BAB I PENDAHULUAN I. I. Latar Belakang Kami menyajikan makalah yang berisi mengenai cahaya karena kami berharap makalah ini dapat menjadi acuan atau sumber referensi bagi mahasiswa-mahasiswa yang membutuhkan artikel terkait. Begitu banyak artikel yang berisi mengenai tema yang sama namun sangat sedikit sekali yang tersusun secara sistematis. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar dapat menjadi referensi khususnya bagi mahasiswa TP FIP UNJ, yang sedang atau akan menempuh mata kuliah Landasan Teknologi Pendidikan, atau pembaca-pembaca dari kalangan bukan mahasiswa namun membutuhkan referensi serupa. I. II. Ruang Lingkup Makalah Makalah ini membahas mengenai arah cahaya, kecepatan cahaya, karakteristik cahaya dan mengapa kita harus mempelajari cahaya. I. III. Sasaran Makalah ini diperuntukkan bagi mahasiswa TP FIP UNJ yang sedang menempuh mata kuliah Komunikasi Visual, atau mahasiswa lain yang akan menempuh mata kuliah ini dengan tidak menutup kemungkinan orang-orang dari kalangan non mahasiswa juga bisa menjadikan makalah ini sebagai referensi. BAB II PEMBAHASAN II. I. Definisi Cahaya Menurut kamus webster online, cahaya bisa berarti, ”(physics) electromagnetic radiation that can produce a visual sensation; "the light was filtered through a soft glass window"”. Sementara itu, menurut KBBI online, cahaya dapat berarti, “sinar atau terang (dr sesuatu yg bersinar spt matahari, bulan, lampu) yg memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di sekitarnya;” Sehingga, dengan dua sumber demikian, dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa cahaya adalah gelombak elektromagnetik yang muncul dari benda yang bersinar sehingga memungkinkan mata kita melihat sesuatu. II. II. Pentingnya Mempelajari Cahaya Sangat penting bagi kita untuk mempelajari cahaya baik secara harfiah atau pengertian maupun secara simbolik. Menjawab pertanyaan darimana cahaya bersumber, kecepatannya, komposisi serta komponen dari elektromagnetik akan membantu kita untuk memahami cahaya secara harfiah. Tetapi, mempelajari cahaya dari peristiwa-peristiwa alami dari cahaya mungkin akan lebih relevan bagi visual komunikator. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bagaimana cahaya dapat digunakan untuk menyampaikan mood dan arti dari sesuatu. II. III. Darimana Arah Datangnya Cahaya? Dua orang Yunani pada waktu awal telah memberikan jawaban mengenai pertanyaan tersebut. Seorang filsuf, Empedocles, dan matematikawan, Euclid, meyakini bahwa gelombang cahaya berasal dari mata seseorang dan pergi keluar, memperjelas semua objek yang ada di dunia. Secara puitis, Empedocles berkata bahwa mata kita adalah “seperti lentera” yang memberikan cahaya ke semua benda yang kita lihat. Abu Ali Hasan ibn Al Haytham, atau biasa disebut sebagai Alhazen dalam literatur barat, menulis tujuh buku mengenai optik pada abad ke-11. Dia adalah ilmuwan pertama yang memahami bahwa cahaya berasal dari matahari atau bintang, api, dan semua benda menyala dan tidak berasal dari mata manusia. Dia dengan sederhana menyakin bahwa tidaklah mungkin cahaya menyala berasal dari mata dan secara spontan memperjelas objek dari jarak yang sangat jauh. II. IV. Apakah Kecepatan Cahaya itu? Para ilmuwan yakin bahwa cahaya bergerak dengan sangat cepat, tetapi dalam menetapkan kecepatan secara tepat adalah hal yang sulit. Setelah pengukuran terkini mengenai kecepatan cahaya pada ruang vakum, didapat bahwa cahaya bergerak dengan kecepatan 186,282.3939 mil per detik atau dibawah 700.000.000 mil per jam. Berdasarkan teori asal cahaya, Euclid menduga bahwa cahaya bergerak dengen kecepatan yang sangat tinggi karena ketika kita menutup dan membuka mata, dunia terlihat jelas secara spontan. Sementara itu, Ali Hasan yakin bahwa kecepatan cahaya tidaklah tak terbatas namun pasti besar kecepatannya. Dia juga yang menemukan bahwa kecepatan cahaya melambat ketika melewati air. Galileo Galilei, seorang astronom pada abad ke-16 di Italia, menyimpulkan setelah serangkaian percobaan mentah bahwa cahaya bergerak sepuluh kali lebih cepat dari cahaya. Padahal faktanya, kecepatan suara dalam udara adalah 740 mil per jam. Oleh sebab itu, kecepatan cahaya hampir satu juta kali lebih cepat daripada kecepatan suara. Karena itu juga, kita akan melihat cahaya petir lebih dahulu daripada suaranya. Pada tahun 1926, Albert Michelson, Amerikawan pertama yang memenangkan penghargaan nobel untuk sains, mengembangkan alat pengukur akurat. Dia membuat cermin berputar yang cepat pada jarak tertentu dan merefleksikan pantulan cahaya dari satu ke yang lainnya. Dia menyimpulkan bahwa kecepatan cahaya adalah 2.5 mil per detik. II. III. Partikel atau Gelombang Sebelum kita membahas bagian ini, kita perlu mengetahui definisi partikel dan gelombang itu sendiri. Partikel adalah unsur butir (dasar) benda atau bagian benda yg sangat kecil dan berdimensi. Sedangkan gelombang adalah sesuatu yang secara konstan datang dalam satu kelompok. Phytagoras, 520 SM, memperkenalkan teori partikel cahaya yang mengasumsikan bahwa mata secara konstan mendapatkan partikel cahaya kecil. Beberapa abad berikutnya, Aristoteles, tutor dari Alexander Agung, menyimpulkan bahwa cahaya bergerak dalam gelombang. Kemudian, Sir Isaac Newton, pendukung pertama teori partikel cahaya, meyakini bahwa cahaya bergerak dalam garis lurus dan terdiri dari individual partikel. Newton menyebut cahaya partikel sebagai copuscle dan gagasannya sebagai corpuscular theory. Di waktu yang sama dengan teori Newton, Christian Huygens, Ilmuwan Belanda, mengusulkan bahwa cahaya bergerak dalam gelombang. Teori ini dibuktikan oleh Thomas Young, pada tahun 1807. Kita dapat melihat efeknya dengan berdiri pada air yang dangkal diwaktu yang cerah. Ketika melihat kebawah, kita dapat melihat gelombang cahaya bertabrakan satu dengan yang lain, sehingga mengganggu bentuk di bawah air. Ilmuwan banyak yang mendukung penjelasan Young, tetapi pandangan Newton masih dominan. Pada tahun 1900, Max Planck mengeluarkan teori bahwa cahaya terdiri dari partikel dan gelombang. Planck, yang terkenal dengan ilmu termodinamikanya, menemukan bahwa energi cahaya teridiri dari paket yang berlainan yang ia sebut sebagai quanta. Paket individunya ia sebut sebagai photons. Ketika photons independen, mereka bergerak layaknya partikel seperti yang diungkapkan oleh Newton. Namun, ketika mereka dikombinasikan untuk menjadi satu paket energi, mereka menjadi gelombang. Teori ini yang mengantarkan Planck mendapat penghargaan Nobe pada tahun 1918. II. IV. Hal Menarik Mengenai Cahaya Ilmuwan, seniman dan komunikator belajar untuk memanipulasikan karakter unik dari cahaya. Ada komponen yang menyala ketika cahaya menghilang atau yang kita kenal dengan nama luminescence. Luminescence ada bermacam-macam yaitu: 1. Electroluminescence, yang tercipta dari gelombang elektrik. 2. Bioluminescence, yang tercipta dari kunang-kunang, jamur, ikan salmon, dll. 3. Fluorescence, tercipta dari bahan kimia yang terkena radiasi ultra violet atau x-ray yang kemudian menghilang kembali. 4. Chemiluminescence, yang tercipta dari cairan-cairan tertentu. II. IV. Pemanfaatan Cahaya dalam Pembelajaran. Pemanfaatan cahaya dalam pembelajaran dapat kita temukan dalam kegiatan belajar seperti : 1. Pemanfaatan cahaya dalam pemakaian OHP dan Projector sebagai media pembelajaran. 2. Pemanfaatan cahaya dalam praktikum fisika atau IPA. 3. Pemanfaatan cahaya dalam kelas-kelas fotografi dan pembuatan film. 4. Pemanfaatan cahaya dalam fasilitas kelas. Dll. Kesimpulan Cahaya adalah hal yang sering dijumpai dalam kehidupan ini. Dengan karakteristik yang sudah dipaparkan sebelumnya, ketika kita mengerti karakteristik tersebut, maka kita akan lebih mudah untuk merancang sesuatu demi keperluan pembelajaran. Sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA http://kamusbahasaindonesia.org http://www.websters-online-dictionary.org/