Tera, Kalibrasi, dan Istilah dalam Pengukuran (penulis : Agung Pramudya FR dan Irvan Januarendra) 1. Pendahuluan Metrologi adalah ilmu tentang ukur mengukur dalam arti luas. Metrologi merupakan aktivitas ukur-mengukur baik teoritis maupun praktis. Bagi bangsa Indonesia, 20 Mei identik sebagai Hari Kebangkitan Nasional, akan tetapi tahukah Anda pada tanggal yang sama diperingati sebagai Hari Metrologi Dunia (World Metrology Day). Guna menghindari hambatan kesulitan standardisasi sistem pengukuran bagi masyarakat internasional, pada 20 Mei 1875 didirikan BIPM (Bureau International des Poids et Mesures), yang berkedudukan di Paris, melalui perjanjian diplomatik yang dikenal dengan Convention du Metre (Konvensi Meter). Untuk memperingati penandatanganan konvensi tersebut, 20 Mei kemudian dinyatakan sebagai Hari Metrologi Dunia. Bagaimanakah cara menjamin kebenaran pengukuran suatu alat ukur Alasan yang mendasari sebuah alat ukur perlu tera atau dikalibrasi?. Tera atau Kalibrasi merupakan mekanisme guna menjamin suatu alat ukur memiliki ketelitian, akurasi dan kebenaran hasil pengukuran. Proses Tera atau Kalibrasi adalah menentukan nilai-nilai yang berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur. Hal tersebut dicapai dengan membandingkan langsung hasil ukur suatu alat ukur dengan standar ukur. Keluaran dari tera yaitu pembubuhan Cap Tanda Tera (CTT) atau Surat Keterangan Hasil Pengujian (SKHP), sedangkan keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Metrologi mencakup tiga hal utama. Pertama, penetapan definisi satuan-satuan ukuran yang diterima secara internasional, misalnya meter. Kedua, perwujudan satuan-satuan ukuran berdasarkan metode-metode ilmiah, misalnya pewujudan nilai meter dengan menggunakan sinar laser. Ketiga, penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan dan merekam nilai serta akurasi suatu pengukuran. Metrologi berkembang menjadi tiga kategori, yakni metrologi industri (industrial metrology), metrologi legal (legal metrology), dan metrologi ilmiah (scientific metrology). Klasifikasi tersebut di tingkat internasional mulai diperkenalkan di masyarakat Eropa, melalui European Collaboration in Measurement Standards (Euromet, yang kemudian menjadi Euramet). Metrologi industri ditujukan untuk memberi kepastian pada akurasi peralatan yang digunakan dalam proses perancangan, proses produksi, dan proses pengujian karakteristik produk industri. Dengan begitu, mutu produk dapat diterima secara internasional. Kegiatan metrologi legal diatur melalui Undang-undang No. 2 Tahun 1981, ditujukan untuk memastikan kebenaran pengukuran dalam kegiatan-kegiatan yang terkait dengan transaksi perdagangan, kesehatan, keamanan, perlindungan hukum, melalui jaminan kebenaran pengukuran serta adanya ketertiban dan kepastian hukum dalam pemakaian satuan ukuran, standar satuan, lambang satuan, metode pengukuran, Alat-alat Ukur Takar Timbang dan perlengkapannya (UTTP), dan Barang dalam keadaan terbungkus (BDKT), yang bertujuan untuk melindungi kepentingan umum (kepentingan produsen dan konsumen). Baik kegiatan metrologi legal, metrologi industri maupun metrologi ilmiah pada dasarnya diakui kebenarannya secara internasional. Oleh karena itu, setiap negara harus mampu menjamin setiap pihak yang melakukan pengukuran yang kebenaranya diakui secara Internasional. 2. Perbedaan Kalibrasi dan Tera Kalibrasi dan tera merupakan kegiatan serupa dalam pelaksanaan, tetapi berbeda dalam tujuan. Kalibrasi yaitu menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat ukur melalui cara membandingkan dengan standar ukurnya yang mampu telusur ke standar nasional / internasional. Sedangkan Tera adalah menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian atau kalibrasi terhadap alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP) yang belum dipakai. Kalibrasi bertujuan memberikan jaminan bahwa alat yang telah dikalibrasi memiliki sifat ukur yang tertelusur ke standar nasional atau internasional. Sedangkan tera bertujuan menjamin transaksi yang adil untuk melindungi kepentingan umum. Beberapa perbedaan tera atau kalibrasi seperti terlihat dalam tabel di bawah ini : Parameter Tera Kalibrasi Dasar Hukum UU No. 2 Tahun 1981 Keppres Nomor 78 Tahun 2001 Organisasi Internasional Organisasi Internasional Laboratory Accreditation Metrologi Legal (OIML) Cooperation (ILAC) Institusi Kementerian Perdagangan cq Komite Akreditasi Nasional (KAN) Direktorat Metrologi Sifat Wajib/Mandatory Suka rela / Voluntary Standard Syarat Teknis ISO 17025 : 2017 Personil Pegawai Berhak Belum ada aturan Jenis Peralatan Semua Alat Ukur yang Alat Ukur yang Bukan Wajib Tera Wajib tera/tera ulang Hasil Pekerjaan Cap Tanda Tera/ Surat Sertifikat Kalibrasi Keterangan Hasil Pengujian (SKHP) Tujuan Jaminan Kebenaran Quality Control Pengukuran Masa Berlaku Datur dalam Peraturan - Menteri Perdagangan Berdasarkan perbandingan tersebut maka dapat dikatakan bahwa Kalibrasi adalah bagian dari Tera 3. Istilah-Istilah dalam Pengukuran Berikut beberapa Istilah penting dalam Peneraan : 1. Metrologi Metrologi adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur secara luas 2. Metrologi Legal Metrologi Legal adalah metrologi yang mengelola satuan-satuan ukuran, metoda-metoda pengukuran dan alat-alat ukur, yang menyangkut persyaratan teknik dan peraturan berdasarkan Undang-undang yang bertujuan melindungi kepentingan umum dalam hal kebenaran pengukuran; 3. Menera menera ialah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakaiLaboratorium Kalibrasi Laboratorium yang melaksanakan pekerjaan kalibrasi 4. Tera Ulang tera ulang ialah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tera batal yang berlaku atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang telah ditera 5. Menjustir menjustir ialah mencocokkan atau melakukan perbaikan ringan dengan tujuan agar alat yang dicocokkan atau diperbaiki itu memenuhi persyaratan tera atau tera ulang; 6. Konvensi Meter Konvensi Meter (la Convention du Metre) ialah suatu perjanjian internasional yang bertujuan mencari dan menyeragamkan satuan-satuan ukuran dan timbangan, yang ditandatangani dan diselenggarakan di Paris pada tanggal 20 Mei 1875 oleh para utusan yang berkuasa penuh dari 17 Negara; 7. Satuan SI Satuan Sistem international (le Systeme International d'Unites) selanjutnya disingkat SI ialah satuan ukuran yang sistemnya bersumber pada suatu ukuran yang didapat berdasarkan atas satuan dasar yang disahkan oleh Konperensi Umum untuk Ukuran dan Timbangan; 8. Satuan dasar satuan dasar ialah satuan yang merupakan dasar dari satuan-satuan suatu besaran yang dapat diturunkan menjadi satuan turunan; 9. Lambang satuan lambang satuan ialah tanda yang menyatakan satuan ukuran; 10. Standar satuan standar satuan ialah suatu ukuran yang sah dipakai sebagai dasar pembanding; 11. Standar Induk Satuan standar induk satuan dasar ialah standar satuan yang diterima dari Biro Internasional untuk Ukuran dan Timbangan yang diangkat sebagai Standar Nasional atau Standar Tingkat Satu; 12. Alat ukur alat ukur ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran kuantitas dan atau kualitas; 13. Alat takar alat takar ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran kuantitas atau penakaran; 14. Alat timbang alat timbang ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai bagi pengukuran massa atau penimbangan; 15. Alat perlengkapan alat perlengkapan ialah alat yang diperuntukkan atau dipakai sebagai pelengkap atau tambahan pada alat-alat ukur, takar atau timbang, yang menentukan hasil pengukuran, penakaran atau penimbangan; 16. Menjustir menjustir ialah mencocokkan atau melakukan perbaikan ringan dengan tujuan agar alat yang dicocokkan atau diperbaiki itu memenuhi persyaratan tera atau tera ulang; Berikut beberapa Istilah penting dalam kalibrasi : 1. Kalibrasi Serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukur atau sistem pengukuran atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. 2. Laboratorium Kalibrasi Laboratorium yang melaksanakan pekerjaan kalibrasi 3. Petugas Kalibrasi Orang yang bertugas melakukan pekerjaan kalibrasi 4. Standar Kalibrasi (kalibrator) Peralatan atau bahan ukur yang dijadikan sebagai pembanding (acuan komparasi) dalam kegiatan pengerjaan kalibrasi. 5. Obyek Kalibrasi ( UUT = unit under test) Alat ukur atau bahan ukur atau sistem pengukuran yang dikalibrasi terhadap suatu Standar Kalibrasi (kalibrator). 6. Metoda Kalibrasi Pedoman acuan / prosedur teknis tertentu untuk melaksanakan pekerjaan kalibrasi. 7. Prosedur Kalibrasi Serangkaian uraian dan langkah-langkah teknis (termasuk pula tambahan & modifikasinya, jika ada) untuk pengerjaan kalibrasi yang tersusun secara tertib, sistematis dan menyeluruh yang mengacu pada suatu metoda kalibrasi tertentu. 8. Tanda Kalibrasi (label/ stiker) Suatu bukti yang digunakan/ ditempelkan pada alat ukur atau bahan ukur yang telah dikalibrasi. (bersifat khas, dikeluarkan oleh pihak yang meng-kalibrasi) 9. Hasil Kalibrasi Laporan yang berisi tentang hasil-hasil dari pengerjaan kalibrasi, yang dituangkan dalam bentuk “Laporan” atau “Sertifikat” . 10. Selang Waktu Kalibrasi (periode/interval kalibrasi) Jarak waktu untuk kalibrasi ulang atau jarak waktu antara pertama dengan kalibrasi berikutnya. 11. Mampu Telusur (traceability) Sifat dari suatu hasil pengukuran yang dapat dikaitkan dengan standar tertentu yang tepat, umumnya standar nasional atau internasional, melalui rantai pembandingan yang tak terputus. 12. Koreksi Suatu harga yang ditambahkan secara aljabar pada hasil dari alat ukur untuk mengkompensasi (mengimbangi) penambahan kesalahan sistematik. 13. Kecermatan (Accuracy) Kecakapan (kemampuan) dari instrumen ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhdp harga sebenarnya dari obyek yg diukur. 14. Ketelitian (Precision) Kemampuan proses pengukuran untuk menunjukan hasil yg sama dari suatu pengukuran yg dilakukan berulang-ulang dan identik. 15. Rentang Ukur (Range, Capacity of measuremnet) Besar daerah ukur antara batas ukur bawah dan batas ukur atas. 16. Nilai Skala Terkecil / NST (Resolusi) Besar pernyataan dari kemampuan peralatan untuk membedakan arti dari dua tanda harga/ skala yg paling berdekatan dari besaran yg ditunjukan. 17. Ketidakpastian Pengukuran (Measurement Uncertainty) Perkiraan mengenai rentang hasil pengukuran yang didalamnya terdapat harga yang benar. Daftar Pustaka : Undang-Undang Metrologi Legal No. 2 Tahun 1981 Permendag No 67 Tahun 2018 http://lipi.go.id/berita/single/Kehidupan-Manusia-Butuh-Metrologi/7379 https://labmaniaindonesia.id/17-istilah-penting-dalam-kalibrasi-peralatan-laboratorium/