PENGELOLAAN ASET DAN KINERJA SISTEM IRIGASI (PAKSI) I. GAMBARAN UMUM ePAKSI merupakan singkatan dari Elektronik Pengelolaan Aset Irigasi dan Kinerja Sistem Irigasi. Aplikasi e-Paksi merupakan aplikasi survey berbasis android yang digunakan untuk pengambilan data survey inventaris asset jaringan irigasi, asset non jaringan irigasi dan kinerja asset irigasi. Cukup medownload pada play store maka anda dapat menggunakan aplikasi ini. Aplikasi ini tak bergitu berat. Selain itu aplikasi ini terhubung langsung dengan google map. Tiga item yang menjadi menu utama dalam aplikasi ini yakni PAI/Aset Jaringan Irigasi, PAI/Aset Non Jaringan Irigasi dan IKSI/Penilaian Kinerja Sistem Irigasi. Masing-masing menu ini memiliki form isian yang mesti diisi saat survey nanti. Selain 3 menu utama di atas, terdapat 3 menu tambahan yakni Home, Laporkan dan Pengaturan. Menu Home dan Laporkan nanti diceck sendiri sedangkan menu pengaturan berisi data surveyor, tahun survey, jarak akurasi dll. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, telah mengamanatkan bahwa air, sumber-sumber air beserta bangunan-bangunan pengairan harus dilindungi serta diamankan, dipertahankan dan dijaga kelestariannya, supaya dapat memenuhi fungsinya, sehingga pengelolaan air dari hulu (upstream) sampai dengan hilir (downstream) memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, termasuk untuk irigasi dapat dilaksanakan secara maksimal dan optimal. Prasarana irigasi tersebut antara lain dapat berupa: bendungan, bendung, saluran primer, saluran sekunder, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, bangunan pelengkap, jaringan irigasi tersier dan bangunan lainnya. Semua fasilitas dimaksud harus dikelola secara baik dan benar guna menjamin terlaksananya fungsi sistem irigasi sesuai dengan umur layanan rencana. Pengelolaan aset irigasi yang terencana dan sistematis hendaknya diperkuat dengan penilaian kinerja sistem irigasi secara berkesinambungan. Kedua hal ini saling terkait satu terhadap yang lainnya. Sebagai contoh dengan rusaknya salah satu bagian dari aset irigasi akan mempengaruhi kinerja sistem yang ada, dan berdampak pada menurunya efisiensi dan efektifitas pengelolaan sistem irigasi. Pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi dilaksanakan oleh masingmasing pihak sesuai kewenangannya, dimana hal ini sudah sesuai dengan Undangundang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa kewenangan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi terbagi menjadi kewenangan pusat, kewenangan daerah provinsi, dan kewenangan daerah kabupaten/kota. Sejauh ini kedua kegiatan dimaksud dilakukan secara terpisah oleh unit teknis di BBWS/BWS untuk DI kewenangan pusat, Dinas PU SDA Provinsi untuk DI kewenangan provinsi, dan PU SDA Kabupaten untuk DI kewenangan kabupaten mulai dari bangunan utama hingga jaringan irigasi utama. Sedangkan jaringan tersier belum ditangani. Berdasarkan Surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No: S- 44/M.EKON/02/2016 tanggal 26 Februari 2016 tentang Pendataan dan Pengembangan Sistem Irigasi yang substansinya antara lain meminta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melakukan penilaian kinerja sistem irigasi secara lengkap (dari waduk/bendung sampai dengan tersier), yang merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. Dan hal ini memberikan pengaruh yang positif bagi penyelenggaraan kegiatan pengelolaan aset dan penilaian kinerja sistem irigasi yang berkesinambungan dan komprehensif. Dengan mempertimbangkan efesiensi dan efektifitas hasil dari kegiatan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi serta ditambah dengan beberapa pertimbangan yang disebutkan di atas, dimana pelaksanaan pengelolaan aset irigasi dan penilaian kinerja sistem irigasi yang sebelumnya dilakukan secara terpisah, maka diharapkan pelaksanaannya dapat dilakukan secara serempak dengan menggunakan petunjuk pelaksanaan (Juklak), petunjuk teknis (Juknis) dan sistem aplikasi yang sama. Adapun penggunaan aplikasi dalam hal ini aplikasi Android merupakan sebuah pendekatan terkini yang mengedepankan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan yang pro terhadap pengurangan penggunaan lembar kerja lapangan (paperless). Pendekatan ini mendukung terlaksananya sistem data-base keirigasian yang lebih baik dan tepat sasaran pemanfaatannya. II. DASAR HUKUM Pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi (PAKSI) didasarkan pada: a. UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan; b. UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; c. Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air; d. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1982 tentang Irigasi; e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; f. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Jaringan Irigasi; h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.12/PRT/M/2015, tentang Eksploitasi & Pemeliharaan Jaringan Irigasi; i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No.14/PRT/M/2015, tentang Kriteria & Penetapan Status Daerah Irigasi; j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Dan Perumahan Rakyat Perumahan Rakyat No.17/PRT/M/2015, tentang Komisi Irigasi; k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.23/PRT/M/2015, tentang Pengelolaan Aset Irigasi; l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan No.30/PRT/M/2015, tentang Pengembangan & Pengelolaan Sistem Irigasi; m. Peraturan Daerah tentang Irigasi di provinsi dan kabupaten/kota yang bersangkutan; dan n. Dan kebijakan lainnya yang terkait. III. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN III.1. MAKSUD Maksud Pengelolaan Aset dan Kinerja Sitem Irigasi (EPAKSI) adalah: Umum MATERI POKOK IV E_PAKSI PAKSI merupakan gabungan antara Pengelolaan Aset Irigasi dan Indeks Kinerja Sistem Irigasi Sedangkan E_PAKSI merupakan gabungan aplikasi antara : B. Filosofi Desain Informasi yang tersedia dengan cepat, tepat dan akurat sangat penting untuk membantu kegiatan operasional dan manajerial suatu lembaga maupun instansi. Informasi dengan kualitas seperti ini sangat sulit atau bahkan tidak mungkin diperoleh secara manual jika jumlah dan variasi data sangat besar, seperti data-data yang diperlukan untuk pengelolaan aset dan kinerja sistem irigasi (ePAKSI). Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem komputerisasi sebagai sarana penunjang. Sistem komputerisasi tidak akan ada maknanya apabila tidak ditunjang dengan program paket aplikasi yang tepat guna. Program paket sistem aplikasi ePAKSI dikembangkan untuk membentuk sebuah sistem informasi yang melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan, pengadministrasian, pengelolaan, dan pembuatan laporan informasi yang dibutuhkan baik untuk level operasional maupun manajerial. Sistem mampu untuk menerima, mengolah dan menghasilkan informasi yang tepat, cepat, akurat dan aman dalam penyimpanannya. Visualisasi informasi ePAKSI dalam bentuk tabelaris, grafis, geografis dan multimedia (foto dan video), didisain untuk semua level pengguna, mulai dari operasional, manajerial sampai level eksekutif sebagai dukungan untuk pengambilan keputusan. Sistem menyajikan informasi ke dalam bentuk dashboard ePAKSI sebagai salah satu solusi dalam penyajian dan visualisasi data. Dengan menggunakan sistem dashboard, data dan informasi strategis dapat ditampilkan dengan cepat, interaktif, on line, dan mudah dipahami. Seiring dengan pesatnya peningkatan pertumbuhan penggunaan mobile devices (smartphone, tablet dan gadget) di Indonesia, maka pemanfaatan peralatan tersebut untuk membantu efisiensi pekerjaan menjadi sangat penting. Salah satu contohnya adalah untuk kebutuhan survey, yaitu dengan membuat aplikasi survey berbasis android, kita dapat mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja surveyor. Surveyor cukup berangkat ke lokasi survey lalu membuka form survey-nya di smartphone, lalu mengisi dan menyimpannya. Saat menyimpan data survey, secara otomatis sistem akan bisa mengambil lokasi koordinat survey, foto, video, tanda tangan dan menyimpannya bersama dengan data survey. Data-data tersebut bisa menjadi bukti yang cukup sah untuk menunjukkan bahwa survey benarbenar dilakukan di lokasi dapat dimiliki oleh surveyor. Selanjutnya, data-data survey cukup dikirimkan melalui perangkat tersebut ke server perusahaan, sehingga surveyor tidak perlu lagi menyalin isian form survey kertas ke komputer untuk kemudian melakukan rekapitulasi dan mengumpulkannya ke kantor, karena semua telah di-otomatisasi oleh sistem aplikasi. Data yang diperoleh dari survey dapat diterima saat itu juga walaupun surveynya dilakukan di lokasi yang terpencil sekalipun. Tujuan Pengembangan Tujuan dari pengembangan sistem ePAKSI yaitu untuk melakukan perekaman data inventarisasi aset dan kinerja sistem irigasi. Sistem dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan informasi di semua level, yaitu level surveyor, level kewenangan otoritas irigasi, level operasional dan level manajerial. Untuk kebutuhan data dan informasi di level surveyor dikembangkan aplikasi survey ePAKSI berbasis android yang akan digunakan untuk mengambil data survey inventarisasi, penilaian kerusakan dan kinerja aset irigasi melalui pengisian formulir survey di smartphone. Data-data yang disimpan mencakup data survey dan atribut pendukung lainnya, antara lain lokasi koordinat survey, tanggal survey dan foto. Data-data tersebut bisa menjadi bukti otentik yang menunjukkan bahwa survey benar dilakukan. Selanjutnya, data-data survey tersebut dikirimkan dan disinkronisasi melalui perangkat tersebut ke database server. Aplikasi survey dikembangkan sehingga memungkinkan survey dilakukan, baik secara online maupun secara offline, yaitu pada saat tidak ada sinyal telepon. Untuk kebutuhan data dan informasi di level operasional dan manajerial dikembangkan aplikasi survey ePAKSI berbasis web yang mengolah data-data hasil survey lapangan yang dikumpulkan melalui aplikasi ePAKSI berbasis android. Aplikasi web ePAKSI mengembangkan fitur yang diperuntukkan bagi pengambil kebijakan untuk mendapatkan masukan mengenai permasalahan yang dihadapi sehingga mendukung dalam pengambilan suatu kebijakan atau keputusan. Selain itu, web ePAKSI juga mengembangkan modul yang diperuntukkan bagi eksekutif untuk mendapatkan informasi kinerja yang dicerminkan oleh key performance indicator (pengukuran indikator kinerja) sistem irigasi. Sistem melakukan penarikan data (data extraction) dan mensarikannya (data summarizing) ke dalam dashboard sistem informasi. Sistimatika E. Buku panduan survey ePAKSI versi 1.0 ini terdiri dari 3 buku, yaitu : 1. Volume 1, berisi Referensi Teknis ePAKSI 2. Volume 2, berisi Panduan Survey Android 3. Volume 3, berisi Panduan Web Epaksi ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI Arsitektur sistem informasi adalah suatu pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean, Wetherbe, 1999). Arsitektur ini berguna sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang. Tujuan dari arsitektur ini adalah agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis strategis organisasi. Oleh karena itu, arsitektur informasi memadukan kebutuhan informasi, komponen sistem informasi, dan teknologi pendukung. Arsitektur informasi ini diperlukan sebagai arahan untuk pengembangan sistem informasi yang ditujukan untuk membantu aktivitas operasional dan manajerial bagi para perumus kebijakan dan pengambil keputusan. Sebuah arsitektur informasi yang detail berisi perencanaan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : -aplikasi (program) apa yang akan menggunakan data dan bagaimana aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan sebagai sebuah sistern yang utuh? DATABASE Arsitektur Database menggambarkan keseluruhan konsep database terintegrasi SDA. ePAKSI adalah subsistem dari data warehouse Irigasi. Data warehouse akan mengintegrasikan database yang dikembangkan oleh masing-masing pemilik data berdasarkan data yang disepakati untuk dishare atau diberikan akses terhadapnya melalui metadata. Proses integrasi ini tidak mensyaratkan kepada pemilik data untuk menggunakan sistem operasi, database, dengan standarisasi tertentu. Sistem database dikembangkan oleh masing-masing pemilik data dan integrasi hanyalah sebatas data-data yang akan diiintegrasikan. Arsitektur diatas mensyaratkan keterhubungan antara masing-masing database melalui international networking (internet). Untuk proses yang sifatnya tidak diperlukan real time on-line atau database yang dijalankan secara offline, maka proses bisa dilakukan secara periodik melalui pertukaran data yang disepakati dengan menggunakan struktur file excel, csv, xml, flat file, dan format lain yang kompatibel di semua sistem operasi, sehingga proses ETLnya digambarkan sebagai berikut : Selain pengolahan data tekstual, proses integrasi juga dilakukan terhadap data spasial dengan arsitektur sebagai berikut : Data spasial bisa diakses melalui protokol hypertext transfer protocol melalui internet protocol. Proses pengambilan data spasial digambarkan pada gambar sebagai berikut : Permintaan terhadap data spasial dilakukan melalui internet (map request), selanjutnya sistem akan mengambil dan memfilter data spasial dari data atau database dan selanjutnya akan disajikan dalam bentuk image. Perancangan Database Database merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan dengan menggunakan perangkat lunak tertentu untuk pemrosesannya. Perancangan database bertujuan menjamin semua info yang diperlukan dalam organisasi meniadakan rangkap data, mengushakan banyaknya relasi database tentunya memberikan alat handal dan mempresentasikan data dan mengoptimalkan database. Perancangan database ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menentukan field-field apa saja yang akan dibutuhkan untuk membangun suatu table sebagai dasar pembuatan database. G. IMPLEMENTASISISTEM Skenario implementasi ePAKSI sesuai level otoritas sistem dibagi atas : 1. Administratorsistem 2. Administrator Daerah Irigasi (sesuai kewenangannya : Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota) 3. PenggunaDaerahIrigasi 4. Manajemen 5. Publik Gambar berikut memperlihatkan aktivitas yang dilakukan sesuai level otoritas system H. KELUARAN