BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Komunikasi
2.1.1.1 Definisi Komunikasi
Komunikasi menurut asal katanya berasal dari bahasa latin Communicaten,
dalam perkataan ini bersumber dari kata Communis yang berarti sama, sama disini
maksudnya adalah sama makna (Wiryanto, 2006: 5). Jadi, komunikasi adalah
proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk
menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. (West &
Turner, 2008: 5)
Dengan kata lain jika dua orang atau lebih terlibat dalam komunikasi maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim memiliki
pengertian atau paham yang sama dari suatu pesan yang disampaikan.
Lingkungan
Sosial
Makna
KOMUNIKASI
Simbol
Proses
Gambar 2.1 Bagan Komunikasi
2.1.1.2 Elemen-Elemen Komunikasi
Dalam proses komunikasi dibutuhkan beberapa elemen-elemen komunikasi
yang bertujuan agar pesan yang disampaikan sampai dengan benar dan tepat
kepada penerima pesan atau komunikan. Karena komunikasi sangat rentan dengan
kesalahpahaman yang menyebabkan perbedaan makna dan bisa saja menjadi
berbahaya.
Beberapa Elemen-elemen komunikasi tersebut adalah :
1. Source (sumber)
Source atau sumber adalah seseorang yang membuat keputusan untuk
berkomunikasi. Sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder),
komunikator,pembicara (speaker).
2. The Message (pesan)
Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan
merupakan seperangkat simbol-simbol verbal maupun nonverbal yang berisi
ide, sikap dan nilai komunikator. Pesan mempunyai tiga komponen yaitu :
a)
Makna
b)
Simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna
c)
Bentuk atau organisasi pesan.
3. The Channel (saluran)
Saluran adalah alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan
pesannya kepada penerima atau komunikan. Dimana saluran ini bisa berupa
berbicara langsung seperti telephone, teleconference atau video call.
4. The Receiver (penerima)
The Receiver atau penerima adalah orang yang menerima pesan. Penerima
sering
juga
disebut
sasaran
atau
tujuan
(destination),
komunikata
(communicatee), penyadi-balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar
(listener).
5.
Barriers (hambatan)
Hambatan adalah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan
pemaknaan pesan yang komunikator sampaikan kepada penerima dan bisa
menyebabkan kesalahan makna atau makna yang berubah. Hambatan ini bisa
berasal dari pesan, saluran, dan pendengar. Beberapa buku menggunkan istilah
noise untuk menyebut elemen-elemen penggangu, yang diartikan sebagai
gangguan.
6. Feedback
Feedback adalah reaksi dan respons pendengar antar komunikasi yang
komunikator lakukan. Feedback bisa dalam bentuk komentar langsung atau
tertulis,surat atau public opini polling.
7. The Situation (situasi)
Situasi adalah salah satu elemen paling penting dalam proses komunikasi
pidato (speech communication). Situasi atau keadaan selama komunikasi
berlangsung berperngaruh terhadap mood pembicara maupun pendengar,
saluran/media yang dipakai, dan feedback audience. (Hardjana, 2003)
Dilihat dari elemen-elemen komunikasi yang sudah dibahas di atas maka,
Komunikasi bersinggungan dengan semua kegiatan manusia ketika berhubungan
dengan orang lain. Melihat dari elemennya komunikasi terbagi lagi menjadi
beberapa aspek lain yaitu Komunikasi Massa, Komunikasi Organisasi, Komunikasi
Multikultural,
Komunikasi
Intrapersonal,
Komunikasi
Interpersonal,
dan
Komunikasi Antar Budaya. Setiap komunikasi yang dibentuk oleh masyarakat
berbeda-beda tergantung dengan latar belakang dan kepentingan yang sedang
berlangsung. Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas secara lebih
mendalam mengenai Komunikasi Massa agar tidak ada pengaburan makna
penelitian.
2.1.2
Komunikasi Massa
2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa
Menurut Tan dan Severin, komunikasi massa adalah keterampilan,seni, dan
ilmu. Dikatakan keterampilan karena komunikasi massa membutuhkan tehnik
tertentu dalam pengaplikasiaan alat, dikatakan seni karena meliputi kreatifitas
seperti menulis skrip dan dikatakan ilmu karena ilmu komunikasi selalu
berkembang dan digunakan untuk berbagai hal menjadi lebih baik.
Ahli Komunikasi lainnya, Joseph Devito merumuskan definisi komunikasi
massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang yang dimaksud dengan
massa serta media yang digunakannya karena komunikasi massa disampaikan
kepada khalayak ramai melalui pemancar audio atau/dan visual.(Karlina, Komala,
& Soemirat, 2008:1.7)
Dari definisi mengenai komunikasi massa menurut para ahli tersebut maka,
penulis menyimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
membutuhkan keterampilan, seni dan ilmu yang bertujuan untuk menjalin
komunikasi kepada khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim yang
didalamnya ada isi pesan atau informasi untuk dikomunikasikan melalui media
massa yaitu media massa cetak atau elektronik, sehingga pesan yang disampaikan
dapat diterima secara serentak dan sesaat dengan makna yang sama sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman.
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Dilihat dari definisi Komunikasi Massa diatas maka bisa disimpulkan
karakteristik atau ciri khusus dari komunikasi massa yang disebabkan oleh
komponen-komponennya. Karakteristik tersebut adalah :
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata
lain apapun perkataan komunikator yang disampaikan tidak akan mengetahui
tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan.
2. Komunikasi pada organisasi massa melembaga
Yakni suatu institusi atau organisasi, Komunikasi Massa melibatkan lembaga
serta komunikatornya bergerak dalam bidang yang komplek karena mereka
bekerja dan berhubungan dengan banyak bagian yang saling terhubung.
3. Komunikasi bersifat Heterogen
Artinya adalah penonton televisi adalah orang-orang yang tersebar diberbagai
penjuru Indonesia dan tidak saling kenal dan tidak saling berinteraksi satu sama
lain padahal mereka menonton acara yang sama.
4. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak
ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan
menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
5. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi
lainnya karena jumlah sasaran khalayak yang dicapai relative banyak dan tidak
terbatas, dan secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan
yang sama pula (Nurudin, 2006: 19).
Melihat dari karakteristik-karakteristik diatas, bisa disimpulkan bahwa
komunikasi massa adalah sebuah komunikasi yang dilihat dari audiencenya.
dimana para pekerja komunikasi massa bersifat melembaga untuk menyusun cara
kerja yang saling berkesinambungan dan untuk audience sendiri menimbulkan
keserempakan dalam mendapatkan informasi, bersifat umum karena semua orang
bisa menikmatinya, satu arah karena tidak bisa menimbulkan feedback secara
langsung jika ditampilkan di media cetak atau media eletronik.
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi Massa Bagi Masyarakat
Walaupun dalam setiap item fungsi terdapat persamaan dan perbedaan
tetapi pembahasan fungsi komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting.
Berikut fungsi-fungi komunikasi massa tersebut :
1. Entertainment (hiburan)
Hiburan pada komunikasi menjadi peringkat nomor satu karena hampir seluruh
rumah tangga di Indonesia memiliki televisi yang menampilkan banyak hiburan
yang beragam sehingga masyarakat bisa memilih apa yang paling menghibur.
2. Information (Informasi)
Fungsi ini merupakan fungsi paling penting dari komunikasi massa. Karena
fakta yang dicari wartawan membuat tanda tanya besar masyarakat mengenai
suatu peristiwa terjawab.
3. Tranmission of values (transmisi budaya)
Fungi ini tidak terlalu terlihat dan disebut juga sosialisasi. Sosialisasi mengacu
kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media
massa memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka mewakili kita dengan
model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
4. Persuasive (Persuasif)
Fungsi persuasif komunikasi massa tidak kalah pentingnya dengan fungsi
lainnya. Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berupa
informasi, tetapi jika diperhatikan seksama ternyata memiliki fungsi persuasif.
5. Surveillance (pengawasan)
Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama,yaitu;
warning or beware surveillance (pengawasan peringatan), instrumental
surveillance (pengawasan instrumental).
Fungsi
pengawasan
peringatan
terjadi
ketika
media
massa
menginformasikan tentang ancaman. Peringatan ini dengan serta merta dapat
menjadi ancaman. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau
penyebaran informasi yang memiliki kegunaan dan manfaat atau dapat
membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. (Nurudin, 2006: 66)
2.1.3 Pengertian Media Massa
Media massa adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan
massa (West & Turner, 2008: 41). Semakin berkembangnya teknologi yang
memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentu saja membuat banyak
masyrakat yang mencari media massa untuk kebutuhannya karena masyarakat bebas
memilih dan menentukan apa yang paling mereka butuhkan dan paling mereka
inginkan.
Berdasarkan pengertian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa media massa
adalah sarana masyarakat untuk menyampaikan keinginan dan aspirasinya serta
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan mengenai berita teraktual dan
memuaskan keingintahuan mereka untuk hiburan dan lainnya.
2.1.3.1 Jenis-Jenis Media Massa
Media massa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori yaitu media massa
cetak dan media massa elektronik. Media cetak adalah suatu media yang
menyampaikan pesan melalui gambar, foto dan kata-kata di halaman hitam putih.
Media cetak adalah koran, majalah dan bulletin.
Media Massa Elektronik adalah media komunikasi yang menggunakan alat
eletronik. Media elektronik terdiri dari :
1. Televisi
Adalah media massa yang memancarkan suara dan gambar dimana merupakan
media elektronik yang digemari saat ini.
2. Radio
Siaran Radio di Indonesia sekarang semakin berkembang dari masa ke masa
sesuai dengan peraturan dan inovasi dalam siaran. Fungsi radio sama dengan
fungsi media massa lainnya yaitu memberi informasi, menghibur, mendidik
dan kadang membujuk atau melakukan persuasi.
3.
Film
Kelebihan film dibandingkan media lain terutama televisi adalah layarnya yang
luas memberi keleluasaan bagi penonton melihat adegan demi adegan secara
jelas, lalu teknik pengambilan gambar juga menampilkan gambar secara utuh
dan lebih detail, serta penonton dapat berkonsentrasi penuh karena ruangannya
biasanya kedap suara sehingga tidak terganggu (Karlina, Komala, & Soemirat,
2008: 7.37).
2.1.3.2 Karakteristik Media Massa
a. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak atau orang banyak.
b. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan
semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum
karena sasaran dan pendengarnya orang banyak.
c. Perioderitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan atau siaran
sekian jam per hari.
d. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus menerus dengan periode
mengudara atau jadwal terbit
e. Aktualitas, berisi hal-hal baru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga
berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik.
2.1.4
Televisi
Televisi merupakan temuan Internasional karena sudah digunakan diseluruh
Negara untuk menyebarkan informasi dan hiburan lalu banyak para ilmuwan akhir
abad 19 yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi ini. Dengan
dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta
penemuan Marconi pada tahun 1890 tentang gelombang electromagnetic sebagai
transmisi suara.
Sementara di Indonesia dimulai dengan kehadiran stasiun TVRI. Kemudian
pada tahun sembilan puluhan munculah stasiun televisi baru seperti Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), MNCTV (dahulu bernama
Televisi Pendidikan Indonesia atau TPI), Andalas Televisi (ANTV) dan Indosiar
Visual Mandiri (INDOSIAR). Namun kehadiran kelima stasiun televise swasta
nasional tersebut rupanya belum cukup memadai akan porsi hiburan dan informasi
bagi masyarakat Indonesia yang kemudian dilanjutkan tumbuhnya televise-televisi
lain pada tahun dua ribuan seperti PT. Televisi Transformasi Indonesia (TRANS
TV), TRANS7 (dahulu bernama TV7), PT. Global Informasi Bermutu (Global TV),
TVone (dahulu LATIVI), dan METRO TV. Lalu seiring perkembangan beberapa
Stasiun Tv lokal seperti JAK TV dan OCHANNEL. (Setyobudi, 2012: 7)
2.1.4.1 Karakteristik Televisi
Televisi juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan- kelebihan
televisi salah satunya adalah: sebagai media komunikasi, pesan yang disampaikan
melalui gambar dan suara, televisi mampu menjangkau banyak orang, kemampuan
mempengaruhi audiens secara serentak dan dalam waktu bersamaan.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki televisi adalah: biaya produksi yang
besar dan rumit, proses produksi yang memakan waktu lama, audiens tidak selektif
dan peralatan teknis yang sangat kompleks dan sedikit rumit. (Karlina, Komala, &
Soemirat, 2008: 7.19)
2.1.4.2 Program Televisi
Pengertian Program Televisi adalah program-program yang ditayangkan
oleh televisi tertentu sesuai dengan perencanaan dan penjadwalan dari hari ke hari
dan dari jam ke jam. Program televisi merupakan kunci dari kesuksesan sebuah
stasiun televisi. Jika programnya bermutu maka penonton akan sering menonton
dan bertahan di saluran televisi tersebut. Program televisi dibagi menjadi:
1. Program News
Program berita adalah semua siaran yang bertujuan untuk memberikan
informasi kepada khalayak. Program berita bisa dibedakan menjadi:
a. Berita keras (Hard News): Merupakan informasi penting yang harus segera
disiarkan oleh media massa agar dapat diketahui khalayak secepatnya.
Hardnews dibagi lagi menjadi tiga, yakni: Straight News, Features, dan
Breaking News.
b. Berita Lunak (Soft News): Merupakan informasi yang penting dan menarik
yang disampaikan secara mendalam, namun tidak bersifat segera.
2. Program Artistik
Program hiburan atau artistik adalah bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audience. Program yang temasuk dalam ketegori hiburan adalah drama
dan non drama. (Morissan, 2011: 209-214)
2.1.5
Program Artistik
2.1.5.1 Pengertian Non Drama
Bagian Produksi merupakan dapur sebuah stasiun televisi. Sebab pada
bagian ini sebuah program acara dikemas, mulai dari persiapan konsep yang
meliputi riset penulisan, proses kreatif, penulisan rundown acara, meeting kordinasi
dan sebagainya.
Pada intinya program acara non-drama adalah program yang tidak
mengandung muatan-muatan cerita fiktif dan cenderung bersifat hiburan.
Penggarapan sebuah program non-drama sebenarnya sangat komplek atau tidak
sederhana. (Setyobudi, 2012:72)
2.1.5.2 Jenis-Jenis Program Non-Drama
Jenis-jenis program non-drama yang sering ada di Indonesia adalah:
1. Music: Program yang menayangkan informasi tangga lagu musik yang sedang
populer atau bisa juga dengan mengundang beberapa grup band atau penyanyi
untuk bernyanyi di depan para fansnya untuk promo album atau single baru
mereka.
2. Comedy: Program acara yang bersifat menghibur penonton dengan aksi lucu
para talentnya. Biasanya program ini merupakan settingan dan tidak jarang
talent bertingkah diluar skenario agar benar-benar lucu.
3. Quiz: Program yang melibatkan banyak penonton untuk menjadi peserta kuis
dan menjawab beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan dan berhadiah
jutaan rupiah.
4. Talk Show: Program bincang-bincang ringan dengan artis atau penyanyi yang
sedang populer mengenai kehidupannya atau mengenai gosip yang sedang
menimpa artis tersebut diselingi dengan hiburan.
5. Variety Show: Program yang merupakan reka ulang berdasarkan kisah nyata
atau kisah yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat (Morissan,
2011:217).
2.1.5.3 Pengertian Drama
Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai
kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan
oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Biasanya identik dengan
program bernuansa cerita fiktif dan dekat dengan kehidupan penonton. (Morissan,
2011:213). Penggarapan program drama cukup sulit dan rumit karena menyangkut
seni peran. Program acara drama berupa sinetron dan Film Televisi sampai saat ini
masih menjadi primadona hampir di semua stasiun televisi.
2.1.5.4 Jenis-Jenis Program Drama
1. Sinetron
Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara
bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri
tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Durasi sinetron biasanya
lebih panjang dengan banyak episode.
2. Short Movie
Short Movie atau lebih dikenal dengan Film Pendek adalah film-film dengan
durasi singkat dengan menampilkan klimaks dari cerita dengan cepat dan
biasanya dibuat dengan tujuan untuk dilombakan di festival-festival film.
3. Film Televisi atau FTV
FTV adalah drama yang menyajikan cerita dengan berbagai tokoh secara
bersamaan, hampir sama dengan sinetron tetapi dengan durasi yang lebih
singkat dan cerita yang lebih ringan.
4. Film
Televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai
salah satu programnya, karena pada awalnya tujuan dibuatnya film adalah
untuk untuk layar lebar. (Morissan, 2011:213)
2.1.5.5 Jenis-Jenis Film
Film dapat dikelompokan kembali menjadi:
1. Film Cerita
Jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukan di
gedung bioskop dengan bintang film tenar dan didistribusikan sebagai
barang dagangan (Effendy, 2008). Cerita yang diangkat biasanya berupa
cerita fiktif atau cerita nyata yang dimodifikasikan sehingga ada unsur
menarik.
2. Film Berita
Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar-benar terjadi. Oleh
karena sifatnya berita maka film yang disajikan kepada publik harus
mengandung nilai berita. Jadi Film berita harus penting dan menarik.
3. Film Dokumenter
Film ini merupakan hasil interpretasi pribadi (pembuatnya) mengenai suatu
kenyataan. Misalnya membuat kehidupan para pembatuk di Pekalongan
maka haus membuat cerita yang bersumber dari pembatik yang ditambah
rekayasa agar menarik.
4. Film Kartun
Film kartun sekarang tidak hanya ditujukan kepada anak-anak karena
banyak film kartun yang dibuat untuk orang dewasa. Film kartun pada
umumnya mempunyai unsur pendidikan.
5. Film Televisi
Adalah film yang dibuat berdasarkan fiktif atau rekayasa yang dipadukan
dengan cerita nyata. Berisikan tema percintaan, keluarga dan persahabatan
dimana diperankan oleh artis yang cukup terkenal di televisi.
Program drama masih merupakan pemasok utama program yang
berdurasi panjang dan sudah mempunyai fans tersendiri. Seperti FTV yang selalu
mempunyai penonton setia. Lalu dari drama-drama singkat seperti FTVlah
banyak artis-artis baru dengan talenta atau bakat tersendiri yang akhirnya
bermunculan dan meramaikan wajah pertelevisisan Indonesia.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 FTV
FTV adalah jenis film yang diproduksi untuk televisi yang dibuat oleh
stasiun televisi ataupun rumah produksi berdurasi 120 menit sampai 180 menit
dengan tema yang beragam seperti remaja, tragedi kehidupan, cinta dan agama.
Film layar lebar yang ditayangkan di televisi tidak dianggap sebagai FTV.
Produksi FTV lebih murah dan lebih mudah jika dibandingkan dengan
produksi film layar lebar karena tidak memerlukan teknologi yang terlalu canggih
seperti jika memproduksi film layar lebar. Kebanyakan film televisi diproduksi
dengan biaya rendah dan berorientasi pada profit sehingga kadang-kadang
penggarapan dari segi teknisnya kurang diperhatikan namun mengandalkan alur
cerita yang menarik.
Film Televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1995
yang dipelopori oleh SCTV. Hal ini dilakukan untuk menjawab kejenuhan
masyarakat atas sinetron. Sejak saat itu banyak film televisi yang bermunculan.
Hampir semua stasiun TV memiliki plot waktu setiap minggunya untuk
penayangan film televisi. Contohnya di RCTI terdapat plot acara Mega Sinema,
Lalu ada Layar Kemilau di MNCTV dan masih banyak plot acara lain yang sejenis
di stasiun televisi di Indonesia. Di Indonesia sendiri film televisi atau FTV sangat
digemari terutama film televisi dengan tema percintaan remaja dan film televisi
dengan tema religious dengan tema yang membawa pesan untuk kehidupan seharihari masyarakat dirumah.
Dalam program drama harus ditentukan hal apa yang akan digunakan
sebagai senjata untuk menarik audience. Dengan kata lain apa jenis daya tarik yang
akan digunakan.Apakah audience akan ditarik dengan cerita komedi, petualangan,
cinta atau cerita yang lebih serius. Sebuan drama harus mempunyai senjata yang
dapat memperkirakan apakah FTV yang akan dibuat hari ini akan sukses ketika
ditayangkan. Berikut elemen-elemen kualitas yang harus ada dalam sebuah drama
yang diminati penonton :
a. Konflik, dalam sebuah drama FTV konflik merupakan hal penting yang harus
ada. Setelah membangun karakter yang ada di dalam cerita maka harus dibuat
permasalahan apa yang timbul dari masing-masing tokoh yang memiliki
karakter yang berbeda-beda.
b. Kesukaan, Sebagian audience memilih program yang menampilkan pemain
utama yang mereka sukai, yaitu orang-orang yang membuat penonton nyaman
dengan memiliki kepribadian yang hangat suka menghibur dan ramah karena
seringkali penonton menonton suatu acara dikarenakan tertarik terhadap
talentnya.
c. Konsistensi, Suatu cerita FTV harus mempunyai cerita yang konsisten dengan
karakter dan tokoh yang konsisten karena jika ada perubahan maka akan
membuat penonton bingung dan malah meninggalkan FTV tersebut.
d. Durasi, Sebuah program terutama program FTV harus mempunyai kestabilan
dalam waktu, Ditinjau dari tayangan sebuah FTV tidak boleh kehabisan ide
dalam membuat cerita karena hal tersebut membuat daya tarik penonton untuk
selalu menyaksikan FTV di jam yang sama walaupun berbeda tema.
e. Energi, FTV harus memiliki energi yang mampu menahan audiens untuk tidak
mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal lain. Dalam hal ini menekankan pada
kecepatan cerita dan semangat ke dalam cerita dengan menyajikan gambargambar yang tidak bisa ditinggalkan penonton. (Morisson, 2008: 323)
Maka dari itu sebuah FTV harus memiliki kecepatan cerita (tidak monoton)
dengan adanya konflik-konflik yang ditampilkan, memiliki daya tarik melalui artisartis yang digunakan, Konsistensi cerita agar tidak membingungkan, durasi yang
stabil dan Gambar yang kuat agar penonton mau menonton dari awal hingga akhir
cerita.
2.2.2 Produksi Televisi
Bagian produksi televisi, merupakan dapur dari sebuah stasiun televisi
karena tempat sebuah program acara TV khususnya Drama FTV akan diracik dari
skenario mentah, pemikiran berkali-kali dengan banyak pertimbangan dan bertukar
pikiran hingga sampai ke tahap editing dan siap menjadi master tayang.
Hasil dari sebuah produksi stasiun televisi atau In House Production
terkadang mampu mengangkat image sebuah stasiun televisi yang artinya bisa
mendapatkan rating atau audience share yang besar bahkan bisa dijadikan jangkar
untuk program-program lainnya dalam meningkatkan jumlah penonton. Sebab
setelah program unggulan selesai tayang biasanya program acara yang kurang
menarik pun ikut di tonton sebagai dampak keengganan pemirsa untuk berpindah
saluran televisi. (Setyobudi, 2012:75)
Proses Produksi Televisi adalah kunci dari hasil yang akan dilihat dan
dinilai oleh masyarakat nantinya maka dari itu, proses produksi harus direncanakan
sedemikian rupa agar tidak ada kesalahan-kesalahan yang terlalu fatal dan
mempengaruhi hasil akhir. Tentu saja film yang tidak berkualitas akan ditinggalkan
oleh penontonnya dan menyebabkan turun atau rendahnya rating dan share yang
diperoleh oleh MNC Pictures.
2.2.2.1 Proses Tahapan Produksi FTV
Program drama FTV sebelum ditayangkan sebenarnya melalui beberapa
tahapan-tahapan. Secara garis besar dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
A. Pra Produksi
Ide Kreatif
Brainstroming
Naskah
Drama
ADAPTASI
Gambar 2.2 Bagan Proses Pra Produksi
Pada tahap ini tampak alur, bahwa sebuah program acara berawal dari
sebuah ide atau gagasan baik perseorangan atau kelompok (teamwork), yang
diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming),. Baru setelah itu
dilakukan penyesuaia- penyesuaian (adaptasi) berupa meeting produksi gunanya
agar didapatkan sebuah program yang terstruktur dan rapi yang biasanya sudah
berupa naskah cerita (scenario) untuk drama. Dalam tahap perencanaan terjadi
proses interaksi antara kreatifitas manusia dengan peralatan pendukung yang
memadai. Baik buruknya proses produksi sangat ditentukan di tahap ini.
A. Produksi
Pada tahap ini pada prinsipnya menvisualisasikan konsep naskah agar
dapat dinikmati pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain
yang bersifat teknis (Engineering). Karena harus memvisualisasikan gagasan atau
ide saat brainstorming maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan
operator terhadap peralatan yang dioperasikan atau lebih dikenal dengan istilah
Production Services. Pada tahap ini perlu dilakukan pemeriksaan ulang kegiatan
pengambilan gambar. Hal ini dilakukan agar jika ada kesalahan dalam
pengambilan gambar bisa langsung diulang.
Dengan kata lain proses produksi terbagi menjadi produksi alat yang
bertanggung jawab atas kelengkapan dan perawatan alat dari awal hingga akhir,
serta tugas produksi menejemen yang bertanggung jawab penuh atas berjalannya
proses produksi sesuai rencana. Berikut skema proses produksi:
Production
Engineering
Equipment
People
TO :
Maintance
Cameraman
Lighting
Production
Produser
Production
Management
Production
People
Gambar 2.3 Bagan Proses Produksi
Executive Producer
Director
Pada diagram diatas tampak terlihat dua bagian terpisah yaitu yang
bersifat teknis seperti Maintance Engineering dan operator perangkat seperti
cameraman, audio, lighting dan ada juga yang dikordinasikan oleh bagian
departemen produksi seperti Executive Producer, Creative, dan Production
Director. Jadi pada saat proses produksi sangat banyak pihak yang terlibat dalam
satu judul FTV saja.
B. Pasca Produksi
Paska produksi lebih berorientasi kepada produksi program-program
acara yang tidak langsung (Recording). Paska produksi lebih banyak memberikan
stock shot penunjangnya saja agar waktu yang direncanakan tidak kurang dan
tidak lebih. khususnya program acara news dan non-drama. Karena program
acara drama misalnya FTV sangat tidak mungkin dilakukan secara langsung dan
tidak mungkin dilakukan diwaktu yang bersamaan karena membutuhkan moment
yang pas untuk pengambilan sebuah gambar yang seringkali berkali-kali di ambil
gambarnya.
Setelah tahapan produksi dilakukan maka baru bisa dikerjakan tahap
paska produksi yang meliputi :
a. Offline Editing yaitu merangkai alur konsep acara menjadi sesuatu yang
tersusun rapi namun masih kasar (belum diberi effect). Biasanya dibatasi oleh
pada pekerjaan pada pengurutan hasil mentah shooting menjadi sebuah hasil
yang rapi namun kasar. Umumnya berupa cut-to-cut video namun hasilnya
sudah menjadi Story Board yang urut dan rapih tanpa efek apapun.
b. Online Editing yaitu lanjutan dari Offline Editing dengan memberikan efekefek gambar, transisi gambar yang bertujuan agar program yang sedang
diproduksi terlihat lebih bagus. Banyak melakukan proses polesan gambar
hasil dari Offline Editing seperti efek gambar yang variatif sampai penulisan
nama atau title
c. Dubbing atau diberikan narasi jika perlu
d. Mixing atau memberikan backsong efek yang disesuaikan dengan program
yang sedang diproduksi seperti musik, suara angin, dan halilintar. (Setyobudi,
2012: 53)
Sedangkan menurut Fred Wibowo, tahapan produksi terdiri dari tiga bagian
di televise yang lazim disebut Standard Operation Procedure (SOP) :
1. Tahapan pra produksi, Tahapan ini meliputi tiga tahap, yakni :
a. Penemuan ide, tahapan ini adalah tahap dimana ide atau gagasan awal
muncul dan ditemukan.
b. Perencanaan, Tahap ini meliputi pembuatan rundown, pemilihan artis,
lokasi, dan crew
c.
Persiapan, Yaitu tahapan yang meliputi pemberesan kontrak, perijinan
dan berbagai surat-menyurat
2. Tahap Produksi
Tahap esekusi syuting sebuah FTV atau program, produser berusaha
mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan menjadi gambar
yang akan ditayangkan di televisi.
3. Tahap pasca produksi
Pada tahapan ini memiliki tiga langkah utama yaitu editing offline, editing
online dan mixing. Dimana satu sama lain saling berhubungan, ketika editing
offline sudah selesai maka bisa dilanjutkan dengan editing online hingga
akhirnya siap untuk di mixing. (Wibowo, 2011)
2.2.3 Analisis SWOT
MNC group membutuhkan analisis perencanaan strategis yang tujuannya
adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing. Melihat banyaknya hambatan dari
setiap proses produksi maka dari itu penulis mencoba untuk membuat analisis
SWOT untuk FTV Kebaya Hilang Cintapun Datang.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan
kekuatan
(strengths),
kelemahan
(weaknesses),
peluang
(opportunities), dan ancaman (threats). Analisis SWOT harus dimulai dengan
mendefinisikan sebuah pernyataan yang diinginkan atau tujuan akhir. Sebuah
analisis SWOT dapat dimasukkan ke dalam model perencanaan strategis.
Tujuan dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang penting untuk mencapai tujuan. Analisis ini dibentuk dari rantai
value perusahaan yang unik. Analisis SWOT mengelompokkan informasiinformasi penting dalam dua kategori utama:
a. Faktor internal - Kekuatan dan kelemahan internal organisasi.
b. Faktor eksternal - Peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan eksternal
organisasi.
Faktor internal dipandang sebagai kekuatan atau kelemahan tergantung pada
dampaknya terhadap tujuan organisasi. Apa yang mungkin merupakan kekuatan
yang berkaitan dengan satu tujuan mungkin dapat menjadi kelemahan untuk tujuan
lain. Analisis SWOT adalah salah satu metode kategorisasi (Rangkuti, 2004).
2.3 Kerangka Pemikiran
Pra-Produksi
Produksi
Pasca Produksi
Production Equipment
Offline Editing
Brainstroming
Briefing
Online Editing
Pemilihan Talent
Esekusi
Dubbing
Ide
FTV Kebaya Hilang
Cintapun Datang
Naskah
Pemilihan Lokasi
Mixing
Meeting Production
Analisis
SWOT
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran
37
Penonton
Download