Uploaded by User114702

Makalah[Adam Arjun Putra Agassi]

advertisement
MAKALAH PANCASILA SEBAGAI BASIS
NILAI PENGEMBANGAN ILMU
Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Adam Arjun Putra Agassi
NIM
: 3331200046
Jurusan
: Teknik Mesin
Mata Kuliah
: Pancasila
Kelas
:B
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGONBANTEN 2020
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502,
376712 Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email:
[email protected]
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sejak dulu, ilmu pengetahuan mempunyai posisi penting dalam aktvitas
berpikir manusia. istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua gabungan kata berbeda
makna, ilmu dan pengetahuan. Segala sesuatu yang kita ketahui merupakan definisi
pengetahuan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara sistematis menurut metode tertentu.
Sikap kritis dan cerdas manusia dalam menanggapi berbagai peristiwa
disekitarnya, berbanding lurus dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan.
Namun dalam perkembangannya, timbul gejala dehumanisasi atau penurunan
derajatmanusia. hal tersebut disebabkan karena produk yang dihasilkan oleh
manusia, baik itu suatu teori maupun materi menjadi lebih bernilai ketimbang
penggagasnya. Itulah sebabnya, peran Pancasila harus diperkuat agar bangsa
indonesia tidak terjerumus pada pengembangan ilmu pengetahuan yang saat ini
semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.
Nilai –nilai Pancasila sesungguhnya telah tertuang secara filosofis-ideologis
dan konstitusional di dalam UUD 1945 baik sebelum amandemen maupun setelah
amandemen. Nilai –nilai Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika kehidupan
berbangsa pada berbagai periode kepemimpinan Indonesia. Hal ini sebenarnya
telah menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai yang
digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang
merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya
harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui
bahwa meski telah terjadi amandemen hingga ke-4, namun dalam implementasi
Pancasila masih banyak terjadi distorsi dan kontroversi yang menyebabkan praktek
kepemimpinan dan pengelolaan bangsa dan Negara cukup memprihatinkan.
2
Bukti-bukti empiris menunjukkan hampir semua inovasi teknologi
merupakan hasil dari suatu kolaborasi, apakah itu kolaborasi antar-pemerintah,
antar-universitas, antar-perusahaan, antar-ilmuwan, atau kombinasi dari semuanya.
Aktivitas ini pun relatif belum terfasilitasi dengan baik dalam beberapa kebijakan
pemerintah
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Ilmu ?
2. Bagaimana aspek penting dalam ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana Strategi Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ?
4. Bagaimana Hubungan Antara Pancasila dan Perkembangan IPTEK ?
1.3
Batasan Masalah
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada pembahasan dalam makalah ini
diantaranya :
1.
Mengerti pengertian dari Ilmu
2.
Mengetahui pilar-pilar penyangga bagi eksistensi ilmu pengetahuan
3.
Memahami prinsip-prinsip dalam berpikir ilmiah
4.
Mengetahui aspek penting dalam ilmu pengetahuan
22
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ilmu
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Ilmu bukan sekadar
pengetahuan
(knowledge),
tetapi
merangkum
sekumpulan
pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu (Knowledge) merujuk kepada kefahaman manusia terhadap sesuatu
perkara, dimana ilmu merupakan kefahaman yang sistematik dan diusahakan secara
sedar. Pada umumnya, ilmu mempunyai potensi untuk dimanfaatkan demi kebaikan
manusia. Ilmu adalah sesuatu yang membedakan kita dengan makluk tuhan lainya
seperti tumbuhan dan hewan. Denagan ilmu kita dapat melakukan, membuat,
menciptakan sesuatu yang membawa perbedaan yang lebih baik bagi kehidupan
manusia. Ilmu pengetahuan dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara
sistematis dan langkah-langkah pencapaianya dipertanggungjawabkan secara
teoretis. Sehingga ilmu pengetahun sangat diperlukan bagi setiap manusia untuk
mencapai kemajuan dan perkembangan kehidupan manusia itu sendiri.
2.2
Aspek Pneting Dalam Ilmu Pengetahuan
Melalui kajian historis tersebut yang pada hakikatnya pemahaman tentang
sejarah kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan, dapat dikonstatasikan
bahwa ilmu pengetahuan itu mengandung dua aspek, yaitu aspek fenomenal dan
aspek struktural.
22
Aspek fenomenal menunjukan bahwa ilmu pengetahuan mewujud /
memanifestasikan dalam bentuk masyarakat, proses, dan produk. Sebagai
masyarakat, ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai suatu masyarakat atau
kelompok elit yang dalam kehidupan kesehariannya begitu mematuhi kaidahkaidah ilmiah yang menurut partadigma Merton disebut universalisme,
komunalisme, dan skepsisme yang teratur dan terarah. Sebagai proses, ilmu
pengetahuan menampakkan diri sebagai aktivitas atau kegiatan kelompok elit
tersebut dalam upayanya untuk menggali dan mengembangkan ilmu melalui
penelitian, eksperimen, ekspedisi, seminar, konggres. Sedangkan sebagai produk,
ilmu pengetahuan menampakkan diri sebagai hasil kegiatan kelompok elit tadi
berupa teori, ajaran, paradigma, temuan-temuan lain sebagaimana disebarluaskan
melalui karya-karya publikasi yang kemudian diwariskan kepada masyarakat
dunia.Gaya pegas yang terjadi pada sebuah benda belum tentu sama karena sifatnya
elastis. Jenis gaya ini seringkali dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dengan Renaissance dan Aufklaerung ini, mentalitas manusia Barat
mempercayai akan kemampuan rasio yang menjadikan mereka optimis, bahwa
segala sesuatu dapat diketahui, diramalkan, dan dikuasai. Melalui optimisme ini,
mereka selalu berpetualang untuk melakukan penelitian secara kreatif dan inovatif.
Ciri khas yang terkandung dalam ilmu pengetahuan adalah rasional,
antroposentris, dan cenderung sekuler, dengan suatu etos kebebasan (akademis dan
mimbar akademis). Konsekuensi yang timbul adalah dampak positif dan negatif.
Positif, dalam arti kemajuan ilmu pengetahuan telah mendorong kehidupan manusia
ke suatu kemajuan (progress, improvement) dengan teknologi yang dikembangkan
dan telah menghasilkan kemudahan-kemudahan yang semakin canggih bagi upaya
manusia untuk meningkatkan kemakmuran hidupnya secara fisik-material.
Negatif dalam arti ilmu pengetahuan telah mendorong berkembangnya
arogansi ilmiah dengan menjauhi nilai-nilai agama, etika, yang akibatnya dapat
menghancurkan kehidupan manusia sendiri.
22
Akhirnya tidak dapat dipungkiri, ilmu pengetahuan dan teknologi telah
mempunyai kedudukan substantif dalam kehidupan manusia saat ini. Dalam
kedudukan substantif itu ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjangkau
kehidupan manusia dalam segala segi dan sendinya secara ekstensif, yang pada
gilirannya ilmu pengetahuan dan teknologi merubah kebudayaan manusia secara
intensif.
2.3
Pancasila Sebagai Ilmu Pengembangan
Dalam upaya manusia mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat
dan martabatnya maka manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil
kreativitas rohani manusia.Unsur jiwa (rohani) manusia meliputi aspek akal, rasa,
dan kehendak. Akal merupakan potensi rohani manusia dalam hubungan dengan
intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika).
Atas dasar kreativitas akalnya manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk
mengolah kekayaan alam yang sediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh karena
itu tujuan essensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga
Iptek pada hakikatnya tidak bebas nilai namun terikat oleh nilai. Dalam masalah ini
Pancasila telah memberikan dasar nilai-nilai bagi pengembangan Iptek demi
kesejahteraan hidup manusia.
pancasila sebagai filsafat ilmu harus mengandung nilai ganda, yaitu: Harus
memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya. Dan juga memiliki nilai instrinsik tujuan iptek
yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental kepribadian dan moral manusia.
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan
dan pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam
implemantasi iptek merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan
harus berorientasi praktis untu kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut
epistomologis Pancasila prinsip kebenaran eksistensial dalam rangka mewujudkan
harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf fisiokismis, biotik, psikis, dan human
dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan pendekatan pencerdasan
22
kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai
aliran filsafat dunia (Dimyati, 2006).
2.4
Pengaruh Teknologi Terhadap Ideologi Pancasila
Di zaman sekarang ini, nilai – nilai pancasila dapat dikatakan menurun,
karena kebanyakan masyarakat terutama para remaja yang banyak menggunakan
budaya kebarat baratan dari pada nilai-nilai pancasila. Misal dari cara berpakaian,
banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke
budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang
memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak
ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Sehingga banyak remaja
yang berkarakter seperti orang barat, misalnya yang sering terjadi sekarang ini,
melalaikan kewajiban untuk beribadah setiap waktunya, kurang menghargai orang
tua, keluarga dan orang lain, juga membiasakan diri dengan hal-hal yang terlarang
semacam narkoba, zat adiktif, seks bebas. Sebenarnya semua itu tidak ada
untungnya melainkan hanya merugikan dirinya sendiri.
Media-media sosial sekarang ini yang seharusnya menjadi hal positif malah
membuat para remaja menggunakannya untuk hal yang negatif. Contohnya :
Facebook, Twitter, Istagram, BBM, dan lain sebagainya. Yang dimanfaatkan bukan
berdampak positif tetapi berdampak negatif dan menyimpang dari ketentuan nilainilai dan norma didalam pancasila. Contoh, Penipuan yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk kepentingan mereka sendiri. Dari contoh tersebut sudah
jelas bahwa hal itu menyimpang dari norma Agama, karena melakukan penipuan
yang dapat merugikan orang lain dan yang melakukannya akan berdosa.
Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap
menjaga eksistensi kepribadian bangsa Indonesia. Karena dengan adanya
globalisasi, batasan batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai
kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke dalam masyarakat. Hal ini dapat
memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita dapat
memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi tentunya
22
globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan dan
mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia.Tapi jika kita tidak dapat
memfilter dengan baik maka hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak
moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia.
Perkembangan teknologi yang saat ini berkembang sangat pesat dalam
masyarakat adalah teknologi informasi. Hampir semua orang sependapat bahwa
teknologi informasi telah, sedang dan akan merubah kehidupan umat manusia
dengan menjanjikan cara kerja dan cara hidup yang lebih efektif, lebih bermanfaat,
dan lebih kreatif. Sebagaimana dua sisi, baik dan buruk, teknologi informasi juga
memiliki hal yang demikian. Sebagai teknologi, kedua sisi tersebut keberadaanya
sangat tergantung pada pemakainya. Melihat kenyataan dalam masyarakat,
sebenarnya bukan pancasila yang terpengaruh oleh perkembangan teknologi
informasi melainkan masyarakat itu sendiri. Memberi pengaruh baik atau buruk
terhadap pancasila tergantung bagaimana masyarakat sebagai penganut ideologi
pancasila menyikapi perkembangan teknologi informasi tersebut.
2.5
Hubungan Antara Pancasila Dan IPTEK
Negara Indonesia adalah Negara kepulauan, Jumlah pulau di Indonesia
menurut data Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004 adalah
sebanyak 17.504 buah. 7.870 di antaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634
belum memiliki nama. Indonesia memiliki perbandingan luas daratan dangan lautan
sebesar 2:3. Letaknya sangat strategis, di antara dua 7ndemic yaitu 7ndemic Hindia
dan Samudra Pasifik serta dihimpit oleh dua benua yaitu benua Asia dan benua
Australia. Selain itu Negara kita dilintasi oleh garis khatulistiwa yang menyebabkan
Indonesia beriklim tropis. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat kaya akan fauna
dan flouranya. Indonesia memiliki 10% hutan tropis dunia yang masih tersisa.
Hutan Indonesia memiliki 12% dari jumlah spesies mamalia dunia dan 16% spesies
binatang 7ndemic dan ampibi, serta 1.519 spesies burung dan 25% dari spesies ikan
dunia. Sebagian di antaranya adalah 7ndemic atau hanya dapat ditemui di daerah
tersebut.
22
Selain memiliki kekayaan alam yang menakjubkan, Indonesia juga sangat
kaya akan suku bangsa, budaya, agama, bahasa, ras dan etnis golongan. Sebagai
akibat keanekaragaman tersebut Indonesia mengandung potensi kerawanan yang
sangat tinggi pula, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
potensi timbulnya konflik sosial. Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki tingkat
kepekaan yang tinggi dan dapat menimbulkan konflik etnis kultural. Arus
globalisasi yang mengandung berbagai nilai dan budaya dapat melahirkan sikap pro
dan kontra warga masyarakat yang menyebabkan konflik tata nilai.
Bentuk ancaman terhadap kedaulatan negara yang terjadi saat ini menjadi
bersifat multi dimensional yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri,
hal ini seiring dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
informasi dan komunikasi. Serta sarana dan prasarana pendukung didalam
pengamanan bentuk ancaman yang bersifat multi dimensional yang bersumber dari
permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya.
Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan
dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta
menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang
berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu
dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam
pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi,
kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman
dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi agar kita dapat tidak
terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terumuskan dari
proses akulturasi budaya nusantara yang berlangsung berabad-abad. Sebagai dasar
negara, Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbangsa
dan bernegara. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu
sistem pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau
dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia,
masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi
manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam hidup dan
kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam proses berfikir dan
berpengetahuan.
Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran
hasil akulturasi budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan
atau berhubungan dan saling melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan landasan utama dari kempat sila lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila
sebagai sistem yang saling terkait tak terpisahkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari dunia luar.
Ilmu pengetahuan di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sebelum era
bangsa eropa masuk ke nusantara hingga pada masa pasca kemerdekaan.
Perkembangan iptek adalah lewat kelembagaan pendidikan, hal ini didasarkan pada
semangat ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ yang tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945. Para ilmuwan dan cendikiawan harus memiliki semangat
mengembangkan dan menciptakan iptek yang ditujukan bagi kesejahteraan dan
kemaslahatan umat manusia
22
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari
segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan
yang bersifat membangun.
22
DAFTAR PUSTAKA
[1] Iriyanto, Ws, 2009, Bahan Kuliah Filsafat Ilmu, Pascasarjana, Semarang.
[2] Kunto Wibisono, 1985, Arti Perkembangan Menurut Positivisme, Gadjah Mada Press,
Yogyakarta.
[3] Kuswanjono, Arqom., E. S Nurdin, I. Widisuseno, dan Mukhtar Syamsudin.
2012. E-Materi Pendidikan Pancasila. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
[4] Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
Aksara.
[5] Van Melsen, 1985, Ilmu Pengetahuan dan Tanggungjawab Kita, Kanisius,
Yogyakarta.
Download