BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit infeksi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit infeksi di Indonesia masih termasuk dalam sepuluh penyakit
terbanyak. Peresepan antibiotik di Indonesia yang cukup tinggi dan kurang bijak
akan meningkatkan kejadian resistensi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
telah muncul mikroba yang resisten antara lain Methicillin Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA), resistensi multi obat pada penyakit tuberkulosis
(MDR TB) dan lain-lain. Dampak resistensi terhadap antibiotik adalah
meningkatnya morbiditas, mortalitas dan biaya kesehatan (Kementerian
Kesehatan, 2011).
Mikroorganisme dapat beradaptasi dengan tekanan-tekanan lingkungan
hidup dengan berbagai cara yang efektif, dan respon mereka terhadap tekanan
antibiotik bukan merupakan pengecualian. Suatu konsekuensi yang tidak
terelakkan dari penggunaan antimikroba adalah timbulnya mikroorganisme yang
resisten. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat telah memotori
peningkatan dalam pemunculan patogen-patogen yang resisten terhadap berbagai
obat (Katzung, 2004).
Di rumah sakit, penggunaan antibiotik yang tidak perlu atau berlebihan
mendorong berkembangnya resistensi dan multipel resisten terhadap bakteri
tertentu yang akan menyebar melalui infeksi silang. Terdapat hubungan antara
penggunaan (atau kesalahan penggunaan) antibiotik dengan timbulnya resistensi
1
bakteri penyebab infeksi nosokomial. Resistensi tidak dapat dihilangkan, tetapi
dapat diperlambat melalui penggunaan antibiotik yang bijak. Hal tersebut
membutuhkan kebijakan dan program pengendalian antibiotik yang efektif.
Penggunaan antibiotik yang terkendali dapat mencegah munculnya resistensi
antimikroba dan menghemat penggunaan antibiotik yang pada akhirnya akan
mengurangi beban biaya perawatan pasien, mempersingkat lama perawatan,
penghematan bagi rumah sakit serta meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit (Kementerian Kesehatan, 2011).
Kemunculan penyakit infeksi akan selalu menimbulkan ancaman bagi
dunia karena peperangan yang terus-menerus dengan patogen yang mengalami
perubahan antigenik untuk menghindari sistem kekebalan kita dan melawan
terapi antibiotik. Pemberantasan penyakit merupakan suatu tantangan tersendiri
di negara-negara berkembang karena kondisi sosial-ekonomi yang buruk yang
memfasilitasi penyebaran patogen dan penyalahgunaan terapi antibiotik yang
menghasilkan munculnya jenis patogen yang resisten terhadap terapi antibiotik
konvensional dan vaksin (Shaban dan Siam, 2009). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa profil penggunaan antibiotik di RSUP dr. Kariadi Semarang tahun 2000 –
2004 untuk terapi antibiotik yang diberikan tanpa indikasi sebanyak 20 – 53%
dan terapi antibiotik profilaksis tanpa indikasi sebanyak 43 – 81% (AMRIN
Study, 2005).
Salah satu infeksi serius yang membutuhkan ketepatan penggunaan
antibiotika adalah meningitis bakterial, karena sering menyebabkan kelumpuhan
dan berpotensi fatal yang mengakibatkan 170.000 kematian di seluruh dunia
2
setiap tahun. Anak-anak sangat rentan terhadap meningitis bakterial, dan bila
terkena, efek yang buruk dapat terjadi karena ketidakmatangan sistem kekebalan
tubuh mereka. Dua pertiga kematian meningitis di negara-negara berpenghasilan
rendah terjadi diantara anak-anak dibawah usia 15 tahun (Ramakrishnan dkk.,
2009).
Bakteri-bakteri patogen utama yang menyebabkan meningitis diluar
periode
neonatal
adalah
Streptococcus
pneumoniae
(pneumococcus),
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan Neisseria meningitidis(meningococcus).
Pneumokokus meningitis dikaitkan dengan rasio kasus kematian (case fatality
ratios/CFRs) tertinggi secara global. Di Afrika, CFRs pneumokokus meningitis
mencapai 45% dibandingkan dengan 29% untuk Hib meningitis dan 8% untuk
meningokokus meningitis (Ramakrishnan dkk., 2009).
Gejala sisa neuropsikologi yang serius dan jangka panjang meningkatkan
dampak populasi meningitis pediatrik. Gejala sisa terdiri dari berbagai temuan
dengan implikasi untuk perkembangan anak dan fungsi dan mencakup defisit
seperti gangguan pendengaran, kehilangan penglihatan, keterlambatan kognitif,
gangguan bicara/bahasa, masalah perilaku, penurunan/keterlambatan motorik,
dan kejang. Gejala sisa meningitis dapat terjadi dalam jangka panjang, kesulitan
serius bagi keluarga dengan sarana terbatas untuk merawat anak cacat, terutama
di negara dengan sumber daya yang terbatas (Ramakrishnan dkk., 2009).
Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), rumah sakit dituntut untuk
menerapkan penggunaan obat yang rasional, maka dipandang perlu untuk
melakukan evaluasi kuantitas dan kualitas penggunaan antibiotik khususnya pada
3
pasien anak dengan meningitis bakterial untuk meningkatkan penggunaan
antibiotik yang rasional.
B. Rumusan Masalah
1. Berapa besar kuantitas penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterialdi RSUP dr. Kariadi Semarang?
2. Berapa besar kesesuaian pemilihan terapi antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterialdi RSUP dr. Kariadi Semarang berdasarkan panduan
praktik klinik RSUP dr. Kariadi dan hasil tes sensitivitas bakteri?
3. Berapa besar kualitas penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterial di RSUP dr. Kariadi Semarangberdasarkan angka
kejadian Drug Related Problems (DRPs) yang terjadi?
C. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian klinis mengenai evaluasi penggunaan antibiotik telah
dilakukan
beberapa
peneliti,
perbedaan
dengan
penelitian
sebelumnya
diantaranya dalam hal metode penelitian, subyek, dan periode penelitian (tabel
1).
4
Tabel 1. Daftar penelitian sejenis yang telah dilakukan
No Tahun
Penulis
Judul
Metode
penelitian
Observasional
analitik
dengan
pendekatan
prospektif.
1
2012 Tim PPRA Kualitas
dan
Kuantitas
RS
dr. Penggunaan Antibiotik Serta
Kariadi
Kejadian Infeksi Daerah
Operasi (IDO) di Bangsal
Bedah
dan
ObstetriGinekologi RS dr. Kariadi
Tahun 2011-2012, Evaluasi
Pasca Implementasi Pilot
Project Pencegahan dan
Pengendalian
Resistensi
Antimikroba (PPRA) 20102011
2
2012 Febiana
3
2012 Ambariyah Evaluasi
Penggunaan
Antibiotika pada Pasien
Pediatrik dengan Keganasan
Hematologi yang Mengalami
Demam Neutropenia Selama
Kemoterapi
di
Instalasi
Kesehatan Anak RSUP dr.
Sardjito Yogyakarta
Noneksperimental
dengan
pengambilan
data
secara
prospektif.
4
2006 Gniji, dkk
Survey dengan
pengambilan
data
secara
retrospektif.
5
Kajian
Rasionalitas
Penggunaan Antibiotik di
Bangsal Anak RSUP dr.
Kariadi Semarang Periode
Agustus – Desember 2011
Quality of In-Hospital Care
for Adult
With
Acute
Bacterial Meningitis : A
National
Retrospective
Survey
2011 Stockdale, An Audit of Acute Bacterial
Weekes,dan Meningitis in A Large
Aliyu
Teaching Hospital 20052010
Observasional
deskriptif
dengan
pendekatan
retopektif.
Audit
observasional
dengan
pengambilan
data
secara
retrospektif
pada
pasien
usia > 15
tahun.
Perbedaandengan
penelitian ini
Metode penelitian yang
digunakan
adalah
observasional
deskriptif
dengan
pengumpulan
data
secara
retrospektif,
pengukuran
kualitas
berdasarkan
angka
kejadian DRPs, dan
subyek
penelitian
adalah pasien anak
dengan
meningitis
bakterial.
Pengukuran
kualitas
berdasarkan
angka
kejadian DRPs, dan
subyek
penelitian
adalah pasien anak
dengan
meningitis
bakterial.
Metode penelitian yang
digunakan
adalah
observasional
deskriptif
dengan
pengumpulan
data
secara
retrospektif,
pengukuran kuantitas
dengan DDD, dan
subyek
penelitian
adalah pasien anak
dengan
meningitis
bakterial.
Subyek
penelitian
adalah pasien anak
dengan
meningitis
bakterial.
Subyek
penelitian
adalah pasien anak
dengan
meningitis
bakterial.
5
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Memberikan gambaran penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterial di RSUP dr. Kariadi Semarang.
2. Dapat digunakan sebagai data ilmiah mengenai rasionalitas penggunaan
antibiotik.
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengevaluasi penggunaan antibiotik dalam terapi meningitis bakterial pada
anak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kuantitas penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterialdi RSUP dr. Kariadi Semarang.
b. Mengetahui pemilihan terapi antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterialdi RSUP dr. Kariadi Semarang.
c. Mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan
meningitis bakterial di RSUP dr. Kariadi Semarang berdasarkan angka
kejadian Drug Related Problems (DRPs) yang terjadi.
6
Download