25370-62022-1-SP

advertisement
“Pelatihan Literasi Informasi Di Era Digital Bagi Tenaga
Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat ”.
Indah Kurnianingsih1), Rosini 2) , Nita Ismayati3)
Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected]
Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected]
Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan Universitas YARSI /[email protected]
ABSTRAK
Kemajuan teknologi informasi dan internet, mengakibatkan sumber daya informasi
digital sangat melimpah. Kondisi siswa-siswi di Indonesia saat ini yang notabenenya
merupakan generasi “digital native” memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
pencarian informasi di internet. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Guru dan
Tenaga Perpustakaan Sekolah . Tujuan pelatihan program literasi informasi ini
adalah memberikan bekal keterampilan bagi Guru dan Tenaga Perpustakaan Sekolah
agar dapat mengajarkan kepada siswa untuk dapat mengenali jenis informasi apa
saja yang diperlukan, sumber-sumber informasi elektronik, strategi penelusuran
sumber-sumber informasi digital, serta evaluasi informasi. Dengan demikian,
kegiatan pengabdian dengan judul “Pelatihan Literasi Informasi Di Era Digital Bagi
Tenaga Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah Jakarta Pusat” diharapkan akan
memberi manfaat yang besar bagi guru dan tenaga perpustakaan sekolah serta
peserta didik.
Kata kunci : Literasi Informasi, Guru, Tenaga Perpustakaan Sekolah
Abstract
"Information Literacy Training In The Digital Age For Teacher and
School Librarian In Central Jakarta "
The enhancing of information technology and internet, resulting in digital information
resources are very abundant. Now days, the students in Indonesia as a digital native
has a high dependence on the internet. This becomes a challenge for teachers and
school librarian to solve this problem. The purpose of this information literacy
training program is to provide skills for Teachers and School librarian in order to
teach students to be able to recognize what kinds of information are needed,
electronic information sources, digital information sources search strategies, and
information evaluation. Thus, the engagement community entitled "Information
Literacy Training In The Digital Age For Teacher and School Librarian In Central
Jakarta " is expected to provide great benefits for teachers and school librarian as
well as students in improving their information literacy skill.
tersedia di perpustakaan sekolah serta
PENDAHULUAN
Program
literasi
informasi
perubahan perilaku peserta didik dalam
merupakan bagian dari program layanan
memanfaatkan dan mengelola informasi.
perpustakaan. Secara khusus keterampilan
Keragaman bentuk dan tipe informasi ini
literasi informasi mencakup kemampuan
seharusnya mendorong peserta didik agar
untuk
lebih selektif dan mampu memaksimalkan
mengenal
kapan
informasi
itu
diperlukan; mengidentifikasi informasi apa
penggunaan
yang diperlukan; mengidentifikasi sumber-
informasi.
hasil
kemajuan
teknologi
sumber informasi; menemukan informasi
secara
efektif
informasi
dan
secara
mengevaluasi
efisien;
efektif
informasi
mengakses
dan
secara
Literasi Digital
efesien;
kritis;
Istilah literasi digital dikemukakan
pertama kali oleh
Paul Gilster (1997)
mengorganisasikan dan mengintegrasikan
sebagai
informasi dengan pengetahuan yang telah
menggunakan
dimiliki; menggunakan informasi secara etis
sumber digital Ia mengemukakan literasi
dan
digital adalah kemampuan menggunakan
legal;
serta
mengkomunikasikan
informasi secara efektif.
kemampuan
memahami
informasi
dari
dan
berbagai
teknologi dan informasi dari piranti digital
Kemajuan teknologi informasi dan
secara efektif dan efisien dalam berbagai
internet saat ini mengakibatkan sumber daya
konteks
informasi digital sangat melimpah. Setiap
kehidupan sehari-hari. Kemudian Bawden
orang bebas untuk memasukkan informasi di
(2001) memperluas
dunia maya tanpa batasan. Disebutkan
mengenai literasi digital yang berakar pada
dalam istilah digital native bahwa generasi
literasi komputer dan literasi informasi.
muda saat in hidup di era digital, dimana
Literasi komputer berkembang pada dekade
internet menjadi bagian dari keseharian
1980an ketika komputer mikro semakin luas
dalam hidupnya. Kondisi para peserta didik
dipergunakan tidak saja di lingkungan bisnis
saat ini khususnya siswa menengah atas
namun juga masyarakat. Sedangkan literasi
sangat bergantung pada mesin pencarian
informasi
seperti google dalam
1990an manakala informasi semakin mudah
Hal
ini
mencari informasi.
mengakibatkan
berkurangnya
penggunaan sumber daya berkualitas yang
seperti
akademik,
karir
dan
pemahaman baru
menyebarluas
pada
dekade
disusun, diakses, disebarluaskan melalui
teknologi informasi berjejaring.
Martin
1
(2006, p. 155) merumuskan definisi dari
informasi di perpustakaan sekolah sehingga
literasi digital sebagai berikut:
peserta didik tidak memiliki kemampuan
“Digital Literacy is the awareness, attitude
dalam hal mencari, menelusur, mengolah,
and ability of individuals to appropriately
mengevaluasi informasi secara efektif dan
use digital tools and facilities to identify,
efisien.
access, manage, integrate, evaluate, analyse
informasi di kalangan peserta didik juga
and synthesize digital resources, construct
berdampak
new knowledge, create media expressions,
(penjiplakan) di lingkungan sekolah. Oleh
and communicate with others, in the context
sebab itu , Guru selaku pendidik dan Tenaga
of specific life situations, in order to enable
Perpustakaan
constructive social action; and to reflect
kependidikan harus memiliki keterampilan
upon this process.”
literasi informasi yang baik agar dapat
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Masih rendahnya tingkat literasi
Sekolah
selaku
tenaga
keterampilan literasi informasi ini.
hanya mengacu keterampilan operasi dan
Salah satu acuan standar kompetensi
menggunakan berbagai perangkat teknologi
literasi
informasi
dikeluarkan
komunikasi
plagiarism
mengajarkan kepada para peserta didik
karakteristik literasi digital adalah tidak
dan
maraknya
teknologi
informasi
oleh
adalah
The
standar
Association
yang
for
(perangkat keras dan platform perangkat
College and Research Libraries (ACRL)
lunak), tetapi juga untuk proses "membaca"
merupakan
asosiasi
dan “memahami" sajian isi dari perangkat
pustakawan
akademik
teknologi serta proses "menciptakan" dan
Melalui keanggotaan di ACRL maka setiap
"menulis” menjadi sebuah pengetahuan
anggota memiliki akses ke beragam manfaat
baru.
yang
meningkatkan
bagi
komunitas
dan
penelitian.
pengetahuan
dan
Saat ini tantangan terbesar dalam
keahlian pustakawan. Standar kompetensi
penerapan literasi informasi di sekolah
literasi informasi yang ditetapkan oleh The
berasal dari internal sekolah. Diantaranya
Association for College and Research
kemampuan guru dan tenaga perpustakaan
Libraries (ACRL 2000 ) adalah :
sekolah di bidang literasi informasi yang
1.
kurang memadai, belum adanya kebijakan
dari sekolah terhadap program literasi
informasi,
tidak adanya program literasi
mampu menentukan
sifat dan besamya
kebutuhan informasi,
2.
mampu
mengakses
informasi
yang
dibutuhkan secara efektif dan efisien,
2
3.
mampu mengevaluasi
informasi
dan
sangat dibutuhkan untuk mengintegrasikan
kritis
dan
keterampilan literasi informasi dalam proses
menggabungkan informasi yang dipilihnya
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Baik
ke dalam pengetahuan dan sistem nilai,
guru
mampu
sekolah/madrasah memiliki peranan dalam
sumbemya
4.
5.
secara
menggunakan
informasi
secara
maupun
tenaga
efektif untuk mencapai tujuan tertentu,
membentuk karakter
mampu
memahami
perpustakaan
peserta didik yang
isu-isu
bidang
kritis dalam menggunakan informasi. Guru
sosial dan
seputar
sebagai pendidik merupakan individu yang
penggunaan informasi dan mengakses serta
memiliki jalur utama dalam berkomunikasi
menggunakan informasi
dengan peserta didik di sekolah dapat
ekonomi,
hukum,
secara etis dan
legal.
mengajarkan keterampilan literasi informasi
Diharapkan, para peserta didik yang
sudah
memiliki
kompetensi
literasi
dalam proses pembelajaran. Adapun tenaga
perpustakaan
sekolah
memiliki
peran
“information
guard”
dapat
informasi berdasarkan standar ACRL dapat
sebagai
menelusur
menjadikan keberadaan perpustakaan di
informasi
yang
semakin
melimpah, mampu menyeleksi informasi
sekolah
yang
pembelajaran dan pusat sumber belajar bagi
dibutuhkan,
informasi
tercetak
baik
sumber-sumber
maupun
elektronik,
para
benar-benar
peserta
didik.
menjadi
jantung
Berdasarkan
latar
mengembangkan kemampuan berpikir kritis
belakang kondisi di atas maka
dan menyelesaikan masalah baik dalam
pengabdian berjudul “Pelatihan Literasi
kehidupan
dalam
Informasi Di Era Digital Bagi Tenaga
penyelesaikan tugas-tugas di sekolah serta
Perpustakaan Sekolah Dan Guru di Wilayah
menyajikan
Jakarta Pusat”
sehari-hari
maupun
informasi
secara
Pentingnya keterampilan
etis.
literasi tidak
kegiatan
dapat bermanfaat dalam
mewujudkan keberaksaraan informasi di
hanya bertujuan untuk menjadikan peserta
sekolah
khususnya
tingkat
Sekolah
didik mampu menyelesaikan tugas-tugas
Menengah Atas/Madrasah Aliyah di wilayah
pelajarannya dengan baik di sekolah, tetapi
Jakarta Pusat.
berlanjut ke tingkat perguruan tinggi bahkan
Berdasarkan latar belakang masalah
memasuki lingkungan kerja dan masyarakat.
di atas maka rumusan masalah yang dapat
Kolaborasi
tenaga
antara
perpustakaan
guru
dengan
disusun adalah adalah:
sekolah/madrasah
3
1. Kemajuan
diimbangi
teknologi
dengan
informasi
kemampuan
harus
literasi
sumber
informasi
yang
disediakan
di
perpustakaan sekolah secara gratis.
informasi yang baik. Masih rendahnya
3. Mendukung dan mensukseskan program
kemampuan literasi informasi para peserta
pemerintah dalam Gerakan Literasi Sekolah.
didik
merupakan
masalah
bersama
di
lingkungan pendidikan. Oleh sebab itu
METODE PENELITIAN
penanaman keterampilan literasi informasi
hendaknya dimulai sejak sekolah.
pelatihan pelatihan literasi informasi tingkat
2. Guru dan Tenaga Perpustaaan Sekolah
khususnya
Sekolah
Metode pelaksanaan kegiatan berupa
dasar
dan
pratik.
Materi
pelatihan
Menengah
disesuaikan dengan kebutuhan para guru dan
Atas/Madrasah Aliyah merupakan ujung
tenaga perpustakaan sekolah agar dapat
tombak penerapan keterampilan literasi
menjawab berbagai permasalahan literasi
informasi di sekolah/madrasah. Kolaborasi
yang ada di tingkat sekolah. Rincian rencana
antara Guru dan Tenaga Perpustakaan
kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut:
Sekolah dalam mengajarkan keterampilan
1. Tahap persiapan yang meliputi :
literasi
informasi
penting
dalam
memegang
peranan
a. penyebaran undangan pelatihan ke sekolah-
menanamkan
program
sekolah yang menjadi sasaran pengabdian
keberaksaraan infomasi dan menumbuhkan
mitra ATPUSI.
konsep pembelajaran seumur hidup terhadap
b. koordinasi dengan para calon peserta.
setiap peserta didiknya.
c. pembuatan modul pelatihan dengan topik
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah :
1. Memberikan Pelatihan
materi sebagai berikut
Literasi Informasi
Evaluasi kegiatan pengabdian diberikan
kepada para Guru dan Tenaga Perpustakaan
dalam bentuk kuesioner online yang berisi
Sekolah SMA/MA di wilayah Jakarta Pusat
tes pengujian kemampuan literasi informasi.
yang tergabung dalam ATPUSI (Asosiasi
Tahap
Tenaga Perpustakaan Sekolah)
mengetahui kemampuan literasi informasi
ini
dimaksudkan
juga
untuk
2. Membuka wawasan kepada para Guru dan
para peserta pelatihan. Kuesioner online
Tenaga Perpustakaan Sekolah SMA/MA di
diisi oleh peserta sebelum pelatihan dan
wilayah Jakarta Pusat terhadap sumber-
setelah pelatihan diberikan. Link kuesioner
sumber informasi digital yang dapat menjadi
online pra pelatihan dapat diakses di
http://tinyurl.com/kuesioner-pre.
Adapun
4
kuesioner pasca pelatihan dapat diakses di
informasi
http://tinyurl.com/kuesioner-pasca.
elektronik
Berdasarkan
tersebut
dapat
jawaban
terlihat
kuesioner
sesuai
perubahan
kebutuhan.
kemampuan peserta sebelum dan sesudah
4
Menjadi
Non Test
pelatihan mengalami peningkatan atau tidak.
anggota/memb
Selain itu sebagai proses pendampingan
er e-resources
evaluasi akan diberikan secara berkelanjutan
perpusnas
terhadap penerapan di sekolah.
5
Mengevaluasi
Test
80%
Uji 80%
Adapun indikator dari Indikator pencapaian
sumber-sumber Kemampu
kegiatan pengabdian ini sebagai berikut
informasi yang an
(Tabel 1)
berasal
Tabel 1 Indikator Pencapaian dan Tolak
web.
Ukurnya
No
6
Indikator
Mengidentifika
Target
permasalahan
Ukur
Capai
plagiarisme di
Pencapai
an
Test Uji
2
90%
sekolah dan
90%
2. Tahap Pelaksanaan
bentuk an
Dengan
mempertimbangkan
sumber-sumber
berbagai syarat yang dibutuhkan dalam
informasi
kegiatan pelatihan Literasi Digital berupa
potensial
jaringan internet yang memadai
80%
maka
Menerapkan
Test Uji
strategi
Kemampu
Robotic
penelusuran
an
Universitas YARSI pada tanggal 03 Maret
informasi
3
Non Test
solusinya
sikan berbagai Kemampu
jenis
Menguraikan
Tolak
an
1
dari
kegiatan pengabdian dilaksanakan di Lab
Fakultas
Teknologi
Informasi
2017 berlangsung sejak pukul 08.00 hingga
Mengakses
Test Uji
berbagai
Kemampu
sumber-sumber an
80%
16.00. Total waktu pelatihan 8 jam sesuai
dengan waktu yang ditargetkan. Narasumber
kegiatan terdiri dari 3 orang dosen yang
5
dibantu oleh 4 orang mahasiswa
sebagai
Pusat, SMK YP IPPI Petojo, SMAN 77 dan
panitia sekaligus sebagai asisten pelatihan.
MA Daarun Najah. Kesebelas peserta terdiri
Modul yang digunakan dalam sesi pelatihan
dari 6 guru dan 5 tenaga perpustakaan
ini beruapa modul digital yang dapat
sekolah.
diunduh di http://tinyurl.com/P2M-YARSILITERASI.
Berikut
ini
merupakan
hasil
pengisian kuesioner yang telah diisi oleh
Total jumlah peserta adalah 11 orang
para peserta.
yang berasal dari SMK Muhamadiyah 11,
A. Pemahaman Terhadap Literasi
SMA 1 Muhammadiyah, ,SMAN 1 Jakarta
Informasi
Pusat, SMK YP IPPI Petojo, SMAN 77 dan
1.Apakah Bapak/Ibu sudah memahami apa
MA Daarun Najah. Kesebelas peserta terdiri
yang dimaksud dengan Literasi Information
dari 6 guru dan 5 tenaga perpustakaan
sekolah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan
dilaksanakan
di
Literasi
Digital
Lab Robotic Fakultas
Gambar 1. Pemahaman terhadap literasi
Teknologi Informasi Universitas YARSI
informasi Pra Pelatihan
pada tanggal 03 Maret 2017 berlangsung
sejak pukul 08.30 hingga 16.00. Total waktu
pelatihan 7 jam sesuai dengan waktu yang
ditargetkan. Narasumber kegiatan terdiri dari
3 orang dosen yang dibantu oleh 4 orang
mahasiswa
sebagai
panitia
sebagai asisten pelatihan.
sekaligus
Modul yang
Gambar 2. Pemahaman terhadap literasi
digunakan dalam sesi pelatihan ini beruapa
modul digital yang dapat diunduh di
http://tinyurl.com/P2M-YARSI-LITERASI.
Total jumlah peserta adalah 11 orang
yang berasal dari SMK Muhamadiyah 11,
SMA 1 Muhammadiyah, ,SMAN 1 Jakarta
informasi Pasca Pelatihan
Berdasarkan gambar 1 dan 2 di atas
dapat dijelaskan bahwa terjadi peningkatan
pemahaman peserta antara sebelum dan
sesudah
pelatihan.
Pemahaman
tentang
lietrasi infromasi perlu disampaikan agar
6
para peserta pelatihan mengetahui dan
paham dan menjawab 100% dengan benar
memhami manfaat dari keterampilan lietrasi
bahwa sebelum melakukan penelusuran
informasi
maka terlebih dahulu harus menrencanakan
serta
dampak
secara
sosial,
ekonomi, dan bidang lainnya yang dapat
dan menyusun strategi penelusuran.
terjadi jika seseorang tidak atau kurang
C. Identifikasi Sumber-Sumber
dalam
Informasi Elektronik
kemampuan
lietrasi
informasi
tersebut.
1. Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan
sumber-sumber
informasi
digital
baik
berupa e-book,koleksi audio/visual dalam
B. Strategi Pencarian Informasi
proses kegiatan pembelajaran ?
Gambar 3. Langkah Awal Dalam
Penelusuran Informasi (Pra Pelatihan)
Gambar 5. Penggunaan Multimedia Dalam
Pembelajaran (Pra Pelatihan)
2. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan,
apakah bapak/Ibu ingin mengembangkan
koleksi digital dan layanan perpustakaan
sekolah?
Gambar 4. Langkah Awal Dalam
Penelusuran Informasi (Pasca Pelatihan)
Berdasarkan gambar 3 dan 4 di atas
terjadi perubahan cara atau strategi yang
seharusnya
dilakukan
penelusuran informasi.
dalam
kegiatan
Pada gambar 3 ,
masih ada 46.2% peserta yang belum
melakukan
perencanaan
dalam
strategi
Gambar 6. Penerapan Penggunaan
Multimedia Dalam Pembelajaran (Pasca
Pelatihan)
penelusuran. Setelah mendapatkan materi
Berdasarkan gambar 5 dan 6 terjadi
tentang strategi penelusuran peserta menjadi
perubahan motivasi tentang pemanfaatan
7
sumber-sumber informasi digital dalam
1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui layanan
kegiatan pembelajaran. Setelah mengikuti
e-resources Perpusnas?
pelatihan peserta mampu mengidentifikasi
berbagai sumber informasi digital potensial
yang
dapat
pembelajaran,
digunakan
dalam
proses
sehingga
81.8%
peserta
menjawab akan mengembangkan koleksi
digital dalam layanan peprustakaan sekolah.
Gambar 7. Akses Layanan e-resouces
D. Identifikasi Sumber-Sumber Digital
Perpustakaan Nasional (Pra-Pelatihan)
Potensial
Saat
ini
meluncurkan
pemerintah
berbagai
telah
program
untuk
mendukung kegiatan literasi di sekolah. Dari
pihak
Perpustakaan
Nasional
Republik
Indonesia
telah
membuat
layanan
resources
yang
beralamat
di
http://e-
Gambar 8. Akses Layanan e-resouces
dan
layanan
Perpustakaan Nasional (Pasca Pelatihan)
resources.perpusnas.go.id/
digital
yang
berisi
berbagai
e-
sumber
Berdasarkan
gambar
7
seluruh
informasi eletronik berupa jurnal, e-book,
peserta belum pernah menggunakan atau
multimedia, naskah manuskrip dan lain
mengakses layanan e-resources yang dibuat
sebagainya. Begitupun dengan Kementrian
oleh
Pendidikan
Indonesia.
Indonesia
dan
Kebudayaan
meneruskan
program
Republik
Perpustakaan
Hal
ini
Nasional
Republik
disebabkan
masih
e-book
minimnya informasi yang didapatkan oleh
dalam bentuk layanan portal yang beralamat
para peserta. Melalui pelatihan ini peserta
di www.bukusekolahdigital.com.
diarahkan
untuk
sekaligus
mendaftar
keanggotaan secara online di layanan eresources tersebut. Sehingga pada saat
pelatihan peserta dapat mengakses berbagai
layanan digital yang telah disediakan. Sesuai
gambar 8 peserta 100% telah memiliki
8
keanggotan di e-resources yang dilaggan
tersebut
untuk
menunjang
kegiatan
PNRI sekaligus mengaksesnya.
pembelajaran di sekolah masing-masing.
2. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah mencoba
layanan
Buku
Sekolah
Digital
dari
E. Evaluasi Sumber-Sumber Informasi
Kementrian Pendidikan Kebudayaan yang
beralamat di www.bukusekolahdigital.com?
Kemajuan teknologi informasi dan
internet mengakibatkan ledakan informasi.
Para pencari informasi harus jeli dan mampu
mengevaluasi
kredibilitas
dari
sumber-
sumber informasi yang didapatkan. Melalui
pelatihan ini peserta diajarkan bagaimana
cara mengevaluasi informasi yang ada di
internet, bagaimana menyajikan informasi
Gambar 9. Akses Layanan Buku Sekolah
yang etis dan legal, serta pembahasan
Digital (Pra-Pelatihan)
tentang plagirisme yang sangat marak terjadi
di masyarakat.
1. Bila Bapak/Ibu mendapat tugas membuat
tulisan
tentang
Pemerintahan
Amerika
Serikat-Gedung Putih, maka sumber internet
manakah yang akan Bapak/Ibu gunakan?
Gambar 10. Akses Layanan Buku Sekolah
Digital (Pasca-Pelatihan)
Berdasarkan
gambar
9,
seluruh
peserta belum pernah mengakses layanan
buku sekolah digital yang telah diluncurkan
Gambar 11. Penggunaan Sumber Internet
oeh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan
Yang Valid Berdasarkan Domain (Pra-
Republik Indonesia yang berisi berbagai
Pelatihan)
buku teks dan penunjang. Berbagai koleksi
tersebut dapat diunduh secara gratis. Melalui
pelatihan
ini
peserta
diedukasi
dan
disosialisasikan cara pemanfaatan koleksi
9
Materi plagirisme menjadi bahasan
tersendiri
pada
pelatihan
ini.
Peserta
diajarkan bagaimana mendeteksi secara dini
ada tidaknya penjiplakan terhadap hasil
karya siswa-siswi dengan memanfaatkan
Gambar 12. Penggunaan Sumber Internet
aplikasi gratis untuk mendeteksi penjiplakan
Yang Valid Berdasarkan Domain (Pasca-
seperti: http://plagiarisma.net/. Selain itu
Pelatihan)
peserta juga dijarkan bagaimana membuat
sitasi secara otomatis dengan memanfaatkan
Untuk
website
maka
menilai
salah
akurasi
satu
sebuah
fasilitas di word.
yang dapat
Berdasarkan pembahasan di atas
dilakukan adalah melihat unsur domain yang
maka
digunakan. Pada pertanyaan uji tes di atas,
capaian sebagai berikut (Tabel 2)
berkaitan dengan domain yang dignakan
Tabel 2. Realisasi Capaian
oleh pemerintah secara resmi adalah go.id
No
maka
didapatkan
hasil
Indikator
Realisasi
atau gov. Berdasarkan gambar 11 , oeserta
yang mampu menjawab dengan benar baru
Capaian
1
Mengidentifikasikan
100%
30,8%. Setelah mengikuti pelatihan sesi
berbagai jenis bentuk
evaluasi informasi peserta 100% mampu
sumber-sumber
menjawab dengan benar.
informasi potensial
2. Setelah mengikuti pelatihan ini, Apakah
2
Bapak/Ibu mengetahui cara mendeteksi
plagiarism hasil karya tulis siswa/siwi?
realisasi
Menerapkan
strategi 100%
penelusuran informasi
3
Mengakses
berbagai 100%
sumber-sumber
informasi
elektronik
sesuai kebutuhan.
4
Menjadi
anggota/member
Gambar 13. Pengetahuan Peserta Cara
Mendeteksi Palgirisme
100%
e-
resources perpusnas
5
Mengevaluasi sumber- 100%
sumber informasi yang
10
DAFTAR PUSTAKA
berasal dari web.
6
Menguraikan
100%
[ACRL] The Association for College and Research
permasalahan
plagiarisme di sekolah
Libraries).
2000.
dan solusinya
Competency
Information
Standards
for
Literacy
Higher
Education.
http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/standards/i
PENUTUP
Kegiataan
pengabdian
berupa
nformationliteracycompetency.cfm#stan
Pelatihan Literasi Digital kepada para guru Bawden, D. (2001). Information and digital
dan tenaga perpustakaan sekolah mampu
literacy: a review of concepts. Journal
memberikan kontribusi positif terhadapa
of Documentation, 57(2),218-259
peningkatan kemampuan literasi informasi Gilster,
peserta dalam hal identifikasikan berbagai
jenis
bentuk
sumber-sumber
P.
(1997). Digital
literacy. New
York;Wiley
informasi Martin, A. (2006). Literacies for Age Digital Age.
potensial ,penerapan strategi penelusuran
Dalam
informasi, kemampuan mengakses berbagai
Martin&D.Madigan(eds). Digital literacies
sumber-sumber informasi elektronik sesuai
forlearning. London:Facet.
kebutuhan dan kemampuan mengevaluasi
sumber-sumber informasi yang berasal dari
web. Oleh sebab itu kegiatan serupa perlu
diketahui oleh lebih banyak peserta dari
sekolah lain.
11
Download