Information Systems Security

advertisement
Manajemen Risiko
Bab 4
Tinjauan Sekilas
 Sistim keamanan informasi adalah subsistem
organisasi yang mengendalikan resiko-resiko khusus
yang berhubungan dengan sistim informasi berbasiskomputer
 Sistim keamanan komputer mempunyai unsur-unsur
dasar setiap sistem informasi, seperti perangkat keras,
database, prosedur-prosedur, dan laporan-laporan.
Hasil Sasaran Belajar
1 Mampu menguraikan pendekatan umum untuk
menganalisis kerawanan dan ancaman-ancaman di
dalam sistim informasi.
2 Mampu mengidentifikasi ancaman-ancaman pasif dan
aktif sistim informasi .
Hasil Sasaran Belajar
3 Mampu mengidentifikasi aspek kunci sistim
keamanan informasi .
4 Mampu membahas kontingensi perencanaan dan
praktek pengelolaan risiko bencana lainnya.
Sasaran Belajar 1
Mampu menguraikan pendekatan umum untuk
menganalisis kerawanan dan ancaman-ancaman di
dalam sistim informasi
Daur hidup Sistim Sekuritas
Informasi
 Sistem keamanan komputer dikembangkan dengan
menerapkan metoda-metoda yang telah mapan yang
terdiri dari : analisis sistem; desain; implementasi;
dan operasi, evaluasi, serta kendali.
Siklus Hidup Sistem Keamanan
Informasi
Fase Siklus Hidup
Analisis Sistem
Perancangan Sistem
Sasaran
Analisis kerentanan sistem
informasi terutama yang
berhubungan dengan hambatan
dan kerugian yang mungkin
timbul.
Perancangan pengukuran
keamanan dan rencana
kontigensi untuk mengatasi
kerugian.
Siklus Hidup Sistem Keamanan
Informasi
Fase Siklus Hidup
Sasaran
Implementasi Sistem
Implementasi ukuran
keamanan seperti rancangan
Operasi, evaluasi,
dan pengendalian
sistem
Operasi sistem dan
penilaian efektifitas dan
efisiensinya.
Perubahan sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan.
Sistim Keamanan Informasi di
dalam Organisasi
 Sistim keamanan informasi harus diatur oleh seorang
kepala petugas keamanan (Chief Security Officer).
 Untuk menjaga independensinya, CSO harus
bertanggungjawab secara langsung kepada dewan
direktur.
 Laporan-laporan CSO harus meliputi semua tahap
siklus daur hidup.
Analisa Kerentanan dan Ancaman

1.
2.
Ada dua pendekatan dasar yang dipakai untuk
meneliti kerentanan dan ancaman-ancaman sistem
informasi:
Pendekatan kwantitatif untuk penaksiran risiko
Pendekatan kwalitatif
Analisa Kerentanan dan Ancaman
 Di dalam pendekatan kwantitatif untuk penaksiran
risiko, setiap kemungkinan kerugian dihitung sesuai
hasil biaya kerugian perorangan dikalikan dengan
kemungkinan munculnya.
 Terdapat beberapa kesulitan di dalam menerapkan
pendekatan kwantitatif untuk menaksir kerugian.
Analisa Kerentanan dan Ancaman
1.
2.
Kesulitan mengidentifikasi biaya relevan per
kerugian dan kemungkinan-kemungkinan yang
terkait.
Kesulitan menaksir kemungkinan dari suatu
kegagalan yang memerlukan peramalan masa
depan.
Analisa Kerentanan dan Ancaman
 Pendekatan kwalitatif untuk penaksiran risiko
dilakukan dengan mengurutkan kerentanan dan
ancaman sistim, dan menyusun secara subyektif
menurut sumbangan mereka terhadap kemungkinan
total kerugian perusahaan.
 Terlepas metoda yang digunakan, setiap analisa harus
mencakup kemungkinan kerugian untuk masalah
berikut ini:
Analisa Kerentanan dan Ancaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
gangguan bisnis
kehilangan perangkat lunak
kehilangan data
kehilangan perangkat keras
kehilangan fasilitas-fasilitas
kehilangan layanan dan pegawai.
Sasaran Belajar 2
Identifikasi ancaman-ancaman pasif dan aktif
sistim informasi
.
Kerentanan dan Ancaman
 Apa yang dimaksud dengan kerentanan?
 Kerentanan adalah suatu kelemahan di suatu sistem.
 Apa yang dimaksud dengan ancaman?
 Ancaman adalah suatu eksploitasi potensial
kerentanan sistem.
Kerentanan dan Ancaman

1.
2.
Dua kategori ancaman sistem:
Ancaman-ancaman aktif
Ancaman-ancaman pasif
Kerentanan dan Ancaman
 Contoh ancaman aktif adalah penipuan komputer dan
sabotase komputer.
 Contoh ancaman pasif adalah sistim bermasalah,
seperti karena bencana alam. Sistem bermasalah juga
karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen.
Individu yang Menimbulkan
Ancaman Sistem Informasi

Suatu serangan yang sukses di satu sistem
informasi memerlukan akses ke perangkat keras,
file data sensitip, atau program kritis.
Tiga kategori individu yang bisa menimbulkan
serangan ke sistem informasi:

1.
2.
3.
Karyawan sistim informasi
Para pemakai
Pengganggu
Individu yang Menimbulkan
Ancaman Sistem Informasi

Karyawan sistim informasi meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
Karyawan pemeliharaan komputer
Programmer
Operator komputer dan jaringan
Karyawan administrasi sistim informasi
Karyawan pengendalian data
Individu yang Menimbulkan
Ancaman Sistem Informasi
 Para pemakai terdiri dari kelompok orang yang
beragam dan satu sama lain dapat dibedakan
berdasarkan kegiatan fungsional mereka tanpa
memandang pengolahan data.
Individu yang Menimbulkan
Ancaman Sistem Informasi
 Pengganggu adalah setiap orang yang mengakses
peralatan, data elektronik, atau memfile tanpa
otorisasi yang tepat.
 Siapakah hacker?
 Hacker adalah seorang pengganggu yang
menyerang suatu sistim untuk iseng dan
tantangan.
Individu yang Menimbulkan
Ancaman Sistem Informasi
 Jenis-jenis lain dari pengganggu-pengganggu?
 unnoticed intruders
 wiretappers
 piggybackers
 impersonating intruders
 eavesdroppers
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Metoda-metoda yang biasa dipakai untuk
melakukan penipuan sistim informasi :
 manipulasi masukan
 gangguan program
 gangguan file secara langsung
 pencurian data
 sabotase
 penggelapan atau pencurian sumber daya informasi
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Dalam banyak kasus penipuan komputer, manipulasi
masukan adalah metoda yang paling banyak
digunakan.
 Metoda ini memerlukan paling sedikit kecakapan
teknis .
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Gangguan program barangkali metoda yang paling
sedikit digunakan untuk melakukan penipuan
komputer.
 Metoda ini memerlukan ketrampilan-ketrampilan
programming yang hanya dikuasai hanya oleh
beberapa orang.
 Apa yang dimaksud trapdoor?
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Trapdoor adalah suatu bagian program komputer yang
mengizinkan (membiarkan) seseorang untuk
mengakses program dengan melewati pengamanan
normal program tersebut.
 Gangguan file secara langsung terjadi ketika seseorang
menemukan jalan untuk membypass proses normal
untuk pemasukan data ke program komputer.
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Pencurian data adalah masalah yang serius di dalam
bisnis sekarang ini.
 Di dalam industri yang sangat kompetitif, informasi
kwalitatif dan kwantitatif tentang pesaing nya terus
menerus dicari.
 Sabotase komputer adalah suatu bahaya yang sangat
serius bagi semua sistem informasi.
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Karyawan yang tidak puas, bisa menjadi para pelaku
sabotase sistem komputer.
 Beberapa metoda dari sabotase:
 Logic bomb
 Trojan horse
 virus program virus
Ancaman-ancaman Aktif
Sistim Informasi
 Apa yang dimaksud Worm?
 Worm adalah suatu jenis dari virus komputer yang
menyebar dengan sendirinya di atas suatu jaringan
komputer.
 Salah satu jenis penggelapan sumber daya
komputer adalah ketika penggunaan sumber daya
komputer-komputer perusahaan digunakan
karyawan untuk urusan bisnis mereka sendiri.
Sasaran Belajar 3
Identifikasi aspek kunci dari suatu sistim
keamanan informasi.
Sistim Keamanan Informasi
 Pengendalian ancaman-ancaman dapat tercapai
dengan menerapkan pengukuran keamanan dan
rencana darurat.
 Pengukuran keamanan berfokus pada pencegahan dan
pendeteksian ancaman-ancaman.
 Rencana kontingensi berfokus pada perbaikan
dampak dari ancaman-ancaman.
Lingkungan Kendali
 Lingkungan Pengendalian adalah dasar efektivitas
keseluruhan sistem pengendalian.
 Lingkungan pengendalian bergantung pada faktorfaktor berikut:
1 Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
 Pertama dan aktivitas yang paling penting di dalam
keamanan sistem adalah menciptakan moril yang
tinggi.
Lingkungan Pengendalian
 Semua karyawan perlu menerima pendidikan di
mengenai masalah keamanan.
 Aturan keamanan harus dimonitor.
2 Struktur Organisasi
 Dalam banyak organisasi, akuntansi, komputasi, dan
pengolahan semuanya diorganisir di bawah chief
information officer (CIO).
Lingkungan Pengendalian
 Di dalam lini organisasi harus ditentukan siapa yang
bertanggung jawab atas pembuatan keputusan yang
secara langsung bersinggungan kepada perangkat lunak
akuntansi dan prosedur akuntansi.
3 Dewan Komisaris dan Komite-komitenya
 Dewan Komisaris harus menugaskan suatu komite audit
.
Lingkungan Pengendalian
 Komite ini harus menugaskan atau menyetujui janji
temu dari suatu pemeriksa intern.
4 Metoda-metoda Penugasan Otoritas dan Tanggung
jawab
 Tanggung-jawab semua posisi harus didokumentasikan
secara hati-hati dengan menggunakan bagan struktur
organisasi, manual-manual kebijakan, dan diskripsi
tugas .
Lingkungan Pengendalian
5 Aktivitas Pengendalian Manajemen
 Pengendalian harus dibentuk terutama yang
bersinggungan kepada penggunaan dan tanggung-jawab
semua sumber daya yang berkenaan dengan komputer
dan sistem informasi.
 Harus ditetapkan anggaran-anggaran:

pengadaan peralatan dan perangkat lunak,
Lingkungan Pengendalian


biaya operasi, dan
pemakaian.
 Di dalam ketiga kategori tersebut, biaya yang
sebenarnya harus dibandingkan dengan jumlah yang
dianggarkan.
 Perbedaan yang signifikan harus diselidiki .
Lingkungan Pengendalian
6 Fungsi Internal Audit
 Sistim keamanan komputer harus terus menerus
teraudit dan dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan
perubahan.
 Semua modifikasi sistim itu harus diterapkan sesuai
kebijakan-kebijakan keamanan yang telah ditentukan.
Lingkungan Pengendalian
7 Kebijakan dan Praktek-praktek Kepegawaian
 Pemisahan tugas, pengawasan yang cukup, rotasi
pekerjaan, liburan-liburan yang dipaksakan, dan cek
sekali lagi semuanya.
Lingkungan Pengendalian
Pengaruh dari Luar
 Sistem informasi perusahaan harus sesuai dan
memenuhi semua hukum dan peraturan-peraturan
pemerintah dan negara.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif

Cara utama untuk mencegah penggelapan dan
sabotase adalah menerapkan jenjang memadai pada
pengendalian akses.
Tiga jenjang pengendalian akses:

1.
2.
3.
Site-access controls
System-access controls
File-access controls
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif
1 Site-Access Controls
 Tujuan pengendalian akses fisik adalah untuk
memisahkan secara fisik, individu yang tidak memiliki
otorisasi dari sumberdaya komputer yang ada.
 Pemisahan fisik ini harus diterapkan pada perangkat
keras, area masukan, keluaran dan librari data, dan
kabel kabel komunikasi
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif
 Seluruh pemakai diharuskan menggunakan kartu
identitas keamanan.
 Tempat pengolahan data harus berada dalam gedung
tertutup yang dikelilingi pagar.
 Suatu sistim masukan sangat tegas harus digunakan.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif
TV
Monitor
Telephone
Locked Door
(opened from
inside vault)
Locked Door
(entrance)
Locked Door
LOBBY
Intercom
to vault
Scanner
Magnet
Detector
Service
Window
Data
Archives
INNER
VAULT
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif
2 System-Access Controls
 Pengendalian akses sistem adalah pengendalian yang
berbentuk perangkat lunak, yang dirancang untuk
mencegah pemanfaatan sistem oleh orang yang tidak
berhak.
 Pengendali ini membuktikan keaslian pemakai dengan
ID pemakai, kata sandi, alamat protokol internet, dan
alat-alat perangkat keras.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Aktif
3 File-Access Controls
 Pengendalian akses file mencegah akses yang tidak sah
ke file data dan file-file program.
 Pengendalian akses file paling pokok adalah
penetapan petunjuk otorisasi dan prosedur-prosedur
untuk mengakses dan mengubah file-file.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Pasif
 Ancaman-ancaman pasif termasuk permasalahan
kegagalan tenaga dan perangkat keras.
 Pengendalian untuk ancaman pasif dapat bersifat
preventif atau korektif.
 Pengendalian Preventive
 Sistem Toleransi Kesalahan menggunakan pemonitoran
dan pencadangan.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Pasif
 Jika salah satu bagian sistem gagal, bagian cadangan
akan segera mengambil alih dan sistem akan
melanjutkan operasi dengan sedikit atau tanpa
interupsi.
2 Corrective Controls
 File backup digunakan untuk memperbaiki kesalahan.
Pengendalian Ancaman-ancaman
Pasif
 Tiga tipe backup:
1 Full backups
2 Incremental backups
3 Differential backups
Sasaran Belajar 4
Diskusikan perencanaan kontingensi dan
praktek manajemen resiko bencana lain
.
Manajemen Resiko Bencana
 Manajemen resiko bencana sangat penting untuk
memastikan kesinambungan operasi dalam hal terjadi
suatu bencana.
 Manajemen resiko bencana berhubungan dengan
pencegahan dan perencanaan kontingensi.
 Pencegahan bencana merupakan langkah awal dalam
managemen resiko bencana.
Manajemen Resiko Bencana
 Hasil penelitian menunjukkan frekwensi bencana dari
berbagai sebab:
 Bencana alam
30%
 Tindakan yang disengaja
 Kesalahan manusia
45%
25%
 Data ini menunjukkan bahwa prosentase besar dari
bencana-bencana itu dapat dikurangi atau
dihindarkan.
Manajemen Resiko Bencana
 Rencana pemulihan bencana harus diterapkan di
tingkatan yang paling tinggi di perusahaan.
 Langkah pertama untuk mengembangkan rencana
pemulihan bencana harus memperoleh dukungan dari
manager senior dan menyiapkan suatu komite
perencanaan.
Manajemen Resiko Bencana

Perancangan rencana pemulihan bencana meliputi
tiga komponen utama:
1.
2.
3.
Menilai kebutuhan-kebutuhan penting perusahaan.
Membuat daftar prioritas daftar pemulihan.
Menetetapkan strategi dan prosedur pemulihan.
Manajemen Resiko Bencana
 Rancangan strategi pemulihan perlu
mempertimbangkan hal-hal:
 pusat respons darurat
 prosedur-prosedur ekskalasi dan perubahan
pelaksanaan pemrosesan
 rencana relokasi dan penggantian pegawai
 rencana penyediaan cadangan, dan rencana pengujian
dan pemeliharaan sistim.
Terima Kasih
Download