Uploaded by User108825

Laporan Praktiktikum Kelompok 7 Chilling Injury

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
APLIKASI BIOKIMIA DAN FISIOLOGI PASCA PANEN
CHILLING INJURY
KELOMPOK 7
NURASIA HALEDE
NUR AZISAH
NURHALIZA
NURFATIHAH
NUR HIKMAH
NUR HIKMAWATI ALWI
NUR ASYSA
KEVIN ARMELIA SIARAI
(G031191002)
(G031191047)
(G031191051)
(G031191054)
(G031191060)
(G031191073)
(G031191079)
(G031191091)
APLIKASI BIOKIMIA DAN FISIOLOGI KEAMANAN PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
CHILLING INJURY
Kevin Armelia Siarai¹), Nurasia Halede ¹) , Nur Asysa¹) , Nur Azisah¹) , Nurfatihah¹) , Nur
Haliza¹) , Nur Hikmah¹) , Nur Hikmawati Alwi¹)
Mata Kuliah Aplikasi Biokimia dan Fisiologi Pasca Panen, Program Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan, Universitas Hasanuddin
ABSTRAK
Oranges are one of the fruits that are widely consumed by the public, apart from having a sweet
taste and attractive appearance, they also have various benefits for the body. The storage
treatment of sunkist oranges at low temperatures can maintain freshness and stop the rate of
respiration, but it can causes chilling injury when the product is not stored at optimal
temperature. The practicum aims to determine chilling injury in sunkist orange. In this
practicum carried out by two treatment, there is orange sunkist wrapped with plastic and
orange sunkist without wrap. Based on the result obtained that chilling injury in sunkist orange
can cause some physical changes include decrease of aroma as long as storage time, and
texture of sunkist orange started to changes from hard to soft. But the appearance and color
of sunkist orange has not shown the presence of chilling injury such as the appearance of brown
spots.
Key words: appearance ,aroma, chilling injury, color, orange sunkist, and physical change
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Jeruk adalah salah satu buah-buahan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
selain rasanya yang manis dan tampilannya
menarik juga memiliki berbagai macam
manfaat bagi tubuh. Selain kaya vitamin
dan mineral, jeruk juga mengandung serat
makanan yang esensial (sangat dibutuhkan
tetapi tidak dapat dibuat oleh tubuh)
berguna
bagi
pertumbuhan
dan
perkembangan tubuh manusia. Jeruk yang
terkenal dan banyak disukai oleh orangorang adalah jeruk navel atau yang lebih
dikenal orang adalah jeruk sunkist. Jeruk ini
berbeda dari jeruk lainnya, karena kulitnya
agak keras sehingga lebih sulit untuk dibuka
dan jeruk jenis ini tahan lama dalam
penyimpanannya
(Naharsari,
2007).
Adapun manfaat jeruk sunkist untuk
kesehatan adalah untuk mengobati demam,
mengobati infeksi, meningkatkan imunitas
tubuh, menurunkan kolesterol, dan juga
membuat limpa lebih kuat.
Karena jumlahnya yang melimpah,
masyarakat
Indonesia
umumnya
menggunakan proses penyimpanan pada
suhu dingin sebagai solusi untuk
mempertahankan kesegaran dan kualitas
dari jeruk sunkist. Penyimpanan pada suhu
dingin dapat memperpanjang umur simpan,
mengendalikan
laju
respirasi
dan
mempertahankan
kesegaran
buah.
Penyimpanan dingin bisa mempertahankan
kesegaran dan mengendalikan laju respirasi
jeruk sunkist tapi suhu dari penyimpanan
dingin juga akan mempengaruhi kualitas
jeruk yang disimpan. Penyimpanan dingin
bisa menyebabkan terjadinya chilling injury
(kerusakan dingin) pada produk saat produk
tidak disimpan pada suhu optimalnya.
Untuk itu dilakukan praktikum ini untuk
mengetahui chilling injury atau kerusakan
dingin pada Jeruk Sunkist.
3.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini
yaitu: Bagaimana cara mengetahui chilling
injury (kerusakan dingin) pada buah jeruk
Sunkist.
b. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya praktikum ini
adalah untuk mengetahui chilling injury
(kerusakan dingin) pada buah jeruk sunkist
4.
a.
b.
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum
ini ruang pendingin, termometer, dan
plastik.
Bahan
yang
digunakan
dalam
praktikum ini adalah tomat hijau, tomat
merah, bawang merah, kemangi, wortel,
pisang, jeruk, alpukat, mentimun, dan
kangkung.
b. Prosedur Kerja
1. Sediakan alat dan bahan, kemudian
bahan dibilas menggunakan air
mengalir dan setelah itu disimpan pada
wadah.
2. Selanjutnya masing-masing bahan
disortasi, tujuannya untuk memisahkan
III.
a.
c.
d.
e.
f.
bahan yang tidak segar dengan bahan
yang segar pada praktikum ini.
Maing-masing bahan dimasukkan ke
dalam plastik kelima lalu diamati
karakteristik awal sampel dan setelah
itu dimasukkan ke dalam lemari
pendingin.
Kemudian setiap bahan diamati setiap
harinya.
Tambahkan 100 ml aseton pada 25 g
otak atau kuning telur dalam gelas piala,
aduk 1 menit.
Siapakan blender dan bersihkan dengan
sedikit aseton. Masukkan homogenat ke
dalam blender kemudian diputar selama
10 menit.
Saring suspensi dengan corong Buchner
yang dilapisi kertas saring. Residu
dicuci kembali dengan 50 ml aseton,
disaring dan filtratnya dikumpulkan.
Aseton yang terkandung dalam filtrat
diuapkan dengan vakum.
Residu kolesterol yang terdapat dalam
corong
Buchner
dikumpulkan,
dikeringanginkan
dan
ditimbang
beratnya.
Larutkan kembali kolesterol di dalam
kloroform (± 10 mg/ml), kemudian
analisa dengan TLC.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
No
Bahan
1
Tomat
hijau
(wadah
terbuka
)
Para
meter
0
K
Cerah
W
Hijau
sedikit
kekuni
ngan
1
Cerah,
sedikit
bercak
coklat
Hijau
sedikit
kekuning
an
2
Cerah,
sedikit
bercak
coklat
Hari ke
3
Cerah,
sedikit
bercak
coklat
4
Cerah,
sedikit
bercak
coklat
5
Cerah,
banyak
bercak
coklat
6
Cerah,
banyak
bercak
coklat
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Tomat
hijau
(wadah
tertutup
)
A
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
Tidak
berbau
T
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
K
Cerah
Hijau
sedikit
kekuni
ngan
Tidak
berbau
Keras
Cerah
Hijau
sedikit
kekuning
an
Tidak
berbau
Keras
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Tidak
berbau
Agak
keras
Cerah
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Hijau
kekuning
an
Tidak
berbau
Keras
Tidak
berbau
Keras
Tidak
berbau
Keras
Tidak
berbau
Keras
Tidak
berbau
Keras
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Agak
lunak
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Agak
lunak
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Sedikit
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Agak
lunak
Merah
cerah
Khas
tomat
Agak
lunak
W
Cerah
Cerah
Cerah
cerah
Cerah
Pucat
Pucat
A
Merah
keungu
an
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
T
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
T
keras
Keras
Keras
Keras
keras
keras
keras
Cerah
sedikit
bercak
hitam
Cerah
banyak
bercak
hitam
Cerah
banyak
bercak
hitam
W
A
T
K
Tomat
Merah
(wadah
terbuka
)
W
A
T
K
2
Tomat
Merah
(wadah
tertutup
)
W
A
T
Bawan
g
Merah
(wadah
tertutup
)
K
cerah
Cerah
Cerah
Cerah
sedikit
bercak
hitam
W
Merah
keungu
an
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
keungua
n
Merah
sedikit
keungua
n
Merah
sedikit
keungua
n
Merah
sedikit
keungua
n
A
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Khas
bawang
Sedikit
kurang
khas
bawang
Kurang
khas
bawang
Kurang
khas
bawang
T
keras
Keras
Keras
Keras
Sedikit
lunak
Lunak
Sangat
lunak
3
Bawan
g
merah
(wadah
terbuka
)
Keman
gi
(wadah
terbuka
)
10oC
4
Keman
gi
(wadah
tertutup
)
K
6
Pisang
(wadah
terbuka
)
Layu
Kering
Kering
Kering
Coklat
Coklat
Coklat
Coklat
Hijau
Hijau
A
Khas
kemang
i
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Tidak
sedap
Tidak
sedap
Tidak
sedap
K
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Hijau
dan
beberapa
coklat
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
dan
beberapa
tepi
mencokl
at
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Khas
kemangi
Muncul
bercak
hitam
Bercak
hitam
cukup
banyak
Bercak
hitam
diseluruh
bangian
Bercak
hitam
semakin
banyak
Bercak
hitam
sangat
banyak
Orange
sedikit
gelap
Orange
gelap
Orange
hitam
Orange
hitam +
Orange
hitam ++
Khas
wortel
Bau khas
wortel
berkuran
g
Bau khas
wortel
berkuran
g
Bau khas
wortel
sangat
berkuran
g
Mulai
lunak
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Lunak
Lunak +
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Mulai
lunak
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Bau khas
wortel
sangat
berkuran
g
Lunak
++
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
Bercak
hitam
sangat
banyak
Orange
hitam
+++
Khas
wortel
sangat
berkuran
g+
Lunak
+++
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
A
Khas
wortel
Khas
wortel
Khas
wortel
Khas
wortel
Khas
wortel
Khas
wortel
Khas
wortel
T
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Keras
Kulit
pisang
menjadi
kering
dan
bercak
coklat
bertamba
h
Kulit
pisang
semakin
kering
dan
bercak
coklat
semakin
bertamba
h
Kulit
pisang
semakin
kering
dan
bercak
coklat
makin
bertamba
h banyak
Kulit
pisang
semakin
kering
dan
bercak
coklat
mulai
menutupi
kulit
pisang
Kulit
pisang
semakin
kering
dan
mengker
ut, serta
bercak
coklat
mulai
menutupi
seluruh
W
W
Hijau
Khas
kemang
i
Tidak
ada
bercak
hitam
Orange
cerah
A
Khas
wortel
T
Keras
K
Wortel
(Wadah
tertutup
)
Layu
W
K
5
Mulai
layu
Hijau
dan
sebagian
coklat
A
Wortel
(Wadah
terbuka
)
Segar
W
K
Sedikit
bercak
coklat
pada
kulit
pisang
Sedikit
bercak
coklat
pada
kulit
pisang
kulit
pisang
7
Jeruk
Sunkist
Warna
coklat
lebih
mendomi
nasi
Tanpa
aroma
Tanpa
aroma
Tanpa
aroma
Kuning
pucat
Agak
kuning
tua
Khas
pisang
mulai
hilang
Tanpa
aroma
T
Agak
lunak
Agak
lunak
Agak
lunak
Agak
lunak
Agak
lunak
Agak
lunak
K
Sedikit
bercak
coklat
pada
kulit
pisang
Sedikit
bercak
coklat
pada
kulit
pisang
Bercak
coklat
pada
kulit
pisang
bertamba
h banyak
Bercak
coklat
pada
kulit
pisang
semakin
banyak
Bercak
coklat
pada
kulit
pisang
semakin
banyak
Bercak
coklat
hampir
menutupi
kulit
pisang
W
Kuning
Kuning
pucat
Kuning
pucat
Kuning
kehitama
n
Kuning
kecoklata
n
Warna
coklat
lebih
mendomi
nasi
A
Khas
pisang
Khas
pisang
T
Agak
lunak
K
W
Kuning
A
Khas
pisang
Pisang
(wadah
tertutup
)
Jeruk
Sunkist
(wadah
terbuka
)
Kuning
kehitama
n
Warna
coklat
lebih
mendomi
nasi
Aroma
khas
pisang
mulai
hilang
Tanpa
aroma
Agak
lunak
Agak
lunak
Agak
lunak
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
W
Orange
terang
Orange
terang
Orange
terang
Orange
terang
Orange
terang
A
Berbau
khas
jeruk
Sedikit
berbau
jeruk
Sedikit
berbau
jeruk
T
Keras
Keras
Keras
Sedikit
berbau
jeruk
Keras
namun
jika
ditekan
agak
lunak
Sedikit
berbau
jeruk
Keras
namun
jika
ditekan
agak
lunak
K
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Cerah
Warna
coklat
sangat
mendomi
nasi kulit
pisang
Tanpa
aroma
Lunak
dibagian
tengah
pisang
Bercak
coklat
menutupi
kulit
pisang
dan
warna
kuning
hanya
terdapat
pada
pangkal
pisang
Warna
coklat
mendomi
nasi kulit
pisang
Tanpa
aroma
Tanpa
aroma
Tanpa
aroma
Agak
lunak
Agak
lunak
Lunak
Agak
pucat
Orange
kecoklata
n
Sedikit
berbau
jeruk
Agak
pucat
Orange
kecoklata
n
Sedikit
berbau
jeruk
Lumayan
lunak
Lumayan
lunak
Agak
pucat
Agak
pucat
(wadah
tertutup
)
A
Berbau
khas
jeruk
Sedikit
berbau
jeruk
Sedikit
berbau
jeruk
T
Keras
Keras
Keras
6oC
8oC
10oC
10oC
Belum
ada
bercak
Mulai
ada
bercak
Muncul
bercak
hitam
Orange
agak
pucat
Aroma
jeruk
hilang
Lumayan
lunak
Lunak
10oC
8oC
5oC
Ada
bercak
hitam
Makin
banyak
bercak
hitam
Banyak
bercak
hitam
Banyak
sekali
bercak
hitam
Hijau tua
Hijau tua
Hijau tua
mulai
coklat
Hijau tua
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Sangat
lembek
Banyak
sekali
bercak
hitam
Hijau
Hijau
agak tua
A
Tidak
ada
Tidak
ada
T
Agak
lembek
Agak
lembek
Lembek
Semakin
lembek
Lembek
Sangat
lembek
K
Belum
ada
bercak
Mulai
ada
bercak
Muncul
bercak
hitam
Ada
bercak
hitam
Mulai
banyak
bercak
hitam
Banyak
bercak
hitam
W
Hijau
Hijau
agak tua
Hijau
agak tua
Hijau tua
Hijau tua
Hijau tua
A
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
T
Agak
lembek
Agak
lembek
Lembek
Lembek
Tidak
ada
Semua
sisi
hampir
lembek
Lembek
Sangat
lembek
K
Bersih,
Sedikit
Bergari
s
Kuning
Menggel
ap Disatu
Bagian
Mengker
ut
Dibagian
Menggel
ap
Semakin
Mengker
ut
Mengker
ut
Mengker
ut
Semakin
Mengker
ut
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Agak
Lembek
Agak
Lembek
Mentim
un
Hijau
agak
muda
Tidak
ada
Tidak
ada
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
A
Khas
Mentim
un
Keras
Khas
Mentimu
n
Lembek
Disisi
Yang
Khas
Mentimu
n
T
Khas
Mentimu
n
Lembek
Disisi
Yang
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Semakin
Lembek
Agak
Lembek
W
(wadah
terbuka
)
Hijau
agak tua
dan ada
ynag
mulai
muda
Tidak
ada
Orange
terang
Orange
(kecerah
an
berkuran
g)
Aroma
jeruk
hilang
W
(wadah
terbuka
)
9
Aroma
jeruk
hilang
Agak
lunak
jika
ditekan
Orange
terang
Alpuka
t
(wadah
tertutup
)
Sedikit
berbau
jeruk
Agak
lunak
jika
ditekan
Orange
terang
K
Alpuka
t
Orange
terang
W
Suhu
8
Orange
terang
K
Mentim
un
(wadah
tertutup
)
Kangku
ng
(wadah
terbuka
)
Bersih,
Sedikit
Bergari
s
Kuning
Menggel
ap
Menggel
ap
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Bersih,
Sedikit
Bergaris
Kuning
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Agak
Lembek
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Agak
Lembek
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
Agak
Lembek
Hijau
Hijau
Hijau
A
Khas
Mentim
un
Khas
Mentimu
n
Khas
Mentimu
n
Hijau
Sedikit
Kekunin
gan
Khas
Mentimu
n
T
Keras
Keras
Keras
Keras
K
Segar
Layu
Layu
Layu/Me
ngkerut
Layu/Me
ngkerut
Layu/Me
ngkerut
Layu/Me
ngkerut
W
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
A
Kangku
ng
Kangkun
g
Tidak
beraroma
Tidak
segar
Tidak
segar
Tidak
segar
Tidak
segar
T
Lentur
Lentur
Lentur
Lentur
Lunak
Lunak
Lunak
K
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
Segar
W
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
Hijau
A
Kangku
ng
Kangkun
g
Kangkun
g
Kangkun
g
Kangkun
g
Tidak
Segar
Tidak
Segar
T
keras
keras
keras
keras
keras
keras
keras
W
10
Kangku
ng
(wadah
tertutup
)
Sumber: Data Primer Praktikum Aplikasi Biokimia dan Fisiologi Pasca Panen, 2021.
a. Pembahasan
Chilling Injury
Chilling injury merupakan kerusakan
utama yang terjadi pada buah dan sayur asal
tropis dan subtropis. Meskipun gangguan
fisiologis tertentu akan muncul pada buah
dan sayur ini hanya ketika mereka disimpan
pada suhu rendah. Chilling injury tidak sama
dengan freezing injury, yang merupakan
akibat dari kerusakan dari kristal es terbentuk
di jaringan disimpan di bawah titik beku
mereka. Suhu dingin minimum untuk
komoditas sensitif akan jauh di atas titik beku
mereka. Suhu kritis untuk chilling injury ini
bervariasi berdasarkan komoditas masing–
masing, tetapi biasanya terjadi ketika produk
disimpan pada suhu di bawah 10°-13 ° C.
Penyebab utama dari chilling injury dianggap
kerusakan dalam membran sel. Kerusakan
membran sel yang mungkin termasuk
produksi etilena, respirasi meningkat,
fotosintesis berkurang, gangguan energi,
akumulasi produksi senyawa beracun seperti
etanol dan asetaldehida dan struktur selular
yang berubah. Chilling injury tergantung
waktu dan suhu. Jika produk tersebut
disimpan di bawah temperatur kritis untuk
periode singkat, tanaman dapat memperbaiki
kerusakan. Jika eksposur berkepanjangan,
kerusakan permanen terjadi dan terlihat
gejala sering terjadi. Chilling injury terjadi
lebih cepat dan lebih parah jika buah dan
sayur disimpan pada suhu jauh di bawah suhu
ambang batas. Deteksi dan diagnosis chilling
injury seringkali sulit karena produk terlihat
biasa saja saat dikeluarkan dari suhu dingin,
tetapi ketika produk ditempatkan pada suhu
tinggi gejala dapat terjadi. Chilling injury
merupakan suatu kerusakan yang tidak
diharapakan terjadi
pada komoditas
pertanian. Untuk mencegah terjadinya
chilling injury maka setiap komoditas
pertanian yang berbeda harus disimpan
terpisah sesuai dengan suhu kritis yang
dimiliki tiap-tiap komoditi. Misalnya
penyimpanan mangga dan pisang disimpan
pada suhu dingin sekitar 15°C.
Suhu optimum jeruk Sunkist
Suhu optimum penyimpanan adalah
suhu terbaik dalam penyimpanan karena
dapat menghentikan aktivitas pertumbuhan
mikroba. Oleh karena itu suhu penyimpanan
sebaiknya dipertahankan agar tidak terjadi
kenaikan dan penurunan. Biasanya suhu
dalam
penyimpanan
dingin
akan
dipertahankan pada suhu 10°C-20°C.
Sedangkan, menurut Sutopo (2011), suhu
optimum pada penyimpanan buah jeruk
adalah 5-10oC. Suhu di bahwa optimum akan
menyebabkan pembekuan atau terjadinya
chilling injury, sedangkan suhu di atas
optimum akan menyebabkan umur simpan
menjadi lebih singkat (David,2016).
Komoditi yang tidak tahan terhadap chilling
injury (cacat suhu dingin) harus didinginkan
sesuai dengan keperluan masing-masing
produk tersebut. Keuntungan yang diperoleh
dengan penyimpanan pada suhu rendah
adalah terjadi penurunan laju pertumbuhan
mikroba. Apabila suhu cukup rendah, spora
fungi tidak dapat tumbuh.
Untuk memperoleh hasil penyimpanan
yang baik, maka suhu penyimpanan harus
dijaga agar tetap konstan. Hal ini dapat
diatasi dengan penggunaan tenaga mesin
pendingin yang cukup.
Pembahasan warna dan kenampakan
jeruk sunkist
Pembentukan warna orange pada kulit
buah jeruk disebabkan oleh dua zat warna,
yaitu B-citraurin yang memberikan warna
kemerahan
dan
criptoxanthin
yang
memberikan warna kekuningan. Degreening
pada suhu ruang 28-29oC maka terbentuk zat
warna criptoxanthin sehingga umumnya
jeruk yang dihasilkan berwarna kuning.
Degreening pada suhu rendah 18-20oC maka
terbentuk secara bersamaan zat warna Bcitraurin dan criptoxanthin sehingga
umumnya jeruk yang dihasilkan berwarna
orange kemerahan (Muthmainnah et. al,
2014).
Jeruk Sunkist pada wadah terbuka
masih terlihat cerah hingga hari ke-4 dengan
warna orange yang terang. Selanjutnya pada
hari ke-5 hingga ke-6 jeruk terlihat agak
pucat dan terjadi perubahan warna orange ke
kecoklatan. Tidak jauh berbeda, jeruk
Sunkist pada wadah tertutup juga masih
terlihat cerah hingga hari ke-4 dengan warna
orange yang terang. Pada hari ke-5 jeruk
terlihat agak pucat dan kecerahan warna
orangenya mulai berkurang. Pada hari ke-6
warna orange pada jeruk menjadi lebih pucat.
Pada buah jeruk terjadi perubahan warna
namun tidak terbentuk bitnik cokelat yang
menandakan tidak terjadi chilling injury.
Dilihat dari kenampakan dan warna jeruk,
baik yang disimpan pada wadah terbuka
maupun wadah tertutup belum mengalami
gejala chilling injury. Sesuai dengan
Sudjatha dan Wisaniyasa (2017) kerusakan
fisiologis pada jeruk ditandai dengan
munculnya bintik berwarna cokelat.
Faktor munculnya gejala chilling injury
sangat bervariasi tergantung pada varietas,
kematangan produk saat dipanen, cara
bercocok tanam, keadan iklim pertumbuhan,
ukuran hasil panen, dan cara pemanenan.
Gejala chilling injury pada jeruk akan
muncul
pada
6-12
minggu
sejak
penyimpanan pada suhu dingin (Sudjatha dan
Wisaniyasa, 2017).
Pembahasan aroma jeruk sunkist
Pembentukan aroma khas yang terdapat
pada jeruk disebabkan oleh adanya minyak
atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk.
Menurut Sarwono (1991), minyak atsri
tersusun dari komponen 90% limonen, 5%
campuran citral, sitronelal, metil ester, dan
asam aurantinilt. Komponen utama penyusun
minyak atsiri adalah limonen yang bersifat
sangat reaktif dan termasuk ke dalam
senyawa hidrokarbon tak jenuh. Senyawa
limonenlah yang memiliki peran penting
dalam pembentukan aroma khas jeruk
Aroma khas jeruk pada perlakuan di
wadah
terbuka
mulai
menunjukkan
penurunan seiring dengan durasi perlakuan
yang diberikan, namun aroma yang
terkandung tidak menghilang hingga hari
keenam. Sedangkan pada perlakuan dengan
wadah tertutup, aroma khas jeruk semakin
berkurang hingga hari ketiga dan mulai
menghilang hingga akhir waktu perlakuan.
Pada hasil yang diperoleh, perlakuan dengan
wadah terbuka dan wadah tertutup
mengalami penurunan aroma. Menurut
Susanto (1994), hal tersebut disebabkan oleh
terhentinya proses respirasi, sehingga
mendorong jeruk untuk melakukan respirasi
anaerob dan menyebabkan terbentuknya
alkohol. Perlakuan dengan wadah tertutup
juga semakin mempercepat terhentinya laju
respirsi, sehingga penurunan aroma terjadi
lebih cepat.
Pembahasan tekstur jeruk sunkist
Dari
hasil
praktikum
atau
penyimpanan jeruk Sunkist pada suhu rendah
yaitu pada suhu 6o-10oC juga berpengaruh
terhadap tekstrur dari jeruk tersebut, terlihat
adanya perubahan tekstur yang terjadi.
Penyimpanan jeruk Sunkist dengan wadah
terbuka pada hari ke 0, 1, dan 2 memiliki
tekstur yang masih keras; pada hari ke 3 dan
4 teksturnya masih keras namun jika ditekan
maka teksturnya agak lunak; dan pada hari ke
5 dan 6 teksturnya agak lunak. Penyimpanan
jeruk Sunkist dengan wadah tertutup pada
hari ke 0, 1, dan 2 memliki tekstur yang
keras; pada hari ke 3 dan 4 teksturnya agak
lunak jika ditekan; pada hari ke 5 tekstur
jeruk Sunkist lumayan lunak dan hari ke 6
teksturnya lunak.
Pelunakan yang terjadi pada buah
terjadi karena protopektin yang terdapat pada
dinding sel buah mengalami degradasi dari
yang tidak larut air menjadi pektin yang larut
air sehingga terjadi peningkatan komponen
larut air yang dapat menyebabkan pelunakan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Zainal, dkk
(2017) bahwa terjadinya pelunakan buah
selama penyimpanan diakibatkan oleh
degradasi hemiselulosa dan protopektin.
Perubahan fisik dan biokimia jeruk
sunkist
Buah jeruk segar setelah dipetik masih
melangsungkan proses hidup. Beberapa
proses hidup yang penting pada buah jeruk
adalah respirasi, transpirasi, dan proses
pematangan buah. Proses atau sifat biokimia
tersebut menurunkan mutu kesegaran buah
jeruk yang dapat dilihat dari penampakan,
susut bobot dan penurunan nilai gizinya.
Proses respirasi ini juga rnenghasilkan energi
panas, sehingga buah jeruk harus segera
diberi perlakuan pendinginan agar tidak cepat
layu dan busuk. Jeruk tergolong buah yang
laju respirasinya rendah, yaitu 5 - 10 mg
C02/kg jam pada kisaran suhu 5˚C (Santoso
dan Purwoko, 1995 dalam Darmawidah, A.,
dkk. 2019).
Pada percobaan yang dilakukan, jeruk
sunkist diberi perlakuan pendinginan pada
suhu berkisar 5-10˚C. Selama perkembangan
dan pematangan buah, terjadi banyak
perubahan-perubahan biokimiawi, fisiologi
dan morfologi. Perubahan tersebut seperti
warna, tekstur, rasa dan aroma menunjukkan
adanya perubahan kimia di dalam buah.
Pematangan biasanya meningkatkan jumlah
gula-gula sederhana yang memberi rasa
manis, penurunan asam-asam organik dan
senyawa-senyawa fenolik yang mengurangi
rasa sepat dan masam, dan peningkatan zazat atsiri yang memberi flavor yang khas
pada buah (Pantastico, 1993; Srivastava,
2002 dalam Darmawidah, A., dkk. 2019).
Pematangan buah dapat dikatakan sebagai
proses perkembangan buah mencapai ukuran
yang dikehendaki untuk keperluan komersial.
Buah masak meliputi perubahan-perubahan
kualitatif yang terjadi setelah buah mencapai
ukuran penuh, termasuk perubahan pigmen,
ketegaran, dan kandungan bahan kimianya.
Menurut Tarigan (2017) Jeruk sunkist
mempunyai kadar vitamin C sebesar 83,4214
mg / 100 gr. Namun selama penyimpanan
kadar vitamin C nya berkurang dan juga
terjadinya penurunan nilai gizi lainnya.
Dalam Sudjatha dan Wisaniyasa (2017),
buah jeruk yang diperlakukan dengan
pendinginan pendahuluan dalam udara
dengan suhu 32˚F - 35˚F selama 16 jam,
disimpan pada suhu 68˚F - 70˚F selama 19
hari kehilangan berat 14 % karena aktivitas
fisiologi, sedangkan yang tidak diperlakukan
dengan pendinginan pendahuluan kehilangan
berat 18 %. Beberapa kerusakan fisiologis
yang terjadi pada buah jeruk selama
penyimpanan yaitu bintik simpan yang
ditandai dengan adanya bintik berwarna
coklat terendam; noda dingin yang ditandai
adanya noda dangkal berwarna abu-abu
sampai coklat; dan terjadinya pencoklatan
pada ujung batang yang ditandai dengan
adanya bagian berkerut dekat ujung batang
berwarna coklat (Sudjatha dan Wisaniyasa,
2017). Pada hasil percobaan yang kami
lakukan selama 7 hari terjadi beberapa
perubahan fisik pada jeruk sunkist yaitu dari
segi aroma, kenampakan, warna, dan tekstur.
Faktor yang mempengaruhi Chilling
Injury
Chilling injury pada komoditas buah
dan sayur dapat terjadi karena beberapa
faktor seperti suhu, lama penyimpanan,
kelembaban relative, sensitivitas produk
terhadap suhu dingin akibat dari susunan
genetik komoditas, dan tingkat kematangan
buah. Faktor pertama yaitu suhu pada setiap
komoditi buah dan sayur memiliki batas
tertentu atau kerentanan tertentu terhadap
efek penyimpanan suhu rendah. Apabila
komoditi buah dan sayur disimpan pada suhu
dibawah titik kritis komoditi maka akan
menyebabkan terjadinya chilling injury.
Faktor kedua yaitu waktu atau lama
penyimpanan komoditi buah dan sayur pada
suhu rendah semakin lama suatu komoditi
disimpan pada suhu rendah maka akan terjadi
chilling injury. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Sugianti et all., (2012)
Perkembangan gejala chilling injury sangat
dipengaruhi oleh temperatur dan waktu,
dimana semakin rendah temperatur gejala
akan semakin parah dan semakin lama
terpapar suhu rendah gejala juga akan
semakin parah. Kelembaban juga dapat
empengaruhi terjadinya chilling injury pada
komoditi dimana kelembaban relatinf yang
rendah maka kerusakan terjadi lebih besar
atau parah dibandingkan dengan kelembaban
relatif yang dimiliki komoditi tinggi. Faktor
lain seperti susunan genetik suatu komoditi
dan tingkat kematangan menentukan apakah
komoditi tersebut sensitif arau tahan terhadap
dingin. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Wang (2004) bahwa sensitifitas komoditi
terhadap dingin (suhu ambang kritis) dapat
bervariasi dengan tahap perkembangan atau
kematangan buah dan sayur. Misalnya
alpukat, melon, mangga, pepaya, dan tomat
lebih sensitif terhadap kedinginan ketika
mereka kurang dewasa.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa chilling injury pada
jeruk Sunkist dapat menyebabkan terjadinya
beberapa perubahan fisik pada jeruk sunkist
yaitu dari segi aroma yang menunjukkan
adanya penurunan seiring semakin lamanya
waktu penyimpanan dan tekstur dari jeruk
Sunkist mengalami perubahan dari keras
hingga mengalami pelunakan. Namun dari
segi kenampakan dan warna belum
menunjukkan adanya chilling injury seperti
munculnya bintik berwarna coklat.
b. Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu masih
perlu dilakukan penyimpanan lebih lama
pada buah jeruk Sunkist untuk melihat
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada jeruk
akibat suhu rendah atau chilling injury.
V. DAFTAR PUSTAKA
Azzahra, Nabila. 2017. Chilling Injury.
[Food
Technology].
BINUS
University.
Darmawidah, A., dkk. 2019. Pengelolaan
Pasca Panen dalam Meningkatkan
Mutu Buah Jeruk. [Balai Besar
Pengkajian
dan
Pengembangan
Teknologi Pertanian] : 451-460.
David, Jhon, dan Juliana C. Kilmanun. 2016.
Penanganan
Pasca
Panen
Penyimpanan
untuk
Komoditas
Hortikultura. [Prosiding Seminar
Nasional Inovasi Teknologi Pertanian].
Elmasry Gamal et al. 2009. Detecting
Chilling Injury In Red Delicious Apple
Using Hyperspectral Imaging And
Neural
Networks.
[Agriculture
Engineering Department]. Suez :
Faculty Of agriculture Suez Canal
University.
Muthmainnah, H., Roedhy, P., & Darda, E.
2014. Perubahan Warna Kulit Buah
Tiga Varietas Jeruk Keprok dengan
Perlakuan Degreening dan Suhu
Penyimpanan.
[Jurnal
Hort.
Indonesia], Vol. 5(1):10-20.
Naharsari. 2007, Bercocok Tanam Jeruk.
Jakarta; Azka Press.
Sudjatha, W., dan Wisaniyasa, N., W. 2017.
Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen
(Buah dan Sayuran).
Udayana
University Press.
Sugianti, C., Hasbullah, R., Purwanto, Y. A.,
& Setyabudi, D. A. (2012). Kajian
Pengaruh Iradiasi Dosis 0.75 kGy
Terhadap Kerusakan Dingin (Chilling
Injury) Pada Buah Mangga Gedong
Selama Penyimpanan. [Jurnal Teknik
Pertanian Lampung], Vol.3(2):195204.
Sutopo. (2011). Panen dan Pascapanen
Jeruk. Diakses pada 28 April 2021.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id
/panen-dan-pascapanenjeruk/#:~:text=Suhu%20optimum%20
untuk%20penyimpanan%20buah,ada%
20variasi%20suhu%20dalam%20ruan
gan.
Tarigan, S. 2017. Analisis Kadar Vitamin C
Dalam Jeruk (Citrus sp.) Lokal dan
Impor yang Beredar di Pasar Kota
Medan dengan Metode Volumetri
Menggunakan
2,6-Diklorofenol
Indofenol. [Skripsi]. Fakultas Farmasi,
Progran Ekstensi Sarjana Farmasi,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Wang, C. Y. (2004). Alleviation of Chilling
Injury In Tropical And Subtropical
Fruits. [In III International Symposium
on Tropical and Subtropical Fruits]
864 (pp. 267-273).
Wisaniyasa, W.Sudjatha Ni Wayan. 2017.
Fisiologi dan Teknologi Pascapanen
(Buah dan Sayuran). Udayana
Universitas Press
Zainal, P. W., Purwanto, A. Y., dan Ahmad,
U. 2017. Identifikasi Gejala Chilling
Injury Berdasarkan Perubahan pH dan
Ion Leakage Pada Buah Mangga
Gedong Gincu. [Jurnal Teknologi
Pertanian Andalas]. 21(1), 17-21.
VI. Peran Masing Masing Anggota
Kelompok
1. NURASIA HALEDE (G031191002) :
Pembahasan Warna dan Kenampakan
2. NUR AZISAH (G031191047) : Faktor
Chilling Injury
3. NURHALIZA
(G031191051):
Pembahasan Aroma dan Abstrak
4. NURFATIHAH
(G031191054):
Perubahan biokimia dan diagram alir
5. NUR
HIKMAH
(G031191060):
Pembahasan Chilling Injury dan
pendahuluan
6. NUR
HIKMAWATI
ALWI
(G031191073)
:
Melaksanakan
praktikum dan susun laporan
7. NUR
ASYSA
(G031191079):
Pembahasan tekstur dan bab penutup
8. KEVIN
ARMELIA
SIARAI
(G03119191):
Metodologi
dan
pembahasan suhu optimum.
Lampiran
a. Gambar sampel
Hari keTerbungkus plastik
0
1
2
3
4
5
6
Tanpa bungkusan plastik
b. Diagram alir
Tomat hijau, Tomat merah,
Bawang merah, Kemangi,
Wortel, Pisang, Jeruk,
Alpukat, Mentimun,
Kangkung
Dilakukan Pembilasan
Sortasi Bahan
Pemasukkan ke Plastik
Pendinginan
Amati Kenampakan,
Warna, Aroma, dan
Tekstur, Serta Ukur
Suhunya
Pengamatan Awal
Sampel
Download