OBAT-OBATAN YANG LAZIM DALAM PELAYANAN KEBIDANAN BY : KELOMPOK I DEFINISI OBAT Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993 obat adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, Departemen Kesehatan RI, 2005). PEMBERIAN OBAT OLEH BIDAN Bidan bertugas dalam menghadapi ibu hamil dan melahirkan menggunakan berbagi macam obat ,Pemberian obat pada ibu hamil dan pada saat persalinan tentunya harus memikirkan banyak faktor, yaitu masalah efek samping yang ditimbulkan oleh obat itu. Selain dari ibu hamil dan yang akan melakukan persalinan, tentunya bidan juga berperan dalam pemberian obat kepada ibu yang tidak ingin hamil, dalam hal ini pemberian alat-alat kontrasepsi, khususnya kontrasepsi hormonal seperti pil, implant, dan suntikan hormon. Bidan juga berperan penting dalam pemberian imunisasi toksoplasma dan toksoid pada ibu hamil. Dan imunisasi pra nikah, serta imunisasi pada bayi dan balita meski tidak sepenuhnya harus dilakukan oleh bidan. TIGA KOMPARTEMEN KEBERADAAN OBAT PADA IBU HAMIL Kompartemen ibu Kompartemen janin Kompartemen plasenta Penggunaan Kehamilan Obat dalam Masa Efek pada Ibu Pada ibu hamil, hormone plasenta akan mempengaruhi fungsi traktus digestivus dan motilitas usus,sehingga obat akan lebih lama berada di traktus digestivus. PH pada lambung akan meningkat menyebabkan buffer asam basa terganggu rebsorpsi makanan dan obat menurun sehingga efek terpeotik obat menurun Dengan banyaknya mual dan muntah akan mempengaruhi dosis obat yang masuk ke saluran pencernaan. EFEK PADA IBU Pada filtrasiglomerolus akan meningkat 50% . ini akibat peningkatan volume plasma dara dan hormone progesterone. Dengan peningkatan ini maka ada jenis obat tertentu yang cepat diekskresikan, misalnya golongan penisilin dan derivatnya, beberapa obat jantung (digoksin) dan golongan markolid. Pada ibu hamil fungsi hati terganggu karena adanya hormon plasenta, maka pembetukan protein, terutama albumi akan menurun . beberapa obat kan lebih menurunkan fungsi hepar akibat adanya hormone plasenta terutama profesteron dan estrogen. Efek pada Plasenta Plasenta merupakan unit yang menyalurkan nutrient dari ibu ke janin. Bila dalam plasma darah ibu terdapat obat, maka obat ini kan melewati mekanisme transfer plasenta (sawar plasenta),yaitu membrane bioaktif sito plasmik lipoprotein sel trofoblast, endotel kapiler vili korialis, dan jarinag pengikat intersisial vili. Obat akan melaui sawar plasenta dengan cara difusi aktif/pasif, transportasi aktif dan fasilitatif, dengan kemampuan tersebut maka kadar obat yang melewati palsenta akan berkurang Efek pada Janin Dengan mengingat peran plasenta dalam memfiltrasi atau seleksi obat secar pasif maupun aktif serta banyak sedikitnya obat yang akan masuk ke janin, maka perlu dipikirakan kadar obat yang berefek atau memberi resiko pada kesejahteraan janin Bila obat akan memberi pengaruh teratogenik pada janin maka pemberian obat tersebut perlu di pertimbangkan . sangat jarang pemberian obat untuk janin melalui ibu,tapi yang paling sering terjadi adalah pembeian obat untuk ibu tepi tanpa terpikirka masuk ke dalam plasenta dan akan mempengaruhi kesejahteraan janin. Periode pertumbuhan janin yang dapat beresiko dalam pemberian obat pada pertumbuhannya -Periode embrio, yaitu dua minggu pertam sejak konsepsi. Pada periode ini embrio belum terpengaruh oleh efek obat penyebab teratogenik -Periode organogenesis, yaitu sejak 17 hari sampai lebih kurang 70 hari pascakonsepsi, sangat rentan terhadap efek obat, terutama obat-obat tertebtu yang memberi efek negative atau cacat bawaan pada pertumbyhan janin . -Setelah 70 hari pascakonsepsi, dimana organogenesis masih berlangsung walau belum sempurna, obat yang berpengaruh jenis obatnya tidak terlalu banyak, bahkan ada yang mengatakan tida berpengaruh. Kategori obat badan pengawas obat Australia (TGATeraupetik Good Administration) Kategori Keterangan A adalah golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi keselamatan janin B adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko. C adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti adanya resiko D adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin. Pada keadaan khusus obat ini digunakan jika manfaatnya kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman X adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin. Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil Contoh Kategori Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan (FDA) Nama Obat Pada Kehamilan Parasetamol B Asetosal C (D jika dosis penuh diberikan pada trimemster ketiga) Bismuth C (D pada trimemster ketiga) Kafein B CTM B Konroitin sulfat- Tidak ada data glukosamin Klotrimazol B (toika), C (troches) Kodein C (D jika digunakan dalam waktu lama atau pada dosis tinggi) Dimenhidrinat B Difenhidramin B Efedrin C Penggunaan Obat dalam Masa Persalinan OKSITOSIK adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan Obat : Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) 10 Unit/ampl Mekanisme kerja : Merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mempercepat persalinan, induksi pengeluarkan ASI Absorpsi: Melalui mukosa hidung Distribusi: Distribusi luas ke cairan ekstraseluler Metabolisme : t1/2 1-9 menit, dimetabolisme di hati, lama kerja 2-3 jam Eliminasi: Ginjal Efek samping : Konstipasi, mual, muntah, ruam kulit, anoreksia Interaksi obat : Dengan obat Vasopresor dpt mengakibatkan hipertensi dan dg anastesi siklopropan menyebabkan hipertensi Penggunaan Obat dalam Masa Persalinan PROSTAGLANDIN merupakan senyawa yg dibuat dari fosfolipid pada membran sel dlm jaringan tubuh. Senyawa tersebut merupakan substansi yg penting sebagai hormon lokal. Prostaglandin di dlm tubuh sangat penting dlm membantu proses melahirkan : Pematangan serviks Kontraksi uterus (oksitosin + prostaglandin) PGE1 : Mematangkan serviks PGE2 : Meningkatkan kontraksi uterus dan mematangkan serviks PGI2 : Aliran darah darah dari ibu ke janin PGI2a : Menimbulkan kontraksi uterus segala waktu Penggunaan Obat dalam Masa Persalinan PROSTAGLANDIN SINTETIK Obat : Dinoproston (PGE2) pervaginal Sediaan : Tablet dan jelly Indikasi : Pematangan serviks dan induksi persalinan Aksi : 10 menit setelah dimasukkan ke dalam vagina Absorpsi : Dinding vagina Obat : Misoprostol (PGE1) pervaginal Sediaan : Tablet Indikasi : Induksi dan penguatan persalinan serta penatalaksanaan kala tiga persalinan Efek samping prostaglandin: Pireksia (demam) Vasodilatasi dan hipotensi Inflamasi Sensitasi terhadap nyeri Duresis dan kehilangan elektrolit Pelepasan hormon hipofise, renin dan steroid adrenal Kontraindikasi : Terdapat ruptura membran amnion, Adanya riwayat sikatris Kewenangan Aspek LegaL Bidan dalam Pemberian Obat Kewenangan bidan dalam pemberian obat, kwenangan ini dituliskan pada KEPMENKES 900 dan KEPMENKES 396 mengenai obat. -Pasal 1 ayat 6-7: -6. Obat Bebas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna hijau yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. -7. Obat Bebas Terbatas adalah obat yang berlogo bulatan berwarna biru yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Pasal 11: Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif kala III; THANK YOU