PENGARUH PESAN IKLAN TELEVISI TERHADAP INTENSI PEMBELIAN PRODUK PEMUTIH KULIT PADA REMAJA PUTRI PUTRI WIDARYATI NUGROHO Pembimbing : Hendro Prabowo, S.Psi ABSTRAKSI Dalam dunia ekonomi memasarkan suatu produk merupakan hal yang paling utama dilakukan oleh para produsen. Iklan merupakan salah satu alat pemasaran yang paling efektif, khususnya melalui iklan di media televisi. Iklan sendiri diartikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk kepada masyarakat. Pesan iklan yang disampaikan produsen akan mempengaruhi niat beli konsumen, khususnya pada remaja, karena sifat dasar remaja yang ingin tahu dan ingin mencoba hal baru. Dalam hal ini, pesan bahwa perempuan cantik adalah yang memiliki kulit putih dijadikan peluang oleh para produsen untuk mempengaruhi intensi membeli konsumen, khususnya remaja putri. Namun pada kenyataannya masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi intensi membeli konsumen, seperti faktor budaya, faktor sosial ekonomi dan faktor pribadi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh pesan iklan televisi terhadap intensi pembelian produk pemutih kulit pada remaja putri. Subjek pada penelitian ini adalah remaja putri yang memiliki rentang usia antara 16 – 20 tahun, sebanyak 110 orang. Dari data yang diperoleh dilakukan uji validitas dan reliabilitas serta dianalisis dengan menggunakan regresi sederhana. Dari hasil analisis diketahui dari 63 item skala pesan iklan yang diujicobakan terdapat 38 item yang valid dengan nilai korelasi antara 0,3020,489 dengan korelasi reliabilitas sebesar 0,879. Sedangkan dari 55 item skala intensi pembelian yang diujicobakan, terdapat 28 item yang valid dengan nilai korelasi antara 0,305-0,647 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,894. Berdasarkan analisis regresi diketahui koefisien regresi dengan nilai F=7,227 dan nilai signifikansi sebesar 0,008 (p<0,01). Hal ini berarti ada pengaruh pesan iklan televisi terhadap intensi pembelian produk pemutih kulit pada remaja putri yang sangat signifikan. Sumbangan pesan iklan televisi terhadap intensi pembelian sebesar 0,663. Ini berarti sumbangan tersebut adalah sebesar 66,3%. Dengan demikian faktor-faktor lain yang memberi sumbangan adalah sebesar 32,7% Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh antara pesan iklan televisi terhadap intensi pembelian produk pemutih kulit pada remaja putri. Kata Kunci : Pesan iklan televisi, intensi pembelian 1 PENDAHULUAN Iklan Latar Belakang Masalah khalayak luas dalam waktu singkat serta Secara sengaja maupun tidak sengaja, televisi memungkinkan juga dapat repetisi menjangkau pesan kepada setiap saat dibanjiri iklan lewat media khalayak (Dominick, 1996). Ini karena televisi, radio, surat kabar, majalah, ataupun meskipun masyarakat hanya ingin melihat media-media lainnya. Dalam dunia ekonomi satu kali saja, iklan itu tetap bisa tayang memasarkan suatu produk merupakan hal berulang-ulang. yang paling utama dilakukan oleh para mengherankan bila televisi menjadi media produsen. Disini mereka memperkenalkan yang produknya pengiklan guna mempromosikan produk kepada khalayak yang semakin Oleh sebab banyak itu, tidak diminati para dimaksudkan agar masyarakat membeli mereka. produk yang mereka jual. Iklan merupakan memperoleh porsi iklan 44,4% sedangkan salah satu alat pemasaran yang paling media cetak 42,8% dan sisanya untuk radio, efektif, sendiri media luar ruang dan bioskop. Tinggi masyarakat dapat mengetahui secara jelas rendahnya tingkat efektivitas iklan juga produk yang ditawarkan. Secara sederhana ditentukan oleh cara-cara yang digunakan iklan dapat didefinisikan sebagai pesan yang oleh menawarkan suatu produk yang ditujukan dagangannya. Menurut Burrt, dalam bidang kepada masyarakat lewat suatu media periklanan terutama berkaitan dengan daya (Shimp, 2003). Namun demikian, untuk tarik yang digunakan dalam membujuk membedakannya calon konsumen untuk membeli, dengan karena biasa, iklan dengan iklan dengan lebih pengumuman produsen tahun dalam 1993, televisi mengiklankan untuk mengendalikan perhatiannya dan memberi membujuk orang supaya membeli, seperti kesan yang disimpan dalam ingatannya yang sehingga bila dibutuhkan maka muncullah dikatakan oleh diarahkan Pada Jepkins (1996): advertising aims to persuade people to buy. merek produk itu dalam ingatan. Selain memang fungsi iklan yang informatif Data iklan media televisi di Indonesia yaitu memberitahukan informasi tentang pada bulan November 2003 menunjukkan produk juga bahwa produk kecantikan seperti pemutih berfungsi persuasif yaitu penekanan pada kulit termasuk dalam 20 pengiklan besar pengambilan keputusan (Munandar, 2001). (Iswara, Saat kepada ini konsumen, produsen iklan berlomba-lomba 2004). Produk pemutih kulit memang gencar dipromosikan oleh produsen menawarkan produknya kepada masyarakat, untuk khususnya melalui iklan di media televisi. perempuan cantik adalah yang memiliki Menurut televisi kulit putih sehingga terbentuk persepsi baru memiliki efektivitas yang besar karena di masyarakat tentang ukuran ideal dalam dengan kemampuan audio visual yang kecantikan. Persepsi ini kemudian akan dimilikinya, televisi menarik untuk dilihat. mendorong para perempuan untuk berlomba Shimp (2003), iklan 1 menyampaikan pesan bahwa mencapai penampilan yang ideal tersebut, kesukaan pada stimuli tersebut. Individu yang dalam hal ini adalah memiliki kulit cenderung menyukai stimuli yang pernah putih. Persepsi inilah yang dijadikan peluang dilihatnya dibandingkan bagi para produsen untuk mempengaruhi meskipun tidak intensi pembelian konsumen, khususnya mengenali sepenuhnya stimuli itu. pada remaja. Remaja Dalam proses intensi membeli, remaja stimuli baru, sadar dapat secara adalah konsumen paling potensial, karena sifat dasar ingin tahu dan lebih mudah dirayu atau dibujuk oleh iklan ingin terutama pada kerapihan kertas bungkus, mengkonsumsi apalagi dihiasi dengan warna-warna yang Disamping itu, remaja memiliki peran yang menarik, bentuk-bentuk iklan yang menarik, besar dalam proses pemilihan barang dan serta pembelian barang dalam suatu keluarga. intensitas iklan yang sering mencoba. dimunculkan. Dimana intensi pembelian itu Bahkan sendiri kelompok merupakan sesuatu yang Termasuk berbagai remaja produk termasuk yang keinginan baru. salah cukup satu banyak berhubungan dengan rencana konsumen menghabiskan untuk membeli produk tertentu, serta berapa berbagai banyak unit produk yang dibutuhkan pada melebihi orang yang memiliki penghasilan periode tertentu. Pada kenyataannya intensi (Saraswati, 2005). uang untuk berbelanja kebutuhan yang diinginkan pembelian tidak hanya berhubungan dengan Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin produk yang akan dibeli konsumen. Namun meneliti apakah ada pengaruh pesan iklan intensi membeli juga dipengaruhi oleh televisi terhadap intensi pembelian produk faktor-faktor lain seperti faktor budaya, pemutih kulit pada remaja putri. faktor sosial ekonomi dan faktor pribadi. Tujuan Penelitian Intensi pembelian terbentuk dari sikap Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsumen terhadap produk dan keyakinan ada tidaknya pengaruh pesan iklan televisi konsumen terhadap kualitas produk. Bila terhadap intensi pembelian produk pemutih dikaitkan dengan keberadaan iklan pemutih kulit pada remaja putri. badan yang gencar di televisi, itu berarti Manfaat Penelitian konsumen Manfaat dari penelitian ini adalah cenderung lebih mudah memutuskan untuk membeli produk pemutih 1. karena tingginya penerimaan gambaran Hasil penelitian ini diketahui memiliki tentang iklan produk pemutih badan tersebut validitas korelasi total item pada skala pesan yang nantinya akan menyebabkan adanya iklan televisi antara 0,302 - 0,489 dengan niat konsumen untuk membeli. Ini sesuai korelasi reliabilitas sebesar 0,879. Dan nilai dengan penelitian Zajonc (dalam Wortman, normalitas 1996) yang menyimpulkan bahwa terpaan sebesar 0,200 (p>0,05). Sedangkan validitas stimuli yang berulang akan menimbulkan total item pada skala intensi pembelian 2 Manfaat Teoritis pada Kolmogorov Smirnov antara 0,305-0,647 reliabilitas sebesar normalitas pada dengan 0,894. korelasi Dan nilai organisasi nirlaba, maupun perorangan Smirnov dengan menggunakan pesan iklan yang sebesar 0,200 (p>0,05). Hasil analisis data diharapkan dapat menginformasikan atau dalam penelitian membujuk kalangan tertentu yang membaca menggunakan diperoleh Kolmogorov yang dilakukan oleh kalangan perusahaan, ini diketahui teknik nilai regresi sebesar dengan sederhana 0,663 pesan tersebut (Dunn & Barban, 1986). dengan Iklan adalah suatu pesan yang signifikansi 0,008 (p>0,01). Hal ini berarti dibayarkan oleh sponsor dan disampaikan ada pengaruh yang sangat signifikan pesan melalui beberapa medium komunikasi massa iklan televisi terhadap intensi pembelian. (Russel & Lane, 1990). Iklan juga Hasil penelitian ini diharapkan dapat merupakan media komunikasi persuasif memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, yang dirancang untuk menghasilkan respon khususnya di bidang Psikologi Konsumen dan membantu tercapainya objektifitas atau serta dapat dipergunakan sebagai pedoman tujuan pemasaran (Gilson & Berkman, dalam melakukan penelitian secara lebih 1980). lanjut, terutama dengan mengkaji variabel- Medium yang digunakan oleh iklan ada variabel lain yang berkaitan dengan pesan bermacam-macam, antara lain media cetak iklan televisi dan intensi pembelian. (koran dan majalah), media elektronik (radio 2. dan televisi), pengiriman langsung, media Manfaat Praktis Hasil penelitian ini memberikan diharapkan masukan dapat luar ruang dan bioskop. Dalam penelitian ini untuk peneliti menggunakan media televisi, karena merekomendasikan pentingnya pesan iklan merupakan media iklan yang paling efektif. televisi sebagai salah satu faktor yang dapat Televisi sebagai media iklan, dapat mempengaruhi intensi pembelian produk menonjolkan secara keseluruhan baik dari pemutih badan, khususnya pada remaja suara, gambar, gerak serta menampilkannya putri. secara utuh. Televisi merupakan medium yang mengutamakan unsur gambar/visual, TINJAUAN PUSTAKA sehingga seringkali televisi dilihat sebagai Pesan Iklan Televisi medium Iklan merupakan mengarah pada penggunaan otak kanan dalam pemrosesan menjual barang dan jasa melalui penyebaran informasinya (proses secara pasif dan informasi iklan yang bersifat membujuk holistik terhadap gambar yang diperlihatkan publik agar bersikap dan berperilaku sesuai dalam dengan tujuan strategi pemasaran pembuat kemudian digolongkan sebagai medium iklan (Jefkins, 1996). Iklan juga sebagai untuk produk low-involvement. suatu Seperti non satu lebih cara komunikasi salah yang personal yang membutuhkan biaya melalui berbagai media televisi). disebutkan Televisi itu sebelumnya, sendiri iklan merupakan media komunikasi persuasif 3 yang dirancang untuk membantu tercapainya tersebut. Pesan iklan juga harus dapat tujuan pemasaran. Iklan berfungsi untuk menggerakkan tindakan konsumen untuk menarik perhatian dan menyimpan informasi membeli produk yang ditawarkan, yang mengenai produk atau jasa tersebut ke dalam mana dengan mempergunakan kata-kata ingatan seseorang. bujukan yang menarik orang untuk membeli Pesan iklan yang ideal menurut Kotler produk tersebut. (1998), harus mampu menarik perhatian Dengan demikian dapat ditarik (attention), mempertahankan ketertarikan kesimpulan bahwa pesan iklan televisi (interest), keinginan adalah suatu maksud dan tujuan yang ingin tindakan disampaikan dari iklan televisi tersebut (action). Kasali (1993) menyatakan bahwa untuk mengajak konsumen membeli produk pesan iklan yang ideal juga harus mampu yang ditawarkan, dimana pesan yang efektif mengikat rasa percaya (conviction). Yang harus menarik mampu perhatian (attention), mana mempertahankan ketertarikan (interest), konsumen, pengiklan harus memperhatikan membangkitkan keinginan (desire), beberapa hal seperti menggunakan headline mengikat rasa percaya (conviction) dan yang mengarahkan konsumen untuk melihat menggerakkan tindakan (action). produk yang diiklankan, mempergunakan Intensi Pembelian (desire), slogan membangkitkan dan untuk yang menggerakkan dapat menarik mudah perhatian diingat, dan Tujuan utama strategi promosi adalah menonjolkan selling point suatu produk. penjualan. Namun, sebelum berlangsungnya Selain itu, agar dapat mempertahankan kegiatan jual beli, ada hal yang menjadi ketertarikan pengiklan dapat prediktor utama dalam menentukan perilaku, mempergunakan kata agar yaitu intensi. Ajzen (1988) menyatakan pembuka konsumen ingin tahu lebih lanjut tentang bahwa produk yang ditawarkan. Pesan iklan harus menangkap faktor-faktor motivasi yang dapat berpengaruh menggerakkan konsumen untuk intensi diasumsikan terhadap perilaku; untuk faktor membeli produk yang diiklankan. Pengiklan tersebut adalah indikasi atas seberapa keras dapat mengikat rasa percaya konsumen seseorang berkeinginan untuk berusaha, atas dengan berbagai cara seperti pengalaman seberapa panjang perusahaan terhadap produk yang rencanakan untuk digunakan dalam tujuan ditawarkan dimana dari pengalaman tersebut untuk menampilkan sebuah perilaku. konsumen akan dapat lebih percaya terhadap banyak usaha yang mereka Peter dan Olson (1999) menyatakan produk yang ditawarkan oleh produsen. bahwa Selanjutnya, hasil uji coba pihak ketiga didasarkan oleh sikap seseorang terhadap dimana konsumen akan percaya jikalau perilaku membeli produk tersebut. produk yang ditawarkan sudah diuji cobakan intensi Dengan oleh pihak lain sebagai bukti penguat produk membeli demikian suatu dapat produk ditarik kesimpulan bahwa intensi pembelian adalah 4 niat untuk berperilaku tertentu yang dimana Perceived Behavior Control (PBC) berguna untuk meramalkan seberapa kuat merupakan faktor ketiga dari teori Intensi. keinginan dan usaha untuk menampilkan Ajzen (1988) menyatakan bahwa Perceived tingkah laku yang akan dilakukan oleh Behavior Control sebagai acuan kesulitan seseorang dan dalam keputusannya untuk kemudahan yang dimiliki untuk membeli produk tersebut. melakukan tingkah laku. Selain itu, Eagley Faktor Penentu Intensi (dalam Abdullah, 2002) juga menyatakan Sikap, norma subjektif dan Perceived bahwa Perceived Behavior Control sebagai Behavior Control (PBC) merupakan tiga persepsi seseorang tentang betapa mudahnya faktor penentu intensi (Fishbein & Ajzen, atau sulitnya untuk melakukan suatu tingkah 1975), yaitu : laku tertentu. a. Sikap Remaja Putri Ajzen (1988) menyatakan bahwa sikap Remaja adalah tahap perkembangan merupakan predisposisi untuk berespon individu yang memasuki tahap peralihan dalam cara yang favorable atau unfavorable dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa terhadap objek tertentu. Sedangkan Myer yang ditandai dengan perubahan fisik, (dalam Sarwono, 1999) menyatakan bahwa kesadaran, kepribadian dan sosial dalam diri sikap sebagai reaksi evaluatif terhadap individu dari rentang usia 11-21 tahun. seseorang atau sesuatu, menyenangkan baik maupun yang Pemilihan remaja putri yang tidak mempunyai rentang usia antara 16 -20 melalui tahun, dikarenakan peneliti melihat bahwa keyakinan, perasaan atau intensi untuk pada usia inilah mereka sudah mulai sangat berperilaku yang dimiliki individu terhadap peduli dengan penampilan fisiknya. menyenangkan, yang ditunjuk objek tertentu. b. Norma Subjektif Pengaruh Pesan Iklan Televisi terhadap Ajzen (1988) menyatakan bahwa norma Intensi Pembelian Produk pemutih Kulit subjektif merefleksikan pengaruh sosial, Pada Remaja Putri yaitu persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan melakukan tingkah atau laku Pesan iklan televisi adalah seperti tidak pendorong, maksudnya suatu kegiatan yang tertentu. menunjukkan segala kebutuhan calon Singkatnya, seseorang berinteraksi untuk konsumen. pesan adalah ekspresi simbolik melakukan mereka dari penyampaian pesan yaitu pengiklan. mengevaluasi tingkah laku tersebut secara Pesan iklan dapat menyebabkan konsumen positif dan mereka percaya bahwa orang- mengenal orang lain yang penting baginya berpikir merek-merek yang dibutuhkan konsumen, mereka perlu melakukannya. menetukan sikap dan mengukur seberapa c. Perceived Behavior Control besar kepuasan konsumen terhadap suatu tingkah laku jika 5 suatu merek, mengevaluasi merek serta atribut-atribut lainnya pada meneliti suatu produk. Pesan yang efektif akan terhadap variabel yang lain. mendukung efektivitas sebuah iklan. pengaruh variabel yang satu Populasi dalam penelitian ini adalah Intensi pembelian terbentuk dari sikap seluruh remaja putri dengan rentang usia konsumen terhadap produk. Menurut Peter antara 16-20 tahun yang berada di wilayah dan Olson (1999), sikap dapat didefinisikan Bekasi. Dengan karakteristik subjek adalah sebagai evaluasi konsep secara menyeluruh yang pernah melihat iklan produk pemutih yang dilakukan oleh seseorang. Dapat badan di televisi, membeli produk dan dikatakan bahwa sikap merupakan respon mempergunakan produk pemutih badan evaluatif. Respon hanya akan dapat timbul tersebut. Dari populasi remaja putri yang ada jika suatu di wilayah Bekasi, peneliti mendapatkan 110 adanya remaja putri sebagai sampel penelitian. reaksi individu. Suatu penelitian berulang- Pengambilan data dilakukan di sejumlah ulang menunjukkan bahwa sikap terhadap tempat di wilayah Bekasi seperti sekolah suatu iklan dapat berfungsi sebagai peramal dan tempat bimbingan belajar. Penelitian ini yang signifikan atas sikap terhadap suatu menggunakan teknik purposive sampling, produk (Engel, 1994). Sikap konsumen yang mana pengambilan sampel berdasarkan merupakan elemen kedua dari elemen- atas pertimbangan sesuai dengan maksud elemen yang membentuk kesan produk. dan Sikap konsumen terhadap produk dapat 2002). Teknik pengumpulan data pada diartikan sebagai penyampaian apa yang penelitian diharapkan kuesioner. Metode kuesioner ini dibagi atas individu rangsangan dihadapkan yang pada menghendaki konsumen agar dapat tujuan penelitian ini (Sukandarumidi, menggunakan metode memuaskan kebutuhan konsumen. daftar isian identitas subjek dan skala. Daftar Maka berdasarkan keterangan di atas dapat isian subjek terdiri dari nama dan usia diketahui bahwa sikap konsumen terhadap merupakan karakteristik subjek penelitian. pesan iklan televisi dapat memacu Selain itu, dalam kuesioner tersebut terdapat keinginan atau niat untuk membeli produk. skala pesan iklan televisi dan intensi pembelian yang mengacu pada skala Likert. Pengumpulan data yang digunakan Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, mengukur pesan iklan televisi yaitu dengan maka dapat ditarik hipotesis yaitu adanya menggunakan skala pesan iklan televisi pengaruh pesan iklan televisi terhadap berdasarkan intensi pembelian. attention, interest, desire, conviction dan konsep AIDCA adalah action. Sedangkan dalam mengukur intensi pembelian yaitu dengan menggunakan skala METODE PENELITIAN intensi Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh, yaitu 6 pembelian berdasarkan faktor penentu intensi adalah sikap, norma untuk skala pesan iklan televisi sebesar subjektif dan perceived behavior control. 0,879 sehingga skala dinyatakan reliabel. Untuk menguji validitas alat ukur dari Sedangkan, uji validitas skala intensi penlitian ini, digunakan teknik Korelasi pembelian dari 55 item yang diujicobakan Product terdapat 28 item yang valid dengan nilai Moment Pearson dengan mengkorelasikan skor setiap item dengan skor total menguji Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat reliabilitas digunakan analisis varians Alpha konsistensi skor pada alat tes. Uji reliabilitas Cronbach. Baik pengujian validitas dan Skala Intensi Pembelian hasilnya diketahui reliabilitas, keduanya menggunakan bantuan bahwa program komputer SPSS versi 12.0 For 0,894 sehingga skala dinyatakan reliabel. Windows. item. Dan Sedangkan untuk korelasi antara 0,305 sampai dengan 0,647. untuk koefisien reliabilitasnya sebesar menguji Analisis data yang digunakan untuk hipotesis mengenai pengaruh pesan iklan menguji hipotesis dalam penelitian ini televisi terhadap intensi pembelian produk adalah dengan uji hubungan data dua pemutih kulit pada remaja putri digunakan variabel yang yang memiliki sebab - akibat, teknik regresi. Uji Regresi Sederhana, yaitu salah satu model dalam statistik parametrik. Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov- HASIL PENELITIAN Pengambilan data penelitian dilakukan Smirnov pada skala pesan iklan diketahui selama tiga hari. Pada tanggal 15 Oktober nilai statistik sebesar 0,069 dengan nilai 2008, 16 Oktober 2008 dan 17 Oktober signifikansi 0,200 (p<0,05). Sedangkan hasil 2008. Sampel dalam penelitian adalah uji normalitas pada skala intensi pembelian remaja putri yang mempunyai rentang usia diketahui nilai statistik sebesar 0,054 dengan antara 16 tahun-20 tahun, dan pernah nilai signifikansi 0,200 (p<0,05). Hal ini melihat iklan produk pemutih badan di menunjukkan bahwa distribusi skor pada televisi, skala membeli produk serta mempergunakan produk pemutih badan menyebarkan 110 iklan dan skala intensi pembelian adalah normal. tersebut. Untuk pengambilan data penelitian, peneliti pesan Dari 107 subjek didapatkan bahwa hasil eksemplar, uji linearitas pada skala pesan iklan dan semuanya memenuhi syarat untuk dianalisis intensi pembelian menunjukkan hasil yang dalam penelitian ini. linier dengan nilai F = 7,227, dan nilai Uji validitas untuk skala pesan iklan signifikansinya sebesar 0,008. Dengan televisi dari 63 item yang diujicobakan demikian dapat dikatakan ada hubungan terdapat 38 item yang valid dengan nilai yang linier positif pesan iklan dengan intensi korelasi antara 0,302 sampai dengan 0,489. pembelian pada remaja putri. Namun, dalam Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat penelitian ini terdapat outlier, sehingga konsistensi skor pada alat tes. Uji reliabiltas 7 subjek yang termasuk outlier dibuang oleh wanita akan lebih dihargai karena daya tarik peneliti. fisiknya dan umurnya. Sosial ekonomi juga Dari hasil analisa regresi didapat nilai sangat mungkin mempengaruhi intensi probabilias sebesar 0,008 (p<0,01) yang pembelian. berarti bahwa nilai tersebut sangat signifikan mempermudah dan nilai F sebesar 7,227. Berdasarkan nilai pengambilan keputusan pembelian. Hal ini tersebut, maka hipotesis penelitian diterima sesuai dengan pendapat Loudon & Bitta yang artinya ada pengaruh yang sangat (1993) yang menyatakan bahwa remaja signifikan tumbuh antara pesan iklan televisi Hal ini mungkin seseorang dalam masa akan dalam yang tidak terhadap intensi pembelian produk pemutih berkekurangan, sehingga akan lebih mudah pada remaja putri. dalam memutuskan membeli sesuatu tanpa memikirkan biaya dan manfaat bagi dirinya. Faktor pribadi juga dapat mempengaruhi PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji intensi pembelian pada remaja putri. Hal ini pengaruh pesan iklan televisi terhadap mungkin dikarenakan remaja putri sudah intensi putri. mulai lebih peduli pada penampilan fisik Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam untuk menarik lawan jenis. Hal ini sesuai penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh dengan pendapat Baron & Bryne (1994) yang sangat signifikan antara pesan iklan yang menyatakan bahwa dibandingkan pria, televisi terhadap intensi pembelian produk wanita memiliki kecenderungan untuk lebih pemutih kulit yaitu sebesar 66,3%. Hasil memperhatikan penelitian ini menunjukkan bahwa pesan keseluruhan, mengalami eating disorders iklan sangat berpengaruh dalam intensi dan akan menjadi depresi karenanya. pembelian pada remaja citra tubuh secara pembelian. Hal ini sesuai dengan yang Berdasarkan perhitungan rerata empirik diungkapkan Shimp (2003) bahwa salah satu dan rerata hipotetik diketahui bahwa pesan elemen penting yang digunakan dalam iklan televisi memiliki kategori rata-rata atau komunikasi sebuah iklan adalah pesan. sedang, dengan nilai rerata empirik sebesar Pesan yang efektif adalah pesan yang dapat 106,51. Hal ini mungkin dikarenakan pada menarik perhatian, sehingga orang dapat remaja putri menganggap secara umum mengingat pesan keseluruhan informasi yang disampaikan. iklan kepadanya televisi selama yang ini disuguhkan dinilai baik. Meskipun demikian ada faktor-faktor Sedangkan, intensi pembelian memiliki lain yang juga memiliki pengaruh terhadap kategori yang sedang atau rata-rata dengan intensi pembelian yaitu sebesar 33,7%. nilai rerata empirik sebesar 60,59. Hal ini Faktor-faktor tersebut antara lain pengaruh mungkin dikarenakan banyaknya produk budaya. Hal ini mungkin dikarenakan pemutih kulit yang diiklankan sehingga pengaruh sosial budaya yang ada dimana membuat 8 subjek bingung dalam memutuskan produk kebenarannya dan sesungguhnya kecantikan tersebut. Dan dapat disimpulkan bahwa wanita itu bukan dilihat dari keindahan fisik pesan iklan televisi yang baik disuguhkan semata. kepada untuk remaja membeli putri, maka akan 2. Peneliti Selanjutnya menimbulkan intensi pembelian yang baik Dari hasil penelitian diketahui bahwa pula. terdapat faktor-faktor lain yang menentukan pesan iklan televisi. Dengan demikian SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dinilai dapat perlu untuk disarankan kepada peneliti lain agar untuk meneliti faktor- ditarik kesimpulan bahwa pesan iklan faktor lain yang mempengaruhi pesan iklan televisi memberikan pengaruh yang sangat televisi selain intensi pembelian, seperti signifikan dengan intensi pembelian produk faktor budaya, faktor sosial ekonomi dan pemutih kulit pada remaja putri. Pengaruh faktor pribadi. yang diberikan sebesar 66,3%, sedangkan 33,7% kemungkinan dipengaruhi oleh faktor Selain itu disarankan kepada peneliti lainnya, antara lain: faktor budaya, sosial lain agar menguji cobakan dengan produk ekonomi, dan faktor pribadi. lain yang banyak diiklankan saat ini, seperti produk Dari hasil analisis juga diketahui bahwa pada perhitungan perbandingan makanan atau produk telekomunikasi. rerata empirik dan rerata hipotetik diketahui bahwa Peneliti juga menyarankan kepada pesan iklan televisi memiliki kategori yang peneliti sedang, sedangkan intensi pembelian produk perbedaan definisi dari intensi, sikap dan pemutih kulit pada remaja putri memiliki perilaku pembelian. lain agar lebih memperjelas kategori sedang. DAFTAR PUSTAKA SARAN Abdullah, A. (2002). Hubungan Attitude, Subjective Norm dan Perceived Behavior Control dengan Intensi untuk berperilaku. Tesis. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dianjurkan adalah sebagai berikut : 1. Konsumen Produk Pemutih Kulit Ajzen, I. (1988). Attitudes, Personality and Behavior. London: Open Unversity Press. Untuk para konsumen produk pemutih kulit agar lebih mempertimbangkan dalam memutuskan membeli produk pemutih kulit Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. 7th. Ed. Upper Saddle, New Jersey: Prentince Hall, Inc. dan tidak mudah terbuai oleh iklan yang ditawarkan produk tersebut, khususnya kepada remaja putri. Dikarenakan tidak semua yang diiklankan itu terbukti 9 California: Random House Bussiness Division. Assael, H. (1992). Consumer Behavior and Marketing. 4th. Ed. Boston: PWS KENT Publ. Co. Hasan, M. I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan aplikasinya. Cetakan Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia. Azwar, S. (2001). Dasar-dasar Psikometri. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Hurlock, E. B. (2000). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang tentang Kehidupan. Edisi Kelima. Alih bahasa : Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Penerbit Erlangga. Azwar, S. (2002). Tes Prestasi : Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Cetakan Kelima. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iswara, Banu, S. A. (1999). Pengaruh Model Iklan dan Klaim Pesan Emosional Naskah Iklan terhadap Evaluasi Merek Produk. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. D. Cantik = Pe De. Http://www.kompas.com/index.htm. 15 Maret 2004 (diakses tanggal 20 Mei 2007). Jefkins, F. F., (1996). Introduction to Marketing, Advertising and Public Relation. London: McMillan Press Ltd. Belch, G. E., & Belch, M. A. (2001). Advertising and Promotion : An Integrated Marketing Communication Perspective. 5th. Ed. New York: McGraw Hill. Kottler, P. (1998). Marketing Management : Analysis, Planning, Implementation and Control. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Dunn, S. W., & Barban, A. M. (1986). Advertising : Its Role in Modern Marketing. New York: CBS College Publishing. Kasali, Dominick, J. R. (1996). The Dynamics of Mass Communication. 5th. Ed. New York: McGraw Hill. Maulana, A. (2004). Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Absolut. Munks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1999). Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam berbagai bagiannya. Cetakan Kedua Belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Engel, J. F. (1994). Consumer Behavior. 8 th. Ed. Boston: The Dryden Press. Feldman, R. S. (1993). Understanding Psychology. 3rd. Ed. New York: McGraw Hill. Mukhtar, M., Ardiyanti, N., & Sulistiyaningsih, E. (2001). Konsep Diri Remaja menuju Pribadi Mandiri. Cetakan Pertama. Jakarta: Rakasta Gamasta. Fishbein, M. & Ajzen, I. (1975). Belief, Attitude, Intension and Behavior : An Introduction to Theory and Research. Massachussets: Addison Wessey Publishing Company. Gilson, R. (1993). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Peter, J. P. & Olson, J. C. (1999). Consumer Behavior and Marketing Strategy. 5th. Ed. Boston: McGraw Hill. C. & Berkman, W. (1980). Advertising : Concept and Strategies. 10 Purianto, D,et al. (2003). Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program dan Teknik Pengukuran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Russel, T. J. & Lane, W. R. (1990). Tata Cara Periklanan Klepner. Cetakan Kedua. Jakarta: Erlangga. Santrock, J. W. (1998). Adolescence. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Saraswati, D. (2005). Efektivitas Iklan Humor pada Media Cetak dan Peningkatan Brand Awareness pada Remaja. Jurnal Psikologi Ekonomi dan Konsumen, 1, 45-61. Sarwono, S. W. (2001). Psikologi Remaja. Cetakan Keenam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Shimp, T. (2003). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga Schiffman, I. G. & Kanuk, L. L., (1997). Consumer Behavior. 6th. Ed. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Solomon, M. R. (1991). Consumer Behavior: Buying, Having and Being. New Jersey: Pearson Edu, Inc. Stanton, W. J. (1967). Fundamentals of Marketing. New York: McGraw Hill Book Company. Willis, S. S. (1994). Problema Remaja dan pemecahannya. Cetakan Kesepuluh. Bandung: Angkasa Bandung. Wortman, C. B. (1999). Psychology. 5th. Ed. New York: McGraw Hill College. 11