MAKALAH “Etika Dan Moral Menurut Ajaran Alkitab” Dosen Pengampu : Pdt.Dr.Sampitmo Habeahan,M.Th,M.Pd.K,D.Th. DISUSUN OLEH : KELOMPOK VII Mario Maysan Kokod 4193250008 ( PSIK A 19 ) Angelina Romauli Lumbantoruan 4193250012 ( PSIK A 19 ) Ananda anugrah putri 4191111051 ( PSPM 19 ) Imelda Ani Yolanda Marbun 4191111002 ( PSPM 19 ) JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Etika menurut ajaran alkitan”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pendidikan Agama Kristen di Unversitas Negeri Medan. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Medan, 29 Maret2021 Kelompok VII DAFTAR ISI SAMPUL HALAMAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. 1.2. Rumusan Masalah. 1.3 Maksud dan Tujuan. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Etika. 2.2. Dasar-Dasar Etika Kristen. 2.3. Faktor-Faktor Penting Dalam Pengambilan Keputusan Etika Kristen. 2.4. Pengertian Moralitas. 2.5. Perbedaan Etika Dan Moral. 2.6. Persamaan Etika Dan Moral. 2.7. Kegunaan Etika Dan Moral Dalam Kehidupan Sehari-Hari. 2.8. Etika Mahasiswa Kristen. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan 3.2. Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penulisan makalah ini dimaksudkan agar mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat memahami dan menghayati pengertian etika yang berhubungan dengan ajaran alkitab , dan etika Kristen. Melalui pemahaman dan penghayatan tersebut diharapakan mahasiswa dapat berperilaku sesuai dengan norma-norma yang sesuai dengan ajaran Kristen. Makna moral / etika Kristiani sangat penting bagi kehidupan orang Kristen. Manusia seba gai ciptaan Allah berimplikasi pada eratnya hubungan antara Iman dan Perilaku manusia dalam rangka tanggung jawab pada Pencipta. Etika Kristen sebagai ilmu mempunyai fungsi dan misi yang khusus dalam hidup manusia yakni petunjuk dan penuntun tentang bagaimana manusia sebagai pribadi dan kelompok harus mengambil keputusan tentang apa yang seharusnya berdasarkan kehendak dan Firman Tuhan. Etika Kristen adalahIlmu yang meneliti, menilai dan mengatur tabiat dan tingkah laku manusia dengan memakai norma kehendak dan perintah Allah sebagaimana dinyatakan dalam Yesus Kristus. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang akan disajikan dalam penulisan makalah ini berkaitan dengan moralitas dan perilaku dalam berkehidupan sebagai mahasiswa Kristen, baik dalam berinteraksi dengan sesama mahasiswa, dengan dosen, dan dengan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. 1.Jelaskan Pengertian dari Etika dalam ajaran alkitab 2.Sebutkan Perbedaan dan Persamaan Etika dan Moral 3.Bagaimana kaitannya dalam kehidupan sehari-hari 1.3 Maksud dan Tujuan Melalui penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa Pendidikan Agama Kristen dapat memberikan contoh kehidupan yang bermoral dan beretika sesuai ajaran Kristen dan alkitab sehingga dapat menjadi teladan di lingkungan kampus ataupun di tempat tinggalnya. Moral dan etika Kristen yang sesuai dengan ajaranalkitan tersebut diharapkan dapat diaplikasikan pada sikap dan perilaku sebagai berikut: 1.Sikap terhadap dosen/pengajar ataupun orang tua. 2. Sikap dan perilaku terhadap sesama mahasiswa 3. Sikap dan perilaku di lingkungan tempat tinggal/lingkunga n organisasi BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Etika Untuk memahami pengertian etika, perlu diketahui akar kata dari etika itu sendiri. Verkuyl (Etika Kristen: Bagian 1, Tahun 2000) menyatakan bahwa kata etika berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang artinya kebiasaan, adat. Kata etos dan ethikos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati seseorang melaksanakan sesuatu perbuatan. Etika bukanlah ilmu pengetahuan alam. Karena itu juga Etika bukanlah ilmu yang pengetahuan yang bersifat deskriptif, yang hanya menerangkan dan menguraikan tindakan dan kelakuan manusia, seperti halnya dengan ilmu bangsa-bangsa( antropologi kultural), yang menguraikan dan membahas adat-istiadat dan keadaan bangsa-bangsa. Etika merupakan Ilmu yang mempelajari norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia. Etika berbicara tentang keharusan yang di lakukan oleh manusia tentang apa yang baik, benar dan tepat. Kata ethos yang menjadi etika berarti kebiasaan, baik kebiasaaan individu maupun kebiasaan masyarakat. Etika tidak hanya berurusan dengan dengan segi lahiriah seperti kelakuan dan tindakan, tetapi juga berurusan dengan segi batiniah seperti sikap, motif, karakter atau tabiat. a. Etika Dalam Perjanjian Lama Etika dan moral Abraham dapat terlihat ketika ia dipanggil Allah dalam usianya yang ke 75.Pada saat itu, ia bersama dengan istrinya Sarai beserta keponakannya Lot menuju Kanaan melalui Sikhem dan Betel sekitar tahun 2091 SM (Kej 12:1-5). Abraham yang pada waktu itu bernama Abram pergi hanya dengan berbekal iman kepada Tuhan dan ia sendiri tidak mengetahui bagaimana sebetulnya daerah Kanaan tersebut. Ketika ia sampai di Kanaan, ternyata negri itu sedang mengalami bencana kelaparan, oleh karena itu ia bersama dengan keluarganya pergi ke Mesir melalui Negep. Peristiwa Abraham yang menuruti perintah Allah memperlihatkan beberapa sikap iman dan moralnya, antara lain: 1.Berani melangkah mentaati perintah Tuhan untuk menuju ke negeri yang belum diketahui keadaannya. 2.Bersedia meninggalkan rumahnya dan pergi mengembara yang penuh suka duka serta ancaman bahaya. 3.Ketika Abraham mencapai tempat yang ia tuju, ada bencana kelaparan disana, namun Abraham tidak meninggalkan tempat itu melainkan tetap percaya dan setia pada Tuhan. 4.Percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik dan hal itu terjadi hingga Abraham menjadi Bapa orang beriman bagi segala bangsa. Selain dari sikap iman dan moral yang ditunjukkan Abraham, ada juga moral buruk yang ia tunjukkan ketika menghadapi permasalahan hidupnya, yaitu: 1.Ketika ia berada di Mesir dimana ia kuatir dirinya akan dibunuh supaya orang bisa mengambil istrinya. 2.Abraham berbohong demi menyelamatkan dirinya dengan mengakui istrinya sebagai adik. 3.Sikap egois dan tidak mengasihi istri dimana Abraham tidak melindungi istrinya dan membiarkan istrinya rela diambil orang. 4.Abraham tidak menyerahkan perlindungannya pada Allah tetapi ia tenggelam pada perasaan takutnya yang bisa mengancam nyawanya. b. Etika Dalam Perjanjian Baru Ajaran etik Yesus Kristus di antaranya terdapat dalam Injil-injil sinoptis (Matius, Markus, Lukas), salah satu ajaran tersebut adalah khotbah di bukit (Mat 5-7; Luk 6:20-49). Dalam khotbah di bukit, Yesus mempermasalahkan etik orang farisi yang sangat berpegang teguh pada pelaksanaan hukum taurat tetapi tidak mengarah kepada kegenapan hukum taurat dan kitab para nabi. Dalam hal ini Yesus mengatakan bahwa "jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan surga" (Mat 5:20) karena Kerajaan Allah sudah dekat kepadamu (Luk 10:9. Selain itu, ajaran etik Yesus juga meminta kepada manusia untuk menjadi seorang manusia yang bersifat ilahi. Kata ilahi ini memiliki arti menjadi seseorang yang lebih baik dari yang lain. Sebagai contoh, Yesus mengajarkan "Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu. Dan siapa yang menyuruh engkau berjalan berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil. (Matius 5;39-41). Dalam mempelajari PB sebagai buku etika , ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan: 1. PB dapat dikategorikan sebagai kitab hukum untuk membimbing kehidupan manusia. 2. PB sebagai koleksi dari prinsip-prinsip moral universal. 3. Menekankan keputusan etis dimana terdapat pernanan rok kudus , roh kudus sebagai yang memimpin kedalam etika yang dapat diterima. 4. Menekankan pengambilan keputusan etis didasarkan kasih ditengah-tengah situasi yang sedang berlangsung. 5. Anugerah dalam yesus kristus sebagai landasan etika kristen. Stephen moot menguraikan makna etika dalam hubungannya dengan anugrah allah sebagai landasan dan tindakan etis etika kristen. a. Etika kristen dilandasi oleh tindakan allah dalam anugrah-Nya. b. Etika kristen dilandasi oleh tindakan sosial dari anugrah. c. Dalam aplikasi kehidupan etis orang percaya menciptakan komunitas etis dalam lingkungan orang percaya maupun orang yang tidak percaya . 1. Etika yesus kristus. Dalam pelayanan dan kehidupan yesus orientasi etika . yesus adalah sosial dalam injil sinoptik ia menekankan soal pengampunan. Teladan etis yang paling baik adalah teladan dari karakter allah. Orang kristen harus sama seperti kristus dalam etika dan ketaatannya. Khotbah tuhan yesus dibukit adalah khotbah etika yang berhubungan dengan hal-hal sosial, budaya dan ekonomi dalam masyarakat. Dan ini mereflesikan etika dalam hukum taurat dengan pengertian yang benar. Prinsip etika yesus adalah prinsip ketaatan dan anugrah karena ia bukanlag seorang yang legalistik tanpa praktik . yesus tidak menolak tuntutan moral dari hukum taurat, tetapi ia menolak apabila ia tidak mewakili kehendak allah . itulah sebabnya ia menggenapinnya . etika yesus ditulis oleh yohanes dengan menggunakan istilah etika yakni : kasih,kehidupan,terang dan kebenaran, demikian juga istilah ini digunakan dalam I,II,III,yohanes. 2. Etika dari paulus. Dalam surat paulus nampak prinsip-prinsip etika kristen yang dibuatnya sebagai penuntun : 1. Dipraktekan dengan melihat kondisi lingkungan kristen dan non kristen. 2. Diantara komunitas gereja kristen ia menggunakan istilah ketergantungan, gotoroyong dari jemaat sabagai anggota tubuh kristus satu sama lain. 3. Standar nilai ukuran etis paulus adalah dalam kristus ( in chist) yang menjadi teladan dari etika dalam keluarga dan dalam pekerjaan. 4. Siakp pengambilan keputusan etis harus dan dalam pimpinan roh kudus yang berbicara mengenai hati nurani. 5. Orang kristen tidak boleh berkompromi dengan dunia dan tida boleh menjadi penghalang bagi orang kafir untuk mengenal yesus. 6. Hubungan suami-istri , tuan dan hamba, negara dan rakayat , melibatkan prinsipprinsip spritual dari tubuh kristus dan kepala . 7. Prinsip-prinsip etis juga dinyatakan paulus dalam mengadakan rekonsiliasi onesimus dan filemon. 8. Sikap etis juga diajarkan paulus untuk memelihara keindahan penyembaha, pelayanan dan juga penggunaan-pengunaan karunia dalam jemaat. 9. Ketegasan sikap etis paulus diwujudkan dalam penerapan displin terhadap pelangaran moral. 2.2. Dasar-dasar etika kristen. 1. Etika kristen berdasarkan kehendak allah. Etika ktisten merupakan satu bentuk sikap yang diperintah oleh allah, maka kewajiban etis meruapakan sesuatu yang harus kita lakukan. Kewajiban merupakan ketentuan atau perintah etis yang diberikan allah sesuai dengan karakter Moral-NYA yang tidak dapat berubah. Maksudnya adalah allah menghendaki apa yang benar sesuai sifat-sifat moral-Nya sendiri, jadilah kudus sebab aku ini kudus (Ima 11:45) harus kamu sempurna , sama seperti bapamu yang disorga adalah sempurna (Mat 5:48) “allah tidak mungkin berdusta” (Ibr 6:18) “allah adalah kasih” (I Yoh 4 : 16) “ kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39), jadi singkatnya etika kristen didasarkan pada kehendak allah, tetapi allah tidak pernah menghendaki apapun yang bertentangan dengan karakter moral-Nya yang tidak berubah. 2.Etika kristen bersifat mutlak. Karena karakter moral allah tidak berubah ( Mat 3:6, Yak 1:17) maka kewajiban-kewajiban moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat mutlak. Maksudnya adalah kewajiban-kewajiban tersebut selalu mengikat semua orang dimana-mana apapun juga yang ditemukan dalam moral allah yang tidak berubah merupakan satu kemudahan moral. Termasuk didalamnya adalah kewajiban-kewajiban moral seperti : kekudusan, keadilan, kasih,sifat yang sebenarnya dan belas kasihan. 3.Etika Kristen berdasarkan wahyu allah. Etika kristen berdasarkan perintah-perintah allah wahyu yang bersifat umum ( Rom 1 : 1920,2:12-25) dan khusus (Rom 2:18,3:2). Allah telah menyatakan diri-Nya baik melalui alam ( Maz 19:1-6) dan didalam kitan suci (Maz 19:7-14). Wahyu umum berisi perintah allah bagi semua orang. Wahyu khusus untuk mendeklarasikan kehendak-Nya untuk orang-orang percaya. Tetapi didalam kedua hal tersebut dasar dari tanggung jawab etis manusia adalah wahyu ilahi. Gagal untuk mengenali allah sebbagai sumber kewajiban moral tidak membebaskan siapapun juga, bahkan seorang ateis, dari kewajiban moralnya, karena apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum taurat , oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dikehendaki oleh hukum taurat, maka walaupun mereka tidak memiliki hukum taurat, mereka menjadi hukum taurat bagi diri mereka sendiri, sebab dengan itu meeka menunjukan, bahwa isi hukum taurat ada tertulis dalam hati mereka (Roma 2:14-15). 4.Etika kristen bersifat menentukan. Karena kebenaran moral di tetapkan oleh allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada hukum moral tanpa pembuat undang-undang moral. Dengan demikian etika kristen berdasarkan naturnya adalah preskriptif, bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang kristen tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis mereka standar orang-orang kristen tetapi didalam standar bagi orang-orang kristen di alkitab. 5. Etika Kristen Itu Deontologis. Sistem-sistem etiak pada umunya dapat dibagi menjadi dua kategori, Deontologis (berpusat pada kewajiban) dan teologis (berpusar pada tujuan) , ada dua etika kristen yaitu : a. Etika Deontologis (berpusat pada kewajiban) Peraturan menentukan hasil, peraturan adalah dasar tindakan, peraturan itu baik tanpa menghiraukan hasil, hasil harus diperhitungkan beradasarkan peraturan. b. Etika teologis. Hasil menentukan peraturan hasil adalah dasar tindakan, peraturan itu baik karena hasil, hasil kadang bisa melanggar peraturan. 2.3.Faktor-Faktor Penting Dalam Pengambilan Keputusan Etika Kristen. Dibidang perkawinan, bisnis dan kerja/jabatan (khususnya dalam pelayanan gereja ) a. Bisnis dan kerja Kerja merupakan unsur hakekat manusia yang dijadikan menurut gambar allah. Kerja manusia mempunyai sifat yang khas, ia menunjukan perbedaan yang nyata sekali dengan kerja binatang dan kerja mesin , kerja binatang berlaku menurut naluri, sedangkan kerja mesin berlaku tanpa kesadaran, sifat khas manusia adalah bahwa kerja manusia merupakan penggunaan secara sadari daya-daya rohani dan badani juga tertuju kepada maksud tertentu. Kerja sebagai perintah allah dan perintah itu harus ditaati dengan rela hati. b. Pelayanan gereja. Gereja wajib memberikan bahwa kerjaan allah sedang datang dan oleh sebab itu wajib memberikan pemerintahan dan janji kerjaan allah dalam segala lapangan hidup dan menyerukan supaya bertobat . Tuhan Yesus menaruh minat terhadap kesehatan, makanan, serta perlakuan terhadap orang-orang sekelilingnya . ia menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, mengecam tingkah laku orang percaya terhadap lazarus yang miskin. 2.4. Pengertian Moralitas Moral berasal dari bahasa latin yakni mores, yang merupakan kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar. Abineno (1996) menuliskan bahwa istilah atau kata mos mempunyai arti yang kira-kira sama dengan Yunani “etos”, yaitu kebiasaan adat istiadat. Kata atau istilah ini lebih banyak digunakan oleh Gereja katolik Roma, kalau dibandingkan dengan Gereja-gereja Protestan. Dalam gereja Katolik Roma teolog yang menghususkan diri di bidang moral disebut teolog moral. Dalam gereja-gereja protestan teolog demikian disebut tetikius, maksudnya: teolog dibidang etika. Kalau kita membaca karya para teolog katolik Roma kita mendapat kesan, bahwa pada waktu-waktu yang akhir ini istilah atau pengertian ‘teolog moral” makin lama makin kurang digunakan, diganti dengan istilah atau pengertian etikus”. Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu. Tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan atau adat istiadat masyarakat setempat. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. 2.5. Perbedaan Etika dan Moral Meskipun secara etimologi arti kata etika dan moral mempunyai pengertian yang sama, tetapi tidak persis dengan moralitas. Etika semacam penelaah terhadap aktivitas kehidupan manusia sehari-hari, sedangkan moralitas merupakan subjek yang menjadi penilai benar atau tidak. beberapa perbedaan etikadan moral adalah: 1. moral mengajarkan apa yang benar sedangkan etika melakukan yang kebenaran 2. moral mengajarkan bagaimana seharusnya hidup sedangkan etika berbuat atau bertindak sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam pendidikan moral. 3. moral menyediakan “rel” kehidupan sedangkan etika berjalan dalam “rel”kehidupan. 4.moral itu rambu-rambu kehidupan sedangkan etika mentaati rambu-rambu kehidupan 5. moral itu memberikan arah hidup yang harus ditepumpuh sedangkan etika berjalan sesuai arah yang telah ditetapkan (menuju arah ) 6.moral itu seperti kompas dalam kehidupan sedangkan etika memperhatikan dan mengikuti arah kompas dalam menjalani kehidupan . 7. moral ibarat peta kehidupan sedangkan etika mengikuti peta kehidupan 8. moral itu pedoman kehidupan sedangkan etika mengiuti pedoman 9. moral tidak bisa dimanipulasisedangkan etika bisa dimanipulasi 10. moral itu aturan yang wajib ditaati oleh setiap orang sedangkan etika sering berorientasi pada sikon ,motif ,tujuan,kepentingan ,dsb. Tanpa pedoman moral manusia tidak mempunyai dasar bagaimana berperilaku dalam dunia yang multi arah. manusia tidak akan mampu mengambil keputusan etis yang baik,tepat, dan benar. pada dasarnya hidup manusia akan cendeerung salah arah tanpa acuan moral 2.6. Persamaan Etika dan Moral Persamaan : Ada beberapa persamaan etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Pertama, etika dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. 2.Kedua, etika dan moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika dan moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya. 3. Ketiga, etika dan moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi. 2.7. Kegunaan Etika dan Moral Dalam kehidupan sehari Etika adalah pemikiran yang sistematis tentang moralitas, yang dihasilkan secara langsung bukan hanya kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar dan kritis. Ada beberapa alasan mengapa etika pada zaman ini semakin perlu yaitu: 1. Kita hidup dalam masyarakat yang pluralistic, juga dalam bidang moralitas. 2. Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. 3. Kita seringkali cepat-cepat memeluk segala pandangan yang baru, tetapi juga sering menolak nilai-nilai hanya karena baru dan belum biasa. 2.8. Etika Mahasiswa Kristen. Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya dalam Rumusan Masalah, bahwa penulisan makalah ini difokuskan pada bagaimana mahasiswa berperilaku sesuai dengan etika Kristen. Perilaku yang akan dibahas adalah tingkah laku yang terkait dengan interaksi mahasiswa dengan sesama mahasiswa, mahasiswa dengan dosen termasuk dengan segenap karyawan kampus, ataupun perilaku mahasiswa dalam berinteraksi dengan masyarakat dimana dia tinggal. 3.1.Mahasiswa Pendidikan Agama Kristen Sebagai seorang mahasiswa perlu disadari bahwa tugasnya adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan sebagai seorang mahasiswa perlu mengalokasikan waktu yang lebih untuk belajar, membaca buku referensi baik dengan memanfaatkan fasilitas perpustakaan ataupun browsing di internet, berdiskusi dengan teman atau siapapun yang yang dapat memberikan masukan. Motivasi untuk keberhasilan tersebut dapat ditingkatkan melalui target-target pribadi seperti target untuk nilai IPK, target untuk cepat lulus, untuk segera bekerja dan target lainnya tergantung pribadi mahasiswa. Dalam mencapai keberhasilan dan menambah motivasi seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa FE-UMI harus dilandasi oleh ajaran kristen, yaitu menjadi garam dan terang yang dilandasi oleh kasih. Tentunya dalam mengejar cita-citanya tidak menghalalkan segala cara, misalnya malas belajar, tidak mau bertanya, dan mencontek. 3.2.Mahasiswa dengan Mahasiswa. Sebagai sesama mahasiswa kristen, perlu menerapkan ajaran kasih yang dapat diaplikasikan dengan kesediaan untuk menolong sesama mahasiswa dalam belajar, mau berbagi pengetahuan, bersikap ramah satu sama lain, kompak, tidak menyombongkan diri, dan mau memaafkan jika ada kesalahan teman. 3.3.Mahasiswa dengan Dosen. Dosen merupakan perwakilan orang tua di lingkungan kampus, dosen juga dapat dianggap sebagai atasan atau tuan dari mahasiswa kita. Seperti tertulis pada Kolose 3:22 yang berbunyi “Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Ajaran ini jelas menggambarkan agar mahasiswa mentaati dosen ataupun aturan yang berlaku di Kampus. Lebih jauh lagi, ketaatan mahasiswa bukan karena dimotivasi oleh keinginan mendapat pujian ataupun mengharapkan nilai atau IPK yang tinggi, tetapi melakukannya dengan tulus hati. Hal tersebut, menurut saya adalah keunggulan dari etika Kristen. Mahasiswa tidak akan menjadi orang yang munafik di kampus. Jika dosen tidak masuk kelas atau berhalangan, akan merasa senang dan tidak belajar; tetapi jika dosen berada di kelas bertindak seolah-olah memperhatikan dengan seksama. Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan iman Kristen. Tetapi, bagaimana jika dosen atau pengajar orang yang sangat menjengkelkan? Orang yang galak, kejam dan “killer”? Bolehkah kita tidak menghormatinya? Jawaban Alkitab sangat tegas, yaitu TIDAK. Dalam 1 Petrus 2:18 dikatakan, “Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.” Lihat, betapa jelasnya Tuhan meminta untuk taat kepada orang yang mempunyai posisi di atas kita. 3.4.Mahasiswa dengan Lingkungannya Kehidupan di luar kampus juga merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai keberhasilan seorang mahasiswa. Jika kehidupan di luar kampus dapat berjalan dengan baik, tentu akan menghindari gangguan fisik ataupun gangguan mental sehingga dapat lebih fokus untuk mencurahkan waktu dan pikiran pada pelajaran. Kehidupan yang baik di luar kampus dapat dilakukan melalui hal-hal berikut: a. Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada; b. Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa; c. Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian (misalnya aktif di organisasi gereja); d. Mengembangkan ilmu pengetahuan di luar kampus. BAB III PENUTUP Kesimpulan Sebagai seorang mahasiswa kristen, perlu disadari bahwa perilaku dan segala tindak tanduk tidak terlepas dari pengamatan orang lain. Untuk itu, mahasiswa kristen harus dapat memberikan contoh yang baik atau panutan. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi “garam” atau “pelita” bagi masyarakat disekitarnya. Menjadi garam artinya seorang mahasiswa dapat membuat kehidupan sosial masyarakat menjadi damai dan sejahtera atau dengan kata lain dapat memberikan cita rasa yang lebih baik. Menjadi pelita artinya sebagai seorang mahasiswa dapat memberikan contoh atau menjadi terang sehingga dapat menjadi panutan bagi orang lain agar tidak tersandung dalam permasalahanpermasalahan yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain. Menjadi terang ataupun garam tersebut perlu didasari oleh ajaran kristen, yaitu melakukan perbuatan untuk menjadi contoh yang baik bagi orang lain dengan didasarkan pada kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama. Saran Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. DAFTAR PUSTAKA Abineno Dr.J.L.Ch. (1996), Sekitar Etika dan Soal-Soal Etis”, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta. Sirait, Drs. Jerry. R.H. dkk (1993), ”Diktat mata kuliah pendidikan Etika (Kristen)”, Departemen Mata Kuliah Dasar Umum Universitas Kristen Indonesia. Verkuyl, DR. J. (2000), ”Etika Kristen: Bagian Umum”, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta. Referensi http://linajuntak.blogspot.co.id/2014/04/makalah-etika-kristen.html https://www.slideshare.net/saroduha/diktat-etika-kristen