“Pelatihan Literasi Informasi Di Era Digital Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat ”. Indah Kurnianingsih1), Rosini 2) , Nita Ismayati3) Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected] Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected] Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected] ABSTRAK Kemajuan teknologi informasi dan internet, mengakibatkan sumber daya informasi digital sangat melimpah. Kondisi siswa-siswi di Indonesia saat ini yang notabenenya merupakan generasi “digital native” memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pencarian informasi di internet. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Guru dan Tenaga Perpustakaan Sekolah . Tujuan pelatihan program literasi informasi ini adalah memberikan bekal keterampilan bagi Guru dan Tenaga Perpustakaan Sekolah agar dapat mengajarkan kepada siswa untuk dapat mengenali jenis informasi apa saja yang diperlukan, sumber-sumber informasi elektronik, strategi penelusuran sumber-sumber informasi digital, serta evaluasi informasi. Dengan demikian, kegiatan pengabdian dengan judul “Pelatihan Literasi Informasi Di Era Digital Bagi Tenaga Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat” diharapkan akan memberi manfaat yang besar bagi guru dan tenaga perpustakaan sekolah serta peserta didik. Kata kunci : Literasi Informasi, Guru, Tenaga Perpustakaan Sekolah Abstract "Information Literacy Training In The Digital Age For Teacher and School Librarian In Central Jakarta " The enhancing of information technology and internet, resulting in digital information resources are very abundant. Now days, the students in Indonesia as a digital native has a high dependence on the internet. This becomes a challenge for teachers and school librarian to solve this problem. The purpose of this information literacy training program is to provide skills for Teachers and School librarian in order to teach students to be able to recognize what kinds of information are needed, electronic information sources, digital information sources search strategies, and information evaluation. Thus, the engagement community entitled "Information Literacy Training In The Digital Age For Teacher and School Librarian In Central Jakarta " is expected to provide great benefits for teachers and school librarian as well as students in improving their information literacy skill. tersedia di perpustakaan sekolah serta PENDAHULUAN Program literasi informasi perubahan perilaku peserta didik dalam merupakan bagian dari program layanan memanfaatkan dan mengelola informasi. perpustakaan. Secara khusus keterampilan Keragaman bentuk dan tipe informasi ini literasi informasi mencakup kemampuan seharusnya mendorong peserta didik agar untuk lebih selektif dan mampu memaksimalkan mengenal kapan informasi itu diperlukan; mengidentifikasi informasi apa penggunaan yang diperlukan; mengidentifikasi sumber- informasi. hasil kemajuan teknologi sumber informasi; menemukan informasi secara efektif informasi dan secara mengevaluasi efisien; efektif informasi mengakses dan secara Literasi Digital efesien; kritis; Istilah literasi digital dikemukakan pertama kali oleh Paul Gilster (1997) mengorganisasikan dan mengintegrasikan sebagai informasi dengan pengetahuan yang telah menggunakan dimiliki; menggunakan informasi secara etis sumber digital Ia mengemukakan literasi dan digital adalah kemampuan menggunakan legal; serta mengkomunikasikan informasi secara efektif. kemampuan memahami informasi dari dan berbagai teknologi dan informasi dari piranti digital Kemajuan teknologi informasi dan secara efektif dan efisien dalam berbagai internet saat ini mengakibatkan sumber daya konteks informasi digital sangat melimpah. Setiap kehidupan sehari-hari. Kemudian Bawden orang bebas untuk memasukkan informasi di (2001) memperluas dunia maya tanpa batasan. Disebutkan mengenai literasi digital yang berakar pada dalam istilah digital native bahwa generasi literasi komputer dan literasi informasi. muda saat in hidup di era digital, dimana Literasi komputer berkembang pada dekade internet menjadi bagian dari keseharian 1980an ketika komputer mikro semakin luas dalam hidupnya. Kondisi para peserta didik dipergunakan tidak saja di lingkungan bisnis saat ini khususnya siswa menengah atas namun juga masyarakat. Sedangkan literasi sangat bergantung pada mesin pencarian informasi seperti google dalam 1990an manakala informasi semakin mudah Hal ini mencari informasi. mengakibatkan berkurangnya penggunaan sumber daya berkualitas yang seperti akademik, karir dan pemahaman baru menyebarluas pada dekade disusun, diakses, disebarluaskan melalui teknologi informasi berjejaring. Martin 1 (2006, p. 155) merumuskan definisi dari informasi di perpustakaan sekolah sehingga literasi digital sebagai berikut: peserta didik tidak memiliki kemampuan “Digital Literacy is the awareness, attitude dalam hal mencari, menelusur, mengolah, and ability of individuals to appropriately mengevaluasi informasi secara efektif dan use digital tools and facilities to identify, efisien. access, manage, integrate, evaluate, analyse informasi di kalangan peserta didik juga and synthesize digital resources, construct berdampak new knowledge, create media expressions, (penjiplakan) di lingkungan sekolah. Oleh and communicate with others, in the context sebab itu , Guru selaku pendidik dan Tenaga of specific life situations, in order to enable Perpustakaan constructive social action; and to reflect kependidikan harus memiliki keterampilan upon this process.” literasi informasi yang baik agar dapat Sehingga dapat disimpulkan bahwa Masih rendahnya tingkat literasi Sekolah selaku tenaga keterampilan literasi informasi ini. hanya mengacu keterampilan operasi dan Salah satu acuan standar kompetensi menggunakan berbagai perangkat teknologi literasi informasi dikeluarkan komunikasi plagiarism mengajarkan kepada para peserta didik karakteristik literasi digital adalah tidak dan maraknya teknologi informasi oleh adalah The standar Association yang for (perangkat keras dan platform perangkat College and Research Libraries (ACRL) lunak), tetapi juga untuk proses "membaca" merupakan asosiasi dan “memahami" sajian isi dari perangkat pustakawan akademik teknologi serta proses "menciptakan" dan Melalui keanggotaan di ACRL maka setiap "menulis” menjadi sebuah pengetahuan anggota memiliki akses ke beragam manfaat baru. yang meningkatkan bagi komunitas dan penelitian. pengetahuan dan Saat ini tantangan terbesar dalam keahlian pustakawan. Standar kompetensi penerapan literasi informasi di sekolah literasi informasi yang ditetapkan oleh The berasal dari internal sekolah. Diantaranya Association for College and Research kemampuan guru dan tenaga perpustakaan Libraries (ACRL 2000 ) adalah : sekolah di bidang literasi informasi yang 1. kurang memadai, belum adanya kebijakan dari sekolah terhadap program literasi informasi, tidak adanya program literasi mampu menentukan sifat dan besamya kebutuhan informasi, 2. mampu mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien, 2 3. mampu mengevaluasi informasi dan sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan kritis dan keterampilan literasi informasi dalam proses menggabungkan informasi yang dipilihnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik ke dalam pengetahuan dan sistem nilai, guru mampu sekolah/madrasah memiliki peranan dalam sumbemya 4. 5. secara menggunakan informasi secara maupun tenaga efektif untuk mencapai tujuan tertentu, membentuk karakter mampu memahami perpustakaan peserta didik yang isu-isu bidang kritis dalam menggunakan informasi. Guru sosial dan seputar sebagai pendidik merupakan individu yang penggunaan informasi dan mengakses serta memiliki jalur utama dalam berkomunikasi menggunakan informasi dengan peserta didik di sekolah dapat ekonomi, hukum, secara etis dan legal. mengajarkan keterampilan literasi informasi Diharapkan, para peserta didik yang sudah memiliki kompetensi literasi dalam proses pembelajaran. Adapun tenaga perpustakaan sekolah memiliki peran “information guard” dapat informasi berdasarkan standar ACRL dapat sebagai menelusur menjadikan keberadaan perpustakaan di informasi yang semakin melimpah, mampu menyeleksi informasi sekolah yang pembelajaran dan pusat sumber belajar bagi dibutuhkan, informasi tercetak baik sumber-sumber maupun elektronik, para benar-benar peserta didik. menjadi jantung Berdasarkan latar mengembangkan kemampuan berpikir kritis belakang kondisi di atas maka dan menyelesaikan masalah baik dalam pengabdian berjudul “Pelatihan Literasi kehidupan dalam Informasi Di Era Digital Bagi Tenaga penyelesaikan tugas-tugas di sekolah serta Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah menyajikan Jakarta Pusat” sehari-hari maupun informasi secara Pentingnya keterampilan etis. literasi tidak kegiatan dapat bermanfaat dalam mewujudkan keberaksaraan informasi di hanya bertujuan untuk menjadikan peserta sekolah khususnya tingkat Sekolah didik mampu menyelesaikan tugas-tugas Menengah Atas/Madrasah Aliyah di wilayah pelajarannya dengan baik di sekolah, tetapi Jakarta Pusat. berlanjut ke tingkat perguruan tinggi bahkan Berdasarkan latar belakang masalah memasuki lingkungan kerja dan masyarakat. di atas maka rumusan masalah yang dapat Kolaborasi tenaga antara perpustakaan guru dengan disusun adalah adalah: sekolah/madrasah 3 1. Kemajuan diimbangi teknologi dengan informasi kemampuan harus literasi sumber informasi yang disediakan di perpustakaan sekolah secara gratis. informasi yang baik. Masih rendahnya 3. Mendukung dan mensukseskan program kemampuan literasi informasi para peserta pemerintah dalam Gerakan Literasi Sekolah. didik merupakan masalah bersama di lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu METODE PENELITIAN penanaman keterampilan literasi informasi hendaknya dimulai sejak sekolah. pelatihan pelatihan literasi informasi tingkat 2. Guru dan Tenaga Perpustaaan Sekolah khususnya Sekolah Metode pelaksanaan kegiatan berupa dasar dan pratik. Materi pelatihan Menengah disesuaikan dengan kebutuhan para guru dan Atas/Madrasah Aliyah merupakan ujung tenaga perpustakaan sekolah agar dapat tombak penerapan keterampilan literasi menjawab berbagai permasalahan literasi informasi di sekolah/madrasah. Kolaborasi yang ada di tingkat sekolah. Rincian rencana antara Guru dan Tenaga Perpustakaan kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut: Sekolah dalam mengajarkan keterampilan 1. Tahap persiapan yang meliputi : literasi informasi penting dalam memegang peranan a. penyebaran undangan pelatihan ke sekolah- menanamkan program sekolah yang menjadi sasaran pengabdian keberaksaraan infomasi dan menumbuhkan mitra ATPUSI. konsep pembelajaran seumur hidup terhadap b. koordinasi dengan para calon peserta. setiap peserta didiknya. c. pembuatan modul pelatihan dengan topik Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah : 1. Memberikan Pelatihan materi sebagai berikut Literasi Informasi Evaluasi kegiatan pengabdian diberikan kepada para Guru dan Tenaga Perpustakaan dalam bentuk kuesioner online yang berisi Sekolah SMA/MA di wilayah Jakarta Pusat tes pengujian kemampuan literasi informasi. yang tergabung dalam ATPUSI (Asosiasi Tahap Tenaga Perpustakaan Sekolah) mengetahui kemampuan literasi informasi ini dimaksudkan juga untuk 2. Membuka wawasan kepada para Guru dan para peserta pelatihan. Kuesioner online Tenaga Perpustakaan Sekolah SMA/MA di diisi oleh peserta sebelum pelatihan dan wilayah Jakarta Pusat terhadap sumber- setelah pelatihan diberikan. Link kuesioner sumber informasi digital yang dapat menjadi online pra pelatihan dapat diakses di http://tinyurl.com/kuesioner-pre. Adapun 4 kuesioner pasca pelatihan dapat diakses di informasi http://tinyurl.com/kuesioner-pasca. elektronik Berdasarkan tersebut dapat jawaban terlihat kuesioner sesuai perubahan kebutuhan. kemampuan peserta sebelum dan sesudah 4 Menjadi Non Test pelatihan mengalami peningkatan atau tidak. anggota/memb Selain itu sebagai proses pendampingan er e-resources evaluasi akan diberikan secara berkelanjutan perpusnas terhadap penerapan di sekolah. 5 Mengevaluasi Test 80% Uji 80% Adapun indikator dari Indikator pencapaian sumber-sumber Kemampu kegiatan pengabdian ini sebagai berikut informasi yang an (Tabel 1) berasal Tabel 1 Indikator Pencapaian dan Tolak web. Ukurnya No 6 Indikator Mengidentifika Target permasalahan Ukur Capai plagiarisme di Pencapai an Test Uji 2 90% sekolah dan 90% 2. Tahap Pelaksanaan bentuk an Dengan mempertimbangkan sumber-sumber berbagai syarat yang dibutuhkan dalam informasi kegiatan pelatihan Literasi Digital berupa potensial jaringan internet yang memadai 80% maka Menerapkan Test Uji strategi Kemampu Robotic penelusuran an Universitas YARSI pada tanggal 03 Maret informasi 3 Non Test solusinya sikan berbagai Kemampu jenis Menguraikan Tolak an 1 dari kegiatan pengabdian dilaksanakan di Lab Fakultas Teknologi Informasi 2017 berlangsung sejak pukul 08.00 hingga Mengakses Test Uji berbagai Kemampu sumber-sumber an 80% 16.00. Total waktu pelatihan 8 jam sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Narasumber kegiatan terdiri dari 3 orang dosen yang 5 dibantu oleh 4 orang mahasiswa sebagai Pusat, SMK YP IPPI Petojo, SMAN 77 dan panitia sekaligus sebagai asisten pelatihan. MA Daarun Najah. Kesebelas peserta terdiri Modul yang digunakan dalam sesi pelatihan dari 6 guru dan 5 tenaga perpustakaan ini beruapa modul digital yang dapat sekolah. diunduh di http://tinyurl.com/P2M-YARSILITERASI. Berikut ini merupakan hasil pengisian kuesioner yang telah diisi oleh Total jumlah peserta adalah 11 orang para peserta. yang berasal dari SMK Muhamadiyah 11, A. Pemahaman Terhadap Literasi SMA 1 Muhammadiyah, ,SMAN 1 Jakarta Informasi Pusat, SMK YP IPPI Petojo, SMAN 77 dan 1.Apakah Bapak/Ibu sudah memahami apa MA Daarun Najah. Kesebelas peserta terdiri yang dimaksud dengan Literasi Information dari 6 guru dan 5 tenaga perpustakaan sekolah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelatihan dilaksanakan di Literasi Digital Lab Robotic Fakultas Gambar 1. Pemahaman terhadap literasi Teknologi Informasi Universitas YARSI informasi Pra Pelatihan pada tanggal 03 Maret 2017 berlangsung sejak pukul 08.30 hingga 16.00. Total waktu pelatihan 7 jam sesuai dengan waktu yang ditargetkan. Narasumber kegiatan terdiri dari 3 orang dosen yang dibantu oleh 4 orang mahasiswa sebagai panitia sebagai asisten pelatihan. sekaligus Modul yang Gambar 2. Pemahaman terhadap literasi digunakan dalam sesi pelatihan ini beruapa modul digital yang dapat diunduh di http://tinyurl.com/P2M-YARSI-LITERASI. Total jumlah peserta adalah 11 orang yang berasal dari SMK Muhamadiyah 11, SMA 1 Muhammadiyah, ,SMAN 1 Jakarta informasi Pasca Pelatihan Berdasarkan gambar 1 dan 2 di atas dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan pemahaman peserta antara sebelum dan sesudah pelatihan. Pemahaman tentang lietrasi infromasi perlu disampaikan agar 6 para peserta pelatihan mengetahui dan paham dan menjawab 100% dengan benar memhami manfaat dari keterampilan lietrasi bahwa sebelum melakukan penelusuran informasi maka terlebih dahulu harus menrencanakan serta dampak secara sosial, ekonomi, dan bidang lainnya yang dapat dan menyusun strategi penelusuran. terjadi jika seseorang tidak atau kurang C. Identifikasi Sumber-Sumber dalam Informasi Elektronik kemampuan lietrasi informasi tersebut. 1. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan sumber-sumber informasi digital baik berupa e-book,koleksi audio/visual dalam B. Strategi Pencarian Informasi proses kegiatan pembelajaran ? Gambar 3. Langkah Awal Dalam Penelusuran Informasi (Pra Pelatihan) Gambar 5. Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran (Pra Pelatihan) 2. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan, apakah bapak/Ibu ingin mengembangkan koleksi digital dan layanan perpustakaan sekolah? Gambar 4. Langkah Awal Dalam Penelusuran Informasi (Pasca Pelatihan) Berdasarkan gambar 3 dan 4 di atas terjadi perubahan cara atau strategi yang seharusnya dilakukan penelusuran informasi. dalam kegiatan Pada gambar 3 , masih ada 46.2% peserta yang belum melakukan perencanaan dalam strategi Gambar 6. Penerapan Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran (Pasca Pelatihan) penelusuran. Setelah mendapatkan materi Berdasarkan gambar 5 dan 6 terjadi tentang strategi penelusuran peserta menjadi perubahan motivasi tentang pemanfaatan 7 sumber-sumber informasi digital dalam 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui layanan kegiatan pembelajaran. Setelah mengikuti e-resources Perpusnas? pelatihan peserta mampu mengidentifikasi berbagai sumber informasi digital potensial yang dapat pembelajaran, digunakan dalam proses sehingga 81.8% peserta menjawab akan mengembangkan koleksi digital dalam layanan peprustakaan sekolah. Gambar 7. Akses Layanan e-resouces D. Identifikasi Sumber-Sumber Digital Perpustakaan Nasional (Pra-Pelatihan) Potensial Saat ini meluncurkan pemerintah berbagai telah program untuk mendukung kegiatan literasi di sekolah. Dari pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah membuat layanan resources yang beralamat di http://e- Gambar 8. Akses Layanan e-resouces dan layanan Perpustakaan Nasional (Pasca Pelatihan) resources.perpusnas.go.id/ digital yang berisi berbagai e- sumber Berdasarkan gambar 7 seluruh informasi eletronik berupa jurnal, e-book, peserta belum pernah menggunakan atau multimedia, naskah manuskrip dan lain mengakses layanan e-resources yang dibuat sebagainya. Begitupun dengan Kementrian oleh Pendidikan Indonesia. Indonesia dan Kebudayaan meneruskan program Republik Perpustakaan Hal ini Nasional Republik disebabkan masih e-book minimnya informasi yang didapatkan oleh dalam bentuk layanan portal yang beralamat para peserta. Melalui pelatihan ini peserta di www.bukusekolahdigital.com. diarahkan untuk sekaligus mendaftar keanggotaan secara online di layanan eresources tersebut. Sehingga pada saat pelatihan peserta dapat mengakses berbagai layanan digital yang telah disediakan. Sesuai gambar 8 peserta 100% telah memiliki 8 keanggotan di e-resources yang dilaggan tersebut untuk menunjang kegiatan PNRI sekaligus mengaksesnya. pembelajaran di sekolah masing-masing. 2. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mencoba layanan Buku Sekolah Digital dari E. Evaluasi Sumber-Sumber Informasi Kementrian Pendidikan Kebudayaan yang beralamat di www.bukusekolahdigital.com? Kemajuan teknologi informasi dan internet mengakibatkan ledakan informasi. Para pencari informasi harus jeli dan mampu mengevaluasi kredibilitas dari sumber- sumber informasi yang didapatkan. Melalui pelatihan ini peserta diajarkan bagaimana cara mengevaluasi informasi yang ada di internet, bagaimana menyajikan informasi Gambar 9. Akses Layanan Buku Sekolah yang etis dan legal, serta pembahasan Digital (Pra-Pelatihan) tentang plagirisme yang sangat marak terjadi di masyarakat. 1. Bila Bapak/Ibu mendapat tugas membuat tulisan tentang Pemerintahan Amerika Serikat-Gedung Putih, maka sumber internet manakah yang akan Bapak/Ibu gunakan? Gambar 10. Akses Layanan Buku Sekolah Digital (Pasca-Pelatihan) Berdasarkan gambar 9, seluruh peserta belum pernah mengakses layanan buku sekolah digital yang telah diluncurkan Gambar 11. Penggunaan Sumber Internet oeh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan Yang Valid Berdasarkan Domain (Pra- Republik Indonesia yang berisi berbagai Pelatihan) buku teks dan penunjang. Berbagai koleksi tersebut dapat diunduh secara gratis. Melalui pelatihan ini peserta diedukasi dan disosialisasikan cara pemanfaatan koleksi 9 Materi plagirisme menjadi bahasan tersendiri pada pelatihan ini. Peserta diajarkan bagaimana mendeteksi secara dini ada tidaknya penjiplakan terhadap hasil karya siswa-siswi dengan memanfaatkan Gambar 12. Penggunaan Sumber Internet aplikasi gratis untuk mendeteksi penjiplakan Yang Valid Berdasarkan Domain (Pasca- seperti: http://plagiarisma.net/. Selain itu Pelatihan) peserta juga dijarkan bagaimana membuat sitasi secara otomatis dengan memanfaatkan Untuk website maka menilai salah akurasi satu sebuah fasilitas di word. yang dapat Berdasarkan pembahasan di atas dilakukan adalah melihat unsur domain yang maka digunakan. Pada pertanyaan uji tes di atas, capaian sebagai berikut (Tabel 2) berkaitan dengan domain yang dignakan Tabel 2. Realisasi Capaian oleh pemerintah secara resmi adalah go.id No maka didapatkan hasil Indikator Realisasi atau gov. Berdasarkan gambar 11 , oeserta yang mampu menjawab dengan benar baru Capaian 1 Mengidentifikasikan 100% 30,8%. Setelah mengikuti pelatihan sesi berbagai jenis bentuk evaluasi informasi peserta 100% mampu sumber-sumber menjawab dengan benar. informasi potensial 2. Setelah mengikuti pelatihan ini, Apakah 2 Bapak/Ibu mengetahui cara mendeteksi plagiarism hasil karya tulis siswa/siwi? realisasi Menerapkan strategi 100% penelusuran informasi 3 Mengakses berbagai 100% sumber-sumber informasi elektronik sesuai kebutuhan. 4 Menjadi anggota/member Gambar 13. Pengetahuan Peserta Cara Mendeteksi Palgirisme 100% e- resources perpusnas 5 Mengevaluasi sumber- 100% sumber informasi yang 10 DAFTAR PUSTAKA berasal dari web. 6 Menguraikan 100% [ACRL] The Association for College and Research permasalahan plagiarisme di sekolah Libraries). 2000. dan solusinya Competency Information Standards for Literacy Higher Education. http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/i PENUTUP Kegiataan pengabdian berupa nformationliteracycompetency.cfm#stan Pelatihan Literasi Digital kepada para guru Bawden, D. (2001). Information and digital dan tenaga perpustakaan sekolah mampu literacy: a review of concepts. Journal memberikan kontribusi positif terhadapa of Documentation, 57(2),218-259 peningkatan kemampuan literasi informasi Gilster, peserta dalam hal identifikasikan berbagai jenis bentuk sumber-sumber P. (1997). Digital literacy. New York;Wiley informasi Martin, A. (2006). Literacies for Age Digital Age. potensial ,penerapan strategi penelusuran Dalam informasi, kemampuan mengakses berbagai Martin&D.Madigan(eds). Digital literacies sumber-sumber informasi elektronik sesuai forlearning. London:Facet. kebutuhan dan kemampuan mengevaluasi sumber-sumber informasi yang berasal dari web. Oleh sebab itu kegiatan serupa perlu diketahui oleh lebih banyak peserta dari sekolah lain. 11