Uploaded by User112766

TIK II

advertisement
MAKALAH
RANCANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN APOTEK DALAM UPAYA
MENINGKATKAN PELAYANAN KEFARMASIAN
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : TIK II
Dosen Pengampu : Renaldi Tanjung. ST., M.Kom
Disusun Oleh :
MOCH GALIH SUNDAWAN
(20001150)
PROGRAM STUDI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat
hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah TIK II.
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang
“Rancangan Dan Strategi Pengembangan Apotek Dalam Upaya Meningkatkan
Pelayanan Kefarmasian”. Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar
pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan TIK II.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat sangat memban dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca pada umnya,
mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil penulis susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis memohon maaf
bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan bagi pembaca yang
budiman. Serta tak lupa penulis juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari segenap pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Wassallamu’allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bandung, 16 Juni 2021
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Apotek ....................................................................................... 3
B. Tugas dan Fungsi Apotek ............................................................................ 3
C. Sistem Informasi Manajemen Farmasi ........................................................ 4
D. Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Apotek ................................... 4
E. Strategi Pengembangan Apotek .................................................................. 6
1. Non komputerisasi .................................................................................... 6
2. Sistem Komputerisasi ............................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Kini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sudah
menjadi kebutuhan bagi setiap lapisan masyarakat dan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia pada umumnya.
Hal ini sangat mendukung keberlangsungan kehidupan manusia, khususnya
dalam membantu kelancaran kinerja suatu instansi atau perusahaan. Khususnya untuk
proses pengolahan data, penyajian data, pengambilan keputusan dan penyampaian
informasi. Banyaknya data dan informasi yang harus diolah dan disajikan tidak
memungkinkan apabila diproses secara manual. Pengolahan data yang jumlahnya
sangat banyak memerlukan suatu alat bantu yang memiliki kecepatan kerja,
perhitungan dan penyampaian data yang tinggi. Alat bantu tersebut dapat berupa
perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software).
Teknologi informasi dan komunikasi digunakan untuk mengolah data di
perusahaan, instansi-instansi pemerintahan, sekolah dan kini pun sudah menjadi
bagian penting dari penyelenggaraan kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan
sebagai bagian dari pembangunan nasional untuk hidup sehat bagi setiap masyarakat
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mendapatkan
pelayanan dan informasi mengenai pemahaman kesehatan, diperlukan suatu tempat
yang dapat digunakan untuk menyalurkan dan memberikan informasi obat yang
lengkap kepada masyarakat. Beberapa institusi kesehatan seperti rumah sakit, klinik,
laboratorium, puskesmas, yayasan kesehatan telah menggunakan teknologi ini.
Apotek, sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan pun diharapkan dapat
menerapkan teknologi ini demi pelayanan yang maksimal terhadap masyarakat.
Apotek
merupakan
suatu tempat
dilakukannya
pekerjaan
kefarmasian dan
penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah
No.51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, yang dimaksud dengan apotek
adalah suatu sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktek kefarmasian
1
oleh apoteker. Kemudahan, kecepatan dan kepuasan masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan menjadi hal yang sangat penting dalam usahanya memperoleh
keuntungan. Oleh karena itu untuk mendorong berkembangnya sistem pelayanan
kesehatan tersebut, maka suatu apotek harus melakukan perbaikan di segala aspek dan
salah satu wujud perbaikan tersebut adalah dengan menggunakan sistem
komputerisasi atau sistem manajemen informasi di beberapa bagian persediaan obat,
penjualan obat dan sistem pelaporan sehingga dapat memberikan pelayan yang cepat,
efisien dan tepat sasaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian apotek ?
2. Apa tugas dan fungsi dari apotek ?
3. Bagaimana sistem informasi menejemen farmasi ?
4. Bagaiamana penerapan sistem informasi menejemen di apotek ?
5. Bagaimana strategi pengembangan apotek ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa arti dari apotek
2. Untuk mengetahui tugas dan fungsi dari apotek
3. Untuk mengetahui sistem informasi menejemen farmasi
4. Untuk mengetahui penerapan sistem informasi menejemen di apotek
5. Untuk mengetahui strategi pengembangan apotek
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Apotek
Definisi
apotek
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No
1332/MENKES/SK/X/2002, apotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran pekerjaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Pengertian terbaru mengenai definisi apotek berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009, apotek merupakan sarana
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2009,
pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran
obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Sedangkan sediaan
farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika. Sebagai salah satu
sarana pelayanan kesehatan, maka dalam pelayanannya apotek harus mengutamakan
kepentingan masyarakat yaitu menyediakan, menyimpan, dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu baik. Dalam pengelolaannya, apotek harus dikelola
oleh apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
B. Tugas dan Fungsi Apotek
Berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009, tugas dan fungsi apotek meliputi :
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan distribusi sediaan farmasi antara
lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetika.
4. Sarana pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluran obat, pengelolaan
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
3
Tugas dan fungsi apotek berdasarkan PP No. 51 Tahun 2009 tersebut sangat
jelas mengacu pada kewajiban apotek kepada setiap orang sehingga tercipta
kenyamanan dalam pelayanan obat. Melalui adanya peraturan ini diharapkan
fungsi apotek dapat menjadi lebih maksimal dalam meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat.
C. Sistem Informasi Manajemen Farmasi
Sistem informasi farmasi adalah sebuah sistem yang diorganisir untuk
pengumpulan, pengolahan, pelaporan, dan penggunaan informasi untuk pengambilan
keputusan. Informasi diperoleh dari pengumpulan dokumen atau catatan farmasi.
Sistem informasi farmasi dapat merupakan alat yang berguna untuk pengawasan serta
menyediakan data untuk memonitoring. Sistem informasi manajemen farmasi yang
baik, efektif digunakan untuk pengolahan data, yang meliputi:
1. Pengolahan data dengan meringkas data.
2. Penyajian informasi dalam bentuk grafis, yang memudahkan pemahaman.
3. Pemahaman informasi untuk mengidentifikasi kecenderungan dan masalahmasalah potensial.
4. Langkah dalam merespon hasil baik positif maupun negatif.
D. Penerapan Sistem Informasi Manajemen di Apotek
Sistem informasi manajemen apotek merupakan sistem informasi pencatatan
obat dan alat kesehatan di apotek. Dengan menggunakan sistem informasi manajemen
apotek alur obat mulai dari penerimaan, pencatatan di gudang obat dan penjualan ke
pasien terekam dalam database sehingga stok opname dapat dilakukan secara otomatis
dan real time.
SIM apotek dibuat untuk menangani bagian point of sales kasir dan inventori
dari suatu apotek, yaitu dengan cara menyediakan kemampuan untuk menangani
transaksi beli dan jual secara resep dan non resep. Juga untuk menyajikan laporan
laporan sehingga keputusan yang diambil manajer lebih tepat sasaran. Sistem aplikasi
ini dirancang untuk digunakan secara mudah baik dengan keyboard dan mouse atau
dengan barcode scanner sebagai alat memasukkan data. Sehingga pekerjaan dapat
4
diselesaikan dengan cepat. Perbedaan apotek dengan SIM dan apotek tanpa SIM
adalah sebagai berikut:
Apotek dengan SIM
Apotek tanpa SIM
Membutuhkan waktu yang lebih singkat Membutuhkan waktu lebih lama dalam
dalam melayani transaksi pembayaran, melayani transaksi pembayaran, karena
karena SIM atau mesin kasir dapat harus dihitung secara manual atau dengan
menghitung secara automatis
kalkulator.
Pemantauan inventori / stok obat yang Memerlukan waktu untuk memantau
ada dapat dilakukan secara cepat
inventori stok obat yang ada (stock
opname).
Pengambilan keputusan yang lebih tepat Memerlukan waktu dalam pembuatan
sasaran, misalnya pemilihan produk / laporan – laporan, karena karyawan harus
obat
obat
diperbanyak
menggunakan
mana
saja
yang
karena
laporan
lebih membuka kembali data-data yang ada,
dengan sehingga
statistik,
pekerjaan
menjadi
kurang
bisa efektif.
diketahui produk / obat obat mana saja
yang paling diminati masyarakat (paling
laris).
Sistem informasi manajemen di apotek diterapkan untuk memberikan
kemudahan dalam pengolahan barang yang dijual dan tersedia di apotek, karena
proses pengolahan data yang secara manual nyatanya sungguh tidak efektif mengingat
begitu banyaknya data barang yang ada di apotek. Sistem informasi manajemen
apotek pula dapat mengangani setiap transaksi yang terjadi di apotek, baik transaksi
dengan menggunakan resep ataupun non resep. Diharapkan, proses manajerial dengan
sistem informasi ini juga akan memudahkan pengelola apotek untuk mengambil
keputusan-keputusan yang tepat demi kemajuan dan berkembangnya apotek.
Kelebihan-kelebihan yang ditawarkan oleh pengelolaan dengan menggunakan
sistem informasi manajemen antara lain :
5
1. Stok obat dan alkes yang dijual di apotek akan dapat dipantau, sehingga dapat
meminimalisir kejadian kosongnya barang
2. Waktu yang singkat untuk melayani transaksi dengan konsumen karena sistem
informasi manajemen dapat digunakan sebagai mesin kasir dan secara langsung
mencatat barang yang keluar dari apotek sehingga terhubung langsung dengan
data stok barang yang ada di apotek
3. Pelayanan informasi obat dapat dilakukan kepada konsumen (pasien) dengan
sistem yang dibuat dapat menampilkan informasi-informasi penting yang perlu
diketahui pasien terkait dengan obat ataupun alkes yang dibeli
4. Mempermudah bagi pengelola apotek untuk mengambil keputusan, karena sistem
informasi manajemen menyajikan data yang akurat tentang obat atau barang yang
perlu disediakan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan konsumen
5. Memberikan kesempatan bagi apoteker pengelola apotek untuk menjalankan
tugasnya memberikan konseling dan informasi obat kepada konsumen, sehingga
apoteker dapat menjalankan tugas keprofesionalitasnya dengan baik
E. Strategi Pengembangan Apotek
1. Non komputerisasi
Hal-hal yang akan dilakukan dalam rangka memajukan apotek tanpa
menggunakan sistem komputerisasi, antara lain :
a) Melakukan promosi, baik dalam bentuk spanduk, brosur, promosi harga
(diskon) untuk mengenalkan apotek yang dikelola kepada masyarakat.
b) Melakukan kerja sama atau sistem bagi hasil dengan dokter ataupun rumah
sakit.
c) Menjaga stok obat agar tidak terjadi kekosongan maupun kekurangan pada
saat konsumen membutuhkan.
d) Menjaga kualitas pelayanan, antara lain dengan apoteker yang stand by untuk
memberikan konseling kepada konsumen, menjaga agar seluruh staf di apotek
selalu bersikap ramah dan berpenampilan menarik.
e) Menjaga kerapihan, kebersihan dan kondisi yang kondusif di apotek agar
pasien (konsumen) merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan.
f) Memilih PBF yang memberikan potongan harga cukup besar sehingga apotek
dapat mendapatkan keuntungan yang lebih besar pula atau mengusahakan
6
membayar lunas ke PBF sehingga diharapkan akan diberikan potongan harga
yang lebih banyak
2. Sistem Komputerisasi
a) Self service (penjualan non resep)
Konsumen dapat memilih sendiri obat yang akan dibeli dengan komputer
atau gadget yang disediakan oleh apotek, sambil didampingi oleh staf atau
apoteker. Disini, apoteker dapat menjalankan tugasnya untuk memberikan
pengetahuan obat kepada pasien.
Pasien yang datang ke apotek
dapat memilih obatnya sendiri
dengan menggunakan sistem
komputer atau gadget
Apoteker atau staff apotek
mendampingi dan memberikan
pengarahan dan informasi tentang obat
yang akan dipilih konsumen
Apoteker memberikan konseling
terkait dengan obat yang dibeli
oleh konsumen
Obat dipilih. Terhubung dengan kasir,
dilakukan pencetakan faktur / struk obat
b)
Layanan antar obat
Dibuat sistem informasi obat dengan basis web yang dapat diakses
oleh konsumen dari rumah atau tempat konsumen yang berada dalam radius tidak
terlampau jauh dari apotek. Pemesanan obat atau alkes yang termasuk obat
bebas, obat bebas terbatas dan alkes yang dapat dibeli tanpa menggunakan resep.
Di dalam web, sudah tercantum harga dan informasi yang perlu diketahui pasien
terkait dengan obat dan alkes yang dipilih.
Ketika pasien sudah memesan obat atau alkes, data tersebut langsung
terhubung dengan sistem informasi di apotek, sehingga faktur atau struk dapat
7
dicetak. Pembayaran obat dapat dilakukan dengan sistem transfer bank ataupun
COD (Cash on Delivery).
Obat dihantarkan kepada pasien. Apoteker diharapkan dapat turut serta
menghantarkan obat tersebut kepada pasien, sehingga konseling dan pelayanan
informasi obat dapat tetap dilakukan kepada pasien.
c) Pelayanan obat dengan resep
Pasien menyerahkan resep kepada staff apotek dan data resep
dimasukkan ke sistem informasi manajemen untuk mengecek ketersediaan serta
harga obat yang diminta. Apabila obat yang diminta tersedia, pasien diberikan
informasi tentang harga obat.
Jika pasien setuju, data obat ditransfer ke komputer atau gadget yang
dipegang oleh apoteker pengelola apotek dan pasien diberikan konseling
mengenai obat yang dipesan.
d) Peresepan elektronik
Dokter yang membuka praktik di apotek atau dengan kata lain
melakukan kerja sama, peresepan obat dilakukan dengan sistem elektronik.
Resep obat untuk pasien, di-input oleh dokter ke sistem komputerisasi yang
akan terhubung dengan kasir apotek.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Sistem informasi manajemen apotek merupakan suatu sistem yang diorganisir
untuk pengumpulan, pelaporan, pengolahan dan pengambilan keputusan yang
dapat diterapkan di apotek untuk mendukung pelayanan kefarmasian yang
efektif, efisien dan tepat sasaran.
b. Pengembangan apotek dilakukan dengan sistem dengan komputerisasi ataupun
non-komputerisasi.
c. Sistem informasi manajemen apotek diharapkan dapat mengubah orientasi
apoteker dari drug oriented menjadi patient oriented.
9
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan No.51 Tahun 2009. Depkes RI. Jakarta
Sistem Informasi Manajemen Apotek 2012 .http://gustiborneo.blogspot.com/2012/04/sisteminformasi-manajemen-sim-apotek-html.
10
Download