Skizofrenia Tipe Paranoid

advertisement
SKIZOFRENIA
Ari Rosanti
Novia Eldiane
Ika Listyani Azkiya
Nadia Iswari Pinandita
Syerly Vinarianty
Silka Shafanisa
Mirsa Widiantie
Dini Fauziah Pratiwi
Liana Nurfadhilah
Nurul Hamidah
Stevia Malini
190110097001
190110090012
190110090019
190110090043
190110090052
190110090072
190110090075
190110090104
190110090113
190110080048
190110080080
SEJARAH DAN DEFINISI
PSIKOTIK
Definisi
Keadaan dimana seseorang salah dalam menilai persepsi
dan pikiran mereka serta menarik kesimpulan yang salah
tentang realita eksternal, meski dihadapkan pada bukti
yang berlawanan (American Psychiatric Association)
PSIKOTIK
Sejarah
• Kata ‘psikosis’ pertama kali digunakan oleh Ernst von
Feuchtersleben pada tahun 1845
• Emil Kraepelin membagi psikotik utama menjadi penyakit
manic depressive (gangguan bipolar) dan dementia
praecox (schizophrenia)
• Selama tahun 1960-an dan 1970-an, psikosis merupakan
ketertarikan khusus bagi kritikus psikiatri

Sejak tahun 1970, kesadaran yang lebih besar bahwa
penyakit mental bukanlah seumur hidup cacat
SKIZOFREN
Definisi
Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang
ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran,
afek, dan perilaku seseorang.
SKIZOFREN (2)
Sejarah
• Kata “skizofrenia sudah terlahir sejak kurang lebih 150
tahun yang lalu.
• Pertama kali diidentifikasi sebagai penyakit mental diskrit
oleh Dr Emile Kraepelin pada tahun 1887. (menggunakan
istilah“dementia praecox”)
• Manusia pada zaman firaun mesir kuno percaya bahwa
penyakit fisik berhubungan dengan racun dan iblis.
• Psikiater Swiss, Eugen Bleuler, menciptakan istilah
“skizofrenia” pada tahun 1911. Dia orang pertama yang
menggambarkan gejala-gejala “positif” atau “negatif.
SKIZOFREN (3)


Bleuler dan Kraepelin membagi skizofrenia ke dalam
beberapa kategori, mengklasifikasikan jenis skizofrenia.
DSM-III: tidak terorganisir, katatonik, paranoid, residu, dan
tidak dibedakan.
Banyak peneliti menggunakan sistem lain untuk
mengklasifikasikan: dominan “positif” vs “negatif” gejala,
perkembangan dari gangguan dalam hal jenis dan
keparahan gejala dari waktu ke waktu, dan kejadian yang
tidak disengaja lain atas gangguan mental dan sindrom
Epidemiologi




Gangguan ini mengenai hampir 1% populasi dewasa dan
biasanya onsetnya pada usia remaja akhir atau awal masa
dewasa.
Pada laki-laki biasanya gangguan ini mulai pada usia lebih
muda yaitu 15-25 tahun sedangkan pada perempuan lebih
lambat yaitu sekitar 25-35 tahun.
Hampir 10% dari pasien skizofrenia yang melakukan
bunuh diri (Kazadi, 2008).
Lebih banyak perempuan yang mengalami skizofrenia pada
usia yang lebih lanjut bila dibandingkan dengan laki-laki
(Durand, 2007).
ETIOLOGI
Etiologi Skizofrenia
• Pada abad ke-19, belum ditemukan dasar neuropatologis
pada skizofrenia, sehingga skizofrenia diklasifikasikan
sebagai gangguan fungsional
• Pada akhir abad ke-20, para peneliti berhasil menemukan
dasar neuropatologis pada skizofrenia antara lain faktor
biologis, genetik, biokimia, dan psikososial
Faktor Biologis
Dasar neuropatologis skizofrenia terutama ada di sistem
limbik dan ganglia basalis, dan juga di korteks serenri,
thalamus dan batang otak
 Adanya pengurangan volume otak akibat penurunan
densitas akson, dendrit, dan sinapss yang berfungsi
memediasi fungsi otak
 Adanya pembesaran ventrikel lateral dan ventrikel ketiga
serta pengurangan volume kortikal sehingga terjadi
pengurangan simetrisitas pada beberapa area di otak
(sumber: bahan kuliah psikiatri).

Faktor Genetik
POPULASI
PREVALENSI (%)
Populasi Umum
1
Saudara Kandung
8
Salah Satu Orangtua yang menderita
12
Kedua Orangtua menderita
40
Kembar heterozigot
12
Kembar monozigot
47
Faktor Biokimia (1)


Skizofrenia berasal dari ketidakseimbangan kimiawi otak
yang disebut neurotransmitter, yaitu kimiawi otak yang
memungkinkan neuron-neuron berkomunikasi satu sama
lain.
Beberapa ahli mengatakan skizofrenia berasal dari
aktivitas neurotranmitter dopamine yang berlebihan di
bagian-bagian tertentu otak atau karena sesitivitas yang
abnormal terhadap dopamine.
Faktor Biokimia (2)

Banyak ahli yang berpendapat bahwa aktivitas dopamine
yang berlebihan saja tidak cukup untuk skizofrenia.
Beberapa neourotranmitter lain seperti serotonin dan
norepinephrine tampaknya juga memainkan peranan
(Duran, 2007).
Faktor Biokimia (3)
Hipotesis : pada skizofrenia terdapat hiperaktivitas sistem
dopamine pada jaras mesolimbik dan hipoaktivitas sistem
dopamin pada jaras mesocortical.

Terdapat lima jaras dopamine pada otak yang dapat dilihat
dalam gambar berikut ini :
Faktor Psikososial


Faktor psikososial meliputi adanya kerawanan herediter
yang semakin lama semakin kuat, adanya trauma yang
bersifat kejiwaan, adanya hubungan orang tua-anak yang
patogenik, serta interaksi yang patogenik dalam keluarga
(Wiraminaradja & Sutardjo, 2005).
Istilah schizophregenic mother digunakan untuk
mendeskripsikan ibu yang memiliki sifat dingin, dominan,
dan penolak, yang diperkirakan menjadi penyebab
skizofrenia pada anak-anaknya (Durand & Barlow, 2007).
SUBTIPE SKIZOFRENIA





Skizofrenia Tipe Paranoid
Skizofrenia Tipe Disorganized
Skizofrenia Tipe Katatonik
Undifferentiated Schizophrenia
Skizofrenia Tipe Residual
Skizofrenia Tipe Paranoid
Skizofrenia paranoid adalah skizofrenia yang terdiri dari
kelainan psikosis yang berkembang perlahan – lahan di
tandai dengan waham yang menetap, tidak bisa berubah,
sistematis dan mempunyai alasan – alasan yang tidak
masuk akal.
Tanda- tanda skizofrenia paranoid:









Halusinasi pendengaran, seperti mendengar suara-suara
Delusi, seperti percaya rekan kerja ingin meracuni Anda
kegelisahan
kemarahan
emosi datar
kekerasan
Banyak berargumentasi (berdebat)
Merasa diri penting atau memandang orang lain rendah.
Pikiran dan perilaku bunuh diri
Gejala – gejala menurut PPDGJ III :




Proses pikir diluar sentral cukup baik.
Struktur kepribadianya yang retak
Gerakan cukup harmonis
Keadaan efektif umumnya stabil, bila ada perubahan di
dahului perubahan waham.
Etiologi Skizofrenia paranoid:



Ambisi yang besar, tetapi tidak mampu mencapai frustasi.
Ingin mencapai kepribadian dari kecenderungan dan
impuls yang tidak disukai
Adanya rasa bersalah
Skizofrenia Tipe Disorganized



Bentuk Hebefrenik skizofren yang dikemukakan Kraeplin
disebut skizofrenia disorganisasi dalam DSM-IV-TR.
Skizofrenia tipe disorganisasi mulai dikenal sekitar 150
tahun yang lalu.
Carson dan Butcher (1992) mengemukakan bahwa
gangguan skizoprenia tipe ini biasanya muncul pada usia
muda dan lebih awal jika dibandingkan dengan gangguangangguan skizoprenia lainnya; tampilannya pun berupa
disintegrasi kepribadian yang lebih parah. Cara bicara
mereka yang mengalami disorganisasi sulit dipahami oleh
pendengar.
Skizofrenia Tipe Disorganized (2)

Disorganisasi Pembicaraan atau biasa disebut dengan
gangguan berfikir formal, yaitu disorganisasi pembicaraan
merujuk pada masalah dalam mengorganisai berbagai
pemikiran dan dalam berbicaa sehingga pendengar tidak
dapat memahaminya.
Skizofrenia Tipe Disorganized (3)

Disorganisasi perilaku aneh (bizarre) dapat terwujud dalam
banyak bentuk. Pasien dapat meledak dalam kemarahan
atau konfrontasi singkat yang tidak dapat dimengerti,
memakai pakaian yang tidak biasa bertingkah laku seperti
anak-anak atau dengan gaya yang konyol, menyimpan
makanan, mengumpulkan sampah, atau melakukan perilaku
seksual yang tidak pantas seperti melakukan mastrubasi di
depan umum, mereka tampak kehilangan kemampuan
untuk mengatur perilaku mereka dan menyesuaikannya
dengan berbagai standar masyarakat.
Skizofrenia Tipe Disorganized (4)


Pasien dengan tipe ini, gejala-gejala psikotiknya sering
terlihat nyata dibandingkan dengan pasien skizofrenia yang
lainnya. Contohnya : pasien melilitkan pita ke ibu jari atau
bergerak tanpa henti, menunjuk ke berbagai objek tanpa
alasan yang jelas.
Cara bicara terganggu karena satu hal yang disebut
asosiasi longgar atau keluar jalur (derailment). Dalam hal ini
pasien dapat lebih berhasil dalam berkomunikasi dengan
seorang pendengar tetapi mengalami kesulitan untuk tetap
pada satu topik.
Skizofrenia Tipe Disorganized (5)


Perilaku yang disorganisasi adalah perilaku yang tidak
lazim. Untuk mendiagnosa seseorang skizofrenia,
seseorang harus menunjukkan 2 atau lebih gejala positif,
negatif, atau disorganisasi dengan porsi yang besar selama
paling sedikit 1 bulan.
Tanda awal skizofrenia seringkali terlihat saat kanak-kanak.
Skizofrenia Katatonik
Skizofrenia katatonik adalah salah satu jenis skrizofrenia
dimana pasien sering kehilangan kesadarannya terhadap
realita (psikosis).
Ciri utama skizofrenia tipe katatonik menurut DSM-IV
adalah gangguan pada psikomotor yang dapat meliputi:

Ketidakbergerakan motorik seperti, waxy flexibility , dan
stupor

Gaduh gelisah katatonik





Negativism
Rigidity
Mutism
Bizarre posture
Echolia dan echopraxia
Undifferentiated Schizophrenia


Memiliki karakteristik dari simtom skizofrenia namun
tidak dapat dikategorisasikan pada salah satu subtipenya
Gejala dapat berfluktuasi di berbagai titik dalam satu
waktu, dapat juga relatif stabil namun tetap menimbulkan
ketidakpastian dalam kategorisasinya
SKIZOFRENIA TIPE RESIDUAL


Menurut DSM IV Idividu hanya pernah mengalami
setidaknya satu periode skizofrenia tetapi tidak lagi
memanifestasikan gejala-gejala utamanya
Gejala yang di timbulkan dari tipe ini adalah :





Penumpulan emosional
Menarik diri dari lingkungan sosial
perilaku eksentrik
pikiran yang tidak logis
pengenduran asosiasi ringan
Kriteria diagnosis skizofrenia residual


Sebuah penurunan dalam fungsi setelah timbulnya gejala
setidaknya dalam salah satu aspek utama dari kehidupan
seseorang ( misalnya: pekerjaan , sekolah , hubungan ,
perawatan diri )
Tanda-tanda gangguan yang hadir terus menerus untuk
jangka waktu minimal 6 bulan . Untuk setidaknya satu
bulan jangka waktu ( kurang jika mereka mereda karena
pengobatan yang efektif ) , gejala-gejala aktif - fase
(misalnya: delusi , halusinasi , perilaku yang sangat tidak
teratur, dll )


Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di
masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofenia
Tidak terdapat dementia atau penyakit / gangguan otak
organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang
dapat menjelaskan disabilitas negative tersebut
Perjalanan Penyakit
Gejala premorbid
Tanda awal dari skizofrenia (pra-sakit) dengan
beberapa indikator sebagai berikut :
- Ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi
- Penyimpangan komunikasi
- Gangguan atensi
- Gangguan perilaku

Perjalanan Penyakit (2)
Fase prodormal
Yaitu periode dimana mulai terjadinya penurunan
fungsi dalam kehidupan ditandai dengan hilangnya minat
terhadap aktivitas sosial serta meningkatnya kesulitan dalam
memenuhi tanggung jawab/tuntutan hidup sehari-hari.
Fase dimulai pada masa remaja akhir atau permulaan
masa dewasa akan diikuti dengan perkembangan gejala
prodromal yang berlangsung beberapa hari sampai beberapa
bulan.

Perjalanan Penyakit (3)
Fase aktif
Pada fase ini ditandai dengan gangguan jiwa yang
nyata secara klinis, yaitu adanya kekacauan dalam pikiran,
perasaan dan perilaku.
 Fase residual
Fase ini ditandai dengan menghilangnya beberapa
gejala klinis skizofrenia. Yang tinggal hanya satu atau dua
gejala sisa yang tidak terlalu nyata secara klinis, yaitu dapat
berupa penarikan diri (withdrawal) dan perilaku aneh
(Buchanan, 2005).

TERAPI
Terapi Biologis
1. Terapi obat-obatan
a. Obat-obatan antipsikotik tradisional
 Fenothiazin
 Khloropromazin (dengan nama jual Thorazine)
 Butirofenon (haloperidol, Hadol)
 Thioksantin (thiothiksin, Navane)


Thioksantin (thiothiksin, Navane)
Obat tambahan : lithium, antidepresan, antikonvulsan, serta
obat penenang
Efek : lebih pada simptom positif daripada simptom negatif.
Bekerja pada bagian batang otak(sistem retikuler) yang
mengendalikan masukan berita dari alat indera pada cortex
cerebral.
Efek samping :
 mulut kering
 pusing,
 penglihatan kabur
 sulit berkonsentrasi dan tidak bisa tenang
 disfungsi social
 tekanan darah rendah
 gangguan dyskinesia tardif pada lansia
 efek ekstrapiramidal
b.Terapi obat terbaru
 Klozapin (clozaril)
 olanzipan (Zyprexa)
 ridon (Risperdal)
 Iloperidol
Efek : menetralisir gejala akut seperti tingkah laku kacau,
gelisah, waham, halusinasi pendengaran, inkoherensi, maupun
menghilangkan gejala negative seperti autistic(pikiran penuh
fantasi dan tidak terarah), perasaan tumpul, dan gangguan
dorongan kehendak.
2.Terapi Elektrokonvulsif (ECT)
 Dulu
: menakutkan bagi pasien; mengakibatkan
ketidaksadaran sementara, kerancuan pikiran dan
hilangnya ingatan setelah itu, cacat fisik.
 Sekarang : awal diberi obat bius dan disuntik penenang
otot; . Aliran listrik yang sangat lemah dialirkan ke otak
melalui kedua pelipis atau pada pelipis yang menganding
belahan otak yang tidak dominan; Pasien bangun beberapa
menit dan tidak ingat apa-apa tentang pengobatan yang
dilakukan. Kerancuan pikiran dan hilang ingatan tidak
terjadi
3. Pembedahan Otak
Pada tahun 1935 Moniz, seorang psikiater berkebangsaan
Portugis memperkenalkan lobotomy prefrontalis yaitu suatu
prosedur pembedahan yang membuang bagian-bagian yang
menghubungkan lobus frontalis dengan pusat otak bagian
bawah, namun dihentikan sekitar tahun 1950-an karena
menyebabkan banyak pasien yang menjalankan prosedur
tersebut menjadi tumpul dan tidak bertenaga serta sering
kehilangan kemampuan kognitif mereka, misalnya saja tidak
mampu melakukan percakapan yang runtut dengan orang
lain.
Terapi Psikososial
Terapi Kelompok
Pada terapi ini, beberapa klien berkumpul dan saling
berkomunikasi dan terapist berperan sebagai fasilitator dan
sebagai pemberi arah di dalamnya. Di antara peserta terapi
tersebut saling memberikan feedback tentang pikiran dan
perasaan yang dialami oleh mereka. Klien dihadapkan pada
setting sosial yang mengajaknya untuk berkomunikasi,
sehingga terapi ini dapat memperkaya pengalaman mereka
dalam kemampuan berkomunikasi
a.
b.Terapi Keluarga
Terapi keluarga ini merupakan suatu bentuk khusus
dari terapi kelompok. Kelompoknya terdiri atas suami istri
atau orang tua serta anaknya yang bertemu dengan satu
atau dua terapist. Terapi ini digunakan untuk penderita yang
telah keluar dari rumah sakit jiwa dan tinggal bersama
keluarganya.
Gangguan Psikotik Lainnya





Gangguan Skizofreniform
Gangguan Skizoafektif
Gangguan Waham Menetap
Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
Gangguan Psikotik Lainnya yang Tidak Terspesifikasi
Gangguan Skizofreniform


Gangguan skizofrenoform memiliki simptom-simptom
yang sama seperti skizofrenia, tetapi berbeda dalam hal
lamanya simptom.
Prognosis untuk seorang individu yang menderita
gangguan skizofreniform sangat baik, simptom-simptom
untuk masing-masing gangguan akan hilang dalam waktu 4
minggu atau 6 bulan.
Gangguan Skizoafektif



Gangguan skizoafektif adalah gangguan yang terjadi karena
kombinasi antara skizofrenia dan gangguan suasana hati
yang berat (depresi atau mania).
Penderita mungkin memperlihatkan keadaan gempar dan
meledak-ledak atau depresi berat.
Simptom-simptom paranoid dan perbedaan antara
respons emosional dan kontrol pikiran merupakan ciri
khas dari gangguan skizoafektif.
Gangguan Waham Menetap

Gangguan waham menetap yaitu meliputi serangkaian
gangguan dengan waham waham yang berlangsung lama
dan merupakan sebagai satu satunya gejala klinis yang khas
atau yang paling mencolok serta tidak dapat digolongkan
sebagai ganggguan menal organik,skizofrenia atau afektif.
secara umum waham dijumpai pada keadaan sebagai berikut:
1.
Psikosa,misalnya keadaan paranoid,skizofrenia terutama
skizofrenia paranoid,psikosa manik-depresif dan psikosa
depresif lainnya
2. Keadaan toksik,misalnya infeksi,intoksikasi obat
obatan,gangguan metabolisme dan keadaan keadaan
yang berubah secara fisiologik
3.
Gangguan sistem saraf pusat,misalnya dementia
senilis,arterosklerosis cerbri,general paresis dll
Gangguan Psikotik Akut & Sementara


Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu
gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai
kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat
kembali ke tingkat fungsional premorbid.
Menurut sebuah studi epidemiologi internasional, berbeda
dengan skizofrenia, kejadian nonaffective timbul psikosis
akut 10 kali lipat lebih tinggi di negara berkembang
daripada di negara-negara industri
Gangguan Psikotik Akut & Sementara (2)


Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian
besar di jumpai pada pasien dengan gangguan kepribadian
mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis
terhadap perkembangan gejala psikotik.
Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa
traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan,
sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan status
imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.
Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk
gangguan psikotik singkat.
Gangguan Psikotik Akut & Sementara (3)






Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
1. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
2. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk
akal
3. Kebingungan atau disorientasi
4.Perubahan perilaku; menjadi aneh atau menakutkan
seperti menyendiri, kecurigaan berlebihan, mengancam diri
sendiri, orang lain atau lingkungan, bicara dan tertawa
serta marah-marah atau memukul tanpa alasan.
Gangguan Psikotik Akut & Sementara (4)
gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :
 1) Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang
dibayangkan : misalnya, mendengar suara yang tak ada
sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).
 2) Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan
tidak dapat diterima oleh kelompok sosial pasien, misalnya
pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga,
menerima pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi
oleh orang lain).
 3) Agitasi atau perilaku aneh (bizare)
 4) Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi)
 5) Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel)
Gangguan Psikotik Lain yang Tidak
Teridentifikasi

Situasi di mana dokter telah menyimpulkan bahwa
beberapa jenis gangguan psikotik mungkin ada, tetapi tidak
dapat menentukan apakah itu adalah yang utama , karena
kondisi medis umum , atau substansi diinduksi
Gangguan Psikotik Lain yang Tidak
Teridentifikasi (2)

Dalam gangguan psikotik yang tidak ditentukan , gejala
tidak memenuhi kriteria untuk gangguan psikotik tertentu.
Misalnya, diagnosis seperti psikosis postpartum yang gagal
untuk memiliki semua kriteria untuk diagnosis berikut :
gangguan mood dengan ciri psikotik , gangguan psikotik
karena kondisi medis umum , gangguan psikotik singkat ,
atau induksi zat - gangguan psikotik .
Download