KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr Wb Puji dan syukur penulis Panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Geladi ini. Pada dasarnya, Tujuan dibuatnya Laporan Geladi adalah untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah dan melatih para mahasiswa dan mahasiswinya untuk membiasakan diri memahami keadaan dunia kerja yang sebenarnya diluar lingkungan kampus. Penulis berharap dengan diselesaikan laporan ini, Penulis dapat mengetahui lebih dalam mengenai dunia kerja/Industri dalam hal ini PT. Dirgantara Indonesia. Di dalam penyusunan laporan ini penulis banyak menghadapi banyak kendala dan masalah, akan tetapi atas bantuan dan dorongan dari banyak pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dikesempatan ini penulis hendak berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Yaitu : 1. Kedua Orang tua yang telah memberikan doa dan dorongan moril. 2. Seluruh Karyawan PT. Dirgantara Indonesia yang telah membantu pelaksanaan Geladi pada tahun ini. Penulis berharap Semoga dengan terselasaikannya laporan ini dapat menjadi titik balik penulis untuk menjadi lebih maju dan bermanfaat bagi pembaca. Amin. Wassalamualaikum Wr.Wb Bandung, Juli 2015 1 ABSTRAK Geladi merupakan suatu program kurikuler yang dirancang untuk mencitakan pengalaman kerja tertentu bagi mahasiswa di universitas telkom yang telah menempuh perkuliahan selama empat semester. Dalam Geladi ini penulis memilih perusahaan PT. Dirgantara Indonesia sebagai tempat untuk melaksanakan proses pelaksanaan Geladi. Karena menurut penulis PT. Dirgantara Indonesia ada hubungannya dengan jurusan penulis yaitu Teknik Telekomunikasi. Dalam laporan Geladi ini penulis telah mengambil judul “Sistem Radio Komunikasi Dan Harnessing”. Di dalam pesawat terbang terdapat berbagai sistem komunikasi radio baik untuk komunikasi antara pesawat atau komunikasi antara ground station dan pesawat. Jenis frekuensi yang digunakan VHF, UHF dan HF. Kegunaan dari masing-masing frekuensi tersebut berbeda satu dan lainnya. VHF digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar ( tower atau pihak lain). Komunikasi VHF dapat digunakan untuk komunikasi suara maupun data dengan perantaranya menggunakan gelombang radio. Frekuensi HF hampir sama dengan VHF bedanya, jika HF jangkauannya lebih jauh dan digunakan untuk komunikasi antar pilot, copilot dan ground station dengan jarak yang jauh. UHF jenis frekuensi ini biasanya digunakan untuk komunikasi pesawat militer. Kegunaan frekuensi ini sama saja dengan frekuensi HF maupun VHF untuk komunikasi antara pilot, copilot dan ground station. Kemudian pesawat terbang tidak terlepas dari proses harnessing. Harnessing adalah penggabungan antar kabel yang kemudian di ikat dengan kuat untuk disambungkan ke connector yang dibutuhkan oleh pesawat. 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................... i ABSTRAK ............................................................................................. ii DAFTAR ISI ......................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ................................................................... 5 1.2. Maksud dan Tujuan .............................................................. 6 1.3. Sistematika Laporan ............................................................. 6 1.4. Waktu dan Tempat ............................................................... 7 1.5. Rumusan masalah ................................................................. 7 1.6. Batasan masalah ................................................................... 7 1.7. profil perusahaan .................................................................. 7 1.8. Sejarah Singkat PT.Dirgantara Indonesia ............................ 8 1.9. Produksi PT.Dirgantara Indonesia ....................................... 8 1.10. Visi dan Misi PT.Dirgantara Indonesia ............................ 9 1.11. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi ............................... 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Radio Komunikasi .................................................................... 17 2.1.1 High Frequency ............................................................... 17 2.1.2 Very High Frequency ...................................................... 17 2.1.3 Ultra High Frequency ...................................................... 18 2.2 Proses Harnessing ..................................................................... 18 2.2.1 Maksud dan Tujuan Pembuatan Harness ...................... 18 2.2.2 Persiapan Kerja Harness ................................................ 18 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Rencana kegiatan .......................................................................... 20 3.2 Pelaksanaan .................................................................................. 20 3.2.1 Sistem Radio Komunikasi .......................................... 20 3 3.2.2 Proses Harnessing ........................................................ 24 3.3 Hasil ................................................................................................25 BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan ................................................................................ 26 4.2.Saran ........................................................................................... 26 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uninversitas telkom merupakan kampus berbasis "Information and Communications Technologies” (ICT). Universitas telkom diharapkan mampum mencetak banyak lulusan yang berkualitas, berjiwa bisnis dan sosial, sebagai jawaban dari tuntutan industri ICT yang saat ini berkembang pesat. Untuk mewujudkan mahasiswa dan mahasiswi yang mampu memenuhi kebutuhan dunia industri ICT, maka universitas telkom mengadakan Geladi bagi mahasiswa dan mahasiswi yang telah menempuh semester empat. Geladi merupakan suatu program mata kuliah yang bertujuan untuk menciptakan pengalaman dunia kerja, mengenal dan menghayati ruang lingkup pekerjaan di lapangan, serta mengadaptasi diri dengan lingkungan untuk melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah. Dalam hal ini penulis melaksanaan Geladi di PT. Dirgantara Indonesia (Persero). Kegiatan yang penulis hadapi di hari kerja lebih banyak mempelajari proses pemasangan harness dan mempelajari sistem radio komunikasi pesawat. Adapun penulis mempraktekan bagaimana cara pemasangan harness yang dibimbing oleh dosen lapangan dan mengamati pemasangan harness di pesawat secara lansung. 5 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya Geladi ini sebagai berikut: Memberikan pengalaman praktek kerja dan mengenali dunia kerja. Menyelesaikan masalah-masalah yang ada di dunia kerja dengan keilmuan yang dimiliki. Meningkatkan kemampuan kemampuan teknis) baik maupun secara softskill hardskill (yakni (yaitu kemampuan menyesuaikan diri, berani tampil, berperilaku positif dan semngat kerja tim). Memperlengkapi mahasiswa dengan gambaran nyata mengenai lingkungan kerja, mulai dari jenis pekerjaan dari tingkat atas maupun tingakat bawah. 1.3 Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan Geladi yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : 1. BAB I PENDAHULUAN Di dalam bab ini menjelaskan latar belakang pelaksanaan Geladi, tujuan pelaksanaan Geladi, sistematika laporan. 2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN Di dalam bab ini menjelaskan tentang sejarah perusahaan secara umum dari awal berdiri hingga saat ini, struktur organisasi dan visi misi perusahaan 3. BAB III LANDASAN TEORI Di dalam bab ini menjelaskan mengenai sistem radio komunikasi dengan berbagai frekuensi yang digunakan dan proses harnessing. 4. BAB IV PELAKSANAAN Di dalama bab ini membahas tentang apa saja yang dilakukan oleh penulis dibidang radio komunikasi dan harnessing. 6 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Di dalam bab Ini terdapat kesimpulan yang diambil dari pembahasan, dan juga saran bagi pihak PT. Dirgantara Indonesia (Persero). 1.4 Waktu dan tempat Praktek kerja industri ini dilaksanakan di PT. Dirgantara Indonesia (Persero), yang beralamat di Jl.Padjajaran No.154 Bandung. Adapun waktu pelaksanaan dimulai dari tanggal 3 juni 2015 sampai dengan 10 juli 2015. 1.5 Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yang disajikan berdasarkan pelaksanaan Geladi yang penulis lakukan. Bagaimana sistem radio komunikasi pesawat bekerja? Apa saja frekuensi yang digunakan oleh pesawat? Apa fungsi dari setiap frekuensi yang digunakan? Apa yang dimaksud dengan proses harnessing? Bagaimana cara pemasangan harness tersebut? 1.6 Batasan masalah Mengingat banyaknya hal terkai dalam identifikasi masalah dan karena ketebatasan yang ada maka, dalam pelaksanaan Geladi ini permasalah dibatasi pada: 1. Frekuensi yang digunakan sistem radio komunikasi pesawat. 2. Komponen yang digunakan oleh masing-masing frekuensi. 3. Cara memproses harnessing. 7 1.7 Profil PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Jl. pajajaran no. 154 Bandung 40174, Indonesia Gedung Pusat Manajemen Phone : 62.22.605.4178 Fax : 62.22.603.4526 E-mail : [email protected] 1.8 Sejarah Singkat PT . Dirgantara Indonesia ( Persero ) Terbang Nurtanio dan BJ.Habibie sebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara( IPTN ). Pada 11 oktober 1985 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000. Dirgantara Indonesia tidak hanya memproduksi berbagai pesawat tetapi juga Helikopter, Senjata, menyediakan pelatihan dan jasa pemeliharaan (Maintenace Service) untuk mesin-mesin pesawat. Dirgantara Indonesia juga menjadi sub-kontraktor untuk industri-industri pesawat terbang besar di dunia seperti Boeing, Airbus, General Dynamic, Fokker dan lain sebagainya. Dirgantara Indonesia pernah mempunyai 16.000 karyawan karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Dirgantara Indonesia melakukan rasionalisasi karyawannya hingga berjumlah sekitarr 4000 orang. Pada awal hingga pertengahan tahun 2000-n. Dirgantara Indonesia mulai menunjukkan kebangkitannya kembali, banyak pesanan dari luar negeri seperti Thailand, Malaysia, Brunei, Korea, Fhilipina, dll. Meskipun begitu karena dinilai tidak mampu membayar utang berupa kompensasi dan manfaat pensiun dan jaminan hari tua kepada karyawannya, PT.DI dinyatakan pailit oleh pengadilan negeri Jakarta Pusat pada 4 September 2007 namun pada tanggal 24 Oktober 2007 keputusan pailit tersebut dibatalkan. 8 Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN-235 pesanan Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha menyelesaikan 3 Pesawat CN-235 pesanan TNI-AL dan 24 Heli Super Puma dari EUROCOPTER. Selain beberapa pesawat tersebut, Dirgantara Indonesia juga sedang menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN-235 versi jumbo) dan N219, serta kerjasama dengan Korea Selatan dalam membanggun Pesawat Tempur Siluman KFX. 1.9 Hasil Produksi PT.Diragantara Indonesia Pesawat Fixed – Wing - N-2130 ; proyek dihentikan karena krisis finansial Asia 1997 - N-250 ; tahap uji terbang protype - NC-212 - CN-235 - N-219 - N-245 ; Pengembangan dari CN-235 dengan peningkatan kapasitas penumpang - Sikumbang Produksi Era Nurtanio - Belalang Produksi Era Nurtanio - Kunang Produksi Era Nurtanio - Gelatik Produksi Era LAPIP lisensi dari CEKOP Polandia HELIKOPTER : - NBO 105 ; dipergunakan secara luas di Indonesia, lisensi dari MBB jerman, dihentikan sejak Juli 2011 - NBK 117 - Nbell 412 lisensi dari Bell Helicopter, AS 9 1.10 Visi dan Misi PT. Dirgantara Indonesia Visi : Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri dirgantara yang berbasis pada penguasaan teknologi tinggi dan mampu bersaing dalam pasar global, dengan mengandalkan keuntungan biaya. Misi : - Menjalankan usaha dengan selalu berorientasi pada aspek dan bisnis komersil dan dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki keunggulan biaya. - Sebagai pusat keunggulan di bidang industri dirgantara, terutama dalam rekayasa,rancang bangun, manufaktur, produksi dan pemeliharaan untuk kepentingan komersial dan milliter dan juga untuk aplikasi di luar industri dirgantara. - Menjadikan perusahaan sebagai pemain kelas dunia di industri global yang mampu bersaing dan melakukan aliansi strategis dengan industri dirgantara kelas dunia lainya. 1.11 Struktur Organisasi dan Job Deskripsi Berikut adalah struktur organisasi dan job deskripsi dari perusahaan Dirgantara Indonesia : 10 1. Direktur Utama Memimpinperusahaan agar menjadi lebih mandiri secara bisnis serta mampu bersaing di pasar Internasional serta dapat penguasaan teknologi kedirgantaraan beserta pengembangan untuk mengurangi ketergantungan dari luar. 2. Wakil Direktur Utama Membantu Direktur Utama untuk menjadi salah satu perusahaan pendorong pertumbuhan industri nasional serta menumbuhkan kekuatan bangsa dibidang kedirgantaraan untuk menunjang ketahanan dan keamanan nasional. 3. Satuan Pengawasan Intern Melaksanakan sistem pengamanan perusahaan secara fisik dan non fisik terhadap segala kemungkinan bahaya bencana agar terdapat kesatuan cara bertindak untuk pencegahan dan penangulangan yang berdaya guna, sehingga pelaksanaanya dapat menjamin untuk mewujudkan rasa dan situasi aman, tentram, tertib dan teratur dalam rangka menunjang visi, misi dan tujuan perusahaan. 4. Divisi Manejemen Resiko Sebagai perekonomian dan arahan tentang pengelolaan resiko yang mungkin terjadi dalam menjalankan kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif yang kemungkinan dapat terjadi. 5. Sekertaris Perusahaan Tugas dari Sekertaris perusahaan adalah sbb : a. Memastikan perusahaan direksi sesuai dengan peraturan perusahaan dan ketentuan Good Corporate Gverence ( GCG ), serta memfasilitasi pelaksanaan GCG melalui kegiatan-kegiatan perusahaan. b. Mengembangkan dan mempertahankkan citra perusahaan melalui kehumasan yang efektif. 11 c. Menyediakan sistem informasi komputasi bisnis yang handal guna mendukung proses bisnis dan kegiatan perusahaan yang efektif, efisien dan profitable. 6. Asisten Pengamanan Menjadikan pengamanan sebagai bagian integral dan budaya perusahaan (Corporate Culture) dan sebagai landasan etika, perilaku seluruh karyawan (Security Mindedness) PT.Dirgantara Indonesia, untuk mendukung terwujudnya perusahaan yang memiliki iklim kerja dan usaha yang sehat, dinamis dan aman. 7. Direktorat Niaga dan Pengembangan Usaha Dibagi menjadi 3 Divisi yang terdiri dari: a. Divisi Riset dan pengembangan Pasar, Bertugas : 1. Membuat Strategi,kebijakan dan prosedur yang mengarah pada perencanaan, riset dan pengembangan pasar yang handal dalam meningkatkan peluang-peluang bagi produk-produk perusahaan serta demi tercapainya sasaran-sasaran pemasaran perusahaan. 2. Memastikan bahwasanya keputusan-keputusan didasarkan pada peluang dan kebutuhan pasar. b. Divisi Integrasi Komersil dan Pengembangan Usaha Menyiapkan kreasi-kreasi solusi bisnis untuk mencapai target pemasaran dan penjuaan serta menjaga kesinambungan bisnis perusahaan. c. Divisi Pemasaran 1. Melakukan kordinasi untuk persiapan kontrak pemasaran produk dan jasa perusahaan dari seluruh fugsi-fungsi yang ada didalam perusahaan. 2. Menjaga hubungan dengan konsumen untuk program yang sedang berjalan termasuk adanya program yang akan datang. 12 8. Direktorat Teknologi Dibagi menjadi 5 Divisi yaitu : a. Divisi Pusat Pengembangan Teknologi Sebagai pedoman dan arahan dalam proses pemilihan dan penentuan langkah yang diperluan untuk mengembangkan teknologi yang akan dintegrasikan kedalam produk-produk yang terkait dengan teknologi kedirgantaraan serta menjaga kesiapan seluruh peralatan pengembangan teknologi sehingga dalam mengintegrasikan seluruh proses pengembangan teknologi dan peralatan yang dipilh akan dicapai rangkaian proses yang paling efisien, efektif dan kompetitif. b. Divisi Pusat Pengembangan Pesawat Terbang Sebagai pedoman dan arahan dalam merancang, mengelola serta melaksanakan publikasi dan komunikasi antara perusahaan dengan publik, baik internal maupun eksternal melalui berbagai media komunikasi massa untuk menciptakan hubungan baikdan harmonis dalam upaya menjaga meningkatan citra perusahaan. c. Divisi Pusat Uji Terbang Sebagai pedoman dan arahan dalam pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan sistem informasi manejemen didalam perusahaan, sehingga dapat mendukung bisnis perusahaan secara efektif, efisien dan pada tingkat resiko yang dapat dikelola perusahaan serta dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. d. Divisi Pusat Laboratorium Uji dan Pengukuran Sebagai pedoman dan arahan tentang hirarki, penyiapan, pemeriksaan dan penerbitan command media, tulisan dinas serta sistem administrasinya agar tercapai visi, misi dan tujuan perusahaan secara efektif. e. Divisi Pusat Keselamatan dan Sertifikasi Sebagai pedoman dan arahan dalam pengelolaan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup yang bertujuan untuk memberikan bagi tenaga kerja, mitra kerja serta lingkungannya. 13 9. Direktorat Operasi / Produksi Dibagi menjadi 2 Divisi yaitu : a. Divisi Logistik dan Kawasan Berikat 1. Menghimpun, menganalisa supplier yang masih bermasalah baik secara sistem maupun manual. 2. Membuat proposal pengganti material pesawat ke enginering. b. Divisi Pengembangan Sistem Produksi Sebagai pedoman dan arahan pengelolaan pengadaan barang material, properti dan jasa dengan menjamin pelaksanaan yang transparan,memperhatikan mutu yang tinggi, harga yang optimal, etika bisnis yang layak, tepat waktu, menjaga citra perusahaan serta kepercayaan dari pelanggan dan pemasok. 14 10. Direktorat Keuangan Dibagi menjadi 3 Divisi yaitu : a. Divisi Perencanaan Merencanakan, melaksanakan, menetapkan arah, sasaran dan strategi yang jelas untuk masa depan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan eksternal maupun internal. b. Divisi Pendanaan Mengatur likuiditas perusahaan dalam bertanggung jawab atas kelancaran, pelaksanaan pengamanan baik penerimaan maupun pembayaran, serta melakukan pengembangan terhadap penjajagan sumber pendanaan yang baru yang menguntungkan bagi perusahaan. c. Divisi Akutansi 1. Merencanakan, menyusun, memelihara prosedur, sistem akutansi dan kebijakan akutansi sesuai perkembangan proses bisnis perusahaan. 2. Mengimplementasikan dan mengendalikan pelaksanaan prinsipprinsip akuntansi yang ditetapkan ikatan akutansi dalam proses pencatatan akutansi. 11. Direktorat Umum Dibagi menjadi 3 Divisi yaitu : a. Divisi Sumber Daya Manusia Sebagai pedoman dan arahan untuk pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengakomodasikan prinsip-prinsip manajemen SDM sehingga terdapat ketersediaan SDM secara Efektif dan Efisien sesuai kebutuhan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam mendukung tujuan perusahaan. b. Divisi Hukum merencanakan, mengkordinir dan mengendalikan pembuatan pemrosesan semua produk hukum perusahaan dalam bentuk ketentuan peraturan hukum guna kelancaran pelaksanaan aktivitas perusahaan serta menerbitkan produk hukum dalam bidang bisnis untuk 15 melegitimasi bisnis perusahaan dan berkewajiban menyelesaikan permasalahan hukum yang timbul berdasarkan ketentuan perundangundangan nasional dan atau Internasional yang berlaku. c. Divisi Fasilitas 1. Menciptakan, mengelola dan mengembangkan bisnis umum yang menjadi bidang usaha fasilitas: penyewaan gedung, transportasi darat/udara, kesehatan, telekomunikasi, dll. 2. Membuat perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan, renovasi dan pengembangan fasilitas. 12. Divisi jaminan Mutu Divisi Ini bertugas : 1. Menjamin bahwa operasional perusahaan telah diperbaiki secara berkesinambungan, sehingga menghasilkan produk yang unggul kualitasnya di dunia. 2. Menjamin kepuasan pelanggan bagi seluruh produk dan jasa perusahaan. 3. Memastikan kesesuaian semua proses dan produk terhadap persyaratan aturan keselamatan penerbangan yang berlaku di Indonesia dan Authority Asing. 13. Satuan Usaha Aircraft Memproduksi beragam pesawat untuk memenuhi berbagai misi sipil, militer, dan juga misi khusus. Pesawat berkapasitas 19-24 penumpang, dengan beragam versi, dan dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek serta mampu beroperasi dalam landasan rumput atau tanah, dll. 16 14. Satuan Usaha Structure Didukung oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mempunyai kemampuan tinggi dalam manufaktur pesawat, dilengkapi pula dengan fasilitas manufaktur dengan ketepatan tinggi, seperti mesin-mesin canggih, bengkel dan pengelasan. 15. Satuan usaha Aircraft Services Dengan keahlian dan pengalaman bertahun-tahun, unit usaha aircraft services menyediakan services pemeliharaan pesawat dan helikopter berbagai jenis. 16. Satuan Usaha Engineering Sevices Dilengkapi dengan peralatan perancanangan dan analisis yang canggih, fasilitas uji berteknologi serta tenaga ahli yang berlisensi dan berpengalaman standar Internasional, satuan usaha engineering services siap memenuhi kebutuhan produk dan jasa bidang engineering. 17. Satuan Usaha Defence Bisnis utama satuan usaha defence terdiri dari produk–produk militer, perawatan, perbaikan, pengujian, dan kalibrasi baik secara mekanik maupun elektrik dengan tingkat akurasi yang tinggi, integrasi alat–alat perang, produksi beragam sistem senjata. 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RADIO KOMUNIKASI Radio komunikasi adalah cara berhubungan dengan cara memanfaatkan gelombang radio menggunakan gelombang udara atau ruang angkasa sebagai bahan penghantar. Dengan demikian media radio cocok digunakan untuk komunikasi modern karena tidak terbatas ruang dan menggunakan udara sebagai perantaranya, karena ruang itu tidak terbatas dalam artian frekuensi di dunia ini tidak terbatas, tapi untuk memudahkan pengaturan dan tidak terjadi interferensi dalam penggunaan frekuensi tersebut, maka frekuensi tersebut dibagi berdasarkan penggunaannya, termasuk frekuensi pesawat terbang komunikasi didalam pesawat menggunakan audio: (untuk komunikasi antara pilot, copilot, dan pramugari), Public Address (untuk komunikasi yang digunakan pilot, copilot ataupun pramugari untuk pemberitahuan informasi kepada penumpang). Sedangkan untuk komunikasi diluar pesawat menggunakan tiga jenis radio (High Frequency), VHF (Very High Frequency) dan UHF(Ultra High Frequency). 2.1.1 HF (High Frequency) Radio HF (High Frequency) adalah salah satu bentuk komunikasi yang digunakan di pesawat baik untuk suara (Voice) maupun data.Komunikasi ini digunakan untuk komunikasi antara pesawat dengan pihak luar.Komunikasi HF menggunakan gelombang radio sebagai perantaranya. Frekuensi yang digunakan adalah antara 2 sampai 30 Mhz. Komunikasi HF biasa digunakan untuk komunikasi jarak jauh (Long Distance) antara pilot, copilot dengan ground station, hal ini sesuai dengan karakteristik gelombang HF yang dapat dipantulkan oleh ionosfer dari atmosfer bumi. Kemudian frekuensi ini menggunakan teknik modulasi AM (Amplitudo Modulasi), SSB (Single Sideband) dan menggunakan daya 250 watt. 18 2.1.2 VHF (Very High Frequency) Radio VHF (Very High Frequency) adalah alat komunikasi yang digunakan dengan pihak luar (tower atau pihak lain). Komunikasi VHF dapat dipakai untuk komunikasi suara (Voice) maupun data.Sama seperti komunikasi HF, komunikasi VHF menggunakan gelombang radio sebagai perantaranya, frekuensi yang dipergunakan untuk komunikasi VHF adalah 30 MHz sampai 300 MHz hal yang membedakan VHF dan HF adalah misalkan komunikasi VHF bekerja secara line off sight. Hal ini dikarenakan gelombang VHF tidak dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Oleh karena itu komunikasi VHF hanya dapat dipakai untuk jarak pendek antara pilot, copilot dengan ground station. Untuk mendukung operasi pesawat, diperlukan beberapa ground station VHF. Kemudian teknik modulasi yang digunakan yaitu AM dan FM lalu konsumsi daya yang digunakan sebesar 16 watt. 2.1.3 UHF (Ultra High Frequency) Radio UHF (Ultra High Frequency) adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 300MHz sampai dengan 3Ghz (3.000 MHz). Panjang gelombang berkisar 10cm sampai 1 meter, sehingga UHF juga dikenal sebagai gelombang desimeter. Biasanya frekuensi ini digunakan untuk keperluan pesawat militer dan untuk pesawat sipil. Jika pesawat militer mengunakan frekuensi dari 30-400 MHz dan pesawat sipil menggunakan frekuensi dari 118-135 MHz. Teknik modulasi yang digunakan yaitu AM (Amplitudo Modulasi), FM (Frekuensi Modulasi) dan konsumsi daya yang digunakan sebesar 16watt. 2.2 Proses Harnessing Harness adalah kumpulan beberapa kelompok kabel atau grup kabel, yang disusun menurut keperluan pada instalasi listrik suatu pesawat terbang. 19 2.2.1 Maksud Dan Tujuan Maksud dan tujuan pembuatan harness adalah untuk menyusun dua atau lebih kabel menjadi satu dengan dilengkapi simbol-simbol yang kemudian disambungkan ke setiap konektor yang diperlukan. 2.2.2 Kesiapan Kerja Harness Kesiapan kerja yang diperlukan antara lain: 1. Dokumen kerja,meliputi: Operasi sheet, yaitu suatu dokumen yang dikeluarkan oleh Production Engineering (PE) yang berisi petunjuk kerja dan material yang diperlukan dalam pembuatan suatu harness. Wiring Diagram, yaitu gambar yang diperlukan untuk suatu proses pekerjaan pembuatan harness, yang menjelaskan routing kabel dari suatu system yang lain. Wiring Harness, yaitu suatu gambar yang menjelaskan penggunaan dari kabel-kabel dan material-material yang diperlukan dalam pembuatan harness. Control Sheet, yaitu suatu proses ulang dari suatu pekerjaan karena adanya perubahan-perubahan setelah pekerjaan selesai di assembly. Dokumen ini dikeluarkan oleh PE. 2. Kelengkapan Tools Untuk pembuatan harness, tools yang digunakan harus sesuai spesifikasi yang ditentukan oleh produksi spesifikasi (PS-20) atau I+D-P, yang merupakan standar tools internasional untuk pesawat terbang. Selain dari itu, tools tersebut harus dicek melalui suatu badan, yaitu badan metrologi. Badan ini bertugas mengontrol kelayakan tools tersebut secara periodik, baik tiga bulan atau enam bulan sekali. 20 3. Kesiapan personil Personil harus melaksanakan suatu training khusus yang berupa teori dan praktik, guna menunjang syarat pokok dalam pengerjaan, yaitu personil harus mempunyai sertifikat dan lisensi yang disyahkan oleh Quality Assurance (QA) dan masih berlaku. Lisensi ini mempunyai batas waktu selama 2 tahun. 21 BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 3.1 Rencana Kegiatan Rencana kegiatan yang dilakukan selama masa Geladi yang dilaksanakan selama enam minggu pada sistem radio komunikasi dan proses harnessing (divisi AEI) di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) adalah sebagai berikut: 3.2 Pembukaan Geladi dan pembagian tugas. Pengenalan struktur pesawat terbang. Penjelasan mengenai sistem radio komunikasi di pesawat. Penjelasan mengenai sistem harnessing di dalam pesawat. Pelaksanaan Kegiata yang dilakukan oleh penulis dalam pelaksanaan Geladi di sistem radio komunikasi dan proses harnessing (divisi AEI) di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) sebagai berikut: 3.2.1 Sistem Radio Komunikasi Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sinyal yang di kirim maupun di terima oleh pesawat melalui radio komunikasi VHF, UHF, dan HF. Sistem radio komunikasi ini dapat di ubah-ubah rentang frekuensinya sesuai dengan kubutuhan pesawat. Gambar 3.2.1 Tranceiver radio komunikasi HF 22 Dengan alat di atas pilot dapat berkomunikasi antar pilot, copilot dan ground station menggunakan frekuensi HF yang dapat dikomunikasi dengan jarak yang jauh. Gambar 3.3.2 Tranceiver VHF Dengan alat ini pilot dapat berkomunikasi antar pilot, copilot dan ground station . Di dalam frekuensi VHF yang dapat di komunikasikan dengan jarak pendek. Adapun peletakan dari setiap komponen sistem radio komunikasi yang ada pada gambar dibawah ini: Gambar 3.2.3 Peletakan komponen Dalam penerapan frekuensi HF dan VHF biasa digunakan untuk pesawat sipil sedangkan untuk frekuensi UHF biasa digunakan hanya untuk pesawat militer. Fungsi dari seluruh jenis frekuensi bertujuan sama yaitu untuk membentuk komunikasi antar pilot, copilot maupun ground station. 23 3.2.2 Proses Harnessing Dalam kegiatan ini bertujuan untuk menggabungkan dan menyesuaikan pemasangan harness dengan konektornya. Kemudian memasang secara terperinci di bagian pesawat yang sudah terdapat blok diagramnya sihingga dalam pemasangannya pekerja hanya mengikuti blok diagram tersebut. Berikut ini adalah blok diagram yang digunakan untuk pemasangan harness di dalam pesawat: Gambar 3.2.4 Blok digram harness Didalam blok diagram tersebut sudah terdapat kode harness dan konektor yang harus dipasang didalam struktur pesawat. Berikut adalah tampilan gambar harness yang dipasang dalam pesawat di bawah ini: Gambar 3.2.5 Contoh pembuatan harness 24 Untuk proses harnessing penulis berperan aktif untuk menggabungkan, memisahkan dan menyambungkan kabel ke konektor yang sudah terdapat kode dari masing-masing kabel. Berikut ini adalah gambar konektor yang dipasang: Gambar 3.2.6 Konektor pesawat Dari hasil penyambungan harness ke konektor kita dapat memasangkan ke badan pesawat, sayap pesawat atau bagian pilot control. 3.3 Hasil Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan ini adalah menghasilkan suatu harness yang telah disambungkan kesetiap konektor dan mengetahui sistem radio komunikasi pesawat terbang bekerja. Kemudian mengetahui peletakan dari setiap komponen harness di badan, sayap dan bagian kontrol pesawat dan mengetahui peletakan dari setiap komponen radio komunikasi yang digunakan pesawat. 25 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari kegiatan Geladi ini didapat beberapa kesimpulan sebagi berikut: Geladi merupakan proses dimana mahasiswa harus mengenal dunia kerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baik itu pimpinan perusahaan ataupun karyawan perusahaan. Dapat mengetahui cara kerja sistem radio komunikasi dalam pesawat bekerja. Dapat mengetahui dan melakukan proses penyatuan kabel (harnessing). Dapat menyambungkan harness dengan setiap konektornya. Mengetahui klasifikasi frekuensi dari setiap sistem radio komunikasi pesawat. Mempelajari dan mengetahui cara kerja pesawat. 4.2 Saran Ada beberapa hal yang perlu didalami untuk membuat kualitas Geladi maupun sistem kerja di PT. Dirgantara Indonesia menjadi lebih baik, antara lain: Pencapaian target yang diharapkan sebaiknya disampaikan diawal Geladi sehingga mahasiswa dapat mengatur waktu untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Pembagian kelompok, baik komposisi maupun anggota, agar lebih disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Pekerjaan yang tidak beresiko tinggi sebaiknya di berikan kepada mahasiswa agar lebih mengerti dalam pemasangan setiap komponennya. Sebaiknya pihak Institusi dapat memantau secara rutin dari pelakasanaan mahasiswa Geladi dapat melalui serius dan pembimbing bertanggung lapangan jawab melaksanaan semua kegiatan yang diberikan di Geladi. 26 agar dalam