BAB II TEORI DASAR

advertisement
BAB II
TEORI DASAR
2.1
Umum
Informasi adalah suatu data yang telah diproses atau diolah kedalam
bentuk yang bermacam-macam sehingga dapat tersampaikan dan bermanfaat
untuk penerimanya. Contohnya informasi mempunyai manfaat dan peranan yang
sangat dominan dalam suatu organisasi / perusahaan. Tanpa adanya suatu
informasi dalam suatu organisasi, para pemimpin tidak dapat bekerja dengan
efisien dan efektif. Tanpa tersedianya informasi pun para pemimpin tidak dapat
mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai tujuan. Sehingga informasi
merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para pengambil keputusan
dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Proses informasi terjadi berawal dengan adanya suatu peristiwa yang
diyakini kebenarannya, lalu terjadi pengolahan data yang mengacu oleh fakta
yang ada dan terjadi penyampaian informasi tersebut dengan cara yang
bermacam-macam bentuknya. Penyampaian informasi itu dapat disebut dengan
proses informasi, sehingga informasinya dapat diterima dengan baik oleh
penerimanya.
6
7
PERISTIWA
FAKTA
DATA
PROSES
INFORMASI
PENERIMA
Gambar 2.1 Proses Informasi
Pada saat ini media informasi khususnya media informasi visual sudah
banyak yang memanfaatkan LED untuk dapat menampilkan informasi yang ingin
disampaikan. Misalnya adalah dot matrik yang sudah digunakan secara global.
Dot matrik adalah suatu display LED yang dapat menampilkan karakter, display
tersebut membutuhkan jumlah LED yang banyak. Misalnya saja penampil dot
matrik 8x5, dot matrik ini membutuhkan 40 buah LED untuk membentuk sebuah
karakter. Semakin banyak karakter yang diinginkan maka semakin banyak pula
LED yang dibutuhkan.
Apabila sebuah dot matrik hendak menampilkan informasi visual sebanyak
20 karakter dalam sekali tampil, dot matrik ini membutuhkan paling tidak 800
buah LED. Jumlah yang cukup banyak hanya untuk menampilkan 20 karakter.
Untuk itu dibutuhkan adanya sebuah teknologi display yang dapat menjawab
permasalahan tersebut. Sebuah teknologi media informasi visual yang mampu
mengurangi pemakaian LED, namun dapat menampilkan banyak karakter
sehingga informasi masih dapat tersampaikan.
Melihat masalah-masalah diatas, saat ini sudah ada solusi untuk mengurangi
pemakaian LED yang terlalu banyak yaitu dengan menggunakan running text.
Running text selain dapat menampilkan tulisan berjalan, tapi juga bisa untuk
menampilkan gambar atau logo. Namun running text juga tetap menggunakan dot
8
matrik. Running text masih sangat terbatas dalam menampilkan informasi karena
manusia yang ingin membacanya harus mengikuti karakter yang berjalan satu per
satu. Jika running text ingin menampilkan 20 karakter sekaligus maka display
tersebut masih harus menggunakan banyak LED dengan dimensi ukuran yang
panjang.
Gambar 2.2 Contoh Running Text
Dengan adanya permasalahan-permasalahan diatas, penulis membuat
suatu penampil atau display media informasi visual dengan teknik baru yakni
“Propeller Display Berbasis Mikrokontroller”. Propeller display merupakan
teknik penampil atau display dari efek pancaran cahaya LED yang ditimbulkan
dari putaran motor yang cepat. Teknik ini memanfaatkan kedipan LED yang cepat
dan bergantian hingga pada kecepatan tertentu dapat membentuk suatu karakter
huruf, angka dan simbol sesuai dengan keingingan pengguna.
Pada dasarnya terdiri dua bagian pokok yang terdapat pada propeller
display diantaranya adalah masukan (input), proses dan keluaran (output).
Sehingga dalam pembahasan akan dapat dipermudah dengan menggolongkan
beberapa perangkatnya berdasarkan peranan perangkat tersebut dalam kesatuan
sistem kerja propeller display.
9
INPUT
SENSOR SUARA
.
PROSES
(MIKROKONTROLLER)
OUTPUT
LED
Gambar 2.3 Ilustrasi Kerja Propeller Display
2.2
Mikrokontroller
Mikrokontroller adalah chip tunggal (IC) yang mempunyai beberapa
bagian yang sama dengan komputer dekstop, seperti memori dan I/O port.
Mikrokontroller didesain sebagai mesin pengendali menggantikan manusia.
Mikrokontroller berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan kontroller yang
berarti pengendali. Jadi mikrokontroller adalah alat pengendali yang berukuran
kecil.
Semua jenis perangkat elektronika baik yang bekerja otomatis maupun
semi-otomatis semuanya menggunakan mikrokontroller yang bertugas sebagai
pusat dari sistem tersebut. Mikrokontroller mampu menghubungkan semua
masukan-masukan untuk diproses dan kemudian di jadikan reaksi terjadinya
proses kerja pada keluarannya.
10
Gambar 2.4 Single Chip Microcontroller
Secara umum mikrokontroller
diartikan sebagai sebuah perangkat
elektronika yang dapat menerima masukan dan memberikan perintah menjadi
sebuah keluaran dari perangkat. Sehingga seringkali mikrokontroller digunakan
untuk menjadi otak pada robot maupun alat otomatis dengan memanfaatkan
segala keunggulannya. Pada mikrokontroller inilah segala keinginan manusia
terhadap kerja robot dapat ditanamkan dengan bahasa pemrograman tertentu. Hal
ini didasari oleh keberadaan suatu chip yang terdapat pada mikrokontroller
tersebut. Fasilitas dasar yang dimiliki oleh mikrokontroller.
1. ALU (Aritmatic-Logic-Unit) atau Unit Aritmatika dan Logika
Rangkaian-rangkaian logika yang melaksanakan operasi penjumlahan,
pengurangan dan berbagai operasi logika lainnya.
2. Memori
Terdapat beragam memori tetapi pada dasarnya hanya terdapat dua tipe
utama piranti memori, yaitu RAM (Random Access Memory) dan ROM
(Read Only Memory).
11

RAM (Random Access Memory) digunakan untuk menyimpan data
secara temporer. Dalam arti data akan hilang ketika pasokan daya
ke piranti diputuskan.

ROM (Read Only Memory) digunakan untuk menyimpan beberapa
instruksi-instruksi dalam bentuk biner yang dapat dipahami oleh
kontroler bersifat sedikit lebih permanen.
3. Timer dan Counter
Sebuah fasilitas yang dapat dijadikan batasan waktu dan juga dapat
mencacah deretan periode yang dibangkitkan oleh sistem clock.
4. Clock
Sebuah kondisi detakan pulsa tetap yang dihasilkan oleh komponen
tertentu yang dijadikan sebagai wadah terjadinya kejadian-kejadian pada
mikrokontroller.
Kejadian
akan
menempati
waktu-waktu
tertentu
didalamnya.
5. Input dan Output
Pin-pin yang dapat dihubungkan dengan masukan dan keluaran. Seperti
untuk sensor dan aktuator dan indikator.
Banyaknya jenis mikrokontroller yang ada dipasaran, didasari oleh
penggunaan mikrokontroller yang selalu melekat pada sebuah kesisteman
perangkat elektronika dan mekatronika. Salah satu jenis mikrokontroller yang saat
ini sering digunakan adalah arduino. Arduino sendiri adalah kit elektronik atau
papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen
utama yaitu sebuah chip mikrokontroller dengan jenis AVR (Advenced Versatile
12
RISC) dari perusahaan Atmel. Pada mikrokontroller yang digunakan terdapat IC
(Intergrated Circuit) yang diproduksi oleh perusahaan besar Atmel yaitu
Atmega328P.
Gambar 2.5 IC Atmega328P
2.2.1
Atmega328P
Merupakan chip mikrokontroller AVR (Advenced Vertile RISC) keluaran
perusahaan Atmel.
Berdasarkan data sheet Atmega328P terdapat beberapa
kemampuan yang terdapat didalamnya. Hal inilah yang kemudian dikembangkan
dalam bentuk papan arduino, kemampuan-kemampuan tersebut seperti halnya
kemampuan chip mikrokontroller pada umumnya.
Gambar 2.6 Feature dari Data Sheet Atmega328P
13
Beberapa fasilitas inilah yang dikemas dalam satu chip yang kemudian
dipasang pada papan Arduino Uno dengan penambahan-penambahan komponen
lain seperti penyediaan sumber tegangan, indikator dan crystal sebagai
pembangkit
clock.
Perancangan
papan
Arduino
Uno
sendiri
dengan
memanfaatkan port-port pada Atmega328P dengan jalur rangkaian yang
disesuaikan untuk mempermudah penggunaannya.
Gambar 2.7 Pemetaan Port Atmega-328 Dengan Pin Arduino Uno
Berdasarkan gambar diatas arduino mulai dirancang sedemikian rupa
dengan membedakan beberapa port dengan penggantian istilah nama. Hal ini
terlihat pada Arduino Uno sendiri yang hanya akan dijumpai pin digital dan
analog saja bukan lagi port pada istilah yang digunakan pada Atmega. Hal ini juga
didukung dengan rancangan software khusus yang disebut dengan sketch IDE
yang tentu sangat selaras dengan nama dan istilah-itilah yang ada pada papan
Arduino Uno.
14
Sketch IDE (Integrated Development Environment) merupakan software
yang dirancang untuk memenuhi penggunaan papan arduino dengan bahasa
pemrograman sendiri. Pemrograman untuk Arduino dengan menggunakan
software ini akan memudahkan para pengguna karena bahasa pemrograman yang
dirancang untuk lebih mudah dimengerti. Selain itu keunggulan pada software ini
adalah tersedianya beberapa contoh pemrograman untuk sejumlah perangkat
seperti blink, motor servo, LCD (Liquid Cristal Display), sensor ultrasonic dan
lain sebagainya.
Karena pada Sketch IDE (Integrated Development Environment)
merupakan bagian software yang open source sehingga memungkinkan kita untuk
memprogram bahasa arduino dalam bahasa C/C++ sehingga tidak terbatas dengan
penggunaan
bahasa
pokoknya.
Software
IDE
(Integrated
Development
Environment) ini juga memungkinkan untuk menulis sebuah program secara
bertahap yang diakhiri dengan langkah penanaman program pada Atmega328.
Gambar 2.8 Sketch IDE (Integrated Development Environment)
Beberapa program yang telah dibuat pada perangkat lunak ini dapat
langsung ditanam pada chip mikrokontroller pada papan Arduino dengan
menggunakan kabel USB (Universal Serial Bus) dengan syarat tidak adanya
15
kesalahan dalam penulisan programnya dan sudah terhubung. Istilah menanam
program ke chip mikrokontroller inilah yang sering disebut dengan proses upload.
.
Gambar 2.9 Kabel USB
2.2.2
Indikator
Indikator adalah jenis komponen yang digunakan untuk penanda dari suatu
kejadian baik saat aktif ataupun juga penanda saat reset. Pada umumnya
komponen yang digunakan untuk indikator adalah LED (Light Emitter Diode).
LED merupakan suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik
yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju.
Gambar 2.10 LED (Light Emitting Diode)
2.3
Motor DC (Direct Current)
Merupakan komponen elektronik yang mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada motor DC (Direct Current) terdapat
16
jangkar dengan satu atau lebih kumparan terpisah. Tiap kumparan berujung pada
cincin belah (komutator).
Gambar 2.11 Motor DC (Direct Current)
Dengan adanya insulator antara komutator, cincin belah dapat berperan
sebagai saklar kutub ganda (double pole, double throw switch). Motor DC (Direct
Current) bekerja berdasarkan prinsip gaya “Lorentz”, yang menyatakan ketika
sebuah konduktor beraliran arus diletakkan dalam medan magnet, maka sebuah
gaya “Lorenz”akan tercipta secara ortogonal diantara arah medan magnet dan
arah aliran arus. Mekanisme ini diperlihatkan pada gambar berikut ini.
Gambar 2.12 Mekanisme Motor DC Magnet Permanen
Sebuah penggerak yang digunakan pada robot beroda umumnya adalah
motor DC (Direct Current) dengan magnet permanen. Motor DC (Direct Current)
jenis ini memiliki dua buah magnet permanen sehingga timbul medan magnet
diantara kedua magnet tersebut. Didalam medan magnet inilah jangkar / rotor
17
berputar. Jangkar yang terletak di tengah motor memiliki jumlah kutub yang
ganjil dan pada setiap kutubnya terdapat lilitan tembaga. Lilitan ini terhubung ke
area kontak yang disebut komutator. Sikat (brushed) yang terhubung ke kutub
positif dan negatif motor memberikan daya ke lilitan sedemikian rupa sehingga
kutub yang satu akan ditolak oleh magnet permanen yang berada didekatnya,
sedangkan lilitan lain akan ditarik ke magnet permanen yang lain sehingga
menyebabkan jangkar berputar. Ketika jangkar berputar, komutator mengubah
lilitan yang mendapat pengaruh polaritas medan magnet sehingga jangkar akan
terus berputar selama kutub positif dan negatif motor diberi daya listrik.
Pengendalian kecepatan putar motor DC (Direct Current) dapat dilakukan
dengan mengatur besar tegangan terminal motor VTM. Metode lain yang biasa
digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor DC (Direct Current) adalah
dengan teknik modulasi lebar pulsa atau PWM (Pulse Width Modulation).
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan motor ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
Gaya Elektromagnetik (E)
E = KΦN
Torque (T) : T= K Φ Ia
Dimana:
E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = torque electromagnetik
Ia = arus dinamo
K = konstanta persamaan
18
2.4
Perangkat Input
Perangkat input adalah perangkat atau media untuk memasukkan data dari
luar ke dalam suatu memori dan processor untuk diolah guna menghasilkan
informasi yang diperlukan. Pada propeller display perangkat inputnya adalah
sensor suara analog yang dipasang dibaling-baling. Fungsi sensor suara pada
propeller display adalah untuk memberikan perintah mengganti tulisan yang ingin
ditampilkan.
Gambar 2.13 Sensor Suara Analog V2
Sensor suara analog merupakan module sederhana yang berfungsi sebagai
telinga bagi mikrokontroller. Menambahkan module ini pada propeller display,
berfungsi mengaktifkan aktuator dengan bunyi-bunyi tertentu apakah itu tepukan
tangan, ketukan pintu, dan lain sebagainya. Adapun beberapa fitur dan spesifikasi
sensor suara yang dipakai adalah sebagai berikut.
1. Range tegangan yang lebih lebar, dari 3.3 - 5V.
2. Standard assembling structure.
19
3. Kemudahan pengenalan interface sensor ("A" untuk analog dan "D"
untuk digital).
4. Icon untuk penyederhanaan ilustrasi fungsi sensor.
5. High quality connector.
6. Immersion gold surface.
7. Swift sound intensity detection.
8. Interface: Analog.
9. Size:22x32mm.
Gambar 2.14 Contoh Rangkaian Sensor Suara Dengan Arduino
Gambar 2.15 Contoh Program Testing pada Sensor Analog
20
2.5
Perangkat Output
Merupakan perangkat yang bekerja berdasarkan hasil dari proses yang
terjadi pada mikrokontroller. Dalam arti lain bahwa perangkat output adalah
perangkat yang akan bekerja setelah adanya perintah dari mikrokontroller. Pada
propeller display perangkat outputnya adalah LED (Light Emitting Diode) yang
terdiri dari 8 buah LED yang disusun secara berbaris. LED pada propeller display
sendiri berfungsi untuk menampilkan sebuah karakter dan tulisan pada saat
baling-baling berputar.
Light emitting diode atau sering disingkat LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung
pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat
memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering
kita jumpai pada remote control TV ataupun remote control perangkat elektronik
lainnya.
Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam yang kecil dan dapat
dipasangkan dengan mudah kedalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda
dengan lampu pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak
menimbulkan panas dalam menghasilkan panas dalam menghasilkan cahaya. Oleh
karena itu, saat ini LED yang bentuknya kecil telah banyak digunakan untuk
berbagai macam perangkat elektronik.
21
Gambar 2.16 Bentuk LED dan Simbol LED
2.5.1
Cara Kerja LED
Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari dioda yang
terbuat dari semikonduktor. Cara kerjanya pun sama dengan dioda yang memiliki
dua kutub yaitu kutub positif (P) dan kutub negatif (N). Ln ED hanya akan
memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari anoda
menuju ke katoda.
Gambar 2.17 Cara Kerja LED
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang didoping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud proses doping pada
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity)
pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan
yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju yaitu dari anoda ke katoda,
kelebihan elektron pada N-type material akan berpindah ke wilayah yang
22
kelebihan hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-type material).
Saat elektron berjumpa dengan hole akan melepaskan photon dan memancarkan
cahaya monokromatik (satu warna). LED yang memancarkan cahaya ketika dialiri
tegangan maju ini juga dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
2.5.2
Cara Mengetahui Polaritas LED
Untuk mengetahui polaritas terminal anoda (+) dan katoda (-) pada LED,
kita dapat melihat dari ciri-ciri terminalnya. Ciri-ciri terminal anoda pada LED
adalah kaki yang lebih panjang dan juga lead frame yang lebih kecil. Sedangkan
ciri-ciri terminal katoda adalah kaki yang lebih pendek dengan lead frame yang
besar.
Gambar 2.18 Cara Melihat Polaritas LED
2.5.3
Warna LED
LED memiliki beranekaragam warna, diantaranya warna merah, kuning,
biru, putih, hijau, jingga dan infra merah. Keanekaragaman tersebut tergantung
pada wavelength (panjang gelombang) dan senyawa semikonduktor yang
23
dipergunakannya. Berikut ini adalah tabel senyawa semikonduktor yang
digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :
Tabel 2.1 Warna LED
Bahan semikonduktor
Gallium Arsenide
Wavelength
Warna
850-940nm
Infra merah
630-660nm
Merah
605-620nm
Jingga
585-595nm
Kuning
550-570nm
Hijau
430-505nm
Biru
450nm
Putih
(GaAs)
Gallium Arsenide
Phospide (GaAsP)
Gallium Arsenide
Phospide (GaAsP)
Gallium Arsenide
Phospide (GaAsP:N)
Aluminium Gallium
Phospide (AlGaP)
Silicon carbide (SiC)
Gallium Indium Nitride
(GaInN)
2.5.4
Tegangan Maju LED
Masing-masing warna LED memerlukan tegangan maju untuk dapat
menyalakannya. Tegangan maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga
memerlukan sebuah resistor untuk membatasi arus dan tegangannya agar tidak
merusak LED tersebut. Tegangan maju biasanya dilambangkan dengan tanda Vf.
24
Tabel 2.2 Tegangan Maju LED
2.6
Warna
Tegangan maju @20mA
Infra merah
1,2v
Merah
1,8v
Jingga
2,0v
Kuning
2,2v
Hijau
3,5v
Biru
3,6v
Putih
4,0v
Perangkat Pendukung
Perangkat yang digunakan untuk menunjang kinerja dari keseluruhan
perangkat baik perangkat output, perangkat kontrol maupun perangkat input.
Adapun perangkat-perangkat yang dimaksud adalah power supply dan kabel
penghubung.
2.6.1
Power Supply
Merupakan perangkat yang menjadi pokok inti bekerja atau tidaknya
sebuah alat elektronika karena memang pada perangkat inilah semua sumber
berupa tegangan berada. Pada power supply terdapat macam perangkat yang
disatukan seperti baterai dan regulator.
1. Baterai
Baterai adalah sebuah alat yang dapat merubah energi kimia yang
disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh suatu
25
perangkat elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel
seperti handphone, laptop, senter, ataupun remote control menggunakan
baterai sebagai sumber listriknya. Dengan adanya baterai, kita tidak perlu
menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan perangkat
elektronik, sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Setiap
baterai terdiri dari terminal positif (katoda) dan terminal negatif (anoda)
serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output arus listrik dari
baterai adalah arus searah atau disebut juga dengan arus DC (direct
current). Pada umumnya, baterai terdiri dari 2 jenis utama yakni baterai
primer yang hanya dapat sekali pakai (single use battery) dan baterai
sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).
Baterai primer atau baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang
paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket
menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga
yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan
tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA
(sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu,
terdapat juga baterai primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan
tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
26
Gambar 2.19 Contoh Baterai Primer (sekali pakai)
Sedangkan baterai sekunder adalah jenis baterai yang dapat diisi ulang
atau rechargeable battery. Pada prinsipnya, cara baterai sekunder
menghasilkan arus listrik adalah sama dengan baterai primer. Hanya saja,
reaksi kimia pada baterai sekunder ini dapat berbalik (reversible). Pada
saat baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal
baterai (discharge), elektron akan mengalir dari negatif ke positif.
Sedangkan pada saat sumber energi luar (charger) dihubungkan ke baterai
sekunder, elektron akan mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi
pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis baterai yang dapat diisi ulang
(rechargeable battery) yang sering kita temukan antara lain seperti baterai
Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
27
Gambar 2.20 Contoh Baterai Sekunder (rechargeable battery)
2. Regulator
Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran
dari sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala
tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Pada
regulator inilah segala kebutuhan yang diperlukan oleh perangkat dapat
disesusiakan.
Gambar 2.21 IC Regulator 5V
Pada pengaturan besar tegangan ini pada regulator sering kali
menggunakan kemampuan IC 780x dengan nilai x yang merupakan
keluaran yang dapat dihasilkan dari regulator ini. Maka seperti halnya
untuk menyediakan sumber tegangan yang digunakan untuk sensor maka
pemilihan jenis IC regulatornya adalah 7805 yang akan menghasilkan
28
keluaran sebesar 5V meskipun dengan masukan tegangan yang diatasnya.
Hal ini karena memang salah satu kemampuan dari IC ini adalah dapatnya
memotong tegangan masukan untuk menjadi keluaran 5V saja.
Gambar 2.22 Rangkaian Regulator 5V
2.6.2
Kabel Penghubung
Merupakan salah satu peralatan yang berfungsi sebagai penghubung dari
satu perangkat ke perangkat lainnya. Terdiri dari bahan konduktor yang cepat
menghantarkan listrik yaitu tembaga yang digunakan sebagai penghubung pin dari
mikrokontroller ke perangkat output, input, dan penghubung dari baterai ke
mikrokontroller.
Gambar 2.23 Kabel Penghubung
Download