PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA SOSIAL

advertisement
PEMBUATAN FILM PENDEK BERGENRE DRAMA SOSIAL
BERJUDUL “DOIT”
Yuda Ari Triasmara 1)
1) Program Studi DIV Komputer Multimedia STIKOM Surabaya Email: [email protected]
abstract
Social inequality is an imbalance that occurs in a variable to another variable, which is caused by
social problems. This sort of thing that causes a problem and have a negative impact on one variable
even both. Variable in question can be public, institutions, and even individuals. Social inequality can
include many things, even the relationship between recruitment with a competency is also a proof of
social inequality.
Competence is a mastery of a thing. When a case has been controlled well, then someone will say
things that are competent in these proxies. In general competence has two lines, namely: generalists and
specialists. Each differentiates between the both of them is located on the word "focus". Where a
generalist with a focus on basic competency stout stuff. While a specialist focus on just one thing. The
difference in focus is what makes the level of mastery of a case between a generalist with different
spasialis. It takes a special way to solve a social gap. Because social inequality always involves more
than one variable. So in ways that do need to be well received by both the parties. How that will be done
is to give a picture of a gap in a short film social drama genre.
The short movie is a generally movie similar to most of the movie in theaters. that made the
difference between both of them only in duration. The short movie is packed with a duration of no more
than 30 minutes. So many things that should be considered in making a short movie. All because of a
message that should be packed in a short duration. So that needs to be delivered in a timely, so that the
message in the film were well received by the audience.
.
Keywords: Social Inequality, Competence, Short Film
Indonesia memiliki tingkat kesenjangan
sosial yang tinggi. Hal ini tampak dalam hal
penerimaan
tenaga
kerja
yang
kerap
dilatarbelakangi oleh masalah sosial dibidang
pendidikan. Begitu banyak para ahli yang
menguasai suatu hal dengan kompeten tidak
berkarir sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
Diakses
melaluip(http://www.zonaremaja.com/2011/11/sarjana-tak-harus-jadipegawai.html) pada tanggal 1 Februari 2013
pukul 09.51 dijelaskan bahwa data terakhir
menyebutkan jumlah pengangguran terdidik di
Indonesia kini mencapai lebih dari 1 juta orang,
ironis memang. Banyak lulusan sarjana yang
kini menjadi pengangguran, membuka warung
makan, atau berjualan di pasar. Karena sulitnya
memperoleh pekerjaan saat ini, dan karena
tuntutan ekonomi yang semakin mendesak, tak
pelak mereka terus memutar otak mereka
gimana supaya mendapatkan penghasilan.
Seperti kisah Muhammad Yusuf yang
diakses
melalui
(http://asmdbogor.blogspot.com/2012/09/profilsukses-sarjana-pengangguran.html)
pada
tanggal 1 Februari 2013 pukul 10.00
Muhammad Yusuf. Pria kelahiran Subang dan
seorang lulusan sarjana jurusan Hubungan
Internasional ini awalnya bercita-cita menjadi
diplomat atau minimal bekerja di perusahaan
nasional atau multinasional. Namun, berkalikali dia mengirimkan lamaran dan ratusan
wawancara pekerjaan tak kunjung didapatkan.
Alhasil,sejak lulus kuliah pada 2007, Yusuf
menjadi pengangguran dan terpaksa bekerja
serabutan setiap hari. Pria bertubuh kecil ini
pernah menjadi kuli panggul ikan dengan upah
Rp15.000 per hari.
Sebuah perusahaan memiliki parameter
untuk memilih dasar kompetensi pada setiap
calon karyawannya. Siapa-siapa saja diantara
mereka yang harus menjadi seorang spesialis,
dan siapa-siapa saja diantara mereka yang harus
1
menjadi generalis. Sehingga sesorang harus bisa
menentukan jalur yang dipilihnya, menjadi
seorang generalis ataupun spesialis.
Amelia Sidik yang merupakan owner dari
Lia associate, sebuah perusahaan yang bergerak
di bidang branding and design berujar,. “ Kita
harus memilih menjadi generalis atau spesialis
di dunia industri kreatif ini” ungkap praktisi ini.
“Yang dimaksud dengan generalis adalah orang
yang mempunyai kemampuan yang bisa dimiliki
orang lain sedangkan spesialis adalah orang
yang mempunyai skill khusus tapi hanya
mempunyai market share yang kecil” Seperti
dijelaskanppadapsebuahpwebsitep(http://www3.
petra.ac.id/dwipekan/Content.php?Topic=Lintas
&ID=112) yang diakses pada tanggal 1 februari
2013 pukul 10.23.
Berdasarkan hasil pengamatan dari banyak
persepsi orang melalui media blog terkait dasar
kompetensi generalis dan spesialis, disimpulkan
bila menjadi sepesialis ataupun generalis
bukanlah
sebuah
hal
yang
perlu
dipermasalahkan keberadaannya. Karena yang
membedakan keduanya hanyalah fokus.
Adanya kesenjangan antara sebuah dasar
kompetensi dengan penerimaan tenaga kerja ini
lah yang mengarahkan perancangan pada
pembuatan sebuah film pendek drama sosial
berjudul “DoIt”. Berlatar pula pada pendapat
Chris Wibisono yang mengatakan bahwa sabuah
film adalah media perubah masal. Sehingga
pembuatan film ini dirasa penting, untuk
mengarahkan pandangan masayarakat terhadap
pentingnya menjadi seorang spesialis. Diakses
memalui
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/re
ad/news/2012/10/14/132718/RSUD-NgipangButuh-Spesialis-Listrik-dan-Air) pada tanggal 1
Februari 2013 pukul 11.38 “Memang kami
masih butuh dokter spesialis yang banyak.
Tetapi kami juga butuh spesialis lainnya
semacam ahli listri dan air. Bagaimana rumah
sakit ini bisa berjalan baik, bila aliran listrik
dan air sering tidak lancar ?” keluh direktur
RSUD Surakarta, Sumartono Kardjo.
Fakta lain yang menjelaskan kebutuhan
akan spesialis didapatkan melalui sebuah
website
(http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/indo
nesia-butuh-25-ribu-dokter-penyakit.html) yang
diakses pada tanggal 1 Februari 2013 pukul
11.43 Ketua Umum Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Aru W. Sudoyo mengatakan, Indonesia
membutuhkan sedikitnya 25 ribu dokter
spesialis penyakit dalam untuk melayani lebih
dari 230 juta warga. Saat ini jumlah dokter
penyakit dalam di Indonesia berdasarkan data
PAPDI sebanyak 2.900 orang tersebar di
seluruh Indonesia.
Karena film ini diproyeksikan untuk
memberi gambaran secara lugas dan mendalam
pada masayarakat akan sebuah ralita
kesenjangan sosial yang terjadi, dan seperti apa
yang seharusnya dilakukan. Penyampaian secara
lugas dan transparan akan dihadirkan untuk
mempermudah penonton dalam menerima pesan
yang ingin disampaikan. Balutan konsep drama
yang diusung diharapkan mampu menjadi
pilihan genre yang paling sesuai untuk tema
sosial pada film ini.
Dalam sebuah konsep drama akan hadir
konflik, pertautan emosi, serta komedi yang
akan menuntun mood para penonton sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu,
pemilihan media dan penyesuaian tema menjadi
hal yang penting dalam pembuatan sebuah
karya. Pada tahun 1960-1961 Charles Dicknes
telah membuat sebuah cerita bersambung
tentang keterkaitan kesenjangan sosial dengan
kelas pendidikan yang pada akhirnya dibukukan
menjadi sebuah novel berjudul Great
Expectations
(Harapan-harapan
Besar).
Pemilihan audio visual berupa film diharapkan
akan lebih mampu memberikan gambaran serta
pemahaman yang mendalam kepada penonton
terhadap hal-hal apa saja yang ingin
disampaikan dari film pendek berjudul “DoIt”.
Dihadirkannya musik instrumental dalam film
sebagai latar musik, diharapkan mampu
memberikan tingkat dramatisasi lebih dalam
sesuai dengan visualisasi yang ada dalam film.
Pembuatan audio akan disesuaikan berdasarkan
tiap adegan yang terpilih. Sehingga, tak hanya
dapat menjadi suatu kesatuan dengan film,
namun juga akan mampu membawa penonton
masuk kedalam alur cerita yang dihadirkan.
Dibutuhkan pendekatan yang lebih
mendalam terhadap pemilihan tema dengan
konsep yang disuguhkan dimana kesenjangan
2
sosial merupakan sebuah realita yang terjadi
dimasayarakat. Sehingga penyampaian kembali
kepada masayarakat harus dengan cara yang
bijaksana. Menurut Soerjono Soekarto masalah
sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masayarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Diakses melalui (http://organisasi.org/definisipengertian-masalah-sosial-dan-jenis-macammasalah-sosial-dalam-masayarakat)
pada
tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya
perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masayarakat dengan realita yang ada. Yang
dapat menjadi sumber masalah sosial yang
seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masayarakat ditetapkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masayarakat, pemerintah,
organisasi, musyawarah masayarakat dan lain
sebagainya.
Diakses
melalui
(http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masayarakat)Ppada tanggal 15
Desember 2012 pukul 21.30.
Masalah sosial merupakan suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
atau suatu hal yang terjadi dimasyarakat.
Sehingga diperlukan pendekatan khusus dalam
penyampaiannya
TUJUAN
Tujuan dari pembuatan film berjudul “DoIt”
adalah sebagai berikut:
1.
Membuat film pendek bergenre drama
tentang kesenjangan sosial.
2.
Mempengaruhi polapikir
masyarakat
melalui media film pendek.
KAJIAN PUSTAKA
Film
Film merupakan media perubah masal
yang paling mudah diterima oleh manusia
karena mengguanakan perpaduan antara Audio
dan Visual. Audio berupa suara serta visual
berupa gambar yang bergerak (Chris wibisono).
Diakses
melalui
(http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1
8417/uu-perfilman-mengalihkan-tanggungjawab-pidana-sineas-ke-lsf) pada tanggal 10
Mei 2012 pukul 23.23 Definisi Film sendiri
menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan
asas sinematografi dengan direkam pada pita
seluloid, pita video, piringan video, dan/atau
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam
segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses
kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya,
dengan
atau
tanpa suara,
yang
dapat
dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan
sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau
lainnya. Dilihat dari segi durasi, film dibagi
menjadi dua kategori, yaitu film pendek dan
film panjang.
Film Pendek
Film pendek memiliki perbedaan dengan
film panjang dalam segi durasi. Dikatakan film
pendek karena memang durasinya pendek yakni
15menit atau hanya 30menit. Bukan hanya itu,
proses pengambilan gambar juga pendek, tidak
seperti film-film layar lebar yang diproduksi
kalangan profesional. Menurut
(Wahana
Komputer, 2008). Mekanisme dalam tahap
produksi baik dalam pembuatan film pendek
atau panjang adalah serupa.
Dimana dijelaskan bahwa, mekanisme
produksi film adalah sebuah proses yang lazim
diterapkan dalam proses pengerjaan film pada
umumnya (Mabruri, 2010). Sehingga tetap
dibutuhkan adanya hal-hal yang tetap perlu
diperhatikan baik dalam pembuatan film
panjang ataupun film pendek. Dalam setiap film
dikenal adanya sebuah plot sebagai landasan
penuntun arah sebuah pergerakan cerita film.
Seperti dijelaskan (Jakob, 1979) Plot
adalah dasar bergeraknya cerita. Plot bukanlah
jalan cerita, meskipun keduanya tak terpisahkan.
Jalan cerita hanyalah bentuk wadag dari plot.
Meskipun demikian untuk melihat plot kita
harus mengikuti jalan cerita. Plot hanyalah
sekedar kendaraan, sekedar alat untuk
mengembangkan hal-hal lain dari undur fiksi.
Plot harus kita amati dalam hubungannya dalam
tema dan watak.
Drama
Drama
adalah
alat
unik
untuk
mengeksplorasi dan mengekspresikan perasaan
manusia. Drama adalah bentuk penting dari
prilaku
dalam
semua
3
budaya,dan.merupakan.aktivitas.mendasar.dari.
manusia.
Seperti
yang
dijelaskan
pada.(http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT
/2001/drama/whatdram.htm) yang diakses pada
tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30
Aristoteles sendiri menghadirkan drama
sebagai istilah umum untuk menggambarkan
bentuk-bentuk puisi yang 'bertindak', Ia
mengidentifikasi berbagai jenis komposisi
dalam kategori ini, termasuk komedi dan
tragedi. Dia dianggap sebagai bentuk komedi
drama karena mewakili tindakan yang membuat
penonton tertawa dan ia menganggap tragedi
bentuk drama karena mewakili tindakan yang
membuat penonton merasa kasihan atau takut.
(Aristotle, 1987).
Ahli
teori
Romawi
Horace
memperkenalkan pandangan lain dari bentukbentuk puitis ketika ia menyarankan bahwa
tujuan mereka adalah baik menyenangkan atau
menginstruksikan. Meskipun berbagai definisi
dan perkembangan dalam drama harus
dipertimbangkan di samping penilaian awal
Aristoteles tentang drama, banyak istilah
klasifikasi yang ia perkenalkan masih digunakan
atau diperdebatkan saat ini. (Green, J.R., 1994).
Film Drama
Film drama merupakan suatu keseriusan
atau presentasi cerita dengan setting dan situasi
kehidupan yang menggambarkan karakter
realistis dalam konflik. Baik dengan diri mereka
sendiri, orang lain, atau kekuatan alam. Sebuah
film dramatis menunjukkan kepada kita mereka
manusia terbaik, mereka yang terburuk, dan
segala sesuatu diantara mereka. Masing-masing
dari jenis subjek-materi tema memiliki berbagai
macam plot dramatis. Film dramatis adalah
genre film terbesar karena mereka mencakup
spektrum yang luas dari film. Diakses melalui
(http://www.filmsite.org/dramafilms.html) pada
tanggal 17 Desember 2012 pukul 23.25
Kesenjangan Sosial
Herbert
Blumer
(1971)
dalam
Reconsidering Social Constructionism: Debates
In Socials Problem Theory (James A. Holstein,
1993) mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan masalah sosial adalah suatu kondisi
yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu
entitas yang berpengaruh yang mengancam
nilai-nilai
suatu
masyarakat
sehingga
berdampak kepada sebagian besar anggota
masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat
diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas
tersebut dapat merupakan pembicaraan umum
atau menjadi topik ulasan di media massa,
seperti televisi, internet, radio dan surat kabar.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto masalah
sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial.
Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang
ada dapat menimbulkan gangguan hubungan
sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan
kelompok atau masyarakat. Diakses melalui
(http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masyarakat) pada 15 Desember
2012 pukul 21.30.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya
perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat
menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti
proses sosial dan bencana alam. Adanya
masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan
khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan
lain
sebagainya..Diakses
melalui
(http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macam-masalahsosial-dalam-masyarakat) pada tanggal 15
Desember 2012 pukul 21.30
Masalah sosial memeiliki keterkaitan yang
sangat luas sekali dengan banyak hal. Termasuk
keterkaitannya dengan pendidikan yang
mengarah kepada sebuah dasar kompetensi
seseorang dalam dunia kerja.
Kompetensi
Pada umumnya sebuah dasar kompetensi
memiliki 2 cabang. Yaitu Generalis dan
Spesialis. Seperti dijelaskan dalam sebuah
rangka Ujian Akhir Semester TA. 2009/2010.
Mata Kuliah Konsep Teknologi. Yang diakses
melalui
(http://andreyosea.blogspot.com/2010/01/perbed
aan-generalis-spesialis-dan.html) pada tanggal 1
Februari 2013 pukul 14.13 menjelaskan bahwa:
1. Generalis adalah orang-orang yang tahu
akan banyak hal, tapi pengetahuan ini
hanya melingkupi "kulit luar" dari hal-hal
4
yang diketahui, atau dalam ungkapan yang
sudah saya sebutkan diatas adalah tahu
sedikit tentang banyak hal. "Generalis
adalah orang yang tidak mendalami bidang
khusus atau tidak mendapatkan pembinaan
khusus. Generalis ini bisa lahir dari
sekolah atau pengalaman. Orang generalis
mengetahui sedikit hal tentang banyak hal.
2. Spesialis adalah orang yang memiliki
keahlian khusus di bidang tertentu yang
bisa
di
peroleh
dari
training
khusus/pendidikan khusus untuk bidang
yang khusus pula. Ada juga spesialis yang
melalui proses non-formal, misalnya saja
melalui pengalaman atau kreativitas diri
(self-creativity). Dilihat dari penjelasan
Peter F. Drucker (1995), spesialis itu
adalah orang yang mendalami bidang
tertentu. Berbeda dengan Generalis yang
mengetahui sedikit hal tentang banyak hal,
Orang Spesialis mengetahui banyak hal
tentang sedikit hal. Lazimnya, spesialis ini
terkait dengan keahlian teknik atau
professional.
Digital Audio Workstation
Digital Audio Workstation atau biasa di
sebut DAW adalah regenerasi dari
penyempurnaan alat recording yang dulunya
masih menggunakan pita. DAW bisa di terima
di banyak kalangan dengan fitur-fiturnya seperti
bisa merecord midi, play, editing dan
sebagainya.
Seperti dijelaskan oleh (Colby N. Leider.
2004) Digital Audio Workstation (DAW) adalah
sebuah PC atau Macintosh yang dilengkapi
dengan kartu suara dan perangkat lunak untuk
mengedit dan pengolahan audio digital. Sebuah
komputer sekarang telah dilengkapi dengan
banyak hal pendukung sehingga dapat berfungsi
seperti sebuah studio rekaman yang canggih,
menggunakan plug-in dan software khusus
untuk membuat rekaman-studio kualitas suara
pada desktop, dan juga memungkinkan
pengguna untuk mengedit dan memproses suara
yang dengan sempurna. DAW tidak hanya
merevolusi cara musik dicatat, tetapi
memungkinkan bentuk-bentuk baru dari musik
elektronik, dibuat sepenuhnya di komputer,
akan ditulis dan direkam pada desktop.
Singkat kata, D.A.W adalah sebuah solusi
yang tepat untuk menghasilkan audio tingkat
profesional namun dengan biaya yang sangat
terjangkau ketika dibanding dengan proses
manual recording
METODE PENELITIAN
Dibutuhkan
adanya
sebuah
penelusuran untuk mencari kebenaran akan
sebuah data dengan menggunakan cara-cara
yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
Sehingga dilakukan tata cara yang lebih
terperinci sesuai jenis penelitian kualitatif.
PRA PRODUKSI
1. Ide dan Konsep
Berlatar belakang dari pendapat Chris
wibisono yang mengatakan bahwa film adalah
media perubah massal, serta kesenjangan di
Indonesia yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, muncul lah sebuah ide untuk
mengarahkan masayarakat ke arah yang
diinginkan melalui media film pendek.
Mengarah pada kata kunci yang telah
ditemukan, yaitu “Kemenangan” dikonseplah
sebuah film dengan akhir cerita yang mengarah
kepada adanya sebuah kemenangan besar.
Dengan banyaknya kalimat dari sub-bab hasil
yang mengarah pada pekerjaan, dipilih 4 macam
pekerjaan yang akan diangkat kedalam cerita
film ini. Dipilihnya 4 macam pekerjaan ini
dengan tujuan dapat mewakili pekerjaan para
masyarakat dikalangan menengah.
Dengan adanya kesetaraan antara materi
film dengan para penonton, diharapkan film
akan dapat lebih mudah diterima dan
mendapatkan persetujuan dari para penonton.
Ketika para penonton telah dengan baik
menerima banyak hal yang memang ingin
disampaikan melalui film ini, maka akan lebih
mudah mengarahkan pola pikir mereka ke arah
kesepakatan terhadap film “DoIt”.
“DoIt” menghadirkan beberapa materi dari
kejadian yang memang pernah tertangkap
langsung di masayarakat, digunakannya materimateri semacam ini diharapkan dapat
menambah kesepakatan masayarakat terhadap
film drama sosial ini.
5
2.Sinopsis
Film DoIt mengisahkan perjalanan hidup
seorang Damar, pemuda lulusan SMK
Multimedia dengan tingkat idealisme yang
sangat tinggi. Seorang Damar meyakini perlu
adanya tingkat spesialisasi untuk sebuah hasil
optimal dengan berpegang pada satu kata
“Fokus”. Damar selalu mencoba mengfokuskan
masadepannya pada sebuah bidang animasi.
Damar selalu bersikeras meyakini, bahwa
Tuhan akan memberikan jalan untuk semua
impiannya, karana dia telah melakukan apa
yang diharuskan, baik berdo’a dan berusaha
untuk menjadi seorang animator yang baik.
Dikampung damar berkawan dengan
3orang sebayanya. Yang pertama adalah Sonny,
seorang yang sependapat dengan pemikiran
Damar, bila menjadi seorang spesialis adalah
baik. Sonny mendalami spesialisasi dalam hal
Grafis. Ia kerap kali menghabiskan waktunya
untuk berkompetisi bersama damar, mengingat
grafis dan animasi masih memiliki keterkaitan.
Damar dan sonny sering sekali mengikuti
perlombaan animasi bersama, meskipun mereka
lebih sering kali kalah.
Dengan pola pikirnya ditengah lingkungan
sosial sepadat itu menjadikan Damar kerap kali
tak nyaman dengan perkataan Ardhi. Salah
seorang temannya yang selalu beranggapan
bahwa pemikiran Damar tidak rasional,
mengingat kondisi ekonomi yang memang tidak
memungkinkan. Ardhi menjadi seorang tokoh
antagonis yang sangat realistis. Setiap perkataan
yang dikatakannya sesuai dengan apa yang
memang terjadi. Seorang Ardi juga selalu
berfikir bahwa pekerjaan terbaik adalah sebagai
seorang pegawai negeri dengan seluruh fasilitas
dan kenyamanan yang dijanjikan.
Namun dengan adanya sosok seorang
Anton, pedasnya setiap tutur kata Ardhi dapat
teredam. Anton memiliki sudut pandang yang
sangat positif dengan semua yang di cita-citakan
oleh Damar, mengingat Anton adalah seorang
pekerja multi level marketing. Anton selalu
hadir dengan semangat-semangat positifnya.
Seiring berjalannya waktu, Sonny mulai
goyah dengan setiap kalimat kalimat yang
diucapkan oleh Ardhi dikarenakan tingkat
kerasionalan yang sangat tinggi. Sonny
memutuskan untuk bekerja sebagai seorang
penjaga kasir ditengah kemampuannya dalam
hal grafis. Tak hanya dikarenakan ucapanucapan Ardhi yang kerap membelenggu pikiran
Sonny, namun kondisi ekonomi keluarga juga
mengharuskannya mengambil pilihan sulit.
Damar
tak
kunjung
mendapatkan
pekerjaan sebagai seorang animator dalam
pencariannya. Ditengah himpitan psikologi dari
setiap perkataan Ardhi yang sangat rasional,
Damar memutuskan untuk menerima perkerjaan
sebagai seorang webmaster dengan gaji 1,5juta.
Tetap sebagai seorang Damar yang selalu
berkompetisi, hingga suatu hari dia mememtik
buah manis dari kesabaranya meraih cita.
PRODUKSI
Setelah semua yang dibutuhkan untuk pra
produksi terselesaikan dengan baik, tahap
pengerjaan film pendek “Do It” selanjutnya
memasuki masa produksi. Di mana semua
perencanaan yang telah disiapkan pada masa pra
produksi akan mulai dikerjakan. Berikut adalah
perlengkapan yang diperlukan dalam masa
produksi film yang bergenre drama sosial ini.
1. Kamera EOS Canon 7D + lensa
2. Kamera EOS Canon 60D + lensa
3. Kamera EOS Canon 550D + lensa
4. Tripod Kamera
5. Monopod
6. Boom Mic + Recorder
7. Headset
8. Lighting 1000W
9. Lighting 500W
10. Lighting 150W
PASCA PRODUKSI
Pasca produksi menjadi tahap paling akhir
dalam pembuatan sebuah film. Di mana pada
tahap ini dilakukan proses editing untuk semua
hasil yang diperoleh selama masa produksi, baik
video maupun audio. Proses editing dilakukan
dengan pedoman sebuah skenario yang telah
dipersiapkan pada masa pra produksi. Berikut
adalah alur kerja yang dilakukan untuk
mengemas semua file hasil produksi hingga film
ini siap untuk dinikmati:
Menejemen File
Sebuah hal penting yang harus dilakukan
sebelum proses editing berjalan adalah
merapihkan file. Dengan menejemen file yang
6
baik, proses editing akan dapat berjalan lebih
cepat. Menejemen file dilakukan mulai dari
mempersiapkan jumlah hardisk pada drive
system (Drive C). Hal ini dikarenakan tiap
software editing memiliki temporary atau
alokasi untuk menyimpan file progress
sementara selama program berjalan. Dan ketika
drive system penuh, hal ini akan menyebabkan
proses editing tidak dapat dilanjutkan. Dengan
kemungkinan
terburuknya,
sistem
bisa
mengalami crash yang berdampak pada
rusaknya sebuah projek editing.
Membuat banyak folder sesuai kebutuhan
juga akan sangat membantu dalam proses
menejemen data. Menejement folder yang baik
akan menghindarkan kemungkinan adanya
missing file selama proses editing. Lakukan
perubahan nama file jika dirasa perlu dan
pastikan semua nama untuk file dengan type
sama adalah unik, hal ini juga dapat
memudahkan editor selama proses editing.
Jangan ragu pula menambahkan catatan kaki
berupa notepad pada setiap folder utama untuk
mencatat semua perubahan penting yang perlu
dicatat.
Memasukkan Bahan
Setelah proses menejemen file selesai
dilakukan, tahap selanjutnya adalah proses
editing. Bahan-bahan berupa file video dan
audio yang telah siap diedit dimasukkan ke
bidang
kerja.
Penting
juga
untuk
memperhatikan peletakan file-file ke dalam
folder yang telah disediakan oleh software. Hal
ini dilakukan untuk faktor kerapian, mengingat
banyak sekali video berdurasi pendek yang
dihasilkan selama proses produksi film “Do It”.
Kerapian ini sendiri untuk menghindarkan
lamanya pencarian file yang akan dimasukkan
timeline pada sebuah sequence.
Menyelaraskan Video dan Audio
Pada sebuah film, data video serta audio
adalah dua variabel yang saling mendukung
dalam penyampaian sebuah pesan. Dilakukan
penyelarasan antara video yang telah direkam
menggunakan kamera, dengan audio yeng telah
direkam menggunakan perekam suara. Hal ini
dilakukan untuk menyesuaikan posisi pada
timeline antara file audio yang direkam secara
lepas dengan audio yang tertangkap kamera
video secara langsung. Sehingga tidak terjadi
percepatan waktu antara video serta audio, yang
sering disebut dengan “not realtime”
Gambar 1 Menyelaraskan Video dan Audio
Menyeimbangkan Warna
Terdapat beberapa scene dalam film “Do
It” yang memiliki karateristik warna berbeda,
dan penyebab utamanya adalah faktor cahaya.
Intensitas cahaya mampu mempengaruhi
konsentrasi pendaran cahaya di sekeliling area
yang berdekatan dengan cahaya tersebut. Hal ini
akan berpengaruh pada tingginya brightness
serta exposure sebuah video jika cahaya yang
masuk terlalu banyak. Sebaliknya, jika cahaya
yang masuk terlalu sedikit, akan berakibat
rendahnya brightness dan memungkinkan
munculnya noise pada sebuah video.
Menyeimbangkan warna sangat perlu dilakukan
untuk mengukur intensitas cahaya pada setiap
scene yang sama. Hal ini akan sangat membantu
untuk stabilitas dan gradasi warna pada tahap
berikutnya. Digunakan pula penambahan efek
untuk melakukan peningkatan kualitas warna.
Efek tersebut adalah Brightness and Contras
dan RGB Curve.
Tabel 1 Menyeimbangkan Warna
Memotong Video
Sebuah adegan dalam film ini ditangkap
hingga menggunakan 3 kamera dalam waktu
yang bersamaan. Namun penggunaan jumlah
kamera tetaplah disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengambilan gambar pada waktu yang
bersamaan ini memberikan kemungkinan
continuity yang lebih baik daripada diambil
diwaktu yang berbeda. Setelah melakukan
penyeimbangan warna dan menyelaraskan audio
video, dilanjut dengan pemotongan hasil
7
gambar dari kamera non master. Pemotongan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan
kenyamanan sebuah film untuk dinikmati.
Berikut adalah gambar dari pemotongan video
yang diambil dari kamera non master:
Gambar 2 Memotong Video
Pemberian Efek Audio
Proses
produksi
audio
dilakukan
menggunakan sebuah alat rekam kusus dengan
menggunakan
mic
tambahan
untuk
mendapatkan suara audio yang lebih baik bila
dibandingkan dengan hasil audio langsung dari
kamera rekam. Namun untuk meningkatkan
kualitas dari audio, harus dilakukan sebuah
penigkatan dengan menambahkan efek. Efek
yang ingin ditambahkan pun disesuaikan dengan
kebutuhan. Ketika suara audio yang dihasilkan
terlalu tinggi treblenya, dapat dilakukan
penambahan filter bernama treble kemudian
menguranginya. Tetapi, bila treble dirasa terlalu
tinggi karena suara bass yang terlalu rendah,
dapat dilakukan penambahan efek bass guna
mengimbangi treble. Setelah audio dirasa telah
cukup enak didengar, selanjutnya pemberian
efek tahap akhir bernama Denoiser. Tahap ini
berfungsi untuk membersihkan desis-desis atau
sering disebut dengan noise dalam istilah
audionya.
Penambahan Background Musik
Pada proses produksi telah dibuat musik
yang akan digunakan sebagai latar dari beberapa
adegan film. Karena berpedoman pula terhadap
durasi pada adegan film yang telah dihasilkan,
maka hasil dari durasi audio yang diperoleh
telah memiliki presisi yang sesuai dengan video.
Gradasi Warna
Dilakukan peningkatan warna kembali
setelah sebelumnya telah dilakukan peningkatan
yang bertujuan menyeimbangkan warna.
Peningkatan warna kali ini dilakukan untuk
memberi dramatisasi lebih pada tiap adegan
dalam film, serta kesesuaiannya terhadap
konsep yang telah dibuat. Dipilihlah RGB Curve
sebagai efek yang digunakan dalam proses
gradasi. Dengan dilakukannya penyeimbangan
warna diawal, maka selanjutnya hanya tinggal
mengatur parameter efek RGB Curve yang
kemudian digandakan pada seluruh adegan
dalam scene yang sama. Sehingga proses
gradasi atau yang sering disebut color grading
dapat terselesaikan dengan lebih cepat.
Penyelesaian Akhir
Di tahap terakhir dilakukan koreksi pada
semua hasil editing. Koreksi awal dilakukan
terhadap gambar, di mana seorang editor
melihat ulang hasil editing melalui timeline
dengan berfokus pada tampilan gambar. Setelah
semua gambar dirasa sesuai dengan yang
diharapkan, koreksi kedua dilakukan terhadap
suara, di mana fokus diarahkan pada suara tanpa
meninggalkan tampilan gambar. Setelah tahap
koreksi selesai, projek telah siap untuk dirender.
Rendering dilakukan dengan pemilihan ekstensi
MPEG
dengan
kualitas
tinggi
untuk
menghindari terjadinya lag ataupun deadlock
ketika diputar menggunakan laptop dengan
spesifikasi rendah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari keseluruhan
proses produksi yang telah dikerjakan, didapat
beberapa hal yang dapat ditarik menjadi
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian tentang kesenjangan
sosial yang mengarah pada dasar
kompetensi serta keterkaitannya dengan
ketenagakerjaan dapat dikemas menjadi
sebuah film pendek dengan durasi 13
menit.
2. Drama menjadi pilihan genre yang sesuai
dalam mengkomunikasikan sebuah film
pendek tentang kesenjangan sosial
berjudul “DoIt”
3. Pemilihan Digital Audio Workstation
(D.A.W) sebagai media pembuatan
background musik pada film pendek
“DoIt” bisa menjadi pilihan tepat dalam
menekan biaya produksi.
4. Penggunaan instrumental string untuk
background musik dapat mewakili emosi
pada adegan dalam film pendek “DoIt”.
8
SARAN
Berdasarkan hasil dari keseluruhan
proses produksi yang telah dikerjakan, terdapat
beberapa saran untuk penelitian ini, yaitu:
1. Menghadirkan film pendek tentang
kesenjangan sosial dengan menggunakan
genre selain drama.
2. Menggunakan instrumen musik lain seperti
alat musik tiup ataupun pukul dan tidak
hanya mengarah pada senar (string) dalam
pembuatan background musik pada film
pendek.
3. Menggunakan alat musik asli dalam proses
pembuatan sebuah background musik pada
sebuah film pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Wahan Komputer. 2008. Video Editing dan
Video Production. Jakarta: PT Elex
Media Computindo
Jakob Sumardjo. 1979. Fiksi Indonesia Dewasa
Ini. Bandung: Justitia
Aristotle. 1987. The Poetics of Aristotle.
London: Duckworth.
Green, J.R. 1994. Theatre in Ancient Greek
Society.
New
York;
London:
Routledge.
James A. Holstein. 1993. Reconsidering Social
Constructionism: Debates In Socials
Problem Theory. Germany: Aldine
Transaction
Colby
N. Leider. 2004. Digital Audio
Workstation.
London:
McGrawHill/TAB Electronics
Mabruri, Anton. 2010. Manajemen Produksi
Program Acara Televisi. Depok: Mind 8
Publising House.
(http://organisasi.org/definisi-pengertianmasalah-sosial-dan-jenis-macammasalah-sosial-dalam-masyarakat)
diakses pada tanggal 15 Desember
2012 pukul 21.30
(http://www3.petra.ac.id/dwipekan/Content.php
?Topic=Lintas&ID=112) diakses pada
tanggal 1 Februari 2013 pukul 10.23
(http://asmdbogor.blogspot.com/2012/09/profilsukses-sarjana-pengangguran.html)
diakses pada tanggal 1 Februari 2013
pukul 10.00
(http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/re
ad/news/2012/10/14/132718/RSUDNgipang-Butuh-Spesialis-Listrik-danAir) diakses pada tanggal 1 Februari
2013 pukul 11.38
(http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/indo
nesia-butuh-25-ribu-dokterpenyakit.html) diakses pada tanggal 1
Februari 2013 pukul 11.43
(http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol1
8417/uu-perfilman-mengalihkantanggung-jawab-pidana-sineas-ke-lsf)
diakses pada tanggal 10 Mei 2012
pukul 23.23
(http://andreyosea.blogspot.com/2010/01/perbed
aan-generalis-spesialis-dan.html)
diakses pada tanggal 1 Februari 2013
pukul 14.13
(Artikata.com) diakses pada tanggal 12 January
2013 pukul 01.26
(Visualsynonym.com) diakses pada tanggal 12
January 2013 pukul 15.00
(http://maknataka.blogspot.com/2012/10/makna
-kata_1999.html) diakses pada tanggal 1
Februari 2013 pukul 15.43.
(http://ehlt.flinders.edu.au/education/DLiT/2001
/drama/whatdram.htm) diakses pada
tanggal 15 Desember 2012 pukul 21.30
(http://www.filmsite.org/dramafilms.html)
diakses pada tanggal 17 Desember
2012 pukul 23.25
9
Download