PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA SOSIAL BERJUDUL “DOIT” Yuda Ari Triasmara 1) 1) Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya Email: [email protected] abstract Social inequality is an imbalance that occurs in a variable to another variable, which is caused by social problems. This sort of thing that causes a problem and have a negative impact on one variable even both. Variable in question can be public, institutions, and even individuals. Social inequality can include many things, even the relationship between recruitment with a competency is also a proof of social inequality. Competence is a mastery of a thing. When a case has been controlled well, then someone will say things that are competent in these proxies. In general competence has two lines, namely: generalists and specialists. Each differentiates between the both of them is located on the word "focus". Where a generalist with a focus on basic competency stout stuff. While a specialist focus on just one thing. The difference in focus is what makes the level of mastery of a case between a generalist with different spasialis. It takes a special way to solve a social gap. Because social inequality always involves more than one variable. So in ways that do need to be well received by both the parties. How that will be done is to give a picture of a gap in a short film social drama genre. The short movie is a generally movie similar to most of the movie in theaters. that made the difference between both of them only in duration. The short movie is packed with a duration of no more than 30 minutes. So many things that should be considered in making a short movie. All because of a message that should be packed in a short duration. So that needs to be delivered in a timely, so that the message in the film were well received by the audience. . Keywords: Social Inequality, Competence, Short Film Indonesia memiliki tingkat kesenjangan sosial yang tinggi. Hal ini tampak dalam hal penerimaan tenaga kerja yang kerap dilatarbelakangi oleh masalah sosial dibidang pendidikan. Begitu banyak para ahli yang menguasai suatu hal dengan kompeten tidak berkarir sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Diakses melaluip(http://www.zonaremaja.com/2011/11/sarjana-tak-harus-jadipegawai.html) pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 09.51 dijelaskan bahwa data terakhir menyebutkan jumlah pengangguran terdidik di Indonesia kini mencapai lebih dari 1 juta orang, ironis memang. Banyak lulusan sarjana yang kini menjadi pengangguran, membuka warung makan, atau berjualan di pasar. Karena sulitnya memperoleh pekerjaan saat ini, dan karena tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, tak pelak mereka terus memutar otak mereka gimana supaya mendapatkan penghasilan. Seperti kisah Muhammad Yusuf yang diakses melalui (http://asmdbogor.blogspot.com/2012/09/profilsukses-sarjana-pengangguran.html) pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 10.00 Muhammad Yusuf. Pria kelahiran Subang dan seorang lulusan sarjana jurusan Hubungan Internasional ini awalnya bercita-cita menjadi diplomat atau minimal bekerja di perusahaan nasional atau multinasional. Namun, berkalikali dia mengirimkan lamaran dan ratusan wawancara pekerjaan tak kunjung didapatkan. Alhasil,sejak lulus kuliah pada 2007, Yusuf menjadi pengangguran dan terpaksa bekerja serabutan setiap hari. Pria bertubuh kecil ini pernah menjadi kuli panggul ikan dengan upah Rp15.000 per hari. Sebuah perusahaan memiliki parameter untuk memilih dasar kompetensi pada setiap calon karyawannya. Siapa-siapa saja diantara mereka yang harus menjadi seorang spesialis, dan siapa-siapa saja diantara mereka yang harus 1 menjadi generalis. Sehingga sesorang harus bisa menentukan jalur yang dipilihnya, menjadi seorang generalis ataupun spesialis. Amelia Sidik yang merupakan owner dari Lia associate, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang branding and design berujar,. “ Kita harus memilih menjadi generalis atau spesialis di dunia industri kreatif ini” ungkap praktisi ini. “Yang dimaksud dengan generalis adalah orang yang mempunyai kemampuan yang bisa dimiliki orang lain sedangkan spesialis adalah orang yang mempunyai skill khusus tapi hanya mempunyai market share yang kecil” Seperti dijelaskanppadapsebuahpwebsitep(http://www3. petra.ac.id/dwipekan/Content.php?Topic=Lintas &ID=112) yang diakses pada tanggal 1 februari 2013 pukul 10.23. Berdasarkan hasil pengamatan dari banyak persepsi orang melalui media blog terkait dasar kompetensi generalis dan spesialis, disimpulkan bila menjadi sepesialis ataupun generalis bukanlah sebuah hal yang perlu dipermasalahkan keberadaannya. Karena yang membedakan keduanya hanyalah fokus. Adanya kesenjangan antara sebuah dasar kompetensi dengan penerimaan tenaga kerja ini lah yang mengarahkan perancangan pada pembuatan sebuah film pendek drama sosial berjudul “DoIt”. Berlatar pula pada pendapat Chris Wibisono yang mengatakan bahwa sabuah film adalah media perubah masal. Sehingga pembuatan film ini dirasa penting, untuk mengarahkan pandangan masayarakat terhadap pentingnya menjadi seorang spesialis. Diakses memalui (http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/re ad/news/2012/10/14/132718/RSUD-NgipangButuh-Spesialis-Listrik-dan-Air) pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 11.38 “Memang kami masih butuh dokter spesialis yang banyak. Tetapi kami juga butuh spesialis lainnya semacam ahli listri dan air. Bagaimana rumah sakit ini bisa berjalan baik, bila aliran listrik dan air sering tidak lancar ?” keluh direktur RSUD Surakarta, Sumartono Kardjo. Fakta lain yang menjelaskan kebutuhan akan spesialis didapatkan melalui sebuah website (http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/indo nesia-butuh-25-ribu-dokter-penyakit.html) yang diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 11.43 Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Aru W. Sudoyo mengatakan, Indonesia membutuhkan sedikitnya 25 ribu dokter spesialis penyakit dalam untuk melayani lebih dari 230 juta warga. Saat ini jumlah dokter penyakit dalam di Indonesia berdasarkan data PAPDI sebanyak 2.900 orang tersebar di seluruh Indonesia. Karena film ini diproyeksikan untuk memberi gambaran secara lugas dan mendalam pada masayarakat akan sebuah ralita kesenjangan sosial yang terjadi, dan seperti apa yang seharusnya dilakukan. Penyampaian secara lugas dan transparan akan dihadirkan untuk mempermudah penonton dalam menerima pesan yang ingin disampaikan. Balutan konsep drama yang diusung diharapkan mampu menjadi pilihan genre yang paling sesuai untuk tema sosial pada film ini. Dalam sebuah konsep drama akan hadir konflik, pertautan emosi, serta komedi yang akan menuntun mood para penonton sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pemilihan media dan penyesuaian tema menjadi hal yang penting dalam pembuatan sebuah karya. Pada tahun 1960-1961 Charles Dicknes telah membuat sebuah cerita bersambung tentang keterkaitan kesenjangan sosial dengan kelas pendidikan yang pada akhirnya dibukukan menjadi sebuah novel berjudul Great Expectations (Harapan-harapan Besar). Pemilihan audio visual berupa film diharapkan akan lebih mampu memberikan gambaran serta pemahaman yang mendalam kepada penonton terhadap hal-hal apa saja yang ingin disampaikan dari film pendek berjudul “DoIt”. Dihadirkannya musik instrumental dalam film sebagai latar musik, diharapkan mampu memberikan tingkat dramatisasi lebih dalam sesuai dengan visualisasi yang ada dalam film. Pembuatan audio akan disesuaikan berdasarkan tiap adegan yang terpilih. Sehingga, tak hanya dapat menjadi suatu kesatuan dengan film, namun juga akan mampu membawa penonton masuk kedalam alur cerita yang dihadirkan. Dibutuhkan pendekatan yang lebih mendalam terhadap pemilihan tema dengan konsep yang disuguhkan dimana kesenjangan 2 sosial merupakan sebuah realita yang terjadi dimasayarakat. Sehingga penyampaian kembali kepada masayarakat harus dengan cara yang bijaksana. Menurut Soerjono Soekarto masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masayarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Diakses melalui (http://organisasi.org/definisipengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macammasalah-sosial-dalam-masayarakat) pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masayarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yang seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masayarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masayarakat, pemerintah, organisasi, musyawarah masayarakat dan lain sebagainya. Diakses melalui (http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masayarakat)Ppada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30. Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau suatu hal yang terjadi dimasyarakat. Sehingga diperlukan pendekatan khusus dalam penyampaiannya TUJUAN Tujuan dari pembuatan film berjudul “DoIt” adalah sebagai berikut: 1. Membuat film pendek bergenre drama tentang kesenjangan sosial. 2. Mempengaruhi polapikir masyarakat melalui media film pendek. KAJIAN PUSTAKA Film Film merupakan media perubah masal yang paling mudah diterima oleh manusia karena mengguanakan perpaduan antara Audio dan Visual. Audio berupa suara serta visual berupa gambar yang bergerak (Chris wibisono). Diakses melalui (http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1 8417/uu-perfilman-mengalihkan-tanggungjawab-pidana-sineas-ke-lsf) pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 23.23 Definisi Film sendiri menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya. Dilihat dari segi durasi, film dibagi menjadi dua kategori, yaitu film pendek dan film panjang. Film Pendek Film pendek memiliki perbedaan dengan film panjang dalam segi durasi. Dikatakan film pendek karena memang durasinya pendek yakni 15menit atau hanya 30menit. Bukan hanya itu, proses pengambilan gambar juga pendek, tidak seperti film-film layar lebar yang diproduksi kalangan profesional. Menurut (Wahana Komputer, 2008). Mekanisme dalam tahap produksi baik dalam pembuatan film pendek atau panjang adalah serupa. Dimana dijelaskan bahwa, mekanisme produksi film adalah sebuah proses yang lazim diterapkan dalam proses pengerjaan film pada umumnya (Mabruri, 2010). Sehingga tetap dibutuhkan adanya hal-hal yang tetap perlu diperhatikan baik dalam pembuatan film panjang ataupun film pendek. Dalam setiap film dikenal adanya sebuah plot sebagai landasan penuntun arah sebuah pergerakan cerita film. Seperti dijelaskan (Jakob, 1979) Plot adalah dasar bergeraknya cerita. Plot bukanlah jalan cerita, meskipun keduanya tak terpisahkan. Jalan cerita hanyalah bentuk wadag dari plot. Meskipun demikian untuk melihat plot kita harus mengikuti jalan cerita. Plot hanyalah sekedar kendaraan, sekedar alat untuk mengembangkan hal-hal lain dari undur fiksi. Plot harus kita amati dalam hubungannya dalam tema dan watak. Drama Drama adalah alat unik untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan perasaan manusia. Drama adalah bentuk penting dari prilaku dalam semua 3 budaya,dan.merupakan.aktivitas.mendasar.dari. manusia. Seperti yang dijelaskan pada.(http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT /2001/drama/whatdram.htm) yang diakses pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30 Aristoteles sendiri menghadirkan drama sebagai istilah umum untuk menggambarkan bentuk-bentuk puisi yang 'bertindak', Ia mengidentifikasi berbagai jenis komposisi dalam kategori ini, termasuk komedi dan tragedi. Dia dianggap sebagai bentuk komedi drama karena mewakili tindakan yang membuat penonton tertawa dan ia menganggap tragedi bentuk drama karena mewakili tindakan yang membuat penonton merasa kasihan atau takut. (Aristotle, 1987). Ahli teori Romawi Horace memperkenalkan pandangan lain dari bentukbentuk puitis ketika ia menyarankan bahwa tujuan mereka adalah baik menyenangkan atau menginstruksikan. Meskipun berbagai definisi dan perkembangan dalam drama harus dipertimbangkan di samping penilaian awal Aristoteles tentang drama, banyak istilah klasifikasi yang ia perkenalkan masih digunakan atau diperdebatkan saat ini. (Green, J.R., 1994). Film Drama Film drama merupakan suatu keseriusan atau presentasi cerita dengan setting dan situasi kehidupan yang menggambarkan karakter realistis dalam konflik. Baik dengan diri mereka sendiri, orang lain, atau kekuatan alam. Sebuah film dramatis menunjukkan kepada kita mereka manusia terbaik, mereka yang terburuk, dan segala sesuatu diantara mereka. Masing-masing dari jenis subjek-materi tema memiliki berbagai macam plot dramatis. Film dramatis adalah genre film terbesar karena mereka mencakup spektrum yang luas dari film. Diakses melalui (http://www.filmsite.org/dramafilms.html) pada tanggal 17 Desember 2012 pukul 23.25 Kesenjangan Sosial Herbert Blumer (1971) dalam Reconsidering Social Constructionism: Debates In Socials Problem Theory (James A. Holstein, 1993) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio dan surat kabar. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Diakses melalui (http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masyarakat) pada 15 Desember 2012 pukul 21.30. Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya..Diakses melalui (http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masyarakat) pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30 Masalah sosial memeiliki keterkaitan yang sangat luas sekali dengan banyak hal. Termasuk keterkaitannya dengan pendidikan yang mengarah kepada sebuah dasar kompetensi seseorang dalam dunia kerja. Kompetensi Pada umumnya sebuah dasar kompetensi memiliki 2 cabang. Yaitu Generalis dan Spesialis. Seperti dijelaskan dalam sebuah rangka Ujian Akhir Semester TA. 2009/2010. Mata Kuliah Konsep Teknologi. Yang diakses melalui (http://andreyosea.blogspot.com/2010/01/perbed aan-generalis-spesialis-dan.html) pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 14.13 menjelaskan bahwa: 1. Generalis adalah orang-orang yang tahu akan banyak hal, tapi pengetahuan ini hanya melingkupi "kulit luar" dari hal-hal 4 yang diketahui, atau dalam ungkapan yang sudah saya sebutkan diatas adalah tahu sedikit tentang banyak hal. "Generalis adalah orang yang tidak mendalami bidang khusus atau tidak mendapatkan pembinaan khusus. Generalis ini bisa lahir dari sekolah atau pengalaman. Orang generalis mengetahui sedikit hal tentang banyak hal. 2. Spesialis adalah orang yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu yang bisa di peroleh dari training khusus/pendidikan khusus untuk bidang yang khusus pula. Ada juga spesialis yang melalui proses non-formal, misalnya saja melalui pengalaman atau kreativitas diri (self-creativity). Dilihat dari penjelasan Peter F. Drucker (1995), spesialis itu adalah orang yang mendalami bidang tertentu. Berbeda dengan Generalis yang mengetahui sedikit hal tentang banyak hal, Orang Spesialis mengetahui banyak hal tentang sedikit hal. Lazimnya, spesialis ini terkait dengan keahlian teknik atau professional. Digital Audio Workstation Digital Audio Workstation atau biasa di sebut DAW adalah regenerasi dari penyempurnaan alat recording yang dulunya masih menggunakan pita. DAW bisa di terima di banyak kalangan dengan fitur-fiturnya seperti bisa merecord midi, play, editing dan sebagainya. Seperti dijelaskan oleh (Colby N. Leider. 2004) Digital Audio Workstation (DAW) adalah sebuah PC atau Macintosh yang dilengkapi dengan kartu suara dan perangkat lunak untuk mengedit dan pengolahan audio digital. Sebuah komputer sekarang telah dilengkapi dengan banyak hal pendukung sehingga dapat berfungsi seperti sebuah studio rekaman yang canggih, menggunakan plug-in dan software khusus untuk membuat rekaman-studio kualitas suara pada desktop, dan juga memungkinkan pengguna untuk mengedit dan memproses suara yang dengan sempurna. DAW tidak hanya merevolusi cara musik dicatat, tetapi memungkinkan bentuk-bentuk baru dari musik elektronik, dibuat sepenuhnya di komputer, akan ditulis dan direkam pada desktop. Singkat kata, D.A.W adalah sebuah solusi yang tepat untuk menghasilkan audio tingkat profesional namun dengan biaya yang sangat terjangkau ketika dibanding dengan proses manual recording METODE PENELITIAN Dibutuhkan adanya sebuah penelusuran untuk mencari kebenaran akan sebuah data dengan menggunakan cara-cara yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga dilakukan tata cara yang lebih terperinci sesuai jenis penelitian kualitatif. PRA PRODUKSI 1. Ide dan Konsep Berlatar belakang dari pendapat Chris wibisono yang mengatakan bahwa film adalah media perubah massal, serta kesenjangan di Indonesia yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, muncul lah sebuah ide untuk mengarahkan masayarakat ke arah yang diinginkan melalui media film pendek. Mengarah pada kata kunci yang telah ditemukan, yaitu “Kemenangan” dikonseplah sebuah film dengan akhir cerita yang mengarah kepada adanya sebuah kemenangan besar. Dengan banyaknya kalimat dari sub-bab hasil yang mengarah pada pekerjaan, dipilih 4 macam pekerjaan yang akan diangkat kedalam cerita film ini. Dipilihnya 4 macam pekerjaan ini dengan tujuan dapat mewakili pekerjaan para masyarakat dikalangan menengah. Dengan adanya kesetaraan antara materi film dengan para penonton, diharapkan film akan dapat lebih mudah diterima dan mendapatkan persetujuan dari para penonton. Ketika para penonton telah dengan baik menerima banyak hal yang memang ingin disampaikan melalui film ini, maka akan lebih mudah mengarahkan pola pikir mereka ke arah kesepakatan terhadap film “DoIt”. “DoIt” menghadirkan beberapa materi dari kejadian yang memang pernah tertangkap langsung di masayarakat, digunakannya materimateri semacam ini diharapkan dapat menambah kesepakatan masayarakat terhadap film drama sosial ini. 5 2.Sinopsis Film DoIt mengisahkan perjalanan hidup seorang Damar, pemuda lulusan SMK Multimedia dengan tingkat idealisme yang sangat tinggi. Seorang Damar meyakini perlu adanya tingkat spesialisasi untuk sebuah hasil optimal dengan berpegang pada satu kata “Fokus”. Damar selalu mencoba mengfokuskan masadepannya pada sebuah bidang animasi. Damar selalu bersikeras meyakini, bahwa Tuhan akan memberikan jalan untuk semua impiannya, karana dia telah melakukan apa yang diharuskan, baik berdo’a dan berusaha untuk menjadi seorang animator yang baik. Dikampung damar berkawan dengan 3orang sebayanya. Yang pertama adalah Sonny, seorang yang sependapat dengan pemikiran Damar, bila menjadi seorang spesialis adalah baik. Sonny mendalami spesialisasi dalam hal Grafis. Ia kerap kali menghabiskan waktunya untuk berkompetisi bersama damar, mengingat grafis dan animasi masih memiliki keterkaitan. Damar dan sonny sering sekali mengikuti perlombaan animasi bersama, meskipun mereka lebih sering kali kalah. Dengan pola pikirnya ditengah lingkungan sosial sepadat itu menjadikan Damar kerap kali tak nyaman dengan perkataan Ardhi. Salah seorang temannya yang selalu beranggapan bahwa pemikiran Damar tidak rasional, mengingat kondisi ekonomi yang memang tidak memungkinkan. Ardhi menjadi seorang tokoh antagonis yang sangat realistis. Setiap perkataan yang dikatakannya sesuai dengan apa yang memang terjadi. Seorang Ardi juga selalu berfikir bahwa pekerjaan terbaik adalah sebagai seorang pegawai negeri dengan seluruh fasilitas dan kenyamanan yang dijanjikan. Namun dengan adanya sosok seorang Anton, pedasnya setiap tutur kata Ardhi dapat teredam. Anton memiliki sudut pandang yang sangat positif dengan semua yang di cita-citakan oleh Damar, mengingat Anton adalah seorang pekerja multi level marketing. Anton selalu hadir dengan semangat-semangat positifnya. Seiring berjalannya waktu, Sonny mulai goyah dengan setiap kalimat kalimat yang diucapkan oleh Ardhi dikarenakan tingkat kerasionalan yang sangat tinggi. Sonny memutuskan untuk bekerja sebagai seorang penjaga kasir ditengah kemampuannya dalam hal grafis. Tak hanya dikarenakan ucapanucapan Ardhi yang kerap membelenggu pikiran Sonny, namun kondisi ekonomi keluarga juga mengharuskannya mengambil pilihan sulit. Damar tak kunjung mendapatkan pekerjaan sebagai seorang animator dalam pencariannya. Ditengah himpitan psikologi dari setiap perkataan Ardhi yang sangat rasional, Damar memutuskan untuk menerima perkerjaan sebagai seorang webmaster dengan gaji 1,5juta. Tetap sebagai seorang Damar yang selalu berkompetisi, hingga suatu hari dia mememtik buah manis dari kesabaranya meraih cita. PRODUKSI Setelah semua yang dibutuhkan untuk pra produksi terselesaikan dengan baik, tahap pengerjaan film pendek “Do It” selanjutnya memasuki masa produksi. Di mana semua perencanaan yang telah disiapkan pada masa pra produksi akan mulai dikerjakan. Berikut adalah perlengkapan yang diperlukan dalam masa produksi film yang bergenre drama sosial ini. 1. Kamera EOS Canon 7D + lensa 2. Kamera EOS Canon 60D + lensa 3. Kamera EOS Canon 550D + lensa 4. Tripod Kamera 5. Monopod 6. Boom Mic + Recorder 7. Headset 8. Lighting 1000W 9. Lighting 500W 10. Lighting 150W PASCA PRODUKSI Pasca produksi menjadi tahap paling akhir dalam pembuatan sebuah film. Di mana pada tahap ini dilakukan proses editing untuk semua hasil yang diperoleh selama masa produksi, baik video maupun audio. Proses editing dilakukan dengan pedoman sebuah skenario yang telah dipersiapkan pada masa pra produksi. Berikut adalah alur kerja yang dilakukan untuk mengemas semua file hasil produksi hingga film ini siap untuk dinikmati: Menejemen File Sebuah hal penting yang harus dilakukan sebelum proses editing berjalan adalah merapihkan file. Dengan menejemen file yang 6 baik, proses editing akan dapat berjalan lebih cepat. Menejemen file dilakukan mulai dari mempersiapkan jumlah hardisk pada drive system (Drive C). Hal ini dikarenakan tiap software editing memiliki temporary atau alokasi untuk menyimpan file progress sementara selama program berjalan. Dan ketika drive system penuh, hal ini akan menyebabkan proses editing tidak dapat dilanjutkan. Dengan kemungkinan terburuknya, sistem bisa mengalami crash yang berdampak pada rusaknya sebuah projek editing. Membuat banyak folder sesuai kebutuhan juga akan sangat membantu dalam proses menejemen data. Menejement folder yang baik akan menghindarkan kemungkinan adanya missing file selama proses editing. Lakukan perubahan nama file jika dirasa perlu dan pastikan semua nama untuk file dengan type sama adalah unik, hal ini juga dapat memudahkan editor selama proses editing. Jangan ragu pula menambahkan catatan kaki berupa notepad pada setiap folder utama untuk mencatat semua perubahan penting yang perlu dicatat. Memasukkan Bahan Setelah proses menejemen file selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah proses editing. Bahan-bahan berupa file video dan audio yang telah siap diedit dimasukkan ke bidang kerja. Penting juga untuk memperhatikan peletakan file-file ke dalam folder yang telah disediakan oleh software. Hal ini dilakukan untuk faktor kerapian, mengingat banyak sekali video berdurasi pendek yang dihasilkan selama proses produksi film “Do It”. Kerapian ini sendiri untuk menghindarkan lamanya pencarian file yang akan dimasukkan timeline pada sebuah sequence. Menyelaraskan Video dan Audio Pada sebuah film, data video serta audio adalah dua variabel yang saling mendukung dalam penyampaian sebuah pesan. Dilakukan penyelarasan antara video yang telah direkam menggunakan kamera, dengan audio yeng telah direkam menggunakan perekam suara. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan posisi pada timeline antara file audio yang direkam secara lepas dengan audio yang tertangkap kamera video secara langsung. Sehingga tidak terjadi percepatan waktu antara video serta audio, yang sering disebut dengan “not realtime” Gambar 1 Menyelaraskan Video dan Audio Menyeimbangkan Warna Terdapat beberapa scene dalam film “Do It” yang memiliki karateristik warna berbeda, dan penyebab utamanya adalah faktor cahaya. Intensitas cahaya mampu mempengaruhi konsentrasi pendaran cahaya di sekeliling area yang berdekatan dengan cahaya tersebut. Hal ini akan berpengaruh pada tingginya brightness serta exposure sebuah video jika cahaya yang masuk terlalu banyak. Sebaliknya, jika cahaya yang masuk terlalu sedikit, akan berakibat rendahnya brightness dan memungkinkan munculnya noise pada sebuah video. Menyeimbangkan warna sangat perlu dilakukan untuk mengukur intensitas cahaya pada setiap scene yang sama. Hal ini akan sangat membantu untuk stabilitas dan gradasi warna pada tahap berikutnya. Digunakan pula penambahan efek untuk melakukan peningkatan kualitas warna. Efek tersebut adalah Brightness and Contras dan RGB Curve. Tabel 1 Menyeimbangkan Warna Memotong Video Sebuah adegan dalam film ini ditangkap hingga menggunakan 3 kamera dalam waktu yang bersamaan. Namun penggunaan jumlah kamera tetaplah disesuaikan dengan kebutuhan. Pengambilan gambar pada waktu yang bersamaan ini memberikan kemungkinan continuity yang lebih baik daripada diambil diwaktu yang berbeda. Setelah melakukan penyeimbangan warna dan menyelaraskan audio video, dilanjut dengan pemotongan hasil 7 gambar dari kamera non master. Pemotongan dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan kenyamanan sebuah film untuk dinikmati. Berikut adalah gambar dari pemotongan video yang diambil dari kamera non master: Gambar 2 Memotong Video Pemberian Efek Audio Proses produksi audio dilakukan menggunakan sebuah alat rekam kusus dengan menggunakan mic tambahan untuk mendapatkan suara audio yang lebih baik bila dibandingkan dengan hasil audio langsung dari kamera rekam. Namun untuk meningkatkan kualitas dari audio, harus dilakukan sebuah penigkatan dengan menambahkan efek. Efek yang ingin ditambahkan pun disesuaikan dengan kebutuhan. Ketika suara audio yang dihasilkan terlalu tinggi treblenya, dapat dilakukan penambahan filter bernama treble kemudian menguranginya. Tetapi, bila treble dirasa terlalu tinggi karena suara bass yang terlalu rendah, dapat dilakukan penambahan efek bass guna mengimbangi treble. Setelah audio dirasa telah cukup enak didengar, selanjutnya pemberian efek tahap akhir bernama Denoiser. Tahap ini berfungsi untuk membersihkan desis-desis atau sering disebut dengan noise dalam istilah audionya. Penambahan Background Musik Pada proses produksi telah dibuat musik yang akan digunakan sebagai latar dari beberapa adegan film. Karena berpedoman pula terhadap durasi pada adegan film yang telah dihasilkan, maka hasil dari durasi audio yang diperoleh telah memiliki presisi yang sesuai dengan video. Gradasi Warna Dilakukan peningkatan warna kembali setelah sebelumnya telah dilakukan peningkatan yang bertujuan menyeimbangkan warna. Peningkatan warna kali ini dilakukan untuk memberi dramatisasi lebih pada tiap adegan dalam film, serta kesesuaiannya terhadap konsep yang telah dibuat. Dipilihlah RGB Curve sebagai efek yang digunakan dalam proses gradasi. Dengan dilakukannya penyeimbangan warna diawal, maka selanjutnya hanya tinggal mengatur parameter efek RGB Curve yang kemudian digandakan pada seluruh adegan dalam scene yang sama. Sehingga proses gradasi atau yang sering disebut color grading dapat terselesaikan dengan lebih cepat. Penyelesaian Akhir Di tahap terakhir dilakukan koreksi pada semua hasil editing. Koreksi awal dilakukan terhadap gambar, di mana seorang editor melihat ulang hasil editing melalui timeline dengan berfokus pada tampilan gambar. Setelah semua gambar dirasa sesuai dengan yang diharapkan, koreksi kedua dilakukan terhadap suara, di mana fokus diarahkan pada suara tanpa meninggalkan tampilan gambar. Setelah tahap koreksi selesai, projek telah siap untuk dirender. Rendering dilakukan dengan pemilihan ekstensi MPEG dengan kualitas tinggi untuk menghindari terjadinya lag ataupun deadlock ketika diputar menggunakan laptop dengan spesifikasi rendah. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari keseluruhan proses produksi yang telah dikerjakan, didapat beberapa hal yang dapat ditarik menjadi kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil dari penelitian tentang kesenjangan sosial yang mengarah pada dasar kompetensi serta keterkaitannya dengan ketenagakerjaan dapat dikemas menjadi sebuah film pendek dengan durasi 13 menit. 2. Drama menjadi pilihan genre yang sesuai dalam mengkomunikasikan sebuah film pendek tentang kesenjangan sosial berjudul “DoIt” 3. Pemilihan Digital Audio Workstation (D.A.W) sebagai media pembuatan background musik pada film pendek “DoIt” bisa menjadi pilihan tepat dalam menekan biaya produksi. 4. Penggunaan instrumental string untuk background musik dapat mewakili emosi pada adegan dalam film pendek “DoIt”. 8 SARAN Berdasarkan hasil dari keseluruhan proses produksi yang telah dikerjakan, terdapat beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu: 1. Menghadirkan film pendek tentang kesenjangan sosial dengan menggunakan genre selain drama. 2. Menggunakan instrumen musik lain seperti alat musik tiup ataupun pukul dan tidak hanya mengarah pada senar (string) dalam pembuatan background musik pada film pendek. 3. Menggunakan alat musik asli dalam proses pembuatan sebuah background musik pada sebuah film pendek. DAFTAR PUSTAKA Wahan Komputer. 2008. Video Editing dan Video Production. Jakarta: PT Elex Media Computindo Jakob Sumardjo. 1979. Fiksi Indonesia Dewasa Ini. Bandung: Justitia Aristotle. 1987. The Poetics of Aristotle. London: Duckworth. Green, J.R. 1994. Theatre in Ancient Greek Society. New York; London: Routledge. James A. Holstein. 1993. Reconsidering Social Constructionism: Debates In Socials Problem Theory. Germany: Aldine Transaction Colby N. Leider. 2004. Digital Audio Workstation. London: McGrawHill/TAB Electronics Mabruri, Anton. 2010. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. Depok: Mind 8 Publising House. (http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macammasalah-sosial-dalam-masyarakat) diakses pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30 (http://www3.petra.ac.id/dwipekan/Content.php ?Topic=Lintas&ID=112) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 10.23 (http://asmdbogor.blogspot.com/2012/09/profilsukses-sarjana-pengangguran.html) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 10.00 (http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/re ad/news/2012/10/14/132718/RSUDNgipang-Butuh-Spesialis-Listrik-danAir) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 11.38 (http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/indo nesia-butuh-25-ribu-dokterpenyakit.html) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 11.43 (http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1 8417/uu-perfilman-mengalihkantanggung-jawab-pidana-sineas-ke-lsf) diakses pada tanggal 10 Mei 2012 pukul 23.23 (http://andreyosea.blogspot.com/2010/01/perbed aan-generalis-spesialis-dan.html) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 14.13 (Artikata.com) diakses pada tanggal 12 January 2013 pukul 01.26 (Visualsynonym.com) diakses pada tanggal 12 January 2013 pukul 15.00 (http://maknataka.blogspot.com/2012/10/makna -kata_1999.html) diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul 15.43. (http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT/2001 /drama/whatdram.htm) diakses pada tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30 (http://www.filmsite.org/dramafilms.html) diakses pada tanggal 17 Desember 2012 pukul 23.25 9