BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN

advertisement
BUPATI BLITAR
PERATURAN BUPATI BLITAR
NOMOR 42 TAHUN 2011
TENTANG
PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI
DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR
BUPATI BLITAR,
Menimbang
:
a.
b.
Mengingat
:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19
Tahun 2008 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah, perlu
ditetapkan penjabaran tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar.
bahwa untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu diatur
dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 9);
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437), sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undangundang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor : 82).
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Menetapkan
:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4741);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 12 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar (Lembaran Daerah Kabupaten
Blitar Tahun 2008 Nomor 9/ E);
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah. (Lembaran Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 3/D);
Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 19 Tahun 2008
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Blitar Tahun 2011 Nomor 2//B).
MEMUTUSKAN :
PERATURAN-PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS
PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1.
Pemerintahan Daerah, adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.
Pemerintah Daerah, adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3.
Daerah, adalah Daerah Kabupaten Blitar.
4.
Kepala Daerah, adalah Bupati Blitar.
5.
Wakil Kepala Daerah, adalah Wakil Bupati Blitar.
6.
Otonomi Daerah, adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7.
Daerah otonomi, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8.
Perangkat Daerah, adalah lembaga yang membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah.
9.
Sekretaris Daerah, adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar.
10.
Dinas adalah Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Blitar.
11.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Blitar.
12.
Unit Pelaksana Teknis Dinas, adalah unsur pelaksana teknis dinas di lapangan.
13.
Eselon adalah tingkatan jenis jabatan struktural
14.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD, adalah Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Blitar.
BAB II
Bagian Pertama
KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI
Pasal 2
Dinas Peternakan adalah unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah
dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pasal 3
Dinas Peternakan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang peternakan.
Pasal 4
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 3, Dinas Peternakan mempunyai fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan.
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang peternakan.
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang peternakan.
d. pembinaan Unit Pelaksana Teknis Dinas.
e. pelaksanaan urusan tata usaha dinas.
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya..
Bagian Kedua
SUSUNAN ORGANISASI
Pasal 5
(1) Susunan Organisasi Dinas Peternakan, terdiri atas :
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, membawahi :
1. Sub Bagian Penyusunan Program;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Umum.
c. Bidang Kesehatan Hewan, membawahi :
1. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner;
2. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan;
3. Seksi Pengawasan Obat Hewan.
d. Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner, membawahi :
1. Seksi Produk Pangan Asal Hewan;
2. Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan;
3. Seksi Hygiene dan Sanitasi.
e. Bidang Produksi, membawahi
1. Seksi Pembibitan Ternak;
2. Seksi Pakan dan Teknologi;
3. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya.
f. Bidang Usaha Peternakan, membawahi :
1. Seksi Bina Usaha;
2. Seksi Kelembagaan dan SDM;
3. Seksi Permodalan dan Pembiayaan.
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas;
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat, dipimpin oleh seorang Sekretaris, sedangkan Bidang, Sub Bagian, Seksi dan UPTD dipimpin oleh
seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas secara berjenjang.
Bagian Ketiga
SEKRETARIS
Pasal 6
Sekretariat sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf b, dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam mengumpulkan dan mengolah data dalam menyusun rencana program,
monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan, menyelenggarakan ketatausahaan, administrasi kepegawaian,
administrasi keuangan dan urusan umum serta memberikan pelayanan administrasi kepada semua unit kerja di
lingkungan Dinas.
Pasal 7
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 6, Sekretaris mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kegiatan dan program kerja Dinas.
b. pemantauan dan evaluasi hasil program kerja Dinas.
c. pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil pemantauan program kerja Dinas.
d. pengkoordinasian pelaksanaan tugas Bidang-bidang pada dinas.
e. pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, kehumasan dan keprotokolan.
f.
pelaksanaan fungsi tata usaha keuangan pada Dinas;
g.
pengelolaan administrasi kepegawaian dan kesejahteraan pegawai.
h.
pengelolaan administrasi keuangan dan gaji pegawai.
i.
pengelolaan dan pengadministrasian perlengkapan kantor, pemanfaatan dan perawatan inventaris kantor,
j.
pelaksanaan pelayanan teknis administrasi kepala dinas dan semua unit organisasi di lingkungan Dinas.
k.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 1
Sub Bagian Penyusunan Program
Pasal 8
(1)
Sub Bagian Penyusunan Program sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf b angka 1, mempunyai
tugas menghimpun dan mengolah data dalam rangka menyusun rencana program dinas, monitoring dan
evaluasi pelaporan serta penyusunan laporan.
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sub Bagian Penyusunan Program,
mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan penganalisaan data guna penyusunan rencana kegiatan dan program kerja
dinas.
b.
pelaksanaan monitoring dan evaluasi basil pelaksanaan program kerja dinas.
c.
penghimpunan dan penganalisaan data guna penyajian informasi tentang kesejahteraan sosial.
d.
penganalisaan hasil pelaksanaan program dinas.
e.
pengkoordinasian dan penyusunan laporan hasil program kerja dinas.
f.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris, sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 2
Sub Bagian Keuangan
Pasal 9
(1) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf b angka 2, mempunyai tugas
melakukan Perencanaan anggaran pembiayaan, pengelolaan dan mengkoordinir penyusunan laporan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan dinas.
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
pelaksanaan penghimpunan data dan penyiapan bahan kebutuhan dalam rangka penyusunan anggaran
keuangan dinas.
a.
pelaksanaan pengelolaan anggaran keuangan belanja langsung maupun belanja tidak
langsung.
b.
c.
penyusunan, penatausahaan, verifikasi, dan pelaporan keuangan, serta pengujian pembayaran.
pelaksanaan pengujian, penatausahaan, verifikasi, dan pelaporan perintah pembayaran.
d.
e.
pelaksanaan penatausahaan kas dan urusan belanja anggaran kegiatan kebutuhan kantor.
Penyusunan kebutuhan operasional, verifikasi data dan dokumen keuangan, serta pelaporan
f.
keuangan.
pelaksanaan pengujian terhadap data dan dokumen permintaan pembayaran keuangan, serta
g.
dokumen pendukung.
pelaksanaan penatausahaan data dan implementasi sistem informasi, pelaporan data dan perkembangan
h.
realisasi permintaan pembayaran keuangan dan perkembangan realisasi pencairan anggaran
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 3
Sub Bagian Umum
Pasal 9
(1) Sub Bagian Umum sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf b angka 3, mempunyai tugas melakukan
urusan surat menyurat, perlengkapan dan rumah tangga, memelihara barang-barang inventaris, serta laporan
berkala.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :
a.
b.
penyelenggaraan urusan administrasi kepegawaian lingkungan dinas.
penyelenggaran urusan rumah tangga, rapat-rapat, tamu-tamu dinas dan pelaksanaan kehumasan.
c.
d.
penyelenggaran urusan ketatausahaan, surat menyurat dan kearsipan.
penyusunan rencana kebutuhan barang, termasuk inventarisasi barang, pengadaan, perawatan dan
e.
pemeliharaan barang perlengkapan dinas.
pelaksanaan penerbitan, pengamanan dan pemeliharaan kebersihan kantor dan lingkungan sekitarnya.
f.
g.
penyusunan laporan Tahunan tentang barang inventaris kantor.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Keempat
Bidang Kesehatan Hewan
Pasal 11
Bidang Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf c, mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam menyusun Pedoman dan fasilitasi terhadap pengamatan, penanggulangan dan pemberantasan penyakit
hewan, pengujian dan pengawasan obat hewan.
Pasal 12
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 11, Bidang Kesehatan Hewan mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai Pedoman
dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan hewan.
b.
pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan Pedoman dan petunjuk
teknis dibidang kesehatan hewan.
c.
penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan
kesehatan hewan.
d.
penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan fasilitas pengamatan penyakit hewan dan pelayanan
medik veteriner.
e.
pelaksanaan koordinasi dan fasilitas dalam penanggulangan dan pemberantasan penyakit hewan.
f.
pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta fasilitasi pelayanan pengujian dan pengawasan obat hewan dan
residu bahan kimia.
g.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 1
Seksi Pengamatan Penyakit hewan
dan Pelayanan Medik Veteriner
Pasal 13
(1) Seksi Pengamatan Penyakit Hewan dan Pelayanan Medik Veteriner sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1)
huruf c angka 1, mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka
menyusun Pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Seksi Pengamatan Penyakit Hewan
dan Pelayanan Medik Veteriner mempunyai fungsi :
a. penyusunan Pedoman dan petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengamatan penyakit hewan dan
pelayanan medik veteriner.
b. pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner.
c. penyelenggaraan pendataan dalam rangka pengamatan penyakit hewan dan pelayanan medik veteriner .
d. pengkoordinasian dalam rangka pelaksanaan pengamatan, penyidikan dan pemetaan penyakit hewan lintas
Kecamatan.
e. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan pelayanan medik veteriner.
f. pengumpulan data sebagai bahan penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis dalam rangka Menetapkan
standart teknis rumah sakit hewan dan satuan pelayanan kesehatan hewan terpadu.
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan sesuai dengan
bidangnya.
Paragraf 2
Seksi Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Hewan
Pasal 14
(1) Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf c
angka 2, mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan
penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Hewan mempunyai fungsi :
a. pengumpulan bahan dan mengolah data guna penyusunan kegiatan terkait dengan pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan.
b. pengkoordinasian dalam penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan.
c. pengkoordinasian dan pelaksanaan tindak pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit
hewan menular lintas kecamatan.
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengawasan kesehatan lalu lintas hewan antar
Kabupaten.
e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi lintas sektoral terkait dengan tindak pemberantasan dan
penanggulangan penyakit hewan.
f. pengkoordinasian, pembinaan dan fasilitasi kegiatan pengendalian dan penanggulangan wabah penyakit
hewan menular lintas Kecamatan.
g. pengkoordinasian dan penghimpunan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyakit-penyakit anthropozoonosis.
h. pengkoordinasian dalam rangka pelaksanaan dan peningkatan peran serta masyarakat pencegahan dan
pemberantasan penyakit hewan.
i.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Paragraf 3
Seksi Pengawasan Obat Hewan
Pasal 15
(1) Seksi Pengawasan Obat Hewan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf c angka 3, mempunyai
tugas mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan Pedoman
dan petunjuk teknis pelaksanaan pengawasan obat hewan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Pengawasan Obat Hewan mempunyai
fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai
b.
Pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang pengawasan obat hewan.
penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan rekomendasi peredaran obat hewan dan vaksin hewan.
c.
penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan rekomendasi bahan biologis ditingkat distributor, grosir
dan pengecer.
d.
penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis pelaksanaan pengujian obat hewan yang beredar di
masyarakat.
e.
penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis pengembangan sistem informasi dan penyuluhan terkait obatobatan hewan.
f.
pelaksanaan pengawasan lintas kecamatan dan Kabupaten terhadap peredaran produk hewan yang
mengandung residu bahan kimia.
g.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Bagian Kelima
Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
Pasal 16
Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf c, mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam menyusun Pedoman dan fasilitasi terhadap kebijakan, standarisasi, pengawasan dan
pengujian teknis dibidang kesehatan masyarakat veteriner.
Pasal 17
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 16, Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai Pedoman
dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan masyarakat veterinir.
b. pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan Pedoman dan petunjuk
teknis dibidang kesehatan masyarakat veteriner.
c. penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat veteriner.
d. pelaksanaan fasilitasi kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan serta
hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan.
e. pemberian fasilitasi dalam standar, norma, kriteria, dan prosedur dibidang produk pangan asal hewan, produk
non pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.
f. pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan hygiene
sanitasi, dan kesejahteraan hewan.
g. pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan pengawasan produk pangan asal hewan, produk non
h.
pangan asal hewan hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 1
Seksi Produk Pangan Asal Hewan
Pasal 18
(1) Seksi Produk Pangan Asal Hewan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf d angka 1, mempunyai
tugas melakukan pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk
teknis terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan produk pangan asal hewan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Produk Pangan Asal Hewan mempunyai
fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai
Pedoman dalam pelaksanaan tugas dibidang produk pangan asal hewan.
b.
pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
pembinaan dan pemberdayaan produk pangan asal hewan.
c.
pengkoordinasian dan penghimpunan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
pelaksanaan pengawasan, pengujian terhadap produk pangan asal hewan.
d.
pelaksanaan pengujian residu bahan kimia terhadap semua produk asal hewan yang beredar dan akan
dikonsumsi oleh masyarakat.
e.
pelaksanaan fasilitasi, pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan.
f.
pemberian fasilitasi dalam standar, norma, kriteria, dan prosedur dibidang dalam
penetapan standar teknis analisa resiko pangan asal hewan.
g.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Veterinir sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 2
Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan
Pasal 19
(1)
Seksi Produk Non Pangan Asal Hewan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf d angka 2,
mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan
rencana kegiatan, monitoring, evaluasi dan laporan serta pembinaan dan pengembangan bidang produk non
pangan asal hewan.
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Produk Non Pangan Asal
Hewan mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan mengolah data guna penyusunan kegiatan terkait dengan program
pengembangan bidang produk non pangan asal hewan.
b.
pengkoordinasian dalam penyelenggaraan pengembangan Produk Non Pangan Asal Hewan.
c.
pengkoordinasian dan pelaksanaan pembinaan Produk Non Pangan Asal Hewan.
d.
pengkoordinasian dan penghimpunan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
fasilitasi, pengawasan dan pengujian terhadap produk non pangan asal hewan.
e.
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengawasan dan pengujian terhadap produk non
pangan asal hewan.
f.
pelaksanaan koordinasi dengan instansi lintas sektoral terkait dengan pengembangan dan
pemberdayaan produk non pangan asal hewan.
g.
penetapan standar teknis analisa resiko produksi produk non pangan asal hewan.
h.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner sesuai
dengan bidang tugasnya.
(1)
Paragraf 3
Seksi Hygiene dan Sanitasi
Pasal 20
Seksi Hygiene dan Sanitasi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf d angka 3, mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan penganalisaan data dalam rangka mengkoordinasikan penyusunan rencana kegiatan,
monitoring, evaluasi dan laporan serta pembinaan dan pengembangan bidang hygiene dan sanitasi.
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Hygiene dan Sanitasi mempunyai
fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan terkait rencana kebutuhan
bidang hygiene dan sanitasi.
b.
pengkoordinasian dan penghimpunan data dalam rangka penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis
pengendalian dan pengawasan terhadap hygiene, sanitasi dan kesejahteraan hewan.
c.
pelaksanaan pengendalian dan pengawasan terhadap hygiene, sanitasi dan kesejahteraan hewan.
d.
pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam rangka pengawasan lalu lintas ternak antar Kabupaten.
e.
pelaksanaan pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap sanitasi peternakan, tempat
penampungan ternak, hasil ternak dan produksi asal ternak.
f.
pelaksanaan pengendalian dan pengawasan rumah potong hewan dan rumah potong unggas serta
pemotongan hewan betina produktif.
g.
penghimpunan bahan dalam rangka menetapkan standar teknis rumah potong hewan.
h.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bagian Keenam Bidang Produksi
Pasal 21
Bidang Produksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf e, mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pembinaan peningkatan produksi ternak dan hewan lainnya, mutu bibit ternak, pengembangan
kawasan peternakan , pengembangan teknologi peternakan dan kesehatan hewan.
Pasal 22
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 21, Bidang Produksi mempunyai fungsi :
a. pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja
sebagai Pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang produksi.
b. pelaksanaan pembinaan dalam usaha peningkatan produksi ternak, terutama dalam peningkatan
mutu bibit ternak.
c. pelaksanaan pembinaan, pengembangan dan penyebaran ternak dan hewan lainnya dalam rangka
peningkatan Pendapatan peternak.
d. pelaksanaan pembinaan dan pengembangan peningkatan mutu pakan ternak dan hewan lainnya.
e.
f.
g.
pelaksanaan Perencanaan, pengadaan, penyebaran dan bimbingan pengembangan peternakan dan
teknologi peternakan.
pelaksanaan pengembangan kawasan peternakan.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragaraf 1
Seksi Pembibitan Ternak
Pasal 23
(1) Seksi Pembibitan Ternak sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf e angka 1, mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk teknis pembinaan,
pemberdayaan dan pengembangan serta pembibitan ternak.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) , Seksi Pembibitan Ternak
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan terkait rencana
kegiatan dibidang pembibitan ternak.
b. pengumpulan bahan dan data dalam rangka penentuan standar, kriteria, Pedoman, dan
prosedur dibidang pembibitan ternak.
c. penyusunan konsep Pedoman terkait program pembinaan dan pengembangan pembibitan
ternak.
d. pelaksanaan pemberdayaan peran serta masyarakat dibidang pembibitan ternak.
e. pengkoordinasian terkait upaya peningkatan kerjasama dengan instansi pemerintah dan non
pemerintah terkait pembibitan ternak.
f. pengaturan sistem pengembangbiakan (breeding system), penyebaran bibit ternak dan hewan
lainnya dan melestarikan plasma nutfah.
g. pelaksanaan bimbingan produksi bibit dan peningkatan mutu genetik ternak dan hewan
lainnya.
h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Produksi sesuai dengan
bidang tugasnya.
Paragaraf 2
Seksi Pakan dan Teknologi
Pasal 24
(1)
Seksi Pakan dan Teknologi sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf e angka 2, mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk teknis pembinaan,
pemberdayaan, pengembangan, standarisasi pakan dan penerapan teknologi.
(2)
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Pakan dan Teknologi, mempunyai
fungsi :
a. pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan terkait rencana kebutuhan bidang
pakan dan penerapan teknologi.
b. penghimpunan bahan dan data guna penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis terkait pengajuan usul
bantuan program pembinaan dan pengembangan Pakan dan Teknologi.
c. pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan bimbingan dan uji lapang serta rekayasa dan penerapan
teknologi peternakan dan kesehatan hewan.
d. pelaksanaan kajian, pengenalan dan pengembangan teknologi tepat guna peternakan dan kesehatan hewan
serta pengujian kualitas pakan dan bahan baku pakan ternak dan hewan lainnya yang beredar.
e. pengumpulan bahan dan data dalam rangka penentuan standar, kriteria, Pedoman, dan prosedur
penerapan kebijakan, indentifikasi dan inventarisasi alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan.
f. pelaksanaan pemantauan dan menyiapkan evaluasi produk, peredaran dan penggunaan pakan dan bahan
baku pakan ternak dan hewan lainnya.
g.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Produksi sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragaraf 3
Seksi Penyebaran dan Pengembangan
Ternak dan Hewan Lainnya
Pasal 25
(1) Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1)
huruf e angka 3, mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan
petunjuk teknis pembinaan penyebaran dan pengembangan ternak dan hewan lainnya.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak
dan Hewan Lainnya, mempunyai fungsi :
a. Pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka penyusunan terkait rencana kebutuhan Seksi
Penyebaran dan Pengembangan Ternak dan Hewan Lainnya.
b. penghimpunan bahan dan data guna penyusunan Pedoman dan petunjuk teknis terkait penyebaran dan
pengembangan ternak dan hewan lainnya.
c. pelaksanaan dan Perencanaan penyelenggaraan penyebaran dan pengembangan ternak dan hewan lainnya
d. pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan serta pengembangan ternak dan hewan lainnya.
e. pengumpulan bahan dan data dalam rangka perumusan sistem dan pola pengembangan kawasan
peternakan.
f. pelaksanaan pengawasan dan pengembangan kawasan peternakan serta sentra budidaya aneka ternak.
g. penghimpunan bahan dan penganalisaan data dalam rangka evaluasi dan pelaporan penyebaran dan
pengembangan ternak dan hewan lainnya.
h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Produksi sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Ketujuh
Bidang Usaha Peternakan
Pasal 26
Bidang Usaha Peternakan sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf f, mempunyai tugas membantu kepala
dinas dalam melaksanakan pembinaan dan fasilitasi, permodalan, pengembangan pelayanan usaha peternakan,
kemitraan serta penataan bina usaha peternakan.
Pasal 27
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 26, Bidang Usaha Peternakan, mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja
sebagai Pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang usaha peternakan.
b.
penyusunan rencana permodalan, pengembangan pelayanan dan peternak, kemitraan dan
pengelolaan agroindustri hasil peternakan.
c.
penyusunan standarisasi usaha peternakan, pengelolaan lingkungan dan teknologi pasca panen.
d.
pelaksanaan pemantauan harga pasar dan agribisnis peternakan.
e.
pengawasan dan pengendalian usaha peternakan, kemitraan, pengelolaan lingkungan serta
promosi dibidang peternakan.
f.
pembinaan dan penyebarluasan informasi serta promosi komoditas unggulan hasil peternakan.
g.
Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 1
Seksi Bina Usaha
Pasal 28
(1) Seksi Bina Usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf f angka 1, mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk teknis pembinaan
,pengawasan, fasilitasi dan standarisasi, promosi ternak dan sistem kemitraan yang berkesinambungan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Bina Usaha mempunyai fungsi:
a.
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan usaha peternakan.
b.
pelaksanaan fasilitasi dan standarisasi pengolahan basil peternakan.
c.
pelaksanaan promosi ternak unggulan, hasil peternakan serta penyebaran informasi harga pasar.
d.
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan studi Amdal/Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Usaha
Pemantauan Lingkungan (UPL) dibidang peternakan.
e.
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sistem kemitraan yang berkesinambungan.
f.
pengumpulan bahan dan mengolah data guna penyusunan kegiatan terkait dengan program bina usaha.
g.
pengkoordinasian dan fasilitasi dengan pihak terkait berkaitan dengan permasalahan usaha peternakan.
h.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Tani sesuai dengan
bidang tugasnya.
Paragraf 2
Seksi Kelembagaan dan SDM
Pasal 29
(1) Seksi Kelembagaan dan SDM sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 Ayat (1) huruf f angka 2, mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi,
pembinaan dan fasilitasi, pemberdayaan, pengembangan, dan pembinaan kelembagaan dan manajemen usaha
peternakan.
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Seksi Kelembagaan dan SDM mempunyai
fungsi:
a. pelaksanaan monitoring dan evaluasi perkembangan kelembagaan, ketenagakerjaan bidang peternakan.
b. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi kepada peternak/ kelompok tani ternak dalam mengembangkan
agribisnis peternakan.
c. pelaksanaan bimbingan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia peternakan.
d. Pelaksanaan bimbingan penyuluhan pengembangan peternakan.
e. pelaksanaan pengembangan swadaya bidang peternakan.
f. pelaksanaan pembinaan kelembagaan dan managemen usaha tani peternakan.
g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Tani sesuai dengan bidang
tugasnya.
Paragraf 3
Seksi Permodalan dan Pembiayaan
Pasal 30
(1) Seksi Permodalan dan Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat (1) huruf f angka 3, mempunyai
tugas mengumpulkan bahan dan data dalam rangka menyusun Pedoman dan petunjuk teknis pembinaan usaha
peternakan dan permodalan
(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Permodalan dan Pembiayaan,
mempunyai fungsi :
a.
pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai
Pedoman dalam pelaksanaan tugas Seksi Permodalan dan Pembiayaan.
b.
pelaksanaan fasilitasi terhadap tata guna dan pemanfaatan lahan, investasi permodalan usaha
peternakan.
c.
pelaksanaan fasilitasi manajemen usaha peternakan serta permodalan
d.
memfasilitasi pengembangan potensi peternakan melalui kemitraan.
e.
pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit usaha
peternakan.
f.
pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Usaha Peternakan sesuai dengan bidang
tugasnya.
Bagian Kedelapan
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
Pasal 31
(1) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana teknis operasional dan penunjang Dinas di lapangan, yang
meliputi UPTD Peternakan (Puskeswan), UPTD Laboratorium dan UPTD Rumah Potong Hewan (RPH).
(2) Unit Pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas dan secara operasional berkoordinasi dengan camat lokasi.
Pasal 32
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan tugas dinas sesuai bidang operasionalnya di lapangan;
b. pelaksanaan urusan administrasi teknis operasional.
Bagian Kesembilan
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 33
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang diangkat oleh Bupati.
(3) Jenis jenjang dan jumlah jabatan fungsional ditetapkan oleh Bupati berdasarkan kebutuhan dan beban kerja,
sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
BAB III
TATA KERJA
Pasal 34
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian,
Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta
instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing.
Setiap pemimpin satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan bila terjadi penyimpangan
agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masingmasing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Setiap pemimpin sebuah organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab pada
atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat waktu.
Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan bawahannya wajib diolah dan dipergunakan
sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk lebih lanjut kepada
bawahannya.
Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada
satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.
BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM JABATAN
Pasal 35
(1) Kepala Dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat
atas usul Sekretaris Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah berkonsultasi
dengan Bupati.
(2)
Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala UPT Dinas, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat atas usul Kepala Dinas
melalui Sekretaris Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 36
Bagan susunan organisasi Dinas Peternakan sebagaimana tercantum dalam lampiran, merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 37
Akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan Peraturan Bupati ini.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 38
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Blitar Nomor 62 Tahun 2008 tentang Penjabaran
Tugas dan Fungsi Dinas Peternakan Kabupaten Blitar dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi
Pasal 39
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam
Berita Daerah Kabupaten Blitar.
Ditetapkan di Blitar
pada tanggal 8 Desember 2011
Bupati Blitar
ttd
HERRY NOEGROHO
Diundangkan di Blitar
Pada Tanggal 8 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR
ttd
BACHTIAR SUKOKARJADJI
BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011 NOMOR : 42/E
Download