Tidak berjudul

advertisement
Gambaran Penggunaan Jenis Obat Antibiotik Generik Dan Antibiotik Paten Di
Apotek Mega Farma Desa Montong Beter Kec.Sakra Barat
Periode Januari-Mei 2015
Siti Marlina
D3 FarmasiPoliteknik Medica Farma Husada Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan jenis obat antibiotik
generik dan antibiotik paten di Apotek “Mega Farma” Desa Montong Beter Kec.Sakra Barat
periode Januari sampai Mei tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah retrospektif.
Objek penelitian adalah semua resep antibiotik generik dan antibiotik paten. Data yang diperoleh
kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi dan di analisis.Hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Penggunaan antibiotik generik berdasarkan zat aktifnya yang paling sering digunakan adalah
antibiotik amoxicillin dari golongan penisillin sebanyak 122 resep dengan perolehan persentase
33,70% sedangkan pada gambar 5 menunjukkan bahwa, penggunaan antibiotik paten yang
paling sering digunakan adalah antibiotik novamox dengan zat aktif amoxicillin dari golongan
penisilillin sebanyak 23 resep dengan memperoleh persentase sebesar 31,08%.Obat antibiotik
generik yang paling sering digunakan berdasarkan golongan adalah golongan sefalosporin
dengan perolehan persentase 33,10% dan golongan yang paling sedikit digunakan adalah
golongan aminoglikosida sebesar 0,24% sedangkan Obat antibiotik paten yang paling sering
digunakan berdasarkan golongan adalah golongan Penisillin, dengan persentase 26.57% dan
golongan yang paling sedikit digunakan adalah golongan aminoglikosida dengan persentase
0,72%. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik generik dan antibiotik paten di
Apotek “Mega Farma” adalah karena harga obat tersebut, resep dokter atau karena penyakit
infeksi yang sudah diderita oleh pasien tersebut dan pengetahuan pasien itu sendiri mengenai
antibiotik generik dan antibiotik paten.Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa, penggunaan antibiotik generik lebih besar dibandingkan obat antibiotik paten, sehingga
Apotek “Mega Farma” Desa Montong Beter Ke.Sakra Barat harus tetap melaksanakan dan
meningkatkan kewajibannya untuk menggunakan antibiotik generik.
Kata Kunci : Antibiotik, Generik, Paten dan Apotek Mega Farma
PENDAHULUAN
Obat merupakan zat atau bahan yang
digunakan untuk permasalahan kesehatan
masyarakat antara lain digunakan untuk
menyembuhkan penyakit dan mencegah
komplikasi atau kecacatan akibat suatu
penyakit. Obat juga merupakan zat atau
bahan yang dapat menyebabkan kerugian
pada orang yang menggunakan secara tidak
bijak. Secara umum, obat terbagi menjadi
dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat
paten adalah obat jadi dengan nama dagang
yang sudah terdaftar dan hanya diproduksi
oleh industri yang memiliki hak paten. Obat
generik adalah obat dengan nama resmi yang
ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat
yang dikandungnya (Putra, 2012).
Dalam upaya pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap,
jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya,
aman, efektif dan bermutu dengan harga
terjangkau serta mudah diakses adalah
sasaran yang harus dicapai. Salah satu tujuan
KONAS yang tertuang dalam Keputusan
Menteri Kesehatan RI No.189/Menkes/SK
/III/2006 adalah menjamin ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan obat
terutama obat esensial dengan ruang lingkup
yang mencakup pembiayaan, ketersediaan
serta pemerataan obat bagi masyarakat.
Akses masyarakat terhadap obat esensial
dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu:
penggunaan obat rasional, harga yang
terjangkau, pembiayaan yang berkelanjutan
dan sistem pelayanan kesehatan serta suplai
yang
dapat
menjamin
ketersediaan,
pemerataan dan keterjangkauan (Deshpande,
2011).
Obat paten hanya diproduksi oleh
pabrik yang memiliki hak paten sehingga
umumnya dijual dengan harga yang tinggi
karena tidak ada kompetisi. Hal ini biasanya
untuk menutupi biaya penelitian dan
pengembangan obat tersebut serta biaya
promosi yang tidak sedikit. Setelah habis
masa patennya, obat tersebut dapat
diproduksi oleh semua industry farmasi.
Obat inilah yang disebut obat generik
(Kemenkes RI, 2008).
Obat generik dipasarkan dengan
harga jauh lebih murah dari obat paten. Obat
generik dipasarkan dengan harga jual yang
mengesampingkan biaya penelitian dan
pengembangan, studi-studi klinis dan
promosi yang menjadi sebab tingginya harga
obat paten. Meski harga sebagian obat
generik mengalami sedikit kenaikan, namun
masih jauh lebih rendah dibandingkan harga
obat paten. Obat generik merupakan pilihan
terbaik untuk mendapatkan obat yang efektif
dengan harga yang sesuai dan efisien. Pada
prinsipnya, tidak ada perbedaan dalam hal
mutu, khasiat dan keamanan antara obat
generik dengan obat paten dengan
kandungan zat aktif yang sama karena
produksi obat generik juga menerapkan Cara
Produksi Obat yang Baik (CPOB), seperti
halnya obat paten (Kemenkes RI, 2008).
Penggunaan obat generik dan obat
paten, baik pada sarana pelayanan kesehatan
dasar maupun pada pelayanan kesehatan
rujukan, menunjukkan bahwa pada tahun
2009 dari bulan Januari sampai Mei
persentase penggunaan obat generik di
Rumah Sakit adalah 70,97%, sedangkan
untuk rata-rata penggunaan obat antibiotik
paten yaitu 29,03% (siregar, 2004).
Pada sisi lain, telah dilakukannya
pendataan mengenai penggunaan obat
antibiotik generik dan antibiotik paten pada
puskesmas dan rumah sakit juga menjadi
faktor utama untuk melakukan pendataan
pada apotek. Pengamatan mengenai
antibiotik generik dan antibiotik paten di
apotek menjadi pilihan, sebab merupakan
obat keras yang hanya dapat dibeli di apotek.
Berdasarkan latar belakang diatas,
peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh
lagi tentang obat antibiotik generik dan
paten sekaligus ingin menggambarkan
penggunaan jenis obat antibiotik sehingga
peneliti mengangkat judul gambaran
penggunaan jenis obat antibiotik generik dan
antibiotik paten di apotek “Mega Farma”
Desa Montong Beter Kec.Sakra Barat
periode Januari sampai Mei tahun 2015.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
non eksperimental yang dirancang secara
deskriptif melalui pendekatan retrospektif.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
resep yang masuk di Apotek “Mega Farma”
Desa Montong Beter Kec.Sakra Barat
selama periode Januari sampai Mei tahun
2015. Sampel dalam penelitian ini adalah
semua resep yang mencantumkan sediaan
obat antibiotik generik sebanyak 420 resep
dan antibiotik paten sebanyak 143 resep di
Apotek “Mega Farma” Desa Montong Beter
Kec.Sakra Barat selama periode Januari
sampai Mei tahun 2015. Data didapatkan
dari hasil penggunaan jenis obat antibiotik
generik dan antibiotik paten pada bulan
Januari sampai Mei tahun 2015 lalu data
yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat
dalam bentuk tabulasi dan di analisis serta
dibuat pembahasan dan kesimpulannya.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Jumlah penggunaan obat atibiotik
di Apotek “Mega Farma” Desa
Montong Beter Kec.Sakra Barat
periode Januari sampai Mei 2015.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Jumlah
Jumlah Antibiotik
108
138
132
99
86
563
Tabel 2. Persentase jumlah penggunaan obat
antibiotik Generik di Apotek “Mega
Farma” Desa Montong Beter
Kec.Sakra Barat pada periode
Januari sampai Mei 2015.
Bulan
Jumlah
R/ Obat Antibiotik
R/
Generik
Jumlah Persentase
Januari
108
76
70,37%
Februari
138
99
71,74%
Maret
132
100
75,76%
April
99
80
80,81%
Mei
86
65
75,58%
Jumlah
563
420
374,26%
Rata-rata 112,6
84
74,85%
Tabel 3. Persentase jumlah penggunaan obat
antibiotik Paten di Apotek “Mega
Farma” Desa Montong Beter
Kec.Sakra Barat pada periode
Januari sampai Mei 2015.
Bulan
Jumlah
R/
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Jumlah
Rata-rata
108
138
132
99
86
563
112,6
R/ Obat Antibiotik
Paten
Jumlah Persentase
32
29,63%
39
28,26%
32
24,25%
19
19,20%
21
24,42%
143
125,76%
28,6
25,15%
Tabel 4. Persentase 5 besar obat antibiotik
generik yang paling banyak
digunakan di Apotek “Mega
Farma” periode Januari sampai Mei
2015.
No
Nama Obat
Jumlah Persentase
1 Amoxicillin
122
33,70%
2 Ceftriaxone
98
27,07%
3 Contrimoxazol
95
26,24%
4 Kloramfenikol
27
7,46%
5 Cefotaxime
20
5,52%
Jumlah
362
100,00%
Tabel 5. Persentase 5 besar obat antibiotik
paten
yang
paling
banyak
digunakan di Apotek “Mega
Farma” periode Januari sampai Mei
2015.
No Nama Obat Jumlah Persentase
1 Novamox
23
31,08%
2 Bioplacenton
15
20,27%
3 Novaflox
14
18,92%
4 Novatrim
12
16,22%
5 Amoxan
10
13,51%
Jumlah
74
100,00%
Gol.Obat
Antibiotik
No
N
o
1
2
3
4
5
6
Gol.
Obat
Antibio
tik
Penisill
in
Sefalos
porin
Kuinol
on
Kloram
fenicol
Amino
glikosi
da
Antibio
tik lain
Jumlah
Jumlah Resep
Ja
n
Fe
b
Mar
A
pr
M
ei
Jlh
12
32
39
22
24
129
30
29
35
27
18
139
2
8
0
5
2
17
11
6
5
4
1
27
0
0
0
1
0
1
21
24
21
21
20
107
76
99
100
80
65
420
Perse
ntase
30,71
%
33,10
%
4,05
%
6,43
%
0,24
%
26,57%
Persent
ase
Penisilin
2
Sefalosporin
4
2
0
1
3
10
6,99%
3
Kuinolon
6
4
2
2
3
17
11,89%
4
Kloramfenik
ol
Aminoglikosi
da
Makrolid
6
9
3
3
4
25
17,48%
1
0
0
0
0
1
0,72%
3
6
10
1
1
21
14,68%
Golongan
lain
5
6
4
8
8
31
21,67%
32
39
32
19
21
143
100,00
%
5
6
7
Tabel 9. Distribusi
persentase
hasil
kuesioner
faktor-faktor
yang
mempengaruhi penggunaan jenis
obat antibiotik
generik dan
antibiotik paten di Apotek “Mega
Faram”.
SS
ST
RG
TS
STS
1
50%
9,09%
36,3
6%
45,4
5%
4,45
%
22,7
3%
40,9
1%
22,7
3%
22,7
3%
13,6
4%
22,7
3%
282
%
28%
13,64
%
4,55
%
0%
0%
2
27,27
%
45,45
%
50%
Jumlah
Persent
ase
100%
0%
100%
0%
100%
22,30
%
4,55
%
0%
100%
9,09
%
13,64
%
18,18
%
0%
9,09
%
4,55
%
4,55
%
9,09
%
4,55
%
4,55
%
0%
No
3
4
5
7
8
9
Tabel 7. Data penggunaan antibiotik paten
berdasarkan golongan di Apotek
“Mega Farma” periode Januari
sampai Mei 2015.
38
Jlh
1
6
25,47
%
100,0
0%
M
ei
2
Ja
n
7
Jumlah
Tabel 6. Data penggunaan antibiotik generik
berdasarkan golongan di Apotek
“Mega Farma” periode Januari
sampai Mei 2015.
Jumlah Resep
Fe Ma Ap
b
r
r
12 13 4
10
Jumlah
Ratarata
13,64%
4,55%
36,36
%
45,45
%
45,45
%
31,82
%
40,91
%
50%
27,30%
45,45
%
418%
31,82%
177%
86%
36%
1000%
42%
18%
9%
4%
100%
22,73%
9,09%
27,30%
18,18%
13,64%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil
data
yang
diperoleh pada table 1 menunjukkan bahwa,
Jumlah peresepan obat antibiotik di Apotek
“Mega Farma” Desa Montong Beter
Kec.Sakra Barat pada periode Januari
sampai Mei 2015 adalah sebanyak 563
resep, dengan jumlah penggunaan obat
antibiotik perbulannya berbeda-beda. Data
yang diperoleh tersebut merupakan jumlah
peresepan antibiotik pada bulan Januari
sampai Mei yang sebelum dipisahkan antara
obat antibiotik generik dan antibiotik paten.
Penggunaan obat antibiotik generik
dan antibiotik paten di Apotek “Mega
Farma” periode Januari sampai Mei 2015
terhadap jumlah item obat menunjukkan
bahwa, rata-rata penggunaan antibiotik
generik lebih besar dibandingkan antibiotik
paten yaitu sebesar 74,85%, sedangkan
penggunaan antibiotik paten dengan
persentase 25,15%. Hal tersebut dikarenakan
harga obat generik lebih terjangkau bagi
masyarakat ditinjau dari segi harga obat
tersebut.
Penggunaan
antibiotik
generik
berdasarkan zat aktifnya selama periode
Januari sampai Mei 2015 yang paling sering
digunakan adalah antibiotik amoxicillin dari
golongan penisillin sebanyak 122 resep
dengan perolehan persentase 33,70%
sedangkan penggunaan antibiotik paten yang
paling sering digunakan adalah antibiotik
novamox dengan zat aktif amoxicillin dari
golongan penisilillin sebanyak 23 resep
dengan memperoleh persentase sebesar
31,08%. Jadi penggunaan antibiotik
berdasarkan zat aktif yang paling sering
digunakan baik pada antibiotik generik
maupun antibiotik paten adalah amoxicillin
dari golongan penicillin.
Obat antibiotik generik yang paling
sering digunakan berdasarkan golongan
adalah golongan sefalosporin dengan
perolehan persentase 33,10% dan golongan
yang paling sedikit digunakan adalah
golongan aminoglikosida sebesar 0,24%
sedangkan Obat antibiotik paten yang paling
sering digunakan berdasarkan golongan
adalah
golongan
Penisillin,
dengan
persentase 26.57% dan golongan yang
paling sedikit digunakan adalah golongan
aminoglikosida sebesar 0,72%
Golongan obat antibiotik generik dan
antibiotik paten di Apotek “Mega Farma”
periode Januari sampai Mei yang paling
sering
digunakan
adalah
golongan
sepalosporin dan penisilin, karena kedua
golongan antibiotik tersebut memiliki
mekanisme kerja yang serupa yaitu
menghambat sintesis atau merusak dinding
sel bakteri.
Golongan obat antibiotik generik dan
antibiotik paten di Apotek “Mega Farma”
periode Januari sampai Mei yang paling
sedikit
digunakan
adalah
golongan
aminoglikosida. Antibiotik aminoglikosida
merupakan bakterisid yang kerjanya cepat.
Pembunuhan bakteri tergantung pada
konsentrasi, tetapi aktivitas bakterisid
residual masih ada walaupun konsentrasi
serum telah menurun di bawah konsentrasi
penghambatan minimum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penggunaan jenis obat antibiotik generik dan
antibiotik paten pada pelayanan kesehatan di
Apotek “Mega Farma” Desa Montong Beter
Kec.Sakra Barat adalah harga obat tersebut.
Penggunaan jenis obat antibiotik generik
lebih bayak dikonsumsi oleh masyarakat
setempat karena harga obatnya yang lebih
terjangkau dibandingkan obat paten. Selain
karena harga obat, faktor yang dapat
mempengaruhi penggunaan jenis obat
antibiotik
generik dan antibiotik paten
adalah karena resep dokter ataupun penyakit
infeksi yang diderita oleh pasien dan
pengetahuan pasien itu sendiri mengenai
antibiotik generik dan antibiotik paten yang
mendapatkan informasi mengenai antibiotik
dari teman, keluarga dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian
tentang
yang paling sering digunakan berdasarkan
golongan adalah golongan Penisillin,
dengan persentase 26.57% dan golongan
yang paling sedikit digunakan adalah
golongan
aminoglikosida
dengan
persentase 0,72%.
3. Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
penggunaan antibiotik generik dan
antibiotik paten di Apotek “Mega Farma”
adalah karena harga obat tersebut, resep
dokter atau karena penyakit infeksi yang
sudah diderita oleh pasien tersebut dan
pengetahuan pasien itu sendiri mengenai
antibiotik generik dan antibiotik paten.
Gamaran penggunaan jenis obat antibiotik
generik dan antibiotik paten di Apotek
“Mega
Farma”
Desa
Montong
Beter
SARAN
1.
Kec.Sakra Barat Periode Januari-Mei, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan
antibiotik
generik
berdasarkan zat aktifnya yang paling
sering digunakan adalah antibiotik
amoxicillin dari golongan penisillin
sebanyak 122 resep dengan perolehan
persentase 33,70% sedangkan pada
gambar
5
menunjukkan
bahwa,
penggunaan antibiotik paten yang paling
sering digunakan adalah antibiotik
novamox dengan zat aktif amoxicillin
dari golongan penisilillin sebanyak 23
resep dengan memperoleh persentase
sebesar 31,08%.
2. Obat antibiotik generik yang paling
sering digunakan berdasarkan golongan
adalah golongan sefalosporin dengan
perolehan persentase 33,10% dan
golongan yang paling sedikit digunakan
adalah golongan aminoglikosida sebesar
0,24% sedangkan Obat antibiotik paten
2.
Diharapkan Apotek “Mega Farma”
Desa Montong Beter Ke.Sakra Barat
tetap
mempertahankan
dan
melaksanakan
serta
meningkatkan
kewajibannya untuk menggunakan
antibiotik generik di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Diharapkan Apotek “Mega Farma”
Desa Montong Beter Ke.Sakra Barat
dapat menambah jumlah obat antibiotik
generik lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1984, Ilmu Farmasi, Gahalia
Indonesia.
Anief,
M.
1994.
Farmasetika
Dasar..Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat;Teori
dan Praktik..Yogyakarta: Gadjah
Mada Press.
Arikunto, S. 2006. Metodelogi penelitian.
Yogyakarta: Bina Aksara.
Bogadenta,
A.
2012.
Manajemen
Pengelolaan Apotek. Jogjakarta:
Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2004. Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2003. Standar
Kompetisi Farmasis Indonesia.
Jakarta: ISFI.
Deshpande, 2011. Antimicrobial Resistance:
The
Global
Public
Health
Challenge, International Journal Of
Student Research, Volume I, Issue
2.
Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan
Terapi Edisi 4. Jakarta: Gaya Baru.
Hidayat. 2012.Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Informatorium Obat Nasional Indonesia
2000,
Direktorat
Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, 27, 199, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
No:302/Menkes/SK/III/2008
tentang Harga Obat Generik.
Kotler,
Philipis.1997.Manajemen
Femasaran
Jilid
I.Jakarta:
Prehallindo.
Nasution, 2003. Metode Logi Research
Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Notoatmodjo,
S.
2005.
Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Priyanto. 2009. Cara Pemakaian atau
penggunaan Obat, Jogjakarta:
Medikakom.
Priyanto. 2010. Farmakologi Dasar untuk
mahasiswa
Farmasi
dan
Keperawatan. Jakarta: Leskonfi.
Putra.
2012.
Buku
Pintar
Apoteker.Jogjakarta: DIVA Press.
Setyosari, P. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
Siregar. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori
dan Penerapannya. Jakarta: EGC.
Sudjana.2001. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung : Sinar Baru.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.
Sugiyono.2008.Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suharsimi, 1993. Manajemen Penelitian.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suryawati. 1997. Efisiensi Pengelolaan Obat
di Rumah Sakit Umum. Yogyakarta:
Magister Manajemen Rumah Sakit
Universitas Gadjah Mada.
Syamsuni. 2006. Farmasetika dan Hitungan
Farmasi. Jakarta: EGC.
Syamsuni. 2010. Ilmu Resep, Jakarta: EGC.
Tjay, T.H dan Kirana Rahardja. 2007. ObatObatan Penting. Jakarta: PT.Elex
Media Komputindo.
Download