M ewartakan I mandan K asih

advertisement
M e w a r t a k a n
M A Y
2 0 1 7 / N O . 2 9 9
I m a n
d a n
W W W . U K I . C A
K a s i h
U K I T O R O N T O
Children’s Choir, May 14.2017
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
[email protected]
Deacon
Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274
[email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Damianus Indyarta, (416) 284.4707
[email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801
[email protected]
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525
[email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246
[email protected]
Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896
[email protected]
Seksi Bina Iman
Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338
[email protected]
Seksi Sosial
Lusia Lie
[email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Isabella Iman, (416) 838.6282
[email protected]
Usher
Janto Dinoto, (416) 402.7106
[email protected]
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
[email protected]
Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800
[email protected]
Seksi Bina Iman
Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
[email protected]
Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
[email protected]
Seksi Rumah Tangga
Rica Hendra, (647) 994.7789
[email protected]
Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069
[email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Felicia Wirahardja
[email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
[email protected]
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
MAY
2017/NO.299
ibu kita dan Maria pun menjadikan kita
bu Yesus, ibu kita
Masih teringat jelas perkataan semua sebagai anak-anaknya. Oleh sebab
Tuhan Yesus ketika berada di itulah semua orang yang menyatakan diri
kayu salib kepada murid yang sebagai pengikut Yesus Kristus atau umat
dikasihiNya, “Inilah ibumu” (Yoh Kristen, seharusnya menyadari akan
19:27). Perkataan itu dikatakan Yesus perkataan Yesus ini dan peran Maria
sambil memandang kepada sang ibu sebagi ibu kita semua. Kecintaan Yesus
tercinta yang sedang berduka. Suasana kepada ibuNya sampai akhir hidupNya
sedih dan saat di akhir hidup Yesus di juga menjadi kecintaan kita kepada
dunia ini. Sapaan terakhir diberikanNya Bunda Maria. Pesan Yesus kepada ibu
kepada ibu dan muridNya, yang berisi dan muridNya itu, jangan sampai kita
pesan dan terus berlanjut sampai hari ini.
lupakan.
Perkataan yang singkat ini
Bunda Maria sungguh
mengandung makna dan pesan yang menghidupi pesan Yesus, Puteranya ini
sangat mendalam. Yesus mengatakan itu dengan setia. Sejak saat itu Maria selalu
kepada murid
dan rasulNya,
yang selama
ini mengikuti
dan
berada
bersama Dia.
Murid
ini
mempunyai
perhatian dan
ia
sungguh
mengalami
kasih
Yesus
y a n g
mendalam.
Oeh
sebab
itulah,
ia
selalu berada
| Oleh Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ |
dekat dengan
Yesus sampai
kematianNya
di kayu salib. Dengan mengatakan ada bersama para murid Yesus yang
“Inilah ibumu”, Yesus sejak saat itu adalah anak-anaknya juga. Bahkan
menyerahkan ibuNya kepada muridNya. sampai hari ini, di jaman sekarang ini,
Ternyata Yesus tidak hanya menyerahkan Bunda Maria selalu ada bersama dan di
ibuNya, namun Ia juga mengatakan dekat kita. Dialah pribadi dan manusia
kepada muridNya bahwa mulai sekarang seperti kita yang mampu merasakan
Maria adalah ibu mereka. Perkataan semua yang kita rasakan. Selain itu
Yesus telah membawa status baru bagi Bunda Maria pun dapat merasakan yang
Maria, karena Maria sekarang menjadi Puteranya Yesus, rasakan sampai hari ini.
ibu bagi muridNya dan semua muridNya Maka peran Bunda Maria sungguh besar
bahkan menjadi ibu bagi seluruh pengikut dan mulia, yang selalu menjadi
Yesus.
penyampai pesan Yesus Puteranya atau
Dengan perkataan Yesus itulah, yang selalu menyampaikan kepada kita
maka Maria menjadi ibu kita semua, semua yang menjadi kerinduan Puteranya
menjadi Bunda Gereja. Kita semua bagi semua manusia.
sampai hari ini menerima Maria sebagai
I
“Inilah
Ibumu”
Berjalan Dalam
Penyertaan Sang Ibu
HALAMAN
3
Pesan dari Fatima
Pada tgl 13 Mei 2017 ini, Gereja
merayakan Peristiwa Penampakan Bunda
Maria di Fatima, Portugal kepada tiga
orang anak: Yasinta, Francesco dan
Lusia. Pada peringatan seabad
Penampakan ini, Paus Fransiskus akan
memberi gelar Kudus kepada Yasinta dan
saudaranya Francesco. Ketiga anak
sederhaha dan polos ini dipilih oleh
Bunda Maria untuk menjadi perpanjangan
Tangan Tuhan bagi keselamatan manusia.
Kepada ketiga anak inilah Bunda
Maria menamp akkan d iri dan
menyampaikan pesannya. Semua pesan
yang disampaikan oleh
Bunda Maria bertujuan
untuk menyadarkan
manusia di dunia ini
bahwa begitu banyak
penderitaan
dan
kehancuran yang telah
dan akan dialami oleh
manusia. Keadaan yang
menyedihkan
dan
mengerikan ini hanya
bisa dihadapi dengan
pertobatan dari diri
manusia sendiri. Bunda
Maria meminta agar
ketiga anak ini selalu
berdoa bagi dunia dan
siap berkorban bagi
pertobatan dunia ini.
Bunda Maria sangat
menekankan bahwa perlunya pertobatan
dan perubahan hidup, supaya semakian
mendekat kepada Yesus, Puteranya.
Jauhnya manusia melangkah dari hadirat
Tuhan membuat manusia mendekati
jurang malapetaka.
Dari pesan Bunda Maria ini dan
juga di semua penampakkannya,
menyadarkan kita semua bahwa begitu
cintanya sang ibu kepada kita manusia.
Maria yang telah diserahkan oleh Yesus
untuk menjadi ibu kita, tidak mungkin
tinggal diam ketika bahaya dan bencana
terus mengacam para puteranya.
Keselamatan manusia, itulah yang
menjadi tujuan Bunda Maria dalam
Bersambung ke halaman 4,
MAY
2017/NO.299
semua penampakkanya, semua orang
diajak untuk segera mengubah diri supaya
tidak terlambat jika Tuhan datang.
Demikian kebesaran cinta sang Ibu
kepada semua anaknya bahkan cintanya
tanpa henti dan selalu akan mengingatkan
jika manusia mulai menjauh lagi.
Dengarkanlah suara ibu
Jika sang ibu selalu
mengingatkan kita dengan berbagai
pesannya demi keselamatan kita, apakah
kita akan tetap berdiam diri? Sebenarnya
Bunda Maria hanya menggemakan
kembali suara Yesus, Puteranya. Tuhan
Yesus telah mengalahan maut dan
membuka Pintu Keselamatan bagi kita
semua. Oleh sebab itulah Ia mengundang
kita semua untuk masuk melalui Pintu
yang telah disediakanNya itu. Karena
dosa manusia pertama, pintu Keselamatan
telah tertutup, namun sekarang jalan
menuju Keselamatan itu telah terbuka
bagi kita semua. Jalan menuju ke Pintu
inilah yang selalu diingatkan oleh Bunda
Maria kepada kita semua. Jalan itu adalah
Jalan Pertobatan, dengan meninggalkan
semua hal yang menjauhkan kita dari
Pintu itu.
Setiap kali kita manusia mulai
menjauh dari Keselamatan itu, maka
Bunda Maria akan mengingatkan agar
kembali. Bahkan Maria juga mengajak
Sambungan dari halaman 3,
HALAMAN
agar kita semua tekun berdoa dan siap
berkorban bagi semua orang yang
tersesat agar mereka masih bisa
diselamatkan. Maka menjadi jelaslah
bahwa Bunda Maria sangat
memperhatikan keselamatan kita semua,
bahkan seluruh umat manusia. Untuk
mencapai keselamatan itu diperlukan
Pertobatan terus-menerus dan harus
dilakukan sekarang juga. Kita manusia
harus menyadari akan keadaan diri kita
sekarang ini, yang sedang sakit. Tentu
saja bukan hanya sakit secara fisik,
namun sakit jiwa dan rohani kita. Jika
Bunda Maria mengingatkan, ini berarti
keadaan kehidupan manusia sudah mulai
tersesat. Maka sebelum menjauh dan
jatuh ke dalam jurang kehancuran,
baiklah kita kembali.
Peganglah tangan Sang Ibu
Bunda Maria tidak hanya
mengingatkan dan menyampaikan pesan,
namun ia selalu menjadi teman
seperjalanan kita. Maria tidak pernah
meninggalkan kita, anak-anaknya yang
dikasihinya. Sungguh Maria adalah ibu
kita yang tidak pernah mengeluh dan
melepaskan panggilannya sebagai ibu
semua manusia. Jika kita sedang dalam
kesusahan, maka Maria akan memberikan
kekuatan dan peneguhan. Bunda Maria
sendiri di dalam hidupnya telah
Ucapan Terima Kasih
Sabtu, 1 April 2017 saya mengikuti Rekoleksi Prapaskah yang
diselenggarakan oleh UKI dengan judul "Tuhan, masih perlukah aku
mengampuni saudaraku ?"
Mengenai isi Rekoleksi, Romo Pembimbing telah menuliskan
ringkasannya dalam "Berita UKI". Beliau telah bekerja keras membuat
bahan persiapan yang pasti makan banyak waktu; berhari-hari bahkan
mungkin sampai berminggu-minggu ! Perlu dipikirkan Tema yang
cocok untuk Masa Prapaskah; kemudian juga mencarikan judul yang
kira-kira pas.
Beliau mengumpulkan ilustrasi / gambar-gambar yang kiranya bisa
dipakai dalam bahan Rekoleksi. Semuanya ini perlu persiapan; tidak
mungkin muncul secara otomatis pada waktu menuliskan naskah
persiapan.
Kebetulan Rekoleksi Prapaskah 2017 dibimbing oleh Romo Pamong
kita sendiri. Bayangkan seandainya kita harus mendatangkan
Pembimbing dari tempat lain, tentunya paling sedikit harus
menyediakan ongkos transport, bukan ? Kita boleh bersyukur Romo
Pamong berkenan membimbing Rekoleksi tahun ini.
Dengan ini saya ingin menyampaikan terima kasih dan rasa syukur
kepada Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ yang telah berkenan
4
mengalami berbagai situasi yang sangat
berat, namun ia tetap bertahan setia
sampai akhir. Kesetiaannya itulah yang
membawa dia mencapai kebahagiaan
abadi di dalam Kerajaan Surga. Maria
adalah orang pertama yang mengalami
Keselamatan yang yang dibawa
Puteranya, Yesus. Maria telah memasuki
Pintu Keselamatan yang dibuka oleh
Puteranya. Oleh sebab itulah, Maria juga
ingin agar semua anaknya masuk melalui
Pintu Keselamatan itu.
Kita sungguh bersyukur
mempunyai seorang ibu yang sungguh
mencintai dan selalu ada bersama dengan
kita. Seburuk apapun sikap dan tindakan
kita, Maria tetap mencintai kita dan
mendampingi kita. Marilah kita pegang
tangannya yang terulur bagi kita setiap
saat. Maria ada di dalam kehidupan kita,
namun kita sering membiarkannya.
Bukalah telinga dan hati kita dan
sambutlah uluran tangan kasihnya bagi
keselamatan kita. Tuhan Yesus, Sang
Putera, selalu mendengarkan suara sang
ibuNya, bahkan suara kita yang dibawa
Bunda Maria juga didengarkan Yesus.
Maka janganlah lagi keraskan hati kita,
jika sekarang kita mendengarkan kembali
suara dan sapaan Bunda Maria agar kita
bertobat, berdoa dan siap berkoban bagi
keselamatan kita dan semua manusia. □
membimbing kami merenungkan perjalanan pertobatan menyambut
Paskah 2017.
Agar suatu Rekoleksi atau Retret menghasilkan buah, maka tentunya
peserta sendiri harus ikut aktif merenungkan / mengolah bahan yang
disajikan ! Seorang Pembimbing hanya membantu mengarahkan
permenungan kita.
Tentunya tidak lengkap kalau tidak disebutkan juga, kerja keras oleh
para anggota Dewan Pengurus yang telah menyiapkan segala
sesuatunya : Ruangan ( gereja dan basement ); Sound System;
Konsumsi dengan ayam bakar yang lezat; Seksi Liturgi lengkap
dengan Bacaan Misa dan Paduan Suara; tak ketinggalan Team PujiPujian / Praise & Worship sebagai penunjang Tema Rekoleksi. Jangan
lupa Team Dokumentasi !
Semuanya itu patut dihargai, do not take it for granted !
Kami sebagai umat peserta biasa
memang tinggal terima jadi, tahu beres !
Sekali lagi terima kasih kepada
penyelenggara Rekoleksi Prapaskah
2017. Tuhan memberkati jerih payah dan
pelayanan anda sekalian, termasuk Romo
Pembimbingnya.
Kiriman dari : Seorang Peserta
Rekoleksi.
MAY
2017/NO.299
HALAMAN
5
Indonesian Pilgrimage Day
The Martyrs’ Shrine, Midland
Saturday, May 27-2017
MAY
2017/NO.299
HALAMAN
6
Menjalani
Hidup Baru
Perjalanan Ziarah UKI 2016 menuju Holy Land dan Roma (#3)
|Oleh Rojmo Johanes Juliwan Maslim SCJ|
Dalam peziarahan hari ini, fokus permenungan
akan berpusat pada ‘Mengalami Hidup Baru’.
Pengalaman akan Hidup Baru ini akan tampak
dalam berbagai peristiwa yang akan direnungkan
pada hari ini. Setiap tempat yang akan dikunjungi
menyimpan pesan yang kaya dari jaman
kehidupan Tuhan Yesus.
D
anau Galilea
(Hari 3: Selasa, 1 November 2016)
Perjalanan peziarahan hari ini diawali dengan
menyeberangi Danau Galilea atau Danau Genesaret.
Dengan menaiki kapal, kita semua menyeberangi Danau
Genesaret. Tentu saja tidak seperti perahu yang
ditumpangi Yesus dan para rasulNya, yang pasti lebih
sederhana. Di tengah danau inilah direnungkan kisah
Yesus yang berjalan di atas air serta angin ribut yang
diredakan.
Berada di tengah Danau Genersaret, kembali
peristiwa itu hadir dan kita langsung mengalami tempat
Yesus dan para rasulNya pernah berada. Mulai dari
pinggir danau ini, Yesus memanggil para rasulNya yang
pertama dan mereka semua adalah nelayan. Keempat rasul
pertama itu adalah Petrus, Yakobus, Yohanes dan
Andreas. Dari nelayan ikan, mereka dipersiapkan Yesus
menjadi nelayan manusia. Itulah perutusan yang mereka
lakukan hingga akhir hidup mereka.
Inilah perubahan hidup yang dialami oleh para
pemuda Galilea ini, dari nelayan yang menjala ikan
menjadi penjala manusia. Kehidupan baru yang merubah
hidup mereka dan membawa warta Gembira kepada dunia
walaupun harus menyerahkan hidup mereka sampai pada
kematian.
1.
Bukit Sabda
Bahagia
S u n g g u h
mengagumkan ketika
sampai ke Bukit Sabda
Bahagia, yang berada
di
tepi
Danau
Genesaret. Dari bukit
ini
tampaklah
pemandangan indah 3.
Danau Genesaret.
Diberi nama Bukit Sabda Bahagia, karena di atas bukit
inilah Tuhan Yesus mengajar para pengikutNya, yang
dikenal dengan Kotbah di Bukit. Kotbah Yesus diawali
dengan pengajaranNya yang diberi nama ‘Sabda
Bahagia’. Rangkaian Kotbah di Bukit ini dikisahkan
dalam Injil Matius dari Bab 5 hingga Bab 7. Dalam
Kotbah di Bukit inilah Yesus memberikan dasar-dasar
kehidupan bagi semua yang ingin mengikutiNya. Inilah
pula yang menjadi dasar bagi semua pengikut Yesus
sampai sekarang ini, yakni kita semua.
Sabda Bahagia menjadi begitu terkenal karena
inilah awal pengajaran Yesus dan memberikan sebuah
pegangan yang sangat jelas. Yesus mengingatkan semua
yang mendengarkan dan yang ingin menjadi pengikutNya
2.
MAY
2017/NO.299
HALAMAN
7
4.
(1,3) Berlayar di Danau Galilea, (2) Didepan Bukit
Sabda Bahagia, (4) Gereja Pergandaan Roti dan batu
peninggalan jaman, (5) Batu pengakuan Petrus
5.
bahwa tujuan utama kita semua
adalah hidup bersatu dengan Tuhan
yang membuahkan Kebahagiaan. Namun demikian Yesus
juga mengingatkan bahwa persatuan dengan Tuhan dan
kebahagiaan itu tidak jarang harus melalui penderitaan
dan pengorbanan. Oleh sebab itulah setiap orang yang
ingin mengikuti Yesus harus siap menghadapi tantangan
dan setia.
Di atas Bukit Sabda Bahagia inilah dirayakan
Ekaristi bersama semua peziarah. Inilah saat yang
membahagiakan karena kita semua boleh dipersatukan
dengan Yesus dengan menyambut Tubuh dan DarahNya
dalam Perayaan Ekaristi Kudus ini.
Gereja Pergandaan Roti
Selanjutnya perjalanan menuju ke tempat Yesus
mengadakan mujijat pergandaan roti. Di tempat ini
dibangun gereja yang di dalamnya ada mosaik yang
menggambarkan peristiwa pergandaan roti itu, yakni
dengan gambaran 5 roti dan 2 ikan. Peristiwa ini
mengingatkan kita semua belaskasih Yesus kepada orang
banyak yang mengikuti dan mendengarkanNya dan
mereka perlu makan. Yesus memberikan mereka makan
dari roti dan ikan yang ada, yang tentunya tidak cukup.
Keberadaan bersama Yesus selalu akan mendatangkan
berkat.
Gereja pergandaan roti ini cukup sederhana yang
dibangun di atas gereja yang sudah dihancurkan.
Banyak peninggalan dari jaman awal umat Kristiani
masih tersimpan, seperti berbagai mosaik yang
menggambarkan peristiwa dan gambaran perjalanan umat
Kristiani dulu. Semuanya itu memberikan gambaran
kepada kita akan perjuangan umat di awal mula
kekristenan hidup dengan berbagai pergolakannya.
Primat Petrus
Di tepi danau Genesaret berdirilah sebuah gereja
yang di dalamnya terdapat batu besar. Inilah tempat
peristiwa pengakuan Petrus terjadi. Di atas batu karang
inilah Petrus menjawab pertanyaan Yesus, ‘Siapakah aku
ini ?’ dengan jawaban, ‘Engkau adalah Mesias, Anak
Allah yang hidup’. Yesus menegaskan bahwa jawaban
Petrus ini bukan dari manusia melainkan berasal dari Bapa
Surgawi sendiri.
Atas jawaban Petrus itulah, kemudian Yesus
menegaskan kepada Petrus, “Engkau adalah Petrus dan di
atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan
Bersambung ke halaman 10,
Sambungan dari halaman 7,
MAY
2017/NO.299
HALAMAN
8
Kanonisasi Kanak-Kanak Suci Dari Fatima dan Meksiko
“Saksi-Saksi dari
Kebenaran”
alam konsistorum biasa publik hari ini, 20 April,
Vatikan telah mengkonfirmasi bahwa tanggal 13
Mei nanti dua "gembala kecil" dari Fàtima akan
di Kanonisasi. Paus Fransiskus akan mentahbiskan
Francisco dan Yacinta Marto, kedua "gembala suci"
kepada siapa SP Maria menampakkan dirinya pada tahun
1917 menjadi Santo dan Santa. Kanonisasi ini akan
dilangsungkan di Santuari Fàtima di Portugal dalam Misa
Kudus pada Perayaan 100 Tahun Penampakan SP Maria tanggal
13 Mei, yang akan menjadi acara utama dari Peziarahan Bapa
Suci Fransiskus ke Santuari itu.
dibawa oleh
bangsa
Belanda
untuk
melawan
iman Katolik
D
Selain itu, Vatikan juga telah menetapkan bahwa Sri Paus akan
mengkanonisasi tiga orang anak berdarah Indigen (pribumi)
Meksiko: Cristobal, Antonio dan Giovanni, yang menjadi Martir
atas iman Kristen mereka di dalam masa pewartaan injil
pertama di Amerika. Mereka hidup pada awal-awal tahun 1500
ketika para misionaris Fransiskan dan Domenikan datang ke
Meksiko yang dahulu masih didominasi oleh suku Aztec yang
mempraktekkan kurban manusia. Para misionaris bekerja
meninggikan dan membela martabat hidup rakyat Indigen dari
praktek sadis itu dan dengan segera agama Kristen berkembang
diantara penduduk. Hal ini juga menyebabkan penganiayaan
oleh pihak "dukun-dukun" dan "yang setia" pada ritual
paganisme yang ditujukan kepada para misionaris. Cristobal
“Cristobalito”, 13 tahun, yang dibaptis dengan nama Cristoforus
wafat dibunuh oleh ayahnya pada tahun 1527. Antonio dan
Giovanni, keduanya 13 tahun, tewas dibunuh pada tahun 1529
oleh para warga di Tlaxcala ketika mereka tengah membantu
para misionaris mengumpulkan barang-barang berhala. Sudah
berabad-abad lamanya, Gereja Meksiko merayakan mereka
bertiga sebagai Protomartir bukan hanya dari Meksiko namun
juga dari seluruh Amerika Latin, dan menganggap mereka
sebagai "bibit" dari pertumbuhan agama Kristen di Dunia Baru
itu.
Upacara Kanonisasi dari Cristobal, Antonio dan Giovanni akan
dilangsungkan tanggal 15 Oktober di Lapangan St Petrus di
Vatikan, bersamaan dengan kanonisasi dari Imam-imam: Andre
Soveral dan Ambrosio Francisco Ferro, awam-awam Katolik:
Matteo Moreira dan 27 Kawan, semuanya menjadi Martir di
Brasil selama penindasan brutal dari aliran Calvinis yang
pada tahun 1645.
Episode kekerasan menimpa Imam Yesuit asal Brasil, P. Andre
Soveral, yang tewas menjadi Martir dalam usia 73 tahun pada
bulan Juli 1645 di Kapel Bunda Maria Disucikan (satu dari dua
paroki yang ada pada masa itu di Rio Grande do Norte. Pada
akhir Misa Kudus, para serdadu Belanda yang ikut dalam
gerakan riformis Calvinis masuk ke dalam Gereja, menutup
pintu-pintunya dan menyiksa dan membunuh dengan pedang
sang Pastor Paroki dan para umat tak berdosa yang sebagian
besar adalah petani dan buruh. Beberapa bulan kemudian,
tanggal 3 Oktober, nasib yang sama menimpa P. Ambrosio
Francisco Ferro, yang tewas dibunuh bersama para umat
parokinya oleh kebencian para serdadu Belanda dan oleh 200
orang Indian di paroki Bunda Maria Dipersembahkan.
Selain itu, akan dikanonisasi juga P. Faustino Míguez dari
Spanyol, pendiri Institut Suster-suster Calasanzian dari Ordo
Daughters of the Divine Shepherdess (DDS), dan P. Angelo da
Acri (Luca Antonio Falcone), imam dari Ordo OFM Kapusin
yang hidup antara tahun 1600 dan 1700 dalam Kerajaan Napoli,
memihak kepada orang-orang yang lemah melawan kekerasan
dan keangkuhan para penguasa, memerangi korupsi dan
ketidakadilan sosial pada masa itu. □
(Oleh: Shirley
Hadisandjaja /
Sumber: Vatican Insider,
20 April 2017)
MAY
2017/NO.299
HALAMAN
9
Menemukan Tuhan
aturan awal St. Benediktus yang ketat, disebut
Stictorum. Nama ordo dari pembaharuan La
Trapp ini adalah OCSO (Ordo Cistersiensis
Strictorum Observatiae). Semboyan mereka
adalah Seeking God and Following Christ
(Mencari Tuhan dan Mengikuti Kristus) yang
mereka hidupi setiap hari di pertapaan.
(Keterangan foto. Kiri: Komunitas Pertapa Genesee,
tertanggal Agustus 2016. Kanan: Bangunan gereja,
toko Monks’ Bread, dan kantor para pertapa
Genesee)
ilent Retreat di
The Abbey of
The Genesee
(Cistercian
Monks Seeking God and
Following Christ)
S
Silent Retreat ini
terlaksana pada tanggal
5 – 7 May 2017 lalu,
dimotori oleh Hendry
dan Lilian, dan dibimbing
oleh Romo Juliwan Maslim,
SCJ. Silent berarti hening,
baik secara batin maupun
suara. Hening menjadi
kesempatan yang baik
untuk masuk ke dalam diri
agar berjumpa dengan
Tuhan secara personal.
Menemukan Tuhan di
dalam Keheningan melalui
meditasi dan kontemplasi
pribadi dan bersama.
Mengolah pengalaman
hidup harian yang penuh dengan kekhawatiran dan pergolakan,
mengarahkan hidup lebih kepada Tuhan, menjadikan Tuhan
sebagai pusat hidup pribadi. Itulah yang ingin dicapai oleh
peserta retreat, dengan bantuan suasana alam yang hijau dan
asri, serta ritme kehidupan dan ibadat harian para pertapa.
Selain bermeditasi bersama dan pribadi, peserta retreat juga
berkesempatan mendengarkan sebuah “pencerahan” (talk)
selama kurang lebih 30 menit yang disampaikan oleh Fr. John
Eudes, pertapa yang telah berusia 90 tahun, dulunya adalah
seorang surgeon yang kemudian menjadi imam, dan mantan
Abbot atau Bapa Abbas (Pemimpin Pertapaan) selama 30 tahun.
Rupanya semua peserta dan Romo sangat berkesan dengan
kesederhanaan Fr. John Eudes namun memberikan kesaksian
IMAN yang sangat mendalam. Berikut adalah rangkuman
sharing iman para peserta Silent Retreat:
Di dalam Keheningan
The Abbey of The Genesee
adalah sebuah pertapaan
Trappist yang berlokasi di
Genesee River Valley,
alam yang indah dan
bersejarah, di Rochester,
USA. Tempat pertapaan
yang dikelilingi 2400
hektar hutan, lembah, bukit
dan sungai-sungai kecil
yang berkelok-kelok. Beberapa binatang liar sering terlihat di
sana, seperti menjangan (deer). Ke manapun mata memandang,
hamparan permadani hijau, sejuk dan tenang …..yang membuat
suasana hening sudah terasa saat kita memasuki area pertapaan
tersebut.
Pertapaan Trappist diawali oleh St. Benediktus di Monte
Casino, Italia, didirikan dengan semangat Ora et Labora,
Berdoa dan Bekerja. Kehidupan para pertapa diwarnai dengan
Doa yang menguduskan hari dari awal sampai akhir, 7 kali
sehari, dan 7 hari dalam seminggu. Semua doa diambil dari
Mazmur, dan dinyanyikan dengan agung. Doa adalah pusat
hidup mereka dan mereka mendoakan seluruh Gereja dan
dunia kita… Para pertapa memadukan doa dengan kerja harian
yang berupa mengolah tanah, berternak dan karya tangan
lainnya untuk kehidupan mereka setiap hari.
Pertapa di The Abbey of the Genesee mengikuti pembaharuan
yang terjadi di La Trapp, Perancis, yang mengajak kembali ke
* Dalam hidup ini kita dapat memilih kehidupan seperti para pertapa di
The Genesee atau terus hidup dalam keramaian, kekhawatiran, stress,
Bersambung ke halaman 10,
MAY
2017/NO.299
Sambungan dari halaman 9,
HALAMAN
10
dan cepat marah, dll….. It’s a choice! Mengikuti ritme hidup dan doa para pertapa,
saya menemukan kedamaian dan kesempatan berdialog dengan Tuhan, yang dapat
saya teruskan di dalam kehidupan keluarga dan pekerjaan saya, untuk makin
bersabar, dan percaya bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita.
* Pentingnya menjaga relasi (hubungan) kita dengan Tuhan agar kita dapat selalu
berendah hati. Semakin kita mengetahui dunia ini, akan semakin tidak berarti bagi
kita. Tuhan adalah segalanya. Hidup kita di dunia hanyalah sebagian kecil
perjalanan atau tujuan kita, bagian terbesar adalah kehidupan kekal bersama-Nya
kelak. Tak ada seorangpun yang tahu kapan waktunya bagi kita
untuk kembali ke hadapan Bapa.
* Meski kita baru memulai “dialog” dengan Tuhan, tak apa…. Mari
kita mulai membuat jadwal hidup kita sepanjang hari, adakah kita
telah menyediakan waktu untuk ber”dialog” dengan-Nya, berapa
lama? “Dialog” dapat berupa doa, membaca kitab suci, menyambut
Ekaristi, pengakuan dosa, dll. Ketahuilah Tuhan selalu dan amat
sangat mencintai kita. Dia, bukan hanya ada, melainkan juga hadir
di dalam kita setiap saat kita menerima Tubuh dan Darah-Nya
dalam Ekaristi.
* Belajar bersikap hidup “solitude” (sendiri dalam
damai). Keheningan membuahkan ROH
kehidupan baru yang membuat kita melihat
dengan cerah ke depan. Roh yang akan
menghalau segala kekhawatiran, rasa dendam,
keangkuhan, dan ketakutan kita. Roh yang
membawa kita berani berkaya dan melayani Dia
dan sesama.
* Damai membuat kita percaya ada TERANG
dalam kegelapan, ada HARAPAN dalam semua permasalahan, ada KEKUATAN dalam
kesederhanaan.
(Keterangan foto. Atas: Bethlehem House, tempat peserta menginap. Tengah:
gereja tempat kita mengikuti para pertapa melakukan ibadat harian dan misa. Monks’
Breads yang terkenal uueenakkknya...).
Semoga Tuhan selalu beserta kita. Markham, May 2017.
Peserta Silent Retreat di The Abbey of The Genesee:
Janto, Hendry, Lilian, Nani, Romo Juliwan yang berkesempatan
menjadi co-celebrant di Misa Kudus Minggu, 7 May 2017 bersama 11
romo pertapa Genesee, Roy, Lala, Christine dan Bibiana.
Sambungan dari halaman 7,
alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan
Sorga”. Menjadi jelaslah bahwa Yesus memilih Simon Petrus menjadi landasan
berdirinya jemaat, yakni umat Allah. Nama Petrus berarti batu karang, maka
jemaat akan berdiri di atas batu yang kuat, yakni Petrus. Bahkan kepada Petrus
diberikan kunci Kerajaan Sorga. Oleh sebab itulah Petrus dijadikan orang
pertama (Primat) bagi seluruh umat. Itulah sebabnya di dalam Gereja Katolik,
Petrus dijadikan Paus pertama, yang memimpin seluruh jemaat yang beriman
kepada Allah dalam diri Yesus Kristus.
Kapernaum
Ziarah pada hari ini juga mengunjungi Kapernaum, yang terletak juga di
sekitar Danau Genesaret. Di Kapernaum inilah terdapat rumah Santo Petrus, tempat Peringatan belas kasih Tuhan pada orang banyak
Yesus menyembuhkan ibu mertuanya ketika sakit. Beberapa mujijat dilakukan
Yesus di Kapernaum, termasuk penyembuhan anak pegawai istana. Perjalanan Yesus
selalu membawa berkat bagi banyak orang. Tuhan Yesus tidak hanya mengajar dengan
bersabda, Ia juga mengajar dengan berkarya, berbuat langsung.
Perjumpaan dengan Yesus telah mengubah kehidupan banyak orang. Yesus
membawa perubahan dan setiap orang yang mengenal dan mau mengikutiNya akan
mengalami hidup baru. Inilah kehidupan orang-orang yang percaya dan bersatu dengan
Tuhan Yesus. Mereka membawa pesan kepada dunia bahwa keselamatan itu hanya ada
pada
Tuhan
Yesus. Kita pun dipanggil untuk mengalami kehidupan baru ini, apalagi setelah mengalami sendiri peristiwa Yesus yang terjadi dua
ribu tahun yang lalu. ~
Lenten Reflections, 2017 at St Thomas More Parish
“Passion for Christ, Passion for the World”
|Leo John Dehon and Us|
1 Tesalonika 4:14
“Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit,
maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam
Kristus akan dikumpulkan Allah bersama-sama Dia”
Telah berpulang ke rumah Bapa di surga:
Bapak Edi Trisulo Bahagia Tiong Tjing (65 tahun)
Tutup usia di Malang, Jawa Timur dan telah dikremasi Senin 8
Mei 2017
Istri: Idawati Suryabhakti (Liem Ay Lan)
Anak / Menantu:
Paramita Myrna Listiani
Justine Irma Anindita / Yuri Widya (Toronto)
Besan:
Stefanus Widya / Mei (Toronto)
Semoga Tuhan Maha Rahim memberikan keselamatan kekal dan damai di
surga, serta kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang berduka.
Download