4. Instrumen lain-lain Pasar Modal

advertisement
Defiantoro & Co.
Law Firm
PARTNER LIST:
Dwi Defiantoro (Managing Partner)
Christopher (Senior Partner)
Fatchul Fadhillah Anza (Junior Partner)
Faisal Rachman (Junior Partner)
Ralli Dibyaguna (Senior Partner)
Apa itu Instrumen Pasar Modal?
Segala Efek yang diperjualbelikan di Pasar Modal
adalah Instrumen Pasar Modal.
Pengertian dalam UU Pasar Modal: Pasar 1 angka 5.
Kategori Instrumen di pasar modal:
 Instrumen Penyertaan (Saham);
 Instrumen Utang (Obligasi);
 Instrumen Derivatif;
 Instrumen Efek Lainnya.
Saham
• Saham dapat didefinisikan sebagai tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Wujud saham adalah
selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik
perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut.
Jenis Saham
• Berdasarkan cara peralihannya
• Berdasarkan hak tagihannya
Jenis saham berdasarkan cara
peralihannya
• Saham atas unjuk
saham yang tidak tertulis nama pemilik
sahamnya
• Saham atas nama
saham yang tertulis jelas nama pemegang
sahamnya
Jenis Saham berdasarkan hak menagih
• Saham biasa
saham yang menempatkan pemiliknya
ditempat paling akhir dalam pembagian
deviden
• Saham preferen
saham yang memberikan prioritas pilihan
kepada pemegangnya
Perbedaan saham dan obligasi
 Bentuk
 Penghasilan
 Keuntungan
 Harga
 Waktu
 Pajak
 Hak Suara
 Likuidasi
Bentuk

Berdasarkan bentuknya, saham berbentuk tanda
bukti kepemilikan perusahaan tertentu. Sedangkan
obligasi adalah bukti adanya pengakuan hutang.
Dalam hal ini pemilik obligasi memiliki bukti bahwa
perusahaan tersebut memiliki hutang padanya.
Penghasilan
Pemilik saham memiliki penghasilan yang
dinamakan deviden dengan frekuensi
yang tidak ditentukan
 Pemilik obligasi memiliki penghasilan yang
berasal dari bunga yang ditentukan dalam
jangka waktu tertentu

Quotes On Earning: Never depend on
single income. Make Investment to
create a second source – Warren
Buffet
Keuntungan
 Keuntungan pemilik saham sulit diperkirakan, karena
bergantung dengan keuntungan perusahaan
 Keuntungan pemilik obligasi sudah dapat ditentukan
secara pasti


Harga saham sulit diprediksi
Harga Obligasi cenderung stabil walaupun
sangat sensitif terhadap tingkat bunga dan
inflasi
Waktu
 Saham memiliki jangka waktu yang tidak terbatas,
tidak ada penentuan sampai kapan seseorang
memiliki saham di perusahaan tersebut
 Obligasi memiliki jangka waktu tertentu,
ditentukan dengan jelas kapan pemilik obligasi
dapat menagih piutangnya
Pajak
 Keuntungan pemilik saham bersih karena sudah
dikenai pajak
 Keuntungan pemilik obligasi masih harus dipotong
pajak
 Suara pemilik saham wajib didengar dalam
menentukan kebijakan perusahaan
 Suara pemilik obligasi tidak dapat menentukan
kebijakan perusahaan
Likuidasi
• Apabila terjadi likuidasi, pemegang saham
mempunyai klaim terakhir terhadap asset
perusahaan
• Apabila terjadi likuidasi, pemegang obligasi
mempunyai klaim untuk didahulukan
terhadap pemegang saham.
Saham Syariah
Kriteria pemilihan saham syariah didasarkan kepada
Peraturan Bapepam & LK No. II.K.1 tentang Kriteria dan
Penerbitan Daftar Efek Syariah, pasal 1.b.7. Dalam
peraturan tersebut disebutkan bahwa Efek berupa
saham, termasuk HMETD Syariah dan Waran Syariah,
yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik
yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip
syariah.
Obligasi
•Obligasi adalah sertifikat yang berisi kontrak antara
investor dan perusahaan, yang menyatakan bahwa
investor tersebut/pemegang obligasi telah meminjamkan
sejumlah uang kepada perusahaan. Perusahaan yang
menerbitkan obligasi mempunyai kewajiban untuk
membayar bunga secara reguler sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditetapkan serta pokok pinjaman pada
saat jatuh tempo.
Jenis-Jenis Obligasi
•
Menurut cara pengalihan
–
Atas Nama: Tercantum nama di sertifikat obligasi
–
Atas Unjuk: Mudah dialihkan
Tidak tercantum nama di sertifikat obligasi
Bunga dan obligasi pokok hanya untuk yang memegang sertifikat
Jenis-Jenis Obligasi
 Berdasarkan Jaminan:
Obligasi dengan Jaminan(secured bond)
2. Obligasi tanpa jaminan(non-secured bond)
1.
Berdasarkan Nilai Pelunasan

Dikaitkan denga merosotnya nilai uang, dalam hal
tersebut pelunasan dari obligasi dikaitkan dengan
indeks harga tertentu seperti emas,perak,valuta
asing,dll
Jenis-Jenis Obligasi
Berdasarkan cara Penetapan
dan Pembayaran Bunga





Obligasi dengan Bunga tetap
Obligasi dengan Bunga tidak tetap
Obligasi tanpa bunga
Obligasi yang tidak terbatas jatuh temponya
Obligasi dengan bunga mengambang
Jenis Obligasi Berdasarkan Konvertibilitas:
Obligasi yang memungkinkan pemegangnya
menukarkan obligasi yang dimiliki dengan
saham
.
•Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit
1.
2.
3.
4.
5.
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Perusahaan Swasta
Obligasi asing
Obligasi sampah
Kelebihan Obligasi
Bunga
2. Capital Gain
3. Hak klaim pertama
1.
Kekurangan Obligasi
1. Gagal Bayar
2. Capital Loss
3. Callability
Obligasi syariah
• Dasar hukum yang membolehkan :fatwa DSN
Nomor: 32/DSN-MUI/IX/2002
• Jenis Obligasi syariah yang dibolehkan adalah
obligasi yang menggunakan konsep
Mudharabah, dikarenakan Obligasi syariah
mudharabah merupakan bentuk pendanaan
yang paling sesuai untuk investasi dalam
jumlah besar dan jangka waktu yang relatif
panjang.
Instrumen Efek Derivatif
Terbagi menjadi 3 jenis, yaitu ?
• Right
• Option
• Warrant
Right
Penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama
perusahaan publik untuk membeli saham baru yang
hendak diterbitkan
Kelebihan : Hak nya didahulukan
Option
Hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau
menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga
dan dalam waktu tertentu.
Ada 2 tipe, yaitu :
 Call Option
 Put Option

Diterbitkan oleh perusahaan efek.

Kelemahan : tingkat bunga yang rendah,
hilangnya kesempatan mendapatkan capital
gain dan menurunnya nilai earning per share.
Efek Beragun Aset
Efek yang nilainya dijaminkan dengan aset dengan cara sekuritisasi.
Sekuritisasi: Proses transformasi dari aset keuangan yang tidak dapat segera diubah
menjadi dana likuid, dengan cara menerbitkan efek yang mudah dijual kepada
investor dengan jaminan aset.
Tahapan:
1. MI dan Bank Kustodian membentuk Kontrak Investasi Kolektif
2. MI membeli aset keuangan/ tagihan dari kreditur awal dan dicatat atas nama BK.
3. BK melakukan pembayaran kepada Kreditur Awal atas pembelian aset keuangan.
4. BK menyimpan aset keuangan tersebut dalam rekening KIK EBA.
5. MI menerbitkan EBA kepada investor.
6. BK menerima pembayaran atas pembelian EBA dari investor.
7. Kreditur Awal bertindak sebagai Penyedia Jasa dalam rangka mengumpulkan
angsuran atas tagihan-tagihan dari debitur.
8. BK meneriima pembayaran angsuran atas tagihan-tagihan para debitur dari
Penyedia Jasa.
9. BK membayarkan bunga dan pokok kepada investor.
Mengacu pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995,
pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi. Ada tiga hal terkait
definisi tersebut:
Keuntungan Reksa Dana
Manfaat yang diperoleh pemodal jika
melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara
lain:
Risiko Reksa Dana
 Diversifikasi Investasi dengan dana tidak
Seperti halnya wahana investasi lainnya,
disamping mendatangkan berbagai peluang
keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai
peluang risiko, antara lain:
besar.
 Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
 Reksa Dana mempermudah pemodal untuk
melakukan investasi di pasar modal.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari
Efek Reksa Dana tsb.
 Efisiensi waktu, karena dikelola oleh
 Risiko Likuiditas
Manajer Investasi.
 Tingkat pengembalian yang potensial dari
deviden dan kenaikan NAB
Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan
uang tunai apabila banyak Redemption.
 Risiko Wanprestasi
Risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi
yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak
segera membayar ganti rugi apabila terjadi
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan
Reksa Dana yang dapat menyebabkan penurunan
NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
Jenis-Jenis Reksa Dana:
1.Pasar Uang
Reksa dana Pasar Uang merupakan reksa dana yang mayoritas alokasi investasinya pada efek
pasar uang, seperti SBI (Surat Bank Indonesia), surat utang berjangka kurang dari satu tahun,
deposito berjangka dan tabungan.
2.Terproteksi
Reksa dana terproteksi merupakan reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh MI yang
menerbitkan dan penjualan hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu. Jika melakukan
penjualan sebelum jangka waktu yang telah ditentukan maka akan dikenakan penalty.
3.Pendapatan Tetap
Reksa dana yang alokasi investasinya minimal 80% pada efek pendapatan tetap, seperti surat
utang (baik surat utang negara/SUN maupun surat utang perusahaan) berjangka lebih dari 1 tahun.
4.Campuran
Reksa dana yang alokasinya merupakan kombinasi antara efek ekuitas (saham) dan efek hutang
(obligasi) dimana masing-masing efek tidak ada yang melebihi 80%.
5.Saham
Merupakan Reksa Dana yang menginvestasikan dananya pada saham-saham emiten.
6.Indeks
Reksa dana indeks merupakan reksa dana yang komposisi portofolionya disusun menyerupai
suatu indeks tertentu sehingga return yang diberikan akan setara dengan indeks yang diikutinya
Jenis Reksa Dana Resiko
Pasar uang
Lebih Kecil
Return
Lebih Kecil
Perkiraan Lama Waktu
<1 tahun
Pendapatan Tetap
1-3 tahun
Terproteksi
1-3 tahun
Campuran
3-4 tahun
Indeks
> 4 tahun
Saham
Lebih Besar
Lebih Besar
> 4 tahun
Exchange Traded Fund
ETF merupakan reksa dana berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa seperti
halnya saham, dan kinerjanya mengacu pada indeks tertentu,
dapat berupa indeks saham atau indeks obligasi. Para investor
pemegang unit ETF dapat dengan mudah bertransaksi unitnya di
bursa setiap saat selama jam perdagangan. Salah satu contoh
reksa dana ETF adalah Reksa Dana LQ-45.
Dana Investasi Real Estat (DIRE)
DIRE merupakan kumpulan uang pemodal yang oleh
perusahaan investasi akan diinvestasikan ke bentuk aset properti
baik secara langsung seperti membeli gedung maupun tidak
langsung dengan membeli saham/obligasi perusahaan properti.
Manajer Investasi membeli dan mengelola gedung, seperti
misalnya gedung perkantoran atau apartemen. Distribusi periodik
yang diterima oleh investor berasal dari uang sewa, setelah
dikurangi dengan dana untuk mengelola gedung.
Indeks Saham Berjangka
•
•
•
Indeks saham berjangka, merupakan produk turunan dari sebuah indeks saham, ditransaksikan
di bursa berjangka. Indeks saham berjangka menggunakan angka indeks saham sebagai
underlying assets, dan ditransaksikan dengan sebuah kontrak standar pada sebuah bursa
berjangka. Kontrak standar ini, yang di Indonesia disebut kontrak berjangka, mengatur
banyak termasuk didalamnya adalah kebutuhan margin, nilai poin, jatuh tempo kontrak, hari
dan jam perdagangan, dan lain-lain.
Peraturan perdagangan indeks saham berjangka memang sangat berbeda dengan peraturan
dalam perdagangan saham. Sifat perdagangan indeks saham berjangka adalah margin trading,
jadi dibutuhkan sejumlah dana jaminan untuk bisa bertransaksi dan dana jaminan ini wajib
dipelihara jika ingin terus bertransaksi.
Keuntungan yang didapatkan dari indeks saham berjangka adalah capital gain. Dengan
mekanisme margin trading, seseorang dapat membuat posisi beli lalu kemudian membuat
posisi jual atau yang biasa disebut dengan long position . Ataupun membuat posisi jual
terlebih dahulu baru kemudian membuat posisi beli (short position ). Dengan adanya two
ways opportunity seperti ini, kenaikan atau penurunan indeks saham berjangka bisa
dimanfaatkan dan dirubah menjadi keuntungan. Tetapi hal ini juga membuat resiko dari
perdagangan indeks saham berjangka bertambah besar.
Kontrak Berjangka Indeks
Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu
underlying di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak berjangka
yang menggunakan underlying berupa indeks saham.
Jenis-jenis Kontrak Berjangka Indeks:
LQ45 Futures > LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45.
Mini LQ45 Futures> memiliki multiplier yang lebih kecil (Rp 100 ribu / poin indeks
atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga nilai transaksi, kebutuhan marjin awal, dan
fee transaksinya juga lebih kecil.
LQ45 Futures Periodik> LQ45 yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh
tempo dalam periode Hari Bursa tertentu.
Mini LQ 45 Futures Periodik
Japan (JP) Futures > JPFutures memungkinkan investor menarik manfaat dari
pergerakan pasar Jepang sebagai pasar saham paling aktif setelah pasar AS.
SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK
INDONESIA
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia adalah Efek yang
memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek
Utama yang dititipkan secara kolektif pada Bank
Kustodian yang telah mendapat persetujuan
Bapepam.
Penawaran Umum Sertifikat Penitipan Efek Indonesia
yang Efek Utamanya merupakan Efek badan hukum
Indonesia wajib memenuhi ketentuan Penawaran
Umum yang berlaku untuk Efek Utama dimaksud.
Penawaran Umum Sertifikat Penitipan Efek
Indonesia yang Efek Utamanya merupakan Efek
badan hukum negara lain yang telah dijual melalui
Penawaran Umum yang mempunyai:
Produk-Produk Pasar Modal Syariah
(Selain Saham dan Obligasi Syariah)
Jakarta Islamic Index (JII)
JII pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek
Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment Management pada tanggal 3
Juli 2000. Meskipun demikian agar dapat menghasilkan data historikal yang lebih
panjang, hari dasar yang digunakan untuk menghitung JII adalah tanggal 2 Januari
1995 dengan angka indeks dasar sebesar 100. Metodologi perhitungan JII sama
dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG.
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan Indeks yang telah
diluncurkan oleh BEI pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI adalah
seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah dan tercatat di
BEI dimana pada saat Ini jumlah konstituen ISSI adalah sebanyak 219
saham.
Reksa Dana Syariah
Merupakan Reksa Dana yang berprinsipkan syariah. Saham, obligasi, dan pasar uang
yang diinvestasikan tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.
Tabel:
Perbandingan
Beberapa
Instrumen
Pasar Modal

Contoh Kasus
Instrumen Pasar Modal
JAKARTA, KOMPAS.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat
45 poin. Kenaikan ini selaras dengan penguatan pasar saham global. Indeks saham di
Asia juga menguat pada perdagangan Rabu (13/3/2012).
Pada akhir perdagangan, indeks melesat 45,684 poin (1,14 persen) menjadi
4.054,326, sementara indeks LQ 45 naik 8,991 poin (1,3 persen) menjadi 702,036.
Hasil stress test yang dilakukan bank sentral AS terhadap perbankan juga
menunjukkan hasil positif. Bank sentral AS juga optimistis bahwa ekonomi AS masih
akan tumbuh meski dengan berbagai tantangan.
Investor asing dan lokal kembali membeli saham-saham sehingga total nilai
perdagangan mencapai Rp 5,2 triliun. Penguatan merata di seluruh sektor.
Indeks di kawasan Asia juga menguat. Indeks Nikkei menguat 151,43 poin (1,5
persen) menjadi 10.050, indeks Kospi naik 20,03 poin (0,98 persen) menjadi 2.045,08
tetapi indeks Hangseng melemah 31,80 poin (0,14 persen) menjadi 21.307,89.
Di Eropa, bursa juga dibuka menguat. Indeks FTSE100 London menguat 23,86
poin (0,40 persen) menjadi 5.979,78, indeks CAC 40 Paris menguat 23,73 poin, indeks
DAX Frankfurt 67,54 poin (0,96 persen) menjadi 7.063,45.
Kasus 2
VIVAnews - Saham-saham Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok tajam hingga
melebihi 10 persen. Perdagangan pun dihentikan.
Pukul 11.08 WIB, Rabu 8 Oktober 2008, indek melorot 10,38 persen
atau 168,052 poin ke level 1.451,669.
Penutupan perdagangan saham untuk sementara ini baru pertama kalinya
terjadi dalam sejarah pasar modal Indonesia.
Sebelum dihentikan, saham yang turun tercatat 171 saham, hanya 6 saham
yang naik dan 9 saham stagnan. Transaksi saham yang dicatatkan sebelum
bursa disuspensi, sebanyak 27.494 kali dengan volume 1,129 miliar unit
saham senilai Rp 988 miliar.
Saham-saham yang mengalami penurunan tajam di antaranya saham Telkom
(TLKM) yang turun Rp 700 (9,79%) menjadi Rp 6.450, Indosat (ISAT)
turun Rp 1.200 (23,3%) ke posisi Rp 3.950, Aneka Tambang (ANTM) turun
Rp 110 (9,48%) menjadi Rp 1.050, dan Astra Internasional (ASII) turun Rp
3.200 (20%) ke harga Rp 12.800.
Referensi
• Bapepam dan Japan International Cooperation
Agency, Panduan Berinvestasi Pasar Modal di
Indonesia. 2008.
• Nasarudin, M. Irsan. Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia
• www.idx.co.id
• www.bapepam.go.id
• www.kompas.com
• www.vivanews.com
Download