-9. Satari H. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.2010. hlm 370-384. Refirman DJ. Faktor Pendukung Transmisi Soil Transmitted Helminths pada Murid SD di Dua Dusun Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.(Tesis).Jakarta: Universitas Indonesia. 1998. Margono S. Nematoda Usus Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2008. hlm 620. Wantini S. Perilaku Anak Terhadap Infeksi Kecacingan Pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan.2011. 2(2): 341-347. Listyowati D. Pengaruh Intervensi Promosi Kesehatan terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Cuci Tangan Pakai Sabun pada Siswa SDN Pengasinan IV Kota Bekasi Tahun 2012. (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia. 2012. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Trikanti N. Hubungan Pengetahuan tentang Kecacingan dan Jenjang Kelas dengan Kejadian Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) pada Siswa Kelas 4, 5 dan 6 SD Negeri 1 Pinang Jaya, Bandar Lampung.(Skripsi).Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2013. Jalaludin. Pengaruh Sanitasi Lingkungan, Personal Higine, dan Karakteristik Anak terhadap Infeksi Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Blang Mangut Kota Lhokseumawe. (Tesis).Medan: Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pscasarjana USU.2009. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman umum program nasional pemberantasan cacingan di era desentralisasi. Jakarta: Depkes RI. 2006. Alimul H. Riset dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika. 2007. hlm 34-40. Dahlan S. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Medika. 2011. Hlm 21-35. Prianto J, Thajaya. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006. Hlm 412. Gandahusada S. Parasitologi Kedokteran. Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Hlm 7-16. Mardiana D. Prevalensi Cacing Usus Pada Murid Sekolah Dasar Wajib Belajar Pelayanan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2008.7(2): 25-27. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. hlm 35-41. Notoatmodjo S. Metodelogi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta. 2007. hlm 2732. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi.Jakarta: Rineka Cipta. 2005. hlm 50-60. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto. 2010. hlm 9-16. Diah P. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keadaan Infeksi Parasit Usus Pada Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Kedung Cowek (Daerah Pesisir) Surabaya.(Skripsi).Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya.201 J MAJORITY | Volume 4 Nomor 5 |39