THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 TEKNIK GUIDED IMAGERY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PENDERITA KANKER SERVIKS Reliani Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya ABSTRACT Cancer not only give a physic pain, but also give a psychological pain. If physic disturbance is identical by indication of painful, queasy, whitish till bleeding and organ complication, than psychological disturbance is identical by symptom depression, nervous, fell so old and useless. Anxiety on cervical cancer victim is a psychological side that is experienced cervical cancer victim after they are stated diagnosed by cervical cancer. Guided imagery technique one kind of relaxation technique to decrease anxiety grade someone that use the power of thought. The purpose of this research is the influence of guided imagery technique to anxiety grade of cervical cancer victims at halfway house Sasana Marsudi Husada Indonesian cancer foundation of east java. Design of research that used in here is Pre-experimental Design One Group Pre Post Test Design. Population that researched is 15 cervical cancer victims that is took by using purposive sampling technique. Analysis use statistic test of Wilxocon Signed Rank Test with grade significance α < 0,05. They result of research is there is descent anxiety grade. The anxiety grade before give relaxation of 14 respondent, most of them is undergoing anxiety, 9 respondents in medium anxiety and 5 respondents are in light anxiety. And after given a relaxation there are 8 respondent get free of anxiety and 6 respondent are to light anxiety. The result of analysis statistic is obtained score ρ = 0,001 < α = 0,05 mean H0 is rejected and H1 is received. It mean there is an influence of guided imagery technique to anxiety grade of cervical cancer victims. According to result of analysis, researcher can conclude that guided imagery technique is influential to anxiety grade in cervical cancer victims. Keyword: Guided imagery, anxiety, cervical cancer. cabang jawa timur pada penderita kanker serviks. Namun sampai saat ini belum diteliti tentang pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat kecemasan penderita kanker serviks. Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisa pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat kecemasan penderita kanker serviks di Rumah Singgah Sasana Marsudi Husada YKI Cabang Jawa Timur. PENDAHULUAN Kanker selain potensial memberikan penderitaan yang bersifat fisik, juga memberikan penderitaan bersifat psikis. Jika gangguan fisik dimanifestasikan dengan gejala seperti pegal, nyeri, mual, keputihan hingga perdarahan dan komplikasi organ. Ganguan psikis yang dijumpai dapat dimanifestasikan dengan simptom depresi, gugup, perasaan menjadi tua, cemas, dan tak berguna (Lilis, 1997). Kecemasan pada pasien kanker serviks merupakan psikologis yang dialami penderita kanker serviks setelah dinyatakan terdiagnosa kanker serviks. Teknik guided imagery salah satu teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan seseorang dengan menggunakan kekuatan pikiran. Teknik guided imagery ini belum diterapkan di yayasan kanker indonesia METODE Desain penelitian ini adalah Preexperimental Desain One Group Pre-Post Test Design, ciri dari tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi (Nursalam, 2003). 19 THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 Tabel 1 Hasil Observasi Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Serviks di Rumah Singgah Sasana Marsud Husada Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur No. 0 0 8 Prosentase (%) 57 2. Klasifikasi Tingkat Kecemasan Tidak ada Kecemasan Kecemasan Ringan 5 36 6 43 3. Kecemasan Sedang 9 64 0 0 4. Kecemasan Berat 0 0 0 0 5. Panik 0 0 0 0 14 100 14 14 1. Total Sebelum Prosentase (%) Sesudah Tabel 2 Distribusi tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan teknik guided imagery di rumah singgah sasana marsudi husada yayasan kanker Indonesia PreTest PostTest Kecemasan N % N % Tidak cemas 0 0% 8 57 % Ringan 5 36 % 6 43 % Sedang 9 64 % 0 0% Berat 0 0% 0 0% Jumlah 14 100 % 14 100 % ρ = 0.001 < α = 0,05 Wilcoxon Signed Rank Test analisa statistik dengan uji Wilcoxon menunjukkan ρ = 0.001 dengan α = 0,05 (table 2). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien kanker serviks di rumah singgah sasana marsudi husada YKI cabang Jawa Timur. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kecemasan pada penderita kanker serviks sebelum dilakukan teknik guided imagery sebagian besar mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 9 orang (64%) sedangkan paling sedikit penderita kanker serviks mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 5 orang (36%) dari 14 responden. Hasil penelitian dan data di atas, sesuai dengan teori Smeltzer & Bare, (2001) bahwa tingkat kecemasan seseorang sebabkan oleh keadaan fisik, usia, lingkungan dan situasi. Dimana keadaan fisik pada penderita kanker serviks dapat mengalami kelelahan fisik, sehingga akan lebih mudah mengalami kecemasan. Ganguan psikis yang dijumpai pada penderita kanker serviks dapat dimanifestasikan dengan depresi, perasaan HASIL Berdasarkan tabel 1 diatas, sebelum diberikan perlakuan dari 14 responden sebagian besar mengalami kecemasan sedang 9 orang, sebagian kecil tidak ada kecemasan, kecemasan berat dan panik sebanyak 0 orang. Sedangkan Sesudah diberikan perlakuan, dari 14 responden sebagian besar adalah penderita dengan tidak ada kecemasan sebanyak 8 orang, sebagian kecil kecemasan sedang, berat dan panik sebanyak 0 orang. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar mengalami kecemasan sedang yang banyak terjadi pada klien sebelum dilakukan terapi perlakuan. Setelah dilakukan terapi perlakuan, terjadi penurunan tingkat kecemasan sesudah perlakuan. Dan pada 20 THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 menjelaskan asal mula kecemasan, antara lain teori psikoanalitik, interpersonal, perilaku, kognitif, dan teori biologis. (Stuart & Sundeen, 2002). Sedangkan faktor-faktor yang dapat mengurangi kecemasan antara lain yakni relaksasi dengan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan tidak memikirkan masalah (Prasetyono, 2007). Kecemasan pada penderita kanker serviks sesudah diberikan teknik guided imagery sebagian besar tidak mengalami kecemasan, dengan demikian tingkat kecemasan penderita kanker serviks menurun sesudah diberikan teknik guided imagery. Dari data tersebut diketahui bahwa teknik guided imagery mempunyai pengaruh pada tingkat kecemasan yang terjadi pada penderita kanker serviks. Selain itu dapat banyak hal yang mempengaruhinya yakni faktor lingkungan, kognitif, perilaku, dan kondisi fisiologis klien. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa ada pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan penderita kanker serviks. Tingkat kecemasan penderita kanker serviks sebelum diberikan teknik guided imagery sebagian besar tergolong kecemasan sedang yaitu sebanyak 9 orang (64 %) dan kecemasan ringan 5 orang (36%) sedangkan sesudah dilakukan teknik guided imagery sebagian besar menjadi tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 8 orang (57%) dan kecemasan ringan 6 orang (43%) dari 14 responden. Penelitian yang dilakukan oleh Amrida Sumaryanti (2000) dengan hasil bahwa kecemasan yang dialami klien pra bedah apendiktomi dapat berkurang dengan dilakukan latihan teknik Guided Imagery. Hasil penelitian yang lain oleh Yeni Nur Rahmawati (2010) menunjukkan ada pengaruh guided imagery terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien skizoakfektif di RSJD Surakarta. Imajinasi merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi dengan tubuh. Segala sesuatu yang kita menjadi tua, cemas, dan tak berguna. Seseorang yang mempunyai usia lebih muda ternyata lebih mudah mengalami gangguan kecemasan daripada orang yang lebih tua, tetapi ada yang berpendapat sebaliknya. Seseorang yang menghadapi hal yang baru dan berada pada lingkungan yang asing juga akan mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang individu dibandingkan bila individu berada di lingkungan yang biasa ditempati (Isaacs, 2005). Penderita kanker serviks yang sebagian besar mengalami gejala kecemasan, tingkat kecemasan yang sering terjadi pada penderita kanker serviks biasanya kecemasan tersebut seperti takut akan pikiran sendiri, gangguan pola tidur, firasat buruk, sering kencing, mual muntah, kehilangan berat badan, merasa tegang dan kepala pusing, hal tersebut disebabkan oleh kondisi dalam mengantisipasi faktor-faktor pencetus kecemasan antara lain hal-hal yang mengancam integritas dirinya dalam ketidakmampuan fisiologis dan mengancam sistem diri terhadap harga diri sosial, selain itu kondisi dimana penderita kanker serviks dituntut sembuh dari penyakitnya setelah mendapatkan pengobatan medis. Hal inilah yang membuat para penderita kanker serviks mengalami gejala kecemasan, rentang kecemasan pasien perlu segera diatasi agar tidak mengalami kecemasan lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat kecemasan pada penderita kanker serviks sesudah dilakukan teknik guided imagery sebagian besar tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 8 orang (57%) sedangkan yang mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 6 orang (43%) dari 14 responden.. Kecemasan merupakan reaksi yang normal terhadap stres dan ancaman bahaya, kecemasan juga dapat dikatakan sebagai reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya, baik yang nyata maupun yang dibayangkan (Smeltzer & Bare, 2002). Faktor presdisposisi yang menyebabkan kecemasan dari berbagai teori untuk 21 THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 Berlandaskan pada informasi ini, amigdala dianggap membantu menentukan pola respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari hipokampus rangsangan yang telah mempunyai makna dikirim ke amigdala. Amigdala mempunyai serangkaian tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai macam neurotransmitter yang mengirim rangsangan kewilayah sentralnya sehingga terbentuk pola respons perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima (Guyton&Hall, 1997 dalam Aryanto susetyo, 2009). Menurut Simon (2003) pada teknik guided imagery, corteks visual otak yang memproses imajinasi mempunyai hubungan yang kuat dengan sistem syaraf otonom, yang mengontrol gerakan involunter diantaranya: nadi, pernapasan dan respon fisik terhadap stres dan membantu mengeluarkan hormon endorpin (substansi ini dapat menimbulkan efek analgesik yang sebanding dengan yang ditimbulkan morphin dalam dosis 10-50 mg/kg BB) sehingga terjadi proses relaksasi dan kecemasan menurun. Tingkat kecemasan penderita kanker serviks sebelum diberikan teknik guided imagery sebagian besar tergolong kecemasan sedang yaitu sebanyak 9 orang (64 %) dan kecemasan ringan 5 orang (36%). sedangkan sesudah dilakukan teknik guided imagery sebagian besar menjadi tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 8 orang (57%) dan kecemasan ringan 6 orang (43%) dari 14 responden. Teknik guided imagery merupakan suatu teknik atau cara yang dapat untuk mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk menciptakan bayangan gambar yang membawa ketenangan dan keheningan sehingga dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada penderita kanker serviks. Dengan diberikannya guided imagery maka responden mendapatkan gambaran atau imajinasi yang akan menciptakan perasaan tenang dan damai dalam benak pikiran responden. Hal tersebut sesuai dengan lakukan akan diproses oleh tubuh melalui bayangan. Imajinasi terbentuk melalui rangsangan yang diterima oleh berbagai indera seperti gambar aroma, rasa suara dan sentuhan (Holistic-Online, 2006). Respon tersebut timbul karena otak tidak mengetahui perbedaan antara bayangan dan aktifitas nyata. Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melalui imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin. Imajinasi terbimbing merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi yang terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra, kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor thalamus. Ditalamus rangsang diformat sesuai dengan bahasa otak, sebagian kecil rangsangan itu ditransmisikan ke amigdala dan hipokampus sekitarnya dan sebagian besar lagi dikirim ke korteks serebri, dikorteks serebri terjadi proses asosiasi pengindraan dimana rangsangan dianalisis, dipahami dan disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran tersebut. Hipokampus berperan sebagai penentu sinyal sensorik dianggap penting atau tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka sinyal tersebut akan disimpan sebagai ingatan. Hal-hal yang disukai dianggap sebagai sinyal penting oleh hipokampus sehingga diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa bayangan tentang halhal yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan menimbulkan suatu persepsi dari pengalaman sensasi yang sebenarnya, walaupun pengaruh/akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi. Amigdala merupakan area perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat bawah sadar. Amigdala berproyeksi pada jalur sistem limbic seseorang dalam hubungan dengan alam sekitar dan pikiran. 22 THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 Carpenito, L.J. 1999. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 7, Alih BahasaMonica Ester. Jakarta : EGC. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. ECG, jakarta Hawari. D, 2005. Management Stres, Cemas, dan Depresi, FKUI : Jakarta. Hendranata, L 2007. Bebas dari Kanker dengan Terapi Alternatif, Elex Media Komputindu, Jakarta. Hidayat, A.A.A, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta. Hidayat, A.A.A, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Salemba Medika : Jakarta. Kozier B., Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis, Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Kalsum, U. dkk. 2007. Pengaruh Teknik Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Klien Wanita Dengan Gangguan Tidur (insomnia) Usia 20-15 tahun di Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru Malang. Jurnal Kesehatan FKUB Melisa Utari Tanjung dan Mahnum Lailan Nasution. 2012. Faktor Internal dan Eksternal Kecemasan Pada Pasien Kanker Serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan Universitas Sumatra Utara. National Safety Council. 2003. Manajemen Stres. Alih Bahasa Palupi Widyastuti. ECG, Jakarta. Nursalam, 2003. Riset Keperawatan Ilmiah, Salemba Medika : Jakarta. Nursalam, 2008, Konsep dan Pererapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta Potter P. A. & Perry A. G. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Rasjidi I. H. 2008. Manual Prakanker Serviks. Jakarta: CV Sagung Seto tujuan akhir dari teknik guided imagery yaitu dapat menurunkan tingkat kecemasan pada penderita kanker serviks dan menigkatkan perasaan damai tenang pada penderita kanker serviks. KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat kecemasan penderita kanker serviks di rumah singgah sasana marsudi husada Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sebelum dilakukan teknik guided imagery sebagian besar mengalami kecemasan sedang dan kecemasan ringan. Tingkat kecemasan penderita kanker serviks di rumah singgah sasana marsudi husada Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sesudah dilakukan teknik guided imagery mengalami kecemasan ringan 57 % dan tidak ada kecemasan 43 %. Ada pengaruh teknik guided imagery terhadap tingkat kecemasan penderita kanker serviks di rumah singgah sasana marsudi husada yayasan kanker Indonesia cabang Jawa Timur. Pihak yayasan diharapkan dapat mengidentifikasi kondisi psikologis penderita kanker serviks sehingga ditemukannya penderita yang mengalami kecemasan dan dapat menerapkan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan. Responden diharapkan mengetahui tanda dan gejala kecemasan sehingga dapat mengatasi kecemasan tersebut menggunakan mekanisme koping individu dan menerapkan beberapa terapi relaksasi seperti guided imagery. Peneliti selanjutnya dapat meneliti beberapa terapi yang efektif untuk menurunkan kecemasan dengan sampel yang luas DAFTAR PUSTAKA Aprilina, N. F. dkk. 2011. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Pada Pasien Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Krobokan Semarang. Jurnal Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang. 23 THE SUN Vol. 2(1) Maret 2015 Rasjidi I. H. 2008.Imaging Ginekologi Onkologi.Jakarta. EGC Samadi Prianto. 2011. Yes, I KnowEverything about Kanker Serviks. Jakarta. PT Tiga Serangkai Pustaka. Sarka A. S. dan Sri H.. 2009. Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan Jiwa. Penerbit Buku kedokteran ECG Sri W. dan Mariyam, 2012. Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat nyeri Anak Usia 7-13 Tahun Saat Dilakukan Pemasangan Infus Di RSUD Kota Semarang. Jurnal Keperawatan, UNIMUS Semarang Stuart dan Sundeen, 1998. Nursing Health Book. EGC : Jakarta. Wikajasasto. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta.YRPSP Yenni A. B. 2011. Gambaran tingkat kecemasan, stres, dan depresi pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Keperawatan , UNPAD Bandung. 24