M e w a r t a k a n M A Y 2 0 1 7 / N O . 2 9 9 I m a n d a n W W W . U K I . C A K a s i h U K I T O R O N T O Children’s Choir, May 14.2017 Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ, (647) 532.1318 [email protected] Deacon Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274 [email protected] DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707 [email protected] Sekretaris Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 [email protected] Bendahara Evy Patuwo, (647) 323.3525 [email protected] WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246 [email protected] Seksi Liturgi Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected] Seksi Bina Iman Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338 [email protected] Seksi Sosial Lusia Lie [email protected], (416) 903.9718 Seksi Rumah Tangga Isabella Iman, (416) 838.6282 [email protected] Usher Janto Dinoto, (416) 402.7106 [email protected] WILAYAH BARAT Ketua Wilayah Michael Karta Lanson, (416) 917.3888 [email protected] Seksi Liturgi Stephanus Limpi, (416)827.2800 [email protected] Seksi Bina Iman Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901 [email protected] Seksi Sosial Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608 [email protected] Seksi Rumah Tangga Rica Hendra, (647) 994.7789 [email protected] Usher Diana Lucas, (416) 824.4069 [email protected] BIDANG KHUSUS Mudika, Felicia Wirahardja [email protected] PELAKSANA KHUSUS Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546 [email protected] Ketua Sakristan/Pembagi Komuni MAY 2017/NO.299 ibu kita dan Maria pun menjadikan kita bu Yesus, ibu kita Masih teringat jelas perkataan semua sebagai anak-anaknya. Oleh sebab Tuhan Yesus ketika berada di itulah semua orang yang menyatakan diri kayu salib kepada murid yang sebagai pengikut Yesus Kristus atau umat dikasihiNya, “Inilah ibumu” (Yoh Kristen, seharusnya menyadari akan 19:27). Perkataan itu dikatakan Yesus perkataan Yesus ini dan peran Maria sambil memandang kepada sang ibu sebagi ibu kita semua. Kecintaan Yesus tercinta yang sedang berduka. Suasana kepada ibuNya sampai akhir hidupNya sedih dan saat di akhir hidup Yesus di juga menjadi kecintaan kita kepada dunia ini. Sapaan terakhir diberikanNya Bunda Maria. Pesan Yesus kepada ibu kepada ibu dan muridNya, yang berisi dan muridNya itu, jangan sampai kita pesan dan terus berlanjut sampai hari ini. lupakan. Perkataan yang singkat ini Bunda Maria sungguh mengandung makna dan pesan yang menghidupi pesan Yesus, Puteranya ini sangat mendalam. Yesus mengatakan itu dengan setia. Sejak saat itu Maria selalu kepada murid dan rasulNya, yang selama ini mengikuti dan berada bersama Dia. Murid ini mempunyai perhatian dan ia sungguh mengalami kasih Yesus y a n g mendalam. Oeh sebab itulah, ia selalu berada | Oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ | dekat dengan Yesus sampai kematianNya di kayu salib. Dengan mengatakan ada bersama para murid Yesus yang “Inilah ibumu”, Yesus sejak saat itu adalah anak-anaknya juga. Bahkan menyerahkan ibuNya kepada muridNya. sampai hari ini, di jaman sekarang ini, Ternyata Yesus tidak hanya menyerahkan Bunda Maria selalu ada bersama dan di ibuNya, namun Ia juga mengatakan dekat kita. Dialah pribadi dan manusia kepada muridNya bahwa mulai sekarang seperti kita yang mampu merasakan Maria adalah ibu mereka. Perkataan semua yang kita rasakan. Selain itu Yesus telah membawa status baru bagi Bunda Maria pun dapat merasakan yang Maria, karena Maria sekarang menjadi Puteranya Yesus, rasakan sampai hari ini. ibu bagi muridNya dan semua muridNya Maka peran Bunda Maria sungguh besar bahkan menjadi ibu bagi seluruh pengikut dan mulia, yang selalu menjadi Yesus. penyampai pesan Yesus Puteranya atau Dengan perkataan Yesus itulah, yang selalu menyampaikan kepada kita maka Maria menjadi ibu kita semua, semua yang menjadi kerinduan Puteranya menjadi Bunda Gereja. Kita semua bagi semua manusia. sampai hari ini menerima Maria sebagai I “Inilah Ibumu” Berjalan Dalam Penyertaan Sang Ibu HALAMAN 3 Pesan dari Fatima Pada tgl 13 Mei 2017 ini, Gereja merayakan Peristiwa Penampakan Bunda Maria di Fatima, Portugal kepada tiga orang anak: Yasinta, Francesco dan Lusia. Pada peringatan seabad Penampakan ini, Paus Fransiskus akan memberi gelar Kudus kepada Yasinta dan saudaranya Francesco. Ketiga anak sederhaha dan polos ini dipilih oleh Bunda Maria untuk menjadi perpanjangan Tangan Tuhan bagi keselamatan manusia. Kepada ketiga anak inilah Bunda Maria menamp akkan d iri dan menyampaikan pesannya. Semua pesan yang disampaikan oleh Bunda Maria bertujuan untuk menyadarkan manusia di dunia ini bahwa begitu banyak penderitaan dan kehancuran yang telah dan akan dialami oleh manusia. Keadaan yang menyedihkan dan mengerikan ini hanya bisa dihadapi dengan pertobatan dari diri manusia sendiri. Bunda Maria meminta agar ketiga anak ini selalu berdoa bagi dunia dan siap berkorban bagi pertobatan dunia ini. Bunda Maria sangat menekankan bahwa perlunya pertobatan dan perubahan hidup, supaya semakian mendekat kepada Yesus, Puteranya. Jauhnya manusia melangkah dari hadirat Tuhan membuat manusia mendekati jurang malapetaka. Dari pesan Bunda Maria ini dan juga di semua penampakkannya, menyadarkan kita semua bahwa begitu cintanya sang ibu kepada kita manusia. Maria yang telah diserahkan oleh Yesus untuk menjadi ibu kita, tidak mungkin tinggal diam ketika bahaya dan bencana terus mengacam para puteranya. Keselamatan manusia, itulah yang menjadi tujuan Bunda Maria dalam Bersambung ke halaman 4, MAY 2017/NO.299 semua penampakkanya, semua orang diajak untuk segera mengubah diri supaya tidak terlambat jika Tuhan datang. Demikian kebesaran cinta sang Ibu kepada semua anaknya bahkan cintanya tanpa henti dan selalu akan mengingatkan jika manusia mulai menjauh lagi. Dengarkanlah suara ibu Jika sang ibu selalu mengingatkan kita dengan berbagai pesannya demi keselamatan kita, apakah kita akan tetap berdiam diri? Sebenarnya Bunda Maria hanya menggemakan kembali suara Yesus, Puteranya. Tuhan Yesus telah mengalahan maut dan membuka Pintu Keselamatan bagi kita semua. Oleh sebab itulah Ia mengundang kita semua untuk masuk melalui Pintu yang telah disediakanNya itu. Karena dosa manusia pertama, pintu Keselamatan telah tertutup, namun sekarang jalan menuju Keselamatan itu telah terbuka bagi kita semua. Jalan menuju ke Pintu inilah yang selalu diingatkan oleh Bunda Maria kepada kita semua. Jalan itu adalah Jalan Pertobatan, dengan meninggalkan semua hal yang menjauhkan kita dari Pintu itu. Setiap kali kita manusia mulai menjauh dari Keselamatan itu, maka Bunda Maria akan mengingatkan agar kembali. Bahkan Maria juga mengajak Sambungan dari halaman 3, HALAMAN agar kita semua tekun berdoa dan siap berkorban bagi semua orang yang tersesat agar mereka masih bisa diselamatkan. Maka menjadi jelaslah bahwa Bunda Maria sangat memperhatikan keselamatan kita semua, bahkan seluruh umat manusia. Untuk mencapai keselamatan itu diperlukan Pertobatan terus-menerus dan harus dilakukan sekarang juga. Kita manusia harus menyadari akan keadaan diri kita sekarang ini, yang sedang sakit. Tentu saja bukan hanya sakit secara fisik, namun sakit jiwa dan rohani kita. Jika Bunda Maria mengingatkan, ini berarti keadaan kehidupan manusia sudah mulai tersesat. Maka sebelum menjauh dan jatuh ke dalam jurang kehancuran, baiklah kita kembali. Peganglah tangan Sang Ibu Bunda Maria tidak hanya mengingatkan dan menyampaikan pesan, namun ia selalu menjadi teman seperjalanan kita. Maria tidak pernah meninggalkan kita, anak-anaknya yang dikasihinya. Sungguh Maria adalah ibu kita yang tidak pernah mengeluh dan melepaskan panggilannya sebagai ibu semua manusia. Jika kita sedang dalam kesusahan, maka Maria akan memberikan kekuatan dan peneguhan. Bunda Maria sendiri di dalam hidupnya telah Ucapan Terima Kasih Sabtu, 1 April 2017 saya mengikuti Rekoleksi Prapaskah yang diselenggarakan oleh UKI dengan judul "Tuhan, masih perlukah aku mengampuni saudaraku ?" Mengenai isi Rekoleksi, Romo Pembimbing telah menuliskan ringkasannya dalam "Berita UKI". Beliau telah bekerja keras membuat bahan persiapan yang pasti makan banyak waktu; berhari-hari bahkan mungkin sampai berminggu-minggu ! Perlu dipikirkan Tema yang cocok untuk Masa Prapaskah; kemudian juga mencarikan judul yang kira-kira pas. Beliau mengumpulkan ilustrasi / gambar-gambar yang kiranya bisa dipakai dalam bahan Rekoleksi. Semuanya ini perlu persiapan; tidak mungkin muncul secara otomatis pada waktu menuliskan naskah persiapan. Kebetulan Rekoleksi Prapaskah 2017 dibimbing oleh Romo Pamong kita sendiri. Bayangkan seandainya kita harus mendatangkan Pembimbing dari tempat lain, tentunya paling sedikit harus menyediakan ongkos transport, bukan ? Kita boleh bersyukur Romo Pamong berkenan membimbing Rekoleksi tahun ini. Dengan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan rasa syukur kepada Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ yang telah berkenan 4 mengalami berbagai situasi yang sangat berat, namun ia tetap bertahan setia sampai akhir. Kesetiaannya itulah yang membawa dia mencapai kebahagiaan abadi di dalam Kerajaan Surga. Maria adalah orang pertama yang mengalami Keselamatan yang yang dibawa Puteranya, Yesus. Maria telah memasuki Pintu Keselamatan yang dibuka oleh Puteranya. Oleh sebab itulah, Maria juga ingin agar semua anaknya masuk melalui Pintu Keselamatan itu. Kita sungguh bersyukur mempunyai seorang ibu yang sungguh mencintai dan selalu ada bersama dengan kita. Seburuk apapun sikap dan tindakan kita, Maria tetap mencintai kita dan mendampingi kita. Marilah kita pegang tangannya yang terulur bagi kita setiap saat. Maria ada di dalam kehidupan kita, namun kita sering membiarkannya. Bukalah telinga dan hati kita dan sambutlah uluran tangan kasihnya bagi keselamatan kita. Tuhan Yesus, Sang Putera, selalu mendengarkan suara sang ibuNya, bahkan suara kita yang dibawa Bunda Maria juga didengarkan Yesus. Maka janganlah lagi keraskan hati kita, jika sekarang kita mendengarkan kembali suara dan sapaan Bunda Maria agar kita bertobat, berdoa dan siap berkoban bagi keselamatan kita dan semua manusia. □ membimbing kami merenungkan perjalanan pertobatan menyambut Paskah 2017. Agar suatu Rekoleksi atau Retret menghasilkan buah, maka tentunya peserta sendiri harus ikut aktif merenungkan / mengolah bahan yang disajikan ! Seorang Pembimbing hanya membantu mengarahkan permenungan kita. Tentunya tidak lengkap kalau tidak disebutkan juga, kerja keras oleh para anggota Dewan Pengurus yang telah menyiapkan segala sesuatunya : Ruangan ( gereja dan basement ); Sound System; Konsumsi dengan ayam bakar yang lezat; Seksi Liturgi lengkap dengan Bacaan Misa dan Paduan Suara; tak ketinggalan Team PujiPujian / Praise & Worship sebagai penunjang Tema Rekoleksi. Jangan lupa Team Dokumentasi ! Semuanya itu patut dihargai, do not take it for granted ! Kami sebagai umat peserta biasa memang tinggal terima jadi, tahu beres ! Sekali lagi terima kasih kepada penyelenggara Rekoleksi Prapaskah 2017. Tuhan memberkati jerih payah dan pelayanan anda sekalian, termasuk Romo Pembimbingnya. Kiriman dari : Seorang Peserta Rekoleksi. MAY 2017/NO.299 HALAMAN 5 Indonesian Pilgrimage Day The Martyrs’ Shrine, Midland Saturday, May 27-2017 MAY 2017/NO.299 HALAMAN 6 Menjalani Hidup Baru Perjalanan Ziarah UKI 2016 menuju Holy Land dan Roma (#3) |Oleh Rojmo Johanes Juliwan Maslim SCJ| Dalam peziarahan hari ini, fokus permenungan akan berpusat pada ‘Mengalami Hidup Baru’. Pengalaman akan Hidup Baru ini akan tampak dalam berbagai peristiwa yang akan direnungkan pada hari ini. Setiap tempat yang akan dikunjungi menyimpan pesan yang kaya dari jaman kehidupan Tuhan Yesus. D anau Galilea (Hari 3: Selasa, 1 November 2016) Perjalanan peziarahan hari ini diawali dengan menyeberangi Danau Galilea atau Danau Genesaret. Dengan menaiki kapal, kita semua menyeberangi Danau Genesaret. Tentu saja tidak seperti perahu yang ditumpangi Yesus dan para rasulNya, yang pasti lebih sederhana. Di tengah danau inilah direnungkan kisah Yesus yang berjalan di atas air serta angin ribut yang diredakan. Berada di tengah Danau Genersaret, kembali peristiwa itu hadir dan kita langsung mengalami tempat Yesus dan para rasulNya pernah berada. Mulai dari pinggir danau ini, Yesus memanggil para rasulNya yang pertama dan mereka semua adalah nelayan. Keempat rasul pertama itu adalah Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas. Dari nelayan ikan, mereka dipersiapkan Yesus menjadi nelayan manusia. Itulah perutusan yang mereka lakukan hingga akhir hidup mereka. Inilah perubahan hidup yang dialami oleh para pemuda Galilea ini, dari nelayan yang menjala ikan menjadi penjala manusia. Kehidupan baru yang merubah hidup mereka dan membawa warta Gembira kepada dunia walaupun harus menyerahkan hidup mereka sampai pada kematian. 1. Bukit Sabda Bahagia S u n g g u h mengagumkan ketika sampai ke Bukit Sabda Bahagia, yang berada di tepi Danau Genesaret. Dari bukit ini tampaklah pemandangan indah 3. Danau Genesaret. Diberi nama Bukit Sabda Bahagia, karena di atas bukit inilah Tuhan Yesus mengajar para pengikutNya, yang dikenal dengan Kotbah di Bukit. Kotbah Yesus diawali dengan pengajaranNya yang diberi nama ‘Sabda Bahagia’. Rangkaian Kotbah di Bukit ini dikisahkan dalam Injil Matius dari Bab 5 hingga Bab 7. Dalam Kotbah di Bukit inilah Yesus memberikan dasar-dasar kehidupan bagi semua yang ingin mengikutiNya. Inilah pula yang menjadi dasar bagi semua pengikut Yesus sampai sekarang ini, yakni kita semua. Sabda Bahagia menjadi begitu terkenal karena inilah awal pengajaran Yesus dan memberikan sebuah pegangan yang sangat jelas. Yesus mengingatkan semua yang mendengarkan dan yang ingin menjadi pengikutNya 2. MAY 2017/NO.299 HALAMAN 7 4. (1,3) Berlayar di Danau Galilea, (2) Didepan Bukit Sabda Bahagia, (4) Gereja Pergandaan Roti dan batu peninggalan jaman, (5) Batu pengakuan Petrus 5. bahwa tujuan utama kita semua adalah hidup bersatu dengan Tuhan yang membuahkan Kebahagiaan. Namun demikian Yesus juga mengingatkan bahwa persatuan dengan Tuhan dan kebahagiaan itu tidak jarang harus melalui penderitaan dan pengorbanan. Oleh sebab itulah setiap orang yang ingin mengikuti Yesus harus siap menghadapi tantangan dan setia. Di atas Bukit Sabda Bahagia inilah dirayakan Ekaristi bersama semua peziarah. Inilah saat yang membahagiakan karena kita semua boleh dipersatukan dengan Yesus dengan menyambut Tubuh dan DarahNya dalam Perayaan Ekaristi Kudus ini. Gereja Pergandaan Roti Selanjutnya perjalanan menuju ke tempat Yesus mengadakan mujijat pergandaan roti. Di tempat ini dibangun gereja yang di dalamnya ada mosaik yang menggambarkan peristiwa pergandaan roti itu, yakni dengan gambaran 5 roti dan 2 ikan. Peristiwa ini mengingatkan kita semua belaskasih Yesus kepada orang banyak yang mengikuti dan mendengarkanNya dan mereka perlu makan. Yesus memberikan mereka makan dari roti dan ikan yang ada, yang tentunya tidak cukup. Keberadaan bersama Yesus selalu akan mendatangkan berkat. Gereja pergandaan roti ini cukup sederhana yang dibangun di atas gereja yang sudah dihancurkan. Banyak peninggalan dari jaman awal umat Kristiani masih tersimpan, seperti berbagai mosaik yang menggambarkan peristiwa dan gambaran perjalanan umat Kristiani dulu. Semuanya itu memberikan gambaran kepada kita akan perjuangan umat di awal mula kekristenan hidup dengan berbagai pergolakannya. Primat Petrus Di tepi danau Genesaret berdirilah sebuah gereja yang di dalamnya terdapat batu besar. Inilah tempat peristiwa pengakuan Petrus terjadi. Di atas batu karang inilah Petrus menjawab pertanyaan Yesus, ‘Siapakah aku ini ?’ dengan jawaban, ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup’. Yesus menegaskan bahwa jawaban Petrus ini bukan dari manusia melainkan berasal dari Bapa Surgawi sendiri. Atas jawaban Petrus itulah, kemudian Yesus menegaskan kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan Bersambung ke halaman 10, Sambungan dari halaman 7, MAY 2017/NO.299 HALAMAN 8 Kanonisasi Kanak-Kanak Suci Dari Fatima dan Meksiko “Saksi-Saksi dari Kebenaran” alam konsistorum biasa publik hari ini, 20 April, Vatikan telah mengkonfirmasi bahwa tanggal 13 Mei nanti dua "gembala kecil" dari Fàtima akan di Kanonisasi. Paus Fransiskus akan mentahbiskan Francisco dan Yacinta Marto, kedua "gembala suci" kepada siapa SP Maria menampakkan dirinya pada tahun 1917 menjadi Santo dan Santa. Kanonisasi ini akan dilangsungkan di Santuari Fàtima di Portugal dalam Misa Kudus pada Perayaan 100 Tahun Penampakan SP Maria tanggal 13 Mei, yang akan menjadi acara utama dari Peziarahan Bapa Suci Fransiskus ke Santuari itu. dibawa oleh bangsa Belanda untuk melawan iman Katolik D Selain itu, Vatikan juga telah menetapkan bahwa Sri Paus akan mengkanonisasi tiga orang anak berdarah Indigen (pribumi) Meksiko: Cristobal, Antonio dan Giovanni, yang menjadi Martir atas iman Kristen mereka di dalam masa pewartaan injil pertama di Amerika. Mereka hidup pada awal-awal tahun 1500 ketika para misionaris Fransiskan dan Domenikan datang ke Meksiko yang dahulu masih didominasi oleh suku Aztec yang mempraktekkan kurban manusia. Para misionaris bekerja meninggikan dan membela martabat hidup rakyat Indigen dari praktek sadis itu dan dengan segera agama Kristen berkembang diantara penduduk. Hal ini juga menyebabkan penganiayaan oleh pihak "dukun-dukun" dan "yang setia" pada ritual paganisme yang ditujukan kepada para misionaris. Cristobal “Cristobalito”, 13 tahun, yang dibaptis dengan nama Cristoforus wafat dibunuh oleh ayahnya pada tahun 1527. Antonio dan Giovanni, keduanya 13 tahun, tewas dibunuh pada tahun 1529 oleh para warga di Tlaxcala ketika mereka tengah membantu para misionaris mengumpulkan barang-barang berhala. Sudah berabad-abad lamanya, Gereja Meksiko merayakan mereka bertiga sebagai Protomartir bukan hanya dari Meksiko namun juga dari seluruh Amerika Latin, dan menganggap mereka sebagai "bibit" dari pertumbuhan agama Kristen di Dunia Baru itu. Upacara Kanonisasi dari Cristobal, Antonio dan Giovanni akan dilangsungkan tanggal 15 Oktober di Lapangan St Petrus di Vatikan, bersamaan dengan kanonisasi dari Imam-imam: Andre Soveral dan Ambrosio Francisco Ferro, awam-awam Katolik: Matteo Moreira dan 27 Kawan, semuanya menjadi Martir di Brasil selama penindasan brutal dari aliran Calvinis yang pada tahun 1645. Episode kekerasan menimpa Imam Yesuit asal Brasil, P. Andre Soveral, yang tewas menjadi Martir dalam usia 73 tahun pada bulan Juli 1645 di Kapel Bunda Maria Disucikan (satu dari dua paroki yang ada pada masa itu di Rio Grande do Norte. Pada akhir Misa Kudus, para serdadu Belanda yang ikut dalam gerakan riformis Calvinis masuk ke dalam Gereja, menutup pintu-pintunya dan menyiksa dan membunuh dengan pedang sang Pastor Paroki dan para umat tak berdosa yang sebagian besar adalah petani dan buruh. Beberapa bulan kemudian, tanggal 3 Oktober, nasib yang sama menimpa P. Ambrosio Francisco Ferro, yang tewas dibunuh bersama para umat parokinya oleh kebencian para serdadu Belanda dan oleh 200 orang Indian di paroki Bunda Maria Dipersembahkan. Selain itu, akan dikanonisasi juga P. Faustino Míguez dari Spanyol, pendiri Institut Suster-suster Calasanzian dari Ordo Daughters of the Divine Shepherdess (DDS), dan P. Angelo da Acri (Luca Antonio Falcone), imam dari Ordo OFM Kapusin yang hidup antara tahun 1600 dan 1700 dalam Kerajaan Napoli, memihak kepada orang-orang yang lemah melawan kekerasan dan keangkuhan para penguasa, memerangi korupsi dan ketidakadilan sosial pada masa itu. □ (Oleh: Shirley Hadisandjaja / Sumber: Vatican Insider, 20 April 2017) MAY 2017/NO.299 HALAMAN 9 Menemukan Tuhan aturan awal St. Benediktus yang ketat, disebut Stictorum. Nama ordo dari pembaharuan La Trapp ini adalah OCSO (Ordo Cistersiensis Strictorum Observatiae). Semboyan mereka adalah Seeking God and Following Christ (Mencari Tuhan dan Mengikuti Kristus) yang mereka hidupi setiap hari di pertapaan. (Keterangan foto. Kiri: Komunitas Pertapa Genesee, tertanggal Agustus 2016. Kanan: Bangunan gereja, toko Monks’ Bread, dan kantor para pertapa Genesee) ilent Retreat di The Abbey of The Genesee (Cistercian Monks Seeking God and Following Christ) S Silent Retreat ini terlaksana pada tanggal 5 – 7 May 2017 lalu, dimotori oleh Hendry dan Lilian, dan dibimbing oleh Romo Juliwan Maslim, SCJ. Silent berarti hening, baik secara batin maupun suara. Hening menjadi kesempatan yang baik untuk masuk ke dalam diri agar berjumpa dengan Tuhan secara personal. Menemukan Tuhan di dalam Keheningan melalui meditasi dan kontemplasi pribadi dan bersama. Mengolah pengalaman hidup harian yang penuh dengan kekhawatiran dan pergolakan, mengarahkan hidup lebih kepada Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup pribadi. Itulah yang ingin dicapai oleh peserta retreat, dengan bantuan suasana alam yang hijau dan asri, serta ritme kehidupan dan ibadat harian para pertapa. Selain bermeditasi bersama dan pribadi, peserta retreat juga berkesempatan mendengarkan sebuah “pencerahan” (talk) selama kurang lebih 30 menit yang disampaikan oleh Fr. John Eudes, pertapa yang telah berusia 90 tahun, dulunya adalah seorang surgeon yang kemudian menjadi imam, dan mantan Abbot atau Bapa Abbas (Pemimpin Pertapaan) selama 30 tahun. Rupanya semua peserta dan Romo sangat berkesan dengan kesederhanaan Fr. John Eudes namun memberikan kesaksian IMAN yang sangat mendalam. Berikut adalah rangkuman sharing iman para peserta Silent Retreat: Di dalam Keheningan The Abbey of The Genesee adalah sebuah pertapaan Trappist yang berlokasi di Genesee River Valley, alam yang indah dan bersejarah, di Rochester, USA. Tempat pertapaan yang dikelilingi 2400 hektar hutan, lembah, bukit dan sungai-sungai kecil yang berkelok-kelok. Beberapa binatang liar sering terlihat di sana, seperti menjangan (deer). Ke manapun mata memandang, hamparan permadani hijau, sejuk dan tenang …..yang membuat suasana hening sudah terasa saat kita memasuki area pertapaan tersebut. Pertapaan Trappist diawali oleh St. Benediktus di Monte Casino, Italia, didirikan dengan semangat Ora et Labora, Berdoa dan Bekerja. Kehidupan para pertapa diwarnai dengan Doa yang menguduskan hari dari awal sampai akhir, 7 kali sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Semua doa diambil dari Mazmur, dan dinyanyikan dengan agung. Doa adalah pusat hidup mereka dan mereka mendoakan seluruh Gereja dan dunia kita… Para pertapa memadukan doa dengan kerja harian yang berupa mengolah tanah, berternak dan karya tangan lainnya untuk kehidupan mereka setiap hari. Pertapa di The Abbey of the Genesee mengikuti pembaharuan yang terjadi di La Trapp, Perancis, yang mengajak kembali ke * Dalam hidup ini kita dapat memilih kehidupan seperti para pertapa di The Genesee atau terus hidup dalam keramaian, kekhawatiran, stress, Bersambung ke halaman 10, MAY 2017/NO.299 Sambungan dari halaman 9, HALAMAN 10 dan cepat marah, dll….. It’s a choice! Mengikuti ritme hidup dan doa para pertapa, saya menemukan kedamaian dan kesempatan berdialog dengan Tuhan, yang dapat saya teruskan di dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan saya, untuk makin bersabar, dan percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita. * Pentingnya menjaga relasi (hubungan) kita dengan Tuhan agar kita dapat selalu berendah hati. Semakin kita mengetahui dunia ini, akan semakin tidak berarti bagi kita. Tuhan adalah segalanya. Hidup kita di dunia hanyalah sebagian kecil perjalanan atau tujuan kita, bagian terbesar adalah kehidupan kekal bersama-Nya kelak. Tak ada seorangpun yang tahu kapan waktunya bagi kita untuk kembali ke hadapan Bapa. * Meski kita baru memulai “dialog” dengan Tuhan, tak apa…. Mari kita mulai membuat jadwal hidup kita sepanjang hari, adakah kita telah menyediakan waktu untuk ber”dialog” dengan-Nya, berapa lama? “Dialog” dapat berupa doa, membaca kitab suci, menyambut Ekaristi, pengakuan dosa, dll. Ketahuilah Tuhan selalu dan amat sangat mencintai kita. Dia, bukan hanya ada, melainkan juga hadir di dalam kita setiap saat kita menerima Tubuh dan Darah-Nya dalam Ekaristi. * Belajar bersikap hidup “solitude” (sendiri dalam damai). Keheningan membuahkan ROH kehidupan baru yang membuat kita melihat dengan cerah ke depan. Roh yang akan menghalau segala kekhawatiran, rasa dendam, keangkuhan, dan ketakutan kita. Roh yang membawa kita berani berkaya dan melayani Dia dan sesama. * Damai membuat kita percaya ada TERANG dalam kegelapan, ada HARAPAN dalam semua permasalahan, ada KEKUATAN dalam kesederhanaan. (Keterangan foto. Atas: Bethlehem House, tempat peserta menginap. Tengah: gereja tempat kita mengikuti para pertapa melakukan ibadat harian dan misa. Monks’ Breads yang terkenal uueenakkknya...). Semoga Tuhan selalu beserta kita. Markham, May 2017. Peserta Silent Retreat di The Abbey of The Genesee: Janto, Hendry, Lilian, Nani, Romo Juliwan yang berkesempatan menjadi co-celebrant di Misa Kudus Minggu, 7 May 2017 bersama 11 romo pertapa Genesee, Roy, Lala, Christine dan Bibiana. Sambungan dari halaman 7, alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Sorga”. Menjadi jelaslah bahwa Yesus memilih Simon Petrus menjadi landasan berdirinya jemaat, yakni umat Allah. Nama Petrus berarti batu karang, maka jemaat akan berdiri di atas batu yang kuat, yakni Petrus. Bahkan kepada Petrus diberikan kunci Kerajaan Sorga. Oleh sebab itulah Petrus dijadikan orang pertama (Primat) bagi seluruh umat. Itulah sebabnya di dalam Gereja Katolik, Petrus dijadikan Paus pertama, yang memimpin seluruh jemaat yang beriman kepada Allah dalam diri Yesus Kristus. Kapernaum Ziarah pada hari ini juga mengunjungi Kapernaum, yang terletak juga di sekitar Danau Genesaret. Di Kapernaum inilah terdapat rumah Santo Petrus, tempat Peringatan belas kasih Tuhan pada orang banyak Yesus menyembuhkan ibu mertuanya ketika sakit. Beberapa mujijat dilakukan Yesus di Kapernaum, termasuk penyembuhan anak pegawai istana. Perjalanan Yesus selalu membawa berkat bagi banyak orang. Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dengan bersabda, Ia juga mengajar dengan berkarya, berbuat langsung. Perjumpaan dengan Yesus telah mengubah kehidupan banyak orang. Yesus membawa perubahan dan setiap orang yang mengenal dan mau mengikutiNya akan mengalami hidup baru. Inilah kehidupan orang-orang yang percaya dan bersatu dengan Tuhan Yesus. Mereka membawa pesan kepada dunia bahwa keselamatan itu hanya ada pada Tuhan Yesus. Kita pun dipanggil untuk mengalami kehidupan baru ini, apalagi setelah mengalami sendiri peristiwa Yesus yang terjadi dua ribu tahun yang lalu. ~ Lenten Reflections, 2017 at St Thomas More Parish “Passion for Christ, Passion for the World” |Leo John Dehon and Us| 1 Tesalonika 4:14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Kristus akan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia” Telah berpulang ke rumah Bapa di surga: Bapak Edi Trisulo Bahagia Tiong Tjing (65 tahun) Tutup usia di Malang, Jawa Timur dan telah dikremasi Senin 8 Mei 2017 Istri: Idawati Suryabhakti (Liem Ay Lan) Anak / Menantu: Paramita Myrna Listiani Justine Irma Anindita / Yuri Widya (Toronto) Besan: Stefanus Widya / Mei (Toronto) Semoga Tuhan Maha Rahim memberikan keselamatan kekal dan damai di surga, serta kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.